Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

FISIOLOGI TUMBUHAN
Fitohormon

DISUSUN OLEH :
1. Mimin Utariyani (1710211001)
2. Dyah wahyu P (1710211017)
3. Desinta Nurkumalasari (1710211018)
4. Aditya usi Pratama (1710211021)

Dosen Pengampu :
Ir.Elfien Herrianto, M.P

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Alah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga penulisan makalah
ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih
atas bantuan dari berbagai pihak yang telah telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya untuk membantu kami dalam menyelesaikan
penulisan makalah ini

Tak lupa saya ucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah Fisiologi Tumbuhan
yaitu bapak Ir.Elfien Herrianto, M.P yang telah membimbing kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan benar.

Harapan kami dalam menyelesaikan makalah ini dapat memenuhi tugas mata kuliah
Fisiologi Tumbuhan. Dan karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami
yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi lebih baiknya makalah
ini.

Jember, 11 Desember 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................................

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...................................................................................................


2.1 Pengertian Fitohormon ............................................................................................
2.2 Mekanisme Kerja Fitohormon ................................................................................
2.3 Macam-macam fitohormon yang berfungsi Untuk pertumbuhan .......................
2.4 Pengaruh Hormon Terhadap Pertumbuhan Tanaman ........................................
2.5 Faktor Yang Mempengaruhi Hormon Pertumbuhan ...........................................

BAB III PENUTUP ..................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Istilah hormon ini berasal dari bahasa Gerika yang berarti pembawa pesan kimiawi
(Chemical messenger) yang mula-mula dipergunakan pada fisiologi hewan. Dengan
berkembangnya pengetahuan biokimia dan dengan majunya industri kimia maka
ditemukan banyak senyawa yang mempunyai pengaruh fisiologis yang serupa dengan
hormon tanaman. Senyawa-senyawa sintetik ini pada umumnya dikenal dengan nama zat
pengatur tumbuh tanaman (ZPT = Plant Growth Regulator). Tentang senyawa hormon
tanaman dan zat pengatur tumbuh, mencirikannya sebagai berikut :
A. Fitohormon atau hormon tanaman ada-lah senyawa organik bukan nutrisi yang aktif
dalam jumlah kecil (< 1mM) yang disintesis pada bagian tertentu, pada umumnya
ditranslokasikan kebagian lain tanaman dimana senyawa tersebut, menghasilkan suatu
tanggapan secara biokimia, fisiologis dan morfologis.
B. Zat Pengatur Tumbuh adalah senyawa organik bukan nutrisi yang dalam konsentrasi
rendah (< 1 mM) mendorong, menghambat atau secara kualitatif mengubah
pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
C. Inhibitor adalah senyawa organik yang menghambat pertumbuhan secara umum dan
tidak ada selang konsentrasi yang dapat mendorong pertumbuhan. Pertumbuhan,
perkembangan, dan pergerakan tumbuhan dikendalikan beberapa golongan zat yang
secara umum dikenal sebagai hormon tumbuhan atau fitohormon.
Hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses regulasi genetik dan berfungsi
sebagai prekursor. Rangsangan lingkungan memicu terbentuknya hormon tumbuhan. Bila
konsentrasi hormon telah mencapai tingkat tertentu, sejumlah gen yang semula tidak aktif
akan mulai ekspresi. Dari sudut pandang evolusi, hormon tumbuhan merupakan bagian
dari proses adaptasi dan pertahanan diri tumbuh-tumbuhan untuk mempertahankan
kelangsungan hidup jenisnya. Retardan. Cathey (1975) mendefinisikan retar dan sebagai
suatu senyawa organik yang menghambat perpanjangan batang, meningkatkan warna
hijau daun, dan secara tidak langsung mem-pengaruhi pembungaan tanpa menyebabkan
pertumbuhan yang abnormal.
Fungsi hormon pada tumbuhan yaitu sebagai koordinator pertumbuhan dan
perkembangan. Hormon yang dimaksud adalah auksin, giberelin, sitokinin, absisin, dan
etilen. Tergantung pada sistem yng dipengaruhi, hormon dapat berfungsi sendiri atau
lebih sering dalam keseimbangan antar hormon itu. Pemberin hormon dapat berakibat
terhadap berbagai macam pertumbuhan yang tidak berkaitan, diduga hormon dari luar
akan mengganggu keseimbangan hormon di dalam tubuh. Konsentrasi masing-masing
hormon akan menentukan tanggapan pertumbuhan yang terjadi. Hormon biasanya hanya
efektif pada konsentrasi internal sekitar 1 µM atau kurang. Hormon yang diproduksi oleh
tumbuhan sering mempengaruhi sel lainnya, sehingga senyawa-senyawa tersebut disebut
dengan zat pengatur tumbuh untuk membedakannya dengan hormon yang diangkut secara
sistemik atau sinyal jarak jauh.
Hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses regulasi genetik dan berfungsi
sebagai prekursor. Rangsangan lingkungan memicu terbentuknya hormon tumbuhan. Bila
konsentrasi hormon telah mencapai tingkat tertentu, sejumlah gen yang semula tidak aktif
akan mulai ekspresi. Hormon tumbuhan adalah senyawa organik yang disintesis di salah
satu bagian tumbuhan dan bahkan ke bagian lain, dan pada konsentrasi yang sangat
rendah mampu menimbulkan suatu respon fisiologis. Respon pada organ sasaran tidak
perlu bersifat memacu, karena proses seperti pertumbuhan atau diferensiasi terkadang
terhambat oleh hormon. Karena hormon harus disintesis oleh tumbuhan, maka ion
anorganik seperti K⁺ atau Ca²⁺, yang dapat juga menimbulkan respon penting , dikatakan
bukan hormon.
1.2 Rumusan masalah
a. Apakah yang dimaksud dengan fitohormon?
b. Bagaimakanakah mekanisme kerja fitohormon?
c. Apa saja macam-macam hormon yang berfungsi untuk pertumbuhan?
d. Bagaimanakah pengaruh hormon terhadap pertumbuhan tanaman?
e. Apa saja faktor yang mempengaruhi hormon pertumbuhan?
1.3 Tujuan
a. Mendeskripsikan pengertian fitohormon
b. Mendeskripsikan mekanisme keja fitohormon
c. Mendeskripsikan macam-macam fitohormon yang berfungsi untuk pertumbuhan
d. Mendiskripsikan bagaimana pengaruh hormon terhadap pertumbuhan tanaman
e. Mendeskripsikan faktor yang mempengaruhi hormon pertumbuhan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian fitohormon
“Hormon” istilah berasal dari kata Yunani “hormao” yang berarti menggairahkan
atau membangkitkan. Hal ini mencerminkan peran hormon yang bertindak sebagai katalis
untuk perubahan kimia lainnya pada tingkat sel yang diperlukan untuk pertumbuhan,
perkembangan, dan energi. Hormon beredar bebas dalam aliran darah, menunggu untuk
dikenali oleh sel target yang menjadi tujuan mereka. Sel target memiliki reseptor yang
hanya dapat diaktifkan dengan jenis hormon tertentu. Setelah diaktifkan, sel tahu untuk
memulai fungsi tertentu, misalnya mengaktifkan gen atau memproduksi energi kembali.
Hormon pada tumbuhan (fitohormon) adalah sekumpulan senyawa organik bukan
hara (nutrien), baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia, yang dalam
kadar sangat kecil (di bawah satu milimol per liter, bahkan dapat hanya satu mikromol
per liter) mendorong, menghambat, atau mengubah pertumbuhan, perkembangan, dan
pergerakan (taksis) tumbuhan. Hormon tumbuhan merupakan bagian dari sistem
pengaturan pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Kehadirannya di dalam sel pada
kadar yang sangat rendah menjadi prekursor (“pemicu”) proses transkripsi RNA. Hormon
tumbuhan sendiri dirangsang pembentukannya melalui signal berupa aktivitas senyawa-
senyawa reseptor sebagai tanggapan atas perubahan lingkungan yang terjadi di luar sel.
Kehadiran reseptor akan mendorong reaksi pembentukan hormon tertentu. Apabila
konsentrasi suatu hormon di dalam sel telah mencapai tingkat tertentu, atau mencapai
suatu nisbah tertentu dengan hormon lainnya, sejumlah gen yang semula tidak aktif akan
mulai berekspresi. Dari sudut pandang evolusi, hormon tumbuhan merupakan bagian dari
proses adaptasi dan pertahanan diri tumbuh-tumbuhan untuk mempertahankan
kelangsungan hidup jenisnya.
Hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses regulasi genetik dan berfungsi
sebagai prekursor. Rangsangan lingkungan memicu terbentuknya hormon tumbuhan.
Pemahaman terhadap fitohormon pada masa kini telah membantu peningkatan hasil
pertanian dengan ditemukannya berbagai macam zat sintetis yang memiliki pengaruh
yang sama dengan fitohormon alami. Aplikasi zat pengatur tumbuh dalam pertanian
modern mencakup pengamanan hasil (seperti penggunaan cycocel untuk meningkatkan
ketahanan tanaman terhadap lingkungan yang kurang mendukung), memperbesar ukuran
dan meningkatkan kualitas produk (misalnya dalam teknologi semangka tanpa biji), atau
menyeragamkan waktu berbunga (misalnya dalam aplikasi etilena untuk penyeragaman
pembungaan tanaman buah musiman), untuk menyebut beberapa contohnya. Hormon
tumbuhan tidak dihasilkan oleh suatu kelenjar sebagaimana pada hewan, melainkan
dibentuk oleh sel-sel yang terletak di titik-titik tertentu pada tumbuhan, terutama titik
tumbuh di bagian pucuk tunas maupun ujung akar. Selanjutnya, hormon akan bekerja
pada jaringan di sekitarnya atau, lebih umum, ditranslokasi ke bagian tumbuhan yang lain
untuk aktif bekerja di sana. Pergerakan hormon dapat terjadi melalui pembuluh tapis,
pembuluh kayu, maupun ruang-ruang antarsel. Hormon dalam menjalankan perannya,
dapat berperan secara tunggal maupun dalam koordinasi dengan kelompok hormon
lainnya.
Hormon tumbuhan merupakan bagian dari sistem pengaturan pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan. Kehadirannya di dalam sel pada kadar yang sangat rendah
menjadi pemicu proses transkripsi RNA. Hormon tumbuhan sendiri dirangsang
pembentukannya melalui signal berupa aktivitas senyawa-senyawa reseptor sebagai
tanggapan atas perubahan lingkungan yang terjadi di luar sel. Kehadiran reseptor akan
mendorong reaksi pembentukan hormon tertentu.
2.2 Mekanisme kerja fitohormon
Untuk mengetahui bagaimana mekanisme kerja hormonik (Auksin, giberelin dan
Sitokinin) pada tanaman, berikut diuraikan secara global dan sederhana. Pemberian
Auksin eksogen (hormonik) akan meningkatkan permeabilitas dinding sel yang akan
mempertinggi penyerapan unsur , diantaranya unsur N, Mg, Fe, Cu untuk membentuk
chlorofil yang sangat diperlukan untuk mempertinggi fotosintesis. Dengan fotosintesis
yang semakin meningkat akan dihasilkan hasil fotosintesis yang meningkat dan bersama
dengan auxin akan bergerak ke akar untuk memacu pembentukan giberelin dan Sitokinin
di akar yang akan membantu pembentukan dan perkembangan akar . Penambahan
kandungan Auksin eksogen di akar akan meningkatkan tekanan turgor akar sehingga
giberelin dan Sitokinin endogen di akar akan diangkut ke atas/ bagian tajuk tanaman.
Adanya penambahan Sitokinin dan giberelin eksogen maka terjadi peningkatan
kandungan Sitokinin dan giberelin ditanaman (tajuk) dan akan meningkatkan jumlah sel
(oleh hormon Sitokinin) dan ukuran sel (oleh hormon giberelin) yang bersama-sama
dengan hasil fotosintat yang meningkat di awal penanaman akan mempercepat proses
pertumbuhan vegetatif tanaman (termasuk pembentukan tunas-tunas baru) selain juga
mengatasi kekerdilan tanaman.
Seiring dengan pertumbuhan vegetatif tanaman, hasil fotosentesis akan meningkat
terus dan ditambah kandungan giberelin dan sitokinin eksogen akan meningkatkan
perbandingan C/N yang menyebabkan peralihan dari masa vegetatif ke generatif dengan
terbentuknya kuncup bunga/buah atau umbi. Pada saat terbentuk bunga atau buah, jika
kandungan auksin rendah maka sel-sel antara tangkai bunga/buah dengan ranting/cabang
akan berubah menjadi jaringan mati yaitu jaringan gabus sehingga bunga/buah mudah
rontok. Dengan penambahan Auxin Eksogen akan menghambat perubahan sel-sel
tersebut menjadi jaringan gabus sehingga kerontokkan dapat dicegah/dikurangi. Pada
fase generatif ini penambahan hormon sitokinin dan giberelin eksogen akan
meningkatkan kapasitas jaringan penyimpanan hasil fotosintesa yang dipanen (umbi,
buah dll) yaitu sitokinin akan memperbanyak sel jaringan penyimpanan dan giberelin
akan memperbesar sel jaringan penyimpanan sehingga mampu menerima hasil-hasil
fotosintesa lebih banyak yang berakibat ukuran jaringan penyimpanan (buah) lebih besar
(semangka, kentang, dll) atau bernas (padi, jagung dll).
Hormon bekerja melalui pengikatan dengan reseptor spesifik/pengikatan dari hormon
kereseptor ini pada umumnya memicu suatu perubahan penyesuaian pada reseptor
sedemikian rupa sehingga menyampaikan informasi kepada unsur spesifik lain dari sel.
Reseptor ini terletak pada permukaan sel atau intraselular. Interaksi permukaan hormon
reseptor memberikan sinyal pembentukan dari "messenger kedua". Interaksi hormone
reseptor ini menimbulkan pengaruh pada ekspresi gen (3,7) Distribusi dari reseptor
hormon memperlihatkan variabilitas yang besar sekali. Reseptor untuk beberapa hormon,
seperti insulin dan glukokortikoid, terdistribusi secara luas, sementara reseptor untuk
sebagian besar hormon mempunyai distribusi yang lebih terbatas. Adanya reseptor
merupakandeterminan (penentu) pertama apakah jaringan akan memberikan
responterhadap hormon. Namun, molekul yang berpartisipasi dalam peristiwa pasca-
reseptor juga penting; hal ini tidak saja menentukan apakah jaringan akanmemberikan
respon terhadap hormon itu tetapi juga kekhasan dari responitu. Hal yang terakhir ini
memungkinkan hormon yang sama memiliki responyang berbeda dalam jaringan yang
berbeda.
2.3 Macam-macam fitohormon yang berfungsi untuk pertumbuhan
Terdapat ratusan hormon tumbuhan atau zat pengatur tumbuh (ZPT) yang dikenal
orang, baik yang dihasilkan secara alami oleh tumbuhan sendiri (endogen) maupun yang
dihasilkan oleh organisme non-tumbuhan atau yang sintetis buatan manusia (eksogen).
Pengelompokan dilakukan untuk memudahkan identifikasi, dan didasarkan terutama
berdasarkan efek fisiologis yang serupa, bukan berdasarkan kemiripan struktur kimia
semata. Mengikuti kesepakatan banyak ahli, terdapat lima kelompok utama hormon
tumbuhan, yaitu auksin (AUX), sitokinin (CK), giberelin (atau asam giberelat, GA),
etilena (etena, ETH), dan asam absisat (abscisic acid, ABA). Tiga kelompok yang
pertama cenderung bersifat positif bagi pertumbuhan pada konsentrasi fisiologis, etilena
dapat mendukung maupun menghambat pertumbuhan, dan asam absisat terutama
merupakan penghambat (inhibitor) pertumbuhan. Selain kelima kelompok itu, dikenal
pula kelompok-kelompok lain yang berfungsi serupa hormon tumbuhan namun diketahui
bekerja untuk beberapa kelompok tumbuhan saja atau merupakan hormon eksogen, yaitu
brasinosteroid, asam jasmonat, asam salisilat, poliamina, dan karikin. Beberapa senyawa
sintetik berperan sebagai inhibitor (penghambat perkembangan).
A. Hormon Auksin
Auksin dicirikan sebagai substansi yang merangsang pembelokan ke arah
cahaya (fotonasti) pada bioassay terhadap koleoptil haver (Avena sativa) pada suatu
kisaran konsentrasi. Kebanyakan auksin alami memiliki gugus indol. Auksin sintetik
memiliki struktur yang berbeda-beda. Beberapa auksin alami adalah asam indolasetat
(IAA) dan asam indolbutirat (IBA). Auksin sintetik (dibuat oleh manusia) banyak
macamnya, yang umum dikenal adalah asam naftalenasetat (NAA), asam beta-
naftoksiasetat (BNOA), asam 2,4-diklorofenoksiasetat (2,4-D), dan asam 4-
klorofenoksiasetat (4-CPA). 2,4-D juga dikenal sebagai herbisida pada konsentrasi
yang jauh lebih tinggi.
Fungsi auksin ialah merangsang perpanjangan sel, merangsang aktivitas
kambium, merangsang pembekokan batang, merangsang pantenokarpi, dan
merangsang dominasi apikal.
Fungsi Hormon Auksin
 Merangsang perpanjangan pada sel
 Merangsang suatu pembentukan bunga dan buah
 Merangsang pemanjangan titik buah
 Mempengaruhi pembengkokan pada batang
 Merangsang pembentukan akar lateral
 Merangsang terjadinya suatu proses diferensiasi
B. Giberelin atau asam giberelat
Golongan ini merupakan golongan yang secara struktur paling bermiripan, dan
diberi nama dengan nomor urut penemuan atau pembuatannya. Senyawa pertama
yang ditemukan memiliki efek fisiologi adalah GA3 (asam giberelat 3). GA3
merupakan substansi yang diketahui menyebabkan pertumbuhan membesar pada padi
yang terserang fungi Gibberella fujikuroi.
Hormon giberelin ialah zat yang didapat dari salah satu jenis jamur yang hidup
sebagai suatu parasit pada tanaman padi di Jepang. Jamur itu disebut Gibberella
fujikuroi.
Fungsi Hormon Giberelin
 Mempengaruhi pemanjangan dan juga pembelahan sel
 Memengaruhi perkembangan embrio dan juga kecambah
 Menghambat pembentukan biji
 Mempengaruhi pemanjangan batang
 Memengaruhi pertumbuhan dan juga perkembangan akar, daun, bunga, serta
bunga
C. Hormon Sitokinin
Golongan sitokinin (bahasa Inggris: cytokinin), sesuai namanya, merangsang
atau terlibat dalam pembelahan sel (cytokinin berarti “terkait pembelahan sel”).
Senyawa dari golongan ini yang pertama ditemukan adalah kinetin. Kinetin diekstrak
pertama kali dari cairan sperma ikan hering, namun kemudian diketahui ditemukan
pada tumbuhan dan manusia. Selanjutnya, orang menemukan pula zeatin, yang
diekstrak dari bulir jagung yang belum masak. Zeatin juga diketahui merupakan
komponen aktif utama pada air kelapa, yang dikenal memiliki kemampuan
mendorong pembelahan sel[2]. Sitokinin alami lain misalnya adalah 2iP. Sitokinin
alami merupakan turunan dari purin. Sitokinin sintetik kebanyakan dibuat dari
turunan purin pula, seperti N6-benziladenin (N6-BA) dan 6-benzilamino-9-(2-
tetrahidropiranil-9H-purin) (PBA).
Hormon sitokinin ialah hormon yang bersama dengan suatu hormon auksin
didalam memengaruhi suatu pembelahan sel yang disebut juga sitokinesis. Sitokin
tersebut dapat diperoleh pada suatu ragi santan kelapa, ekstrak buah apel serta juga
pada jaringan tumbuhan yang membelah.
Fungsi Hormon Sitokinin
 Mengatur suatu pembentukan bunga dan juga buah
 Membantu suatu proses pertumbuhan akar serta jugatunas pada pembuatan kultur
jaringan.
 Memperkecil dominansi apikal serta dapat menyebabkan suatu pembesaran daun
muda
 Merangsang suatu pembelahan sel dengan cepat. Bersama-sama giberelin dan
juga auksin, dapat membantu untuk mengatur pembelahan sel yang terdapat pada
daerah meristem sehingga pertumbuhan titik pada tumbuh normal
 Menunda pengguguran pada daun, bunga, serta buah yang dilakukan dengan cara
meningkatkan transpor zat makanan ke organ itu.
D. Hormon Etilena
Etilena atau etena merupakan satu-satunya zat pengatur tumbuh yang
berwujud gas pada suhu dan tekanan ruangan (ambien). Selain itu, etilena tidak
memiliki variasi bentuk yang lain. Peran senyawa ini sebagai perangsang pemasakan
buah telah diketahui sejak lama meskipun orang hanya tahu dari praktek tanpa
mengetahui penyebabnya. Pemeraman merupakan tindakan menaikkan konsentrasi
etilena di sekitar jaringan buah untuk mempercepat pemasakan buah. Pengarbitan
adalah tindakan pembentukan asetilena (etuna atau gas karbid); yang di udara
sebagian akan tereduksi oleh gas hidrogen menjadi etilena.
Hormon gas etilen ialah hormon yang dihasilkan ialah dari buah yang sudah
tua. Buah yang sudah tua dan juga masih berwarna hijau tersebut disimpan didalam
kantong tertutup maka yang terjadi pada buah tersebut akan cepat masak.
Fungsi Hormon Gas Etilen
 Mempercepat dalam pematangan suatu buah
 Menyebabkan pertumbuhan batang menjadi tebal dan juga kukuh
 Memacu suatu hormon lain dalam menimbulkan suatu reaksi tertentu
 Mendukung terbentuknya atau terjadinya bulu-bulu akar
 Induksi sel kelamin betina pada bunga
 Merangsang terjadinya pemekaran pada bunga
 Mengakhiri masa dormansi
 Pembentukan akar adventif
E. Asam absisat
Hormon Asam Absisat (Abscisic acid) ialah hormon yang menghambat suatu
pertumbuhan tanaman yang dilakukan dengan cara mengurangi kecepatan
pembelahan sel ataupun pada pembesaran sel, atau juga dapat kedua-keduanya. Asam
absisat (ABA) merupakan penghambat (inhibitor) dalam kegiatan tumbuhan.
Fungsi hormon asam absisat (ABA):
 Mengurangi kecepatan pembelahan dan pemanjangan di daerah titik tumbuh
 Memacu pengguguran daun pada saat kemarau untuk mengurangi penguapan ai
 Membantu menutup stomata daun untuk mengurangi penguapaN
 Mengurangi kecepatan pembelahan dan pemanjangan sel bahkan
menghentikannya
 Memicu berbagai jenis sel tumbuhan untuk menghasilkan gas etilen
 Memacu dormansi biji agar tidak berkecambah
Asam absisat mempunyai peran fisiologis diantaranya adalah:
1. Mempercepat absisi bagian tumbuhan yang menua, seperti daun, buah, dan
dormansi tunas
2. Menginduksi pengangkutan fotosintesis ke biji yang sedang berkembang dan
mendorong sintesis protein simpanan
3. Mengatur penutupan dan pembukaan stomata terutama saat cekaman air
2.4 Pengaruh hormon terhadap pertumbuhan tanaman
Hormon merupakan salah satu bagian yang sangat berpengaruh untuk menunjang
pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Hormon tersebut dapat terjadi karena
dua faktor, yakni faktor yang berasal dari dalam tubuh yang terdiri atas faktor intrasel dan
faktor intersel.
Faktor intrasel merupakan sifat dari induk tumbuhan itu sendiri seperti bentuk
tumbuhan, ukuran tumbuhan yang mirip dan menurun seperti induknya. Sifat menurun
tersebut biasa disebut dengan hereditas. Sifat menurun dari induknya tersebut merupakan
sebuah gen yang terdapat di tiap-tiap kromosom yang ada dalam inti sel jaringan yang
menyusun tubuh tumbuhan tersebut. Yang ke dua adalah faktor intersel.
Faktor intersel merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan yang dinamakan hormoe tumbuh. Hormon tubuh merupakan hormon
yang sangat penting untuk tumbuhan. Hal ini dikarenkan hormon tumbuh memiliki
banyak protein ataupun substansi kimia yang aktif.
Hormon merupakan zat yang berperan dalam mengendalikan berbagai fungsi di dalam
tubuh. Meskipun jumlahnya sedikit, hormon memberikan pengaruh nyata dalam
pengaturan berbagai proses dalam tubuh. Hormon yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan pada tanaman ada beragam jenisnya.
2.5 Faktor yang mempengaruhi hormon pertumbuhan

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman secara garis besar
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor ini
memiliki peran masing-masing dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Berikut adalah uraian kedua faktor ini dalam mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman.
FAKTOR INTERNAL
A. Gen
Gen merupakan substansi pembawa sifat yang diturunkan dari induk ke generasi
selanjutnya. Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup dimana pada tanaman
mempengaruhi bentuk tubuh, warna bunga, dan rasa buah. Gen juga menentukan
kemampuan metabolisme sehingga sangat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman tersebut. Tanaman yang memiliki gen tumbuh yang baik akan
tumbuh dan berkembang cepat sesuai dengan periodenya.
Meskipun faktor dari gen sangat penting, namun faktor ini bukan satu-satunya yang
menentukan pola pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Di samping itu ada faktor
lingkungan yang ikut berpengaruh. Misalnya pada tanaman yang memiliki sifat unggul,
hanya dapat tumbuh dengan cepat, berbuah lebat, dan rasanya manis di lahan yang subur
dan kondisinya sesuai. Bila ditanam di lahan tandus dan kondisinya tidak sesuai,
pertumbuhan dan perkembangan tanaman ini tidak akan optimal.
B. Hormon
Hormon merupakan zat yang berperan dalam mengendalikan berbagai fungsi di dalam
tubuh. Meskipun jumlahnya sedikit, hormon memberikan pengaruh nyata dalam
pengaturan berbagai proses dalam tubuh. Hormon yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan pada tanaman ada beragam jenisnya.
 Auksin, berperan untuk memacu proses pemanjangan, pembelahan, dan
diferensiasi sel.
 Giberlin, berperan untuk pembentukan biji serta perkembangan dan
perkecambahan embrio.
 Etilen, berperan untuk pematangan buah dan perontokan daun.
 Sitokinin, berperan untuk pembelahan sel atau sitokenesis, seperti merangsang
pembentukan akar dan cabang tanaman.
 Asam absisat, berperan untuk proses penuaan dan gugurnya daun.
 Kaolin, berperan untuk proses organogenesis tanaman.
 Asam traumalin, berperan untuk regenerasi sel apabila mengalami kerusakan
jaringan.
FAKTOR EKSTERNAL
A. Nutrisi
Nutrisi merupakan bahan baku dan sumber energi dalam proses metabolisme
tubuh. Kualitas dan kuantitas nutrisi akan mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Tanaman membutuhkan nutrisi berupa air dan zat hara yang
terlarut dalam air. Melalui proses fotosintesis, air dan karbon dioksida diubah menjadi
zat makanan. Zat hara tidak berperan langsung dalam proses fotosintesis, namun
sangat diperlukan agar tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
B. Cahaya Matahari
Cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan makhluk
hidup. Tanaman sangat membutuhkan cahaya matahari untuk fotosintesis. Namun
keberadaan cahaya ternyata dapat menghambat pertumbuhan tumbuhan karena cahaya
dapat merusak hormon auksin yang terdapat pada ujung batang.
C. Air dan Kelembaban
Air dan kelembaban merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan. Air sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Tanpa air, makhluk hidup
tidak dapat bertahan hidup. Air merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia
di dalam tubuh. Kelembaban mempengaruhi keberadaan air yang dapat diserap oleh
tanaman mengurangi penguapan. Kondisi ini sangat mempengaruhi sekali terhadap
pemanjangan sel. Kelembaban juga penting untuk mempertahankan stabilitas bentuk
sel.
D. Suhu
Suhu memiliki pengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Contohnya pada padi yang ditanam pada awal musim kemarau dimana suhu
rata-rata tinggi akan lebih cepat dipanen daripada padi yang ditanam pada musim
penghujan dimana suhu rata-rata lebih rendah. Hal ini disebabkan karena semua
proses dalam pertumbuhan dan perkembangan seperti penyerapan air, fotosintesis,
penguapan, dan pernapasan pada tanaman dipengaruhi oleh suhu.
E. Tanah
Tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Tanaman akan tumbuh dan berkembang dengan optimal bila kondisi tanah tempat
hidupnya sesuai dengan kebutuhan nutrisi dan unsur hara. Kondisi tanah ditentukan
oleh faktor lingkungan lain, misalnya suhu, kandungan mineral, air, dan derajat
keasaman atau pH.
BAB III
PEUTUP
3.1 Kesimpulan
Hormon pada tumbuhan (fitohormon) adalah sekumpulan senyawa organik bukan
hara (nutrien), baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia. Hormon
tumbuhan merupakan bagian dari sistem pengaturan pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan. Kehadirannya di dalam sel pada kadar yang sangat rendah menjadi prekursor
(“pemicu”) proses transkripsi RNA. Hormon tumbuhan sendiri dirangsang
pembentukannya melalui signal berupa aktivitas senyawa-senyawa reseptor sebagai
tanggapan atas perubahan lingkungan yang terjadi di luar sel. terdapat lima kelompok
utama hormon tumbuhan, yaitu auksin (AUX), sitokinin (CK), giberelin (atau asam
giberelat, GA), etilena (etena, ETH), dan asam absisat (abscisic acid, ABA). Tiga
kelompok yang pertama cenderung bersifat positif bagi pertumbuhan pada konsentrasi
fisiologis, etilena dapat mendukung maupun menghambat pertumbuhan, dan asam absisat
terutama merupakan penghambat (inhibitor) pertumbuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.Pengaruh Hormon Terhadap Pertumbuhan. Diambil dari Internet Online :
https://www.myrightspot.com/2016/05/pengaruh-hormon-terhadap-tumbuhan.html
(diakses pada 09 Desember 2019, pukul 15.00 WIB)
Anonim. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman.
Diambil dari Internet Online : https://www.pioneer.com/web/site/indonesia/Faktor-
Faktor-yang-Mempengaruhi-Pertumbuhan-dan-Perkembangan-Tanaman (diakses
pada 09 Desember 2019, pukul 15.15 WIB)
Anonim. Diambil dari Internet Online : https://hisham.id/2018/05/pengaruh-hormon-pada-
pertumbuhan-tumbuhan.html (diakses pada 09 Desember 2019, pukul 15.30 WIB)
Utami.2018. Pengaruh Hormon Tumbuh Terhadap Fisiologi Tanaman (Suatu Kajian
Pustaka). Diambil dari Internet Online :
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/e7c13d12796469e29a94ae88f
26e57c2.pdf (diakses pada 09 Desember 2019, pukul 15.30 WIB)

Anonim. 10 Macam Hormon Pada Tumbuhan dan Fungsinya (Bahas Lengkap).Diambil dari
Internet Online : https://www.seputarpengetahuan.co.id/2015/09/10-macam-hormon-
pada-tumbuhan-dan-fungsinya.html (diakses pada 09 Desember 2019, pukul 15.40
WIB)

Ratna, Intan.2008. Peranan dan Fungsi Fitohormon bagi Pertumbuhan Tanaman. Diambil
dari Internet Online : http://pustaka.unpad.ac.id/wp-
content/uploads/2009/06/makalah_fitohormon.pdf (diakses pada 09 Desember 2019,
pukul 16.00 WIB)

Anda mungkin juga menyukai