Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI POHON

ACARA VI

TRANSPIRASI

Disusun Oleh:

Nama : Aqilla Khaizuran Putra

NIM : 22/505941/SV/22004

CoAss : Septi Purwaningsih

LABORATORIUM BUDIDAYA HUTAN

PROGRAM STUDI PENGELOLAAN HUTAN

DEPARTEMEN TEKNOLOGI HAYATI DAN VETERINER

SEKOLAH VOKASI UGM

2023
ACARA VI

TRANSPIRASI

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Transpirasi adalah proses pengeluaran air dari tumbuhan melalui
stomata pada daun dan bagian-bagian lain dari tumbuhan. Air yang
keluar ini berasal dari akar dan diangkut ke atas ke daun melalui xilem.
Air ini menguap melalui stomata di daun, menghasilkan uap air,
oksigen, dan karbon dioksida. Proses transpirasi sangat penting bagi
tumbuhan karena membantu menjaga keseimbangan air dalam
tumbuhan, serta membantu dalam transportasi nutrisi dan mineral dari
akar ke daun.
Latar belakang pentingnya transpirasi adalah bahwa tumbuhan
harus mempertahankan keseimbangan air dalam tubuhnya agar dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik. Jika tumbuhan kekurangan air,
proses fotosintesis dan pertumbuhan dapat terganggu. Namun, jika
tumbuhan memiliki terlalu banyak air, akar dan akar-akar kecil dapat
mati karena kelebihan air, dan tanaman dapat menderita kegagalan
dalam pertumbuhan. Oleh karena itu, transpirasi adalah proses penting
yang membantu tumbuhan menjaga keseimbangan air dalam tubuhnya
dan membantu dalam pertumbuhan dan perkembangan. Transpirasi ini
merupakan salah satu mekanisme untuk memindahkan air dan juga
nutrisi dari akar ke bagian tanaman yang lebih tinggi sehingga
mendukung pertumbuhan tanaman. Pengetahuan ini diperlukan untuk
memahami mekanisme yang berkaitan dengan perpindahan air di dalam
tubuh tanaman.

B. Tujuan
Tujuan praktikum acara ini adalah untuk:
1. Mengetahui definisi dan pengertian tentang transpirasi
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi transpirasi
C. Manfaat
Setelah mengikuti acara ini mahasiswa dapat mengetahui cara
sederhana menghitung laju transpirasi
II. METODE
A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan selama 14 hari pada hari Jumat
tanggal 8 April 2023 sampai 22 April 2023 di Departemen Teknologi
dan Veteriner, Sekolah Vokasi, UGM.

B. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini
adalah sebagai berikut:
1. Semai tanaman 4
2. Polybag 4
3. Timbangan 1

C. Cara Kerja
Untuk cara kerjanya sebagai berikut:
1. Siapkan 4 semai tanaman hutan dengan umur dan ukuran yang
relatif sama (tinggi 20 – 70 cm)
2. Siram semai dengan air hingga kualitas lapangan 18
3. Masukkan semai ke dalam polibag yang lebih besar, ikat ujung
polibag pada pangkal batang. Usahakan rapat sehingga tidak ada
gas yang dapat keluar masuk.
4. Timbang semai beserta polibag
5. Letakkan 2 semai di tempat terang dan 2 yang lain di tempat
gelap
6. Amati berat polibag setiap 2 hari sekali selama 2 minggu

III. TINJAUAN PUSTAKA


Daun merupakan organ inti pada tubuh tumbuhan. Umumnya, daun
berbentuk pipih bilateral, berwarna hijau, dan tempat terjadinya fotosintesis.
Di dalam daun terdapat stomata yang berguna untuk pertukaran gas oksigen,
karbondioksida, dan uap air dari daun ke alam sekitar (Sumardi, 2010 dalam
Papuangan & Djurumudi, 2014). Distribusi stomata yang terdapat pada
daun, berhubungan dengan adanya kecepatan dan intensitas transpirasi pada
daun. Transpirasi merupakan proses hilangnya air dalam bentuk uap air
melewati stomata lubang kutikula dan lentisel. Transpirasi berlangsung
melalui bagian tumbuhan yang berkaitan dengan udara luar seperti pori-pori
daun, stomata, lubang kutikula dan lentisel. Alat yang digunakan untuk
mengukur besarnya laju transpirasi disebut fotometer atau transpirometer.
Transpirasi yang terjadi dalam suatu tanaman melalui kutikula hanya
sebesar 5 sampai 10% dari jumlah air yang ditranspirasikan. Sekitar 80% air
ditranspirasikan melalui stomata, sehingga jumlah dan bentuk stomata
sangat mempengaruhi laju transpirasi. Semakin cepat laju transpirasi maka
semakin cepat pula pengangkutan air dan zat hara terlarutnya. Semakin
banyak pori maka semakin cepat pula penguapannya. Laju transpirasi sangat
dipengaruhi oleh kecepatan pengangkutan molekul air yang terjadi pada
xilem (Baker & Van Bavel, 1987 dalam Setiawan et al., 2015). Apabila
stomata pada daun memiliki kemampuan bukaan yang optimum maka dapat
meningkatkan laju transpirasi pada tanaman (Lakitan, 2011 dalan Setiawan
et al., 2015). Indeks stomata yang lebih tinggi saat kondisi tercekam akan
menyebabkan tanaman mudah layu karena laju transpirasinya akan
bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah stomata (Harunigtyas, 2016
; Lilis et al., 2016 dalam Widianti et al., 2017). Indeks stomata yang lebih
rendah memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap kekeringan karena
dapat mengurangi laju transpirasi (Widianti et al., 2017). Banyaknya
stomata akan meningkatkan transpirasi yang dimanfaatkan untuk menjaga
stabilitas suhu daun, menjaga turgiditas sel, dan mempercepat laju
pengangkutan unsur hara melalui pembuluh xilem (Lakitan, 2004 dalam
Widianti et al., 2017). Tumbuhan memiliki kemampuan untuk
menyesuaikan morfologinya seperti laju penurunan luas daun karena dapat
mengurangi kehilangan air lewat transpirasi sehingga daun tidak mengalami
kerusakan (Vergera, 1995 dalam Widianti et al., 2017). Ukuran daun yang
kecil dan tebal merupakan salah satu adaptasi tumbuhan untuk menghindari
perairan daun akibat transpirasi yang dipicu oleh paparan intensitas cahaya
yang tinggi (Sujinah, 2016 dalam Widianti et al., 2017). Tidak semua
tumbuhan mengalami proses transpirasi yang normal. Terkadang terdapat
tumbuhan yang melakukan transpirasi secara berlebihan sehingga
mengakibatkan tumbuhan kehilangan banyak air kemudian layu sebelum
akhirnya mati (Silaen, 2021). Laju transpirasi dipengaruhi oleh berbagai
faktor. Faktor yang mempengaruhi transpirasi ada dua yaitu faktor dalam
maupun luar. Transpirasi dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti faktor
dalam atau faktor luar. Faktor dalamnya adalah stomata dan daun. Stomata
berkaitan dengan jumlah persatuan luas, letak stomata, waktu bukaan
stomata, bentuk stomata, dan banyak sedikitnya stomata. Sementara itu,
pada daun berkaitan dengan warna daun karena mempengaruhi kandungan
klorofil, posisi daun, besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun, lapisan lilin
pada daun, dan banyak sedikitnya bulu di daun. Faktor luar yang
mempengaruhi transpirasi antara lain sinar matahari, temperatur,
kelembaban udara, angin, dan keadaan air di dalam tanah. Sinar matahari
berkaitan dengan proses membukanya stomata. Sehingga semakin tinggi
intensitas sinar matahari yang diterima daun maka kecepatan transpirasi
akan semakin tinggi karena stomata akan memiliki intensitas buka tutup
yang lebih tinggi. Kenaikan temperatur akan menambah tekanan uap di
dalam daun. Akibatnya, uap air mudah berdifusi dari dalam daun ke udara.
Sehingga semakin tinggi temperatur maka semakin cepat pula
transpirasinya. Angin dapat meningkatkan laju transpirasi baik di dalam
naungan atau tanpa naungan melalui penyapuan uap air. Akan tetapi, di
bawah sinar matahari pengaruh angin berkaitan dengan penurunan suhu
daun sehingga mempengaruhi penurunan laju transpirasi. Pada kondisi air di
dalam tanah akan mempengaruhi nutrisi yang diserap oleh akar untuk
tanaman. Transpirasi dipengaruhi oleh kandungan air tanah dan laju
absorpsi dari akar (Silaen, 2021). Transpirasi memiliki tiga tipe, yaitu
transpirasi kutikula, transpirasi stomata, dan transpirasi lentikuler.
Transpirasi kutikula adalah penguapan air yang secara langsung melalui
kutikula epidermis. Pada sebagian besar tumbuhan, transpirasi kutikula
hanya sebesar 10% atau kurang dari jumlah air yang hilang melalui daun
karena sebagian besar air yang hilang terjadi melalui stomata. Pada
transpirasi stomata, terdapat sel-sel mesofil daun dengan ruangruang udara
yang dikelilingi oleh dinding-dinding sel mesofil jenuh air. Air akan
menguap dari dinding ini ke ruang antar sel kemudian difusi melalui
stomata dari ruang antar sel ke atmosfer di luar. Sementara itu, transpirasi
lentikuler terjadi pada lentisel. Lentisel merupakan daerah kulit kayu yang
memiliki sel tersusun lepas dan dikenal sebagai alat komplementer. Uap air
yang hilang karena transpirasi lenticular ini sebesar 0,1% dari total
transpirasi (Silaen, 2021).
Proses kehilangan air dalam bentukuap air dari jaringan tumbuhan
melaluistomata, stomata yang banyak akanmenyebabkan tanaman mampu
menyerap CO2 dan menghasilkan O2 (Hariyanti,2010).Transpirasi
dipengaruhi oleh factorinternal dan eksternal. Faktor internalseperti besar
kecilnya daun, teal tipisnyadaun, ada tidaknya lapisan lilindipermukaan
daun, jumlah bulu pada daun, jmlah stomata, bentuk dan letak
stomata.Factor eksternal diantaranya suhu,kelembapan, cahaya, angin,
dankandungan air. Transpirasi akan semakin besar jika banyaknya jumlah
daun karena banyaknya jumlah stomata. Laju transpirasi juga dipengaruhi
oleh luas permukaann daun pada tumbuhan. Haltersebut dikarenakan daun
yang luasmemiliki jumlah stomata yang banyak,sheingga laju transpirasi
akan tinggi (Papuangan, 2014) .
Transpirasi dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti kelembaban
udara, suhu, dan intensitas cahaya. Jika lingkungan kering, tanaman akan
meningkatkan transpirasi untuk mengambil lebih banyak air dari tanah,
yang dapat mengurangi ketersediaan air dan mengakibatkan defisit air pada
tanaman. (Sulistyaningsih, 2020). Transpirasi pada hakekatnya adalah
penguapan, tetapi hal ini tidak terlalu berlakuuntuk makhluk hidup yang
lainnya. Transpirasi sangat bermanfaat untuk membantuberlangsungnya
pengangkutan garam-garam mineral dari akar ke daun terutamalewat xilem
dan kecepatannya sangat dipengaruhi oleh kegiatan transpirasiTranpirasi
dapat melalui kutikula, stomata dan lentisel, walaupun bagian
tubuhtumbuhan yang lainpun dapat melakukan transpirasi. Tapi sebagian
besar transpirasilewat daun sebab bagian ini banyak mengandung stoma
(Dahlia, 2001)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Pengamatan

Tabel 1. Hasil Pengamatan


Be ra t S e ma i pa da Loka s i Te rbuka (gra m) Be ra t S e ma i pa da Loka s i Te rtutup (gra m)
Pengamatan Hari Ke U1 U2 U1 U2
0 390 390 360 455
2 350 345 340 425
4 300 290 300 415
6 290 275 290 400
8 275 265 280 375
10 260 250 260 360
12 250 245 250 350
14 250 240 250 350
Pengurangan Air 140 150 110 105

Berat semai Berat semai


500 500
400 400
300 300
200 200
100 100
0 0
1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8
Berat Semai pada Lokasi Terbuka (gram) U2
U1 Berat Semai pada Lokasi Tertutup (gram)
U1
U2

Gambar 1. Grafik Berat Semai


Gambar 2. Grafik Berat Semai
Lokasi Terbuka
Lokasi Tertutup
B. Pembahasan
Pada praktikum acara kali ini, membahas mengenai transpirasi
yang terjadi pada tumbuhan. Transpirasi merupakan proses hilangnya
uap air dari permukaan tumbuhan. Transpirasi dapat didefinisikan juga
dengan pengeluaran berupa uap air dan karbondioksida yang terjadi
pada siang hari saat panas melalui stomata dan lentisel. Transpirasi
memiliki 3 tipe, yaitu transpirasi kutikula, transpirasi stomata, dan
transpirasi lentikuler. Transpirasi kutikula merupakan proses hilangnya
air melalui kutikula epidermis. Transpirasi pada bagian ini hanya
sebesar 10% atau kurang dari jumlah air yang hilang melalui daun.
Sehingga, sebagian besar air yang hilang terjadi melalui stomata. Pada
transpirasi stomata, terjadi pada sel mesofil daun yang terdapat ruang
udara dan dikelilingi oleh dinding sel mesofil jenuh air. Air akan
menguap dari dinding tersebut ke ruang antar sel kemudian berdifusi
melalui stomata dari ruang antar sel ke atmosfer. Sementara itu,
transpirasi lentikuler terjadi pada lentisel yang terdapat pada kulit kayu.
Lentisel ini berisi sel-sel yang tersusun lepas dan dianggap sebagai alat
komplementer. Uap air yang hilang melalui lentisel sebesar 0,1% dari
total transpirasi (Silaen, 2021).
Transpirasi terjadi karena adanya difusi uap air dari udara dalam
daun ke udara kering di luar daun. Transpirasi ini melibatkan kekuatan
untuk menarik air ke daun dari berkas pembuluh. Air yang diserap
dalam akar akan terjadi osmosis ke rambut akar. Selanjutnya, sebagian
besar air bergerak menurut gradien potensial air melalui pembuluh
xilem. Air yang terdapat pada xilem akan mengalami tekanan besar.
Kemudian, sebagian besar ion bergerak secara simplas dari epidermis
akar ke xilem dan ke atas melalui arus transportasi (Silaen, 2021).
Transpirasi dipengaruhi oleh faktor luar dan dalam. Faktor luar yang
mempengaruhi transpirasi, antara lain sinar matahari, temperatur,
kelembapan udara, angin, dan keadaan air di dalam tanah. Sementara itu,
faktor dalam yang mempengaruhi transpirasi adalah stomata dan daun.
Pada praktikum yang telah dilaksanakan, diberikan 2 perlakuan
terhadap 1 jenis tanaman. Perlakuan yang diberikan adalah dengan
menggunakan kondisi lingkungan yang berbeda, yaitu 2 semai di
tempatkan terbuka atau terkena sinar matahari dan 2 semai lain di
tempat tertutup atau tidak terkena cahaya maahari. Pengujian semai ini
dilakukan dengan menyiram tanaman sampai kondisi lapang. Kemudian,
semai dibungkus menggunakan plastik dari bagian polybag hingga
bagian pangkal batang dan memastikan bahwa pembungkusan sudah
rapat. Pengujian dilakukan dengan menimbang setiap semai pada 2 hari
sekali.
Dari tabel 1. Dapat dilihat bahwa hasil pengamatan dari praktikum kali
ini menunjukkan bahwa semai di kondisi terbuka lebih banyak
pengurangan airnya hal ini karena Jika lingkungan kering, tanaman akan
meningkatkan transpirasi untuk mengambil lebih banyak air dari tanah,
yang dapat mengurangi ketersediaan air dan mengakibatkan defisit air
pada tanaman.

V. KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah diuraikan di atas maka praktikum kali
ini dapat di simpulkan bahwasanya :
1. Respirasi adalah suatu proses dimana terjadipertukaran reaksi
kimia yang terjadi antara organisme dengan lingkungannya.
Makhluk hidup melakukan respirasi, terutama tumbuhan yang
digunakan untuk mengambil oksigen yang berasal dari udara
kemudian membuangnya dalam bentuk karbondioksida
2. Beberapa factor respirasi diantaranya ukuran biji maupun
kecambah, keadaan lingkungan sekitar, usia organisme tersebut,
keadaan lingkungan sekitar termasuk intensitas cahaya yang juga
mempengaruhi proses respirasi tumbuhan tersebut.
VI. DAFTAR PUSTAKA
Baker JM, Van Bavel CHM. (1987). Measurement of mass flow of water in
the steam of herbaceous plant. Cell and Environment, 10, 777-782.
Dahlia. (2001). Individual Textbook Fisiologi Tumbuhan.Malang:
Univeristas Negeri Malang
Haruningtyas, N. (2011). Respon Pertumbuhan dan Anatomi Jaringan Daun
Pada Asytasia gangetica, Impatiens balsamina, dan Mirabilis jalapa
Akibat Polusi Udara. Skripsi. Bogor: Departemen Biologi FMIPA IPB
Haryanti, S. (2010). Jumlah dan DistribusiStomata pada Daun
BeberapaSpesies Tanaman Dikotil dan Monokotil. Jurnal Buletin
Anatomi dan Fisiologi, 18(2)
Lakitan B. (2011). Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta(ID). Rajawali
Pers.
Lilis, N.P., Enny, A., Sukka, S. (2016). Penentuan Keragaman Karakter
Tanaman Manggis Melalui Identifikasi Morfologis dan Anatomi Daun
Tanaman Manggis (Gracinia mangostana L.) di Kabupaten Morowali
Utara. Jurnal Agrotekbis, 4(3)
Papuangan, Nurmaya., Nurhasanah., danDjurumudi, Mudmainah.
(2014)Jumlah dan Distribusi Stomata pada Tanaman Penghijauan di
Kota Ternate. Jurnal Bioedukasi, 3(1): 287– 292.
Setiawan, A. B., Budi, S. W. R., & Wibowo, C. (2015). Hubungan
Kemampuan Transpirasi dengan Dimensi Tumbuh Bibit Tanaman
Acacia decurrens Terkolonisasi Glomus etunicatum dan Gigaspora
margarita. Jurnal Silvikultur Tropika, 6(2), 107–113.
Silaen, S. (2021). Pengaruh Transpirasi Tumbuhan Dan Komponen
Didalamnya. Agroprimatech, 5(1), 14–20.
https://doi.org/10.34012/agroprimatech.v5i1.2081
Sujinah., Ali, J. (2016). Mekanisme Respon Tanaman Padi terhadap
Cekaman Kekeringan dan Varietas Toleran. Jurnal Iptek Tanaman
Pangan, 11(1)
Sumardi, I., Nugroho, H., dan Purnomo. (2010). Struktur dan Perkembangan
Tumbuhan. Jakarta Penebar Swadaya
Widianti, P., Violita, V., & Chatri, M. (2017). Luas dan Indeks Stomata
Duan Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Varietas Cisokan dan Batang
Piaman Akibat Cekaman Kekeringan. Bioscience, 1(2), 77–86.
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/bioscience/article/view/8082/6189
VII. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai