Disusun Oleh :
KELOMPOK 3
KELAS : B
PENDIDIKAN GEOGRAFI
T.A 2021
1
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah hidrologi ini
Penulisan makalah yang berjudul “ EVAPORASI, TRANSPIRASI, DAN
EVAPOTRANPIRASI” telah dapat kami selesaikan dengan tepat pada waktunya demi
pemenuhantugas makalah yang diampu oleh ibu Dr.Dwi Wahyuni Nurwihastuti,S.Si., M.Sc
Selaku dosen mata kuliah hidrologi semester ini. Kami menyadari makalah ini masih memiliki
kekurangan dan memerlukan tambahan daripada teman-teman sekalian maupun dosen pengampu
kita. Segala bentuk saran maupun kritik yang diajukan dapat menjadi pendorong keesempurnaan
pada makalah yang akan kami kerjakan ini.
Demikianlah pengantar yang dapat kami sampaikan, kami berharap agar makalah ini
bermanfaat bagi seluruh pihak yang mempelajari mata kuliah ini terimakasih.
Medan,Februari 2021
Kelompok 3
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB 1..............................................................................................................................................4
Pendahuluan.....................................................................................................................................4
1.2.Rumusan Masalah..................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................4
Pembahasan.....................................................................................................................................4
2.2. Evaporasi...............................................................................................................................4
BAB III............................................................................................................................................6
PENUTUP.......................................................................................................................................6
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................6
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.2. Evaporasi
Terdapat faktor-faktor yang mendorong terjadinya evaporasi, ada faktor yang bersifat
langsung, ada juga faktor tidak langsung. Faktor langsung ini merujuk pada faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap proses terjadinya penguapan itu sendiri. Faktor langsung yang pertama
tentu saja temperatur. Pada saat temperatur semakin tinggi, maka semakin besar pula evaporasi
yang akan terjadi. Saat tekanan uap semakin tinggi pada uap air tersebut, evaporasi juga semakin
tinggi. Selain temperatur, faktor langsung lainnya adalah kecepatan angin. Semakin cepat angin
ini, semakin besar pula terjadinya penguapan atau evaporasi. Faktor-faktor langsung lainnya
termasuk juga kelembaban udara. Apabila kondisi kelembaban udara sedang tinggi, evaporasi
yang terjadi akan semakin rendah. Intensitas sinar matahari juga banyak berpengaruh di sini.
5
Semakin lama terpapar sinar matahari, evaporasi yang terjadi juga semakin tinggi. Sementara
faktor tidak langsung yang mempengaruhi proses evaporasi di sini adalah tata letak lintang, di
mana lokasi evaporasi terjadi, ketinggian dari tempat tersebut sendiri, serta periode waktu
evaporasi terjadi. Biasanya, dalam rentang bulan-bulan tertentu, intensitas evaporasi akan lebih
tinggi daripada di bulan-bulan yang lain.
a. Proses evaporasi
Proses evaporasi dimulai dengan cairan pada molekul yang memperoleh energi yang
cukup untuk melakukan perubahan wujud (menguap). Energi yang dimaksud ini
adalah energi panas yang diperoleh dari lingkungan, yang akan mengubah molekul air
menjadi uap. Proses evaporasi kerap terjadi pada permukaan cairan, namun pada
kenyataannya evaporasi juga dapat terjadi pada tubuh atau substansi yang bervolume.
Saat penguapan sudah terjadi, maka tekanan uap ini akan jadi lebih rendah dari hasil
tekanan atmosfer di sekitarnya. Ini dikenal dengan istilah kondensasi. Kondensasi ini
pada dasarnya adalah kebalikan dari proses terjadinya penguapan. Ini mungkin terjadi
jika suhu uap berubah menjadi substansi dingin. Sehingga, proses menguap akan
berganti menjadi mengembun, membuat substansi kembali ke bentuk asalnya, yakni
berbentuk cair.
b. Jenis-jenis evaporasi
Pada proses evaporasi beberapa perbedaan satu sama lain. Jenis evaporasi terbagi dua
yaitu :
1. Dikenal dengan istilah submerged combustion evaporator, yang dimana prosesnya adalah
pemanasan dengan menggunakan api. Api ini menyala di bawah permukaan sebuah
cairan. Gas panas dari api ini yang kemudian akan mengalir melewati cairan dan
membentuk uap (evaporate).
2. Yang kedua ini dikenal dengan nama direct fired evaporator. Proses penguapan di sini
terjadi dengan pengapian secara langsung. Api dan cairan terpisah dengan adanya dinding
besi atau substansi lain untuk memanaskan. Cairan akan mendidih di sini dan
menghasilkan uap.
6
2.3 Transpirasi
Transpirasi adalah proses hilangnya air dari tanaman melalui stomata. Stomata adalah
lubang mikro yang ditemukan pada daun,menghubungkan ke jaringan tanaman.Pada kebanyakan
vegetasi,transpirasi bersifat pasif karena dikontrol oleh kelembapan atmosfer dan tanah.
Transpirasi pada tumbuhan hanya 1% saja yang dingunakan untuk pertumbuhan. Transpirasi
juga mengangkut nutrisi dari tanah menuju akar dan menyebarkannya kejaringan tumbuhan agar
tidak kering.Beberapa tanaman dilingkungan ekstrim punya kekmampuan membuka dan
menutup stomata. Adaptasi ini penting untuk membatasi kehilangan air dari jaringan
tumbuhan.Tanpa adaptasi ini maka tanaman tidak dapat bertahan dibawah kondisi sangat
panas/kering.
Kadang kita susah sekali membedakan antara evaporasi dan transpirasi sehingga sering
menggabungkannya menjadi evapotranspirasi. Jumlah evapotranspirasi dipermukaan
bumi dikontrol oleh 4 faktor yaitu :
1).Energi
Semakin besar energi tersedia maka jumlah evapotranspirasi akan
meningkat.Seperti sudah disebutkan bahwa dibutuhkan 600 kalori panas untuk
mengubah 1 gram air menjadi gas atau uap.
7
2).Gradien Kelembapan
Jumlah dan volume uap air di atmosfer akan meningkat pada udara kering
dibandingkan udara basah.
3).Kecepatan angina
Banyak petani kita mengamati bahwa tanaman membutuhkan air cukup banyak
saat angina sepoi-sepoi pada saat kondisi suhu yang sama.Fakta ini membuktikan
bahwa angina meningkatkan potensi evapotranspirasi. Proses evapotranspirasi
menggerakkan uap air dari tanah atau permukaan air keatas permukaan yang tipis
hanya beberapa sentimeter diatas tanah/air.Saat lapisan ini jenuh air maka
evapotranspirasi terhenti.Angin dapat melepas lapisan ini dengan udara kering
yang meningkatkan potensi evapotranspirasi.
4).Ketersediaan Air
2.4 Evapotranspirasi
8
Siklus air pada permukaan bumi,menunjukan komponen tersendiri dari transpirasi dan
evaporasi yang membentuk evapotranspirasi.
9
tidak bisa memiliki akar yang sedalam tanaman kayu,dan daun yang posisinya setinggi
tanaman kayu.Tanaman konifer meski memiliki daun yang tidak lebar dapat memiliki
nilai transpirasi yang lebih tinggi.
Memperkirakan Evapotranspirasi
Dengan presipitasi P,dan evapotranspirasi ET,aliran permukaan Q dan pengisian air tanah
(perkolasi) D.
Persamaan yang lebih umum dan dingunakan secara luas untuk memperkirakan
evapotranspirasi adalah persamaan-persamaan dan penmant monteith.yang
direkomendasikan oleh FAO.
Dimana E adalah energi yang dibutuhkan mengubah fase air daric air ke gas R n adalah
radiasi matahari,G adalah fluks panah tanah dan H adalah fluks panas sensibel.
Algoritme sebal menggunakan memuat solusi keseimbangan pada energy permukaan tanah
menggunakan citra satelit.Cara ini dapat dingunakan untuk mencari nilai evapotranspirasi
10
actual dan potensial per piksel gambar.Evapotranspirasi adalah kunci untuk manajemen air
performa irigasi.
Metode langsung pengukuran ET dengan teknik kovarian eddy dimana fluktuasi yang cepat
dari kecepatan angina vertikal berhubungan dengan fluktuasi kelembapan udara
diatmosfer(densiap uap).
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Evaporasi (penguapan) adalah proses perubahan zat cair menjadi gas (uap air) yang
bergerak ke atmosfir. Transpirasi (pemeluhan) adalah proses pelepasan uap air ke atmosfir
melalui stomata daun saat terjadi fotosintetis untuk pembentukan karbohidrat oleh tumbuhan.
Pada peroses ini, air yang dilepaskan ke atmosfir berasal dari dalam tanah yang mengalir melalui
sistem akar, batang dahan dan daun. Proses transpirasi secara efektif terjadi pada siang hari.
Evapotranspirasi merupakan proses gabungan pelepasan uap air ke atmosfir melalui proses
evaporasi dan transpirasi. Evapotranspirasi adalah gabungan evaporasi dan transpirasi tumbuhan
yang hidup di permukaan bumi.Air yang diuapkan oleh tanaman lepas ke atmosfer . Evaporasi,
transpirasi dan evapotranspirasi diperlakukan sebagai kehilangan air yang harus diperhitungan
pada analisis keseimbangan air pada pekerjaan teknik sipil yang berhubungan dengan proyek
penyediaan air dan irigasi.
3.2 Saran
Baiklah saran yang dapat diberikan ialah, dalam makalah ini diharapkan dapat
memberikan pengetahuan yang mendalam kepada para pembaca , mahasiswa maupun ibu dosen ,
dengan materi Hidrologi : Evaporasi, Transpirasi, Dan Evapotranpirasi. kita juga dapat melihat
referensi disetiap artikel agar lebih jauh tahu atas materi kelompok yang kami berikan nantinya.
12
DAFTAR PUSTAKA
^ http://www.oslpr.org/download/en/2000/0031.pdf
13