Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH KIMIA

“PENERAPAN SIFAT KOLIGATIF LARUTAN DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI”

PEMBINA : WENIARTI, M.SI,

DISUSUN OLEH : DIYEN PARAMITHA

KELAS : XII IPA 3

ABSEN : 11

MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 KOTA BENGKULU TAHUN AJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR

Dengan penuh rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia
akal, pikiran, ketabahan, keuletan, kesabaran, dan keteguhan hati, akhirnya saya dapat memulai dan
menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.

Penyusunan makalah ini pada dasarnya adalah untuk melengkapi nilai-nilai tugas Kimia. Selain
itu, penyusunan makalah ini dimaksudkan sebagai wadah berpikir dan upaya memperluas wawasan
serta pengetahuan yang pada ujungnya diharapkan dapat meningkatkan kompetensi dan
kemandirian pada diri.

Pada kesempatan kali ini saya mengucapkan terima kasih kepada

v Ibu Weni selaku guru mata pelajaran Kimia dan guru pembimbing.

v Teman-teman kelas XII.

v Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu.

Saya sebagai penyusun menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna. Untuk itulah,
saya harapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Akhirnya saya sebagai penyusun hanya dapat berharap agar makalah ini dapat diterima
dengan baik dan bermanfaat bagi semua pihak.

Bengkulu, 17 Agustus 2023


DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................................................i

Kata Pengantar ..........................................................................................................................iv

Daftar Isi ....................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah .....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah .............................................................................................................1

C. Tujuan ................................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................................2

A. Penerapan Penurunan Tekanan Uap ..................................................................................3

B. Penerapan Penurunan Titik Beku .....................................................................................3

C. Penerapan Tekanan Osmosis ............................................................................................4

BAB III PENUTUP ......................................................................................................................6

Kesimpulan ..................................................................................................................6
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanpa kita sadari, selama ini kehidupan kita sangat berkaitan dengan zat kimia yang dapat kita temui
dalam berbagai macam bentuk. Salah satunya dalam larutan yang akan dibahas lebih jauh dalam
makalah ini. Misalnya garam dapur atau Natrium Klorida (NaCl). Selain memperkaya rasa masakan
ternyata garan dapur (NaCl) yang kita kenal selama ini mempunyai kegunaan lain. Ternyata garam
dapur (NaCl) dalam bentuk larutan jika disambungkan dengan power supply dapat menghantarkan
arus listrik dan membuat lampu menyala.

Demikian juga halnya dengan larutan-larutan lainnya, misalnya air suling, larutan gula, asam asetat,
amonia, asam sulfat, asam klorida, natrium klorida, natrium hidroksida, dan masih banyak lagi.
Secara garis besar larutan dibagi menjadi dua yaitu larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit.
Larutan elektrolit dibagi lagi menjadi dua yaitu elektrolit kuat dan elektroit lemah. Dan untuk
selengkapnya akan dibahas pada bab selanjutnya.

B. Rumusan Masalah

a) Bagaimana Sifat koligatif larutan

b) Bagaimana jenis-jenis larutan

c) Bagaimana Penerapan sifat koligatif larutan dalam kehidupan sehari-hari

C. Tujuan

Untuk menambah wawasan mengenai larutan, apa saja jenis-jenisnya, dan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.

BAB II

PEMBAHASAN

PENERAPAN SIFAT KOLIGATIF LARUTAN DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI


Dalam kimia, larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang
jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang
jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven. Komposisi
zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses
pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi.

Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan pelarut di dalam
larutan. Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah
total zat dalam larutan, atau dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah pelarut. Contoh
beberapa satuan konsentrasi adalah molar, molal, dan bagian per juta (part per million, ppm).
Sementara itu, secara kualitatif, komposisi larutan dapat dinyatakan sebagai encer (berkonsentrasi
rendah) atau pekat (berkonsentrasi tinggi).

Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada macamnya zat terlarut tetapi
semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut (konsentrasi zat terlarut). Hukum Roult
merupakan dasar dari sifat koligatif larutan. Keempat sifat itu ialah:

Penurunan tekanan uap relatif terhadap tekanan uap pelarut murni.Peningkatan titik didih

,Penurunan titik beku,Gejala tekanan osmotik.

Sifat koligatif larutan dapat dibedakan menjadai dua macam, yaitu sifat larutan nonelektrolit dan
elektrolit. Hal itu disebabkan zat terlarut dalam larutan elektrolit bertambah jumlahnya karena
terurai menjadi ion-ion, sedangkan zat terlarut pada larutan nonelektrolit jumlahnya tetap karena
tidak terurai menjadi ion-ion, sesuai dengan hal-hal tersebut maka sifat koligatif larutan
nonelektrolit lebih rendah daripada sifat koligatif larutan elektrolit. Larutan merupakan suatu
campuran yang homogen dan dapat berwujud padatan, maupun cairan. Akan tetapi larutan yang
paling umum dijumpai adalah larutan cair, dimana suatu zat tertentu dilarutkan dalam pelarut
berwujud cairan yang sesuai hingga konsentrasi tertentu.

Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat larutan itu sendiri.
Namun sebelum itu kita harus mengetahui hal- hal berikut:

• Molar, yaitu jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan

• Molal,yaitu jumlah mol zat terlarut dalam 1 kg larutan

• Fraksi mol, yaitu perbandingan mol zat terlarut dengan jumlah mol zat pelarut dan zat terlarut.

A. PENERAPAN PENURUNAN TEKANAN UAP

Laut mati adalah contoh dari terjadinya penurunan tekanan uap pelarut oleh zat terlarut yang tidak
mudah menguap. Air berkadar garam sangat tinggi ini terletak di daerah gurun yang sangat panas
dan kering, serta tidak berhubungan dengan laut bebas, sehingga konsentrasi zat terlarutnya
semakin tinggi.

Pada saat berenang di laut mati, kita tidak akan tenggelam karena konsentrasi zat terlarutnya yang
sangat tinggi. Hal ini tentu saja, dapat dimanfaatkan sebagai sarana hiburan atau rekreasi bagi
manusia. Penerapan prinsip yang sama dengan laut mati dapat kita temui di beberapa tempat wisata
di Indonesia yang berupa kolam apung.
B. PENERAPAN PENURUNAN TITIK BEKU

1. Membuat Campuran Pendingin

Cairan pendingin adalah larutan berair yang memiliki titik beku jauh di bawah 0oC. Cairan
pendingin digunakan pada pabrik es, juga digunakan untuk membuat es putar. Cairan pendingin
dibuat dengan melarutkan berbagai jenis garam ke dalam air.

Pada pembuatan es putar cairan pendingin dibuat dengan mencampurkan garam dapur dengan
kepingan es batu dalam sebuah bejana berlapis kayu. Pada pencampuran itu, es batu akan mencair
sedangkan suhu campuran turun. Sementara itu, campuran bahan pembuat es putar dimasukkan
dalam bejana lain yang terbuat dari bahan stainless steel. Bejana ini kemudian dimasukkan ke dalam
cairan pendingin, sambil terus-menerus diaduk sehingga campuran membeku.

2. Antibeku pada Radiator Mobil

Di daerah beriklim dingin, ke dalam air radiator biasanya ditambahkan etilen glikol. Di daerah
beriklim dingin, air radiator mudah membeku. Jika keadaan ini dibiarkan, maka radiator kendaraan
akan cepat rusak. Dengan penambahan etilen glikol ke dalam air radiator diharapkan titik beku air
dalam radiator menurun, dengan kata lain air tidak mudah membeku.

3. Antibeku dalam Tubuh Hewan

Hewan-hewan yang tinggal di daerah beriklim dingin, seperti beruang kutub, memanfaatkan prinsip
sifat koligatif larutan penurunan titik beku untuk bertahan hidup. Darah ikan-ikan laut mengandung
zat-zat antibeku yang mempu menurunkan titik beku air hingga 0,8oC. Dengan demikian, ikan laut
dapat bertahan di musim dingin yang suhunya mencapai 1,9oC karena zat antibeku yang
dikandungnya dapat mencegah pembentukan kristal es dalam jaringan dan selnya. Hewan-hewan
lain yang tubuhnya mengandung zat antibeku antara lain serangga , ampibi, dan nematoda. Tubuh
serangga mengandung gliserol dan dimetil sulfoksida, ampibi mengandung glukosa dan gliserol darah
sedangkan nematoda mengandung gliserol dan trihalose.

4. Antibeku untuk Mencairkan Salju

Di daerah yang mempunyai musim salju, setiap hujan salju terjadi, jalanan dipenuhi es salju. Hal ini
tentu saja membuat kendaraan sulit untuk melaju. Untuk mengatasinya, jalanan bersalju tersebut
ditaburi campuran garam NaCL dan CaCl2. Penaburan garam tersebut dapat mencairkan salju.
Semakin banyak garam yang ditaburkan, akan semakin banyak pula salju yang mencair.

5. Menentukan Massa Molekul Relatif (Mr)

Pengukuran sifat koligatif larutan dapat digunakan untuk menentukan massa molekul relatif zat
terlarut. Hal itu dapat dilakukan karena sifat koligatif bergantung pada konsentrasi zat terlarut.
Dengan mengetahui massa zat terlarut (G) serta nilai penurunan titik bekunya, maka massa molekul
relatif zat terlarut itu dapat ditentukan.

C. PENERAPAN TEKANAN OSMOSIS

1. Mengontrol Bentuk Sel

Larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmosis yang sama disebut isotonik. Larutan-larutan
yang mempunyai tekanan osmosis lebih rendah daripada larutan lain disebut hipotonik. Sementara
itu, larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmosis lebih tinggi daripada larutan lain disebut
hipertonik.

Contoh larutan isotonik adalah cairan infus yang dimasukkan ke dalam darah. Cairan infus harus
isotonik dengan cairan intrasel agar tidak terjadi osmosis, baik ke dalam ataupun ke luar sel darah.
Dengan demikian, sel-sel darah tidak mengalami kerusakan.

2. Mesin Cuci Darah

Pasien penderita gagal ginjal harus menjalani terapi cuci darah. Terapi menggunakan metode dialisis,
yaitu proses perpindahan molekul kecil-kecil seperti urea melalui membran semipermeabel dan
masuk ke cairan lain, kemudian dibuang. Membran tak dapat ditembus oleh molekul besar seperti
protein sehingga akan tetap berada di dalam darah.

3. Pengawetan Makanan

Sebelum teknik pendinginan untuk mengawetkan makanan ditemukan, garam dapur digunakan
untuk mengawetkan makanan. Garam dapat membunuh mikroba penyebab makanan busuk yang
berada di permukaan makanan.

4. Membasmi Lintah

Garam dapur dapat membasmi hewan lunak, seperti lintah. Hal ini karena garam yang ditaburkan
pada permukaan tubuh lintah mampu menyerap air yang ada dalam tubuh sehingga lintah akan
kekurangan air dalam tubuhnya.

5. Penyerapan Air oleh Akar Tanaman

Tanaman membutuhkan air dari dalam tanah. Air tersebut diserap oleh tanaman melalui akar.
Tanaman mengandung zat-zat terlarut sehingga konsentrasinya lebih tinggi daripada air di sekitar
tanaman sehingga air dalam tanah dapat diserap oleh tanaman.

6. Desalinasi Air Laut Melalui Osmosis Balik

Osmosis balik adalah perembesan pelarut dari larutan ke pelarut, atau dari larutan yang lebih pekat
ke larutan yang lebih encer. Osmosis balik terjadi jika kepada larutan diberikan tekanan yang lebih
besar dari tekanan osmotiknya.

Osmosis balik digunakan untuk membuat air murni dari air laut. Dengan memberi tekanan pada
permukaan air laut yang lebih besar daripada tekanan osmotiknya, air dipaksa untuk merembes dari
air asin ke dalam air murni melalui selaput yang permeabel untuk air tetapi tidak untuk ion-ion
dalam air laut. Tanpa tekanan yang cukup besar, air secara spontan akan merembes dari air murni ke
dalam air asin.

Penggunaan lain dari osmosis balik yaitu untuk memisahkan zat-zat beracun dalam air limbah
sebelum dilepas ke lingkungan bebas.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Sifat koligatif adalah sifat-sifat fisis larutan yang hanya bergantung pada konsentrasi partikel zat
terlarut, tetapi tidak pada jenisnya. Sifat koligatif larutan meliputi tekanan uap, penurunan titik beku,
kenaikan titik didih, dan tekanan osmotik. Sifat koligatif terutama penurunan titik beku dan tekanan
osmosis memiliki banyak kegunaan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa penerapan penurunan
titik beku dapat mempertahankan kehidupan selama musim dingin. Penerapan tekanan osmosis
ditemukan di alam, dalam bidang kesehatan, dan dalam ilmu biologi.

Anda mungkin juga menyukai