Anda di halaman 1dari 15

MENJELASKAN PERTUMBUHAN MIKROORGANISME,

RESPIRASI MIKROBA, REPRODUKSI MIKROBA, FUNGSI


ENZIM, SERTA PENGENDALIAN MIKROORGANISME

DISUSUN OLEH:
ANNISAFITRIYA (1710211012)
ADITYA USI P. (1710211021)
PERTUMBUHAN MIKROORGANISME
Pertumbuhan secara umum dapat didefisinikan sebagai pertambahan secara teratur semua
komponen didalam sel hidup. Pada pertumbuhan mikroorganisme terdapat empat fase yaitu fase
adaptasi (lag phase), fase perbanyakan (log phase ), fase satis (stationer phase) dan fase kematian
(death phase).
1. Fase Adaptasi (Lag Phase)
Pada fase ini terjadi reorganisasi konstituen makro dan mikro molekul. Ada yang lama ada
juga yang cepat. Tergantung kondisi lingkungan. Selama pertumbuhan ini, pertumbuhan individu tidak
secara nyata terlihat.Karena fase ini merupakan fase adaptasi (penyesuaian). Pada fase ini bentuk
kurva umumnya datar.
2. Fase Perbanyakan (Log Phase )
Fase perbanyakan atau log phase merupakan fase pertumbuhan sebenarnya. Pada fase in
perubahan bentuk dan peningkatan jumlah individu akan terjadi serta pada fase ini sehingga bentuk
kurva meningkat dengan tajam (menanjak).
3. Fase Statis (Stationer Phase)
Pengurangan sumber nutrien serta faktor-faktor lainnya yang terkandung di dalam jasadnya
sendiri, mencapai puncak pertumbuhan pada titik yang tidak bisa di lampaui lagi, sehingga pada fase
ini gambaran kurva akan mendatar.
4. Fase Kematian (Death Phase)
Pada fase ini merupakan akhir dan suatu kurva dimana jumlah individu secara tajam akan
menurun. Mikroba menghasilkan metabolisme sekunder yang hasilnya menjadi toxic untuk mikroba
lainnya. Pada fase ini sebagian populasi mikroba mulai mengalami kematian
Respirasi mikroba
Respirasi merupakan proses terjadinya pembongkaran suatu zat makanan sehingga menghasilkan energi yang
diperlukan oleh mikroorganisme tersebut. Jika oksigen yang diperlukan dalam proses respirasi maka disebut respirasi
aerob. Ada juga spesies bakteri yang mampu melakukan respirasi tanpa adanya oksigen, maka peristiwa itu
disebut respirasi anaerob.
a. Respirasi aerob
Respirasi aerob merupakan serangkaian reaksi enzimatis yang mengubah glukosa secara sempurna menjadi
CO2, H2O dan menghasilkan energi. Dalam respirasi aerob terjadi tiga tahap yakni:
1. Glikolisis
Glikolisis adalah serangkaian reaksi enzimatis yang memecah glukosa (terdiri dari 6 atom C) menjadi dua
molekul asam piruvat (terdiri dari 3 atom C). Glikolisis juga menghasilkan ATP, Asam Piruvat, dan NADH .
2. Dekarboksilasi oksidatif
pada tahap ini asam piruvat dirubah menjadi asetil koA dengan menghasilkan NADH dan melepaskan CO2.
3. Siklus Krebs
siklus krebs berfungsi menghasilkan energi dan berbagai senyawa yang digunakan untuk sintesis senyawa
lain. Dari asetil koA yang masuk siklus akan menghasilkan CO2, ATP, NADH, dan FADH.
4. Transfer Elektron
Setelah proses siklus krebs maka yang terakhir adalah proses transfer elektron. Transfer elektron merupakan
reaksi pemindahan elektron melelui reaksi redoks (reduksi-oksidasi). karena respirasi mebutuhkan jumlah ATP dari
proses oksidasi NADH dan FADH.
b. Respirasi anaerob
respirasi anaerob merupakan respirasi yang tidak memerlukan oksigen.
Respirasi anaerob disebut juga respirasi intramolekul. Reaksi-reaksi yang terjadi serta
organel yang berperan dalam respirasi anaerob sama seperti respirasi aerob, namun
pada respirasi anaerob oksigen digantikan dengan zat lain, contohnya NO3 dan SO4.
Respirasi anaerob hanya dapat dilakukan oleh mikroorganisme tertentu, misalnya
pada bakteri fakultatif anaerob dan obligatif anaerob
Bakteri fakultatif anaerob adalah bakteri yang dapat hidup dengan baik bila
ada oksigen maupun tidak ada oksigen. Contoh bakteri anaerob fakultatif antara
lain Escherichia coli, Streptococcus, Alcaligenes, Lactobacillus, dan Aerobacter
aerogenes. Sedangkan obligat anaerob adalah organisme yang mati bila terkena
oksigen, seperti Clostridium tetani dan Clostridium botulinum, yang masing-masing
menyebabkan tetanus dan botulisme.
Reproduksi mikroba
Reproduksi mikroba dapat terjadi secara aseksual dan secara seksual (terjadi pada
beberapa individu saja). Pada bakteri misalnya, perkembangbiakan secara aseksual terjadi
secara pembelahan biner, yaitu satu sel induk membelah menjadi dua sel anak. Kemudian
masing-masing sel anak akan membentuk dua sel anak lagi, dan seterusnya sehingga jumlahnya
akan semakin berlipat ganda.
1. Perkembangbiakan Aseksual Pada Mikroba
a. Pembelahan Biner
Pembelahan sederhana yang membentuk 2 sel baru yang identik. Dimana masing-masing sel
anak akan membentuk dua sel anak lagi, dan seterusnya sehingga jumlahnya akan semakin
berlipat ganda. Pembelahan Biner dapat dibagi atas tiga fase, yaitu sebagai berikut;
■ Fase pertama, sitoplasma terbelah oleh sekat yang tumbuh tegak lurus
■ Fase kedua, tumbuhnya sekat akan diikuti oleh dinding melintang
■ Fase ketiga, terpisahnya kedua sel anak yang identik. Ada bakteri yang segera berpisah dan
terlepas sama sekali. Sebaliknya, ada pula bakteri yang tetap bergandengan setelah
pembelahan, bakteri demikian merupakan bentuk koloni.
Pembelahan biner ini terjadi pada bakteri, Amoeba, Paramecium, Euglena, Entamoeba histolica,
dsb.
b. Fragmentasi
Fragmentasi terjadi pada sel-sel yang disebut hormogonium. Pemutusan
bagian secara sederhana dan bagian yang terpisah akan tumbuh menjadi sel baru.
Organisme yang matang pecah menjadi dua atau lebih potongan atau fragmen.
Fragmen kemudian tumbuh menjadi organisme lengkap. Contohnya terjadi pada
Spirogyra.
c. Pembentukan spora aseksual
Proses pembentukan spora aseksual ini terjadi pada fungi dimana terjadi
melalui peleburan nucleus dari dua sel induk. Spora aseksual yang berfungsi untuk
menyebarkan spesies dibentuk dalam jumlah besar. Terdapat lima jenis spora aseksual
yaitu konidiospora, sporangiospore, oidium, klamidospora, dan blatospora.
2. Perkembangbiakan Seksual Pada Mikroba
Perkembangbiakan secara seksual dilakukan tanpa melibatkan gamet dan
peleburan sel, tetapi berupa pertukaran materi genetic atau DNA. Materi genetic dapat
berpindah dari satu bakteri ke yang lain tanpa menghasilkan zigot. Proses perpindahan
materi genetic ini sering disebut rekombinasi genetic. DNA hasil pertukaran materi genetic
yang mengandung gen kedua induk disebut DNA rekombinan. Rekombinasi genetic dapat
dilakukan dengan tiga metode sebagai berikut:
a. Transformasi
Merupakan pemindahan sebagian materi genetika dari satu bakteri ke bakteri lain.
b. Transduksi
Merupakan pemindahan sebagian materi genetik dari sel bakteri satu ke bakteri lain
dengan perantaraan virus (bakteriofage).
c. Konjugasi
Konjugasi adalah pemindahan bahan genetic dari suatu sel bakteri yang bertindak
sebagai donor kepada sel bakteri yang bertindak sebagai resipien.
Fungsi Enzim
Enzim adalah katalisator organik (biokatalisator) yang dihasilkan oleh sel. Enzim juga
berfungsi sebagai katalisator anorganik yaitu untuk mempercepat reaksi kimia. Setelah reaksi
berlangsung enzim tidak mengalami perubahan jumlah sehingga jumlah enzim sebelum dan setelah
reaksi adalah tetap.
1. Sifat Umum Enzim
a. Disusun oleh senyawa protein.
b. Bekerja secara spesifik yaitu hanya mengkatalisis satu macam reaksi saja.
c. Aktivitas enzim dipengaruhi suhu, PH, substrat dan inhibitor. Setiap enzim memiliki suhu dan PH
optimum.
d. Enzim memiliki sifat alosentrik, yaitu mampu berkaitan dengan inhibitor ataupun aktivator.
2. Klasifikasi/ Penggolongan Enzim
a. Penggolongan Enzim Berdasarkan Tempat Bekerjanya
1. Endoenzim
Endoenzim disebut juga enzim intraseluller yaitu enzim yang berkerja di dalam sel. Umumnya
merupakan enzim yang digunakan untuk proses sintesis di dalam sel dan untuk pembentukan energi
(ATP) yang berguna untuk proses kehidupan sel misalnya, dalam proses respirasi.
2. Eksoenzim
Eksoenzim disebut juga enzim ekstraseluller yaitu enzim yang berkerjanya di luar sel. Umumnya berfungsi
untuk mencernakan substrat secara hidrolisis untuk dijadikan molekul yang lebih sederhana dengan
berat molekul lebih rendah sehingga dapat masuk melewati membran sel.
b. Penggolongan Enzim Berdasarkan Daya Katalisis
1. Oksidoreduktase
Enzim ini mengkatalisis reaksi oksidasi-reduksi yang merupakan pemindahan elektron, hidrogen atau
oksigen. Contoh; enzim elektron transfer oksidase dan hidrogen perioksidase (katalase).
2. Transferase
Enzim ini mengkatalisis pemindahan gugus molekul dari satu molekul ke molekul lain. Contoh;
transaminase, transfosforilase, dan transasilase.
3. Hidrolase
Enzim ini mengkatalisis reaksi-reaksi hidrolisis. Contoh; karboksilesterase, lipase dan peptidase
4. Liase
Enzim ini berfungsi untuk mengkatalisis pengambilan atau penambahan gugus dari satu molekul tanpa
melalui proses hidrolisis.
5. Isomerase
Isomerase meliputi enzim-enzim yang mengkatalisis reaksi isomerisasi yaitu; rasemase, epirerase, co-
transisomerase, intramolekul ketolisorerase, dan murase. Dsb.
3. Mekanisme kerja enzim
1. Teori Lock and Key

2. Teori kecocokan-induksi
4.faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim
a) Suhu
b) Ph ( keasaman )
c) Konsentrasi subrat
d) Aktivator dan inhibitor
Pengendalian mikroorganisme
Pengendalian mikroba merupakan upaya pemanfaatan mikroba dalam mengoptimalkan
keuntungan peran mikroba dan memperkecil kerugiannya. Mikroba selain memberikan keuntungan juga
dapat memberi kerugian pada manusia berupa penyakit atau racun. Cara pengendalian pertumbuhan
mikroba secara umum terdapat dua prinsip, yaitu: 1) dengan membunuh mikroba, dan 2) menghambat
pertumbuhan mikroba. Cara pengendalian mikroba, yaitu:
1. Cleaning (kebersihan) dan Sanitasi
Cleaning dan Sanitasi sangat penting di dalam mengurangi jumlah populasi bakteri pada suatu
ruang/tempat. Prinsip cleaning dan sanitasi adalah menciptakan lingkungan yang tidak dapat
menyediakan sumber nutrisi bagi pertumbuhan mikroba sekaligus membunuh sebagian besar populasi
mikroba.
2. Desinfeksi
Desinfeksi adalah proses pengaplikasian bahan kimia (desinfektans) terhadap peralatan, lantai,
dinding atau lainnya untuk membunuh sel vegetatif mikrobial. Desinfeksi diaplikasikan pada benda dan
hanya berguna untuk membunuh sel vegetatif saja, tidak mampu membunuh spora.
3. Antiseptis
Antiseptis merupakan aplikasi senyawa kimia yang bersifat antiseptis terhadap tubuh untuk
melawan infeksi atau mencegah pertumbuhan mikroorganisme dengan cara menghancurkan atau
menghambat aktivitas mikroba.
4. Sterilisasi
Proses menghancurkan semua jenis kehidupan sehingga menjadi steril. Sterilisasi seringkali
dilakukan dengan pengaplikasian udara panas.

Anda mungkin juga menyukai