Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

REKAYASA PROSES PANGAN


“EVAPORASI PADA PENGOLAHAN BAHAN PANGAN”

Dosen Pengampu : Dr. Sholahuddin, S.T.P., M.S.

Disusun oleh :

Kelompok 4

1. Devi Nur Fitriyani C1061181026


2. Disti Cahya Namira C1061181031
3. Bella Aulya Walanda C1061181035
4. Dina Leoni Savitri C1061181039

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................ i


RINGKASAN ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................................. 2
BAB II DEFINISI DAN TUJUAN ......................................................................... 3
A. Definisi ........................................................................................................... 3
B. Tujuan ............................................................................................................. 4
BAB III KLASIFIKASI METODE ........................................................................ 5
A. Single Effect Evaporator ................................................................................ 5
B. Double Effect Evaporator ............................................................................... 5
C. Multiple Effect Evaporation ........................................................................... 6
BAB IV PRINSIP DAN MEKANISME KERJA ................................................... 7
A. Prinsip Evaporasi ............................................................................................ 7
B. Mekanisme Kerja Evaporasi ........................................................................... 8
BAB V PERALATAN ............................................................................................ 9
A. Evaporator ...................................................................................................... 9
B. Fungsi Evaporator ........................................................................................... 9
C. Prinsip Kerja Evaporator .............................................................................. 10
D. Pengaplikasian Evaporator ........................................................................... 11
E. Tipe-Tipe Evaporator .................................................................................... 11
F. Jenis-Jenis Alat Penguap (Evaporator) ......................................................... 19
BAB VI KESIMPULAN ...................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 28

i
RINGKASAN
Evaporasi adalah suatu proses yang bertujuan memekatkan larutan yang
terdiri atas pelarut (solvent) yang volatile dan zat terlarut (solute) yang non
volatile (Widjaja,2010). Evaporasi adalah proses pengentalan larutan dengan
cara mendidihkan atau menguapkan pelarut. Di dalam pengolahan hasil
pertanian proses evaporasi bertujuan untuk, meningkatkan larutan sebelum
proses lebih lanjut, memperkecil volume larutan, menurunkan aktivitas air
(Praptiningsih 1999).
Dalam kebanyakan proses evaporasi, pelarutnya adalah air. Evaporasi
dilakukan dengan menguapkan sebagian dari pelarut sehingga didapatkan
larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih tinggi. Evaporasi tidak sama
dengan pengeringan. Dalam evaporasi sisa penguapan adalah zat cair yang
sangat kental, bukan zat padat. Evaporasi berbeda pula dengan destilasi,
karena uapnya adalah komponen tunggal. Evaporasi berbeda dengan
kristalisasi, karena evaporasi digunakan untuk memekatkan larutan bukan
untuk membuat zat padat atau kristal (MC. Cab,dkk.,1993).
Secara ilmiah, pengertian evaporasi sendiri merujuk pada sebuah proses
di mana es mengalami perubahan menjadi gas atau uap air. Itu sebabnya juga
evaporasi disebut penguapan. Susunan kimia dari air (H2O) ini terbagi secara
alamiah dalam tiga wujud bentuk, yakni gas, cair, juga padat. Air adalah satu-
satunya elemen di bumi yang tidak berubah susunan kimiawinya walau
wujudnya berubah. Air dapat mengalami perubahan bentuk dari satu bentuk
ke bentuknya yang lain ini dengan pengaruh suhu. Molekul pada air ini
sendiri dapat memenuhi ruang yang sama. Molekul air ini termasuk jenis
molekul yang tidak punya energi yang cukup untuk dapat lepas dari
susunannya.
Adapun mekanisme kerja evaporasi yaitu cairan pada molekul bisa
memperoleh cukup sebuah energi di dalam bentuk panas yaitu dari
lingkungan, maka dari itu molekul tersebut akan berubah menjadi uap. Saat
terjadi penguapan, maka tekanan uap akan lebih rendah dari hasil tekanan
atmosfir di sekitarnya. Kondensasi adalah kebalikan dari proses terjadinya
penguapan. Hal tersebut bisa terjadi jika suhu uap akan berubah menjadi
dingin, sehingga akan menyebabkan uap itu mengembun dan kembali ke
bentuk cair.
Evaporator merupakan salah satu alat yang banyak digunakan di
industri kimia untuk memekatkan suatu larutan. Peristiwa yang terjadi pada
proses dievaporator adalah evaporasi. Faktor dasar yang mempengaruhi laju
penguapan adalah laju panas dipindahkan kebahan cair, jumlah panas yang
dibutuhkan untuk menguapkan setiap puond air, suhu maksimum yang
diperkenankan untuk bahan cair, tekanan pada saat penguapan terjadi,
perubahan yang lain terjadi didalam bahan selama proses penguapan
berlangsung (Winarno, F. G. 2007).

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Industri pangan di Indonesia semakin berkembang. Berbagai bahan
pangan diolah menjadi berbagai macam produk yang bisa dikonsumsi.
Semua proses–proses tersebut dibantu oleh berbagai macam alat dan
melewati berbagai macam proses. Salah satunya adalah proses evaporasi
dan menggunakan alat evaporator.
Evaporasi merupakan suatu proses penguapan sebagian dari pelarut
sehingga didapatkan larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih tinggi.
Tujuan dari evaporasi itu sendiri yaitu untuk memekatkan larutan yang
terdiri dari zat terlarut yang tidak mudah menguap dan pelarut yang mudah
menguap. Dalam kebanyakan proses evaporasi, pelarutnya adalah air.
Evaporasi tidak sama dengan pengeringan, dalam evaporasi sisa penguapan
adalah zat cair, kadang-kadang zat cair yang sangat viskos, dan bukan zat
padat. Begitupula, evaporasi berbeda dengan distilasi, karena disini uapnya
biasanya komponen tunggal, dan walaupun uap itu merupakan campuran,
dalam proses evaporasi ini tidak ada usaha untuk memisahkannya menjadi
fraksi-fraksi. Biasanya dalam evaporai, zat cair pekat itulah yang
merupakan produk yang berharga dan uapnya biasanya dikonsentrasikan
dan dibuang (Gaman, P. M. 1994).
Evaporator merupakan salah satu alat yang banyak digunakan di
industri kimia untuk memekatkan suatu larutan. Peristiwa yang terjadi pada
proses dievaporator adalah evaporasi. Faktor dasar yang mempengaruhi laju
penguapan adalah laju panas dipindahkan kebahan cair, jumlah panas yang
dibutuhkan untuk menguapkan setiap puond air, suhu maksimum yang
diperkenankan untuk bahan cair, tekanan pada saat penguapan terjadi,
perubahan yang lain terjadi didalam bahan selama proses penguapan
berlangsung (Winarno, F. G. 2007).

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa tujuan dari proses evaporasi pada bahan hasil pertanian dan pangan
?
2. Bagaimana metode evaporasi yang digunakan dalam bahan hasil
pertanian dan pangan ?
3. Bagaimana prinsip dan mekanisme kerja evaporasi pada bahan hasil
pertanian dan pangan ?
4. Apa saja alat yang digunakan dalam evaporasi pada bahan hasil
pertanian dan pangan ?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:

1. Agar dapat mengetahui tujuan dari evaporasi dalam penanganan bahan


hasil pertanian terutama bahan pangan.
2. Dapat menjelaskan metode evaporasi yang digunakan dalam bahan hasil
pertanian dan pangan.
3. Untuk mengetahui prinsip dan mekanisme kerja evaporasi pada bahan
hasil pertanian dan pangan.
4. Agar dapat mengetahui alat yang digunakan dalam proses evaporasi
pada bahan hasil pertanian dan pangan.

2
BAB II

DEFINISI DAN TUJUAN


A. Definisi
Evaporasi adalah suatu proses yang bertujuan memekatkan larutan yang
terdiri atas pelarut (solvent) yang volatile dan zat terlarut (solute) yang non
volatile (Widjaja,2010). Evaporasi adalah proses pengentalan larutan dengan
cara mendidihkan atau menguapkan pelarut. Di dalam pengolahan hasil
pertanian proses evaporasi bertujuan untuk, meningkatkan larutan sebelum
proses lebih lanjut, memperkecil volume larutan, menurunkan aktivitas air
(Praptiningsih 1999).

Dalam kebanyakan proses evaporasi, pelarutnya adalah air. Evaporasi


dilakukan dengan menguapkan sebagian dari pelarut sehingga didapatkan
larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih tinggi. Evaporasi tidak sama
dengan pengeringan. Dalam evaporasi sisa penguapan adalah zat cair yang
sangat kental, bukan zat padat. Evaporasi berbeda pula dengan destilasi,
karena uapnya adalah komponen tunggal. Evaporasi berbeda dengan
kristalisasi, karena evaporasi digunakan untuk memekatkan larutan bukan
untuk membuat zat padat atau Kristal (MC. Cab,dkk.,1993).

Secara ilmiah, pengertian evaporasi sendiri merujuk pada sebuah proses


di mana es mengalami perubahan menjadi gas atau uap air. Itu sebabnya juga
evaporasi disebut penguapan. Susunan kimia dari air (H2O) ini terbagi secara
alamiah dalam tiga wujud bentuk, yakni gas, cair, juga padat. Air adalah satu-
satunya elemen di bumi yang tidak berubah susunan kimiawinya walau
wujudnya berubah. Air dapat mengalami perubahan bentuk dari satu bentuk
ke bentuknya yang lain ini dengan pengaruh suhu. Molekul pada air ini
sendiri dapat memenuhi ruang yang sama. Molekul air ini termasuk jenis
molekul yang tidak punya energi yang cukup untuk dapat lepas dari
susunannya.

3
B. Tujuan
Menurut Wirakartakusumah (1989), di dalam pengolahan hasil pertanian
proses evaporasi bertujuan untuk:
1. Meningkatkan konsentrasi atau viskositas larutan sebelum diproses lebih
lanjut. Sebagai contoh pada pengolahan gula diperlukan proses pengentalan
nira tebu sebelum proses kristalisasi, spray drying, drum drying dan lainnya.
2. Memperkecil volume larutan sehingga dapat menghemat biaya
pengepakan, penyimpanan dan transportasi.
3. Menurunkan aktivitas air dengan cara meningkatkan konsentrasi solid
terlarut sehingga bahan menjadi awet misalnya pada pembuatan susu kental
manis.

4
BAB III

KLASIFIKASI METODE
A. Single Effect Evaporator
Panas laten kondensasi dari uap (steam) pada bagian pemanas
dipindahkan melalui satu permukaan pemanas untuk menguapkan air dari
larutan yang mendidih di dalam ruang penguapan.

Gambar 1. Single Effect Evaporator

B. Double Effect Evaporator


Prinsip utama dari evaporator double efect merupakan langkah
penghematan energi dimana uap hasil evaporasi badan pertama
digunakan untuk peng- uapan badan kedua, begitupun selanjutnya (sesuai
jumlah efek) (Storia, 2016). Berdasarkan penelitian Sorour (2015)
didapatkan sistem double efect (efek ganda) memiliki nilai optimum
dalam segi biaya dan penggunaan energi. Hal tersebut disebabkan oleh
adanya keseimbangan ekonomi antara penghematan energi dan investasi
tambahan dalam pembuatan jumlah efek. Sehingga sistem double efect
dipilih sebagai dasar perancangan mesin evaporator.

5
Gambar 2. Double Effect Evaporator

C. Multiple Effect Evaporation


Prinsip dasar dari jenis evaporator ini yaitu menggunakan
panas/kalor yang dilepaskan/disediakan dari proses kondensasi pada satu
efek untuk memberikan panas bagi efek lainnya. Uap yang terbentuk dari
separator first effect akan memanasi komponen yang sedang berada di
unit second effect, ketika steam awal (steam langsung) sedang memanasi
komponen yang berada pada unit first effect. Pada suatu multiple-effect
evaporator, air dididihkan pada suatu rangkaian wadah (vessel), masing-
masingnya dilangsungkan pada tekanan yang lebih rendah dibandingkan
dengan dengan unit sebelumnya. Karena titik didih dari air
berkurang/menurun seiring dengan penurunan tekanan maka uap yang
terbentuk dari satu wadah dapat digunakan untuk memanaskan unit
berikutnya dan hanya pada vessel pertama.(pada tekanan tertingi)
membutuhkan sumber panas eksternal. Laju uap dan air pendingin bagi
unit double effect diperkirakan 50% dibandingkan dengan unit single
effect. Laju alir berbagai jenis bagi multiple effect berkisar antara 3000
LPH sampai dengan 50,000 LPH.

Gambar 3. Multiple Effect Evaporation

6
BAB IV

PRINSIP DAN MEKANISME KERJA


A. Prinsip Evaporasi
Adapun prinsip dari evaporasi yaitu :
a. Penguapan atau evaporasi merupakan perubahan wujud zat dari cair
menjadi uap.
b. Penguapan betujuan memisahkan pelarut (solvent) dari larutan sehingga
menghsilkan larutan yang lebih pekat.
c. Evaporasi merupakan proses pemisahan terroal, dipakani secara luas untukk
merekatkan cairan dalam bentuk larutan, suspensi maupun emulsi dengan
cara menguapkan pelarutnya, umumnya air dan cairan.
d. Evaporasi menghasilkan cairan yang lebih pekat, tetapi masih berup cairan
pekat yang dapat dipompa sebagai hasil utama, reaksi kadang-kadang ada
pula cairan volatile sebagai hasil utama, misalnya selama pemulihan pelarut.
Evaporator adalah sebuah alat yang berfungsi mengubah sebagian
atau keseluruhan sebuah pelarut dari sebuah larutan dari bentuk cair menjadi
uap. Evaporator mempunyai dua prinsip dasar, yaitu untuk menukar panas
dan untuk memisahkan uap yang terbentuk dari cairan. Evaporator
umumnya terdiri dari tiga bagian, yaitu penukar panas, bagian evaporasi
(tempat di mana cairan mendidih lalu menguap), dan pemisah untuk
memisahkan uap dari cairan lalu dimasukkan ke dalam kondensor (untuk
diembunkan/kondensasi) atau ke peralatan lainnya. Hasil dari evaporator
(produk yang diinginkan) biasanya dapat berupa padatan atau larutan
berkonsentrasi. Larutan yang sudah dievaporasi bisa saja terdiri dari
beberapa komponen volatil (mudah menguap). Evaporator biasanya
digunakan dalam industri kimia dan industri makanan. Pada industri kimia,
contohnya garam diperoleh dari air asin jenuh (merupakan contoh dari
proses pemurnian) dalam evaporator. Evaporator mengubah air menjadi
uap, menyisakan residu mineral di dalam evaporator. Uap dikondensasikan
menjadi air yang sudah dihilangkan garamnya. Pada sistem pendinginan,
efek pendinginan diperoleh dari penyerapan panas oleh cairan pendingin
yang menguap dengan cepat (penguapan membutuhkan energi panas).

7
Evaporator juga digunakan untuk memproduksi air minum, memisahkannya
dari air laut atau zat kontaminasi lain.

B. Mekanisme Kerja Evaporasi


Cairan pada molekul bisa memperoleh cukup sebuah energi di dalam
bentuk panas yaitu dari lingkungan, maka dari itu molekul tersebut akan
berubah menjadi uap. Evaporasi yang sering terjadi pada setiap adanya
permukaan cairan, tetapi tidak pada tubuh atau juga volume. Saat terjadi
penguapan, maka tekanan uap akan lebih rendah dari hasil tekanan atmosfir
di sekitarnya. Kondensasi adalah kebalikan dari proses terjadinya
penguapan. Hal tersebut bisa terjadi jika suhu uap akan berubah menjadi
dingin, sehingga akan menyebabkan uap itu mengembun dan kembali ke
bentuk cair.
Proses ini sebenarnya terdiri dari dua kejadian yang saling
berkelanjutan yaitu:
1. Interface Evaporation : yaitu proses pertukaran air di permukaan menjadi
uap air di permukaan (interface) yang besarnya tergantung dari energi dalam
yang tersimpan (stored energy).
2. Vertical Vapor Transfer : yaitu perpindahan lapisan udara yang jenuh uap
air dari interface ke lapisan di atasnya, dan hal ini bila memungkinkan
proses penguapan akan berjalan terus. Transfer ini dipengaruhi oleh
kecepatan angin, topografi dan iklim lokal.

8
BAB V

PERALATAN
A. Evaporator
Evaporator merupakan sebuah alat yang berfungsi mengubah sebagian atau
keseluruhan sebuah pelarut dari sebuah larutan dari bentuk cair menjadi uap.
Evaporator mempunyai dua prinsip dasar, yaitu untuk menukar panas dan untuk
memisahkan uap yang terbentuk dari cairan.

Evaporator umumnya terdiri dari tiga bagian, yaitu penukar panas, bagian
evaporasi (tempat di mana cairan mendidih lalu menguap), dan pemisah untuk
memisahkan uap dari cairan lalu dimasukkan ke dalam kondensor (untuk
diembunkan/kondensasi) atau ke peralatan lainnya. Hasil dari evaporator (produk
yang diinginkan) biasanya dapat berupa padatan atau larutan berkonsentrasi.

Evaporator adalah alat untuk mengevaporasi larutan. Evaporasi merupakan


suatu proses penguapan sebagian dari pelarut sehingga didapatkan larutan zat cair
pekat yang konsentrasinya lebih tinggi. Tujuan evaporasi yaitu untuk memekatkan
larutan yang terdiri dari zat terlarut yang tak mudah menguap dan pelarut yang
mudah menguap. Dalam kebanyakan proses evaporasi, pelarutnya adalah air.
Evaporasi tidak sama dengan pengeringan, dalam evaporasi sisa penguapan adalah
zat cair, kadang-kadang zat cair yang sangat viskos, dan bukan zat padat. Begitu
pula, evaporasi berbeda dengan distilasi, karena disini uapnya biasanya komponen
tunggal, dan walaupun uap itu merupakan campuran, dalam proses evaporasi ini
tidak ada usaha untuk memisahkannya menjadi fraksi-fraksi. Biasanya dalam
evaporasi, zat cair pekat itulah yang merupakan produk yang berharga dan uapnya
biasanya dikondensasikan dan dibuang.

B. Fungsi Evaporator
Evaporator adalah sebuah alat yang berfungsi mengubah sebagian atau
keseluruhan sebuah pelarut dari sebuah larutan dari bentuk cair menjadi uap.
Evaporator mempunyai dua prinsip dasar, yaitu untuk menukar panas dan untuk
memisahkan uap yang terbentuk dari cairan. Evaporator umumnya terdiri dari tiga
bagian, yaitu penukar panas, bagian evaporasi (tempat di mana cairan mendidih lalu

9
menguap), dan pemisah untuk memisahkan uap dari cairan lalu dimasukkan ke
dalam kondensor (untuk diembunkan/kondensasi) atau ke peralatan lainnya. Hasil
dari evaporator (produk yang diinginkan) biasanya dapat berupa padatan atau
larutan berkonsentrasi.

Larutan yang sudah dievaporasi bisa saja terdiri dari beberapa komponen
volatile (mudah menguap). Evaporator biasanya digunakan dalam industri kimia
dan industri makanan. Pada industri kimia, contohnya garam diperoleh dari air asin
jenuh (merupakan contoh dari proses pemurnian) dalam evaporator. Evaporator
mengubah air menjadi uap, menyisakan residu mineral di dalam evaporator. Uap
dikondensasikan menjadi air yang sudah dihilangkan garamnya. Pada sistem
pendinginan, efek pendinginan diperoleh dari penyerapan panas oleh cairan
pendingin yang menguap dengan cepat (penguapan membutuhkan energi panas).
Evaporator juga digunakan untuk memproduksi air minum, memisahkannya dari
air laut atau zat kontaminasi lain.

C. Prinsip Kerja Evaporator


Evaporator adalah alat untuk mengevaporasi larutan. Prinsip kerjanya
dengan penambahan kalor atau panas untuk memekatkan suatu larutan yang terdiri
dari zat terlarut yang memiliki titik didih tinggi dan zat pelarut yang memiliki titik
didih lebih rendah sehingga dihasilkan larutan yang lebih pekat serta memiliki
konsentrasi yang tinggi.

Proses evaporasi dengan skala komersial di dalam industri kimia dilakukan


dengan peralatan yang namanya evaporator. Ada empat komponen dasar yang
dibutuhkan dalam evaporasi yaitu: Evaporator, kondensor, injeksi uap, dan
perangkap uap.

1. Evaporator
2. Kondensor adalah salah satu jenis mesin penukar kalor (heat exchanger)
yang berfungsi untuk mengkondensasikan fluida.
3. Injeksi uap
4. Perangkap uap.

10
Evaporasi dilaksanakan dengan cara menguapkan sebagian dari pelarut
pada titik didihnya, sehingga diperoleh larutan zat cair pekat yang konsentrasinya
lebih tinggi. Uap yang terbentuk pada evaporasi biasanya hanya terdiri dari satu
komponen, dan jika uapnya berupa campuran umumnya tidak diadakan usaha untuk
memisahkan komponen-komponennya.

D. Pengaplikasian Evaporator
Pengaplikasian evaporator di berbagai industri antrara lain: pada pabrik
gula, pabrik garam, industri bahan kimia, industri makanan dan minuman, dan
kilang minyak. Proses evaporasi telah dikenal sejak dahulu, yaitu untuk membuat
garam dengan cara menguapkan air dengan bantuan energi matahari dan angin.
Kegunaan utama dari evaporator adalah menguapkan air pada larutan sehingga
larutan memiliki konsentrasi tertentu. Pada industri makanan dan minuman, agar
memiliki mutu yang sama pada jangka waktu yang lama, dibutuhkan evaporasi.
Misalnya untuk pengawetan adalah pembuatan susu kental manis.

Dalam dunia industri baik industri yang berskala besar maupun kecil,
penggunaan evaporator tentunya sangat dibutuhkan agar dapat menghasilkan
produk sesuai dengan yang diinginkan, seperti industri kimia dan industri makanan,
contohnya proses pembuatan garam, bahan baku garam dihasilkan dari air laut yang
tentunya memiliki kandungan air, sehingga garam akan dimasukkan ke dalam
evapotor dan dievaporasikan agar mengubah air menjadi uap dan dikeluarkan
sehingga yang tersisa hanya larutan mineral-mineral yang terdapat dalam
evaporator. Khusus untuk industri migas, evaporator digunakan untuk memekatkan
larutan crude oil dengan menghilangkan kadar airnya sehingga meringankan kinerja
kolom Destilasi. Dalam skala komersial, proses evaporasi membutuhkan peralatan
pendukung seperti kondensor, perangkap uap, injeksi uap dan evaporator itu
sendiri.

E. Tipe-Tipe Evaporator

Tipe Evaporator Berdasarkan Banyak Proses :

1. Evaporator Efek Tunggal (Single Effect)

11
Gambar 4. Evaporator Single Effect

Yang dimaksud dengan single effect adalah bahwa produk hanya


melalui satu buah ruang penguapan dan panas diberikan oleh satu luas
permukaan pindah panas.

2. Evaporator Efek Ganda

Gambar 5. Evaporator Efek Ganda

Di dalam proses penguapan bahan dapat digunakan dua, tiga, empat


atau lebih dalam sekali proses, inilah yang disebut dengan evaporator efek
majemuk. Penggunaan evaporator efek majemuk berprinsip pada
penggunaan uap yang dihasilkan dari evaporator sebelumnya.

Tujuan penggunaan evaporator efek majemuk adalah untuk


menghemat panas secara keseluruhan, hingga akhirnya dapat mengurangi
ongkos produksi.

12
Keuntungan evaporator efek majemuk adalah merupakan
penghematan yaitu dengan menggunakan uap yang dihasilkan dari alat
penguapan untuk memberikan panas pada alat penguapan lain dan dengan
memadatkan kembali uap tersebut.

Pada evaporator efek majemuk ada 3 macam penguapan, yaitu :

a. Evaporator Pengumpan Muka (Forward-feed)


b. Evaporator Pengumpan Belakang (Backward-feed)
c. Evaporator Pengumpan Sejajar (Parallel-feed)

Tipe Evaporator Berdasarkan Bentuknya :

1. Evaporator Sirkulasi Alami/Paksa

Gambar 6. Evaporator Sirkulasi Alami/Paksa

Evaporator sirkulasi alami bekerja dengan memanfaatkan sirkulasi


yang terjadi akibat perbedaan densitas yang terjadi akibat pemanasan. Pada
evaporator tabung, saat air mulai mendidih, maka buih air akan naik ke
permukaan dan memulai sirkulasi yang mengakibatkan pemisahan liquid
dan uap air di bagian atas dari tabung pemanas. Jumlah evaporasi
bergantung dari perbedaan temperatur uap dengan larutan. Sering kali
pendidihan mengakibatkan sistem kering, Untuk menghindari hal ini dapat
digunakan sirkulasi paksa, yaitu dengan manambahkan pompa untuk
meningkatkan tekanan dan sirkulasi sehingga pendidihan tidak terjadi,

13
2. Falling Film Evaporator

Gambar 7. Falling Film Evaporator

Evaporator ini berbentuk tabung panjang (4-8 meter) yang dilapisi


dengan jaket uap (steam jacket). Distribusi larutan yang seragam sangat
penting. Larutan masuk dan memperoleh gaya gerak karena arah larutan
yang menurun. Kecepatan gerakan larutan akan mempengaruhi
karakteristik medium pemanas yag juga mengalir menurun. Tipe ini cocok
untuk menangani larutan kental sehingga sering digunakan untuk industri
kimia, makanan, dan fermentasi.

Pada evaporator tipe ini, pendidihan berlangsung di dalam tabung


dengan sumber panas berasal dari luar tabung (biasanya uap). Buih air akan
timbul dan menimbulkan sirkulasi.

3. Rising Film (Long Tube Vertical) Evaporator

14
Gambar 8. Rising Film (Long Tube Vertical) Evaporator

Pada evaporator tipe ini, pendidihan berlangsung di dalam tabung


dengan sumber panas berasal dari luar tabung (biasanya uap). Buih air akan
timbul dan menimbulkan sirkulasi.

4. Plate Evaporator

Gambar 9. Plate Evaporator

Mempunyai luas permukaan yang besar, Plate biasanya tidak rata


dan ditopangoleh bingkai (frame). Uap mengalir melalui ruang-ruang di
antara plate. Uap mengalir secara co-current dan counter current terhadap
larutan. Larutan dan uap masuk ke separasi yang nantinya uap akan
disalurkan ke condenser. Eveporator jenis ini sering dipakai pada industri

15
susu dan fermntasi karena fleksibilitas ruangan. Tidak efektif untuk larutan
kental dan padatan

5. Multi-effect Evaporator

Gambar 10. Multi-effect Evaporator

Menggunakan uap pada tahap untuk dipakai pada tahap berikutnya.


Semakin banyak tahap maka semakin rendah konsumsi energinya. Biasanya
maksimal terdiri dari tujuh tahap, bila lebih seringkali ditemui biaya
pembuatan melebihi penghematan energi. Ada dua tipe aliran, aliran maju
dimana larutan masuk dari tahap paling panas ke yang lebih rendah, dan
aliran mundur yang merupakan kebalikan dari aliran maju.

6. Horizontal-tabung Evaporator

Gambar 11. Horizontal-tabung Evaporator

16
Evaporator horisontal-tabung merupakan pengembangan dari panci
terbuka, di mana panci tertutup dalam, umumnya dalam silinder vertikal.
Tabung pemanas disusun dalam bundel horisontal direndam dalam cairan
di bagian bawah silinder. Sirkulasi cairan agak miskin dalam jenis
evaporator.

7. Vertikal-tabung Evaporator

Gambar 12. Vertikal-tabung Evaporator

Dengan menggunakan tabung vertikal, bukan horizontal, sirkulasi


alami dari cairan dipanaskan dapat dibuat untuk memberikan transfer panas
yang baik.

Tipe Evaporator Berdasarkan Metode Pemanasan:

1. Submerged Combustion Evaporator

17
Gambar 13. Submerged Combustion Evaporator

Submerged combustion evaporator adalah evaporator yang


dipanaskan oleh api yang menyala di bawah permukaan cairan, dimana gas
yang panas bergelembung melewati cairan.

2. Direct Fired Evaporator

Gambar 14. Direct Fired Evaporator

adalah evaporator dengan pengapian langsung dimana api dan


pembakaran gas dipisahkan dari cairan mendidih lewat dinding besi atau
permukaan untuk memanaskan.

3. Steam Heated Evaporator

Gambar 15. Steam Heated Evaporator

18
adalah evaporator dengan pemanasan stem dimana uap atau uap lain
yang dapat dikondensasi adalah sumber panas dimana uap terkondensasi di
satu sisi dari permukaan pemanas dan panas ditranmisi lewat dinding ke
cairan yang mendidih.

F. Jenis-Jenis Alat Penguap (Evaporator)

1. Horizontal Tube Evaporator

Gambar 16. Horizontal Tube Evaporator

Jenis ini merupakan evaporator yang paling klasik dan banyak diaplikasikan
pada berbagai bidang industri. Umumnya, jenis ini digunakan untuk keperluan-
keperluan skala kecil dengan penggunaan teknologi sederhana.

2. Standard Vertical-Tube Evaporator

19
Gambar 17. Standard Vertical-tube Evaporator
Prinsip kerja pada standard vertical-tube evaporator yakni, cairan akan
mengalir di dalam pipa sementara uap (steam) mengalir di dalam shell. Di dalam
tabung, cairan akan mendidih dan uap yang timbul bergerak membawa cairan ke
atas. Pada tahap ini, akan terjadi sirkulasi cairan yang disebabkan oleh perbedaan
fasa antara fluida yang terdiri dari campuran uap-cair dengan cairan yang berada di
bagian luar pipa. Pada bagian atas pipa terdapat ruang (bejana uap) yang berperan
memisahkan cairan dengan uap. Proses pemisahan antar uap dengan cairan dalam
ruang uap dimana uap akan keluar melalui saluran atas sementara cairan akan keluar
melalui saluran di bagian bawah bejana, selanjutnya akan bersirkulasi kembali
melalui pipa-pipa.

3. Basket Evaporator

20
Gambar 18. Basket Evaporator
Sirkulasi cairan berlangsung natural (natural circulation) dan terjadi dengan
baik sehingga transfer panas secara konveksi akan berlangsung secara efektif dalam
jumlah besar. Natural circulation disebabkan oleh adanya perbedaan rapat massa
karena pebedaan fasa antara cairan yang terdapat di dalam pipa dengan cairan yang
berada di luar pipa. Selain itu, kerak yang terbentuk di bagian luar pipa mempersulit
proses pembersihan, jenis ini hampir mirip dengan horizontal tube evaporator.

4. Vertical Tube Evaporator With Forced Circulation

Gambar 19. Vertical Tube Evaporator With Forced Circulation


Evaporator jenis ini menggunakan pompa untuk membantu proses sirkulasi
sehingga memperbesar koefisien perpindahan panas. Perpindahan panas dilakukan
secara paksa atau konveksi paksa, tujuannya untuk mempercepat laju perpindahan
panas antar fluida. Selain itu, penggunaan pompa juga bertujuan untuk mencegah
terjadinya penyumbatan di dalam pipa, mengapa demikian? karena dengan
menggunakan pompa maka tentu arus aliran akan tinggi sehingga meminimalkan
timbulnya endapan penyebab kerak. Selain itu, aliran yang cepat akan membuat
larutan lerutan menjadi/lebih homogen. Jenis evaporator ini masih digolongkan
dalam dua jenis sesuai dengan jenis tube yang digunakan, yakni submerged tube
type dan boiling tube type. Cara kerja dari submerged tube tipe yaitu, keseluruhan
pipa pemanas berada di bawah cairan (tercelub), cairan akan masuk melalui suatu
saluran ke dalam bejana pemisah uap-cair.

21
5. Long Tube Vertical Evaporator

Gambar 20. Long Tube Vertical Evaporator


Long tube vertical evaporator memiliki ukuran tube transfer panas yang
lebih panjang bila dibandingkan dengan ukuran tube pada jenis evaporator lainnya.
Tujuannya yakni untuk memperbesar serta mempercepat sirkulasi cairan agar
proses perpindahan panas lebih besar. Setelah aliran memasuki ruang uap untuk
dipisahkan dari uap yang telah terbentuk, selanjutnya akan mengalir ke bawah
melalui pipa luar evaporator.

6. Forced Circulation Evaporator With External Heater

Gambar 21. Forced Circulation Evaporator With External Heater

22
Jenis evaporator ini merupakan hasil rangkaian untuk keperluan tertentu,
dimana heat exchanger, pompa dan unit pemisah cairan-uap merupakan unit yang
terpisah.

7. Falling Film Evaporator

Gambar 22. Falling Film Evaporator


Cara kerja falling film evaporator yakni cairan akan mengalir ke bawah
kemudian membentuk film pada sekeliling dinding dalam pipa. Aliran yang terjadi
disebabkan oleh adanya gaya berat serta gesekan uap. Uap yang telah terbentuk
akan turun ke bawah, walaupun ΔT kecil tapi siklus aliran tetap berjalan baik karena
adanya gaya gravitasi. Luas permanasan jauh lebih besar dari volume cairan di
dalamnya.

8. Climbing Film, Long Tube Vertical Evaporator With External Heater

23
Gambar 23. Climbing Film, Long Tube Vertical Evaporator With External
Heater
Prinsip kerja jenis evaporator ini sebenarnya hampir mirip dengan Long
Tube Vertical Evaporator hanya dibedakan dari alat pemanas dan pemisah uap yang
letaknya terpisah.

9. Agitated Film Evaporator

Gambar 24. Agitated Film Evaporator


Jenis evaporator ini berbentuk tabung vertikal dan ada juga yang berbentuk
horizontal, dengan sistem pemanas berada di luar tabung. Pada sumbu tabung
terdapat suatu alat berbentuk batangan yang dapat diputar serta dilengkapi sirip-
sirip. Fungsi dari batangan tadi yaitu untuk mengalirkan cairan, dimana saat
batangan tersebut berputar maka cairan akan bergerak ke bawah dan kemudian
terlempar ke bagian tepi tabung yang panas.

10. Direct Contact Evaporator

24
Gambar 25. Direct Contact Evaporator
Pada jenis evaporator ini akan terjadi kontak langsung antara cairan dengan
gas pemanas sehingga koefisien perpindahan panas sangat besar. Di dalam bagian
tengah tabung terdapat ruang yang berfumgsi sebagai ruang pembakaran (lihat
gambar di atas). Secara umum, penggunaan evaporator ini ditujukan untuk larutan
kental, atau bahkan sluriy.

11. Stirred, Discontinuous Evaporator

Gambar 26. Stirred, Discontinuous Evaporator


Jenis dari evaporator ini digunakan memadatkan larutan atau dengan kata
lain yakni untuk memperoleh produk bersifat padat. pemanasannya terdiri dari dua
jenis, yakni internal heating dan external heating. Untuk pemanasan internal,

25
pemanas akan dialirkan melalui koil, sementara untuk pemanasan extenal,
pemanas akan melalui jaket pada shell.

26
BAB VI

KESIMPULAN
Evaporasi merupakan suatu proses penguapan sebagian dari pelarut
sehingga didapatkan larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih tinggi. Tujuan
dari evaporasi itu sendiri yaitu untuk memekatkan larutan yang terdiri dari zat
terlarut yang tidak mudah menguap dan pelarut yang mudah menguap.

Adapun mekanisme kerja evaporasi yaitu cairan pada molekul bisa


memperoleh cukup sebuah energi di dalam bentuk panas yaitu dari lingkungan,
maka dari itu molekul tersebut akan berubah menjadi uap. Saat terjadi penguapan,
maka tekanan uap akan lebih rendah dari hasil tekanan atmosfir di sekitarnya.
Kondensasi adalah kebalikan dari proses terjadinya penguapan. Hal tersebut bisa
terjadi jika suhu uap akan berubah menjadi dingin, sehingga akan menyebabkan
uap itu mengembun dan kembali ke bentuk cair.

Evaporator merupakan sebuah alat yang berfungsi mengubah sebagian atau


keseluruhan sebuah pelarut dari sebuah larutan dari bentuk cair menjadi uap.
Evaporator mempunyai dua prinsip dasar, yaitu untuk menukar panas dan untuk
memisahkan uap yang terbentuk dari cairan.

27
DAFTAR PUSTAKA
Gaman, P.M. dan KB Sherrington. 1994. Ilmu Pangan Pengantar Ilmu Pangan Nutrisi dan
Mikrobiologi. Yogyakarta: UGM Press.
Hui YH. 2006. Handbook of Food Science, Technology, and Engineering, Volume 3. Boca
Raton: Taylor & Francis Group. Hal:102-11.
Mc Cabe, Warren L. 1993. Operasi Teknik Kimia Jilid 1.Jakarta :Penerbit Erlangga
Mc.Cabe, W. L., Smith, J. C,. Harriott, P., 1993, “Unit Operations of Chemical
Engineering”, 5th, Mc.Graw-Hill Book Company Inc, Singapura.
Praptiningsih, Y., 1999. Teknologi Pengolahan. Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Jember, Jember
Winarno, F.G. 2007. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Wirakartakusumah, dkk. 1989. Prinsip Teknik Pangan. Bogor; Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan IPB

28

Anda mungkin juga menyukai