Anda di halaman 1dari 16

Laporan Praktikum Kimia

Kenaikan Titik Didih Dan Penurunan Titik Beku

Bapak Oyo Supena S. Pd.

Disusun Oleh :

Akmal Jauhar Sidqi


Agung Ramadhan
M. Qodarisman
Salma Mardhiyana
Vidyazahra Arasha Dedi

SMA NEGERI 1 BANJAR


Jalan KH. Mustofa no. 1, Kota Banjar
BAB 1
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Praktikum

Titik beku adalah suhu dimana tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap padatannya.
Titik beku larutan lebih rendah daripada titik beku pelarut murni.Hal ini disebabkan zat pelarutnya
harus membeku terlebih dahulu, baru zat terlarutnya. Jadi larutan akan membeku lebih lama
daripada pelarut. Setiap larutan memiliki titik beku yang berbeda.
Titik beku suatu cairan akan berubah jika tekanan uap berubah, biasanya diakibatkan oleh
masuknya suatu zat terlarut atau dengan kata lain, jika cairan tersebut tidak murni, maka titik
bekunya berubah (nilai titik beku akan berkurang).
Seperti yang kita tahu bahwa titik beku pelarut murni berada pada suhu 0ºC, tapi dengan
adanya zat terlarut misalnya saja kita tambahkan gula ke dalam air tersebut maka titik beku larutan
ini tidak akan sama dengan 0ºC lagi, melainkan akan turun menjadi dibawah 0ºC, dan inilah yang
dimaksud sebagai “penurunan titik beku”.
Dalam percobaan ini akan diteliti tentang perubahan titik beku pelarut murni yang telah
ditambahkan zat terlarut lain kedalamnya dan mencoba pembuktian bahwa titik beku larutanya
akan lebih rendah dibandingkan pelarut murninya.
Titik beku adalah suhu pada pelarut tertentu di mana terjadi perubahan wujud zat cair ke
padat. Pada tekanan 1 atm, air membeku pada suhu 0°C karena pada suhu itu tekanan uap air sama
dengan tekanan uap es. Selisih antara titik beku pelarut dengan titik beku larutan disebut penurunan
titik beku (Δ Tf = freezing point depression). Pada percobaan ini ditunjukkan bahwa penurunan
titik beku tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya pada konsentrasi partikel dalam
larutan.Oleh karena itu, penurunan titik beku tergolong sifat koligatif.
Penurunan titik beku adalah selisih antara titik beku pelarut dan titik beku larutan dimana
titik beku larutan lebih rendah dari titik beku pelarut.Titik beku pelarut murni seperti yang kita
tahu adalah 0ºC. dengan adanya zat terlarut misalnya saja gula yang ditambahkan ke dalam air
maka titik beku larutan ini tidak akan sama dengan 0ºC melainkan akan menjadi lebih rendah di
bawah 0oC itulah penyebab terjadinya penurunan titik beku yaitu oleh masuknya suatu zat terlarut
atau dengan kata lain cairan tersebut menjadi tidak murni, maka akibatnya titik bekunya berubah
(nilai titik beku akan berkurang).
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada macamnya zat terlarut
tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut (konsentrasi zat terlarut).
Apabila suatu pelarut ditambah dengan sedikit zat terlarut, maka akan didapat suatu larutan
yang mengalami:
1. Penurunan tekanan uap jenuh
2. Kenaikan titik didih
3. Penurunan titik beku
4. Tekanan osmosis
Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat Larutan itu
sendiri. Jumlah partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel dalam
larutan elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama. Hal ini dikarenakan larutan elektrolit
terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan non elektrolit tidak terurai menjadi ion-ion.Dengan
demikian sifat koligatif larutan dibedakan atas sifat koligatif larutan non elektrolit dan sifat
koligatif larutan elektrolit.
Adanya partikel zat terlarut yang tidak mudah menguap dalam larutan dapat mengurangi
kemampuan zat pelarut untuk menguap, sehingga tekanan uap larutan lebih rendah daripada
tekanan uap pelarut murni. Adanya partikel zat terlarut tersebut juga akan mengakibatkan kanaikan
titik didih dan penurunan titik beku larutan. Menurut hokum Roult, besarnya penurunan tekanan
uap larutan, kenaikan titik didih, dan penurunan titik beku larutan yang mengandung zat terlarut
tidak mudah menguap dan tidak mengalami disosiasi (larutan non elektrolit), sebanding dengan
banyaknya partikel zat terlarut. Besarnya kenaikan titik didih larutan 1 molal disebut kenaikan titik
didih molal, Kb. Sedangkan besarnya penurunan titik beku larutan 1 molal disebut penurunan titik
beku molal, Kf. Untuk larutan encer berlaku:
ΔTb = m x Kb
ΔTf = m x Kf
Dengan :
ΔTb = Kenaikan titik didih larutan
ΔTf = Penurunan titik beku larutan
Kb = kanaikan titik didih molal
Kf = penurunan titik beku molal
m = Molalitas larutan

Besarnya molalitas larutan yang sejenis sebanding dengan massa zat terlarut dan
berbanding dengan massa molekul zat terlarut. Jika massa zat terlarut dan massa zat pelarut
diketahui, maka massa molekul zat terlarut dapat ditentukan berdasarkan sifat koligatif suatu
larutan.
Untuk larutan yang mengandung zat terlarut tidak mudah menguap dan dapat mengalami
disosiasi (larutan elektrolit), besarnya penurunan tekanan uap larutan, kenaikan titik didih, dan
penurunan titik beku larutan, dipengaruhi oleh derajad disosiasi larutan.
Apabila sebuah larutan mempunyai tekanan uap yang tinggi pada suhu tertentu, maka
molekul-molekul yang berada dalam larutan tersebut mudah untuk melepaskan diri dari
permukaan larutan. Atau dapat dikatakan pada suhu yang sama sebuah larutan mempunyai tekanan
uap yang rendah, maka molekul-molekul dalam larutan tersebut tidak dapat dengan mudah
melepaskan diri dari larutan. Jadi larutan dengan tekanan uap yang lebih tinggi pada suhu tertentu
akan memiliki titik didih yang lebih rendah.
Cairan akan mendidih ketika tekanan uapnya menjadi sama dengan tekanan udara luar.
Titik didih cairan pada tekanan udara 760 mmHg disebut titik didih standar atau titik didih normal.
Jadi yang dimaksud dengan titik didih adalah suhu pada saat tekanan uap jenuh cairan itu sama
dengan tekanan udara luar (tekanan pada permukaan cairan).
Telah dijelaskan bahwa tekanan uap larutan lebih rendah dari tekanan uap pelarutnya.Hal
ini disebabkan karena zat terlarut itu mengurangi bagian atau fraksi dari pelarut sehingga
kecepatan penguapan berkurang.

1.2 Tujuan Penelitian

a. Untuk mengamati dan mempelajari praktikum pada kenaikan titik didih dan penurunan titik
beku dari beberapa larutan.
b. Mengetahui faktor-faktor penyebab kenaikan titik didih dan penurunan titik beku pada larutan
elektrolit dan non-elektrolit

1.3 Manfaat Praktikum.

Agar siswa memahami tentang sifat koligatif larutan dalam melakukan praktikum kenaikan titik
didih dan penurunan titik beku.

1.4 Landasan Teori

1. Titik Didih
Suhu dimana cairan mendidih dinamakan titik didih. Jadi, titik didih adalah temperatur
dimana tekanan uap sama dengan tekanan atmosfer. Selama gelembung terbentuk dalam cairan,
berarti selam cairan mendidih, tekanan uap sama dengan tekanan atmosfer, karena tekanan uap
adalah konstan maka suhu dan cairan yang mendidih akan tetap sama. Penambahan kecepatan
panas yang diberikan pada cairan yang mendidih hanya menyebabkan terbentuknya gelembung
uap air lebih cepat. Cairan akan lebih cepat mendidih, tapi suhu didih tidak naik. Jelas bahwa titik
didih cairan tergantung dari besarnya tekanan atmosfer(Brady, 1999 : 540).
Titik didih merupakan satu sifat lagi yang dapat digunakan untuk memperkirakan secara
tak langsung berapa kuatnya gaya tarik antara molekul dalam cairan. Cairan yang gaya tarik antar
molekulnya kkuat, titik didihnya tinggi dan sebaliknya bila gaya tarik lemah, titik didihnya rendah
(Brady, 1999 : 541).
Pendidihan merupakan hal yang sangat khusus dari penguapan. Pendidihan adalah
pelepasan cairan dari tempat terbuka ke fase uap. Suatu cairan dikatakan mendidih pada titik
didihnya, yaitu bila suhu dimana tekanan uap cairan sama dengan tekanan atmosfer sekitarnya.
Pada titik didih, tekanan uap cairan cukup besar sehingga atmosfer dapat diatasi hingga gelembung
uap dapat terbentuk dipermukaan cairan yang diikuti penguapan yang terjadi di setiap titik dalam
cairan. Pada umumnya, molekul dapat menguap bila dua persyaratan dipenuhi, yaitu molekul
harus cukup tenaga kinetik dan harus cukup dekat dengan batas antara cairan-uap (Petrucci, 2000
: 175).
Bila dalam larutan biner, komponen suatu mudah menguap (volatile) dan komponen lain
sukar menguap (non volatile), makin rendah. Dengan adanya zat terlarut tekanan uap pelarut akan
berkurang dan ini mengakibatkan kenaikan titik didih, penurunan titik beku dan tekanan uap
osmose. Keempat sifat ini hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut dan tidak ditentukan oleh
jenis zat terlarut. Seperti telah disebutkan, sifat-sifat ini disebut sifat koligatif larutan. Adanya zat
terlarut (solute) yang sukar menguap (non volatile), tekanan uap dari larutan turun dan ini akan
menyebabkan titik didih larutan lebih tinggi dari pada titik didih pelarutnya. Ini disebabkan karena
untuk mendidih, tekanan uap larutan sama dengan tekanan udara dan untuk temperatur harus lebih
tinggi (Sukardjo, 1990 : 152).
DTb = kb . m
DTb = kenaikan titik didih larutan
Kb = tetapan kenaikan titik didih molal pelarut (kenaikan titik didih untuk 1 mol zat dalam
. 1000 gram pelarut)
m = molal larutan (mol/100 gram pelarut)

Untuk zat terlarut yang bersifat elektrolit persamaan untuk kenaikan titik didih harus
dikalikan dengan faktor ionisasi larutan, sehingga persamaannya menjadi
ΔTb = kb x m [1+(n-1) α]
Dimana,
n = jumlah ion-ion dalam larutan
α = derajat ionisasi

2. Titik Beku
Titik beku adalah suhu pada pelarut tertentu di mana terjadi perubahan wujud zat cair ke
padat. Pada tekanan 1 atm, air membeku pada suhu 0 °C karena pada suhu itu tekanan uap air sama
dengan tekanan uap es. Selisih antara titik beku pelarut dengan titik beku larutan disebut penurunan
titik beku (Δ Tf = freezing point depression). Pada percobaan ini ditunjukkan bahwa penurunan
titik beku tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya pada konsentrasi partikel dalam
larutan.Oleh karena itu, penurunan titik beku tergolong sifat koligatif.
Penurunan titik beku adalah selisih antara titik beku pelarut dan titik beku larutan dimana
titik beku larutan lebih rendah dari titik beku pelarut. Titik beku pelarut murni seperti yang kita
tahu adalah 00C dengan adanya zat terlarut misalnya saja gula yang ditambahkan ke dalam air
maka titik beku larutan ini tidak akan sama dengan 0oC melainkan akan menjadi lebih rendah di
bawah 0oC itulah penyebab terjadinya penurunan titik beku yaitu oleh masuknya suatu zat terlarut
atau dengan kata lain cairan tersebut menjadi tidak murni, maka akibatnya titik bekunya berubah
(nilai titik beku akan berkurang).
Jika suatu pelarut ditambah zat terlarut, maka titik beku larutan akan turun sesuai dengan
jumlah partikel zat terlarut.
Untuk jumlah zat nonelektrolit dan zat elektrolit terlarut sama, maka titik beku larutan
elektrolit akan lebih rendah karena jumlah partikel zat elektrolit lebih banyak.
DTf = kf . m
DTf = penurunan titik beku larutan
Kf = tetapan penurunan titik beku molal pelarut
m = molal larutan (mol/100 gram pelarut)

Untuk zat terlarut yang bersifat elektrolit persamaan untuk penurunan titik beku harus
dikalikan dengan faktor ionisasi larutan, sehingga persamaannya menjadi :

ΔTf = kf . m [1+(n-1) α]
Dimana,
n = jumlah ion-ion dalam larutan
α = derajat ionisasi
BAB 2
Prosedur Praktikum
2.1 Alat dan Bahan:

1. neraca 8. Pengaduk kaca

2. termometer -10 s.d. 110ᵒC 9. Sendok

3. tabung reaksi 10. Es

4. gelas kimia 100 mL 11. urea (CO(NH₂)₂)

5. gelas kimia 250 mL 12. garam dapur (NaCl)


6. gelas kimia plastik 400 mL 13. Akuades

7. gelas ukur 14. Susu

2.2 Cara Kerja 1:


1. Siapkan campuran pembeku dengan cara menempatkan lebih kurang 100 g es kecil-kecil, 20
garam dapur (NaCl), dan 10 mL air dalam gelas kimia 250 mL. Aduk dengan baik.

+ + 10 mL air

2. Tempatkan lebih kurang 5 ml susu dalam tabung reaksi besar dan masukkan termometer
(yang dapat digunakan untuk mengatur temperatur -10ᵒC s.d. 110ᵒC)
3. Tentukan titik beku susu dengan memasukkannya ke dalam campuran pembeku yang dibuat
pada langkah ke-1. Catatlah temperaturnya!

4. Encerkan susu dengan air dengan cara mencampurkan 3 Ml susu dan 3 ml akuades. Ulangi
eksperimen langkah ke-2 dan ke-3. Tentukan titik beku yang baru! Catat temperaturnya!

Pertanyaan :
1. Adakah perbedaan titik beku susu sebelum diencerkan dan susu setelah diencerkan?
2. Kesimpulan yang diperoleh?
3. Buatlah laporan tertulis secara individu.

2.3 Cara kerja 2:


1. Larutkan zat-zat berikut dalam 20 ml akuades dengan menggunakan gelas kimia 100 ml; 1,20 g
urea; 2,4 gram urea; 1,17 g NaCl; 2,34 g NaCl.

1,2 gram Urea 2,4 gram Urea 1,17 gram NaCl 2,34 gram NaCl

2. Buatlah campuran pendingin dengan cara sebagai berikut.


Musukkan butiran-butiran kecil es ke dalam dalam gelas kimia plastik sampai kira-kira tiga
perempat bagian. Tambahkan 8 sendok garam dapur dan aduk dengan pengaduk.

+ + 8 sd NaCl
3. Siapkan 5 buah tabung reaksi. Ke dalam masing-masing tabung, masukkan akuades; larutan 1,20 g
urea; larutan 2,40 urea; larutan 1,71 NaCl; larutan 2,34 g NaCl; yang telah dibuat pada langkah
ke-1 setinggi kurang lebih 4 cm.

Urea 1 Urea 2 NaCl 1 NaCl 2 Aquades

4. Masukan kelima tabung reaksi ke dalam gelas kimia yang berisi campuran pendingin dan aduk
campuran tersebut.
5. Masukan pengaduk kaca ke dalam tabung reaksi berisi akuade dan gerakkan pengaduk tersebut
naik turun dalam air hingga air membeku seluruhnya.

6. keluarkan tabung dari campuran pendingin dan biarkan es dalam tabung meleleh sebagian. Ganti
pengaduk dengan termometer. Dengan hati-hati, aduklah campuran dalam tabung menggunakan
termometer secara naik turun. Bacalah termometer dan catatlah temperatur es dan air.

7. ulangi langkah ke-5 sampai ke-6 dengan menggunakan larutan-larutan yang telah dibuat pada
langkah 1 sebagai pengganti akuades. (Jelas es dalam gelas kimia sudah banyak yang mencair,
buatlah campuran pendingin seperti langkah ke-2)
Pengataman
No Senyawa terlarut Massa zat Larutan Titik beku Perbedaan
terlarut Konsentrasi Titik beku air titik beku
(molal)
1.
2.
3.
4.

Pertanyaan:
1. Perhatikan titik beku air (pelarut) dan titik beku larutan. Bagaimana titik beku larutan jika
dibandingkan dengan titik beku pelarut (lebih tinggi, lebih rendah, atau sama)?
2. Bagaimana pengaruh konsentrasi (molalitas) urea terhadap:
a. titik beku larutan
b. penurunan titik beku larutan
3. bagaimana pengaruh konsentrasi molalitas natrium klorida terhadap:
a. titik beku larutan
b. penurunan titik beku larutan
4. pada molalitas yang sama, bagaimana pengaruh natrium klorida (eletrolit) dibanding dengan
pengaruh urea (nonelektrolit) terhadap:
a. titik beku larutan
b. penurunan titik beku larutan
5. Buatlah laporan tertulis secara individu!
BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 Percobaan 1

Data Percobaan 1 :
- Larutan 5 ml susu :
Suhu awal : 27⁰ C
Titik Beku : - 1⁰ C
- Larutan Susu yang sudah diencerkan :
Suhu awal : 27⁰ C
Titik Beku : - 0,5⁰ C

Pertanyaan :
1. Adakah perbedaan titik beku susu sebelum diencerkan dan susu setelah diencerkan?
2. Kesimpulan yang diperoleh?

Jawaban :
1. Ada. Susu sebelum dilarutkan mempunyai titik beku lebih rendah dibanding yang sudah
diencerkan.
2. Semakin besar konsentrasi susu maka titik bekunya pun semakin rendah.

3.2 Percobaan 2

Data Percobaan 2 :
1. Urea 1,2 gram
Titik Beku Air = 0⁰ C
Titik Beku Lar Urea = -1⁰ C

2. Urea 2,4 gram


Titik Beku Air = 0⁰ C
Titik Beku Lar Urea = -2⁰ C
3. NaCl 1,17 gram
Titik Beku Air = 0⁰ C
Titik Beku Lar NaCl = -2⁰ C

4. NaCl 2,34 gram


Titik Beku Air = 0⁰ C
Titik Beku Lar NaCl = -4⁰ C

PEMBUKTIAN :

Menghitung Molal Setiap Larutan :


- Urea 1,2 gram :
Molalitas = 1000 x 1,2 = 1 molal
20 60

- Urea 2,4 gram


Molalitas = 1000 x 2,4 = 2 molal
20 60
- NaCl 1,17 gram
Molalitas = 1000 x 1,17 = 1 molal
20 58,5

- NaCl 2,34 gram


Molalitas = 1000 x 2,34 = 2 molal
20 58,5

Pembuktian Rumus :
DTf = kf . m
DTf = penurunan titik beku larutan
Kf = tetapan penurunan titik beku molal pelarut
m = molal larutan (mol/100 gram pelarut)

ΔTf = kf . m [1+(n-1) α]
Dimana,
n = jumlah ion-ion dalam larutan
α = derajat ionisasi
1. Larutan Urea adalah larutan nonelektrolit jadi memakai rumus 1
Kita bisa anggap kf sebagai konstanta tetap.

- Larutan Urea 1 molal menunjukan titik beku 0,5⁰ C


Maka : ΔTf = kf . m
1 = kf. 1
Kf =1
Sehingga titik beku = -1⁰ C

- Larutan Urea 2 molal


ΔTf = kf . m
= 1. 2
= -2⁰ C
Sehingga titik beku = -2⁰ C

2. Larutan NaCl adalah larutan elektrolit jadi memakai rumus 2


Pada elektrolit terdapat faktor vant hoff dan nilai i untuk elektrolit
kuat = jumlah ion nya. Jumlah ion NaCl = 2.

- Larutan NaCl 1 molal


ΔTf = kf . m. i
= 1. 1. 2
= -2⁰ C
Sehingga titik beku = -2⁰ C

- Larutan NaCl 2 molal


ΔTf = kf . m. i
= 1. 2.2
= -4⁰ C
Sehingga titik beku = -4⁰ C

Tabel Pengataman :

No Senyawa terlarut Massa zat Larutan Titik beku Perbedaan


terlarut Konsentrasi Titik beku air titik beku
(molal)
1. Urea 1 mol 1,2 gram 1 -1 0 1
2. Urea 2 mol 2,4 gram 2 -2 0 2
3. NaCl 1 mol 1,17 gram 1 -2 0 2
4. NaCl 2 mol 2,34 gram 2 -4 0 4
Pertanyaan:
1. Perhatikan titik beku air (pelarut) dan titik beku larutan. Bagaimana titik beku larutan jika
dibandingkan dengan titik beku pelarut (lebih tinggi, lebih rendah, atau sama)?
2. Bagaimana pengaruh konsentrasi (molalitas) urea terhadap:
a. titik beku larutan
b. penurunan titik beku larutan
3. bagaimana pengaruh konsentrasi molalitas natrium klorida terhadap:
a. titik beku larutan
b. penurunan titik beku larutan
4. pada molalitas yang sama, bagaimana pengaruh natrium klorida (eletrolit) dibanding dengan
pengaruh urea (nonelektrolit) terhadap:
a. titik beku larutan
b. penurunan titik beku larutan

Jawaban :
1. Titik beku larutan lebih rendah dari pada titik beku pelarut karena semakin besar konsentrasi maka
semakin rendah pula titik bekunya.
2. Semakin besar konsentrasi suatu larutan non elektrolit akan mengakibatkan :
a. Titik beku larutan semakin rendah
b. Penurunan titik beku larutan semakin besar karena titik beku rendah.
3. Semakin besar konsentrasi larutan elektrolit akan mengakibatkan :
a. Titik beku larutan semakin rendah
b. Penurunan titik beku larutan semakin besar karena titik beku rendah.
4. Pada molalitas yang sama titik beku NaCl (elektrolit) lebih rendah 2 kali lipat dibanding Urea
(nonelektrolit) karena ionisasi terhadap larutan elektrolit yang besarnya (dikalikan faktor vant
hoff) yaitu 2 untuk NaCl.
a. Titik beku larutan semakin rendah pada larutan elektrolit karena larutan terionisasi
b. Penurunan titik beku larutan akan semakin besar karena titik beku semakin rendah.
BAB 4
Penutup

4.1 Kesimpulan

- Semakin besar konsentrasi suatu larutan maka semakin rendah titik bekunya.
- Titik beku suatu larutan dipengaruhi oleh jenis larutan itu sendiri (elektrolit dan
nonelektrolit).
- Dalam konsentrasi yang sama, larutan elektrolit lebih rendah titik bekunya
dibanding non elektrolit karena terionisasi. Besarnya bisa diukur melalui faktor
vant hoff.

4.2 Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik
dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan
penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini
berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada
umumnya.

Anda mungkin juga menyukai