Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN

PRAKTIKUM KIMIA
TITIK BEKU

XI MIPA 1

NAMA KELOMPOK :
 Ahmad Zidan
 Alehandro
 M. Ilham
 Angga Gabrielo
 David Fisabilillah

SMAN 7 TAMBUN SELATAN


KABUPATEN BEKASI
2023
Pendahuluan

Penurunan titik beku adalah penurunan titik beku pelarut akibat penambahan zat terlarut yang
tidak mudah menguap. Contohnya termasuk penambahan garam dalam air, alkohol dalam air,
atau pencampuran dua padatan seperti pengotor menjadi obat bubuk halus. Dalam kasus terakhir,
senyawa yang ditambahkan adalah zat terlarut, dan padatan asli dianggap sebagai pelarut.
Larutan yang dihasilkan atau campuran padatan-padatan tersebut memiliki titik beku lebih
rendah daripada pelarut atau padatan murninya. Fenomena inilah yang menyebabkan air laut,
(campuran garam [dan lainnya] dalam air) tetap cair pada suhu di bawah 0 °C (32 °F), titik beku
air murni.

2. Rumusan Masalah

 Apakah fungsi garam dapur kasar yang dicampurkan pada es?


 Bagaimana pengaruh zat terlarut elektrolit dan nonelektrolit terhadap penurunan
titik beku suatu larutan?
3. Tujuan

 Untuk mengetahui fungsi garam dapur kasar yang dicampurkan pada es.
 Untuk mengetahui pengaruh zat terlarut elektrolit dan nonelektrolit terhadap
penurunan titik beku suatu larutan.
4. Landasan Teori

 Titik Beku
Titik beku adalah suhu di mana pelarut cair dan pelarut padat berada pada kesetimbangan,
sehingga tekanan uap keduanya sama. Ketika zat terlarut yang tidak mudah menguap
ditambahkan ke dalam pelarut cair yang mudah menguap, tekanan uap larutan akan lebih rendah
daripada zat pelarut murni. Akibatnya, padatan akan mencapai kesetimbangan dengan larutan
pada suhu yang lebih rendah daripada dengan pelarut murni. Sifat Koligatif Larutan
 Penurunan Titik Beku Larutan
Penurunan titik beku adalah selisih antara titik beku pelarut dan titik beku larutan dimana titik
beku larutan lebih rendah dari titik beku pelarut. Titik beku pelarut murni seperti yang kita tahu
adalah 00C. dengan adanya zat terlarut misalnya saja gula yang ditambahkan ke dalam air maka
titik beku larutan ini tidak akan sama dengan 0oC melainkan akan menjadi lebih rendah di
bawah 0oC itulah penyebab terjadinya penurunan titik beku yaitu oleh masuknya suatu zat
terlarut atau dengan kata lain cairan tersebut menjadi tidak murni, maka akibatnya titik bekunya
berubah (nilai titik beku akan berkurang). (2010.Penurunan titik beku. ∆Tf = Kf x m

 Sifat Koligatif Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit


Sifat koligatif larutan ditentukan oleh jumlah partikel (ion, molekul) dalam larutan. Oleh karena
itu, untuk konsentrasi yang sama, sifat koligatif larutan elektrolit akan berbeda dengan sifat
koligatif larutan non-elektrolit. Hal ini dikarenakan jumlah partikel dalam larutan elektrolit akan
lebih banyak karena adanya proses ionisasi zat terlarut.
Zat elektrolit jika dilarutkan akan terionisasi menjadi ion-ion yang merupakan partikel-partikel di
dalam larutan. Hal ini menyebabkan jumlah partikel pada satu mol larutan elektrolit lebih banyak
daripada larutan nonelektrolit. Misalnya, larutan nonelektrolit C6H12O6, jika dimasukkan ke
dalam air menghasilkan 1 mol partikel, sehingga larutan C6H12O6 1 M akan membeku pada
suhu 1,86 °C di bawah titik beku air murni.

Sedangkan 1 mol larutan elektrolit NaCl mengandung 2 mol partikel, yaitu 1 mol Na + dan 1 mol
Cl–. Larutan NaCl 1 M sebenarnya mengandung 1 mol partikel per 1.000 gram air, jadi secara
teoretis akan menurunkan titik beku 2 × 1,86 °C = 3,72 °C.

Banyaknya ion yang dihasilkan dari zat elektrolit tergantung pada derajat ionisasinya (α).
Larutan elektrolit kuat mempunyai derajat ionisasi lebih besar daripada larutan elektrolit lemah,
yaitu mendekati satu untuk larutan elektrolit kuat dan mendekati nol untuk larutan elektrolit
lemah.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa: “untuk konsentrasi yang sama, larutan elektrolit
memiliki sifat koligatif larutan yang lebih besar dibandingkan larutan non elektrolit”.

Untuk menghitung nilai sifat-sifat koligatif larutan elektrolit, persamaan-persamaan yang


diberikan sebelumnya untuk larutan non-elektrolit dapat digunakan dengan menambahkan
faktor i, seperti diusulkan van’t Hoff (1880). Nilai faktor van’t Hoff merupakan perbandingan
antara efek koligatif larutan elektrolit dengan larutan nonelektrolit pada konsentrasi yang sama.
Derajat ionisasi dirumuskan sebagai berikut :

i = 1+ (n-1) α

dimana,

i = jumlah partikel yang diukur / jumlah partikel yang diperkirakan

α = jumlah molekul zat yang terurai / jumlah molekul mula-mula yang sama.

Untuk menentukan kenaikan titik didihnya dapat dinyatakan sebagai berikut :

ΔTf = m x Kf x i

1.
2. Alat dan Bahan
 Gelas Kimia
 Tabung Reaksi
 Termometer
 Es Batu
Air
 Garam Kasar
 Air Gula
 Cuka
2. Langkah Kerja

 Siapkan gelas kimia lalu isi dengan es batu yang sudah dihancurkan
sampai volumenya mencapai kira-kira 3/4 tinggi gelas kimia.
 Taburi es batu tersebut dengan garam serta aduk dengan rata dan ukurlah
suhunya kembali.
 Masukkan 3 cm air, larutan gula 0,1 M, Larutan garam 0,1M dan larutan
garam 0,2M ke dalam tabung reaksi, lalu masukkan tabung reaksi
tersebut ke dalam gelas kimia yang telah berisi es. Atur posisi tabung
agar terendam dalam es di gelas kimia.
 Keluarkan tabung reaksi dari dalam gelas kimia lalu ukurlah suhunya.
Perhatikanlah setiap skala yang di tunjukkan termometer.
 Catatlah setiap suhu yang terendah yang ditunjukkan thermometer.
 Setelah melakukan pengamatan bersihkanlah alat praktikum.
3. Hasil Pengamatan

Titik beku air= 0˚C

Titik Beku (Tf)… Penurunan Titik Beku Larutan (ΔTf)…


No. Larutan Kemolalan
˚C ˚C

1. Gula (C11H22O12) 2,92 M 0,8°C 0,8°C

2. Air (H2O) 1M 0,5°C 0,5°C

3. Cuka 60 M

Pembahasan
A. Fungsi Garam Dapur Di Campurkan Ke ES

Suatu larutan akan membeku pada suhu yang lebih rendah dibanding dengan titik
beku air. Yang dimaksud dengan titik beku adakah suhu pada saat fasa zat cair dan
fasa padatnya berada bersama-sama (dalam kesetimbangan).
Titik beku normal suatu zat cair yaitu titik beku pada tekanan 760 mmHg atau 1 atm.
Misalnya air murni membeku pada suhu tetap, yaitu 0 ˚C pada tekanan 1 atm.
Penurunan titik beku sebanding dengan besarnya konsentrasi zat terlarut makin besar
maka besar maka penurunan titik beku juga semakin besar. Jadi, dengan adanya zat
terlarut dalam air maka titik beku air menjadi lebih kecil dari 0˚ C pada tekanan 1 atm.

Bila kita memperhatikan pembuatan es putar, untuk memperoleh suhu yang lebih
rendah dan 0 ˚C maka adonan es putar ditempatkan dalam bejana yang terendam
dalam es batu dan air yang telah diberi garam dapur, sambil diputar dan diaduk maka
adonan es putar dalam bejana akan membeku, dimana titik beku adonan es putar
tersebut beberapa derajat di bawah titik beku air murni. Hal ini terjadi karena terjadi
proses perpindah kalor dari adonan es putar ke dalam campuran es batu, air dan garam
dapur. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dan gambar berikut:

Gambar perubahan air murni es batu dan proses pembekuan es putar

Keterangan:

○ = partikel pelarut murni

● = partikel zat terlarut

Jika air murni dalam suatu wadah direndam dalam es batu dan air yang telah diberi
garam air murni tersebut akan membeku pada suhu tertentu (normalnya 0˚C yang
diukur pada tekanan 1 atm). Sedangkan pada suhu yang sama, adonan es belum
membeku secara sempurna atau bahkan belum membeku. Adanya bahan-bahan atau
zat terlarut yang ditambahkan dalam adonan es putar tersebut menghalangi gerak
molekul pelarut murni untuk membeku secara normal, sehingga titik beku larutan
turun (terjadi penurunan titik beku), akibatnya diperlukan suhu yang lebih rendah
untuk membekukannya.

Dengan demikian, jelaslah larutan akan membeku pada suhu yang lebih rendah
dibanding dengan titik beku air. Selisih antara titik beku pelarut murni dengan titik
beku larutan disebut penurunan titik beku larutan yang dilambangkan dengan ΔTf.

ΔTf = Tfº – Tf
Keterangan:

ΔTf = penurunan titik beku

Tfº = titik beku larutan

Tf = titik beku pelarut

Titik beku tidak tergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya bergantung pada
konsentrasi atau jumlah partikel zat terlarut dalam larutan. jadi, semakin besar
konsentrasi larutan maka penurunan titik bekunya akan semakin besar. Secara
matematis dapat ditulis:

ΔTf = Kf . m

Sama dengan, ΔTf = Kf .

Untuk nilai larutan elektrolit pada penurunan titik beku dapat dengan cara:

ΔTf = Kf . m . i

Keterangan:

ΔTf = penurunan titik beku

Kf = tetapan penurunan titik beku molal

m = kemolalan larutan

g = massa terlarut dalam gram

p = massa pelarut dalam gram

Mr = massa molekul relatif zat terlarut

Dimana, Kf sama dengan konstanta penurunan titik beku molal, yaitu nilai penurunan
titik beku larutan sebanyak 1 mol zat terlarut dalam 1000 gram pelarut (K f). Harga
Kf tergantung pada sifat-sifat zat cair yang digunakan sebagai pelarut, jadi harga
Kf untuk setiap pelarut berbeda-beda.

Penerapan dalam Kehidupan Sehari-hari

1. Membuat Campuran Pendingin


Cairan pendingin adalah larutan berair yang memiliki titik beku jauh di bawah 0 ˚C.
Cairan pendingin digunakan pada pabrik es, juga digunakan untuk membuat es putar.
Cairan pendingin dibuat dengan melarutkan berbagai jenis garam ke dalam air. Pada
pembuatan es putar cairan pendingin di buat dengan mencampurkan garam dapur
dengan kepingan es batu dalam sebuah bejana berlapis kayu. Pada pencampuran itu,
es batu akan mencair sedangkan suhu campuran turun. Sementara itu, campuran
bahan pembuat es putar dimasukkan ke dalam bejana lain yang terbuat dari bahan
stainless steel. Bejana ini kemudian dimasukkan ke dalam cairan pendingin, sambil
terus menerus diaduk sehingga campuran membeku.

 Antibeku pada Radiator Mobil


Di daerah yang beriklim dingin, ke dalam air radiator biasanya ditambahkan etilen
glikol. Di daerah yang beriklim dingin, air radiator mudah membeku. Jika keadaan ini
dibiarkan, maka radiator kendaraan akan cepat rusak. Dengan penambahan etilen
glikol ke dalam air radiator diharapkan titik beku air dalam radiator menurun, dengan
kata lain air tidak mudah membeku.

 Antibeku dalam Tubuh Hewan


Hewan-hewan yang tinggal di daerah beriklim dingin, seperti beruang kutup,
memanfaatkan prinsip sifat koligatif larutan penurunan titik beku untuk bertahan
hidup. Darah ikan-ikan laut mengandung zat-zat antibeku yang mampu menurunkan
titik beku air hingga 0.8 ˚C. Dengan demikian, ikan lat dapat bertahan di musim
dingin yang suhunya mencapai 1.9 ˚C karena zat antibeku yang dikandungnya dapat
mencegah pembentukan Kristal es dalam jaringan dan selnya. Hewan-hewan lain
yang tubuhnya mengandung zat antibeku antaralain serangga, ampibi, dan nematode.
Tubuh serangga mengandung gliserol dan metal sulfoksida, ampibi mengandung
glukosa dan gliserol darah sedangkan nematode mengandung gliserol dan trilose.

 Antibeku untuk Mencairkan Salju


Di daerah yang mempunyai musim salju , setiap hujan salju terjadi, jalanan dipenuhi
es salju. Hal ini tentu saja membuat kendaraan sulit untuk melaju. Untuk
mengatasinya, jalanan bersalju tersebut ditaburi campuran garam NaCl dan CaCl2.
Penaburan garam yang ditaburkan, akan semakin banyak pula salju yang mencair.
B. Pengaruh Zat Terlarut Elektrolit Dan Nonelektrolit Terhadap Penurunan
Titik Beku Suatu Larutan

Titik beku Aquades dalam percobaan ini adalah = 0 0C ini terjadi karena aquades
merupakan pelarut murni yang tidak tercampur dengan zat-zat lain. seperti yang kita
ketahui pada umumnya bahwa titik beku pelarut murni adalah 0 0C. Kalau kita
mencampurkan zat lain seperti gula kedalam larutan murni ini maka titik bekunya
akan berubah menurut sifatnya masing masing, inilah yang dikatakan dengan
penurunan titik beku.

Pada molalitas yang sama penurunan titik beku larutan NaCl (elektrolit) lebih rendah
dibandingkan dengan larutan urea (non-elektrolit). Sebab zat elektrolit terurai menjadi
ion-ion sehingga jumlah partikelnya lebih banyak dibanding zat non-elektrolit. Hal
tersebut merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penurunan titik beku.
Adapun faktor lain yang memperngaruhi penurunan titik beku ialah:

 . Konsentrasi Larutan
Semakin besar konsentrasi sebuah zat terlarut dalam sebuah larutan, maka akan
semakin rendah titik beku larutan tersebut. Sedangkan jika konsentrasi sebuah zat
terlarut dalam suatu larutan semakin kecil, maka titik beku larutan tersebut akan
semakin tinggi. Besar kecilnya konsentrasi sebuah zat ini berpengaruh pada ion-ion
yang telah dihasilkan. Jika konsentrasi berada pada jumlah yang kecil, maka jarak
antar ion semakin besar ion-ion semakin bebas.

 Sifat Elektrolit Larutan


Pada sebuah larutan yang bersifat elektrolit proses pembekuan akan lebih lama karena
adanya ion-ion yang memliki daya hantar listrik, sehingga hal ini membuat larutan
tersebut menjadi lebih sukar membeku yang artinya titik beku larutan akan lebih
rendah. Sedangkan pada larutan non elektrolit yang tidak memiliki ion-ion dengan
daya hantar listrik membuat larutan ini menjadi lebih cepat membeku saat proses
pembekuan, sehingga titik beku yang dicapai akan lebih tinggi.

 Jumlah Partikel
Semakin banyak jumlah partikel dari zat terlarut, maka akan semakin rendah titik
bekunya. Sedangkan jika jumlah partikel dari zat terlarut lebih sedikit, maka titik
bekunya pun akan semakin tinggi. Dalam konsentrasi yang sama, jumlah partikel pada
larutan elektrolit akan lebih banyak daripada jumlah partikel yang ada pada larutan
non elektrolit.

 Molalitas
Semakin besar molalitas sebuah larutan, maka nilai penurunan titik bekunya akan
semakin tinggi. Sedangkan jika molalitas sebuah larutan semakin kecil, maka nilai
penurunan titik bekunya akan semakin rendah pula. Hal ini karena hasil penurunan
titik beku selalu berbanding lurus dengan molalitas larutan tersebut.

 Kemurnian Zat
Ketika kita mencoba bandingan dengan membekukan sebuah zat pelarut murni dan
sebuah larutan dalam suhu yang sama, maka yang akan lebih cepat membeku adalah
zat pelarut murni. Hal ini karena titik beku zat pelarut murni selalu lebih tinggi
daripada zat pelarut yang telah tercampur dengan zat terlarut dan menjadi larutan.
Adanya zat terlarut dalam sebuah larutan itulah yang membuat terjadinya penurunan
titik beku, sehingga titik beku pelarut murni akan selalu lebih tinggi daripada titik
beku sebuah larutan.

 Semakin tinggi kemolalan maka titik bekunya akan semakin rendah


Semakin tinggi kemolalan maka titik bekunya akan semakin rendah dan semakin
besar pula perbedaan penurunan titik bekunya. Sedangkan jika kemolalannya semakin
rendah, maka titik bekunya akan semakin tinggi dan perbedaan penurunan titik
bekunya pun akan semakin kecil.

1. Pertanyaan
1. Apakah fungsi penambahan garam pada es batu seperti
halnya pada pembuatan es putar (es tong-tong)?
Jawab:

Fungsi penambahan garam pada es ialah sebagai zat yang menurunkan titik
beku es batu sehingga es batu tidak akan membeku pada suhu 0˚C serta menurunkan
suhu es tersebut menjadi lebih dingin, yang dimana suhu es batu sebelum
ditambahkan garam ialah 0˚C dan setelah ditambahkan -14˚C.

 Apakah larutan gula dan NaCl memiliki titik beku yang rendah daripada
akuades (air)? Serta pengaruhnya dengan penurunan titik beku larutan
tersebut? Jika iya, mengapa?
Jawab:

Ya, larutan gula dan NaCl memiliki titik beku yang lebih rendah daripada
akuades. Hal tersebut disebabkan pada aquades tidak adanya zat lain sehingga
memiliki titik beku yang lebih rendah. Sedangkan pada larutan gula dan NaCl ini
adanya zat terlarut yaitu gula dan garam itu sendiri. Sehingga molekul pelarut murni
geraknya terhalangi untuk membeku secara normal, yang menyebabkan
membutuhkan suhu yang lebih rendah untuk membeku (titik beku yang lebih rendah
dari pelarut murni). Perbedaan titik beku pelarut dan larutan tersebutlah yang
menyebabkan terjadinya penurunan titik beku dari 0˚C menjadi di bawah 0˚C.

 Apakah larutan gula 0,1 M dan NaCl 0,1 M memiliki titik beku yang
berbeda meski larutan tersebut memiliki konsentrasi yang sama? Jika
iya, mengapa?
Jawab:

Ya. Larutan gula 0,1 M dan NaCl 0,1 M memiliki titik beku yang berbeda
meski larutan tersebut memiliki konsentrasi yang sama hal tersebut disebabkan larutan
gula merupakan larutan nonelektrolit dan larutan NaCl merupakan larutan elekrolit.
Dimana larutan elektrolit memiliki ion-ion yang dapat bergerak bebas dibandingkan
dengan larutan nonelektrolit. Sehingga ion-ion tersebutlah yang menyebabkan larutan
NaCl lebih lama membeku atau memiliki titik beku yang lebih rendah dibandingkan
dengan larutan gula.

 Apakah larutan NaCl 0,1 M dan NaCl 0,2 M memiliki titik beku yang
berbeda meski merupakan larutan yang sama? Jika iya, mengapa?
Jawab:

Ya, larutan NaCl 0,1 M dan NaCl 0,2 M memiliki titik beku yang berbeda
meski merupakan larutan yang sama. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan
konsentrasi antara larutan, walaupun keduanya merupakan larutan elektrolit. Dimana
semakin besar konsentrasi sebuah zat terlarut dalam sebuah larutan, maka akan
semakin rendah titik beku larutan tersebut. Sedangkan jika konsentrasi sebuah zat
terlarut dalam suatu larutan semakin kecil, maka titik beku larutan tersebut akan
semakin tinggi. Besar kecilnya konsentrasi sebuah zat ini berpengaruh pada ion-ion
yang telah dihasilkan. Sehingga semakin banyak ion yang menghalangi molekul
pelarut murni untuk membeku sehingga penurunan titik bekunya sangatlah besar.

3. Kesimpulan

 Fungsi garam dapur kasar yang dicampurkan dengan es adalah untuk


mempercepat pembekuan larutan apabila yang digunakan hanya es saja,
maka titik bekunya hanya sekitar 0˚C dan jika ditambahkan garam dapur
kasar maka suhunya lebih dingin. Penambahan garam dalam es batu
akan mengakibatkan peningkatan kosentrasi yang mengakibatkan
semakin rendah titik bekunya.
 Pengaruh zat terlarut elektrolit dan nonelektrolit terhadap penurunan titik
beku suatu larutan ialah Pada konsentrasi yang sama penurunan titik
beku larutan NaCl (elektrolit) lebih tinggi dibandingkan dengan
larutan urea (non-elektrolit). Sebab zat elektrolit terurai menjadi ion-ion
sehingga jumlah partikelnya lebih banyak dibanding zat non-elektrolit.
Kemudian perbedaan titik beku pada larutan NaCl 0,1 M dan 0,2 M di
sebebkan karena perbedaan konsentrasi, dimana semakin tinggi
konsentrasi maka titik bekunya akan semakin rendah dan semakin besar
pula perbedaan penurunan titik bekunya. Sedangkan jika konsentrasinya
semakin rendah, maka titik bekunya akan semakin tinggi dan perbedaan
penurunan titik bekunya pun akan semakin kecil.

Lampiran

Anda mungkin juga menyukai