Anda di halaman 1dari 7

TUGAS DASAR-DASAR AGRONOMI

ENZIM, ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) DAN HORMON TUMBUHAN

Maya Hesty Wulandary


05021181520097

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2018
ENZIM, ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) DAN HORMON TUMBUHAN

A. Enzim
Enzim adalah suatu zat yang digunakan untuk mempercepat sebuah laju
reaksi dan juga ikut beraksi di dalamnya dan pada saat akhir terjadinya proses
enzim itu akan melepaskan diri jadi enzim seakan akan tidak ikut campur dalam
bereaksi pada sebuah proses tersebut. Enzim juga merupakan suatu reaksi ataupun
proses kimia yang berlangsung secara sangat baik di dalam tubuh setiap makhluk
hidup hal ini disebabkan karena adanya suatu katalis yang bisa digunakan untuk
mempercepat suatu reaksi. Koenzim sangat mudah untuk dipisahkan dengan suatu
proses dialisis.
Enzim memiliki sebuah peran yang sangat spesifik dalam urusan untuk
menentukan reaksi mana yang akan terlebih dahulu untuk dipacu dibandingkan
dengan suatu katalisator anorganik dan pada akhirnya terdapat ribuan reaksi yang
telah berlangsung dan tidak dapat menghasilkan suatu produk sampingan yang
beracun. Enzim itu sendiri terdiri atas apoenzim dan juga gugus prostetik.
Apoenzim merupakan bagian enzim yang telah tersusun atas beberapa protein.
Gugus prostetik merupakan bagian dari enzim yang tidak ikut tersusun atas
protein. Gugus prostetik itu dikelompokkan atas dua bagian yaitu koenzim yaitu
enzim yang tersusun atas bahan organik dan juga kofaktor yaitu enzim yang
tersusun atas bahan anorganik. Nah, itu adalah sekilas tentang enzim, selanjutnya
saya bahas tentang enzim pada tumbuhan.
Enzim pada tumbuhan
Enzim pada tumbuhan itu meliputi :
1. Enzim auksin. Enzim ini berfungsi untuk pertumbuhan dan juga
penghambatan pertumbuhan tumbuhan, selain itu untuk dormansi, dan juga
untuk membantu proses pembentukan bunga dan juga buah serta proses
penuaan dan juga pengguguran
2. Enzim giberelin. Enzim giberelin ini sebuah enzim yang berfungsi untuk
merangsang pembelahan sel dan juga merangsang suatu aktivitas pada enzim
amylase dan juga proteinase yang memiliki peran di dalam suatu
perkecambahan. Giberelin juga berfungsi untuk merangsang pembentukan
tunas, dan menghilangkan dormansi biji, serta merangsang proses
pertumbuhan pada buah secara parthenogenesis.
3. Enzim sitokinin enzim sitokinin bisa ditemukan dalam jaringan yang
membelah. Sitokinin yang pertama kali adalah jenis kinetin. Sitokinin yang
ada pada Zea mays merupakan sitokinin zeatin. Fungsi dari sitokinin adalah
untuk merangsang pembelahan sel, dan juga merangsang pembentukan tunas
di batang ataupun di dalam kalus, serta menghambat efek dominansi apikal,
selain itu juga untuk mempercepat pertumbuhan memanjang.
4. Enzim Asam absisat. Tidak seluruh jenis hormon itu dapat berfungsi untuk
memacu proses pertumbuhan, karena ada juga hormone yang menghambat
proses pertumbuhan, salah satunya yaitu asam absisat. Fungsi dari asam
absisat adalah untuk menghambat proses pembelahan dan pemanjangan pada
sel, selain itu juga untuk menunda pertumbuhan atau disebut juga dormansi.
5. Enzim etilen. Mekanisme biosintesis etilen di dalam tanaman sudah semakin bisa
dijelaskan. Etilen sebagai gas langsung berdifusi ke seluruh bagian tanaman, banyak
gerak seperti CO2 dan bisa menunjukkan pengaruhnya dalam jumlah yang sangat
kecil. Kelarutannya di dalam air juga meningkatkan gerakannya di dalam tanaman.
Enzim berperan secara lebih spesifik dalam hal menentukan reaksi mana
yang akan dipacu dibandingkan dengan katalisator anorganik sehingga ribuan
reaksi dapat berlangsung dengan tidak menghasilkan produk sampingan yang
beracun. Enzim terdiri dari apoenzim dan gugus prostetik. Apoenzim adalah
bagian enzim yang tersusun atas protein. Gugus prostetik adalah bagian enzim
yang tidak tersusun atas protein. Gugus prostetik dapat dikelompokkan menjadi
dua yaitu koenzim (tersusun dari bahan organik) dan kofaktor (tersusun dari bahan
anorganik). Sifat-sifat enzim adalah sebagai berikut:
1. Biokatalisator, Enzim mempercepat laju reaksi, tetapi tidak ikut bereaksi.
2. Termolabil, Enzim mudah rusak bila dipanaskan sampai dengan suhu tertentu.
3. Enzim merupakan senyawa protein
4. Bekerja secara spesifik. Satu jenis enzim bekerja secara khusus hanya pada
satu jenis substrat. Misalnya enzim katalase menguraikan Hidrogen peroksida
(H2O2) menjadi air (H2O) dan oksigen (O2), sedangkan enzim lipase
menguraikan lemak + air menjadi gliserol + asam lemak.
Enzim-enzim yang berperan untuk fotosintesis terdapat pada kloroplas.
Enzim yang berperan penting dalam respirasi aerobik terdapat pada mitokondria,
sedang enzim respirasi lainnya terdapat dalam sitosol. Fungsi enzim yaitu sebagai
katalis untuk proses biokimia yang terjadi dalam sel maupun di luar sel makhluk
hidup. Enzim ini berfungsi sebagai katalis yang sangan efisien dan mempunyai
derajat yang tinggi. Setiap enzim disesuaikan dengan nama substratnya dengan
menambahkan “ase” dibelakangnya. Kekhasan enzim asam amino sebagai
substrat dapat mengalami reaksi berbagai enzim. Enzim dapat digolongkan ke
dalam 6 golongan yaitu :
1. Oksidoreduktase terdapat dua enzimyaitu dehidrogenase dan oksidasi
2. Transferase yaitu enzim yang bekerja sebagai katalis pada reaksi pemindahan
suatu gugus dari suatu senyawa lain
3. Hidrolase yaitu sebagai katalis reaksi hidrolisis
4. Liase berperan dalam proses pemisahan
5. Isomerase bekerja pada reaksi intramolekuler
6. Ligase bekerja pada penggabungan dua molekul

B. Zat Pengatur Tumbuhan (ZPT)


Pada tanaman, seperti pada hewan, beberapa dari pola kelakuan dan fungsi
diatur oleh hormon. Hormon dibentuk dalam jumlah yang sedikit pada satu tempat
dari tanaman dan ditranslokasikan ke tempat lain di mana akan mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Hormon alami dan bahan lain
merupakan pesan kimiawi yang secara esensial mempengaruhi banyak pola
perkembangan tanaman.
Harus dibedakan antara hormon tanaman dan pengatur tumbuh tanaman.
Hormon tanaman adalah substansi alami (dibentuk oleh tanaman itu sendiri) yang
beraksi mengatur aktivitas tanaman. Hormon tanaman yang disintesis secara
kimiawi dapat memberikan reaksi pada tanaman sama dengan yang disebabkan
oleh hormon alami. Sedangkan zat pengatur tumbuh tanaman termasuk hormon
tanaman yang alami maupun yang sintetis tetapi juga yang lain, bahan kimia
bukan nutrisi yang tidak ditemukan secara alami pada tanaman tetapi bila
diaplikasikan ke tanaman akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman.
Konsep Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) diawali dari konsep hormon. Hormon
tanaman atau fitohormon adalah senyawa-senyawa organik tanaman yang dalam
konsentrasi rendah mempengaruhi proses-proses fisiologis. Proses-proses
fisiologis terutama mengenai proses pertumbuhan, diferensiasi dan perkembangan
tanaman. Proses-proses lain seperti pengenalan tanaman, pembukaan stomata,
translokasi dan serapan hara dipengaruhi oleh hormon tanaman.Dengan
berkembangnya pengetahuan biokimia dan industri kimia banyak ditemukan
senyawa-senyawa yang mempunyai fisiologis serupa dengan hormon tanaman.
Senyawa ini dikenal dengan nama ZPT.
Batasan tentang zat pengatur tumbuh pada tanaman (plant regulator), adalah
senyawa organik yang tidak termasuk hara (nutrient), yang mempunyai 2 fungsi
yaitu menstimulir dan menghambat atau secara kualitatif mengubah pertumbuhan
dan perkembangan tanaman. Sedangkan fitohormon adalah senyawa organik yang
bukan nutrisi yang aktif dalam jumlah kecil yang disintetis pada bagian tertentu,
yang umumnya ditranslokasikan ke bagian lain tanaman yang menghasilkan suatu
tanggapan secara biokimia, fisiologis dan morfologis.

C. Hormon Tumbuhan
Pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan tumbuhan dikendalikan
beberapa golongan zat yang secara umum dikenal sebagai hormon tumbuhan atau
fitohormon. Penggunaan istilah "hormon" sendiri menggunakan analogi fungsi
hormon pada hewan; dan, sebagaimana pada hewan, hormon juga dihasilkan
dalam jumlah yang sangat sedikit di dalam sel.
Beberapa ahli berkeberatan dengan istilah ini karena fungsi beberapa
hormon tertentu tumbuhan (hormon endogen, dihasilkan sendiri oleh individu
yang bersangkutan) dapat diganti dengan pemberian zat-zat tertentu dari luar,
misalnya dengan penyemprotan (hormon eksogen, diberikan dari luar sistem
individu). Mereka lebih suka menggunakan istilah zat pengatur tumbuh (plant
growth regulator). Hormon tumbuhan (phytohormones) secara fisiologi adalah
penyampai pesan antar sel yang dibutuhkan untuk mengontrol seluruh daur hidup
tumbuhan, diantaranya perkecambahan, perakaran, pertumbuhan, pembungaan
dan pembuahan.
Sebagai tambahan, hormon tumbuhan dihasilkan sebagai respon terhadap
berbagai faktor lingkungan kelebihan nutrisi, kondisi kekeringan, cahaya, suhu
dan stress baik secara kimia maupun fisik. Oleh karena itu ketersediaan hormon
sangat dipengaruhi oleh musim dan lingkungan. Hormon tumbuhan merupakan
senyawa organik yang disentesis di salah satu bagian tumbuhan dan dipindahkan
ke bagian lain, dan pada konsentrasi yang sangat rendah mampu menimbulkan
suatu respon fisiologis.
Hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses regulasi genetik dan
berfungsi sebagai prekursor. Rangsangan lingkungan memicu terbentuknya
hormon tumbuhan. Bila konsentrasi hormon telah mencapai tingkat tertentu,
sejumlah gen yang semula tidak aktif akan mulai berekspresi.Pada umumnya
dikenal lima kelompok hormon tumbuhan: auksin, sitokinin, giberelin, etilen, dan
inhibitor. Namun demikian menurut perkembangan riset terbaru ditemukan
molekul aktif yang termasuk zat pengatur tumbuh dari golongan polyamines
seperti putrescine, spermine dan spermidine. Hormon tumbuhan merupakan
bagian dari proses regulasi genetik dan berfungsi sebagai prekursor. Rangsangan
lingkungan memicu terbentuknya hormon tumbuhan.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Peranan Zat Pengatur Tumbuh (Z PT) dalam Pertumbuhan dan


Perkembangan Tumbuhan.(online) http://www.iel.ipb.ac.id. Diakses tanggal
21 Oktober 2018
Campbell, N.A., Reece, J.B., Mitchell, L.G. 2002. Biologi. Alih bahasa lestari, R.,
safitri, A., Simarmata, L., Hardani, H.W. (eds). Jakarta: Erlangga.
Isbandi, J. 1983. Pertumbuhan dan perkembangan Tanaman. Fakulas Pertanian.
Yogyakarta: UGM.
Nani Sumiati dan Etti Sumiati. 2001. Pengaruh Vernalisasi, Giberelin, dan Auxin
terhadap Pembungaan dan Hasil Biji Bawang Merah. Jurnal Hortikultura, (11) 1:
1-8.

Anda mungkin juga menyukai