Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

HIDROLOGI DASAR

Tentang

EVAPOTRANSPIRASI

Disusun Oleh :

Heru Kartika Sandra (18030061)

Roza Linda (18030069)

Fitri Amelia (18030056)

Eriska Wahyuni (18030052)

Putri Nelfianti (15030044)

Dosen :

Trina Febriani, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKKAN (STKIP)


PGRI SUMATERA BARAT

2019

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalaah ini.
Salawat beserta salam hendaknya di limpahkan kepada baginda Rasulullah SAW.

Selanjutnya kami ucapkan terima kasih kepada ibu Trina Febriani, M.Pd yang
telah memberikan tugas terstruktur ini adapun judul makalah kami ini adalah
Evapotranspirasi.

Semoga makalah yang kami paparkan ini dapat memberikan pemahaman dan
menambah pengetahuan kita semua mengenai Evapotranspirasi. Sebelumnya kami
juga merasa dalam penulisan makalah inimasih ada kekurangan, untuk itu kami
mengharapkan saran dan masukan yang membangun untuk kesempurnaan makalah
kami ini, selanjutnya atas partisipasi semua pihak kami ucapkan terima kasih.

Padang, 8 Oktober 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4

1.1. Latar
Belakang..........................................................................................4
1.2. Rumusan
Masalah.....................................................................................6
1.3. Tujuan
Penulisan.......................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................4
2.1. Proses Terjadinya Evapotranspirasi.......................................................7
2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Evapotranspirasi............................8
2.3. Pengukuran Evapotranspirasi.....................................................................9
2.4. Perhitungan Empiris Evapotranspirasi dengan Metode Banley and
Cridle........................................................................................................16
BAB III PENUTUPAN..........................................................................................17
3.1. Kesimpulan............................................................................................17
3.2. Saran......................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................18

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penguapan air dapat dibedakan ke dalam penguapan internal dan penguapan


eksternal. Penguapan eksternal terjadi pada permukaan tanah (evaporasi) dan terjadi
pada tanaman (transpirasi), sedangkan penguapan internal terjadi dalam pori-pori
tanah (Hakim dkk, 1986 : 54). Evaporasi merupakan proses fisis perubahan cairan
menjadi uap, hal ini terjadi apabila air cair berhubungan dengan atmosfer yang tidak
jenuh, baik secara internal pada daun (transpirasi) maupun secara eksternal pada
permukaan-permukaan yang basah. Transpirasi pada dasarnya merupakan proses
dimana air menguap dari tanaman melalui daun ke atmosfer. Sistem perakaran
tanaman mengadopsi air dalam jumlah yang berbeda-beda dan ditransmisikan melalui
tumbuhan dan melalui mulut daun (Salisbury,dan Ross.1995 : 165). Air bersama
beberapa nutrisi lain diserap oleh akardan ditransportasikan ke seluruh tanaman.
Proses penguapan terjadi dalam daun, yang disebut ruang intercellular, dan
pertukaran uap ke atmossfir dikontrol oleh celah stomata (stomatal aperture). Hampir
semua air yang diserap oleh akar keluar melalui proses transpirasi dan hanya
sebahagian kecil saja yang digunakan dalam tanaman.( Kimball.1994 : 82). Air yang
masuk ke dalam tanah sebahagian dimanfaatkan tanaman untuk membentuk bahan
organik dalam proses fotosintesa, sebagian diluapkan melalui proses transpirasi. Air
yang masuk dalam tanah dapat tertahan dalam tanah sebelum diserap oleh tanaman,
atau bergerak ke atas melalui pipa kapiler kemudian menguap dari permukaan tanah,

4
dapat juga terus bergerak sebagai air perkolasi yang tidak dapat dimanfaatkan
tanaman (Pairunan dkk, 1985). Air diperlukan oleh tanaman untuk mengangkut
unsur-unsur hara dan zat-zat terlarut lain di dalam tanaman dan untuk produksi gula
pada proses fotosintesis, darimana tanaman memperoleh energi untuk pertumbuhan
dan menjadi dewasa. Sebagian besar air digunakan dalam proses transpirasi. Apabila
air hilang ke dalam atmosfer melalui transpirasi melebihi dari air yang diserap
tanaman dari tanah, maka air akan hilang dari sel-sel tanaman sehingga sel tanaman
kehilangan tegangan turgor dan akhirnya tanaman menjadi layu.setiap gejala
kelayuan pada tanaman dapat dijadikan petunjuk bahwa pertumbuhan tanaman akan
terhenti. Pertumbuhan akan tergantung pada tegangan turgor yang memungkinkan
sel-sel baru terbentuk (Asdak, 1995 : 44). Evapotranspirasi adalah perpaduan dua
proses yakni evaporasi dan transpirasi. Evaporasi adalah proses penguapan atau
hilangnya air dari tanah dan badan-badan air (abiotik), sedangkan transpirasi adalah
proses keluarnya air dari tanaman (boitik) akibat proses respirasi dan fotosistesis.
Kombinasi dua proses yang saling terpisah dimana kehilangan air dari permukaan
tanah melalui proses evaporasi dan kehilangan air dari tanaman melalui proses
transpirasi disebut sebagai evapotranspirasi (ET). (Todd, 1983: 77), Evapotranspirasi
ialah gabungan penguapan oleh semua permukaan dan transpirasi tumbuhan
penguapan oleh tumbuhan dapat berupa penguapan biasa secara fisika (evaporasi).
Kalau penguapan tersebut berasal dari air yang melengket pada organ tumbuhan dan
dapat pula berupa transpirasi, kalau berasal dari proses fisiologis. Penyediaan energi
luar untuk evaporasi permukaan organ-organ yang prinsipnya oleh perubahan energi
radiasi menjadi energi panas, jenis vegetasi alam, dan keadaan tanah (Ismail, 1989 :
69).

5
1.2. Rumusan Masalah

a. Bagaimana Proses terjadinya Evapotranspirasi?

b. Apa saja Faktor-faktor yang mempengaruhi Evapotranspirasi?

c. Bagaiaman Pengukuran Evapotranspirasi?

d. Bagaimana Perhitungan empiris evapotranspirasi dengan Metode Blaney and


Cridle?

1.3. Tujuan Penulisan

a. Mengetahui bagaimana proses terjadinya evapotranspirasi!

b. Mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi evapotranspirasi!

c. Mengetahui bagaimana pengukuran evapotranspirasi!

d. Mengetahui bagaimana perhitungan empiris evapotranspirasi dengan metode


Blaney and Cridle!

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Proses Terjadinya Evapotranspirasi

Evapotranspirasi adalah gabungan evaporasi  dan transpirasi tumbuhan  yang


hidup di permukaan bumi. Air yang diuapkan oleh tanaman dilepas ke atmosfer.
Evaporasi merupakan pergerakan air ke udara dari berbagai sumber
seperti tanah, atap, dan badan air. Transpirasi merupakan pergerakan air di dalam
tumbuhan yang hilang melalui stomata akibat diuapkan oleh daun. Evapotranspirasi
adalah bagian terpenting dalam siklus air.

Pada saat air hujan jatuh ke bumi,sebagian air jatuh langsung ke permukaan
bumi dan ada juga yang terhambat oleh vegetasi (Intersepsi). Intersepsi memiliki 3

7
macam, yaitu interception loss, through fall, dan stem flow. Interception loss adalah
air yang jatuh ke vegetasi tetapi belum sampai mencapi tanah sudah menguap.
Through fall adalah air hujan yang tidak langsung jatuh ke bumi, tetapi terhambat
oleh dedaunan terlebih dahulu. Stem flow adalah air hujan yang jatuh ke vegetasi dan
mengalir melalui batang vegetasi tersebut. Air hujan yang terhambat vegetasi
sebagian ada yang menguap lagi atau mengalami evaporasi ada juga yang kemudian
jatuh ke permukaan tanah (through fall). Air hasil through fall ini mengalir di
permukaan dan berkumpul di suatu tempat menjadi suatu run off seperti sungai,
danau, dan bendungan apabila kapasitas lengas tanah sudah maksimal yaitu tidak
dapat menyerap air lagi. Dalam lengas tanah, ada zona aerasi yaitu zona transisi
dimana air didistribusikan ke bawah (infiltrasi) atau keatas (air kapiler). Semakin
besar infiltrasi, tanah akan semakin lembab dan setiap tanah memiliki perbedaan
kapasitas penyimpanan dan pori-pori tanah yang berbeda-beda. Vegetasi mengalami
fotosintesis pada saat siang hari dan mengalami transpirasi. Peristiwa berkumpulnya
uap air di udara dari hasil evaporasi dan transpirasi.

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Evapotranspirasi

1. Radiasi Matahari

Evapotranspirasi merupakan konservasi air kedalam uap air. Proses ini terjadi
tanpa henti pada siang hari dan juga sering pada malam hari.Perubahan dari keadaan
cair menjadi gas ini memerlukan input energi berupa panas latent. Proses tersebut
akan sangat efektif jika ada penyinaran langsung dari matahari.

2. Kecepatan Angin

Air yang dapat menguap ke atmosfir menyebabkan lapisan batas antara tanah
dengan udara menjadi jenuh. Agar proses tetap berjalan, maka lapisan jenuh ini harus

8
diganti dengan udara kering. Peranan kecepatan angin dalam proses evapotranspirasi
adalah mengganti lapisan jenuh tersebut.

3. Kelembaban Relatif

Peranan kelembaban relatif pada evapotranspirasi adalah jika kelembaban


relative besar, maka kemampuan untuk menguap untuk menyerap uap air akan
berkurang sehingga laju evapotranspirasi akan menurun. Penggantian lapisan udara
pada batas tanah dan udara dengan udara yang sama kelembabannya tidak akan
memperbesar laju evapotranspirasi.

4. Temperatur

Suatu input energi sangatlah diperlukan agar evapotranspirasi tetap berjalan.


Jika suhu udara dan suhu tanah tinggi, maka proses evapotranspirasi akan berjalan
dengan adanya energi panas yang tersedia.

C. Pengukuran Evapotranspirasi

Ada berapa metode dalam penetapan nilai/besarnya evapotranspirasi, antara lain:

1. Metode Thornthwaite

Thornthwaite telah mengembangkan suatu metode untuk memperkirakan


besarnya evapotranspirasi potensial dari data klimatologi. Evapotranspirasi potensial
(PET) tersebut berdasarkan suhu udara rerata bulanan dengan standar 1 bulan 30 hari,
dan lama penyinaran matahari 12 jam sehari. Metode ini memanfaatkan suhu udara
sebagai indeks ketersediaan energi panas untuk berlangsungnya proses ET dengan

9
asumsi suhu udara tersebut berkorelasi dengan efek radiasi matahari dan unsur lain
yang mengendalikan proses ET.

Rumus dasar:

keterangan:

PET = evapotranspirasi potensial bulanan (cm/bulan)

T = temperatur udara bulan ke-n (OC)

I = indeks panas tahunan

a = koefisien yang tergantung dari tempat

Harga a dapat ditetapkan dengan menggunakan rumus:

a = 675 ´ 10-9 ( I3 ) – 771 ´ 10-7 ( I2 ) + 1792 ´ 10-5 ( I ) + 0,49239

Jika rumus tersebut diganti dengan harga yang diukur, maka:

PET = evapotranspirasi potensial bulanan standart (belum disesuaikan dalam cm).

Karena banyaknya hari dalam sebulan tidak sama, sedangkan jam penyinaran
matahari yang diterima adalah berbeda menurut musim dan jaraknya dari katulistiwa,
maka PET harus disesuaikan menjadi:

10
Keterangan:

s = jumlah hari dalam bulan

Tz = jumlah jam penyinaran rerata per hari

2. Metode Blaney-Criddle

Metode ini digunakan untuk menentukan besarnya evapotranspirasi dari


tumbuhan (consumtive use) yang pengembangannya didasarkan pada kenyataan
bahwa evapotranspirasi bervariasi sesuai dengan keadaan temperatur, lamanya
penyinaran matahari/siang hari, kelembaban udara dan kebutuhan tanaman.

keterangan:

U = consumtive use (inch) selama pertumbuhan tanaman

K = koefisisen empiris yang tergantung pada tipe dan lokasi tanaman

P = persentase jumlah jam penyinaran matahari per bulan dalam 1 (satu) tahun (%)

T = temperatur bulan ke-n (OF)

11
3. Metode Blaney-Criddle yang dimodifikasi

keterangan:

U = transpirasi bulanan (mm/bulan)

T = suhu udara bulan ke-n (OC)

P = persentase jam siang bulanan dalam setahun

dimana:

K = Kt ´ Kc

Kt = 0,0311(t) + 0,24

Kc = koefisien tanaman bulanan dalam setahun = 0,94

Harga-harga Kc padi di Indonesia telah ditetapkan oleh lembaga-lembaga terkait.

4. Metode Turc-Lungbein

12
Turc telah mengenbangkan sebuah metode penentuan evapotranspirasi potensial
yang didasarkan pada penggunaan faktor-faktor klimatologi yang paling sering
diukur, yaitu kelembaban relatif dan temperatur udara.

Nilai Eo dapat dicari dengan:

Eo = 325 + 21 T + 0,9 T2

Keterangan:

P = curah hujan tahunan

E = evapotranspirasi (mm/th)

Eo = evaporasi (mm/th)

T = rerata temperatur tahunan

5. Metode Penman

Rumus dasar perhitungan evaporasi dari muka air bebas adalah:

13
keterangan:

E = evaporasi dari permukaan air bebas (mm/hari, 1 hari = 24 jam)

Ho = net radiation (cal/cm2/hari) = kemiringan kurva hubungan tekanan uap yang


diselidiki (mmHg/oC), konstanta Psychrometri (=0,485 mmHg/oC)

L = panas latent dari evaporasi sebesar 0,1 cm3 (= 59 cal)

Nilai Ex dapat dicari dengan:

Ex = 0,35 (0,5 + 0,5 U2) ( e Sat –e2)

Dengan:

V2 = kecepatan angin ketinggian 2 m (m/det)

e sat = tekanan uap jenuh (mmHg)

e2 = tekanan uap aktual ketinggian 2 m (mmHg)

Persamaan Penman tersebut dapat dijabarkan agar menjadi mudah perhitungannya,


yaitu:

I. merupakan nilai D sebagai fungsi temperatur

14
II. merupakan nilai (a + bn/N)

a dan b = konstanta

n = lamanya sinar matahari

N = panjang hari 9 jam

III. nilai H

yang merupakan fungsi garis lintang

IV. nilai dari 118.10-19 (273 + Tz)4, merupakan fungsi suhu

V. nilai dari

, merupakan fungsi tekanan uap aktual pada ketinggian 2 m

VI. nilai dari 0.2+0.8 n/N

VII. nilai dari 0.485x0.35 (0.5+0.54u)

VIII. nilai dari tekanan uap (esat)

15
D . Perhitungan Empiris Evapotranspirasi dengan Metode Banley and Cridle

Metode ini digunakan untuk menentukan besarnya evapotranspirasi dari


tumbuhan (consumtive use) yang pengembangannya didasarkan pada kenyataan
bahwa evapotranspirasi bervariasi sesuai dengan keadaan temperatur, lamanya
penyinaran matahari/siang hari, kelembaban udara dan kebutuhan tanaman.

keterangan:

U = consumtive use (inch) selama pertumbuhan tanaman

K = koefisisen empiris yang tergantung pada tipe dan lokasi tanaman

P = persentase jumlah jam penyinaran matahari per bulan dalam 1 (satu) tahun (%)

T = temperatur bulan ke-n (OF)

16
BAB III

PENUTUPAN

3.1. Kesimpulan

Evapotranspirasi adalah perpaduan dua proses yakni evaporasi dan transpirasi.


Evaporasi adalah proses penguapan atau hilangnya air dari tanah dan badan-badan air
(abiotik), sedangkan transpirasi adalah proses keluarnya air dari tanaman (boitik)
akibat proses respirasi dan fotosistesis. Kombinasi dua proses yang saling terpisah
dimana kehilangan air dari permukaan tanah melalui proses evaporasi dan kehilangan
air dari tanaman melalui proses transpirasi. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
proses transpirasi yaitu Radiasi matahari, kecepatan angin, kelembaban udara serta
temperature.

3.2. Saran

Sebagai orang yang bijak sehendaknya kita juga menjadikan air sebagai
komoditas yang luar biasa karena generasi penerus atau anak cucu kita nanti juga
membutuhkan air, dapat kita praktikan dengan hal terkecil seperti menggunakan air
seperlunya saja dan menjaga sungai dari polusi seperti pencemaran air karena limbah
industri, dan air juga merupakan sebuah kebutuhan bagi manusia karena tubuh
manusia sangat membutuhkan air sehingga jagalah kesehatan dengan mengkonsumsi
air paling tidak 1 liter perhari.

17
DAFTAR PUSTAKA

Herianto, A. K. (November 2016). Seri Sains dan Teknologi. Jurnal Siliwangi, Vol.2.
No.2.

http://id.scribd.com/doc/261617389/makalah-evapotranspirasi

http://wikipedia.org

18

Anda mungkin juga menyukai