PRAKTIKUM KIMIA
TITIK BEKU
XI MIPA 1
NAMA KELOMPOK :
Ahmad Zidan
Alehandro
M. Ilham
Angga Gabrielo
David Fisabilillah
Penurunan titik beku adalah penurunan titik beku pelarut akibat penambahan zat terlarut yang
tidak mudah menguap. Contohnya termasuk penambahan garam dalam air, alkohol dalam air,
atau pencampuran dua padatan seperti pengotor menjadi obat bubuk halus. Dalam kasus terakhir,
senyawa yang ditambahkan adalah zat terlarut, dan padatan asli dianggap sebagai pelarut.
Larutan yang dihasilkan atau campuran padatan-padatan tersebut memiliki titik beku lebih
rendah daripada pelarut atau padatan murninya. Fenomena inilah yang menyebabkan air laut,
(campuran garam [dan lainnya] dalam air) tetap cair pada suhu di bawah 0 °C (32 °F), titik beku
air murni.
2. Rumusan Masalah
Untuk mengetahui fungsi garam dapur kasar yang dicampurkan pada es.
Untuk mengetahui pengaruh zat terlarut elektrolit dan nonelektrolit terhadap
penurunan titik beku suatu larutan.
4. Landasan Teori
Titik Beku
Titik beku adalah suhu di mana pelarut cair dan pelarut padat berada pada kesetimbangan,
sehingga tekanan uap keduanya sama. Ketika zat terlarut yang tidak mudah menguap
ditambahkan ke dalam pelarut cair yang mudah menguap, tekanan uap larutan akan lebih rendah
daripada zat pelarut murni. Akibatnya, padatan akan mencapai kesetimbangan dengan larutan
pada suhu yang lebih rendah daripada dengan pelarut murni. Sifat Koligatif Larutan
Penurunan Titik Beku Larutan
Penurunan titik beku adalah selisih antara titik beku pelarut dan titik beku larutan dimana titik
beku larutan lebih rendah dari titik beku pelarut. Titik beku pelarut murni seperti yang kita tahu
adalah 00C. dengan adanya zat terlarut misalnya saja gula yang ditambahkan ke dalam air maka
titik beku larutan ini tidak akan sama dengan 0oC melainkan akan menjadi lebih rendah di
bawah 0oC itulah penyebab terjadinya penurunan titik beku yaitu oleh masuknya suatu zat
terlarut atau dengan kata lain cairan tersebut menjadi tidak murni, maka akibatnya titik bekunya
berubah (nilai titik beku akan berkurang). (2010.Penurunan titik beku. ∆Tf = Kf x m
Sedangkan 1 mol larutan elektrolit NaCl mengandung 2 mol partikel, yaitu 1 mol Na + dan 1 mol
Cl–. Larutan NaCl 1 M sebenarnya mengandung 1 mol partikel per 1.000 gram air, jadi secara
teoretis akan menurunkan titik beku 2 × 1,86 °C = 3,72 °C.
Banyaknya ion yang dihasilkan dari zat elektrolit tergantung pada derajat ionisasinya (α).
Larutan elektrolit kuat mempunyai derajat ionisasi lebih besar daripada larutan elektrolit lemah,
yaitu mendekati satu untuk larutan elektrolit kuat dan mendekati nol untuk larutan elektrolit
lemah.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa: “untuk konsentrasi yang sama, larutan elektrolit
memiliki sifat koligatif larutan yang lebih besar dibandingkan larutan non elektrolit”.
i = 1+ (n-1) α
dimana,
α = jumlah molekul zat yang terurai / jumlah molekul mula-mula yang sama.
ΔTf = m x Kf x i
1.
2. Alat dan Bahan
Gelas Kimia
Tabung Reaksi
Termometer
Es Batu
Air
Garam Kasar
Air Gula
Cuka
2. Langkah Kerja
Siapkan gelas kimia lalu isi dengan es batu yang sudah dihancurkan
sampai volumenya mencapai kira-kira 3/4 tinggi gelas kimia.
Taburi es batu tersebut dengan garam serta aduk dengan rata dan ukurlah
suhunya kembali.
Masukkan 3 cm air, larutan gula 0,1 M, Larutan garam 0,1M dan larutan
garam 0,2M ke dalam tabung reaksi, lalu masukkan tabung reaksi
tersebut ke dalam gelas kimia yang telah berisi es. Atur posisi tabung
agar terendam dalam es di gelas kimia.
Keluarkan tabung reaksi dari dalam gelas kimia lalu ukurlah suhunya.
Perhatikanlah setiap skala yang di tunjukkan termometer.
Catatlah setiap suhu yang terendah yang ditunjukkan thermometer.
Setelah melakukan pengamatan bersihkanlah alat praktikum.
3. Hasil Pengamatan
3. Cuka 60 M
Pembahasan
A. Fungsi Garam Dapur Di Campurkan Ke ES
Suatu larutan akan membeku pada suhu yang lebih rendah dibanding dengan titik
beku air. Yang dimaksud dengan titik beku adakah suhu pada saat fasa zat cair dan
fasa padatnya berada bersama-sama (dalam kesetimbangan).
Titik beku normal suatu zat cair yaitu titik beku pada tekanan 760 mmHg atau 1 atm.
Misalnya air murni membeku pada suhu tetap, yaitu 0 ˚C pada tekanan 1 atm.
Penurunan titik beku sebanding dengan besarnya konsentrasi zat terlarut makin besar
maka besar maka penurunan titik beku juga semakin besar. Jadi, dengan adanya zat
terlarut dalam air maka titik beku air menjadi lebih kecil dari 0˚ C pada tekanan 1 atm.
Bila kita memperhatikan pembuatan es putar, untuk memperoleh suhu yang lebih
rendah dan 0 ˚C maka adonan es putar ditempatkan dalam bejana yang terendam
dalam es batu dan air yang telah diberi garam dapur, sambil diputar dan diaduk maka
adonan es putar dalam bejana akan membeku, dimana titik beku adonan es putar
tersebut beberapa derajat di bawah titik beku air murni. Hal ini terjadi karena terjadi
proses perpindah kalor dari adonan es putar ke dalam campuran es batu, air dan garam
dapur. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dan gambar berikut:
Keterangan:
Jika air murni dalam suatu wadah direndam dalam es batu dan air yang telah diberi
garam air murni tersebut akan membeku pada suhu tertentu (normalnya 0˚C yang
diukur pada tekanan 1 atm). Sedangkan pada suhu yang sama, adonan es belum
membeku secara sempurna atau bahkan belum membeku. Adanya bahan-bahan atau
zat terlarut yang ditambahkan dalam adonan es putar tersebut menghalangi gerak
molekul pelarut murni untuk membeku secara normal, sehingga titik beku larutan
turun (terjadi penurunan titik beku), akibatnya diperlukan suhu yang lebih rendah
untuk membekukannya.
Dengan demikian, jelaslah larutan akan membeku pada suhu yang lebih rendah
dibanding dengan titik beku air. Selisih antara titik beku pelarut murni dengan titik
beku larutan disebut penurunan titik beku larutan yang dilambangkan dengan ΔTf.
ΔTf = Tfº – Tf
Keterangan:
Titik beku tidak tergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya bergantung pada
konsentrasi atau jumlah partikel zat terlarut dalam larutan. jadi, semakin besar
konsentrasi larutan maka penurunan titik bekunya akan semakin besar. Secara
matematis dapat ditulis:
ΔTf = Kf . m
Untuk nilai larutan elektrolit pada penurunan titik beku dapat dengan cara:
ΔTf = Kf . m . i
Keterangan:
m = kemolalan larutan
Dimana, Kf sama dengan konstanta penurunan titik beku molal, yaitu nilai penurunan
titik beku larutan sebanyak 1 mol zat terlarut dalam 1000 gram pelarut (K f). Harga
Kf tergantung pada sifat-sifat zat cair yang digunakan sebagai pelarut, jadi harga
Kf untuk setiap pelarut berbeda-beda.
Titik beku Aquades dalam percobaan ini adalah = 0 0C ini terjadi karena aquades
merupakan pelarut murni yang tidak tercampur dengan zat-zat lain. seperti yang kita
ketahui pada umumnya bahwa titik beku pelarut murni adalah 0 0C. Kalau kita
mencampurkan zat lain seperti gula kedalam larutan murni ini maka titik bekunya
akan berubah menurut sifatnya masing masing, inilah yang dikatakan dengan
penurunan titik beku.
Pada molalitas yang sama penurunan titik beku larutan NaCl (elektrolit) lebih rendah
dibandingkan dengan larutan urea (non-elektrolit). Sebab zat elektrolit terurai menjadi
ion-ion sehingga jumlah partikelnya lebih banyak dibanding zat non-elektrolit. Hal
tersebut merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penurunan titik beku.
Adapun faktor lain yang memperngaruhi penurunan titik beku ialah:
. Konsentrasi Larutan
Semakin besar konsentrasi sebuah zat terlarut dalam sebuah larutan, maka akan
semakin rendah titik beku larutan tersebut. Sedangkan jika konsentrasi sebuah zat
terlarut dalam suatu larutan semakin kecil, maka titik beku larutan tersebut akan
semakin tinggi. Besar kecilnya konsentrasi sebuah zat ini berpengaruh pada ion-ion
yang telah dihasilkan. Jika konsentrasi berada pada jumlah yang kecil, maka jarak
antar ion semakin besar ion-ion semakin bebas.
Jumlah Partikel
Semakin banyak jumlah partikel dari zat terlarut, maka akan semakin rendah titik
bekunya. Sedangkan jika jumlah partikel dari zat terlarut lebih sedikit, maka titik
bekunya pun akan semakin tinggi. Dalam konsentrasi yang sama, jumlah partikel pada
larutan elektrolit akan lebih banyak daripada jumlah partikel yang ada pada larutan
non elektrolit.
Molalitas
Semakin besar molalitas sebuah larutan, maka nilai penurunan titik bekunya akan
semakin tinggi. Sedangkan jika molalitas sebuah larutan semakin kecil, maka nilai
penurunan titik bekunya akan semakin rendah pula. Hal ini karena hasil penurunan
titik beku selalu berbanding lurus dengan molalitas larutan tersebut.
Kemurnian Zat
Ketika kita mencoba bandingan dengan membekukan sebuah zat pelarut murni dan
sebuah larutan dalam suhu yang sama, maka yang akan lebih cepat membeku adalah
zat pelarut murni. Hal ini karena titik beku zat pelarut murni selalu lebih tinggi
daripada zat pelarut yang telah tercampur dengan zat terlarut dan menjadi larutan.
Adanya zat terlarut dalam sebuah larutan itulah yang membuat terjadinya penurunan
titik beku, sehingga titik beku pelarut murni akan selalu lebih tinggi daripada titik
beku sebuah larutan.
1. Pertanyaan
1. Apakah fungsi penambahan garam pada es batu seperti
halnya pada pembuatan es putar (es tong-tong)?
Jawab:
Fungsi penambahan garam pada es ialah sebagai zat yang menurunkan titik
beku es batu sehingga es batu tidak akan membeku pada suhu 0˚C serta menurunkan
suhu es tersebut menjadi lebih dingin, yang dimana suhu es batu sebelum
ditambahkan garam ialah 0˚C dan setelah ditambahkan -14˚C.
Apakah larutan gula dan NaCl memiliki titik beku yang rendah daripada
akuades (air)? Serta pengaruhnya dengan penurunan titik beku larutan
tersebut? Jika iya, mengapa?
Jawab:
Ya, larutan gula dan NaCl memiliki titik beku yang lebih rendah daripada
akuades. Hal tersebut disebabkan pada aquades tidak adanya zat lain sehingga
memiliki titik beku yang lebih rendah. Sedangkan pada larutan gula dan NaCl ini
adanya zat terlarut yaitu gula dan garam itu sendiri. Sehingga molekul pelarut murni
geraknya terhalangi untuk membeku secara normal, yang menyebabkan
membutuhkan suhu yang lebih rendah untuk membeku (titik beku yang lebih rendah
dari pelarut murni). Perbedaan titik beku pelarut dan larutan tersebutlah yang
menyebabkan terjadinya penurunan titik beku dari 0˚C menjadi di bawah 0˚C.
Apakah larutan gula 0,1 M dan NaCl 0,1 M memiliki titik beku yang
berbeda meski larutan tersebut memiliki konsentrasi yang sama? Jika
iya, mengapa?
Jawab:
Ya. Larutan gula 0,1 M dan NaCl 0,1 M memiliki titik beku yang berbeda
meski larutan tersebut memiliki konsentrasi yang sama hal tersebut disebabkan larutan
gula merupakan larutan nonelektrolit dan larutan NaCl merupakan larutan elekrolit.
Dimana larutan elektrolit memiliki ion-ion yang dapat bergerak bebas dibandingkan
dengan larutan nonelektrolit. Sehingga ion-ion tersebutlah yang menyebabkan larutan
NaCl lebih lama membeku atau memiliki titik beku yang lebih rendah dibandingkan
dengan larutan gula.
Apakah larutan NaCl 0,1 M dan NaCl 0,2 M memiliki titik beku yang
berbeda meski merupakan larutan yang sama? Jika iya, mengapa?
Jawab:
Ya, larutan NaCl 0,1 M dan NaCl 0,2 M memiliki titik beku yang berbeda
meski merupakan larutan yang sama. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan
konsentrasi antara larutan, walaupun keduanya merupakan larutan elektrolit. Dimana
semakin besar konsentrasi sebuah zat terlarut dalam sebuah larutan, maka akan
semakin rendah titik beku larutan tersebut. Sedangkan jika konsentrasi sebuah zat
terlarut dalam suatu larutan semakin kecil, maka titik beku larutan tersebut akan
semakin tinggi. Besar kecilnya konsentrasi sebuah zat ini berpengaruh pada ion-ion
yang telah dihasilkan. Sehingga semakin banyak ion yang menghalangi molekul
pelarut murni untuk membeku sehingga penurunan titik bekunya sangatlah besar.
3. Kesimpulan
Lampiran