Anda di halaman 1dari 11

PRAKTIKUM KIMIA DASAR

MAKALAH

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

OLEH:

KELOMPOK :

ANGGITYA ELSYAFITRI K (

TOTO NUGROHO.T.M (200310002)

TERESYA MARCILIYANTI ACHMAD (200310013)

FAKULTAS AGROINDUSTRI

PRODI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebagai pencipta atas segala kehidup
an yang senantiasa memberikan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini de
ngan judul “Sifat Koligatif Larutan”

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat
fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai t
ugas dari mata kuliah Kimia Fisik.

kami dapat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini.Oleh karena it
u kami akan sangat menghargai kritikan dan saran untuk membangun makalah ini lebih baik lagi.sem
oga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Yogyakarta,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………..…i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….....ii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………….

1.1 Latar belakang…………………………………………..…...……….


1.2 Rumusan masalah………………………………………….…...……
1.3 Tujuan…………………………………………………………………..
BAB II LANDASAN TEORI………………………………………………...…

BAB III PEMBAHASAN…………………………………………………………

2.1 Penurunan tekanan uap

2.2 Kenaikan titik beku

2.3 Penurunan titik beku

2.4 Tekanan osmosis

BAB IV PENUTUP…………………………………………………………...

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………
3.2 Saran……………………………………………………………..……
3.3 Daftar pustaka………………………………..…………………….
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Tanpa disadari dalam kehidupan sehari-hari, kita seringkali dijumpai oleh zat kimia
dalam berbagai bentuk, mulai dari pembuatan makanan seperti es krim hingga cairan dalam
tubuh kita, tak terkecuali sifat koligatif larutan itu sendiri. Apa itu sebenarnya sifat koligatif
larutan?
Sifat koligatif larutan merupakan sifat fisis larutan yang hanya bergantung pada
konsentrasi partikel zat terlarut, tetapi tidak pada jenisnya. Sifat koligatif larutan meliputi
tekanan uap, penurunan titik beku, kenaikan titik didih, dan tekanan osmotik. Salah satu
penerapan sifat koligatif tentang penurunan tekanan uap larutan dalam kehidupan sehari-hari
terjadi dalam pembuatan es krim. Penilitian ini dilakukan pada pembuatan es krim, kenaikan
titik didih, dan penurunan titik beku.
Sifat koligatif larutan memang cukup jarang dibahas oleh orang awam. Padahal
kenyataannya, sifat koligatif larutan ini memiliki banyak sekali manfaat dalam menopang
kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Oleh karena itu, perlunya pembahasan lebih lanjut
mengenai sifat koligatif larutan.
Selain itu, kurangnya pengetahuan menyebabkan kejadian atau peristiwa kimiawi yang
terjadi dilingkup kehidupan bermasyarakat membuat aneka peristiwa kimiawi yang susah
untuk ditafsirkan, sehingga perlunya pengetahuan proses kimiawi lewat makalah ini, guna
untuk mengetahui keuntungan dan kerugian yang terjadi dalam proses kimiawi.
1.2 RUMUSAN MASALAH

 Apa itu sifat koligatif larutan ?

1.2 TUJUAN

 Kita dapat mengetahui apa itu larutan koligatif,dan mengetahui bagaimana


terbentuknya penurunan tekanan uap,kenaikan titik didih, penurunan titk beku, dan
tekanan osmosis.
BAB II

LANDASAN TEORI
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut
tetapi hanya bergantung pada konsentrasi partikel zat terlarutnya. Sifat koligatif larutan terdiri
dari dua jenis, yaitu sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif larutan nonelektrolit.
Beberapa definisi sifat koligatif larutan menurut beberapa ahli diantaranya :

1. Menurut Raymond Chang (2004:12) dalam bukunya Kimia Dasar jilid II, sifat
koligatif larutan adalah suatu sifat yang hanya tergantung pada jenis zat terlarutnya
dan tidak tergantung pada jenis pelarutnya.Titik didih artinya suatu titik atau
temperatur di mana tekanan dalam larutan tersebut sama dengan tekanan luarnya.
2. Menurut Marie Francois Raoult pada tahun 1878, tekanan uap larutan ideal
dipengaruhi oleh tekanan uap pelarut dan fraksi mol zat terlarut yang terkandung
dalam larutan tersebut.
3. Menurut (Syukri, 1999) Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak
bergantung pada jenis zat terlarut tetapi tergantung pada banyaknya partikel zat
terlarut dalam larutan.
4. Menurut (Sastrohamidjojo, 2001) Sifat koligatif larutan dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit . Hal itu disebabkan zat terlarut
dalam larutan elektrolit bertambah jumlahnya karena terurai ion-ion, sedangkan zat
terlarut pada larutan non-elektrolit jumlahnya tetap karena tidak terurai menjadi ion-
ion, sesuai dengan hal-hal tersebut maka sifat koligatif larutan non-elektrolit lebih
rendah daripada sifat kologatif larutan elektrolit. Larutan merupakan suatu campuran
yang homogeny dan dapat berwujuf padatan, maupun cairan. Akan tetapi larutan yang
paling umum dijumpai adalah larutan cair, dimana suatu zat tertentu dilarutkan dalam
pelarut berwujud cairan yang sesuai hingga konsentrasi tertentu.
BAB III
PEMBAHASAN

Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada macamnya zat
terlarut tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut. Sifat koligatif
larutan terdiri dari dua jenis, yaitu sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif larutan
non-elektrolit. Hal itu disebabkan zat terlarut dalam larutan elektrolit bertambah jumlahnya
karena terurai menjadi ion-ion, sedangkan zat terlarut pada larutan non-elektrolit jumlahnya
tetap karena tidak terurai menadi ion-ion, sesuai dengan hal-hal tersebut maka sifat koligatif
larutan non-elektrolit lebih rendah daripada sifat koligatif larutan elektrolit.
Larutan merupkan suatu campuran yang homogen dan dapat berwujud padatan
Maupun cairan. Akan tetapi larutan yang paling umum dijumpai adalah larutan cair, dimana
suatu zat tertentu dilarutkan dalam pelarut berwujud cairan yang sesuai hingga konsentrasi
tertentu. Hukum Roult merupakan dasar dari sifat koligatif larutan. Keempat sifat itu ialah,
penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmosis.

2.1 PENURUNAN TEKANAN UAP


Proses penguapan adalah perubahan suatu wujud zat daric air menjadi gas. Ada
kecenderungan bahwa suatu zat cair akan mengalami penguapan. Kecepatan penguapan dari
setiap zat cair tidak sama, tetapi pada umumnya cairan akan semakin mudah menguap jika
suhunya semkin tinggi.
Tekanan uap larutan adalah salah satu sifat fisik yang dipengaruhi oleh adanya suatu
solute. Sedangkan penurunan tekanan uap adalah kecenderungan molekul-molekul cairan
untuk melepaskan diri dari molekul-molekul cairan disekitarnya dan menjadi uap. Jika ke
dalam cairan dimasukkan suatu zat terlarut yang sukar menguap dan membentuk suatu
larutan, maka hanya sebagian pelarut saja yang menuap karena sebagian yang lain
penguapannya dihalangi oleh zat terlarut. Besarnya penurunan ini di selidiki oleh Raoult lalu
dirumuskan sebagai berikut:

ΔP = P0 . Xt P = P0 . Xp
atau

Keterangan:
ΔP = penurunan tekanan uap jenuh larutan
P0 = tekanan uap jenuh pelarut
P = tekanan uap jenug larutan
Xt = fraksi mol zat terlarut
Xp = fraksi mol zat pelarut

2.2 KENAIKAN TITIK DIDIH


Titik didih air murni pada tekanan 1 atm adalah 100 0C. hal itu berari tekanan uap air
murni akan mencapai 1 atm (sama dengan tekanan udara luar) pada saat air dipanaskan
sampai 100 0C . Dengan demikian bila tekanan udara luar kurang dari 1 atm (misalnya
dipuncak gunung) maka titik didih air kurang dari 100 0C.
Bila kedalaman air murni dilarutkan suatu zat yang sukar menguap, maka pada suhu
100 0C tekanan uap air belum mencapai 1 atm dan berarti air itu belum mendidih. Untuk
dapat mendidih (tekanan uap air mencapai 1 atm) maka diperlukan suhu yang lebih tinggi.
Besarnya kenaikan suhu itulah yang disebut kenaikan titik didih. Menurut hukum Roult,
besarnya kenaikan titik didih larutan sebanding dengan hasil kali molalitas larutan (m) dan
kenaikan titik didih molalnya (Kb). Dapat dirumuskan sebagai berikut:

ΔTb = Kb . m Jika M=nx


1000
p
Maka rumus diatas dapat dinyatakan sebagai berikut:
1000
ΔTb = Kb (n x ¿
p

Keterangan:
ΔTb = besar penurunan titik beku
Kb = konstanta kenaikan titik didih
m = molalitas zat terlarut
n = jumlah mol terlarut
p = massa pelarut

harga Kb bervariasi untuk masing-masing pelrut. Kb diperoleh dengan mengukur


kenaikan titik didih dari larutan encer yang molalitasnya diketahui (artinya, mengandung zat
terlarut yang diketahui jumlah dan massa molalnya). Titik didih larutan merupakan titik didih
pelarut murni ditambah dengan kenaikan titik didihnya atau Tb = Tb0 + ΔTb
2.3 PENURUNAN TITIK BEKU
Proses pembekuan suatu zat cair terjadi bila suhu diturunkan sehingga jarak antar
partikel sedemikian dekat satu sama lain dan akhirnya bekerja gaya Tarik menarik antar
molekul yang sangat kuat. Adanya partikel-partikel dari zat terlarut akan menghasilkan
proses pergerakan molekul-molekul pelarut terhalang, akibatnya untuk mendekatkan jarak
antar molekul diperlukan suhu yang lebih rendah. Perbedaan suhu adanya partikel-partikel zat
terlarut disebut penurunan titik beku. Pada saat zat konvalatil ditambahkan kedalam larutan
maka akan terjadi penurunan titik beku larutan tersebut.
Titik beku larutan merupakan titik beku pelarut murni dikurangi dengan penurunan
titik bekunya. Pengukuran penurunan titik beku, seperti halnya peningkatan titik didih,
penurunan titik beku larutan sebanding dengan hasil kali molalitas larutan dengan tetapan
penurunan titik beku pelarut (Kf) dinyatakan dengan persamaan:

ΔTf = Kf . m atau Tf = Kf (n x
1000
¿
p

keterangan:
Tf penurunan titik beku
Kf = tetapan titik beku molal
n = jumlah mol zat terlarut
p = massa pelarut

2.4 TEKANAN OSMOSIS


Osmosis atauTekanan osmoti adalah proses berpindahnya zat cair dari larutan
hipotonis ke larutan hipertonis melalui membrana semipermiabel. Osmosis dapat dihentikan
jika diberi tekanan, tekanan yang diberi inilah yang disebut tekanan osmotik. Besar tekanan
osmotic diukur dengan alat osmometer, dengan memberikan beban pada kenaikan permukaan
larutan menjadi sejajar pada permukaan sebelumnya. Tekanan osmotik dirumuskan:
π = M.R.T

Keterangan:
π = tekanan osmotik
M = konsentrasi molar
R = tetapan gas ideal (0,082 L atm K mol)
T = suhu mutlak (K)

Anda mungkin juga menyukai