Anda di halaman 1dari 22

Anggun Nur Angraeni

 Beranda
 instagram
 About me
 tumblr

Sabtu, 19 November 2016


EVAPORASI

Materi Evaporasi dalam Mata Kuliah Fisika II yang saya rasa cukup terlambat
mempostingnya ini semoga bisa bermanfaat khusunya bagi jurusan Teknik
Lingkungan, segala apa yang ada di dalam materi ini saya ambil dari website -
website yang telah saya tulis link nya di dalam daftar pustaka. semoga bermanfaat
bagi kita semua. Terimakasih

EVAPORASI

Disusun Oleh :
Anggun Nur Angraeni (153800020)

Dosen Pembimbing:
Drs. Setyo Purwoto, S.T., M.T
Mata Kuliah :
FISIKA II

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA
SURABAYA
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir
semester 2 mata kuliah FISIKA IIini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Dan juga berterima kasih pada Bapak Drs. Setyo Purwoto, S.T., M.T yang telah memberikan
tugas, ilmudanmembimbing kamidalammatakuliah FISIKA II.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai “EVAPORASI” dalam mata kuliah Fisika II. Penulis
menyadari sepenuhnya dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.Oleh
sebab itu, penulis berharap adanya kritik dan saran mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah yang sederhana ini dapat dipahami oleh siapa saja yang
membacanya.Sekiranya proposal yang telah penulis susun ini dapat berguna bagi penulis sendiri
maupun oranglainyang membacanya.Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata yang kurang berkenan.Atas perhatiannya penulis mengucapkan terima kasih.

Surabaya, Juni 2016

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG


Penguapan atau evaporasi adalah proses perubahan molekul di dalam keadaan cair
(contohnya air) dengan spontan menjadi gas (contohnya uap air). Proses ini adalah kebalikan dari
kondensasi. Umumnya penguapan dapat dilihat dari lenyapnya cairan secara berangsur-angsur
ketika terpapar pada gas dengan volume signifikan.Penguapan ialah bagian esensial dari siklus
air. Uap air di udara akan berkumpul dan menjadi awan.Lantaran pengaruh suhu, partikel uap air
yang berukuran kecil bisa bergabung (berkondensasi) menjadi butiran air dan turunlah hujan.
Siklus air terjadi terus-menerus. Energi surya menggerakkan penguapan air dari danau,
samudera, embun serta sumber air lainnya.Dalam hidrologi penguapan & transpirasi (yang
melibatkan penguapan di dalam stomata tumbuhan) dengan kolektif diistilahkan sebagai
evapotranspirasi.
Evaporasi merupakan penguapan air dari permukaan air, tanah, dan bentuk permukaan
bukan vegetasi lainnya oleh proses fisika. Energi (radiasi) matahari dan ketersediaan air adalah
dua unsur utama dari proses evaporasi. Evaporasi dapat terjadi pada tubuh perairan (seperti laut,
sungai, danau, waduk) permukaan tanah dan tumbuh-tumbuhan (disebut transpirasi), adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan dan kelambatan evaporasi dan transpirasi disuatu
kawasan ada bermacam-macam antara lain: temperatur air dan udara, kelembaban udara,
kecepatan tiupan angin, tekanan udara, intensitas sinar matahari, dan lain-lain.
Sedangkan alat yang digunakan dalam proses evaporasi dinamakan evaporator, yaitu suatu
alat yang memiliki fungsi untuk mengubah keseluruhan atau sebagian suatu pelarut dari sebuah
larutan berbentuk cair menjadi uap sehingga hanya menyisakan larutan yang lebih padat atau
kental.
Dalam bab – bab selanjutnya akan dijelaskan secara rinci mengenai prinsip kerja evaporasi,
tujuan evaporasi, cara kerja, jenis - jenis evaporasi rumus evaporasi, hingga alat evaporasi.

I.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apakah yang dimaksud evaporasi?
2. Apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi laju evaporasi ?
3. Apa saja prinsip dan tujuan dari evaporasi?
4. Apa saja jenis – jenis evaporasi ?
5. Bagaimana cara kerja dari evaporasi ?

I.3 TUJUAN
1. Supaya mahasiswa dapat mempelajari lebih dalam tentang evaporasi
2. Supaya mahasiswa dapat memahami cara kerja evaporasi dan hal – hal yang berkaitan dengan
evaporasi
3. Suapaya mahasiswa dapat mengaplikasikan prinsip, cara kerja dan proses evaporasi dalam dunia
nyata

I.4 MANFAAT
1. Mahasiswa dapat mempelajari lebih dalam tentang evaporasi
2. Mahasiswa menjadi paham tentang hal – hal yang berkaitan dengan evaporasi
3. Mahasiswa dapat mengaplikasikan prinsip kerja dan proses evaporasi dalam dunia nyata

BAB II
PENDAHULUAN

II.1 EVAPORASI
Penguapan / evaporasi ialah proses perubahan molekul dalam kondisi cair (seperti air)
dengan spontan menjadi gas (uap air). Proses ini ialah kebalikan dari kondensasi. Umumnya
penguapan bisa dilihat dari lenyapnya cairan secara terus menerus saat terpapar pada gas dengan
volume signifikan.
Rata-rata molekul tak mempunyai energi yang cukup untuk lepas dari cairan. Jika tidak
cairan akan berubah menjadi uap dengan cepat. Saat molekul-molekul saling bertumbuhkan
mereka saling bertukar energi di berbagai derajat, tergantung bagaimana mereka bertumbukan.
Kadang transfer energi ini sangat berat sebelah sehingga salah satu molekul memperoleh energi
yang cukup buat menembus titik didih cairan. Jika ini terjadi di dekat permukaan cairan molekul
itu bisa terbang ke dalam gas dan menguap.
Ada cairan yang nampak tak menguap pada suhu tertentu di dalam gas tertentu (contoh:
minyak makan di suhu kamar). Cairan ini mempunyai molekul-molekul yang cenderung tak
menghantar energi satu sama lain dalam pola yang cukup buat member satu molekul “kecepatan
lepas” energi panas yang dibutuhkan untuk berubah menjadi uap. Tapi cairan ini sebenarnya
menguap, hanya saja prosesnya lebih lambat dan karenanya lebih tak terlihat.

Evaporasi merupakan penguapan air dari permukaan tanah, air, dan permuaakan bukan
vegetasi lainnya oleh proses fisika. Energi matahari dan ketersediaan air adalah dua unsur utama
dari proses evaporasi. Evaporasi dapat terjadi pada tubuh perairan (seperti laut, sungai, danau,
waduk) permukaan tanah dan tumbuh-tumbuhan (disebut transpirasi), adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi kecepatan dan kelambatan evaporasi dan transpirasi disuatu kawasan ada
bermacam-macam antara lain: temperatur air dan udara, kelembaban udara, kecepatan tiupan
angin, tekanan udara, intensitas sinar matahari, dan lain-lain. Kombinasi antara proses evaporasi
dan transpirasi merupakan evaporasi total (evapotranspirasi) yang juga disebut dengan
Consumtive use. Evapotranspirasi dapat terjadi dalam dua keadaan, yaitu terjadi pada saat cukup
air disebut Evapotranspirasi potensial, dan evapotranspirasi yang terjadi sesungguhnya, dalam
arti kondisi pemberian air seadanya disebut Evapotranspirasi aktual. Kehilangan air oleh proses
evaporasi dan transpirasi dapat mempercepat terjadinya kekeringan dan penyusutan debit sungai
pada musim kemarau, umumnya didaerah tropis.
Bagi pakar hidrology, kehilangan air akibat evaporasi biasanya dilihat dari dua sisi.
Pertama, evaporasi dari permukaan (Eo) yaitu penguapan air langsung dari danau, sungai dan
badan air lainnya. Kedua, kehilangan air melalui vegetasi oleh proses-proses intersepsi dan
transpirasi. Selama proses evaporasi dapat terjadi perubahan-perubahan pada bahan, baik yang
menguntungkan maupun yang merugikan. Perubahan-perubahan yang terjadi antara lain
perubahan viskositas, kehilangan aroma, kerusakan komponen gizi, terjadinya pencokelatan dll.
“Evaporasi adalah proses pengentalan larutan dengan cara mendidihkan atau menguapkan
pelarut. Di dalam pengolahan hasil pertanian proses evaporasi bertujuan untuk, meningkatkan
larutan sebelum proses lebih lanjut, memperkecil volume larutan, menurunkan aktivitas air.”
(Praptiningsih, 1999)

II.2 FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EVAPORASI

Proses perubahan bentuk dari air menjadi uap air terjadi baik pada evaporasi maupun
evapotranspirasi. Penguapan dipengaruhi oleh kondisi klimatologi, yang meliputi: radiasi
matahari, temperatur udara, kelembaban udara, kecepatan angin, dan bidang permukaan.

1. Radiasi Matahari
Sebagian radiasi gelombang pendek ( shortwave radiation ) matahari akan diubah
menjadi energi panas di didalam tanaman, air dan tanah. Energi panas tersebut akan
menghangatkan udara di sekitarnya. Panas yang dipakai untuk menghangatkan partikel – partikel
berbagai material di udara tanpa mengubah bentuk partikel dinamakan panas – tampak ( sensible
heat ). Sebagian energi matahari diubah menjadi tenaga mekanik. Tenaga mekanik ini akan
menyebabkan perputaran udara dan uap di atas permukaan tanah. Hal ini menyebabkan udara di
atas permukaan tanah jenuh, sehingga mempertahankan tekanan uap air yang tinggi pada
permukaan bidang evaporasi.

2. Ketersediaan Air
Melibatkan jumlah air yang ada dan juga persedian air yang siap untuk terjadinya
evaporasi. Permukaan bidang evaporasi yang kasar akan memberikan laju evaporasi lebih tinggi
daripada bidang permukaan rata karena pada bidang permukaan kasar besarnya turbulent
meningkat.

3. Temperatur
Temperatur udara pada permukaan evaporasi sangat berpengaruh terhadap
evaporasi.Semakin tinggi temperatur semakin besar kemampuan udara untuk menyerap uap
air.Selain itu semakin tinggi temperatur, energi kinetik molekul air meningkat sehingga molekul
air semakin banyak yang berpindah ke lapis udara di atasnya dalam bentuk uap air.Oleh karena
itu di daerah beriklim tropis jumlah evaorasi lebih tinggi, di banding dengan daerah di kutub
(daerah beriklim dingin).Untuk variasi harian dan bulanan temperatur udara di Indonesia relatif
kecil.

4. Kelembaban Udara
Pada saat terjadi penguapan, tekanan udara pada lapisan udara tepat di atas permukaan air
lebih rendah di banding tekanan pada permukaan air.Perbedaan tekanan tersebut menyebabkan
terjadinya penguapan.Pada waktu penguapan terjadi, uap air bergabung dengan udara di atas
permukaan air, sehingga udara mengandung uap air.
Udara lembab merupakan campuran dari udara kering dan uap air.Apabila jumlah uap air
yang masuk ke udara semakin banyak, tekanan uapnya juga semakin tinggi.Akibatnya perbedaan
tekanan uap semakin kecil, yang menyebabkan berkurangnya laju penguapan.Apabila udara di
atas permukaan air sudah jenuh uap air tekanan udara telah mencapai tekanan uap jenuh, di mana
pada saat itu penguapan terhenti.Kelembaban udara dinyatakan dengan kelembaban relatif.
Di Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan perairan laut cukup luas,
mempunyai kelembaban udara tinggi.Kelembaban udara tergantung pada musim, di mana
nilainya tinggi pada musim penghujan dan berkurang pada musim kemarau. Di daerah pesisir
kelembaban udara akan lebih tinggi daripada di daerah pedalama.

5. Kapasitas Kadar Air dalam Udara


Kapasitas kadar air dalam udara secara langsung dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suhu
di tempat tersebut. Beasarnya kadar air dalam udara di suatu tempat tersebut. Proses evaporasi
tergantung pada deficit tekanan uap jenuh air, Dvp,( saturated vapour pressure deficit ) di udara
atau jumlah uap air yang dapat diserap oleh udara sebelum udara tersebut menjadi jenuh.
Sehingga, evaporasi lebih banyak di daerah pedalaman karena kondisi udara cenderung lebih
kering daripada di daerah pantai yang lembab karena penguapan dari permukaan air laut.

6. Kecepatan Angin
Ketika pengupan berlangsung, udara di atas permukaan bidang penguapan secara
bertahap menjadi lembab, sampai pada tahap ketika udara menjadi jenuh dan tidak mampu
menampung uap air lagi. Pada tahap ini, udara jenuh di atas permukaan bidang tersebut akan
berpindah ke tempat lain akibat beda tekanan dan kerapatan udara, dan demikian, proses
penguapan air dari bidang penguapan tersebut akan berlangsung secara terus – menerus. Hal ini
terjadi karena adanya pergantian udara lembab oleh udara yang lebih kering atau gerakan massa
udara dari tempat dengan tekanan udara lebih tinggi ke tempat dengan tekanan udara lebih
rendah ( proses adveksi ) dalam hal ini kecepatan angin di atas permukaan bidang penguapan
sangat penting. Penguapan air di daerah lapang lebih besar dari daerah dengan banyak naungan
karena di daerah lapang perpindahan udara menjadi lebih bebas.

7. Bidang Permukaan
Secara alamiah bidang permukaan penguapan akan mempengaruhi proses evoporasi
melalui perubahan pola perilaku angin. Pada bidang permukaan yang kasar atau tidak beraturan,
kecepatan angin akan berkurang oleh adanya proses gesekan. Tapi, pada tingkat tertentu,
permukaan bidang penguapan yang kasar juga dapat gerakan angin berputar ( turbulent ) yang
dapat memperbesar evaporasi. Pada bidang permukaan air yang luas, angin kencang juga dapat
menimbulkan gelombang air besar dan dapat mempercepat terjadinya evopotranspirasi.

II.3 TUJUAN EVAPORASI


Tujuan dari evaporasi adalah memekatkan larutan yang mengandung zat yang sulit
menguap (non-volatile solute) dan pelarut yang mudah menguap (volatile solvent) dengan cara
menguapkan sebagian pelarutnya. Pelarut yang ditemui dalam sebagian besar sistem larutan
adalah air.Umumnya, dalam evaporasi, larutan pekat merupakan produk yang diinginkan,
sedangkan uapnya diembunkan dan dibuang. Sebagai contoh adalah pemekatan larutan susu,
sebelum dibuat menjadi susu bubuk. Beberapa sistem evaporasi bertujuan untuk mengambil air
pelarutnya, misalnya dalam unit desalinasi air laut untuk mengambil air tawarnya.Evaporasi
berbeda dengan distilasi, dalam hal uap yang dihasilkan biasanya merupakan komponen tunggal;
bahkan jika uapnya adalah multikomponen, tidak ada usaha untuk memurnikan uapnya menjadi
fraksi-fraksi komponen penyusunnya. (Nuryanti, 2011)

II.4 PRINSIP – PRINSIP EVAPORASI


1. Penguapan atau evaporasi merupakan perubahan wujud zat dari cair menjadi uap
2. Penguapan betujuan memisahkan pelarut (solvent) dari larutan sehingga menghsilkan
larutan yang lebih pekat
3. Evaporasi merupakan proses pemisahan terroal, dipakai secara luas untuk merekatkan cairan
dalam bentuk larutan, suspensi maupun emulsi dengan cara menguapkan pelarutnya, umumnya
air dan cairan.
4. Evaporasi menghasilkan cairan yang lebih pekat, tetapi masih berup cairan pekat yang dapat
dipompa sebagai hasil utama, reaksi kadang-kadang ada pula cairan volatile sebagai hasil utama,
misalnya selama pemulihan pelarut.

II.5 MACAM – MACAM EVAPORASI


1. Evaporasi potensial (ETp)
Menggambarkan laju maksimum kehilangan air dari suatu lahan yang sangat ditentukan
oleh kondisi iklim pada keadaan penutup tajuk tanaman pendek yang rapat dengan penyediaan
air yang cukup dan ditentukan oleh parameter-parameter iklim.

2. Evaporasi standar (ETo)


Adalah evaporasi pada suatu permukaan standar yang dapat diperoleh dari lahan dengan
lahan tajuk penuh oleh rerumputan hijau yang ditanam pada lahan subur berkadar air tanah
cukup tinggi antara 8-15 cm.

3. Evapotranspirasi tanaman (ETc)


Pada kondisi standar adalah ET dari suatu lahan luas dengan tanaman sehat berkecukupan
hara dan bebas hama penyakit, yang ditanam pada kondisi air tanah optimum dan mencapai
produksi penuh di bawah keadaan suatu iklm tertentu. Nilai ETc berubah-ubah menurut umur
atau fase perkembangan tanaman.

4. Evaporasi aktual (ETa)


Menggambarkan laju kehilangan air dari suatu lahan bertanam pada kondisi aktual iklim,
tanaman dan lingkungan tumbuh serta pengelolaan.
II.6 RUMUS EVAPORASI
1. Cara Dalton (Perumusan Dasar)

E = C (ew – ea)f(u)

Keterangan :
E = Evaporasi dari permukaan air (open water)
C= Koefisien tergantung dari tekanan barometer
u = Kecepatan angin
ew = tekanan uap jenuh muka air danau
ea = tekanan uap diatasnya

2. Cara Rohwer

E = 0,484 (1 + 0,6 V ) (ew – ea)

Keterangan :
E = evaporasi (mm/hari)
e.w = tekanan uap jenuh dengan temperatur sama dengan temperatur air (milibar)
e.a = tekanan uap air di udara (milibar)
V = kecepatan angin rata-rata dalam sehari

3. Cara Penman

E0 = 0.35 (Pa – Pu) (1 + U2/100

Keterangan :
E0 = Penguapan (mm/hari)
Pa = Tekanan uap jenuh pada suhu rata harian (mmHg)
Pu = Tekanan uap sebenarnya (mmHg)
U2 = Kecepatan angin dalam mile/hari, sehingga bentuk U2 dalam m/dt masih harus dikalikan
dengan 24 x 60 x 60 x 1600
II.7 EVAPORATOR

II.7.1. DEFINSI EVAPORATOR


Evaporator merupakan salah satu alat yang sering digunakan dalam proses perindustrian.
Merupakan alat yang digunakan untuk mengevaporasi larutan.Evaporasi sendiri artinya adalah
menghilangkan air dari larutan dengan mendidihkan larutan di dalam tabung
evaporator.Evaporasi bertujuan untuk memekatkan larutan yang terdiri dari zat terlarut yang
tidak mudah menguap dengan pelarut yang mudah menguap. Atau bisa dikatakan bahwa
evaporasi adalah proses penguapan. Evaporator berfungsi untuk mengubah sebagian atau
keseluruhan pelarut dari suatu larutan dari betuk cair menjadi uap.
Pada dunia industri, manfaat dari alat ini ialah untuk pengentalan awal cairan sebelum
diolah lebih lanjut, pengurangan volume cairan dan untuk menurunkan aktivitas air.Evaporator
memiliki dua prinsip dasar yaitu untuk menukar panas dan untuk memisahkan uap air yang
terlarut dalam cairan. Pada umumnya evaporator terdiri dari tiga bagian yaitu:
 Tempat penukar panas
 Bagian evaporasi (tempat dimana liquid mendidih lalu menguap)
 Bagian pemisah untuk memisahkan uap dari cairan
Hasil dari evaporator berupa padatan atau larutan yang berkonsentrasi dan larutan yang telah
dievaporasi biasanya terdiri dari beberapa komponen volatil (mudah menguap).
Ada empat komponen dasar yang dibutuhkan untuk melakukan penguapan, yaitu
 Sebuah tabung penguapan
 Sebuah alat pindah panas
 Sebuah kondensor
 Sebuah metode untuk menjaga tekanan vakum.
Keempat komponen ini harus diperhatikan dalam merencanakan suatu evaporator.Sistem
tekanan vakumnya harus dapat mengalirkan gas yang tidak terkondensasi agar bisa menjaga
tekanan vakum yang diinginkan di dalam tabung penguapan.Panas yang cukup harus dialirkan
atau diberikan ke produk untuk penguapan sejumlah air yang diinginkan, serta sebuah kondensor
yang berguna untuk mengembangkan dan memindahkan uap air yang diprosuksi melalui
penguapan.

II.7.2. JENIS – JENIS EVAPORATOR


1. Pan Evaporasi
Cara kerja :
Bentuk evaporator yang paling sederhana adalah bejana/ketel terbuka dimana
larutan didihkan.Sebagai pemanas biasanya steam yang mengembun dalam selubung (jaket)
atau dalam pipa spiral yang dicelupkan.Kadang-kadang ketel dipanasi api langsung.
Pengaduk dapat ditempatkan didalamnya.Evaporator ini murah dan operasinya
sederhana.

2. Horizontal Tube Evaporator


Cara Kerja :
Feed masuk (diluar pipa),baru kemudian steam (didalam pipa)didalam pipa atau tube
terjadi perpindahan panas karena adanya pemanasan,sehingga liquid yang diluarnya mendidih
dan uap yang terjadi mengalir keatas, kemudian liquidnya menjadi pekat,lalu dikeluarkan
melalui lubang bagian dasar evaporatorsedangkan, kondensat dikeluarkan melalui lubang yang
sudah disediakandemikian juga gas non kondensat dikeluarkan melalui vent.

3. Vertikal Tube Evaporator


Cara Kerja :
Feed masuk evaporator kemudian masuk tube melalui bawah (tinggi cairan hampir sama
dengan tinggi tube) steam masuk ke pembungkus tube (dirongga steam). Jadi cairan berada
didalam tube sedangkan steam berada diluarnya, cairan akan mendidih didalam tube. Cairan
yang sudah pekat keluar disalurkan melalui down take dan dikeluarkan dari bawah evaporator,
sedangkan kondensat, vapol, dan non kondensat gas keluar dari tempat yang sudah disediakan.
Luas down take 75-100% dari luas gabungan seluruh tube.

4. Falling Film Evaporator


Cara Kerja :
Zat cair masuk dari atas, lalu mengalir ke bawah didalam tabung panas itu dalam bentuk
film, kemudian keluar dari bawah. Tabung-tabungnya biasanya agak besar, diameternya antara 2
sampai 10in. Uap yang keluar dari zat cair itu biasanya terbawa turun bersama zatcair, dan keluar
dari bawah unit itu. Evaporator ini bentuknya menyerupaisuatu penukar kalor jenis tabung, yang
panjang, vertikal, dan dilengkapidengan separator zat cair-uap di bawah, dan distributor
(penyebar) zat cair di atas.

5. Agitated film evaporator


Cara Kerja :
Umpan masuk dari puncak bagian bermantel dan disebarkan menjadi film tipis yang sangat
turbulen dengan bantuanmn daun-daun vertikal agitator (pengaduk).

 Jenis-jenis evaporator berdasarkan cara pemanasannya dapat dibedakan menjadi tiga jenis,
yaitu:
1. Direct Fired Evaporator, merupkan jenis evaporator dengan cara pengapian langsung dimana
apai dan pembakar gas dipisahkan dari cairan mendidih dengan pembatas dinding besi atau
permukaan untuk memanaskan.
2. Submerged Combution Evaporator, yaitu evaporator yang dipanaskan oleh api yang menyala
dibawah permukaan cairan, dimana gas yang panas bergelembung melewati cairan.
3. Steam Heated Evaporator, adalah evaporator yang menggunakan pemanas steam atau uap lain
yang dapat dikondensasi, sumber panas dimana uap terkondensasai pada suatu sisi di permukaan
pemanas dan kemudian panas ditransmisi lewat dinding ke cairan yang mendidih.

 Evaporator berdasarkan penggunaannya dapat dibedakan menjadi :


1. Yang pertama bila kita hanya menggunakan satu evaporator saja, uap dari zat cair yang
mendidih dikondensasikan dan dibuang. Metode ini disebut dengan evaporasi efek-tunggal
(single-effect evaporation). Walaupun metode ini sederhana, namun proses ini tidak efektif
Dalam penggunaan uap. Untuk menguapkan llb air dari larutan, diperlukan 1 – 1.3 lb uap.
2. Yang kedua, jika uap dari satu evaporator dimasukkan ke dalam rongga uap (steam chest)
evaporator kedua, dan uap dari evaporator kedua dimasukkan ke dalam kondenser, maka metode
ini akan menjadi efek dua kali atau biasa disebut eveporasi efek-dua (double-effect evaporation).
3. Yang ketiga, ketika evaporator yang digunakan dalam suatu metode lebih dari satu, seperti
misalnya uap dari evaporator kedua dimasukkan ke dalam rongga uap evaporator ketiga, dan
berlanjut sampai beberapa evaporasi, maka metode ini disebut evaporasi efek-ganda (multiple-
effect evaporation).
 Selain itu, terdapat klasifikasi jenis evaporator lainnya yang biasa digunakan. Jenis – jenis
utama evaporator tabung dengan pemasukan uap yang lazim dipakai adalah evaporator tabung
horizontal, dan evaporator vertikal tabung panjang.
1. Evaporator tabung horizontal
Gambar 1.1 Evaporator Tabung Horizontal
Sumber :http://www.scribd.com/doc/15812827/Evaporators
Dapat dilihat contoh evaporator tabung horizontal diatas.Evaporator ini memiliki
tabung yang tidak terlalu tinggi, tetapi berbentuk horizontal sehingga mempunyai ukuran yang
lebih lebar dibandingkan dengan evaporator jenis lainnya. Evaporator tabung horizontal biasanya
digunakan untuk kapasitas yang kecil dan untuk mengevaporasikan larutan yang encer dan
larutan ini tidak berbusa dan tidak meninggalkan deposit padatan pada tabung evaporator.

2. Evaporator vertikal tabung panjang

Gambar 1.2 Evaporator Vertikal Tabung Panjang


Sumber :http://www.scribd.com/doc/15812827/Evaporators
Evaporator jenis ini memiliki tabung yang panjang dan tidak terlalu lebar.Tabung
dari evaporator sendiri mempunyai panjang sekitar 12 sampai 20 feet dengan diameter 1 sampai
2 inci.Zat cair dan uap mengalir ke atas di dalam tabung sebagai akibat dari peristiwa didih zat
cair yang terpisah kembali ke dasar tabung dengan gravitasi.

II.7.3. PRINSIP KERJA EVAPORATOR


Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya, evaporator merupakan alat untuk
menegevaporasi larutan sehingga prinsip kerjanya merupakan cara kerja dari evaporasi itu
sendiri. Cara kerjanya ialah dengan menambahkan kalor atau panas yang bertujuan untuk
memekatkan suatu larutan yang terdiri dari zat pelarut yang memiliki titik didih yang rendah
dengan pelarut yang memiliki titik didih yang tinggi sehingga pelarut yang memiliki titik didih
yang rendah akan menguap dan hanya menyisahkan larutan yang lebih pekat dan memiliki
konsentrasi yang tinggi.
Proses evaporasi memiliki ketentuan, yaitu:
1. Pemekatan larutan didasarkan pada perbedaan titik didih antar zat-zatnya.
2. Titik didih cairan dipengaruhi oleh tekanan.
3. Dijalankan pada suhu yang lebih rendah dari titik didih normal.
4. Titik didih cairan yang mengandung zat yang tidak menguap akan tergantung tekanan dan kadar
zat tersebut.Beda titik didih larutan dengan titik didih cairan murni disebut kenaikan titik didih
(boiling range).

II.7.4. PENGGUNAAN EVAPORATOR


Dalam dunia industri baik industri yang berskala besar maupun kecil, penggunaan
evaporator tentunya sangat dibutuhkan agar dapat menghasilkan produk sesuai dengan yang
diinginkan, seperti industri kimia dan industri makanan, contohnya proses pembuatan garam,
bahan baku garam dihasilkan dari air laut yang tentunya memiliki kandungan air, sehingga
garam akan dimasukkan ke dalam evapotor dan dievaporasikan agar mengubah air menjadi uap
dan dikeluarkan sehingga yang tersisa hanya larutan mineral-mineral yang terdapat dalam
evaporator. Khusus untuk industri migas, evaporator digunakan untuk memekatkan larutan crude
oil dengan menghilangkan kadar airnya sehingga meringankan kinerja kolom Destilasi. Skala
komersial, proses evaporasi membutuhkan peralatan pendukung seperti kondensor,
perangkap uap, injeksi uap dan evaporator itu sendiri. Dalam industri gula, khususnya
pembuatan gula putih, terjadi beberapa tahapan pengolahan, yaitu pemerahan nira, pemurnian,
penguapan, kristalisasi, pemisahan kristal, dan pengeringan.
Untuk menghilangkan kadar uap air yang terdapat di dalam nira dilakukanlah proses
penguapan atau evaporasi. Di pabrik gula, penguapan dilakukan dengan menggunakan beberapa
evaporator dengan sistem multiple effect yang disusun secara dapat ditukar agar dapat
dibersihkan bergantian.
Digunakan evaporator efek-ganda agar proses evaporasi berjalan lebih efektif dan efisien.
Evaporasi dimulai dengan memasukkan nira yang akan di evaporasi ke dalam evaporator
pertama. Nira ini akan dievaporasi sehingga terbentuk nira yang lebih pekat, serta uap dan
kondensat. Uap hasil penguapan tadi digunakan lagi dalam evaporator kedua, dan umpan yang
dimasukkan adalah nira yang lebih pekat tadi.Dan berlanjut terus untuk evaporator ketiga dan
seterusnya, hingga didapat nira kental yang berwarna gelap dengan kepekatan kurang lebih 60
brik.Sedangkan uap yang dihasilkan dibuang ke kondensor sentral dengan perantara pompa
vakum.Gambar dibawah merupakan salah satu evaporator dalam pembuatan nira, tetapi dalam
pembuatannya digunakan beberapa evaporator jenis ini yang disusun sedemikian rupa hingga
bekerja dengan baik.

II.7.5. KAPASITAS ALAT


Untuk evaporator jenis tabung dengan pemanasan uap, maka performa evaporator diukur
berdasarkan atas kapasitas evaporator tersebut.Kapasitas didefinisikan sebagai banyaknya pon air
yang diuapkan per jam. Agar dapat memindahkan energi panas sesuai dengan keinginan, maka
permukaan perpindahan panas evaporator harus mempunyai kapasitas perpindahan panas yang
cukup, agar semua refrigeran yang akan diuapkan di dalam evaporator dapat berlangsung dengan
optimal dan menghasilkan pendinginan yang maksimum pula. Pemindahan panas yang
berlangsung di evaporator daoat terjadi dalam du cara yaitu konveksi dan konduksi. Besarnya
kapasitas perpindahan panas pada evaporator tergantung pada lima variabel, yaitu luas area
permukaan, beda suhu, faktor konduktivitas panas, ketebalan material yang digunakan, serta
waktu.Contohnya evaporator vakum. Evaporator jenis ini biasanya terbuat dari bahan stainles
stell 312 dan 308.dengan kapasitas dari 20 liter sampai dengan 120 liter.

II.7.6. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN


Segalanya yang terdapat di dunia ini mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing –
masing.Begitu pula dengan alat – alat yang sering digunakan dalam perindustrian.Terdapat
beberapa kelebihan serta kekurangan dari evaporator yang sering digunakan.Contohnya dalam
evaporator tabung-horizontal sirkulasi alam, kelebihannya evaporator jenis ini terus beroperasi,
relatif lebih murah, dan baik untuk cairan non-viskos yang mentransfer panas
tinggi.Kekurangannya evaporator jenis ini tidak cocok untuk cairan viskos atau kental karena
akan memperburuk sirkulasi cairan.
II.8 CONTOH GAMBAR EVAPORASI
BAB III
PENUTUP

III.1 KESIMPULAN
Evaporasi merupakan penguapan air dari permukaan tanah, air, dan permuaakan
bukan vegetasi lainnya oleh proses fisika. Energi matahari dan ketersediaan air adalah dua unsur
utama dari proses evaporasi. Evaporasi dapat terjadi pada tubuh perairan (seperti laut, sungai,
danau, waduk) permukaan tanah dan tumbuh-tumbuhan (disebut transpirasi), Penguapan
dipengaruhi oleh kondisi klimatologi, yang meliputi: radiasi matahari, temperatur udara,
kelembaban udara, kecepatan angin, dan bidang permukaan. Tujuan dari evaporasi adalah
memekatkan larutan yang mengandung zat yang sulit menguap (non-volatile solute) dan pelarut
yang mudah menguap (volatile solvent) dengan cara menguapkan sebagian pelarutnya.
Evaporasi potensial (ETp), Evaporasi standar (ETo), Evapotranspirasi tanaman (ETc), Evaporasi
aktual (ETa)
Evaporator merupakan salah satu alat yang sering digunakan dalam proses perindustrian.
Merupakan alat yang digunakan untuk mengevaporasi larutan.Pada umumnya evaporator terdiri
dari tiga bagian yaitu:
 Tempat penukar panas
 Bagian evaporasi (tempat dimana liquid mendidih lalu menguap)
 Bagian pemisah untuk memisahkan uap dari cairan
Cara kerjanya ialah dengan menambahkan kalor atau panas yang bertujuan untuk
memekatkan suatu larutan yang terdiri dari zat pelarut yang memiliki titik didih yang rendah
dengan pelarut yang memiliki titik didih yang tinggi sehingga pelarut yang memiliki titik didih
yang rendah akan menguap dan hanya menyisahkan larutan yang lebih pekat dan memiliki
konsentrasi yang tinggi.

Anda mungkin juga menyukai