Anda di halaman 1dari 7

Nama : Dani Prasetyo

NIM : 171710301017
Kelas : TIP A 2017

SYARAT MASUK PRAKTIKUM EVAPORASI

Evaporasi merupakan suatu proses penguapan sebagian dari pelarut sehingga


didapatkan larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih tinggi. Tujuan dari
evaporasi itu sendiri yaitu untuk memekatkan larutan yang terdiri dari zat terlarut
yang tak mudah menguap dan pelarut yang mudah menguap. Dalam kebanyakan
proses evaporasi, pelarutnya adalah air. Evaporasi tidak sama dengan pengeringan,
dalam evaporasi sisa penguapan adalah zat cair, kadang - kadang zat cair yang sangat
viskos, dan bukan zat padat. Begitu pula, evaporasi berbeda dengan distilasi, karena
disini uapnya biasanya komponen tunggal, dan walaupun uap itu merupakan
campuran, dalam proses evaporasi ini tidak ada usaha untuk memisahkannya menjadi
fraksi - fraksi. Biasanya dalam evaporasi, zat cair pekat itulah yang merupakan
produk yang berharga dan uapnya biasanya dikondensasikan dan dibuang
(Andrayani, 2015).

Perbedaannya dengan distilasi adalah bila distilasi uapnya (liquid) yang


diinginkan/ dibutuhkan apabila proses evaporasi adalah vapor (cairan) yang
dibutuhkan, pada proses ini zat yang tertinggal itulah yang diinginkan, sedangkan
uapnya biasanya dibuang, biasanya molekul yang menguap ini memiliki energi yang
lemah untuk terikat dengan cairan, sehingga dengan spontan menjadi uap karna suhu
yang sudah mencapai pada titik didih zat tersebut

Proses evaporasi dengan skala komersial di dalam industri kimia dilakukan


dengan peralatan yang namanya evaporator. Evaporator adalah alat untuk
mengevaporasi larutan sehingga prinsip kerjanya merupakan prinsip kerja atau cara
kerja dari evaporasi itu sendiri. Prinsip kerjanya dengan penambahan kalor atau panas
untuk memekatkan suatu larutan yang terdiri dari zat terlarut yang memiliki titik
didih tinggi dan zat pelarut yang memiliki titik didih lebih rendah sehingga dihasilkan
larutan yang lebih pekat serta memiliki konsentrasi yang tinggi. (Haryadi, 2012).
Faktor meteorologi yang memengaruhi evaporasi adalah radiasi matahari,
suhu udara, kelembaban udara dan angin. Tempat-tempat dengan radiasi matahari
tinggi mengakibatkan evaporasi tinggi karena evaporasi memerlukan energi.
Umumnya radiasi matahari tinggi diikuti suhu udara tinggi dan kelembaban udara
rendah. Kedua hal ini dapat memacu terjadinya evaporasi. Angin yang kencang
membuat kelembaban udara rendah, hal inipun memacu evaporasi. Laju evaporasi
sangat tergantung pada masukan energi yang diterima. Semakin besar jumlah energi
yang diterima, maka akan semakin banyak molekul air yang diuapkan. Sumber
energy utama untuk evaporasi adalah radiasi matahari. Oleh sebab itu, laju evaporasi
yang tinggi tercapai pada waktu sekitar tengah hari (solar noon). Selain masukan
energi, laju evaporasi juga dipengaruhi oleh kelembaban udara di atasnya. Laju
evaporasi akan semakin terpacu jika udara diatasnya kering (kelembaban rendah),
sebaliknya akan terhambat jika kelembaban udaranya tinggi. Evaporasi sangat
bergantung kepada karakteristik lokasi sehingga faktor-faktor meteorologi yang
berperan dalam proses evaporasi dapat berbeda dari tempat ke tempat lainnya.

Menurut Effendi (2012) faktor-faktor utama yang berpengaruh terhadap


evaporasi adalah :

1. Faktor-faktor meteorologi
a. Radiasi Matahari
b. Temperatur udara dan permukaan
c. Kelembaban
d. Angin
e. Tekanan Barometer
2. Faktor-faktor Geografi
a. Kualitas air (warna, salinitas dan lain-lain)
b. Jeluk tubuh air
c. Ukuran dan bentuk permukaan air
3. Faktor-faktor lainnya
a. Kandungan lengas tanah
b. Karakteristik kapiler tanah
c. Jeluk muka air tanah
d. Warna tanah
e. Tipe, kerapatan dan tingginya vegetasi
f. Ketersediaan air (hujan, irigasi dan lain-lain
DAFTAR PUSTAKA

Andrayani. 2015. Evaporator Tabung Horizontal. Medan : Universitas Sumatera


Utara.

Effendi,S. 2012. Teknologi Pengolahan dan Pengawetan Bahan Pangan. Bandung :


Alfabeta.

Haryadi. 2012. Evaporasi (Penguapan). Yogyakarta : Kanisius.


Nama : Dani Prasetyo
NIM : 171710301017
Kelas : TIP A 2017

SYARAT MASUK PRAKTIKUM SENTRIFUGASI

Campuran dapat tersusun atas beberapa unsur ataupun senyawa. Komponen –


komponen penyusun suatu campuran tersebut dapat dipisahkan berdasarkan sifat
fisika zat penyusunnya. Salah satu metode yang digunakan dalam pemisahan
campuran adalah sentrifugasi. Sentrifugasi ialah proses pemisahan partikel
berdasarkan berat partikel tersebut terhadap densitas layangnya (bouyant density).
Dengan adanya gaya sentrifugal maka akan terjadi perubahan berat partikel dari
keadaan normal pada 1 xg (sekitar 9,8 m/s2) menjadi meningkat seiring dengan
kecepatan serta sudut kemiringan perputaran partikel tersebut terhadap sumbunya.
Pada pemisahan, partikel yang densitasnya lebih tinggi daripada pelarut turun
(sedimentasi), dan partikel yang lebih ringan mengapung ke atas. Perbedaan densitas
yang tinggi, membuat partikel bergerak lebih cepat. Jika tidak terdapat perbedaan
densitas (kondisi isoponik), partikel tetap setimbang (Fatmawati, 2016). Beberapa
sentrifuga yang umum digunakan antara lain tubular bowl, multichamber, disc
dengan nozzle, disc dengan intermittent discharge, scroll, dan basket. Pada tubular
bowl, padatan terdeposit pada dinding bowl, dan feed mengalir secara kontinu hingga
bowl hampir penuh. Disc centrifuge memiliki area sedimentasi yang lebih luas relatif
terhadap volume dan memiliki proses discharge kontinu atau intermittent. Scroll
centrifuge dan basket centrifuge digunakan untuk partikel yang tersedimentasi secara
cepat dan dapat dicuci sebagai packed solid (Harrison dkk., 2015).
Pemisahan sentrifugal menggunakan prinsip dimana objek diputar secara
horizontal pada jarak tertentu. Apabila objek berotasi di dalam tabung atau silinder
yang berisi campuran cairan dan partikel, maka campuran tersebut dapat bergerak
menuju pusat rotasi, namun hal tersebut tidak terjadi karena adanya gaya yang
berlawanan yang menuju kearah dinding luar silinder atau tabung, gaya tersebut
adalah gaya sentrifugasi. Gaya inilah yang menyebabkan partikel – partikel menuju
dinding tabung dan terakumulasi membentuk endapan (Budiman, 2009).
Faktor yang mempengaruhi sentrifugasi ialah bahan yang digunakan,
kecepatan rotasi per menit, jenis produk, berat jenis produk, dan waktu. Semakin
besar perbedaan berat jenis dari kedua cairan semakin kecil energi yang diperlukan
untuk proses pemisahannya. Kecepatan sentrifugasi sangat
berpengaruh terhadap hasil ekstrak. Semakin cepat putaran sentrifugasi, maka hasil
yang diperoleh semakin tinggi. Kecepatan sentrifugasi juga berpengaruh
terhadap rendemen sentrifugasi yang didapatkan (Ramadhani, 2012).
DAFTAR PUSTAKA

Budiman,A. 2009, Metode Sentrifugasi untuk pemisahan biodiesel dalam proses


pencucian. Jurnal riset industry Vol. III. No.173-178.
Fatmawati, M. 2016. Pemisahan Campuran Organik-Organik dengan Pervaporasi.
Bandung : Teknik Kimia, ITB.

Harrison, R. G., Todd, P. W., Rudge, S. R., Petrides, D. P. (2015). Ilmu Bioseparasi
dan Teknik, [Terjemahan]. edisi kedua. Oxford: Oxford University Press.
Ramadhani, S. 2012. Sentrifugasi dan Filtrasi. Bogor : IPB.

Anda mungkin juga menyukai