Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PERCOBAAN TITIK BEKU

Disusun Oleh :

Albisel Satya Haprabu


Anggi Nuraini
Dewi Amanda Sari
Galih Muhammad Andrian
Nadila Ofa Fia Sari
Rizaldi Ihza Mustofa
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Sifat koligatif larutan adalah sifat-sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat
terlarut, tetapi hanya bergantung pada konsentrasi partikel terlarutnya. Sifat koligatif
larutan di pengaruhi oleh beberapa faktor. Yaitu :
1) Penurunan tekanan uap jenuh
2) Kenaikan titik didih
3) Penurunan titik beku
4) Tekanan osmosis.

Salah satu sifat koligatif adalah penurunan titik beku. Titik beku adalah suhu dari
tekanan tertentu saat terjadi perubahan wujud zat dari cair menjadi padat. Titik beku ini
bisa mengalami penurunan atau disebut dengan penurunan titik beku ketika adanya
penambahan zat terlarut ke dalam sebuah larutan. Penurunan titik beku adalah selisih
antara titik beku pelarut dengan titik beku larutan.
Praktikum ini kami buat sebagai bentuk pemenuhan tugas kimia mengenai sifat
koligatif larutan. Selain itu, praktikum ini dapat menambah pengetahuan dan menjadikan
kita kreatif dan dapat menjadi prospek masa depan untuk menambah penghasilan.

2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah kami tuliskan di atas, dapat ditentukan rumusan
masalah sebagai berikut :
a. Apakah fungsi garam dapur kasar yang dicampurkan pada es?
b. Bagaimana pengaruh zat terlarut elektrolit dan nonelektrolit terhadap penurunan titik
beku suatu larutan?

3. Tujuan
Dari rumusan masalah yang telah kami tuliskan di atas, dapat ditentukan tujuan
sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui fungsi garam dapur kasar yang dicampurkan pada es
b. Untuk mengetahui pengaruh zat terlarut elektrolit dan nonelektrolit terhadap
penurunan titik beku suatu laruta

LANDASAN TEORI
1. Sifat Koligatif Larutan
Sifat koligatif larutan adalah sifat yang bergantung pada jumlah partikel zat terlarut
dan tidak bergantung pada jenis zat terlarut. Besarnya perubahan bergantung pada
jumlah pertikel zat terlarut dalam larutan. Adapun jenisnya sebagai berikut
a. Penurunan tekanan uap larutan
Bila kita mengamati pada peristiwa penguapan, ketika pertikel-partikel zat cair
meninggalkan kelompoknya. Bila zat cair disimpan dalam ruang tertutup yang hampa
udara, maka sebagian dari pertikel-partikel zat cair akan menguap, sedangkan zat car
yang telah menjadi uap akan kembali menjadi cair (mengembun). Tekanan yang
ditimbulkan pada saat tercapai kondisi kesetimbangan dinamakan tekana uap jenuh.

b. Kenaikan Titik Didih dan Penurunan Titik Beku


Titik didih suatu zat cair adalah suhu dimana tekanan uap jenuh zat cair tersebut
sama dengan tekanan luar. Bila tekanan uap sama dengan tekanan luar, maka
gelombang uap yang terbentuk dalam cairan dapat mendorong diri ke permukaan
menuju fasa gas.
c. Tekanan osmotik
Tekanan osmosis adalah peristiwa perpindahan pelarut dari larutan yang
konsentrasinya lebih kecil ke larutan yang konsentrasinya lebih besar melalui
membran semipermeabel.

2. Penurunan Titik Beku


Penurunan titik beku digunakan oleh beberapa organisme yang hidup dalam cuaca
sangat ekstrem. Makhluk seperti itu berevolusi yang berarti mereka dapat
menghasilkan berbagai senyawa dengan konsentrasi tinggi seperti sorbitol dan
gliserol. Peningkatan konsentrasi zat terlarut ini menurunkan titik beku air di
dalamnya, mencegah organisme membeku padahal air di sekitarnya membeku, atau
ketika udara di sekitarnya menjadi sangat dingin. Contoh organisme yang
menghasilkan senyawa antibeku termasuk beberapa spesies ikan Arktik seperti
rainbow smelt, yang menghasilkan gliserol dan molekul lain untuk bertahan hidup di
muara yang membeku selama bulan-bulan musim dingin. Adapun rumus penurunan
titik beku adalah sebagai berikut :

ΔTF = KF · m · i, dan ΔTf = Tfº – Tf


- ΔTF : Penurunan Titik Beku ( º C )
- KF : Tetapan penurunan titik beku ( º C Kg / mol )
- m : Molalitas larutan ( mol / kg )
- i : Faktor Van Hoff
- Tfº : Titik beku pelarut murni ( º C )
- Tf : Titik beku larutan

3. Faktor yang Mempengaruhi Penurunan Titik Beku


1. Konsentrasi Larutan
Semakin besar konsentrasi sebuah zat terlarut dalam sebuah larutan, maka akan
semakin rendah titik beku larutan tersebut. Sedangkan jika konsentrasi sebuah zat
terlarut dalam suatu larutan semakin kecil, maka titik beku larutan tersebut akan
semakin tinggi. Besar kecilnya konsentrasi sebuah zat ini berpengaruh pada ion-ion
yang telah dihasilkan. Jika konsentrasi berada pada jumlah yang kecil, maka jarak
antar ion semakin besar ion-ion semakin bebas.
2. Sifat Elektrolit Larutan
Pada sebuah larutan yang bersifat elektrolit proses pembekuan akan lebih lama
karena adanya ion-ion yang memliki daya hantar listrik, sehingga hal ini membuat
larutan tersebut menjadi lebih sukar membeku yang artinya titik beku larutan akan
lebih rendah. Sedangkan pada larutan non elektrolit yang tidak memiliki ion-ion
dengan daya hantar listrik membuat larutan ini menjadi lebih cepat membeku saat
proses pembekuan, sehingga titik beku yang dicapai akan lebih tinggi
3. Jumlah Partikel
Semakin banyak jumlah partikel dari zat terlarut, maka akan semakin rendah titik
bekunya. Sedangkan jika jumlah partikel dari zat terlarut lebih sedikit, maka titik
bekunya pun akan semakin tinggi. Dalam konsentrasi yang sama, jumlah partikel pada
larutan elektrolit akan lebih banyak daripada jumlah partikel yang ada pada larutan
non elektrolit.
4. Molalitas
Semakin besar molalitas sebuah larutan, maka nilai penurunan titik beku nya akan
semakin tinggi. Sedangkan jika molalitas sebuah larutan semakin kecil, maka nilai
penurunan titik bekunya akan semakin rendah pula. Hal ini karena hasil penurunan
titik beku selalu berbanding lurus dengan molalitas larutan tersebut.
5. Kemurnian Zat
Ketika kita mencoba bandingan dengan membekukan sebuah zat pelarut murni
dan sebuah larutan dalam suhu yang sama, maka yang akan lebih cepat membeku
adalah zat pelarut murni. Hal ini karena titik beku zat pelarut murni selalu lebih tinggi
daripada zat pelarut yang telah tercampur dengan zat terlarut dan menjadi larutan.
Adanya zat terlarut dalam sebuah larutan itulah yang membuat terjadinya penurunan
titik beku, sehingga titik beku pelarut murni akan selalu lebih tinggi daripada titik
beku sebuah larutan
6. Semakin tinggi kemolalan maka titik bekunya akan semakin rendah
Semakin tinggi kemolalan maka titik bekunya akan semakin rendah dan semakin
besar pula perbedaan penurunan titik bekunya. Sedangkan jika kemolalannya semakin
rendah, maka titik bekunya akan semakin tinggi dan perbedaan penurunan titik
bekunya pun akan semakin kecil
PEMBAHASAN
1. Alat dan Bahan
a. Garam dapur kasar
b. Gelas kimia plastik 1L
c. Rak tabung reaksi
d. Tabung reaksi 5 buah
e. Batang pengaduk 2 buah
f. Termometer 2 buah
g. Gelas ukur 10ml
h. Sendok makan
i. Es batu 1 kg
j. Aquadest
k. Larutan urea 1m
l. Larutan urea 2m
m. Larutan NaCL 1m
n. Larutan NaCL 2m

2. Cara Kerja
a. Hancurkan es menjadi butiran-butiran kecil
b. Siapkan gelas kimia plastik dan masukkan butiran es batu ke dalamnya
c. Tambahkan 6 sendok makan garam dapur ke dalam gelas kimia berisi es, kemudian
aduk hingga bercampur rata. Campuran ini dinamakan campuran pendingin
d. Masukkan aquadest ke dalam tabung reaksi dengan volume 3 mL dan masukkan ke
dalam campuran pendingin
e. Aduklah aquadest dalam tabung reaksi tersebut menggunakan batang pengaduk
dengan gerakan naik turun hingga membeku (sebagian membeku tidak masalah)
f. Setelah aquadest membeku, keluarkan dari campuran pendingin
g. Gantilah pengaduk gelas dengan termometer, bacalah skala suhu yang ditunjukkan
pada termometer dan catatlah
h. Ulangi langkah no. 4-7 dengan larutan yang berbeda, yaitu larutan urea 1 m, 2m dan
larutan NaCl 1 m, 2 m

3. Hasil dan Data Pengamatan

No. Molalitas Titik Beku Penurunan Titik Beku

1 Aquades 1 1

2 Urea 1 m -4 4

3 Urea 2 m -4 4
4 NaCl 1 m -4 4

5 NaCl 2 m -5 5

4. Pembahasan
a. Fungsi Penambahan Garam pada Es Batu
Suatu larutan akan membeku pada suhu yang lebih rendah dibanding dengan titik
beku air. Yang dimaksud dengan titik beku adakah suhu pada saat fasa zat cair dan fasa
padatnya berada bersama-sama (dalam kesetimbangan).
Titik beku normal suatu zat cair yaitu titik beku pada tekanan 760 mmHg atau 1
atm. Misalnya air murni membeku pada suhu tetap, yaitu 0 ˚C pada tekanan 1 atm.
Penurunan titik beku sebanding dengan besarnya konsentrasi zat terlarut makin besar
maka besar maka penurunan titik beku juga semakin besar. Jadi, dengan adanya zat
terlarut dalam air maka titik beku air menjadi lebih kecil dari 0˚ C pada tekanan 1 atm.
Jika air murni dalam suatu wadah direndam dalam es batu dan air yang telah
diberi garam air murni tersebut akan membeku pada suhu tertentu (normalnya 0˚C yang
diukur pada tekanan 1 atm). Sedangkan pada suhu yang sama, adonan es belum
membeku secara sempurna atau bahkan belum membeku. Adanya bahan-bahan atau zat
terlarut yang ditambahkan dalam adonan es putar tersebut menghalangi gerak molekul
pelarut murni untuk membeku secara normal, sehingga titik beku larutan turun (terjadi
penurunan titik beku), akibatnya diperlukan suhu yang lebih rendah untuk
membekukannya. Dengan demikian fungsi garam ditambahkan pada es batu adalah untuk
menurunkan titik beku es batu.

b. Pengaruh Zat Terlarut Elektrolit Dan Nonelektrolit Terhadap Penurunan


Titik Beku Suatu Larutan
Titik beku Aquades dalam percobaan ini adalah = 0 0C ini terjadi karena aquades
merupakan pelarut murni yang tidak tercampur dengan zat-zat lain. seperti yang kita
ketahui pada umumnya bahwa titik beku pelarut murni adalah 00C. Kalau kita
mencampurkan zat lain seperti gula kedalam larutan murni ini maka titik bekunya akan
berubah menurut sifatnya masing masing, inilah yang dikatakan dengan penurunan titik
beku.
Pada molalitas yang sama penurunan titik beku larutan NaCl (elektrolit) lebih
rendah dibandingkan dengan larutan urea (non-elektrolit). Sebab zat elektrolit terurai
menjadi ion-ion sehingga jumlah partikelnya lebih banyak dibanding zat non-elektrolit.
Hal tersebut merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penurunan titik beku.
Adapun faktor lain yang memperngaruhi penurunan titik beku ialah:
- Konsentrasi larutan
- Sifat elektrolit larutan
- Jumlah partikel
- Molalitas
5. Pertanyaan

a. Berapa titik beku aquadest?


-1 °C
b. Lengkapilah data hasil percobaan tersebut!

No. Molalitas Titik Beku Penurunan Titik Beku

1 Aquades -1 1

2 Urea 1 m -4 4

3 Urea 2 m -3 -3

4 NaCl 1 m -2 2

5 NaCl 2 m -5 5

c. Apa fungsi garam dapur yang terdapat dalam campuran pendingin?


Untuk menurunkan titik beku es batu, Agar suhu larutan lebih rendah.

d. Bagaimana pengaruh konsentrasi larutan terhadap titik beku larutan dan


penurunan titik bekunya?
Semakin besar konsentrasi sebuah zat terlarut dalam sebuah larutan, maka
akan semakin rendah titik beku larutan tersebut. Sedangkan jika konsentrasi sebuah
zat terlarut dalam suatu larutan semakin kecil, maka titik beku larutan tersebut akan
semakin tinggi.

e. Jelaskan apakah sama antara titik beku larutan urea 1m dan larutan NaCl
1m?
Berbeda, Karena NaCl merupakan larutan elektrolit maka titik beku larutanya
lebih rendah.
f. Jelaskan apakah sama antara titik beku larutan urea 2m dan larutan NaCl
1m?
Berbeda, lebih rendah NaCl karena NaCl merupakan elktrolit kuat.
g. Hitunglah titik beku secara teoritis larutan urea 1 m, 2m dan larutan NaCl 1
m, 2 m!
· Urea 1 m
∆Tf = Kf x m x i
∆Tf = 1.86 x 1 x 1
∆Tf = 1.86 oC
Tf = Kf x m x i
Tf = 0 – 1.86
Tf = -1.86 oC

· Urea 2 m
∆Tf = Kf x m x i
∆Tf = 1.86 x 2 x 1
∆Tf = 3.72 oC
Tf = Tf x m x I
Tf = 0 -3.72
Tf = 3.72 OC

· NaCl 1 m
∆Tf = Kf x m x i
∆Tf = 1.86 x 1 x 2
∆Tf = 3.72 o C
Tf = Tfo - ∆Tf
Tf = 0 -3.72
Tf= -3.72 o C

· NaCl 2 m
∆Tf = Kf x m x I
∆Tf = 1.86 x 2 2
∆Tf = 7.44 oC
Tf = Tfo- ∆Tf
Tf = 0 -7.44 oC
Tf = -7.44 oC

h. Apakah sama titik beku hasil percobaan dengan hasil perhitungan? Kalau
berbeda, jelaskan kira-kira apa penyebabnya?
Berbeda, Karena beberapa alasan berikut :
- Saat melakukan pengecekan suhu terlalu cepat atau terlalu lambat sehingga
suhu belum sepenuhnya turun atau suhu sudah naik.
- Termometer yang digunakan belum dicuci bersih masih ada sisa - sisa larutan
sebelumnya

i. Hitunglah persen kesalahan titik beku hasil percobaan dibandingkan hasil


perhitungan secara teoritis!
· % kesalahan Urea lm = │- 4 – (-1,86 ) / 1,86 │x 100% = 115,05 %

· % kesalahan Urea 2m = │- 3 – (- 3,72 ) / 3,72│ x 100% = 19,3 %

· % kesalahan NaCl 1m = │- 2 – (- 3,72 ) / 3,72 │x 100% = 46,2 %

· % kesalahan NaCl 2m = │- 5 – (-7,44 ) / 7,44 │x 100% = 32,7 %


KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang kami dapat dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Garam dapur pada larutan es batu berfungsi untuk menurunkan suhu / titik
beku es batu. Hal ini sesuai dengan sifat koligatif larutan penurunan titik beku
yaitu, titik beku pelarut murni (air / es batu ) akan menurun ketika suatu zat
terlarut (garam) ditambahkan pada suatu pelarut murni. Hal ini disebabkan
oleh adanya molekul-molekul pelarut sulit berubah menjadi fase cair karena
pergerakan partikel pelarut dihalangi oleh partikel terlarut.
2. Pada sebuah larutan yang bersifat elektrolit proses pembekuan akan lebih lama
karena adanya ion-ion yang memliki daya hantar listrik, sehingga hal ini
membuat larutan tersebut menjadi lebih sukar membeku yang artinya titik
beku larutan akan lebih rendah. Sedangkan pada larutan non elektrolit yang
tidak memiliki ion-ion dengan daya hantar listrik membuat larutan ini menjadi
lebih cepat membeku saat proses pembekuan, sehingga titik beku yang dicapai
akan lebih tinggi.
3. Faktor lain yang memengaruhi penurunan titik beku adalah konsentrasi
larutan, molalitas, jumlah partikel, dan kemurnian zat
DAFTAR PUSTAKA

- (“Atiqah, 2020, LAPORAN PRAKTIKUM PENURUNAN TITIK BEKU LARUTAN


– Captain_Eunoia”)
- (“Desia, 2019, Penurunan Titik beku Larutan dan Faktor-Faktor yang mempengaruhi
nya”)
- (“Stekom, Penurunan titik beku”)
- (“Hadijatul, 2019, Rangkuman Contoh Sifat Kolegatif Larutan”)

LAMPIRAN

Aquades NaCl 2 m NaCl 1 m

Urea 1 m Urea 2 m Proses

Anda mungkin juga menyukai