Anda di halaman 1dari 18

Modul 6

BAHAN-BAHAN YANG BERPENGARUH


TERHADAP METABOLISME DALAM TANAMAN

Oleh
Denny Sobardini Sobarna dkk.

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2019
Modul 6
BAHAN-BAHAN YANG BERPENGARUH
TERHADAP METABOLISME DALAM TANAMAN

1.1. Pendahuluan
Tanaman dapat tumbuh dengan baik, adanya dukungan berbagai macam bahan
yang terlibat untuk berlangsungnya proses-proses dalam tanaman tersebut. Bahan-bahan
yang turut serta berlangsungnya proses-proses dalam tanaman diantaranya adalah enzym,
hormon dan nutrisi.

1.2. Identitas Modul


Modul 6 ini akan membahas bahan-bahan yang terlibat keberlangsungan proses-
proses yang terjadi dalam tanaman yaitu enzym, hormon dan nutrisi.

1.3. Kajian Pembelajaran

1.3.1. ENZIM :
Di dalam sel berlangsung reaksi-reaksi kimia yang sangat kompleks secara terus
menerus dengan kecepatan yang sangat tinggi namun terarah. Reaksi yang kompleks ini
dapat juga berlangsung di luar sel, tetapi sangat lambat. Hal ini disebabkan di dalam sel
hidup terdapat suatu zat yang dinamakan enzim. Enzim disintesis dalam sel yang dapat
mempercepat suatu reaksi termodinamika sedemikian rupa, sehingga kecepatan reaksi
dapat berjalan sesuai dengan proses biokimia yang dibutuhkan untuk mengatur
kehidupan. Tetapi terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas enzim,
seperti temperatur, pH, zat penghambat dan lain-lain, yang menyebabkan denaturasi
protein.
Enzim merupakan suatu kelompok protein yang berperan sangat penting dalam
proses aktivitas biologis. Enzim tersebut berfungsi sebagai biokatalisator dalam sel dan
sifatnya sangat khas, karena hanya bekerja pada substrat tertentu dan membentuk reaksi
tertentu. Enzim tanggap terhadap perubahan lingkungan sehingga pengendalian tersebut
memungkinkan tumbuhan hidup pada iklim yang beraneka. Enzim tidak tersebar merata
di dalam sel. Sebagai contoh : enzim yang berfungsi dalam fotosintesis berada dalam
kloroplas; banyak enzim yang berperan dalam respirasi aerobik berada hanya di
mitokhondria, sedangkan enzim respirasi lainnya terdapat di sitosol. Enzim untuk
mensintesis DNA dan RNA serta untuk mitosis, berada di inti sel (nukleus), sehingga
hasil suatu reaksi dilepaskan di daerah tempat senyawa tersebut akan diubah secepatnya
menjadi senyawa lain oleh enzim berikutnya yang terlibat dalam lintasan, demikian
seterusnya, sampai lintasan metabolik selesai dan senyawa yang sangat berbeda terbentuk
contoh reaksinya dapat dilihat dalam Gambar 1. Yang perlu diperhatikan untuk
meningkatkan efisiensi proses dalam sel yaitu : 1)membantu memastikan bahwa
konsentrasi pereaksi cukup di daerah enzim tersebut bekerja; 2)membantu memastikan
bahwa suatu senyawa diarahkan untuk menghasilkan produk yang diperlukan dan tidak
dialihkan pada lintasan lain oleh kerja enzim saingannya di lokasi lain di dalam sel.
misalnya dapat dilihat dalam Gambar 1 .

Gambar 1. Ikatan kimia yang dapat diurai oleh adanya enzim.

Cara kerja enzim :

Gambar 2. Cara kerja enzim

Enzim bekerja untuk satu jenis makromolekul tertentu. Enzim bekerja sebagai
biokatalisator yaitu menangkap molekul-molekul, menggabungkannya kemudian
melepaskannya lagi tetapi enzim tidak ikut berubah. Molekul-molekul yang
digabungkan tersebut adalah substrat dan molekul hasil gabungannya disebut produk
dapat dilihat dalam Gambar 2. Enzim dapat bekerja secara bolak balik yaitu dapat
membentuk molekul sederhana menjadi molekul kompleks dan dapat pula
menguraikan molekul kompleks tersebut menjadi molekul sederhana. Maka enzim
dalam melaksanakan tugasnya memiliki bagian yang disebut “Sisi Aktif Enzim”
yaitu tempat melekatnya substrat dan “Sisi Alosterik”. Dua teori mengenai cara
melekatnya substrat pada sisi aktif enzim yaitu (Gambar 3) Lock and Key Theory
atau Teori Gembok dan Kunci yaitu dikemukakan oleh Emil Fischer pada tahun 1894
menyatakan bahwa enzim dan substratnya memiliki bentuk geometri yang saling
memenuhi seperti kunci dan gemboknya. serta teori yang lainnya yaitu Induced Fit
Theory atau Teori Ketepatan Induksi. Menurut teori tersebut, sisi aktif Enzim bersifat
fleksibel, sehingga bentuknya dapat menyesuaikan dengan bentuk substratnya. Itulah
alasan mengapa Enzim bersifat spesifik. Enzim diberi nama sesuai dengan nama
substrat dan reaksi yang dikatalisis. Biasanya ditambah akhiran ase.

Enzim dibagi ke dalam 7 golongan besar yaitu :

1) Oksidoreduktase (nitrat reduktase) : memisahkan dan menambahkan elektron atau


hidrogen
2) Transferase (Kinase) : memindahkan gugus senyawa kimia
3) Hidrolase (protease, lipase, amilase) : memutuskan ikatan kimia dengan
penambahan air
4) Liase (fumarase) : membentuk ikatan rangkap dengan melepaskan satu gugus
kimia
5) Isomerase (epimerase) : mengkatalisir perubahan isomer
6) Ligase/sintetase (tiokinase) : menggabungkan dua molekul yang disertai dengan
hidrolisis ATP
7) Polimerase (tiokinase) : menggabungkan monomer-monomer sehingga terbentuk
polimer .
Gambar 3 Teori cara kerja enzim

Sebagai biokatalisator, kerja Enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya


suhu, pH, Konsentrasi substrat, inhibitor dan aktivator. Beberapa jenis Enzim hanya
dapat bekerja pada suhu dan pH optimumnya. Suhu dan pH optimum setiap jenis Enzim
berbeda satu sama lain. Enzim tidak dapat bekerja pada suhu yang terlalu rendah maupun
pada suhu yang terlalu tinggi. Enzim juga tidak dapat bekerja pada pH yang terlalu asam
maupun yang terlalu basa. Apabila berada pada suhu atau pH yang tidak sesuai, Enzim
akan mengalami denaturasi atau kerusakan pada strukturnya. Konsentrasi substrat juga
dapat mempengaruhi kerja Enzim. Apabila konsentrasi substrat terlalu tinggi, maka
Enzim tidak dapat bekerja dengan baik, laju reaksi katalisator oleh Enzim akan
berlangsung lambat. Sebaliknya bila konsentrasi substrat rendah, maka laju reaksi
katalisator oleh enzim akan berlangsung cepat.
Kerja enzim juga dapat dipengaruhi oleh Inhibitor. Inhibitor adalah molekul yang
dapat menghambat kerja enzim sehingga dapat menurunkan laju reaksi katalisator oleh
enzim. Inhibitor Enzim terdiri dari dua jenis yaitu Inhibitor Kompetitif dan Inhibitor non-
kompetitif. Inhibitor kompetitif menghambat kerja Enzim dengan cara berikatan
langsung dengan sisi aktif Enzim sehingga substrat tidak bisa berikatan dengan sisi aktif
enzim dan reaksi tidak dapat berlangsung (Gambar 4). Sedangkan inhibitor non-
kompetitif adalah inhibitor yang berikatan dengan sisi alosterik enzim, namun karena
enzim bersifat fleksibel, saat Inhibitor berikatan dengan sisi alosterik, sisi aktif Enzim
ikut berubah sehingga substrat pun tidak dapat berikatan dengan sisi aktif enzim dan
reaksi juga tidak dapat berlangsung.

Gambar 4. Reaksi kompetitif dan non kompetitif enzim.

1.3.2. HORMON :

Hormon adalah senyawa organik yang disintesis di salah satu bagian tumbuhan
yang ditranslokasikan ke bagian lain. Pada konsentrasi yang sangat rendah hormon
menyebabkan respons fisiologis. Hormon dapat merangsang maupun menghambat
proses pertumbuhan dan diferensiasi sel target. Proses-proses fisiologis yang
dipengaruhi antara lain pertumbuhan, diferensiasi, inisiasi pembungaan, perkecambahan
dsb.

Hormon yang disintesis secara alami di dalam tumbuhan disebut hormon tanaman
atau phytohormon , sedangkan hormon sintetik disebut zat pengatur tumbuh (ZPT ) atau
Plant Growth Regulator. Sebagaimana sifat-sifat hormon tanaman, zat pengatur tumbuh
efektivitasnya bergantung pada kondisi fisiologis sel target dan konsentrasinya.

Macam-macam hormon tanaman yang kita kenal sampai saat ini ada 6 golongan,
yaitu auksin, giberelin atau asam giberelat, sitokinin, zat penghambat (inhibitor), etilen,
dan brasinosteroid. Hormon tanaman dikelompokkan menjadi hormon perangsang dan
penghambat proses fisiologis, sehingga aktivitasnya ada yang saling bersinergis maupun
antagonis. Hormon sintetik sudah sejak lama digunakan untuk tujuan merangsang atau
pun menghambat pertumbuhan tanaman.

Sifat Hormon :

- Diperlukan dalam jumlah yang sedikit untuk memicu pertumbuhan yang besar dalam
suatu organisme
- Konsentrasi hormon dan kecepatan transportasi dapat berubah dalam merespons
stimulus lingkungan
- Berinteraksi dengan hormon lainnya dalam responnya terhadap stimulus lingkungan.

Gambar 5 percobaan fototropisme awal dimana :

 Hanya ujung dari koleoptil yang dapat merasakan arah cahaya, akan tetapi respon
pelengkungan, muncul pada beberapa jarak di bawah ujung koleptil tersebut.

 Suatu sinyal harus turun dari ujung koleoptil. Sinyal tersebut dapat melintas melalui
suatu sekat yang permeabel (yaitu sebuah blok gelatin), tetapi tidak melalui sekat
padatan (yaitu suatu mineral yang disebut mika).

 Hal ini membuktikan bahwa sinyal untuk fototropisme merupakan suatu zat kimia
yang mobil.

Gambar 5. Percobaan Fototropisme (Sumber : Campbell dan Reece, 2002 : 807)


Kemudian beberapa peneliti melakukan percobaan lainnya diantaranya F.W.Went :

Percobaannya yaitu mengekstraksi mesenjer kimia untuk fototropisme dengan


memodifikasi percobaan Boysen - Jensen., dengan cara seperti terlihat dalam Gambar 6 :

a. Ujung koleoptil dipotong lalu potongan ditempelkan pada blok agar-agar yang
mengandung gelatin.
b. Blok agar-agar tersebut ditempatkan pada koleoptil yang telah dipenggal di dalam
keadaan gelap.
c. Jika blok agar-agar dibiarkan : pada pusat sumbu ujung koleptil yang telah dipenggal,
maka terjadi pertumbuhan batang ke atas.
d. Jika di luar pusat sumbu batang, maka koleoptil melengkung jauh dari sisi yang
mengandung blok agar-agar dengan terlebih dahulu melengkung ke arah cahaya.

Gambar 6. Percobaan F.W. Went (Sumber : Campbell dan Reece, 2002 : 807)

Kesimpulannya :

- Blok agar-agar tersebut mengandung zat kimia yang diproduksi di dalam ujung
koleoptil
- Zat kimia tersebut menstimulasi pertumbuhan pada saat melewati bagian bawah
koleoptil.
- Koleoptil melengkung ke arah cahaya karena zat kimia yang merangsang
pertumbuhan pada bagian yang gelap dari koleoptil lebih tinggi.
- Mesenjer kimia yang dimaksud yaitu auksin.

AUKSIN :

 Banyak ditemukan dalam embrio biji, meristem apikal tunas ujung dan daun
muda.
 Auksin ditransportasikan secara polar dari ujung tunas ke batang melalui
jaringan parenkim dengan kecepatan 10 mm/jam.
 Auksin diproduksi dari asam amino triptopan, disintesis di dalam meristem
ujung tajuk tanaman
 Auksin alami yang terdapat dalam tumbuhan adalah IAA (Indol Asetic Acid)
 Auksin menstimulasi pertumbuhan pada kisaran konsentrasi rendah yaitu 10-8
M sampai 10-4 M

Fungsi Utama Auksin : Menstimulasi perpanjangan sel pada bagian tajuk muda
yang sedang berkembang.

Fungsi lain dari auksin :

 Menstimulasi pembentukan akar lateral dan akar adventif pada setek


daun dan setek batang
 Diferensiasi xylem sekunder
 Meningkatkan perkembangan buah
 Meningkatkan dominansi apical
 Fototropisme pada koleoptil rumput-rumputan
 Gravitropisme
 Auksin sintetik dimanfaatkan sebagai herbisida untuk gulma berdaun lebar,
contohnya 2,4-dinitrofenol (2,4-D)
 Auksin sintetik menginduksi perkembangan buah tanpa pollinasi sehingga
menghasilkan buah tomat tanpa biji.
 Kisaran konsentrasi auksin tinggi akan menghambat perpanjangan sel dan
kemungkinan akan menginduksi etilen.
SITOKININ :

 Sitokinin disintesis di dalam akar, embrio dan buah yang sedang tumbuh aktif
 Reseptor sitokinin dalam sel tumbuhan terdapat :
a. di dalam sel
b. di permukaan sel
 Reseptor di dalam sitoplasma mengikat sitokinin secara langsung dan dapat
menstimulir transkripsi di dalam nucleus yang diisolasi
 Sitokinin dapat membuka saluran Ca+2 di dalam membran plasma yang
menyebabkan penambahan Ca+2 di sitosol.
 Contoh sitokinin alami yaitu zeatin yang pertama kali ditemukan dalam jagung
(Zea mays)

 FUNGSI SITOKININ :

1. Bekerjasama dengan auksin mengatur pembelahan sel dan diferensiasi sel

 Dalam suatu kultur jaringan parenkim batang :


 Jika konsentrasi sitokinin dan auksin seimbang maka
akan terbentuk kalus (suatu kelompok sel yang belum
terdiferensiasi)
 Jika konsentrasi sitokinin lebih besar dari konsentrasi
auksin, maka kallus akan membentuk tunas
 Jika konsentrasi auksin lebih besar dari sitokinin, maka
akan membentuk akar
 Tanpa dikasih Sitokinin, sel membesar tetapi tidak
membelah.

2. Mengatur dominansi apikal

 Dominansi apikal yaitu suatu kemampuan dari tunas terminal


(apical) untuk menekan perkembangan tunas aksilar
 Dalam mengatur pertumbuhan tunas aksilar, auksin dan
sitokinin bekerja secara antagonistis
 Auksin yang ditranslokasikan dari tunas apical ke bawah tajuk,
menghambat pertumbuhan tunas aksilar, sehingga tajuk
memanjang.
 Sitokinin yang ditranslokasikan dari akar ke tajuk, akan
menstimulir pertumbuhan tunas aksilar, sehingga tanaman
menjadi menyemak.

3. Efek anti penuaan

 Dapat menahan penuaan organ tumbuhan dengan cara :


 Menghambat pemecahan protein
 Menstimulasi sintesis RNA dan protein
 Memobilisasi nutrien dari jaringan di sekitarnya
 Digunakan oleh para floris untuk menjaga agar bunga potong
tetap segar dengan cara disemprotkan ke bagian bunga.
 Memperlambat deteorisasi daun yang masih berada pada
tanaman yang utuh
 Daun potong yang dicelupkan dalam larutan sitokinin, warna
hijaunya akan lebih bertahan dari biasanya.

GIBBERELLIN :

Gibberellin disintesis di dalam meristem tunas apikal dan akar, daun muda,
serta embrio biji.

FUNGSI GIBBERELLIN

- Menstimulasi Perpanjangan Batang

 Gibberellin menstimulasi perpanjangan dan pembesaran sel batang,


dan bekerjasama dengan auksin dengan memfasilitasi penetrasi
ekspansin ke dalam dinding sel
 Respons pemberian giberellin berupa bolting yaitu pertumbuhan yang
cepat dari tangkai bunga tanaman kubis

- Meningkatkan Pertumbuhan Buah


 Gibberellin dapat memperbesar ukuran buah, anggur ‘Thompson’
tanpa biji melalui perpanjangan ruasnya, sehingga meningkatkan
sirkulasi di antara buah anggur kulitnya lebih keras, sebagian lebih
tahan terhadap patogen

- Memecahkan Dormansi Biji dan Menstrimulir Perkecambahan

 Gibberellin yang dilepaskan dari embrio dapat menstimulasi sintesis


enzim -amilase yang memobilisasi cadangan makanan.

ASAM ABSISAT :

Tahun 1960 dua tim peneliti, meneliti dormansi tunas dan absisi daun yang
keduanya mengisolasi senyawa yang sama yaitu asam absisat (ABA). ABA dapat
memperlambat pertumbuhan. Asam absisat disintesis pada : daun, batang, akar, buah
muda. Berpengaruh terhadap mempertahankan dormansi biji, dimana rasio ABA-
Giberelin akan menentukan biji akan tetap dorman atau berkecambah. Selama
pematangan biji level ABA meningkat 100 kali sehingga dapat menghambat
perkecambahan biji, menginduksi produksi protein khusus yang membantu biji untuk
menahan dehidrasi. Dormansi biji dapat dihilangkan dengan menonaktifkan ABA
yaitu dengan cara : Perendaman, pencahayaan, temperatur dingin, stres kekeringan.
Stres kekeringan dapat menyebabkan : Meningkatkan akumulasi ABA pada daun,
yang berfungsi sebagai sistem peringatan dini (early warning system) yang ditandai
dengan kelayuan, merupakan sinyal internal utama untuk menahan kekeringan, dapat
meningkatkan pembukaan saluran K (kalium) sebelah luar secara langsung di dalam
membran plasma sel penutup. Menutupnya stomata untuk mengurangi transpirasi.
Dan mencegah kehilangan air yang berlebih

ETILEN :

Etilen diproduksi ketika terjadi stress baik oleh kekeringan, kebanjiran,


tekanan mekanik, luka dan infeksi, Pada saat terjadi pematangan buah. Selama
program pematian sel (apoptosis). Ketika merespons terhadap penggunaan auksin
secara eksternal pada konsentrasi yang tinggi.
Etilen disintesis pada jaringan buah yang matang, buku-buku batang, daun tua,
bunga dewasa, perkecambahan dimana kecambah yang tumbuh jika menyentuh benda
yang keras saat melewati tanah akan memproduksi etilen dalam jumlah yang besar
akibat stress mekanik.

Etilen memicu perkecambahan untuk ketiga respons, yaitu : a)Pelambatan dari


pemanjangan batang; b)Penebalan batang, yang menyebabkan batang menjadi kuat
c)Pelengkungan batang, yang menyebabkan batang mulai tumbuh ke arah horizontal.

BRASSINOSTEROID :

Pertama kali diisolasi dari pollen Brassica, tahun 1979, merupakan steroid
yang mirip dengan kolesterol dan hormon seks pada hewan. Dapat menginduksi
perpanjangan sel, pembelahan sel dalam ruas-ruas batang dan kecambah, pada
konsentrasi rendah ( sekitar 10-12 M ) dapat memperlambat absisi daun dan
meningkatkan diferensiasi xylem. Tempat produksi atau ditemukan dalam tanaman
yaitu Biji, Buah, Tunas, Daun, Kuncup Bunga.

1.3.3. NUTRISI :

Nutrien mineral yaitu unsur kimia esensial yang diabsorpsi dari dalam tanah
dalam bentuk ion anorganik, nutrien mineral dari tanah hanya memberikan
sumbangan yang kecil untuk keseluruhan massa dari tumbuhan tersebut. Sekitar 80-
85% dari tumbuhan herbacious (yang mengandung sedikit lignin) terdiri dari air yang
diakumulasi di dalam vakuola sentral selnya. Air yang diabsorpsi 10% digunakan
tumbuhan, dengan fungsi untuk pelarut, perpanjangan sel, menjaga suhu tanaman,
membantu proses metabolisme, menyangga turgiditas sel. 90% hilang melalui
transpirasi dimana 90% melalui stomata dan 10% melalui kutikula dll.

Kadar air tumbuhan dapat diukur dengan mengurangkan berat materi


tumbuhan sebelum dan sesudah dikeringkan, sampai mencapai berat konstan.

Nutrien essensial adalah unsur yang dibutuhkan tanaman dengan kriteria,


tanpa zat hara tersebut tanaman tidak dapat memenuhi siklus hidupnya. Zat hara
tersebut tidak dapat digantikan oleh zat hara lainnya. Persyaratan tersebut harus
berlaku untuk semua tanaman. Cara penelusuran unsur/nutrien essensial yaitu Kultur
hidroponik dan analisis bahan kering tumbuhan. Makro nutrien adalah nutrien yang
dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang relatif besar, terdiri dari: Makro Nutrien
Mayor (6 unsur), adalah bahan baku utama pembentuk senyawa organik, yaitu: C, O,
H, N, S dan P Makro Nutrien Minor, yaitu: K, Ca, dan Mg. Mikro Nutrien: (8 unsur)
tardiri dari nutrien yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang sangat kecil,
yaitu : Fe, Cl, Cu, Mn, Zn, Mo, B, dan Ni. Mikro nutrien diperlukan dalam jumlah
sedikit sebab fungsi utama mikro nutrien : sebagai kofaktor reaksi enzymatis.

Contoh Fe merupakan komponen metalik dari sitokrom. Sebagai katalitik


Mo (Molibdenum):dibutuhkan hanya satu atom untuk setiap 16 juta atom hidrogen
dalam bahan tumbuhan kering. Kekurangan mikro nutrien dapat melemahkan bahkan
mematikan tanaman.

Makro nutrien :

Bentuk yang
Unsur Tersedia bagi Fungsi Utama
Tumbuhan

Karbon (C) CO Komponen utama dari senyawa organik


2 2
tumbuhan

Oksigen (O) CO , H O Komponen utama dari senyawa organik


2 2
2 2
tumbuhan

Hidrogen HO Komponen utama dari senyawa organik


22
(H) tumbuhan
- +
Nitrogen (N) NO , NH Komponen dari asam nukleat, protein,
3 34 4 hormon, klorofil, dan koenzym
2-
Sulfur (S) SO Komponen dari protein, koenzym
4 4

- 2-
Fosfor (P) H PO , HPO Komponen dari asam nukleat,
22 4 4 4 4 fosfolipid, ATP, beberapa koenzym

+
Kalium (K) K Kofaktor dalam sintesis protein,
mengatur keseimbangan air, membuka
dan menutup stomata
2+
Kalsium Ca Pembentukan, pembuatan dan
(Ca) kestabilan dinding sel, mengatur
struktur dan permeabilitas membran,
aktivator beberapa enzum, regulator
respon sel terhadap stimulus

2+
Magnesium Mg Komponen dari klorofil, aktivator
(Mg) banyak enzym

Mikro nutrien :

Bentuk yang
Unsur Tersedia bagi Fungsi Utama
Tumbuhan
-
Klor (Cl) Diperlukan pada tahapan penguraian air dalam
Cl
fotosintesis, mengatur keseimbangan air
3+ 2+
Besi (Fe) Fe , Fe Komponen dari sitokrom, aktivator beberapa enzym

Boron (B) H BO Kofaktor dalam sintesis klorofil, terlibat dalam


2 3
transport karbohidrat dan sintesis asam nukleat
2+
Mangan Mn Aktif dalam pembentukan asam amino,
(Mn) aktivator beberapa enzym, diperlukan dalam
tahapan penguraian air dalam fotosintesis
2+
Seng (Zn) Zn Aktif dalampembentukan klorofil,
aktivator beberapa enzym
+ 2+
Kuprum Cu , Cu Komponen dari banyak enzym, reaksi redoks
(Cu) dan biosintesis lignin
2-
Molibdenum MoO Essensial untuk fiksasi nitrogen, kofaktor
(Mo) 4 dalam reduksi nitrat
2+
Nikel (Ni) Ni Kofaktor enzym yang berfungsi dalam
metabolisme nitrogen

Defisiansi unsur hara adalah :

- Defisiensi N, P, dan K: merupakan problema umum dalam bidang pertanian


- Defisiensi mikro nutrien:Lebih tidak umum dan bertendensi karena letak geografis;
karena defisiensi mikro nutrien disebabkan oleh komposisi tanah yang berbeda.
Perbaikan untuk defisiensi mikro nutrienL Biasanya diberikan dalam jumlah sangat
kecil. Contoh: Defisiensi Zn pada tanaman dapat dipenuhi dengan menusukkan paku
ke dalam batang pohon tersebut. Kalau dosis terlalu banyak akan beracun.

1.4. Evaluasi Capaian Pembelajaran


1. Jelaskan peran enzim dan penggolongannya, sertakan juga contohnya !
2. Jelaskan bagian-bagian enzim !
3. Jelaskan bagaimana mekanisme kerja enzim !
4. Jelaskan apa yang dimaksud: dengan :
a. Isozym
b. Allosterik
c. active site
5. Apa yang saudara ketahui tentang hormon dan zat pengatur tumbuh.
6. Apa yang dimaksud dengan lintasan transduksi sinyal ?
7. Apakah fototropisme dan pengakaran stek batang dipengaruhi oleh hormon ?
jelaskan !
8. Mengapa karbohidrat dan protein tidak dikategorikan sebagai hormon. Jelaskan.
9. Apakah keberadaan hormon dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Jelaskan.
10. Adakah auksin yang dapat berperan sebagai herbisida. Jelaskan.
11. Saat ini hormon sintetik atau ZPT sudah banyak digunakan untuk keperluan
agribisnis . Sebutkan beberapa contoh
12. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas ZPT ?
13. Apa yang dimaksud dengan nutrisi dan bagaimana cara melacak kebutuhan
nutrisional suatu tumbuhan? Jelaskan!
14. Apa yang dimaksud dengan unsur essensial? Sebutkan contohnya
15. Uraikan perbedaan makronutrien dan mikro nutrien serta sebutkan unsur-unsur yang
termasuk pada masing-masing golongan tersebut.
16. Sebutkan bentuk tersedia makro nutrien dan mikro nutrien bagi tumbuhan dan apa
fungsi utamanya masing-masing
17. Sebutkan unsur-unsur yang bersifat mobil dan bagaimana gejala kekurangan unsur
tersebut pada tumbuhan?
18. Sebut dan jelaskan bentuk-bentuk adaptasi nutrisional pada tumbuhan.
19. Bagaimana peran Bakteri dalam membantu ketersediaan kebutuhan N tanaman?
Sebutkan contoh-contoh bakteri yang berperan dalam proses tersebut
20. Apa yang disebut mikoriza? Hal apa saja yang menyebabkan mikoriza berperan
penting dalam pertumbuhan tanaman?

1.5. Deskripsi Tugas:


Untuk membahas kajian modul 6 , mahasiswa mencari :
1) Jurnal-jurnal hasil penelitian yang berkaitan dengan enzim, yang akan
dipresentasikan agar dapat menjawab dalam evaluasi capaian pembelajaran.Untuk
lebih jelas bahasan tentang enzim lihat chapter 2 dalam Taiz, Plant Physiology,
Tugas untuk kelompok 1
2) Melakukan pengamatan enzim yang dibuat dari ekstrak kecambah kacang hijau dan
irisan kentang
3) Jurnal-jurnal hasil penelitian yang berkaitan dengan hormon, yang akan
dipresentasikan agar dapat menjawab dalam evaluasi pembelajaran.
Untuk lebih jelas lihat Chapter 19 sampai dengan 23 dalam Taiz, Plant Physiology,
buatlah ringkasan setiap chapter (kelompok 2 chapter 19; kelompok 3 chapter 20;
kelompok 4 chapter 21; kelompok 5 chapter 22; kelompok 6 chapter 23)
4) Jurnal-jurnal hasil penelitian yang berkaitan dengan nutrisi tanaman, yang akan
dipresentasikan agar dapat menjawab dalam evaluasi pembelajaran. Untuk lebih jelas
bisa dilihat dalam chapter 5 Taiz, Plant Physiology, Tugas untuk kelompok 7 serta
chapter 12 Taiz, Plant Physiology, tugas untuk kelompok 8
5) Membuat bermacam-macam larutan, untuk berlangsungnya kehidupan tanaman,
kemudian diamati bagaimana pengaruhnya unsur-unsur yang diperlukan tanaman.

1.6. Pemberian Feedback


Pemahaman kajian pembelajaran modul 6, untuk lebih menguasai perlu diulangi kembali
membacanya dan didukung dengan referensi lainnya

1.7. Pustaka Acuan

Ade Salimah dan Syariful Mubarok. 2007. Hormon. Dalam Ade Salimah dkk . Hand
Out MK Biologi Tanaman. Fakultas Pertanian. Unpad.

Wieny H.Rizky dkk (2008). Hand Out MK Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan . Fakultas
Pertanian . Unpad

Salisbury, FB and Ross, C.W, 1995. Plant Fisiologi, terjemahan oleh Diah R Lukman dan
Sumaryono. Jilid 2. Penerbit ITB, Bandung.
Taiz, L and E. Zeiger. 2002. Plant Physiology. Third Edition. Sinauer Associate. English.

Anda mungkin juga menyukai