Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

LARUTAN
“Penurunan Titik Beku ”

Disusun oleh:
Kelompok 1
Anugrah Nurul Ramadani Rabbi
Asra Aina
Annisa Rahman
Jhody Ibnu Ferial
Kemal Yazid Ridha

XII MIA 1
SMA NEGERI 3 TAKALAR
2018
ABSTRAK
Titik beku suatu cairan akan berubah jika tekanan uap berubah, biasanya diakibatkan
oleh masuknya suatu zat terlarut atau dengan kata lain, jika cairan tersebut tidak
murni, maka titik bekunya berubah (nilai titik beku akan berkurang). Seperti yang
kita tahu bahwa titik beku pelarut murni berada pada suhu 0 oC, tapi dengan adanya
zat terlarut misalnya saja kita tambahkan gula ke dalam air tersebut maka titik beku
larutan ini tidak akan sama dengan 0oC lagi, melainkan akan turun menjadi dibawah
0oC, dan inilah yang dimaksud sebagai “penurunan titik beku”.

Percobaan “Penurunan Titik Beku” bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis zat
terlarut (volatile dan non volatile), konsentrasi larutan, serta jenis zat terlarut
(elektrolit dan non elektolit) terhadap penurunan titik beku. Metode yang digunakan
adalah dengan mencampurkan zat terlarut volatile dan non volatile, serta zat terlarut
elektrolit dan nonelektrolit kedalam air, dan membuat variasi konsentrasi larutan
NaOH, kemudian membandingkan hasil dengan titik beku air murni sehingga
diperoleh penurunan titik beku.

Dalam percobaan ini akan diteliti tentang perubahan titik beku pelarut murni yang
telah ditambahkan zat terlarut lain kedalamnya dan mencoba pembuktian bahwa titik
beku larutanya akan lebih rendah dibandingkan pelarut murninya. Adanya
ketidaksesuian antara hasil pengamatan dengan hasil perhitungan secara teori ini
disebabkan oleh beberapa faktor seperti kesalahan dalam membaca skala yang
ditunjukkan oleh termometer, api spiritus yang tidak konstan, dan suhu ruangan yang
ber-AC.

Kata Kunci: Jenis larutan, Konsentrasi Larutan, Penurunan Titik Beku, Termometer

2
DAFTAR ISI
Halaman Sampul.........................................................................................................i
Abstrak ......................................................................................................................ii
Daftar Isi....................................................................................................................iii
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................1
C. Tujuan Percobaan.......................................................................................1
D. Manfaat......................................................................................................1
BAB II Kajian Teori
A. Penurunan Titik Beku................................................................................2
BAB III Metode Percobaan
A. Alat dan Bahan..........................................................................................4
B. Langkah Percobaan....................................................................................4
BAB IV Data dan Analisis
A. Data............................................................................................................6
B. Analisis......................................................................................................6
C. Pembahasan................................................................................................6
D. Bahan Diskusi............................................................................................8
BAB V Penutup
A. Kesimpulan..............................................................................................10
B. Saran........................................................................................................10
Daftar Pustaka...........................................................................................................11
Lampiran...................................................................................................................12

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Titik beku adalah suhu dimana tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap
padatannya. Titik beku larutan lebih rendah daripada titik beku pelarut murni. Hal ini
disebabkan zat pelarutnya harus membeku terlebih dahulu, baru zat terlarutnya. Jadi
larutan akan membeku lebih lama daripada pelarut. Setiap larutan memiliki titik beku
yang berbeda.

Penurunan titik beku larutan bergantung pada jenis zat terlarut, konsentrasi
larutan, serta eletrolit atau non elektrolit zat terlarut. Untuk membuktikan pengaruh
ketiga faktor tersebut terhadap kenaikan titik didih maka perlu dilakukan percobaan
ini.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh jenis zat terlarut terhadap penurunan titik beku larutan?
2. Bagaimana hubungan antara konsentrasi larutan dengan penurunan titik beku
larutan?
3. Bagaimana pengaruh antara larutan elektrolit dan non elektrolit terhadap
penurunan titik beku larutan?
C. Tujuan Percobaan
1. Mengidentifikasi hubungan antara konsentrasi larutan dengan penurunan titik
beku larutan
2. Mengidentifikasi pengaruh larutan elektrolit dan non elektrolit terhadap titik
beku larutan
D. Manfaat
Manfaat dari percobaan ini adalah dapat membuktikan secara langsung
pengaruh jenis zat terlarut (volatile dan non volatile), konsentrasi larutan, serta
jenis larutan (elektrolit dan non elektrolit) terhadap penurunan titik beku suatu
zat. Sehingga akan dapat menambah pemahaman mengenai penurunan titik beku
zat.

2
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Penurunan Titik Beku


Titik beku adalah suhu dimana tekanan uap cairan sama dengan tekanan
uap padatannya. Titik beku larutan lebih rendah daripada titik beku pelarut
murni. Hal ini disebabkan zat pelarutnya harus membeku terlebih dahulu, baru
zat terlarutnya. Jadi larutan akan membeku lebih lama daripada pelarut. Setiap
larutan memiliki titik beku yang berbeda.
Titik beku suatu cairan akan berubah jika tekanan uap berubah, biasanya
diakibatkan oleh masuknya suatu zat terlarut atau dengan kata lain, jika cairan
tersebut tidak murni, maka titik bekunya berubah (nilai titik beku akan
berkurang).(Aprilia, 2012).
Penurunan titik beku adalah selisih antara titik beku pelarut dan titik beku
larutan dimana titik beku larutan lebih rendah dari titik beku pelarut. Titik beku
pelarut murni seperti yang kita tahu adalah 0 0C. dengan adanya zat terlarut
misalnya saja gula yang ditambahkan ke dalam air maka titik beku larutan ini
tidak akan sama dengan 0oC melainkan akan menjadi lebih rendah di bawah 0oC
itulah penyebab terjadinya penurunan titik beku yaitu oleh masuknya suatu zat
terlarut atau dengan kata lain cairan tersebut menjadi tidak murni, maka
akibatnya titik bekunya berubah (nilai titik beku akan berkurang) (Taufik, 2012).
Proses pembekuan suatu zat cair terjadi bila suhu diturunkan, sehingga
jarak antarpartikel sedemikian dekat satu sama lain dan akhirnya bekerja gaya
tarik menarik antarmolekul yang sangat kuat. Adanya partikel-partikel dari zat
terlarut akan mengakibatkan proses pergerakan molekul-molekul pelarut
terhalang, akibatnya untuk dapat lebih mendekatkan jarak antarmolekul
diperlukan suhu yang lebih rendah. Jadi titik beku larutan akan lebih rendah
daripada titik beku pelarut murninya. Perbedaan titik beku akibat adanya
partikel-partikel zat terlarut disebut penurunan titik beku (∆T f). Penurunan titik
beku larutan sebanding dengan hasil kali molalitas larutan dengan tetapan
penurunan titik beku pelarut (Kf), dinyatakan dengan persamaan :

2
∆Tf = Kf m atau ∆Tf = Kf (n x 1000/p)
Dimana :
∆Tf = penurunan titik beku
Kf = tetapan penurunan titik beku molal
n = jumlah mol zat terlarut
p = massa pelarut

Titik beku larutan merupakan titik beku pelarut murni dikurangi dengan
penurunan titik bekunya atau Tf = Tfo - ∆Tf. (Pratiwi, 2013)

Penurunan titik beku ( DTf ) bila kebanyakkan larutan encer didinginkan, pelarut
murni terkritalisasi lebih dahulu sebelum ada zat terlarut yang mengkristalisasi suhu
dimana kristal-kristal pertama dalam keseimbangan dengan larutan disebut titik beku
larutan. Titik beku larutan demikian selalu lebih rendah dari titik beku berbanding
lurus dengan banyaknya molekul zat terlarut (molnya) di dalam massa tertentu
pelarut. Jadi penurunan titik beku (DTf ) = Kf . m, dimana m ialah molalitas larutan.
Jika persamaan ini berlaku sampai konsentrasi satu molal, penurunan titik beku 1 m
tiap non-elektrolit yang tersebut didalam pelarut itu = K f yang karena itu dinamakan
tetapan titik beku molal (molal freesinapoint constant) pelarut itu. Nilai numerik K f =
khas pelarut itu masing-masing (Anonim, 2013).

2
BAB III
METODE PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Gelas kimia 2 buah 250ml
b. Gelas ukur 2 buah 50 ml
c. Termometer 2 buah
d. Tabung reaksi 2 buah
e. Rak tabung reaksi 1 buah
2. Bahan
a. Air 50 ml
b. NaOH 2 molal, 50 ml
c. Es batu

B. Langkah Percobaan
a. Penurunan titik beku air
1. Masukkan butiran-butiran es batu dalam gelas kimia sampai kira-
kira ¾ nya. Tambahkan + 4 sendok makan garam dapur. Campuran
ini adalah campuran pendingin.
2. Ukur air pada gelas ukur sebanyak 5 ml
3. Masukkan air yang telah di ukur ke dalam tabung reaksi
4. Air dalam tabung reaksi dimasukkan ke dalam gelas kimia yang
berisi pendingin
5. Amati perubahan titik bekunya
6. Catat suhu ketika partikel mulai membeku dan puncak titik beku
airnya

2
b. Penurunan titik beku larutan NaOH 2 molal 50ml
1. Masukkan butiran-butiran es batu dalam gelas kimia sampai kira-
kira ¾ nya. Tambahkan + 4 sendok makan garam dapur. Campuran
ini adalah campuran pendingin.
2. Ukur larutan NaOH 2 molal sebanyak 50ml
3. Masukkan larutan NaOH yang telah di ukur ke dalam tabung reaksi
4. Larutan NaOH dalam tabung reaksi dimasukkan ke dalam gelas
kimia yang berisi pendingin
5. Amati perubahan titik bekunya
6. Catat suhu ketika partikel mulai membeku dan puncak titik beku
Larutan NaOH

2
BAB IV
DATA DAN ANALISIS
A. Data

Larutan T1= ˚C T2= ˚C

Air (Tfo) 5 -1

Urea 1 m -1 -4

Urea 2 m -2 -5

NaCl 1 m -4 -6

NaCl 2 m -6 -12

Gula 1 m -2 -4

Gula 2 m -4 -10

NaOH 1 m -1 -4

NaOH 2 m -3 -6

B. Analisis
Dari tabel pengamatan, dapat diketahui bahwa air murni memiliki titik beku
-1oC yang seharusnya 0oC sesuai teori. Sehingga apabila dihitung perubahan
titik beku larutan, maka akan di dapatkan; ∆Tf urea 1 m= -4 oC, ∆Tf urea 2
m= -5oC, ∆Tf NaCl 1 m= -6 oC, ∆Tf NaCl 2 m= -12 oC, ∆Tf gula 1 m= -4 oC,
∆Tf gula 2 m= -10oC, ∆Tf NaOH 1 m= -4oC, ∆Tf NaOH 2 m= -6oC.

C. Pembahasan
Larutan mempunyai sifat-sifat yang berbeda dari pelarutnya. Salah
satu sifat penting dari suatu larutan adalah penurunan titik beku. Titik beku
adalah temperatur tetap dimana suatu zat tepat mengalami perubahan wujud
dari cair ke padat. Setiap zat yang mengalami pembekuan memiliki tekanan 1
atm. Keberadaan partikel-partikel zat pelarut mengalami proses pengaturan
molekul-molekul dalam pembentukan susunan kristal padat, sehingga

2
diperlukan suhu yang lebih rendah untuk mencapai susunan kristal padat dari
fasa cairnya. Hal ini lah yang menyebabkan terjadinya penurunan titik beku
suatu larutan yang keadaannya ditambahkan zat terlarut. Faktor- faktor yang
mempengaruhi kelarutan diantaranya tekanan, temperatur, dan luas
penampang. Semakain tinggi tekanan dan temperatur maka semakin cepat
suatu larutan untuk bereaksi. Sebaliknya, semakin kecil luas permukaan zat
terlarut, maka semakin cepat bereaksi. Pada percobaan kali ini yang
dimaksud dengan pelarut itu air suling atau aquades, sedangkan urea dan
NaCl pada percobaan tersebut sebagai zat terlarut. Pada penggunaan alat dan
bahan diutamakan untuk berhati-hati. Ketika termometer dimasukkan ke
dalam tabung reaksi, usahakan agar termometer tidak menyetuh dinding
tabung karena akan membuat termometer jadi tidak stabil sehingga
mempengaruhi temperatur penurunan titik beku larutan yang di uji. Dan
sebelum penghitungan suhu, termometer harus dalam temperatur yang stabil.
Es, garam , urea dan NaCl merupakan bahan yang digunakan pada percobaan
mengenai penurunan titik beku melalui penentuan molalitas. Garam dapur
yang digunakkan tersebut sebagai campuran es yang dimaksudkan untuk
menghambat proses pencairan es, sehingga dapat membantu kita dalam
melakukan penganalisisan terhadap titik beku laruatan yang di uji tersebut.
Dalam penggunaan garam dapur, massa garam yang digunakakn
jangan terlalu banyak dan juga jangan terlalu sedikit, sebab akan
mempengaruhi proses penurunann titik beku dan hasil yang didapat
kemungkinan kurang akurat. Namun apabila garam yag digunakaan terlalu
sedikit, penurunan titik beku tidak mencapai suhu yang akurat, dan pada
larutan gula yang di uji , pembentukkan kristal yang terjaadi tidak sempurna.
Oleh karena itu para pratikum di tuntut ketelitian dan keterampulannya
dalalam melakukan percobaan tersebut.
Perubahan titik beku pada larutan dipengaruhi oleh faktor yang
mempengaruhi perubahan suhu baik dari sisitem ataupun dari lingkuangan.
Dari data hasil pengamtan yang telah didapat, masing-masing ada tiga larutan
yang di uji memiliki titik beku konstant yang berbeda-beda.

2
Dalam penurunan titik beku berlaku ketentuan sebagai berikut :
a. Suatu pelarut jika ditambahkan zat terlarut, maka titik bekunya akan turun.
b. Titik beku larutan elektrolit lebih rendah dibanding larutan non-elektrolit
c. ∆Tf ( penurunan titik beku) = titik beku pelarut murni – titik beku larutan)

D. Bahan Diskusi
1. Apa fungsi penambahan garam dalam gelas kimia ?
2. Berapakah titik beku untuk masing – masing larutan ?
3. Bagaimana hubungan antara molalitas dan penurunan titik beku ?
4. Bagaimana penurunan titik beku NaCl dan glukosa pada molalitas yang
sama ?
5. Bagaimanan penurunan titik beku larutan NaOH dan urea pada molalitas
yang sama ?
6. Bagaimana penurunan titik beku untuk larutan urea, gula, NaOH, NaCl
pada molalitas yang berbeda ?
7. Contoh peristiwa pada kehidupan sehari – hari yang menunjukkan
terjadinya titik beku !
Jawaban
1. Garam dapur yang digunakkan tersebut sebagai campuran es yang
dimaksudkan untuk menghambat proses pencairan es, sehingga dapat
membantu kita dalam melakukan penganalisisan terhadap titik beku
laruatan yang di uji tersebut
2. ∆Tf urea 1 m= -4oC, ∆Tf urea 2 m= -5 oC, ∆Tf NaCl 1 m= -6oC, ∆Tf NaCl
2 m= -12oC, ∆Tf gula 1 m= -4 oC, ∆Tf gula 2 m= -10 oC, ∆Tf NaOH 1 m= -
4oC, ∆Tf NaOH 2 m= -6oC.
3. Berdasarkan rumus, hubungan antara penurunan titik beku larutan (ΔTf)
dengan konsentrasi larutan (molalitas) adalah berbanding lurus. Namun
perhatikan, titik beku larutan (Tf) berbanding terbalik dengan konsentrasi
larutan.
4. Penurunan titik beku larutan NaCl 1 m > glukosa 1 m. Dan penurunan titik
beku NaCl 2 m juga > glukosa 2 m. Hal ini sudah sesuai dengan teori

2
bahwa larutan elektrolit titik didihnya lebih tinggi karena mengandung
ion-ion yang susah terurai dibandingkan larutan nonelektrolit.
5. NaOH 1 m seharusnya titik bekunya lebih tinggi dibandingkan urea 1 m.
karena NaOH merupakan larutan elektrolit. NaOH 2 m dengan urea 2 m
hasil persobaannya sudah sesuai dengan teori yakni NaOH titik didihnya >
dari urea.
6. Penurunan titik beku urea 1 m > urea 2 m. Penurunan titik beku glukosa 1
m > glukosa 2 m. Penurunan titik beku NaOH 1 m > NaOH 2 m.
Penurunan titik beku NaCl 1 m > NaCl 2 m. Hasilnya ini sudah sesuai
dengan teori bahwa semakin tinggi konsentrasi maka titik didih larutan
juga semakin tinggi.
7. Berikut ini merupakan penerapan atau aplikasi dari prinsip penurunan titik
beku diantaranya:
1) Membuat es krim yang lembut. Perbedaan antara es batu dan es krim
adalah es batu sangat padat dan tidak berasa karena es batu hanyalah
air yang membeku tanpa tambahan apa-apap sedangkan es krim terasa
lembut dan lezat karena berbagai bahan pembuat es krimlah yang
membuatnya demikian. Bahan –bahan tersebut antara lain adalah gula,
susu, cokelat, mentega, dan garam. Bahan –bahan tambahan tersebut
terutama garam dapat menurunkan titik beku air. Sehingga es krim
terasa lembut dan tidak membeku dingin meskipun.
2) Antibeku pada radiator mobil di daerah-daerah beriklim dingin air
radiator mudah membeku. Jika keadaan ini dibiarkan terus menerus
maka mesin kendaraan akan cepat rusak. Untuk mengatasinya maka
dengan menambah etilen glikol diharapkan titik beku air akan
menurun sehingga meskipun cuaca dingin air radiator tidak mudah
membeku.

2
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil percobaan “Penurunan titik beku” dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Titik beku larutan lebih rendah dari titik beku pelarut murni.
2. Semakin besar kemolalan suatu larutan, semakin rendah titik beku larutan.
Maka selisih titik beku semakin besar
3. Larutan elektrolit memiliki titik beku lebih rendah dibanding larutan
nonelektrolit.
4. Penurunan titik beku tergolong sifat koligatif.
5. Titik beku adalah suhu pada P tertentu di mana terjadi peristiwa perubahan
wujud zat cair ke padat.
6. Penurunan titik beku tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya
pada konsentarsi partikel dalam larutan.
7. Semakin banyak partikel (mengion) semakin besar sifat koligatif.

B. Saran
Adapun saran untuk percobaan “Penurunan titik beku” adalah sebagai
berikut:
1. Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam membaca skala yang ditunjukkan oleh
termometer.
2. Lebih cermat dalam menimbang garam dapur dan urea agar kita memperoleh
hasil yang sesuai.
3. Praktikan diharapkan dapat menjaga posisi termometer dalam keadaan
konstan, karena pemegangan termometer yang tidah konstan mempengaruhi
hasil percobaan.

2
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Kenaikan Titik Didih (Online).


(http://berbagidiblog.blogspot.com/2012/12/kenaikan-titik-didih_4.html,
diakses 14 Maret 2015).

Anonim. Tanpa tahun. Kenaikan Titik Didih (Online).


(http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/sifat-koligatif-
dan-koloid/kenaikan-titik-didih/, diakses 14 Maret 2015).

Harnanto, Ari, Ruminten. 2009. Kimia 3: Untuk SMA/M Kelas XII. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

2
LAMPIRAN FOTO

2
2

Anda mungkin juga menyukai