com
Home
Akuntansi
Fisika
Matematika
Penelitian
Info Pendidikan
Daftar Isi
Enzim pada tumbuhan – Enzim, selain terdapat di dalam tubuh makhluk hidup, enzim juga ada
dan terdapat dalam tumbuhan. Sebab tumbuhan itu merupakan bagian dari makhluk hidup yang
ada di dunia ini. Tumbuhan adalah jenis makhluk hidup yang menghasilkan metabolit yang
sifatnya sekunder dan berfungsi untuk melindungi tumbuhan itu dari serangan musuh seperti
serangga, jamur, bakteri, dan juga jenis pathogen yang lainnya. Anda sudah tahu jika tumbuhan
itu merupakan salah satu jenis makhluk hidup yang ada di dunia ini. Dan setiap makhluk hidup
tersebut, di dalamnya terdapat enzim enzim. Nah, yang akan saya bahas saat ini adalah enzim
yang ada pada tumbuhan. Apa saja enzim pada tumbuhan? Langsung saja yuk kita cari tahu
jawabannya.
Enzim tumbuhan
Sebelum dibahas tentang enzim tumbuhan, saya bahas dulu tentang enzim. Enzim adalah suatu
zat yang bisa digunakan untuk mempercepat sebuah laju reaksi dan juga ikut beraksi di dalamnya
dan pada saat akhir terjadinya proses enzim itu akan melepaskan diri jadi enzim seakan akan
tidak ikut campur dalam bereaksi pada sebuah proses tersebut. Enzim juga merupakan suatu
reaksi ataupun proses kimia yang berlangsung secara sangat baik di dalam tubuh setiap makhluk
hidup hal ini disebabkan karena adanya suatu katalis yang bisa digunakan untuk mempercepat
suatu reaksi. Koenzim sangat mudah untuk dipisahkan dengan suatu proses dialisis.
Enzim memiliki sebuah peran yang sangat spesifik dalam urusan untuk menentukan reaksi mana
yang akan terlebih dahulu untuk dipacu dibandingkan dengan suatu katalisator anorganik dan
pada akhirnya terdapat ribuan reaksi yang
telah berlangsung dan tidak dapat menghasilkan suatu produk sampingan yang beracun. Enzim
itu sendiri terdiri atas apoenzim dan juga gugus prostetik. Apoenzim merupakan bagian enzim
yang telah tersusun atas beberapa protein. Gugus prostetik merupakan bagian dari enzim yang
tidak ikut tersusun atas protein. Gugus prostetik itu dikelompokkan atas dua bagian yaitu
koenzim yaitu enzim yang tersusun atas bahan organik dan juga kofaktor yaitu enzim yang
tersusun atas bahan anorganik. Nah, itu adalah sekilas tentang enzim, selanjutnya saya bahas
tentang enzim pada tumbuhan.
1. Enzim auksin. Enzim ini berfungsi untuk pertumbuhan dan juga penghambatan
pertumbuhan tumbuhan, selain itu untuk dormansi, dan juga untuk membantu proses
pembentukan bunga dan juga buah serta proses penuaan dan juga pengguguran
2. Enzim giberelin. Enzim giberelin ini sebuah enzim yang berfungsi untuk merangsang
pembelahan sel dan juga merangsang suatu aktivitas pada enzim amylase dan juga
proteinase yang memiliki peran di dalam suatu perkecambahan. Giberelin juga berfungsi
untuk merangsang pembentukan tunas, dan menghilangkan dormansi biji, serta
merangsang proses pertumbuhan pada buah secara parthenogenesis.
3. Enzim sitokinin enzim sitokinin bisa ditemukan dalam jaringan yang membelah.
Sitokinin yang pertama kali adalah jenis kinetin. Sitokinin yang ada pada Zea mays
merupakan sitokinin zeatin. Fungsi dari sitokinin adalah untuk merangsang pembelahan
sel, dan juga merangsang pembentukan tunas di batang ataupun di dalam kalus, serta
menghambat efek dominansi apikal, selain itu juga untuk mempercepat pertumbuhan
memanjang
4. Enzim Asam absisat. Tidak seluruh jenis hormon itu dapat berfungsi untuk memacu
proses pertumbuhan, karena ada juga hormone yang menghambat proses pertumbuhan,
salah satunya yaitu asam absisat. Fungsi dari asam absisat adalah untuk menghambat
proses pembelahan dan pemanjangan pada sel, selain itu juga untuk menunda
pertumbuhan atau disebut juga dormansi.
5. Enzim etilen
Davishare
Home
Feed
Privacy
Contact
Disclaimer
Secara umum, metabolisme terdiri atas 2 proses yaitu anabolisme (reaksi penyusunan)
dan katabolisme (reaksi pemecahan).
1. KOMPONEN ENZIM
Berdasarkan komponen penyusunnya, enzim dibedakan menjadi dua macam berikut:
a. Enzim sederhana, terdiri atas senyawa protein saja.
b. Enzim kompleks(enzim konjugasi), terdiri atas komponen-komponen berikut:
2. SIFAT-SIFAT ENZIM
Enzim memiliki sifat-sifat berikut:
2. Berupa koloid
3. Bekerja secara spesifik, artinya enzim hanya dapat bekerja pada satu substrat
Teori ini dikemukakan oleh Daniel Koshland. Menurutnya, sisi aktif enzim bersifat
fleksible. Akibatnya, sisi aktif enzim dapat berubah bentuk menyesuaikan bentuk
substrat. Teori ini sesuai dengan kerja enzim yang sesungguhnya. Perhatikan skema
berikut:
1. METABOLISME TUMBUHAN
Dalam tumbuhan pun terdapat proses metabolisme tumbuhan yang terdiri dari
anabolisme (pembentkan senyawa yang lebih besar dari molekul-molekul yang lebih
kecil, molekul ini terdiri dari pati, selulose, protein, lemak dan asam lemak. Prioses ini
membutuhkan energi). Sedang katabolisme merupakan senyawa dengan molekul yang
besar membentuk senyawa-senyawa dengan molekul yang lebih kecil dan
menghasilkan energy.
Setiap enzim terbentuk dari molekul protein sebagai komponen utama penyusunnya
dan bebrapa enzim hanya terbentuk dari molekul protein dengan tanpa adanya
penambahan komponen lain. Protein lainnya seperti Sitokrom yang membawa elektron
pada fotosintesis dan respirasi tidak pula dapat digolongkan sebagai enzim. Selain itu,
protein yang terdapat dalam biji juga lebih berperan sebagai bahan cadangan untuk
digunakan dalam proses perkecambahan biji.
Protein hanya terbentuk dari satu ikatan poloipeptida yang menggumpal membentuk
suatu struktur yang bulat atau sperikal, contohnya ribonuklease. Setiap rantai
polipeptida atau molekul protein secara sponstan akan membentuk konfigurasi dengan
energi bebas terendah.
Dalam sitisol sel, asam amino lebih bersifat hidrofobik yang akan mengumpul pada
bagian dalam, sedang pada permukaan molekul protein atau enzim asan amino bersifat
hidrofilik.
Beberapa enzim tidak memiliki guus prostetik tetapi untuk aktivitasnya diperlukan
keikutsertaan senyawa organik atau ion logam atau keduanya. Kedua bahan tersebut
disebut koenzim
4. KOMPERTEMENTASI ENZIM
Enzim – enzim yang berperan untuk fotosintesis terdapat pada kloroplas. Enzim yang
berperan penting dalam respirasi aerobik terdapat pada mitokondria, sedang enzim
respirasi lainnya terdapat dalam sitosol.
Suatu enzim bekerja secar khas terhadap suatu substrat tertentu. Kekhasan inilah yang
menjadi ciri suatu enzim. Ini sangat berbeda dengan katalis lain (bukan enzim) yang
dapat bekerja terhadap berbagai berbagai macam reaksi. Kekhasan terhadap suatu
reaksi disebut kekhasan reaksi. Suatu asam amino tertentu dapat mengalami berbagai
reaksi dengan berbagai enzim pula. Sebagai contoh enzim oksidase yang bekerja
sebagai katalis dalam reaksi oksidase asam amino. Untuk reaksi lain dekarboksilase
bekerja sebagai katalis, sedangkan transaminase dapat pula bekerja terhadap asam
amino untuk memindahkan gugus –NH2 kepada senyawa lainnya. Jadi walaupun ketiga
reaksi tersebut mungkin berjalan, namun tiap enzim hanya bekerja pada satu reaksi.
Enzim dekarboksilase dan transaminase mempunyai koenzim yang sama yaitu
piridoksalfosfat.
Enzim dapat bekerja optimal pada pH tertentu, misalnya enzim lipase, pH optimal 5,7–
7,5. Aplikasi pH yang tidak cocok maka sifat kerja enzim dapat menyebabkan ionisasi
dari gugus karboksil dan amino dari bagian bagian enzim yang tersusun atau apoenzim
dan dapat menyebabkan denaturasi, oleh karena itu akan terjadi tambahan struktur
enzim sehingga tidak dapat bekerja dengan baik.
7. ISOZIM
Isozim atau Iso-enzim adalah dalam suatu campuran terdapat lebih dari satu enzim
yang dapat berperan dalam suatu substrat untuk memberikan suatu hasil yang sama.
Keuntungan bagi tumbuhan yang mengandung isoenzim adalah karena isozim – isozim
tersebut akan memiliki tanggapan yang berbeda terhadap faltor – faktor lingkungan.
Setiap isozim dihadapkan pada lingkungan kimia yang berbeda dab masing – masing
berperan pada posisi yang berbeda dalam lintasan metabolic.
Aktivitas enzim sangat dipengaruhi oleh suhu. Untuk enzim hewan suhu optimal antara
35°C dan 40°C, yaitu suhu tubuh. Pada suhu di atas dan di bawah optimalnya, aktivitas
enzim berkurang. Di atas suhu 50°C enzim secara bertahap menjadi inaktif karena
protein terdenaturasi. Pada suhu 100°C semua enzim rusak. Pada suhu yang sangat
rendah, enzim tidak benar-benar rusak tetapi aktivitasnya sangat banyak berkurang
(Gaman & Sherrington, 1994). Enzim memiliki suhu optimum yaitu sekitar 180-230C
atau maksimal 400C karena pada suhu 450C enzim akan terdenaturasi karena
merupakan salah satu bentuk protein. (Tranggono & Setiadji, 1989).
Suhu yang tinggi akan menaikkan aktivitas enzim namun sebaliknya juga akan
mendenaturasi enzim (Martoharsono, 1994). Peningkatan temperatur dapat
meningkatkan kecepatan reaksi karena molekul atom mempunyai energi yang lebih
besar dan mempunyai kecenderungan untuk berpindah. Ketika temperatur meningkat,
proses denaturasi juga mulai berlangsung dan menghancurkan aktivitas molekul enzim.
Hal ini dikarenakan adanya rantai protein yang tidak terlipat setelah pemutusan ikatan
yang lemah sehingga secara keseluruhan kecepatan reaksi akan menurun
Pembentukan ikatan yang sementara (biasanya ikatan non kovalen) antara substrat
dengan enzim menimbulkan penyabaran elektron dalam molekul substrat, sehingga
ikatan kovalen tersebut menjadi mudah terpecah. Para ahli biokimia menamakan
keadaan dimana terjadi renggangan ikatan molekul substrat setelah berinteraksi
dengan enzim disebut pengaktifan substrat.
Istilah alosterik diturunkan dari bahasa Yunani "allo" yang berarti yang lain, dan
"stereos" yang berarti ruang atau sisi. Enzim alosterik adalah enzim yang memiliki sisi
lain selain sisi katalitik. Enzim alosterik mempunyai dua bagian aktif, yaitu bagian aktif
yang menangkap substrat dan bagian yang menangkap penghambat. Apabila ada
senyawa yang dapat memasuki bagian yang menangkap penghambat maka enzim
menjadi tidak aktif, senyawa penghambat tersebut merupakan penghambat alosterik.
Struktur senyawa penghambat alosterik tidak mirip dengan struktur substrat.
Pengikatan penghambat alosterik pada enzim menyebabkan enzim tidak aktif, sehingga
substrat tidak dapat dikatalisis dan tidak menghasilkan produk. Apabila enzim
menangkap substrat maka penghambat tidak dapat terikat pada enzim, sehingga enzim
dapat aktif mereaksikan substrat menjadi produk.
Katalisis hanya terjadi jika enzim dan substrat membentuk suatu kompleks. Semakin
tinggi konsentrasi enzim akan semakin mempercepat terjadinya reaksi. Dan konsentrasi
enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi.Jika sudah mencapai titik jenuhnya,
maka konsentrasi substrat berbanding terbalik dengan kecepatan reaksi. Untuk suatu
konsentrasi enzim, tingkat reaksi meningkat dengan meningkatnya konsentrasi substrat
sampai satu titik, yang di atas lebih lanjut dalam meningkatkan konsentrasi substrat
tidak menghasilkan perubahan signifikan dalam menilai reaksi. Hal ini disebabkan
karena situs yang aktif dari enzim molekul pada suatu waktu yang hampir jenuh dengan
substrat. Enzim / substrat kompleks harus memisahkan sebelum aktif situs gratis untuk
mengakomodasi lebih substrat. Asalkan substrat konsentrasi yang tinggi dan suhu dan
pH dijaga konstan, tingkat reaksi yang proporsional terhadap konsentrasi enzim.
4. PENGARUH PH
Inhibisi aktifitas enzim adalah penurunan kecepatan suatu reaksi enzimatik yang dalam
makhluk hidup penting pada proses metabolisme. Pada keadaan tertentu suatu reaksi
enzimatik dapat membentuk dua atu lebih produk dan hambatan tersebut dapat
ditunjukan hanya pada suatu produk, sedangkan pembentukan produk yang lain tidak
dipengarihi atau malah di tingkatkan. Inhibitor adalah zat yang dapat menghambat kerja
enzim. Berdasarkan tempat kerjanya, inhibitor terbagi atas :
Inhibisi non kompetitif adalah hambatan dimana inhibitor bereaksi dengan suatu tempat
diluar tempat aktif, sehingga kombinasi substrat dengan enzim tidak dihalangi tetapi
pemecahan kompleks enzim substrat di cegah. Dalam hal ini tingkat inhibisi tidak akan
bergantung pada substrat tetapi pada konsentrasi inhibitor dan konstantadisosiasi
inhibitor.
c. Inhibisi uncompetitive
Inhibisi tidak menghalangi pembentukan compels enzim substrat, tetapi menghalangi
reaksi selanjutnya jadi menghalangi pembentukan produk. Pada inhibisi uncompetitive,
inhibitor hanya dapat bereaksi setelah terjadi kompeleks enzim substrat. Pada inhibitor
tidak kompetitif penghambat tidak bisa mengikat pada enzim yang bebas, tetapi hanya
untuk ES-COMPLEX. EIS-COMPLEX begitu dibentuk enzymatically non-aktif. Inhibitor
jenis ini adalah jarang, tetapi dapat terjadi pada enzim multimeric.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pengertian metabolisme, hubungan metabolisme dan enzim, metabolisme pada
tumbuhan, komponen enzim, mekanisme kerja enzim, sifat, sifat enzim, pengaruh
denaturasi terhadap aktifitas enzim, mekanisme dan faktor yang mempengaruhi aksi
enzim, pengaruh konsentrasi substrat dan konsentrasi enzim.