Anda di halaman 1dari 10

KENAIKAN TITIK DIDIH LARUTAN

DAN PENURUNAN TITIK BEKU LARUTAN

(Laporan Praktikum Kimia)

Disusun oleh:
Kelompok

alya natasya
merina
mira safitri
fera yuliana
silva audia bela
roan haikal maulana

Kelas XII MIA


Guru Pebimbing: Ulva Hendriyani S,Pd.I.

PEMERINTAH ACEH
SMA NEGERI 2 MEULABOH
TAHUN 2023
I. Judul Pecobaan
1. Percobaan kenaikan titik didih larutan
2. Percobaan Penurunan titik beku larutan

II. Tujuan Percobaan


1. Mengetahui pengaruh adanya zat terlarut terhadap penurunan titik beku
larutan urea 1m, Gula Pasir 1m,gula pasir 2 m,NaCl 1'm dan NaCl 2 m
2. Membandingkan titik beku larutan elektrolit dan non elektrolit dengan
konsentrasi yang sama.
3. Mengetahui hubungan antara konsentrasi larutan dengan kenaikan titik didih
larutan.

III. Dasar Teori


Suatu zat cair akan mendidih jika tekanan uap jenuh zat cair itu sama dengan
tekanan udara disekitarnya. Apabila air murni dipanaskan pada tekanan 1 atm
(760 mmHg) maka air akan mendidih pada temperatur 100 oC, karena pada
tekanan uap jenuh zat cair yang sama dengan 1 atm disebut titik didih normal zat
cair itu. Jadi yang dimaksud dengan titik didih adalah temperatur pada saat
tekanan uap jenuh larutan sama dengan tekanan udara luar (tekanan pada
permukaan larutan).
Jika pada suhu tertentu, suatu pelarut murni (air) ditambahkan zat terlarut
misalnya gula pasir, maka tekanan uap air akan turun. Hal ini mengakibatkan
larutan gula belum mendidih pada suhu 100 °C. Agar larutan gula cepat
mendidih, diperlukan suhu yang cukup tinggi, sehingga tekanan uap jenuhnya
sama dengan tekanan uap di sekitarnya. Adanya penambahan zat terlarut ini
dapat menghalangi penguapan partikel pelarut. Sehingga, penguapan partikel-
partikel pelarut membutuhkan energi yang besar. Selisih antara titik didih larutan
dengan titik didih pelarut murni disebut kenaikan titik didih (ΔTb).
ΔTb  =  Tb larutan – Tb pelarut
ΔTb  =  Tb - Tb°
Dalam persamaan ini td dan tb artinya penurunan titik beku dan
kenaikan titik didih, m adalah molalitas, kb dank d masing-masing adalah tetapan
turunan titik beku molal dan tetapan naik titik didih molal. Tetapan turun titik
beku ini disebut juga krioskopik dan tetapan naik titik didih disebut ebulioskopik
(Petrucci, 1987).
Suatu zat cair akan mendidih jika tekanan uap jenuh zat cair itu sama
dengan tekanan udara disekitarnya. Apabila air murni dipanaskan pada tekanan 1
atm (760 mmHg) maka air akan mendidih pada temperatur 100 oC, karena pada
tekanan uap jenuh zat cair yang sama dengan 1 atm disebut titik didih normal zat
cair itu. Jadi yang dimaksud dengan titik didih adalah temperatur pada saat
tekanan uap jenuh larutan sama dengan tekanan udara luar (tekanan pada
permukaan larutan).

Sifat koligatif larutan adalah sifat yang disebabkan hanya oleh kebersamaan
(jumlah partikel) dan bukan oleh ukurannya. Zat terlarut mempengaruhi sifat
larutan, dan besarnya pengaruh bergantung pada jumlah partikel tersebut.
Besarnya kenaikan titik didih dan penurunan titik beku bergantung pada
konsentrasi zat terlarut (Syukri, S. 1999)
Penurunan titik beku berbanding lurus dengan penurunan tekanan uap, atau
berbandingnya lurus dengan fraksi mol dan untuk larutan encer, keseimbangan
ini dapat dianggap berlaku pula terhadap molalitas.
Penurunan titik beku adalah selisih antara titik beku pelarut dan titik beku
larutan dimana titik beku larutan lebih rendah dari titik beku pelarut. Titik beku
pelarut murni seperti yang kita tahu adalah 00C dengan adanya zat terlarut
misalnya saja gula yang ditambahkan ke dalam air maka titik beku larutan ini
tidak akan sama dengan 0oC melainkan akan menjadi lebih rendah di bawah 0oC
itulah penyebab terjadinya penurunan titik beku yaitu oleh masuknya suatu zat
terlarut atau dengan kata lain cairan tersebut menjadi tidak murni, maka
akibatnya titik bekunya berubah (nilai titik beku akan berkurang).
IV. METODE PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan titik didih
 gelas kimia
 neraca
 kasa dan kaki tiga
 aquades
 pembakar spirtus
 urea (CO2(NH2)2
 Termometer skala 10oC- 100oC
Alat dan bahan titik beku
 Baskom plastik
 Termometer
 Tabung reaksi
 Rak tabung
 Batang pengaduk
 Es batu
 Aquades
 Urea
 Garam dapur
 Kain lab

B. Cara Kerja
Titik didih
1. Disiapkan gelas kimia 100 ml sebanyak 5 buah, lalu diberi nomor 1
sampai 5
2. Diisi gelas kimia nomor 1dengan aquades sebanyak 50 ml
3. Dipanaskan gelas kimia nomor 1 hingga aquades mendidih (4 menit),
dicatat suhunya
4. Gelas kimia no. 2 dan 3 berturut-turut dimasukkan larutan gula 1 molal
dan 0,5 molal
5. Gelas kimia nomor 4 dan 5 berturut-turut dimasukkan larutan urea 1
molal dan 0,5 molal
6. Dipanaskan gelas kimia nomor 2 sampai dengan 5 hingga mendidih
dicatat suhunya.

Titik Beku
1. Buatlah campuran pendingin dengan cara memasukkan butiran es batu ke
dalam baskom sampai ¾ bagian, kemudian tambahkan 10 sendok
makan garam dapur dan aduk hingga rata.
2. Isilah kira-kira 5-10 ml aquades ke dalam tabung reaksi,kemudian ukur
suhu awal nya.
3. Masukkan tabung reaksi yang berisi aquades tersebut kedalam campuran
pendingin dan biarkan sampai membeku.
4. Jika sudah membeku, ambil tabung reaksi dari campuran pendingin
kemudian ukur suhunya dengan menggunakan termometer, catat di tabel
pengamatan.
5. Ulangi langkah 2-4 untuk larutan urea 1m, 2 m, gula 1m, 2m dan garam
1m dan 2 m.

V. HASIL PENGAMATAN
1) Percobaan kenaikan titik didih

No Larutan molalitas Titik didih (oC) Beda titik didih


1. Aquades
2. NaCl
3. NaCl
4. Urea
5. Urea
1) Percobaan penurunan titik beku

No Larutan Konsentrasi (M) Titik beku larutan Penurunan titik beku


1. Air suling
2. Larutan Urea
3. Larutan Urea
4. Larutan Gula
5. Larutan Gula
6. Larutan Garam
7. Larutan Garam

VI. PEMBAHASAN
Titik Beku
Apabila zat terlarutnya termasuk elektrolit maka akan menghasilkan titik
beku lebih rendah dari pada zat terlarut yang non elektrolit.
Terjadi kesalahan dalam percobaan ini mungkin karena kelalaian melihat
termemoter. Faktor kesalahan yang terjadi pada percobaan sifat koligatif
larutan adalah kesalah ketika melihat skala termometer, termometer
menyentuh diding atau alas sehingga tidak mengukur suhu larutan, pada
percobaan kenaikkan titik beku ini ada
1. Pengaruh zat terlarut terhadap titik beku dan penurunan titik beku
pelarut
Penurunan titik beku sebanding dengan konsentrasi zat terlarut. Bila
konsentrasi zat terlarut semakin besar, maka penurunan titik beku semakin
besar, dan sebaliknya bila konsentrasi zat terlarut semakin kecil, maka
penurunan titik beku semakin kecil. Hal ini disebabkan karena adanya
partikel-partikel zat terlarut di antara molekul-molekul pelarut
mengurangi kemampuan molekul-molekul pelarut berubah dari fase cair
ke fase padat.

2. Perbedaan titik beku larutan urea dengan titik beku garam pada
kemolaran yang sama
Sifat koligatif adalah sifat-sifat fisis larutan (tekanan uap, titik didih, titik
beku dan tekanan osmosis) yang hanya tergantung pada jumlah partikel
zat terlarut. Hal ini dinyatakan dalam Faktor Van't Hoff. Berdasarkan data
yang ada, jumlah konsentrasi zat terlarut.
Kenaikan titik didih yaitu suhu dimana tekanan uap suatu cairan sama
dengan tekanan udara luar. Penurunan tekanan uap larutan menyebabkan
titik didih larutan lebih tinggi dari titik didih pelarut. Lalu titik beku
adalah suhu dimana suatu cairan mulai membeku. Penurunan tekanan uap
larutan menyebabkan titik beku larutan lebh rendah dari titik beku pelarut.
Tekanan osmosis adalah tekanan yang dibutuhkan untuk mencegah
terjadinya osmosis.
Adanya zat terlarut menyebabkan pelarut lebih sukar menguap, sebab
sebagian permukaannya tertutup oleh zat terarut.
Pada sifat kolgiatif larutan menggunakan molalitas sebagai satuan
konsentrasinya. Hal ini disebabkan karena tidak seperti olaritas, molalitas
tidak bergantung pada suhu.

kenaikan titik didih


1. pengaruh zat terlarut terhadap titik didih dan kenaikan titik didih pelarut

Sifat koligatif larutan adalah sifat yang dipengaruhi oleh jumlah mol
zat terlarut dan tidak dipengaruhi oleh jenis zat terlarut. Titik didih suatu
larutan bergantung pada tekanan luar, dimana suhu pada saat tekanan uap
jenuh cairan itu sama dengan tekanan luar, sehingga gelembung uap yang
terbentuk dalam cairan dapat mendorong ke permukaan menuju fase gas
(penguapan). Hal yang sangat khusus dari suatu penguapan adalah
mendidih yaitu pelepasan cairan dari tempat terbuka ke fase uap.
Kenaikan titik didih (∆Tb) tidak mengacu pada jenis zat terlarutnya
melainkan ke fraksi molnya atau komponen zat terlarutnya.

2. pengaruh konsentrasi larutan dalam kenaikan titik didih

Semakin banyak jenis zat terlarut yang dicampurkan maka semakin


tinggi pula titik didih larutannya. Jadi semakin besar konsentrasi larutan
maka energi yang digunakan juga semakin besar maka waktu yang
diperlukan juga akan semakin kecil.
Hal ini sesuai dengan teori dimana konsentrasi mempengaruhi
kenaikan titik didih larutan. Teori yang menyatakan bahwa adanya zat
terlarut akan menghalangi penguapan partikel pelarut sehingga penguapan
partikel- partikel pelarut membutuhkan energi besar. Konsentrasi yang
berbeda akan sebanding dengan besarnya energi yang digunakan untuk
mendidihkan larutan tersebut, sehingga semakin besar konsentrasi akan
semakin besar pula energi yang digunakan dalam hal ini dibuktikan
dengan semakin tinggi suhu akhir. Dengan semakin tinggi suhu akhir
larutan maka diperoleh kenaikan titik didh yang semakin besar pula.

VII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan, maka dapat disimpulkann :
1. Adanya zat terlarut yang mengakibatkan adanya gaya tarik antar molekul
yang semakin sulit untuk diputuskan, sehingga titik didih larutan lebih
tinggi daripada pelarut.
2. adanya zat terlarut yang akan mengganggu molekul-molekul pelarut
murni untuk berikatan, akibatnya titik beku larutan lebih kecil
dibandingkan titik beku pelarut.
3. Titik didih suatu zat cair adalah pada saat tekanan uap jenuh zat cair
tersebut sama dengan tekanan luar. Bila tekanan uap jenuh zat cair sama
dengan tekanan luar, maka gelembung uap yang terbentuk dapat
mendorong diri kepermukaan menuju fase gas.
4. Air murni membeku pada saat temperaturnya 0°C dan pada tekanan 1
atm. Titik beku cairan adalah suhu pada saat tekanan uap cairan sama
dengan uap pelarut murni. Adanya zat larut dalam larutan menyebabkan
titik beku larutan lebih rendah dibandingkan pelarut murninya.
5. Titik beku larutan dan titik didih setiap larutan berbeda-beda.
6. Konsentrasi suatu larutan mempengaruhi titik didih, dimana semakin
besar konsentrasi suatu larutan, maka semakin besar pula kenaikan titik
didihnya.

DAFTAR PUSTAKA

Atkins, PW. 1994. Kimia Fisik II. Jakarta : Erlangga

Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar Jilid 1. Jakarta : Erlangga

Petrucci, 1987. Kimia Dasar I. Jakarta : Erlangga

Syukri, S. 1999. Kimia Dasar. Bandung : ITB


Lampiran

Anda mungkin juga menyukai