Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Unsur-unsur kimia pada sel hidup mengalami berbagai proses dan reaksi.

Pada setiap reaksi kimia organik dibutuhkan katalisator untuk mempercepat

reaksi kimia. Enzim memiliki fungsi sebagai biokatalisator yaitu

mempercepat proses suatu reaksi kimia tanpa ikut terlibat dalam reaksi

tersebut. Maksudnya adalah enzim tidak ikut berubah menjadi produk

melainkan akan kembali ke bentuk asalnya setelah reaksi kimia selesai.

Enzim mengubah molekul awal zat, substrat, menjadi hasil reaksi yang

molekulnya berbeda dari molekul awal (produk).

Beberapa jenis molekul dapat mempengaruhi aktivitas enzim. Aktivitas

dari enzim dapat dipengaruhi oleh beberapa jenis molekul, salah satunya

adalah inhibitor. Inhibitor merupakan suatu senyawa yang dapat menghambat

atau menurunkan laju reaksi yang dikatalisis oleh enzim. Inhibitor irreversibel

atau tidak dapat balik, dimana setelah inhibitor mengikat enzim, inhibitor

tidak dapat dipisahkan dari sisi aktif enzim. Keadaan ini menyebabkan enzim

tidak dapat mengikat substrat atau inhibitor merusak beberapa komponen

(gugus fungsi) pada sisi katalitik molekul enzim. Sedangakan inhibitor

reversibel atau dapat balik, bekerja dengan mengikat sisi aktif enzim melalui

reaksi reversibel dan inhibitor ini dapat dipisahkan atau dilepaskan kembali

dari ikatannya. Inhibitor dapat balik terdiri dari tiga jenis, yaitu inhibitor yang

bekerja secara kompetitif, non-kompetitif, dan un-kompetitif.


Dalam bekerja enzim bereaksi dengan molekul subtract menghasilkan

senyawa intermediet dengan membutuhkan energy aktivasi lebih rendah,

sehingga reaksi dapat dipercepat. Reaksi kimia yang terjadi karena energy

aktivasi lebih tinggi membutuhkan waktu lebih lama. Meskipun senyawa

katalis dapat berubah pada reaksi awal, pada reaksi akhir molekul katalis akan

kembali ke bentuk semula.

1.2.Rumusan Masalah

1) Apa yang dimaksud dengan enzim?

2) Bagaimana sifat-sifat enzim?

3) Apa saja fungsi enzim ?

4) Bagaimanakah cara kerja enzim?

5) Bagaimana klasifikasi enzim?

6) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kerja enzim?

7) Apa yang dimaksud koenzim?

1.3. Tujuan

Berdasar pada rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, tujuan yang

harap dicapai penulis dalam pembahasan tentang enzim adalah :

1) Untuk mengetahui definisi dari enzim.

2) Untuk mengetahui sifat-sifat enzim.

3) Untuk mengetahui fungsi

4) Untuk mengetahui cara kerja enzim.

5) Untuk mengetahui klasifikasi enzim.

6) Untuk mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi kerja enzim.


7) Untuk mengetahui apa itu koenzim.

1.4. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembaca mengetahui arah pembahasan makalah ini, maka

secara garis besar akan diuraikan sebagai berikut :

1) BAB I Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan, serta sistematika

penulisan.

2) BAB II Tinjauan Pustaka

Bab ini membahas tentang pengertian-pengertian umum dan dasar teori tentang

enzim.

3) BAB III Pembahasan

Bab ini membahas tentang definisi enzim, sifat-sifat enzim, fungsi dan cara

kerja enzim, klasifikasi enzim, factor yang mempengaruhi enzim, dan koenzim.

4) BAB IV Penutup

Bab yang paling akhir ini memebahas tentang kesimpulan, saran, daftar

pustaka, dan lampiran.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Aspita Laila dkk, Jurusan Kimia, FMIPA 2007 dalam penelitiannya yang berjudul

“Peningkatan Stabilitas Enzim Amilase Melalui Amobilisasi Pada Polimer

Kitosan” Universitas Lampung melakukan

penelitiantentangamobilisasipadaenzim amylase. Aktivitasenzimadalahfungsi

yang tegolongmenonjoldalam protein.

Fungsidarienzimadalahuntukmengaktifkandanmengkatalisasiaktifasikimiadarisuat

usel yang masihtergolonghidup. Enzimtergolongmahalkarenasifatnya yang

larutdalam air. Selainitujuga proses

pemisahanenzimdarisubtratnyatergolongsulitjugatidakdapatdigunakanberulang

kali. Enzimteramobilisasilebihmudahditangani,

pemisahananprodukdengankatalislebihmudahdikontrolsertadapatdigunakanberula

ngkalidengankehilanganaktifitaskatalitik yang relatifkecil.

Kitinadalahpolisakarida paling melimpahkedua di alamsetelahselulosa.

Kitinterdapatdalamkomponensrtukturaleksoskeletondariseranggadankrustacea,

jugaterdapat di dalamdindingselragidanjamur. Sepertihalnyakitin, kitosan yang

diturunkandarikitindenganhidrolisis N-deasetilasi,

jugadapatdipakaisebagaibahanpendukunguntukbeberapaenzim, sepertiamilase,

papain, pepsin, danlisozim. Amobilisasiadalahcaramengubahenzim(enzim

amylase) daribentuklarutmenjadibentuktidaklarut. Imobilisasienzim (enzim

amylase) secarafisiktermasuksalahsatuteknikimobilisasienzim (enzim amylase)


yang sangatsederhana. Bahanpengamobildapatberupabahanorganiksepertiselulosa,

kitindankitosan, karbonaktif, bahananorganik.

Tri Noviyanti1, PujiArdiningsih, danWindaRahmalia, Fakultas MIPA

2012dalampenelitiannya yang berjudul

“PengaruhTemperaturTerhadapAktivitasEnzim Protease Dari DaunSansakng

(PycnarrhenaCauliflora Diels)”

UniversitasTanjungpuramelakukanpenelitiantentangPengaruhTemperaturTerhada

pAktivitasEnzim Protease.Enzim protease

merupakanenzimpentingdanmemilikinilaiekonomi yang

tinggikarenaaplikasinyasangatluas.Banyak industry yang menggunakanenzim

protease seperti, industry rumahtangga, industry makanan, fermentasisusu,

duniafarmasi, danlimbahrumahtangga. Sumberenzim protease yang

telahdiketahuiberasaldarihewan, mikroba, dantanaman. Padatemperaturrendah,

reaksienzimatisberlangsunglambat, kenaikantemperaturakanmempercepatreaksi,

hinggasuhu optimum tercapaidanreaksienzimatismencapaimaksimum.

Kenaikantemperaturmelewatitemperatur optimum

akanmenyebabkanenzimterdenaturasidanmenurunkankecepatanreaksienzimatis(W

uryanti, 2004).Kenaikantemperatur di atastemperatur optimum

akanmenyebabkanaktivitasenzimmenurun (Baehaki,

2008).Kenaikantemperaturmenyebabkanaktivitasenzimmeningkat,

karenatemperatur yang semakintinggiakanmeningkatkanenergikinetik yang

mempercepatgerakvibrasi, translasidanrotasienzimdansubstrat,

sehinggamenambahintensitastumbukanantarasubstratdanenzim.Peningkatantempe
raturmengakibatkanenzimmengalamidenaturasidansubstratmengalamiperubahank

onformasisehinggasisiaktifsubstrattidakdapatlagiataumengalamihambatandalamm

emasukisisiaktifenzimdanmenyebabkanturunnyaaktivitasenzim (Kosim& Surya,

2010).
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Enzim

Enzim adalah suatu protein khusus atau spesial pada tubuh makhluk

hidup untuk mempercepat reaksi kimia. Banyak dari reaksi dibutuhkan

tubuh untuk aktivitas-aktivitas normal pada sel tidak dapat terjadi dengan

cepat pada suhu dan pH tertentu tanpa adanya protein spesial ini.

Enzim ini akan mengubah senyawa dan mempercepat proses reaksi

dengan mengubah molekul awal yang dikenali dan diikat secara spesifik

oleh enzim (substrat) menjadi molekul lain (produk). Ikatan enzim dengan

substrat adalah sebuah ikatan yang spesifik, jadi hanya enzim-enzim tertentu

yang dapat mengikat substrat tertentu.

3.2 Sifat-Sifat Enzim

Secara umum, enzim mempunyai beberapa sifat khas, yang mana

sesuatu dapat disebut dengan enzim jika mempunyai sifat-sifat berikut ini,

yang terdiri dari :

1. Protein

Segala sifat protein adalah sama dengan enzim, akan tetapi sifat

enzim tidak berlaku untuk protein. Oleh karena itu hampir lebih dari

separuh jumlah protein didalam sel merupakan enzim.

2. Katalis
Enzim merupakan katalis yang dapat mengubah laju reaksi, dengan

tanpa ikut bereaksi. Aktivitas enzim dapat di atur. Enzim mampu

meningkatkan laju reaksi pada kondisi yang biasa, yaitu dari tekanan,

suhu, dan pH. Tingkat katalisasi yang diberikan oleh enzim juga lebih

tinggi dibanding katalis biasa dalam segi peningkatan laju reaksinya.

3. Aktif

Molekul yang awalnya hanyalah substrat diaktifkan menjadi

produk oleh enzim. Molekul yang teraktivasi ini akan mengalami

kenaikan dalam segi energi kinetiknya.

4. Spesifik

Enzim tertentu hanya bisa mengikat substrat tertentu (spesifik)

pula, sehingga barulah terjadi pengaktifan substrat dan perubahan

kimiawi pun terjadi pada molekul atau senyawa yang diikat.

5. Diperlukan dalam jumlah sedikit

Reaksi enzimatis dalam metabolisme hanya membutuhkan sedikit

sekali enzim untuk setiap kali reaksi.

6. Bekerja bolak-balik

Enzim tidak mempengaruhi arah reaksi, sehingga dapat bekerja dua

arah (bolak-balik). Artinya enzim dapat menguraikan substrat menjadi

senyawsederhana, dan sebaliknya enzim juga dapat menyusun senyawa-

senyawa menjadi senyawa tertentu.


3.3 Fungsi Enzim

Fungsi Enzim adalah sebagai katalisator yang mempercepat terjadinya laju

sebuah reaksi. Didalam tubuh manusia, enzim berfungsi untuk memperlancar

proses kimiawi. Salah satu proses kimiawi dalam tubuh adalah pencernaan. Di

dalam sistem pencernaan terdapat enzim-enzim di antaranya:

1. Mulut

a. Enzim Amilase, terdapat di dalam saliva (air ludah), dihasilkan oleh

kelenjar parotis (kelenjar ludah) dan pankreas. Fungsi untuk mengubah

amilum menjadi maltosa (molekul yang lebih sederhana). Contohnya

jika kita makan nasi dan mengunyahnya selama 3 menit atau lebih,

maka kita akan merasakan rasa manis.

2. Lambung

a. Enzim Renin, terdapat didalam lambung, kerjanya dibantu oleh HCl

(asam) lambung. Fungsi untuk mengubah kaseinogen menjadi kasein.

b. Enzim Pepsin, terdapat didalam lambung, kerjanya dibantu oleh HCl

(asam) lambung. Fungsi untuk mengubah protein menjadi pepton,

proteosa dan polipeptida.

c. Enzim Lipase, berfungsi dalam mengubah trigliserida menjadi asam

lemak.

3. Usus Halus

a. Enzim Laktase, fungsi mengubah laktosa menjadi galaktosa dan

glukosa.
b. Enzim Maltase, fungsi mengubah maltosa (hasil dari kerja Amilase

disaliva) menjadi glukosa.

c. Enzim Lipase, fungsi mengubah lemak menjadi gliserol dan asam

lemak.

d. Enzim Enterokinase, fungsi mengubah tripsinogen menjadi tripsin.

e. Enzim Peptidase, fungsi mengubah polipeptida (hasil dari kerja Tripsin

dipankreas) menjadi asam amino (protein yang diserap kedalam darah).

f. Enzim Sukrase, fungsi mengubah sukrosa (diperoleh dari konsumsi

buah-buahan, tebu, dll) menjadi fruktosa dan glukosa.

4. Pankreas

a. Enzim Tripsin, fungsi mengubah protein menjadi polipeptida.

b. Enzim Lipase, fungsi mengubah lemak menjadi asam lemak dan

gliserol (agar dapat dicerna).

c. Enzim Amilase, fungsi mengubah amilum menjadi maltosa atau

disakarida.

d. Enzim Karbohidrase, fungsi mencerna amilum menjadi maltosa.

3.4 Cara Kerja Enzim

Cara kerja enzim sebagai biokatalisator dilakukan melalui percepatan

reaksi dengan cara menurunkan energi yang diperlukan untuk

berlangsungnya reaksi kimia di dalam sel hidup. Zat yang akan dikatalis

oleh enzim disebut substrat. Substrat akan berikatan dengan enzim pada

daerah yang disebut sisi aktif. Sisi aktif pada enzim hanya dapat berikatan
dengan substrat tertentu. Oleh karena itu, enzim bekerja sebagai spesifik dan

satu jenis enzim hanya akan terlibat dalam satu jenis reaksi saja.

Beberapa ahli mengambil kesimpulan bahwa cara kerja enzim sesuai

dengan Teori Kunci Gembok (Lock and Key) yang dipopulerkan oleh Emil

Fischer dan juga Teori Induksi Pas (Induced Fit) yang dipopulerkan oleh

Daniel Kashland.

1. Teori Lock and Key

Cara kerja enzim mirip dengan mekanisme kerja kunci dan

gembok. Enzim diibaratkan sebagai kunci yang memiliki sisi aktif,

sedangkan substratnya diibaratkan sebagai gembok. Substrat memasuki

sisi aktif dari enzim seperti halnya kunci memasuki gembok. Substrat

tersebut kemudian diubah menjadi produk tertentu. Produk inilah yang

kemudian dilepaskan dari sisi aktif enzim untuk kemudian enzim siap

menerima substrat baru.

Gambar 3.1 Teori Lock and Key


2. Teori Induced Fit

Enzim diibaratkan dapat melakukan penyesuaian bentuk untuk

berikatan dengan suatu substrat. Hal ini ditujukan untuk meningkatkan

kecocokan dengan substrat dan membuat ikatan antara enzim dan

substrat menjadi lebih reaktif. Pengikatan substrat menginduksi

penyesuaian pada enzim sehingga meningkatkan kecocokan antara

keduanya dan mendorong molekul kompleks enzim-enzim substrat ada

dalam kondisi yang lebih reaktif. Saat substrat masuk ke dalam sisi

aktif enzim, bentuk sisi aktif akan termodifikasi melingkupinya dan

membentuk kompleks. Saat produk sudah lepas dari kompleks, enzim

berubah menjadi tidak aktif lagi dan menjadi bentuk yang lepas.

Substrat lain pun kemudian kembali bereaksi dengan enzim tersebut.

Gambar 3.2 Teori Induced Fit

3.5 Klasifikasi Enzim

1. Berdasarkan tempat enzim bekerja, yaitu :


a. Endoenzim (enzim intraseluler): merupakan enzim yang kerjanya

di dalam sel.

b. Eksoenzim (enzim ekstraseluler): merupakan enzim yang kerjanya

di luar sel.

2. Berdasarkan cara terbentuknya, yaitu :

a. Enzim konstitutif : yaitu enzim yang jumlahnya dipengaruhi oleh

kadar molekul awalnya (substrat). Contohnya adalah enzim amilase

yang terdapat pada saliva.

b. Enzim adaptif : yaitu enzim yang pembentukannya distimulasi oleh

adanya substrat, misalnya enzim β-galaktosidase yang dihasilkan

oleh bakteri E.coli yang ditumbuhkan di dalam medium yang

mengandung laktosa.

3. Berdasarkan proses metabolismenya, yaitu :

a. Enzim katalase : merupakan enzim yang bersifat antioksidan pada

makhluk hidup akibat fungsinya yang membantu mengubah

hidrogen peroksida (H2O2) yang berasal dari respirasi (pernafasan)

menjadi air (H2O) dan oksigen (O2). Hal ini dilakukan oleh tubuh

melalui enzim katalase karena H2O2 bahaya bagi tubuh karena

mudah bereaksi (oksidator kuat) dan bersifat korosif.

b. Enzim oksidase : merupakan enzim yang fungsinya untuk

mempercepat penggabungan ikatan oksigen (O2) pada substrat

tertentu yang spesifik dengan mengkatalisis transfer elektron, dan


pada waktu yang bersamaan, oksigen tersebut juga direduksikan

menjadi air (H2O).

c. Enzim karbosilase : merupakan enzim yang fungsinya untuk

mengubah asam organik dengan cara bolak balik. Seperti enzim

karbosilase piruvat yang mengkatalisis proses karboksilasi asam

piruvat menjadi oksaloasetat. Pada keadaan kekurangan oksigen

pada tubuh, asam piruvat dipecah secara anaerob menghasilkan

asam laktat pada manusia dan hewan, menjadi etanol pada

tumbuhan. Penumpukan asam laktat ini akan menyebabkan

terjadinya keletihan atau kelelahan yang bermakna pada seseorang.

d. Enzim hidrase : merupakan enzim yang fungsinya untuk

menambah atau mengurangi air (H2O) dari senyawa spesifik

tertentu, dengan tidak menyebabkan terurainya senyawa tersebut.

Contoh enzim hidrase seperti akonitase, enolase, dan fumarase.

e. Enzim dehidrogenase : merupakan enzim yang fungsinya

memindahkan hidrogen dari suata molekul/zat ke zat lainnya.

Dengan begitu, enzim ini dapat membantu untuk melangsungkan

proses oksidasi didalam sel-sel hidup.

f. Enzim desmolase : merupakan enzim oksidase dan reduktase yang

fungsinya membantu penggabungan atau pemindahan ikatan

karbon, dan pemutusan ikatan-ikatan C-C, C-N. Seperti enzim

aldolase yang diubah dalam pemecahan fruktosa menjadi

gliseraldehid dan dehidroksiaseton.


g. Enzim transphoforilase : merupakan enzim yang fungsinya

memindahkan H3PO4 dari suatu molekul/zat ke molekul lainnya

dibantu oleh ion magnesium (Mg2+).

h. Enzim peroksida : merupakan enzim oksireduktase yang terdiri atas

protein heme yang terdapat pada organisme prokariotik dan

eukariotik. Fungsinya mengkatalisis proses oksidase substrat

organik dengan H2O2, dan mereduksinya menjadi H2O.

4. Berdasarkan proses reaksi yang dikatalisis, yaitu :

a. Enzim karbohidrase : adalah enzim-enzim yang mengkatalisis

pemecahan karbohidrat. Enzim ini terutama terdapat disaliva (air

ludah) dan usus halus.

Contoh dari enzim ini adalah enzim selulose, amilase, pektinase,

maltose, sukrose, laktose.

b. Enzim protease : disebut juga dengan proteinase, proteolitik atau

peptidase. Merupakan enzim-enzim yang mengkatalisis pemecahan

rantai protein didalam tubuh, sehingga protein yang masuk melalui

makanan dapat menjadi molekul yang lebih sederhana diserap

kedalam pembuluh darah dan dibawa ke sirkulasi menuju seluruh

tubuh. Enzim protease ini terutama terdapat di lambung dan di usus

halus.

Contoh dari enzim ini adalah enzim pepsin, renin, tripsin,

enterokinase, peptidase, dan gelatinase.


c. Enzim esterase : merupakan sebuah enzim yang fungsinya

mengkatalisis pemecahan rantai ester, terutama yang ditemukan di

dalam asam nukleat dan juga lipid (lemak).

Contoh dari enzim esterase adalah enzim lipase, dan fosfatase.

3.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Enzim

1. Suhu

Semua enzim membutuhkan suhu yang cocok agar dapat bekerja


dengan biak. Laju reaksi biokimia meningkat seiring kenaikan suhu.
Hal ini karena panas meningkatkan energi kinetik dari molekul
sehingga menyebabkan jumlah tabrakan diantara molekul-molekul
meningkat.

Sedangkan dalam kondisi suhu rendah, reaksi menjadi lambat


karena hanya terdapat sedikit kontak antara substrat dan enzim. Suhu
yang ekstrim juga tidak baik untuk enzim. Di bawah pengaruh suhu
yang sangat tinggi, molekul enzim cenderung terdistorsi, sehingga laju
reaksi pun jadi menurun. Enzim yang terdenaturasi gagal melaksanakan
fungsi normalnya. Dalam tubuh manusia, suhu optimum di mana
kebanyakan enzim menjadi sangat aktif berada pada kisaran 35°C
sampai 40°C.

2. Nilai pH

Efisiensi suatu enzim sangat dipengaruhi oleh nilai pH atau derajat


keasaman sekitarnya. Ini karena muatan komponen asam amino enzim
berubah bersama dengan perubahan nilai pH.

Secara umum, kebanyakan enzim tetap stabil dan bekerja baik pada
kisaran pH 6 dan 8. Tapi, ada beberapa enzim tertentu yang bekerja
dengan baik hanya di lingkungan asam atau basa.

3. Konsentrasi Substrat
Konsentrasi substrat yang lebih tinggi berarti lebih banyak jumlah
molekul substrat yang terlibat dengan aktivitas enzim. Sedangkan
konsentrasi substrat yang rendah berarti lebih sedikit jumlah molekul
substrat yang dapat melekat pada enzim, menyebabkan berkurangnya
aktivitas enzim.

Namun ketika laju enzimatik sudah mencapai maksimum dan


enzim sudah dalam kondisi paling aktif, peningkatan konsentrasi
substrat tidak akan memberikan perbedaan dalam aktivitas enzim.
Dalam kondisi seperti ini, di sisi aktif semua enzim terus terdapat
substrat, sehingga tidak ada tempat untuk substrat ekstra.

4. Konsentrasi Enzim

Semakin besar konsentrasi enzim maka kecepatan reaksi akan


semakin cepat pula. Konsentrasi enzim berbanding lurus dengan
kecepatan reaksi, tentunya selama masih ada substrat yang perlu diubah
menjadi produk.

5. Aktivator & Inhibitor

Aktivator merupakan molekul yang membantu enzim agar mudah


berikatan dengan substrat. Inhibitor adalah substansi yang memiliki
kecenderungan untuk menghambat aktivitas enzim. Inhibitor enzim
memiliki dua cara berbeda mengganggu fungsi enzim. Berdasarkan
caranya, inhibitor dibagi menjadi 2 kategori yaitu inhibitor kompetitif
dan inhibitor non-kompetitif.

Inhibitor kompetitif memiliki struktur yang sama dengan molekul


substrat, inhibitor ini melekat pada sisi aktif enzim sehingga
menghalangi pembentukan ikatan kompleks enzim-substrat.
Gambar 3.3 Competitif Inhibition

Inhibitor non-kompetitif dapat melekat pada sisi enzim yang bukan


merupakan sisi aktif, dan membentuk kompleks enzim-inhibitor.
Inhibitor ini mengubah bentuk/struktur enzim, sehingga sisi aktif enzim
menjadi tidak berfungsi dan substrat tidak dapat berikatan dengan
enzim tersebut.

Gambar 3.4 Uncompetitif Inhibition

3.7 Koenzim

Koenzim adalah salah satu dari sejumlah senyawa organik bebas

menyebar yang berfungsi sebagai kofaktor dengan enzim dalam

meningkatkan berbagai reaksi metabolisme. Koenzim tidak bisa berfungsi

sendiri dan membutuhkan kehadiran enzim. Koenzim berpartisipasi dalam


katalisis yang dimediasi enzim stoikiometri, dimodifikasi selama reaksi, dan

mungkin memerlukan reaksi yang dikatalisasi enzim lain untuk

mengembalikan mereka ke keadaan aslinya.

Koenzim sering berfungsi sebagai pembawa sementara produk setengah

reaksi. Mereka biasanya berpartisipasi dalam interaksi substrat-enzim

dengan menyumbang atau menerima gugus kimia tertentu. Sebuah koenzim

selalu mendapatkan kembali bentuk aslinya meskipun mungkin telah diubah

selama reaksi. Banyak vitamin merupakan prekursor dari koenzim. Contoh:

Vitamin B berfungsi sebagai koenzim penting bagi enzim untuk membentuk

lemak, karbohidrat dan protein.


BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

 Enzim adalah biokatalisator organik yang dihasilkan organisme

hidup di dalam protoplasma, yang terdiri atas protein atau suatu

senyawa yang berikatan dengan protein, berfungsi sebagai senyawa

yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi dalam suatu

reaksi kimia.

 Secara umum enzim berfungsi sebagai katalis dan memiliki

peranan penting dalam reaksi metabolisme, yaitu sebagai

biokatalisator dan modulator. Untuk dapat bekerja pada suatu zat

atau substrat harus ada hubungan atau kontak antara enzim dengan

substrat (kompleks enzim-substrat).

 Beberapa faktor yang mempengaruhi kerja enzim, yaitu

konsentrasi enzim, konsentrasi substrat, suhu, pH, produk/hasil

reaksi, aktivator, dan inhibitor.

 Koenzim adalah kofaktor berupa molekul organik kecil yang

mentranspor gugus kimia atau elektron dari satu enzim ke enzim

lainnya.

 Penggolongan enzim berdasarkan atas reaksi kimia dimana enzim

memegang peranan, yaitu : oksidoreduktase, tranferase, hidrolase,

liase, isomerase, dan ligase.


4.2 Saran

Kesempurnaan paper ini tergantung pada motivasi dan saran yang

membangun dari para pembaca. Maka dari itu, penulis mengharapkan

masukan ataupun saran yang membangun demi kesempurnaan paper ini.


DAFTAR PUSTAKA

1. Encyclopedia Britannnica. Enzyme. Dikutip dari

https://www.britannica.com/science/enzyme. Dikutip pada tanggal 4

November 2017.

2. Hadi, Abdul. 2015. Pengertian, Fungsi, Sifat, dan Macam-Macam Enzim.

Dikutip dari http://www.softilmu.com/2015/12/Pengertian-Fungsi-

Struktur-Sifat-Macam-Macam-Jenis-ENZIM-Adalah.html. Dikutip pada

tanggal 4 November 2017.

3. Aulia, Citra. 2014. Pengertian Koenzim. Dikutip dari

http://www.sridianti.com/pengertian-koenzim.html. Dikutip pada tanggal 4

November 2017.

4. M. Devlin, Thomas. 1997. Textbook of Biochemistry with Clinical

Correlations Fourth Edition. New York: Wiley-Liss, Inc.

Anda mungkin juga menyukai