Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

EKOLOGI
“DAUR HIDROLOGI”

Di susun Oleh :
Kelompok 5

1) Kurniawan Pandu W. : (1710211011)


2) Novita Putri D : (1710211013)
3) Novie Nuraini : (1710211016)
4) Dyah Wahyu P : (1710211017)
5) Ayu Wulandari : (1510211044)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2020
I. JUDUL : DAUR HIDROLOGI
II. TUJUAN :
1. Mempelajari hubungan antara produsen dan konsumen
2. Mempelajari. siklus karbon dengan cara sederhana
3. Mempelajari siklus hidrologi
III. DASAR TEORI
Hidrologi berasal dari Bahasa Yunani yaitu terdiri dari kata hydros yang berarti air
dan kata logos yang berarti ilmu, dengan demikian secara umum hidrologi adalah ilmu
yang mempelajari tentang air. Secara lebih mendetail, hidrologi adalah cabang ilmu
teknik sipil yang mempelajari pergerakan, distribusi dan kualitas air di seluruh bumi,
termasuk siklus hidrologi dan sumber daya air.
Singh (1992), menyatakan bahwa hidrologi adalah ilmu yang membahas karakteristik
menurut waktu dan ruang tentang kuantitas dan kualitas air bumi, termasuk di dalamnya
kejadian, pergerakan, penyebaran, sirkulasi tampungan, eksplorasi, pengembangan dan
manajemen.
Dari beberapa pendapat di atas dapat dikemukakan bahwa hidrologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang air, baik di atmosfer, di bumi, dan di dalam bumi, tentang
perputarannya, kejadiannya, distribusinya serta pengaruhnya terhadap kehidupan yang
ada di alam ini.
Berdasarkan konsep tersebut, hidrologi memiliki ruang lingkup atau cakupan yang
luas. Secara substansial, cakupan bidang ilmu itu meliputi: asal mula dan proses
terjadinya air pergerakan dan penyebaran air sifat-sifat air keterkaitan air dengan
lingkungan dan kehidupan. Hidrologi merupakan suatu ilmu yang mengkaji tentang
kehadiran dan gerakan air di alam. Studi hidrologi meliputi berbagai bentuk air serta
menyangkut perubahan-perubahannya, antara lain dalam keadaan cair, padat, gas, dalam
atmosfer, di atas dan di bawah permukaan tanah, distribusinya, penyebarannya,
gerakannya dan lain sebagainya. Pembahasan tentang ilmu hidrologi tidak dapat
dilepaskan dari siklus hidrologi. Siklus hidrologi sendiri adalah sirkulasi air yang tidak
pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer melalui kondensasi,
presipitasi, evaporasi dan transpirasi.
Gudang air terbesar adalah samudra, akan tetapi masih banyak yang lain seperti
danau, rawa, waduk dan sungai. Dari gudang air tersebut air akan menguap ke udara
(terevaporasi ke udara) kemudian membentuk awan, dan akhirnya turun lagi ke bumi
dalam bentuk presipitasi atau hujan, sehingga air akan mencapai ke seluruh permukaan
bumi melalui presipitasi dan terus akan bergerak lagi masuk ke dalam bumi, mengalir ke
sungai, ke danau, ke laut, menguap, dan terus sesuai dengan siklus air. Siklus air
mengalami proses tahap yang sangat kompleks, apalagi pada permukaan bumi yang
bervegetasi seperti hutan maka siklus airnya akan lebih kompleks.
Hujan pada mulanya berasal dari air yang berada dipermukaan bumi seperti air
laut, danau, sungai dan sebagainya yang tersinari matahari yang kemudian air tersebut
menguap atau menjadi uap dan melayang ke udara yang akhirnya terus bergerak menuju
langit yang tinggi bersama uap-uap air yang lain. Dilangit yang tinggi uap tersebut
mengalami proses pemadatan sehingga membentuk awan dan dengan bantuan angin
awan-awan tersebut dapat bergerak bebas secara vertikal, horizontal dan diagonal.
Akibat angin atau udara yang bergerak pula awan-awan saling bertemu dan membesar
menuju atmosfir bumi yang bersuhu rendah atau dingin dan akhirnya membentuk
butiran es dan air, karena berat dan tidak mampu ditopang oleh angin akhirnya
butiran-butiran air atau es tersebut jatuh kepermukaan bumi, lalu karena semakin rendah
suhu udara dan semakin tinggi suhunya maka es atau salju yang terbentuk mencair
menjadi air, namun jika suhunya sangat rendah maka akan turun tetap sebagai salju, lalu
turunlah hujan tersebut sampai kebumi.
IV. Alat dan Bahan

No. Alat dan Bahan Dokumentasi

1 Kaki Tiga

2 Baskom

3 Bunsen
4 Korek

5 Aquarium

6 Plastik Putih Bening

V. Cara Kerja

No. Cara Kerja Dokumentasi


1 a. Pertama menyiapkan sebuah
aquarium dan tata
sedemikian rupa aquarium
tersebut.
b. Kedua menyiapkan wadah
dengan air 150 ml lalu
menempatkannya diatas
pemanas dan nyalakan
pemanasan untuk
memanaskan air.
c. Ketiga menyiapkan wadah
lainnya dan menaruhnya
bersebelahan dengan wadah
yang sudah berisikan air
yang dipanaskan.
d. Keempat menutup aquariaum
bagian atas dengan plastic
transparan kemudia
mengikatnya sehingga plastic
bisa menutup aquarium
dengan sempurna.
e. Kelima atau langkah terakhir
yakni melubangi pastik
sedikit pada bagian yang
terletak diatas wadah kosong
dan memberikan es diatas
plastic yang telah dilubangi
tadi.

VI. Hipotesis dan Hasil


A. Hipotesis
Perlakuan pada percobaan siklus air/siklus hidrogen sederhana akan
menghasilkan sebuah proses siklus air hujan. Proses siklus air hujan terjadi diawali
dengan tahapan evaporasi dan transpirasi. Evaporasi merupakan istilah lain dari
penguapan. Selain evaporasi, ada bentuk penguapan lainnya yakni penguapan yang
berasal dari jaringan makhluk hidup. Penguapan yang terjadi di jaringan makhluk
hidup ini disebut sebagai transpirasi. Sirkulasi air dalam ekosistem dimulai dengan
adanya proses pemanasan permukaan bumi oleh sinar matahari lalu terjadi penguapan
hingga akan terjadi proses perubahan uap air menjadi titik air yang berkumpul
diatmosfer. Uap air yang telah menjadi titik-titik air maka hujan akan turun. Air hujan
yang jatuh ke permukaan bumi akan tersebar rata dan menuju air laut melalui sungai
dan menguap lagi ke atmosfer
B. Hasil
Tabel Hasil Pengamatan Percobaan Siklus Hidrollogi
No Hal yang Diamati Sebelum Dipanaskan (ml) Setelah Dipanaskan(ml)

1. Jumlah Air dalam 370 ml 352 ml


gelas
3 Ada Tidaknya Air dalam Tidak ada Ada
Mangkuk Kecil
4 Titik-titik air yang menempel Tidak ada Ada
dalam plastik
Berdasarkan prosedur yang telah dilakukan, didapatkan hasil pengamatan bahwa
jumlah air yang berada dalam gelas setelah dipanaskan berkurang dari jumlah
sebelum air dipanaskan. Sebelum dipanaskan jumlah air dalam wadah kaca berisi 370
ml , setelah dipanaskan menggunakan pemanas jumlah air yang berada dalam gelas
birisi 352 ml air. Hal ini terjadi penguapan air ketika air dipanaskan. Dan sebelum
dipanaskan tidak terdapat air dalam mangkuk kecil, namun setelah dipanaskan
menggunakan pemanas pada mangkuk kecil yang semula kosong mulai terisi air. Dan
untuk penutup plastic yang semula kering atau tidak terdapat air setelah dipanaskan
terdapat butir-butir atau titik-titik air.
Sedangkan hasil pengamatan praktikum yang dilakukan terdahulu secara
langsung didapatkan hasil yaitu pada cumlah air dalam gela/cawan petri sebelum
dipanaskan yaitu 35 ml setelah dipanaskan menjadi 30 ml. pada ada tidaknya air yang
menguap sebelum dipanaskan tidak ada air yang menguap setelah dipanaskan terdapat
air yang menguap. Pada ada tidaknya Air dalam mangkuk kecil sebelum dipanaskan 0
ml ketika dipanaskan menjadi 0,85 ml dan pada titik air yang menempel pada plastik
sebelum dipanaskan yaitu 0 titik air ketika dipanaskan menjadi 200 titik air.
VII. PEMBAHASAN
Jelaskan 9 tahapan terdapat pada 3 siklus hidrologi ?
Pada umumnya siklus hidrologi terbagi menjadi 3 tipe. Adapun 3 tipe siklus
hidrologi adalah siklus hidrologi pendek, siklus hidrologi sedang, dan siklus hidrologi
panjang. Siklus hidrologi pendek adalah siklus hidrologi yang tidak mengalami proses
adveksi. Uap air yang terbentuk melalui siklus hidrologi akan diturunkan melalui hujan
yang terjadi di daerah sekitar laut tersebut. Jadi pada proses siklus hidrologi pendek
tidak mengalami tahapan adveksi. Sedangkan pada siklus hidrologi sedang adalah
siklus hidrologi yang umum terjadi di Indonesia. Hasil dari siklus hidrologi sedang ini
adalah turunnya hujan di atas daratan. Pada siklus hidrologi sedang ini terjadi proses
adveksi dan juga proses run off yang mana air yang turun akan menuju ke sunga dan
kembali ke laut. Terkahir ada siklus hidrologi panjang, siklus hidrologi panjang adalah
siklus yang pada umumnya terjadi pada iklim sub-tropis atau daerah pegunungan.
Melalui siklus hidrologi panjang ini hujan tidak langsung berbentuk air, namun turun
dalam bentuk salju ataupun gletser terlebih dahulu. Pada siklus hidrologi panjang
terjadi proses sublimasi dan adveksi. Pada umumnya ada 9 tahapan yang mencakup
semua proses siklus hidrologi (pendek, sedang, dan panjang). Adapun penjelasan 9
tahapan siklus hidrologi secara umum adalah sebagai berikut :

1) Evaporasi
Tahapan pertama dalam siklus hidrologi ini adalah evaporasi. Evaporasi
merupakan istilah lain dari penguapan. Siklus hidrologi akan dimulai dari adanya
penguapan. Penguapan yang mengawali terjadinya siklus hidrologi adalah
penguapan dari air yang ada di Bumi, seperti samudera, laut, danau, rawa, sungai,
bahkan di areal persawahan. Semua air tersebut akan berubah menjadi uap air
karena adanya pemanasan dari sinar matahari. Evaporasi ini akan mengubah
bentuk air yang semula cair menjadi uap air yang berwujud gas. Karena menjadi
wujud gas, hal ini memungkinkan bahwa gas tersebut dapat naik ke atas (ke
atmosfer) karena terbawa oleh angin. Semakin panas sinar matahari yang
diterima, maka akan semakin banyak air yang berubah menjadi uap air, dan
semakin banyak pula yang terbawa ke lapisan atmosfer Bumi.
2) Transpirasi
Selain evaporasi, ada bentuk penguapan lainnya yakni penguapan yang
berasal dari jaringan makhluk hidup. Penguapan yang terjadi di jaringan makhluk
hidup ini disebut sebagai transpirasi. Transpirasi ini terjadi di jaringan hewan
maupun tumbuhan. Sama halnya dengan evaporasi, transpirasi ini juga mengubah
air yang berwujud cair dari jaringan makhluk hidup tersebut menjadi uap air. Uap
air ini juga akan terbawa ke atas, yakni ke atmosfer. Namun, biasanya penguapan
yang terjadi karena transpirasi ini jumlahnya lebih sedikit atau lebih kecil
daripada penguapan yang terjadi karena evaporasi.
3) Evapotranspirasi
Evapotranspirasi ini merupakan gabungan dari evaporasi dan juga transpirasi.
Sehingga dapat dikatakan bahwa evapotranspirasi ini merupakan total penguapan
air atau penguapan air secara keseluruhan, baik yang ada di permukaan Bumi atau
tanah maupun di jaringan makhluk hidup. Dalam siklus hidrologi,
evapotranspirasi ini sangatlah mempengaruhi jumlah uap air yang ternagkut ke
atas atau ke atmosfer Bumi.
4) Sublimasi
Tahapan yang lainya adalah sublimasi. Jadi selain melalui proses penguapan,
naiknya uap air ke atmosfer ini juga terjadi melalui proses sublimasi. Sublimasi
merupakan proses perubahan es di kutub atau di puncak gunung menjadi uap air,
tanpa harus melalui proses cair terlebih dahulu. Sublimasi ini juga tidak sebanyak
penguapan (evaporasi maupun transpirasi), namun meski sedikit tetap saja
sublimasi ini berkontribusi erat terhadap jumlah uap air yang terangkat ke
atmosfer. Dibandingkan dengan evaporasi maupun transpirasi, proses sublimasi
ini berjalan lebih lambat dari pada keduanya. Sublimasi ini terjadi pada tahap
siklus hidrologi panjang.
5) Kondensasi
Kondensasi merupakan proses berubahnya uap air menjadi partikel- partikel
es. Ketika uap air dari proses evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi, dan
sublimasi sudah mencapai ketinggian tertentu, uap air tersebut akan berubah
menjadi partikel-partikel es yang berukuran sangat kecil melalui proses
konsendasi. Perubahan wujud ini terjadi karena pengaruh suhu udara yang sangat
rendah saat berada di ketinggian tersebut. Partikel- partikel es yang terbentuk
tersebut akan saling mendekati satu sama lain dan bersatu hingga membentuk
sebuah awan. Semakin banyak partikel es yang bersatu, maka akan semakin tebal
dan juga hitam awan yang terbentuk.
6) Adveksi
Adveksi ini terjadi setelah partikel- partikel es membentuk sebuah awan.
Adveksi merupakan perpindahan awan dari satu titik ke titik lainnya namun
masih dalam satu horisontal. Jadi setelah partikel- partikel es membentuk sebuah
awan yang hitam dan gelap, awan tersebut dapat berpindah dari satu titik ke titik
yang lain dalam satu horizontal. Proses adveksi ini terjadi karena adanya angin
maupun perbedaan tekanan udara sehingga mengakibatkan awan tersebut
berpindah. Proses adveksi ini memungkinkan awan akan menyebar dan berpindah
dari atmosfer yang berada di lautan menuju atmosfer yang ada di daratan. Namun
perlu diketahui bahwa tahapan adveksi ini tidak selalu terjadi dalam proses
hidrologi, tahapan ini tidak terjadi dalam siklus hidrologi pendek.
7) Presipitasi
Awan yang telah mengalami proses adveksi tersebut selanjutnya akan
mengalami presipitasi. Presipitasi merupakan proses mencairnya awan hitam
akibat adanya pengaruh suhu udara yang tinggi. Pada tahapan inilah terjadinya
hujan. Sehingga awan hitam yang tebentuk dari partikel es tersebut mencair dan
air tersebut jatuh ke Bumi manjadi sebuah hujan. Namun, tidak semua presipitasi
menghasilkan air. Apabila presipitasi terjadi di daerah yang mempunyai suhu
terlalu rendah, yakni sekitar kurang dari 0ᵒ Celcius, maka prepitisasi akan
menghasilkan hujan salju. Awan yang banyak mengandung air tersebut akan
turun ke litosfer dalam bentuk butiran- butiran salju tipis. Hal ini dapat kita temui
di daerah yang mempunyai iklim sub tropis, dimana suhu yang dimiliki tidak
terlalu panas seperti di daerah yang mempunyai iklim tropis.
8) Run Off
Tahapan run off ini terjadi ketika sudah di permukaan Bumi. Ketika awan
sudah mengalami proses presipitasi dan menjadi air yang jatuh ke Bumi, maka air
tersebut akan mengalami proses run off. Run off atau limpasan ini merupakan
proses pergerakan air dari tempat yang tinggi menuju ke tempat yang lebih
rendah yang terjadi di permukaan Bumi. Pergerakan air tersebut dapat terjadi
melalui saluran- saluran, seperti saluran got, sungai, danau, muara sungai, hingga
samudera. Proses ini menyebabkan air yang telah melalui siklus hidrologi akan
kembali menuju ke lapisan hidrosfer Bumi.
9) Infiltrasi
Proses selanjutnya adalah proses infiltrasi. Air yang sudah berada di Bumi
akibat proses presipitasi, tidak semuanya mengalir di permukaan Bumi dan
mengalami run off. Sebagian dari air tersebut akan bergerak menuju ke pori- pori
tanah, merembes, dan terakumulasi menjadi air tanah. Sebagian air yang
merembes ini hanyalah sebagian kecil saja. Proses pergerakan air ke dalam pori-
pori tanah ini disebut sebagai proses infiltrasi. Proses infiltrasi akan secara lambat
membawa air tanah untuk menuju kembali ke laut. Setelah melalui proses run off
dan infiltrasi, kemudian air yang telah mengalami siklus hidrologi akan kembali
berkumpul ke lautan. Dalam waktu yang berangsur- angsur, air tersebut akan
kembali mengalami siklus hidrologi yang baru, dimana diawali dengan evaporasi.
Analisis hasil pengamatan saudara terkait dengan siklus hidrologi !
Berdasarkan hasil pengamatan kegiatan praktikum siklus hidrogi secara sederhana
yang kami lakukan dapat dianalisis bahwasannya siklus hidrologi pada umumnya
dimulai dengan proses evaporasi (penguapan) dan proses siklus hidrologi akan kembali
seperti semula. Hal ini dibuktikan dengan adanya kegiatan praktikum yang pertama kali
kami lakukan. Pada langah pertama kami meletakkan beberapa es batu pada suatu
wadah di lingkungan terbuka kemudian es tersebut akan mencair. Es yang mencair
tersebut akan mengalir kedalam suatu wadah yang mana wadah tersebut dibawahnya
diletakkan pemanas. Setelah wadah tersebut berisi air yang mencair tersebut lalu
dipanaskan sehingga volume air pada wadah yang dipanaskan akan berkurang. Pada
proses ini terjadi pengurangan volume air pada wadah tersebut disebabkan oleh adanya
proses penguapan yang terjadi. Pada praktikum selanjutnya bagian atas pada wadah
yang dipanaskan tersebut ditutupi dengan plastik dan diikat dengan karet supaya plastik
tersebut dapat tertutup dengan rapat. Dari hasil praktikum ini dapat dilihat
bahwasannya terdapat beberapa gelembung-gelembung air yang menempel pada
permukaan plastik tersebut. Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwasannya hasil
penguapan tersebut menjadi sebuah titik air.
Kegiatan praktikum yang semua kita lakukan dapat dianalisis bahwasannya siklus
hidrologi dimulai dengan proses evaporasi yaitu penguapan. Hasil penguapan yang
dihasilkan tersebut di bantu dengan peran adanya panas yang disebabkan oleh matahari.
Hasil penguapan tersebut akan menuju ke awan yang pada praktikum yang dilakukan
kita umpamakan sebagai plastik. Pada kondisi tertentu awan tersebut akan menjadi
sebuah butir-butir air yang akan turun menuju daratan. Air yang turun tersebut akan
menuju daratan lalu menuju ke sungai. Setelah tiba di sungai, air tersebut menuju ke
laut kemudian mengalami penguapan kembali. Siklus hidrologi ini tidak pernah
terputus, siklus hidrologi akan kembali secara terus-menerus.
Jelaskan 3 tipe siklus hidrologi yang terjadi di lingkungan.
a. Siklus Hidrologi Pendek
Siklus hidrologi pendek merupakan siklus hidrologi yang tidak mengalami
proses adveksi. Uap air yang terbentuk melalui siklus hidrologi akan diturunkan
mealui hujan yang terjadi di daerah sekitar laut tersebut. Penjelasan mengenai
siklus hidrologi pendek ini adalah sebagai berikut:
1. Air laut yang terkena pemanasan sinar matahari akan mengalami penguapan
dan menjadi uap air
2. Uap air tersebut akan mengalami kondensasi dan membentuk awan
3. Awan yang terbentuk tersebut akan menjadi hujan di sekitar permukaan laut
tersebut.
Sumber : https://www.slideshare.net/rizkigatez/siklus-hidrologi-74063877
b. Siklus Hidrologi Sedang
Siklus yang selanjutnya adalah siklus hidrologi sedang. Siklus hidrologi
sedang merupakan siklus hidrologi yang umum terjadi di Indonesia. Hasil dari
siklus hidrologi sedang ini adalah turunnya hujan di atas daratan. Hal ini karena
proses adveksi akan membawa awan yang terbentuk ke atas daratan. Penjelasan
mengenai siklus hidrologi sedang ini adalah sebagai berikut:
1. Air laut yang terkena pemanasan sinar matahari akan mengalami penguapan
dan menjadi uap air
2. Uap air yang sudah terbentuk mengalami proses adveksi karena adanya
angin dan tekanan udara, sehingga bergerak menuju ke daratan
3. Di atmosfer daratan, uap air tersebut akan membentuk awan dan kemudian
akan berubah menjadi hujan
4. Air hujan yang jatuh di permukaan Bumi atau daratan akan mengalami run
off, menuju ke sungai dan kembali ke laut.

Sumber : https://www.slideshare.net/rizkigatez/siklus-hidrologi-74063877
c. Siklus Hidrologi Panjang
Siklus yang selanjutnya adalah siklus hidrologi panjang. Siklus hidrologi
panjang merupakan siklus hidrologi yang umum terjadi di daerah beriklim sub
tropis atau di daerah pegunungan. Melalui siklus hidrologi panjang ini hujan
tidak langsung berbentuk air, namun turun dalam bentuk salju ataupun gletser
terlebih dahulu. Penjelasan mengenai siklus hidrologi sedang ini adalah sebagai
berikut:
1. Air laut yang terkena pemanasan sinar matahari akan mengalami penguapan
dan menjadi uap air
2. Uap air yang telah terbetuk tersebut mengalami proses sublimasi
3. Kemudian terbentukla awan yang mengandung kristal- kristal es
4. Awan mengalami proses adveksi dan kemudian bergerak ke daratan
5. Awan akan mengalami presipitasi dan turun sebagai salju
6. Salju akan terakumulasi menjadi gletser
7. Gletser tersebut akan mencair karena adanya pengaruh suhu udara dan
membentuk aliran sungai
8. Air dari gletser dan mengalir di sungai tersebut kemudian akan kembali ke
laut.

Sumber : https://www.slideshare.net/rizkigatez/siklus-hidrologi-74063877
VIII. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang kami lakukan dengan judul acara Siklus Hidrologi
dapat disimpulkan bahwa perlakukan siklus air atau siklus hidrologi sederhana akan
menghasilkan sebuah proses siklus air hujan. Proses siklus air hujan terjadi diawali
dengan tahapan evaporasi dan transpirasi. Evaporasi merupakan istilah lain dari kata
penguapan. Pada praktikum ini juga dijelaskan melalui perlakuan bahwasanya silkus
hidrologi dimulai dengan penguapan butir-butir air yang ditandai dengan volume air
yang berkurang pada mangkuk kecil. Penguapan juga bisa dibuktikkan dengan
perlakuan mangkuk kecil yang diatasnya diletakkan plastik tipis maka plastik tersebut
akan terbentuk gelembung-gelembung air. Hal ini membuktikan bahwasannya siklus
hidrologi dimulai dengan proses evaporasi, yang mana pada kondisi tertentu hasil
penguapan tersebut akan kembali lagi menjadi air dan jatuh kembali ke sumber air
tersebut.
IX. DAFTAR PUSTAKA
Tim Ekologi. 2019. Petunjuk Praktikum Ekologi. Jember : Universitas Muhammadiyah
Jember.
Kharja, MS. 2017. BAB II. (online) http://digilib.unila.ac.id/7408/15/BAB%20II.pdf.
Diakses pada 16 Mei 2020 pukul 10.24 WIB
Hidayat, Asep Kurnia., Empung. 2016. Analisis Curah Hujan Efektif Dan Curah Hujan
Dengan Berbagai Periode Ulang Untuk Wilayah Kota Tasikmalaya Dan
Kabupaten Garut. Jurnal Siliwangi Vol. 2 No. 2 Hal. 121-126. (online)
http://jurnal.unsil.ac.id/index.php/jssainstek/article/download/99/69. Diakses pada
16 Mei 2020, pukul 10.27 WIB.
Rizki. 2017. Siklus Hidrologi. Siklus Hidrologi. Internet Online :
https://www.slideshare.net/rizkigatez/siklus-hidrologi-74063877 . Diakses pada
17 Mei 2020, pukul 08:12 WIB.

Anda mungkin juga menyukai