Oleh
Denny Sobardini Sobarna dkk.
1.1. Pendahuluan
Tanaman dapat tumbuh dengan baik, adanya dukungan berbagai macam bahan
yang terlibat untuk berlangsungnya proses-proses dalam tanaman tersebut. Bahan-bahan
yang turut serta berlangsungnya proses-proses dalam tanaman diantaranya adalah enzym,
hormon dan nutrisi.
1.3.1. ENZIM :
Di dalam sel berlangsung reaksi-reaksi kimia yang sangat kompleks secara terus
menerus dengan kecepatan yang sangat tinggi namun terarah. Reaksi yang kompleks ini
dapat juga berlangsung di luar sel, tetapi sangat lambat. Hal ini disebabkan di dalam sel
hidup terdapat suatu zat yang dinamakan enzim. Enzim disintesis dalam sel yang dapat
mempercepat suatu reaksi termodinamika sedemikian rupa, sehingga kecepatan reaksi
dapat berjalan sesuai dengan proses biokimia yang dibutuhkan untuk mengatur
kehidupan. Tetapi terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas enzim,
seperti temperatur, pH, zat penghambat dan lain-lain, yang menyebabkan denaturasi
protein.
Enzim merupakan suatu kelompok protein yang berperan sangat penting dalam
proses aktivitas biologis. Enzim tersebut berfungsi sebagai biokatalisator dalam sel dan
sifatnya sangat khas, karena hanya bekerja pada substrat tertentu dan membentuk reaksi
tertentu. Enzim tanggap terhadap perubahan lingkungan sehingga pengendalian tersebut
memungkinkan tumbuhan hidup pada iklim yang beraneka. Enzim tidak tersebar merata
di dalam sel. Sebagai contoh : enzim yang berfungsi dalam fotosintesis berada dalam
kloroplas; banyak enzim yang berperan dalam respirasi aerobik berada hanya di
mitokhondria, sedangkan enzim respirasi lainnya terdapat di sitosol. Enzim untuk
mensintesis DNA dan RNA serta untuk mitosis, berada di inti sel (nukleus), sehingga
hasil suatu reaksi dilepaskan di daerah tempat senyawa tersebut akan diubah secepatnya
menjadi senyawa lain oleh enzim berikutnya yang terlibat dalam lintasan, demikian
seterusnya, sampai lintasan metabolik selesai dan senyawa yang sangat berbeda terbentuk
contoh reaksinya dapat dilihat dalam Gambar 1. Yang perlu diperhatikan untuk
meningkatkan efisiensi proses dalam sel yaitu : 1)membantu memastikan bahwa
konsentrasi pereaksi cukup di daerah enzim tersebut bekerja; 2)membantu memastikan
bahwa suatu senyawa diarahkan untuk menghasilkan produk yang diperlukan dan tidak
dialihkan pada lintasan lain oleh kerja enzim saingannya di lokasi lain di dalam sel.
misalnya dapat dilihat dalam Gambar 1 .
Enzim bekerja untuk satu jenis makromolekul tertentu. Enzim bekerja sebagai
biokatalisator yaitu menangkap molekul-molekul, menggabungkannya kemudian
melepaskannya lagi tetapi enzim tidak ikut berubah. Molekul-molekul yang
digabungkan tersebut adalah substrat dan molekul hasil gabungannya disebut produk
dapat dilihat dalam Gambar 2. Enzim dapat bekerja secara bolak balik yaitu dapat
membentuk molekul sederhana menjadi molekul kompleks dan dapat pula
menguraikan molekul kompleks tersebut menjadi molekul sederhana. Maka enzim
dalam melaksanakan tugasnya memiliki bagian yang disebut “Sisi Aktif Enzim”
yaitu tempat melekatnya substrat dan “Sisi Alosterik”. Dua teori mengenai cara
melekatnya substrat pada sisi aktif enzim yaitu (Gambar 3) Lock and Key Theory
atau Teori Gembok dan Kunci yaitu dikemukakan oleh Emil Fischer pada tahun 1894
menyatakan bahwa enzim dan substratnya memiliki bentuk geometri yang saling
memenuhi seperti kunci dan gemboknya. serta teori yang lainnya yaitu Induced Fit
Theory atau Teori Ketepatan Induksi. Menurut teori tersebut, sisi aktif Enzim bersifat
fleksibel, sehingga bentuknya dapat menyesuaikan dengan bentuk substratnya. Itulah
alasan mengapa Enzim bersifat spesifik. Enzim diberi nama sesuai dengan nama
substrat dan reaksi yang dikatalisis. Biasanya ditambah akhiran ase.
1.3.2. HORMON :
Hormon adalah senyawa organik yang disintesis di salah satu bagian tumbuhan
yang ditranslokasikan ke bagian lain. Pada konsentrasi yang sangat rendah hormon
menyebabkan respons fisiologis. Hormon dapat merangsang maupun menghambat
proses pertumbuhan dan diferensiasi sel target. Proses-proses fisiologis yang
dipengaruhi antara lain pertumbuhan, diferensiasi, inisiasi pembungaan, perkecambahan
dsb.
Hormon yang disintesis secara alami di dalam tumbuhan disebut hormon tanaman
atau phytohormon , sedangkan hormon sintetik disebut zat pengatur tumbuh (ZPT ) atau
Plant Growth Regulator. Sebagaimana sifat-sifat hormon tanaman, zat pengatur tumbuh
efektivitasnya bergantung pada kondisi fisiologis sel target dan konsentrasinya.
Macam-macam hormon tanaman yang kita kenal sampai saat ini ada 6 golongan,
yaitu auksin, giberelin atau asam giberelat, sitokinin, zat penghambat (inhibitor), etilen,
dan brasinosteroid. Hormon tanaman dikelompokkan menjadi hormon perangsang dan
penghambat proses fisiologis, sehingga aktivitasnya ada yang saling bersinergis maupun
antagonis. Hormon sintetik sudah sejak lama digunakan untuk tujuan merangsang atau
pun menghambat pertumbuhan tanaman.
Sifat Hormon :
- Diperlukan dalam jumlah yang sedikit untuk memicu pertumbuhan yang besar dalam
suatu organisme
- Konsentrasi hormon dan kecepatan transportasi dapat berubah dalam merespons
stimulus lingkungan
- Berinteraksi dengan hormon lainnya dalam responnya terhadap stimulus lingkungan.
Hanya ujung dari koleoptil yang dapat merasakan arah cahaya, akan tetapi respon
pelengkungan, muncul pada beberapa jarak di bawah ujung koleptil tersebut.
Suatu sinyal harus turun dari ujung koleoptil. Sinyal tersebut dapat melintas melalui
suatu sekat yang permeabel (yaitu sebuah blok gelatin), tetapi tidak melalui sekat
padatan (yaitu suatu mineral yang disebut mika).
Hal ini membuktikan bahwa sinyal untuk fototropisme merupakan suatu zat kimia
yang mobil.
a. Ujung koleoptil dipotong lalu potongan ditempelkan pada blok agar-agar yang
mengandung gelatin.
b. Blok agar-agar tersebut ditempatkan pada koleoptil yang telah dipenggal di dalam
keadaan gelap.
c. Jika blok agar-agar dibiarkan : pada pusat sumbu ujung koleptil yang telah dipenggal,
maka terjadi pertumbuhan batang ke atas.
d. Jika di luar pusat sumbu batang, maka koleoptil melengkung jauh dari sisi yang
mengandung blok agar-agar dengan terlebih dahulu melengkung ke arah cahaya.
Gambar 6. Percobaan F.W. Went (Sumber : Campbell dan Reece, 2002 : 807)
Kesimpulannya :
- Blok agar-agar tersebut mengandung zat kimia yang diproduksi di dalam ujung
koleoptil
- Zat kimia tersebut menstimulasi pertumbuhan pada saat melewati bagian bawah
koleoptil.
- Koleoptil melengkung ke arah cahaya karena zat kimia yang merangsang
pertumbuhan pada bagian yang gelap dari koleoptil lebih tinggi.
- Mesenjer kimia yang dimaksud yaitu auksin.
AUKSIN :
Banyak ditemukan dalam embrio biji, meristem apikal tunas ujung dan daun
muda.
Auksin ditransportasikan secara polar dari ujung tunas ke batang melalui
jaringan parenkim dengan kecepatan 10 mm/jam.
Auksin diproduksi dari asam amino triptopan, disintesis di dalam meristem
ujung tajuk tanaman
Auksin alami yang terdapat dalam tumbuhan adalah IAA (Indol Asetic Acid)
Auksin menstimulasi pertumbuhan pada kisaran konsentrasi rendah yaitu 10-8
M sampai 10-4 M
Fungsi Utama Auksin : Menstimulasi perpanjangan sel pada bagian tajuk muda
yang sedang berkembang.
Sitokinin disintesis di dalam akar, embrio dan buah yang sedang tumbuh aktif
Reseptor sitokinin dalam sel tumbuhan terdapat :
a. di dalam sel
b. di permukaan sel
Reseptor di dalam sitoplasma mengikat sitokinin secara langsung dan dapat
menstimulir transkripsi di dalam nucleus yang diisolasi
Sitokinin dapat membuka saluran Ca+2 di dalam membran plasma yang
menyebabkan penambahan Ca+2 di sitosol.
Contoh sitokinin alami yaitu zeatin yang pertama kali ditemukan dalam jagung
(Zea mays)
FUNGSI SITOKININ :
GIBBERELLIN :
Gibberellin disintesis di dalam meristem tunas apikal dan akar, daun muda,
serta embrio biji.
FUNGSI GIBBERELLIN
ASAM ABSISAT :
Tahun 1960 dua tim peneliti, meneliti dormansi tunas dan absisi daun yang
keduanya mengisolasi senyawa yang sama yaitu asam absisat (ABA). ABA dapat
memperlambat pertumbuhan. Asam absisat disintesis pada : daun, batang, akar, buah
muda. Berpengaruh terhadap mempertahankan dormansi biji, dimana rasio ABA-
Giberelin akan menentukan biji akan tetap dorman atau berkecambah. Selama
pematangan biji level ABA meningkat 100 kali sehingga dapat menghambat
perkecambahan biji, menginduksi produksi protein khusus yang membantu biji untuk
menahan dehidrasi. Dormansi biji dapat dihilangkan dengan menonaktifkan ABA
yaitu dengan cara : Perendaman, pencahayaan, temperatur dingin, stres kekeringan.
Stres kekeringan dapat menyebabkan : Meningkatkan akumulasi ABA pada daun,
yang berfungsi sebagai sistem peringatan dini (early warning system) yang ditandai
dengan kelayuan, merupakan sinyal internal utama untuk menahan kekeringan, dapat
meningkatkan pembukaan saluran K (kalium) sebelah luar secara langsung di dalam
membran plasma sel penutup. Menutupnya stomata untuk mengurangi transpirasi.
Dan mencegah kehilangan air yang berlebih
ETILEN :
BRASSINOSTEROID :
Pertama kali diisolasi dari pollen Brassica, tahun 1979, merupakan steroid
yang mirip dengan kolesterol dan hormon seks pada hewan. Dapat menginduksi
perpanjangan sel, pembelahan sel dalam ruas-ruas batang dan kecambah, pada
konsentrasi rendah ( sekitar 10-12 M ) dapat memperlambat absisi daun dan
meningkatkan diferensiasi xylem. Tempat produksi atau ditemukan dalam tanaman
yaitu Biji, Buah, Tunas, Daun, Kuncup Bunga.
1.3.3. NUTRISI :
Nutrien mineral yaitu unsur kimia esensial yang diabsorpsi dari dalam tanah
dalam bentuk ion anorganik, nutrien mineral dari tanah hanya memberikan
sumbangan yang kecil untuk keseluruhan massa dari tumbuhan tersebut. Sekitar 80-
85% dari tumbuhan herbacious (yang mengandung sedikit lignin) terdiri dari air yang
diakumulasi di dalam vakuola sentral selnya. Air yang diabsorpsi 10% digunakan
tumbuhan, dengan fungsi untuk pelarut, perpanjangan sel, menjaga suhu tanaman,
membantu proses metabolisme, menyangga turgiditas sel. 90% hilang melalui
transpirasi dimana 90% melalui stomata dan 10% melalui kutikula dll.
Makro nutrien :
Bentuk yang
Unsur Tersedia bagi Fungsi Utama
Tumbuhan
- 2-
Fosfor (P) H PO , HPO Komponen dari asam nukleat,
22 4 4 4 4 fosfolipid, ATP, beberapa koenzym
+
Kalium (K) K Kofaktor dalam sintesis protein,
mengatur keseimbangan air, membuka
dan menutup stomata
2+
Kalsium Ca Pembentukan, pembuatan dan
(Ca) kestabilan dinding sel, mengatur
struktur dan permeabilitas membran,
aktivator beberapa enzum, regulator
respon sel terhadap stimulus
2+
Magnesium Mg Komponen dari klorofil, aktivator
(Mg) banyak enzym
Mikro nutrien :
Bentuk yang
Unsur Tersedia bagi Fungsi Utama
Tumbuhan
-
Klor (Cl) Diperlukan pada tahapan penguraian air dalam
Cl
fotosintesis, mengatur keseimbangan air
3+ 2+
Besi (Fe) Fe , Fe Komponen dari sitokrom, aktivator beberapa enzym
Ade Salimah dan Syariful Mubarok. 2007. Hormon. Dalam Ade Salimah dkk . Hand
Out MK Biologi Tanaman. Fakultas Pertanian. Unpad.
Wieny H.Rizky dkk (2008). Hand Out MK Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan . Fakultas
Pertanian . Unpad
Salisbury, FB and Ross, C.W, 1995. Plant Fisiologi, terjemahan oleh Diah R Lukman dan
Sumaryono. Jilid 2. Penerbit ITB, Bandung.
Taiz, L and E. Zeiger. 2002. Plant Physiology. Third Edition. Sinauer Associate. English.