Anda di halaman 1dari 8

PRAKTIKUM IV

PENENTUAN PENURUNAN TITIK BEKU LARUTAN

I. Tujuan
1. Menentukan tetapan penurunan titik beku melalui pelarut
2. Menentukan BM zat mol volatile

II. Tinjauan Pustaka


Sifat koligatif adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut tetapi
bergantung pada banyaknya partikel zat terlarut dalam larutan. Sifat koligatif larutan
terdiri dari dua jenis, yaitu sifat koligatif larutan elektronik dan sifat koligatif non
elektrolit (Susi, 2017).
Titik beku adalah titik dimana air mulai membeku. Titik beku normal suatu zat adalah
suhu pada saat zat meleleh atau membeku pada tekanan 1 atm (keadaan normal). Jika
suatu zat terlarut ditambahkan pada suatu pelarut murni akan mengalami penurunan.
Misalnya, titik beku normal air adalah 0ºC, namun dengan adanya zat terlarut pada suhu
0ºC air belum membeku. Jadi selisih titik beku pelarut (Tfº) dengan titik beku larutan
(Tf) disebut penurunan titik beku (∆Tf).
∆Tf = Tfº - Tf
Titik beku dan titik didih larutan tergolong pada kesetimbang pelarut yang berada dalam
larutan dengan pelarut padatan atau uap pelarut murni. kesetimbangan yang lainnya
adalah antara pelarut dalam larutan dengan pelarut murni. Pada saat kesetimbangan itu
terjadi, maka titik beku maupun titik lelehnya tercapai (Wahyuni, 2013).
Titik beku larutan pasti selalu lebih rendah daripada titik beku pelarut murninya. Hal ini
karena sebagian partikel air dan partikel partikel terlarut akan bergabung dan membentuk
ikatan. Sehingga ketika membeku, yang memiliki titik beku paling tinggi adalah air
karena air yang membeku terlebih dahulu. Kemudian diikuti oleh partikel partikel
terlarut (Fitriana, 2020).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi titik beku larutan diantaranya adalah tekanan,
saat tekanan meningkat titik beku akan meningkat karena jumlah energi yang diperlukan
untuk membuat zat padat menjadi lebih besar Konsentrasi solut, semakin tinggi
konsentrasi solut, maka semakin rendah titik beku larutan tersebut (Oktaviani, 2019).
Menurut hukum Backman dan Raoult bahwa penurunan titik beku berbanding langsung
dengan molalitas yang terkandung didalamnya. Hukum tersebut dapat dirumuskan
sebagai berikut (Roni dan Herawati, 2020).

penurunan titik beku non elektrolit:


∆Tf = m x Kf = (W/Mr) x (1000/p) x Kf
penurunan titik beku elektrolit:
∆Tf = m x Kf x i
dimana
∆Tf = penurunan titik beku
m= molalitas larutan
Kf= tetapan penurunan titik beku molal
W= massa zat terlarut
p= massa zat pelarut

Naftalen merupakan hidrokarbon padat berwarna putih yang diperoleh dari penyulingan
fraksional batu bara. Naftalen mudah terbakar dan menguap, dikenal sebagai naftalen
terkapur atau naftena (Anonim, 2015).Dengan adanya NaCl (atau garam lainnya), suhu
beku larutan lebih rendah dibandingkan air murni, dan semakin rendah seiring
bertambahnya konsentrasi garam (Conde, dkk., 2018).

III. Alat dan Bahan


Alat:
Termometer alkohol
Tabung reaksi
Seperangkat glassware
Batang pengaduk
Stopwatch

Bahan:
Asam asetat glasial
Naftalein
Es batu
Zat X
NaCl
Aquadest

IV. Prosedur Kerja

Isi beaker glass besar dengan menggunakan air, es


dan garam secukupnya

Masukkan tabung reaksi ke dalam beaker glass


yang sudah diisi air, es, dan garam secukupnya

Ambil pelarut sebanyak 20ml (asam cuka glasial)


Masukkan ke dalam beaker glass

Masukkan 20ml asam cuka glasial ke dalam beaker


glass

Didingkan, diamati, dan diukur menggunakan


termometer. Catat suhu termometer setiap menit.

Amati apakah pelarut sudah membeku atau belum

Pelarut dibiarkan mencair

masukkan naftalein (zat pelarut polar)

Didinginkan, masukkan termometer dan catat


suhu setiap menit

amati pelarut sudah membeku atau belum

Tentukan Tf (titik beku larutan) dan dicatat


dalam kertas hasil pengamatan
V. Hasil Pengamatan dan Analisis Data
VI. Pembahasan

Pada praktikum Farmasi Fisika telah dilakukan pengamatan Penentuan Titik Beku

Larutan. Larutan mempunyai sifat-sifat yang berbeda dari pelarutnya. Salah satu sifat

penting dari suatu larutan adalah penurunan titik beku. Titik beku adalah temperatur

tetap dimana suatu zat tepat mengalami perubahan wujud dari cair ke padat. Setiap zat

yang mengalami pembekuan memiliki tekanan 1 atm. Keberadaan partikel-partikel zat

pelarut mengalami proses pengaturan molekul-molekul dalam pembentukan susunan

kristal padat, sehingga diperlukan suhu yang lebih rendah untuk mencapai susunan

kristal padat darifasa cairnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya penurunan titik

beku suatu larutan yang keadaannya ditambahkan zat terlarut.

Praktikum kali ini bertujuan untuk menghitung tetapan penurunan titik beku molal

pelarut serta menghitung berat molekul zat X yang tidak diketahui dengan menggunakan

data-data titik beku yang diperoleh. Fungsi penambahan garam pada praktikum kali ini

adalah agar es yang terdapat dalam beaker glass tidak cepat untuk mencair. Setelah itu

dimasukkan dengan naftalein zat non volatile yang berfungsi agar dapat menurunkan

energi bebas dari pelarut sehingga kemampuan pelarut untuk berubah menjadi fase

uapnya akan menurun, oleh sebab itu tekanan uap pelarut dalam larutan akan lebih

rendah jika dibandingkan dengan tekanan uap pelarut yang sama dalam keadaan murni.

Pada pengamatan titik beku asam asetat glasial diperoleh hasil akhir yaitu hingga 16°C

selama 4 menit dimulai dari suhu 31°C. Hasil ini tidak jauh berbeda dengan literatur

dimana asam asetat pekat atau disebut asam asetat glasial adalah cairan higroskopis tak

berwarna, dan memiliki titik beku 16,7°C. Selanjutnya, naftalein ditambahkan dengan

asam asetat glasial menghasilkan hasil yang tidak jauh berbeda. Hal ini disebabkan

karena adanya penurunan titik beku yaitu masuknya zat terlarut yang mengakibatkan

titik bekunya menjadi berkurang. Perbedaan titik beku akibat adanya partikel zat terlarut
disebut penurunan titik beku. Larutan yang mengandung zat terlarut tak volatile dapat

menurunkan titik beku pelarut. Semakin tinggi konsentrasi zat terlarut yang diberikan

atau ditambahkan dalam suatu larutan, maka akan semakin besar penurunan titik

bekunya. Setelah asam asetat glasial dilarutkan dengan naftalein menghasilkan titik beku

yang lebih rendah yaitu -4 °C. Oleh karenanya dapat dihitung penurunan titik beku dari

larutan asam glasial dan naftalien yaitu 20°C. Pada perhitungan penurunan titik molal

pelarut (Kf) dari asam cuka glasial dan naftalein diperoleh hasil 0,0093 °C Kg/mol.

Selanjutnya zat tersebut dibiarkan mencair kembali dan ditambahkan dengan larutan zat

X (NaCl) kemudian dilakukan percobaan seperti prosedur sebelumnya dan mencapai

titik beku pada derajat ke-1, dimana jika dalam literatur titik beku yang dihasilkan lebih

rendah dari -4°C, perbedaan antara teori dan percobaan yang dilakukan terjadi karena

faktornya yaitu penambahan es yang terlalu lama. Oleh karenanya dapat dihitung

penurunan titik beku dari larutan asam glasial, naftalein, dan zat X yaitu 5°C. Dan

dengan menggunakan rumus menghitung BM zat X diperoleh hasil 0,0442953.

VII. Kesimpulan

● Semakin banyak waktu yang diberikan maka akan semakin rendah titik beku yang

dihasilkan

● Faktor pemberian es batu sangat berpengaruh dalam proses menentukan titik beku

● Semakin banyak zat telarut yang dimasukkan dapat memberikan hasil titik beku yang

lebih rendah

● Rumus perhitungan Kf (penurunan titik molal pelarut) dan BM (berat molekul) saling

berhubungan
Daftar Pustaka

Anonim. 2015. Naphthalene. [Serial Online].

Conde, M. M Rovere., M. d, Gallo. P. 2018. Molecular Dynamic Simulations of Freezing

Point Depression of HP 4P/2005 Water M Solution With NaCl. Journal of

Molecular Liquids, 261, 513-519.

Fitriana, Nina. 2020. Penurunan Titik Beku. Jurnal Kimia.

Oktaviani, Elmina. 2016. Pengembangan Virtual Lab untuk Praktikum Penurunan Titik

Beku dan Tekanan Osmotik Larutan.

Roni. K. A, dan Herawati, N. 2020. Kimia Fisika ll. Rafah Press UIN Raden Fatah

Palembang.

Susi, Rusdiani., dkk. 2017. Perbandingan Sifat Koligatif Campuran Larutan Garam

dengan Air Zam Zam Berdasarkan Berat Jenisnya. Media Neliti.


Lampiran

Disiapkan larutan kedalam tabung reaksi.

Tabung reaksi dimasukkan kedalam gelas beker yang telah diisi es batu, garam, dan air.

Pengukuran suhu di setiap penambahan bahan

Anda mungkin juga menyukai