MEKANISASI PERTANIAN
Disusun Oleh :
1. Zafeena Devi N 134200179
2. Rini Nurbaiti 134200186
3. Sukma Melati 134200210
Dosen Pengampu :
Ir. Sugeng Priyanto, MP
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul ”Pemanfaatan Vertical Dryer dalam Pengeringan Pascapanen” ini
tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah Mekanisasi Pertanian yang saat ini diampu oleh
bapak Ir. Sugeng Priyanto, MP.. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang pengeringan dalam pascapanen menggunakan alat
mesin vertical dryer bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah melalui
sumber-sumber yang dapat dipercaya. Penulis menyadari, makalah yang ditulis ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
akan penulis nantikan demi makalah yang lebih baik ini.
Penulis,
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
melaporkan bahwa keterlambatan pengeringan dapat merusak atau
menurunkan kualitas gabah (Maryana dan Meithasari, 2017).
Akibat berbagai kendala yang dihadapi tersebut, penggunaan alat
pengering buatan mulai digunakan petani untuk mengeringkan gabah. Ada
beberapa alat pengering buatan yang saat ini telah berkembang di petani
seperti pengering tipe box (box dryer) atau tumpukan datar (flat bed dryer),
pengering tipe sirkulasi, pengering tipe fluidisasi, tipe oven dan alat
pengering dengan tenaga matahari (Solar Dryer). Berbagai tipe pengering ini
tidak memerlukan tempat yang luas dan tidak terkotaminasi dengan benda
asing. Masing-masing alat tersebut memiliki keunggulan, kelemahan dan
kinerja yang berbeda saat diterapkan di petani (Maryana dan Meithasari,
2017).
Salah satu jenis alat pengering yang dapat digunakan dalam pengeringan
gabah padi adalah mesin Vertical dryer. Penggunaan Vertical dryer pada
proses pengeringan tidak tergantung dari cuaca, sehingga dampak negatif dari
tingginya kelengasan tanah dan tingginya curah hujan yang menghambat
proses penjemuran dapat diatasi (Sutrisno dan Ananto, 2000 dalam Widayani,
et al. 2021).
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengeringan
Pengeringan adalah suatu usaha menurunkan kadar air dari suatu bahan
untuk memperoleh suatu kadar air yang seimbang dengan kadar air udara
dalam atmosfir. Selain itu menurut Brooker et al., (2004) pengeringan
merupakan proses pengurangan kadar air bahan hingga mencapai kadar air
tertentu sehingga menghambat laju kerusakan bahan akibat aktifitas biologi
dan kimia. Pada prinsipnya pengeringan bertujuan untuk menurunkan kadar
air dari suatu produk pertanian sehingga dapat dilaksanakan untuk proses
selanjutnya. Oleh sebab itu, pengeringan merupakan kegiatan penting dalam
pengawetan bahan maupun industri pengolahan hasil pertanian. Dasar proses
pengeringan adalah terjadinya penguapan air bahan ke udara karena
perbedaan kandungan uap air antara udara dengan bahan yang dikeringkan.
Pengeringan gabah sangat penting dan merupakan proses pendahuluan
untuk menghasilkan kualitas beras yang tinggi. Gabah dikeringkan sampai
dengan kadar air yang diinginkan dan jika gabah digiling akan dihasilkan
beras berkualitas baik. Tujuan pengeringan hasil pertanian adalah:
memperpanjang umur simpan produksi pangan, mempertahankan daya hidup
dari biji-bijian dalam waktu lebih lama, mempertinggi mutu giling,
menyiapkan hasil untuk pengolahan lebih lanjut, mempertahankan nilai gizi
dan kegunaan sisa atau hasil sampingan, dan memperkecil biaya transportasi.
Pengeringan yang dilakukan terlalu lama pada suhu rendah dapat
menyebabkan penjamuran dan pembusukan terutama pada musim hujan.
Sebaliknya pengeringan pada temperatur yang terlalu tinggi bisa
menyebabkan kerusakan butiran baik secara fisik maupun kimia. (lstadi et al.,
1999). Pengeringan menyebabkan terjadinya dua proses secara bersamaan,
yaitu, perpindahan panas dari lingkungan untuk menguapkan air pada
permukaan bahan, dan perpindahan massa (air) di dalam bahan akibat
penguapan pada proses pertama.
3
Salah satu cara perawatan gabah adalah melalui proses pengeringan
dengan cara dijemur (alamiah) atau menggunakan mesin pengering (mekanis).
Petani umumnya menjemur gabah diatas tanah beralaskan tikar atau terpal
plastik, sedangkan di unit penggilingan padi (RMU), pengeringan dilakukan
di lantai semen atau menggunakan mesin pengering seperti halnya vertical
dryer.
4
7. Saluran udara, merupakan saluran yang berisi uap panas yang digunakan
untuk mengeringkan bahan hasil pertanian
Adapun spesifikasi dari mesin ini sendiri, yakni:
1. Motor Penggerak
a. Jenis : Multi Silinder 4 Tak, Solar
b. Daya : Minimum 30 KVA
c. Perlengkapan : Radiator cooling, electric starter engine panel dan
generator control panel
d. Kapasitas tangki bahan bakar : Minimum 150 liter
2. Bucket Elevator
a. Kerangka : Plat baja tebal min 1,5 mm
b. Bucket : Plastik poliprofilon atau Nilon ukuran minimal 8”
3. Pemasukan bahan (Paddy input) : Dengan bantuan mekanis berupa
saringan yang bergerak sehingga memudahkan pemasukan gabah basah
a. Kerangka : Besi siku dan besi bantangan bulat
b. Daya : Maksimum 2 HP
4. Kotak Pengering (Drying box)
a. Kontruksi Dinding : Plat baja UNP 66, tebal minimum 1,5 mm,
Dengan penguat besi siku 3 mm
b. Daya tampung : Minimum 8 – 10 ton per proses
5. Instalasi listrik : Seluruh instalasi listrik terangkai dalam satu sistem dari
ruang disel generating set sampai pada semua mesin dryer dengan kabel
yang berdiameter memadai dan bermutu.
6. Unjuk kerja
a. Laju pengeringan : Padi : 0,8 – 1,2 % /jam : Jagung : 2 - 2,5 % / jam
b. Keseragaman kadar air : Maksimum 1,5 %
c. Suhu tumpukan gabah : Maksimum 43o C
7. Perlengkapan : Sensor kelebihan muat, penghenti waktu, tombol tekanan
udara, pemadam kebakaran, pengontrol suhu otomatis, pengontrol
kelembaban otomatis, panel kontrol, pengukur kadar air. Dilengkapi pula
5
dengan tool box, buku petunjuk pengoperasian, dan part list dalam bahasa
Indonesia dan Inggris.
Mekanisme ataupun cara kerja dari mesin vertical dryer ini sendiri dapat
dilakukan melalui dua sumber utama, yakni :
a. Sistem pengisian dan pengeluaran biji-bijian
1. Hopper dan Screw feeder memasukkan biji-bijian ke dalam tower
dryer.
2. Kemudian biji-bijian tersebut di sirkulasi dengan screw circulating.
3. Apabila sudah kering, biji-bijian dikeluarkan melalui pintu
pengeluaran
b. Sistem udara panas
1. Bahan bakar dimasukkan ke dalam furnace, api yang dihasilkan
membakar Heat exchanger dan asap yang dihasilkan keluar melalui
cerobong (chimney)
2. Kemudian udara bersih dengan temperature normal dialirkan ke Heat
exchanger (3 fase) sehingga temperatur udara bersih menjadi naik
(panas)
3. Selanjutnya udara panas tersebut ditarik oleh IDF blower dan
dimasukkan ke Tower Dryer untuk mengeringkan biji-bijian yang ada
4. Uap air akan keluar melalui dinding tower dryer yang berlubang.
Mesin pengering jenis vertical yang satu ini tentunya tidak luput dari
beberapa kelebihan maupun kelemahan yang ada pada mesin ini sendiri. Ada
beberapa kelebihan yang dimiliki oleh mesin ini, diantaranya adalah
1. Produk yang dihasilkan memiliki porositas yang baik sehingga sifat
rehidrasi tinggi,
2. Produk hasil yang diperoleh lebih bersih dan higienis,
3. Mudah untuk mengoperasikan dan memelihara,
6
4. Dapat mengeringkan berbagai objek yang berupa biji bijian atau ber
agregat butir,
5. Terdapat pengaturan suhu sehingga objek yang dikeringkan bisa
dikontrol dengan suhu yang dibutuhkan sehingga hasil lebih baik dan
tidak merubah warna material yang dikeringkan,
6. Lebih menghemat dalam hal tempat dan penggunaannya yang praktis
dibandingkan dengan mesin pengering model lain,
7. Dapat memilih bahan bakar dengan gas LPG atau biomass seperti halnya
sekam, kayu, dan bricket, dan
8. Pengeringan pada objek dilakukan lebih merata dan lebih sempurna
(dirotasi/diputar secara vertikal).
Disisi lain, mesin ini juga memiliki kekurangan, diantaranya adalah
1. Harga mesin yang tergolong mahal bagi para petani,
2. Membutuhkan dua sumber utama dalam pengoperasian, dan
3. Dibutuhkan perhitungan yang tepa tantara kadar air awal objek, kadar air
akhir yang diinginkan, suhu, dan juga waktu.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Pada mesin vertical dryer ini perlu untuk dilakukan pengembangan lebih
lanjut yakni dengan memaksimalkan penggunaan sumber energi alternatif
lainnya seperti halnya dengan memanfaatkan energi biomassa sebagai sumber
energi panas agar biaya produksi lebih murah sehingga terjangkau bagi para
petani.
8
DAFTAR PUSTAKA
https://temanbloggerku.blogspot.com/2019/03/pengenalan-mesin-pengering-
tipe.html . Diakses pada tanggal 6 November 2021.
http://informesin.blogspot.com/2014/01/spesifikasi-mesin-pengering-
vertikal.html . Diakses pada tanggal 6 November 2021
Widayani, S., Moordiani, R., & Noviani, C. (2021). Adopsi Teknologi Vertical
Dryer dalam Penanganan Pascapanen Padi di Jawa Tengah. In Prosiding
Seminar Nasional Fakultas Pertanian UNS (Vol. 5, No. 1, pp. 319-326).