Anda di halaman 1dari 3

BAB 1.

TITIK DIDIH

1.1.Pengertian Kenaikan Titik Didih

Titik didih zat cair adalah suhu tetap pada saat zat cair mendidih. Pada suhu
ini, tekanan uap zat cair sama dengan tekanan udara di sekitarnya. Hal ini
menyebabkan terjadinya penguapan di seluruh bagian zat cair. Titik didih zat cair
diukur pada tekanan 1 atmosfer. Dari hasil penelitian, ternyata titik didih larutan
selalu lebih tinggi dari titik didih pelarut murninya. Hal ini disebabkan adanya
partikel - partikel zat terlarut dalam suatu larutan menghalangi peristiwa
penguapan partikel - partikel pelarut. Oleh karena itu, penguapan partikel -
partikel pelarut membutuhkan energi yang lebih besar. Perbedaan titik didih
larutan dengan titik didih pelarut murni di sebut kenaikan titik didih yang
dinyatakan dengan (\Delta Tb) Titik didih adalah suhu (temperatur) dimana
tekanan uap sebuah zat cair sama dengan tekanan external yang dialami oleh
cairan. Sebuah cairan di dalam vacuum akan memiliki titik didih yang rendah
dibandingkan jika cairan itu berada di dalam tekanan atmosphere. Cairan yang
berada di dalam tekanan tinggi akan memiliki titik didih lebih tinggi jika
dibandingkan dari titik didihnya di dalam tekanan atmosphere.

1.1.1. Titik Didih Larutan Gula dan Titik Didih Larutan Garam

Titik didih merupakan satu sifat lagi yang dapat digunakan untuk
memperkirakan secara tak langsung berapa kuatnya gaya tarik antara molekul
dalam cairan. Cairan yang gaya tarik antar molekulnya kkuat, titik didihnya
tinggi dan sebaliknya bila gaya tarik lemah, titik didihnya rendah (Brady,
1999).
Pendidihan merupakan hal yang sangat khusus dari penguapan.
Pendidihan adalah pelepasan cairan dari tempat terbuka ke fase uap. Suatu
cairan dikatakan mendidih pada titik didihnya, yaitu bila suhu dimana tekanan
uap cairan sama dengan tekanan atmosfer sekitarnya. Pada titik didih, tekanan
uap cairan cukup besar sehingga atmosfer dapat diatasi hingga gelembung uap
dapat terbentuk dipermukaan cairan yang diikuti penguapan yang terjadi di
setiap titik dalam cairan. Pada umumnya, molekul dapat menguap bila dua
persyaratan dipenuhi, yaitu molekul harus cukup tenaga kinetik dan harus
cukup dekat dengan batas antara cairan-uap (Petrucci, 2000).
Bila dalam larutan biner, komponen suatu mudah menguap (volatile)
dan komponen lain sukar menguap (non volatile), makin rendah. Dengan
adanya zat terlarut tekanan uap pelarut akan berkurang dan ini mengakibatkan
kenaikan titik didih, penurunan titik beku dan tekanan uap osmose. Keempat
sifat ini hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut dan tidak ditentukan
oleh jenis zat terlarut. Seperti telah disebutkan, sifat-sifat ini disebut sifat
koligatif larutan. Adanya zat terlarut (solute) yang sukar menguap (non
volatile), tekanan uap dari larutan turun dan ini akan menyebabkan titik didih
larutan lebih tinggi dari pada titik didih pelarutnya. Ini disebabkan karena
untuk mendidih, tekanan uap larutan sama dengan tekanan udara dan untuk
temperatur harus lebih tinggi (Sukardjo, 1990).
DAFTAR PUSTAKA

Brady. 1999. Sifat koligatif. Jakarta: Pustaka Ilmu.

Petrucci. 2000. Titik didih latutan koligalif. Depok: Swadaya.

Sukardjo. 1990. Uji titik didih larutan elektrolit-non elektrolit. Yogyakarta: Konisius.

Anda mungkin juga menyukai