Disusun Oleh :
NISN : 0067192607
Jl. Buyut Kaipah No. 11 Rt. 002/003, Karang Anyar, Kec. Karang Bahagia, Kab. Bekasi,
Jawa Barat 17530
TAHUN PELAJARAN 2023-2024
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Penulis
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN MATERI
Sifat-sifat larutan yang tidak tergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya
pada konsentrasi partikel terlarutnya disebut sifat koligatif. Istilah koligatif berasal
dari bahasa Latin yang artinya kolega atau kelompok. Sifat koligatif hanya
tergantung pada jumlah partikel atau kelompok partikel zat terlarut di dalam larutan.
Perlu Anda pahami bahwa zat terlarut dengan jumlah mol yang sama tidak
selalu menghasilkan jumlah partikel yang sama di dalam larutan. Ada kalanya
beberapa molekul atau partikel zat terlarut mengelompok sehingga jumlah partikel
menjadi lebih sedikit dari yang diperkirakan. Sementara itu, khususnya untuk
larutan elektrolit, jumlah partikel di dalam larutan akan lebih banyak karena zat
elektrolit terurai menjadi ion-ion. Sebelumnya telah disebutkan bahwa sifat
koligatif larutan hanya tergantung pada konsentrasi partikel zat terlarut, bukan pada
jenisnya (apakah partikel terlarut merupakan molekul atau ion, sama saja). Oleh
karena itu, sifat koligatif larutan elektrolit akan berbeda dengan sifat koligatif
larutan nonelektrolit, meskipun jumlah mol zat terlarutnya sama. Pada pembahasan
berikut, akan dibahas terlebih dahulu sifat koligatif larutan nonelektrolit, baru
kemudian dibahas sifat koligatif larutan elektrolit. Sifat koligatif yang akan dibahas
meliputi penurunan tekanan uap, penurunan titik beku, kenaikan titik didih, dan
tekanan osmotik.
2
Alat dan bahan yang diperlukan Bahan yang digunakan pada percobaan
Sifat koligatif larutan adalah H₂O, garam, gula pasir. Alat yang digunakan pada
percobaan sifat koligatif larutan adalah gelas kimia, klem, statif, thermometer,
reaksi, kaki tiga, bunsen, dan batang pengaduk.
3
- Penyulingan gula
- Penambahan bumbu setelah air yang dimasak telah mendidih
- Penambahan garam ketika memasak
- Mengukur massa molar
- Mencairkan salju dengan garam
4
Jumlah fraksi mol zat terlarut dan zat pelarut adalah 1.
B. Tekanan Uap
Tekanan yang disebabkan oleh uap jenuh dinamakan tekanan uap jenuh.
Besarnya tekanan uap jenuh dipengaruhi oleh jumlah zat dan suhu. Makin besar
tekanan uap suatu cairan, makin mudah molekul-molekul cairan itu berubah
menjadi uap. Penurunan tekanan uap terjadi karena zat terlarut yang sangat
tinggi dan tidak mengalami penguapan. Tekanan uap suatu larutan dapat diukur
5
lebih rendah. Penurunan titik beku pada konsepnya sama dengan kenaikan titik
didih. Larutan mempunyai titik beku yang lebih rendah dibandingkan dengan
pelarut murni. Makin tinggi konsentrasi zat terlarut makin rendah titik beku
larutan. Selisih antara titik beku pelarut dengan titik beku larutan dinamakan
penurunan titik beku larutan ( ΔTf = freezing point).
ΔTf = Titik beku pelarut – Titik
Menurut hukum Raoult penurunan titik beku larutan dirumuskan seperti:
∆Tf = m x Kf
Keterangan:
ΔTf = penurunan titik beku
M = molalitas larutan Kf = tetapan penurunan titik beku molal
6
D. Kenaikan Titik Didih
Suatu larutan mendidih pada temperatur lebih tinggi dari pelarutnya,
selisihnya disebut kenaikan titik didih larutan
Suhu di mana cairan mendidih dinamakan titik didih. Jadi, titik didih
adalah temperatur di mana tekanan uap sama dengan tekanan atmosfer. Selama
gelembung terbentuk dalam cairan, berarti selama cairan mendidih, tekanan uap
sama dengan tekanan atmosfer, karena tekanan uap adalah konstan maka suhu
dan cairan yang mendidih akan tetap sama. Penambahan kecepatan panas yang
diberikan pada cairan yang mendidih hanya menyebabkan terbentuknya
gelembung uap air lebih cepat. Cairan akan lebih cepat mendidih, tapi suhu
didih tidak naik. Jelas bahwa didih cairan tergantung dari besaranya tekanan
atmosfer. Titik didih merupakan satu sifat lagi yang dapat digunakan untuk
memperkira secara tak langsung berapa kuatya gaya tarik antara molekul dalam
cairan. Cairan yang gaya tarik antar molekulnya kuat, titik didihnya tinggi dan
sebaliknya bila gaya tarik lemah, titik didihnya rendah.
Titik didih larutan selalu lebih tinggi dibandingkan titik didih pelarut.
Sifat ini dirumuskan sebagai berikut:
7
Bila suatu zat cair dinaikkan suhunya, maka semakin banyak zat cair
yang menguap. Pada suhu tertentu jumlah uap diatas permukaan zat cair akan
menimbulkan tekanan uap yang sama dengan tekanan udara luar.
Faktor yang mempengaruhi kenaikan titik didih adalah konsentrasi
(molalitas). Hasil eksperimen Roult menunjukkan bahwa kenaikan titik didih
larutan akan semakin besar apabila konsentrasi (molal) dan zat terlarut semakin
besar. Titik didih larutan akan lebih tinggi dari titik didih pelarut murni.
Titik didih suatu zat cair dipengaruhi oleh tekanan udara, artinya makin
bsar tekanan udara makin besar pula titik didih zat cair tersebut. Pada tekanan
dan temperatur udara standar (76 cmHg, 25°C) titik didih air sebesar 100°C.
Artinya pelarut murni akan mendidih bila tekanan uap jenuh pada permukaan
cairan sama dengan tekanan udara luar. Pada sistem terbuka, tekanan udara luar
adalah 760 mmHg (tekanan udara pada permukaan lautan) dan suhu pada
tekanan udara luar 760 mmHg disebut titik didih normal. Titik didih suatu cairan
adalah suhu pada saat tekanan uap jenuh cairan itu sama dengan tekanan luar
(tekanan yang diberikan pada permukaan cairan). Dari definisi ini kita ketahui
bahwa titik didih cairan bergantung pada tekanan udara pada permukaan cairan.
Itulah sebabnya, titik didih air di gunung berbeda dengan di pantai. Pada saat
tekanan uap sama dengan tekanan udara luar maka gelembung-gelembung uap
dalam cairan bergerak ke permukaan dan masuk fase gas.
E. Tekanan Osmotik
Tekanan osmotik adalah tekanan yang dibutuhkan untuk
mempertahankan kesetimbangan osmotik antara suatu larutan dan pelarut
murninya yang dipisahkan oleh suatu membran yang dapat ditembus hanya oleh
pelarut tersebut.
Tekanan osmotik termasuk dalam sifat-sifat koligatif karena besarnya
hanya tergantung pada jumlah partikel zat terlarut. J.H. Vant Hoff menemukan
hubungan antara tekanan osmotik larutan-larutan encer dengan persamaan gas
ideal, yang dituliskan seperti berikut:
8
π = MRT
Keterangan:
π= tekanan osmotik
V = volume larutan (L)
N = jumlah mol zat terlarut
R= tetapan gas (0,082 L atm mol-1K-1)
T = suhu mutlak (K)
9
tekanan osmotik dengan lingkungannya. Jika tekanan osmotik di dalam sel
dengan luar sel seimbang maka dikatakan sebagai keadaan isotonik pada
keadaan ini volume sel tidak mengalami perubahan volume. Jika tekanan
osmotik di dalam sel lebih besar maka cairan dalam sel bisa keluar sehingga sel
akan mengkerut, sebaliknya disebut hipotonik yaitu liquid di luar sel akan
masuk ke sel sehingga sel akan bertambah besar.
10
CONTOH SOAL
1. Sebanyak 1,8 gram zat non-elektrolit dilarutkan ke dalam 200 gram air. Bila
penurunan titik beku larutan 0,93°C (K, air = 1 ,86^ C) , maka massa molekul
relatif zat tersebut adalah
Jawaban :
2. Jika 6,84 gram sukrosa (Mr = 324) dilarutkan dalam air dan membentuk larutan
bervolume 100 mL pada suhu 27 °C (R = 0,082 L.atm/mol.K), hitunglah
tekanan osmotik larutan tersebut.
Jawaban :
11
3. larutan elektrolit biner 0,5 molal membeku pada suhu -1,55°C. Jika nilai K =
1,86°C/m, derajat ionisasi larutan elektrolit tersebut adalah
Jawaban :
Elektrolit biner, nilai n = 2
∆Tf = 1,55 = m x Kf x i
= 0,5 × 1,86 x i; i = 1,66
i = 1 + (n-1) α
1,66 = 1 + (2-1) α
α = 1,66 – 1 = 0,66
12
5. Dalam 100 mL larutan terdapat 6,84 gram zat X yang non-elektrolit. Pada
temperatur 27°C. Tekanan osmosis larutan 4,92 atm. Massa molekul relatif (M)
zat non-elektrolit tersebut adalah
Jawaban :
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
14
DAFTAR PUSTAKA
http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/07/tekanan-osmotik-osmosis-contoh-
https://renideswantikimia.wordpress.com/kimia-kelas-xii-3/semester-i/1-sifat-
koligatif-larutan/2-penurunan-tekanan-uap-larutan/
https://hatopikchem.wordpress.com/pbm-kimia/rumus-tekanan-osmotik-
https://www.mastah.org/tekanan-osmotik-pengertian-rumus-dan-manfaat/
https://www.detik.com/bali/berita/d-6421701/sifat-koligatif-larutan-pengertian-
manfaat-dan-contoh-soalnya
https://www.materibelajar.id/2016/08/pengertian-molalitas-dan-fraksi-
mol.html?m=1
https://soalfismat.com/contoh-soal-tekanan-osmotik-dan-pembahasannya/
15
LAPORAN PRAKTIKUM
“LAJU REAKSI”
A. Definisi
Laju reaksi didefinisikan sebagai proses berubahnya konsentrasi per
satuan waktu. Laju reaksi memiliki konstanta yang sangat bergantung pada suhu
reaksi.
Pada umumnya reaksi akan berlangsung lebih cepat jika kontraksi
pereaksi diperbesar. Zat yang konsentrasinya besar mengandung jumlah
partikel yang lebih banyak, sehingga partikel-partikelnya tersusun lebih rapat
dibanding zat yang kontraksinya rendah.
B. Kompetensi Dasar
1. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
2. Mengidentifikasi beberapa reaksi kimia yang terjadi di sekitar kita.
3. Menjelaskan pengertian laju reaksi
C. Tujuan
Tujuan dilakukannya praktik ini adalah untuk mengetahui apa yang
dimaksud dengan laju reaksi, bagaimana proses terjadinya laju reaksi, ada apa
saja laju reaksi yang ada di sekitar kita. Selain itu praktik ini bertujuan untuk
memenuhi syarat kelulusan di sekolah SMA NEGERI 1 KARANG BAHAGIA.
16
D. Teori
Laju reaksi adalah perubahan konsentrasi pereaksi (reaktan) atau
konsentrasi hasil reaksi (produk) tiap satuan waktu. Katalis adalah zat yang
dapat mengubah laju reaksi tanpa dirinya mengalami perubahan kimia yang
permanen. Katalisator adalah katalis yang berfungsi untuk mempercepat laju
reaksi. Dari hasil percobaan ternyata laju reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi,
luas permukaan, temperatur, dan katalis (James E. Brady, 1990).
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
1. Konsentrasi
Pada umumnya, reaksi akan berlangsung lebih cepat jika
konsentrasi pereaksi diperbesar. Zat yang konsentrasinya besar
mengandung jumlah partikel yang lebih banyak, sehingga partikel-
partikelnya tersusun lebih rapat dibanding zat yang konsentrasinya
rendah. Partikel yang susunannya lebih rapat, akan lebih sering
dibanding dengan partikel yang susunannya renggang, sehingga
kemungkinan terjadinya reaksi makin besar.
2. Luas Permukaan
Salah satu syarat agar reaksi dapat berlangsung adalah zat-
zat pereaksi harus bercampur atau bersentuhan. Pada campuran
pereaksi yang heterogen, reaksi hanya terjadi pada bidang batas
campuran. Bidang batas campuran inilah yang dimaksud dengan
bidang sentuh. Dengan memperbesar luas bidang sentuh, reaksi akan
berlangsung lebih cepat.
3. Temperatur
Setiap partikel selalu bergerak. Dengan menaikkan
temperatur, energi gerak atau energi kinetik partikel bertambah,
sehingga tumbukan lebih sering terjadi Dengan frekuensi tumbukan
yang semakin besar, maka kemungkinan terjadinya tumbukan
efektif yang mampu menghasilkan reaksi juga semakin besar. Suhu
atau temperatur ternyata juga memperbesar energi potensial suatu
zat. Zat-zat yang energi potensialnya kecil, jika bertumbukan akan
sukar menghasilkan tumbukan efektif. Hal ini terjadi karena zat-zat
17
tersebut tidak mampu melampaui energi aktivasi. Dengan
menaikkan suhu, maka hal ini akan memperbesar energi potensial,
sehingga ketika bertumbukan akan menghasilkan reaksi.
4. Katalis
Katalis adalah suatu zat yang berfungsi mempercepat
terjadinya reaksi. Tetapi pada akhir reaksi dapat diperoleh kembali.
Fungsi katalis adalah menurunkan energi aktivasi, sehingga jika ke
dalam suatu reaksi ditambahkan katalis, maka reaksi akan lebih
mudah terjadi. Hal ini disebabkan karena zal- zat yang bereaksi akan
lebih mudah melampaui energi aktivasi.
5. Pengaruh Suhu terhadap Laju Reaksi
Reaksi kimia terjadi karena adanya tumbukan yang efektif
antar partikel, tumbukan yang terjadi karena partikel-partikel yang
selalu bergerak. Dengan peningkatan suhu, energi kinetik partikel
semakin besar. Hal ini menyebabkan gerak partikel juga semakin
b. Teori Tumbukan
Reaksi kimia terjadi karena adanya tumbukan yang efektif antara
partikel- partikel zat yang bereaksi. Tumbukan efektif adalah tumbukan
yang mempunyai energi yang cukup untuk memutuskan ikatan-ikatan pada
zat yang bereaksi (James E. Brady, 1990).
18
Pada umumnya reaksi akan berlangsung lebih cepat jika kontraksi
pereaksi diperbesar. Zat yang konsentrasinya besar mengandung jumlah
partikel yang lebih banyak, sehingga partikel-partikelnya tersusun lebih
rapat dibanding zat yang kontraksinya rendah. Salah satu syarat agar reaksi
dapat berlangsung adalah zat-zat harus tercampur atau tersentuh.
Contoh tumbukan yang
menghasilkan reaksi dan tumbakan
yang tidak menghasilkan reaksi
antara molekul hidrogen (H2) dan
molekul iodin (I2), dapat dilihat
pada gambar
H2(g)+I2(g) → 2 HI (g) Sebelum suatu tumbukan
terjadi, partikel-partikel memerlukan
suatu energi minimum yang dikenal
sebagai energi pengaktifan atau energi
aktivasi (E). Energi pengaktifan atau
energi aktivasi adalah energi minimum
yang diperlukan untuk berlangsungnya
suatu reaksi. Sebagai contoh adalah
reaksi antara hidrogen (H₂) dengan
oksigen (O₂) menghasilkan air, dapat
dilihat pada gambar 3.5.
19
E. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan dalam melakukan ujian praktek ini adalah sebagai
berikut:
1. Pita magnesium
2. HCl
3. Tiga keping redoxon
4. Air murni atau air bersih
5. 3 buah gelas plastik dengan ukuran yang sama
6. Pisau
7. Serbet atau tisu
8. Alat penumbuk
9. Gelas ukur
10. 3 buah gelas kaca
F. Cara Kerja
Praktek laju reaksi ini menjalani dua kali ujian praktek yaitu dengan
menggunakan redoxon dan pita magnesium. Berikut langkah kerja dari kedua
ujian praktek laju reaksi ini:
20
2) Setelah mengukur pita magnesium dan dengan jumlah yang sama
siapkan 3 buah gelas kaca yang telah diisi masing-masing dengan
20ml HCl yang telah diukur terlebih dahulu dengan gelas ukur.
21
4) Siapkan timer, lalu masukkan terlebih dahulu redoxon dengan
bentuk serbuk kasar, lakukan hal yang sama hingga redoxon yang
berbentuk 4 bagian, dan lihat berapa waktu yang di butuhkan untuk
redoxon tersebut bereaksi
5) Setelah melakukan semuanya, amatilah percobaan laju reaksi
tersebut dengan teliti.
22
HASIL PENGAMATAN
Pada ujian praktik ini saya mengamati beberapa cara kerja laju reaksi dari
kedua ujian praktik tersebut yaitu:
1. Ujian praktik pertama dengan pita magnesium
Bidang Sentuh Luas Permukaan Waktu (detik)
Bidang Sentuh
3 buah pita magnesium 1 cm 07,41
2 buah pita magnesium 1.5 cm 07,46
1 buah pita magnesium 2 cm 08,26
23
KESIMPULAN
Dari hasil praktikum ini saya menyimpulkan bahwa proses laju reaksi di
pengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor luas permukaan bidang
sentuh. Semakin besar luas permukaan bidang sentuh, maka semakin lambat proses
reaksi dari suatu bidang sentuh, dan begitu pun sebaliknya. Dan laju reaksi juga
dipengaruhi oleh bentuk Zat yang digunakan.
24
DOKUMENTASI KELOMPOK
25