Anda di halaman 1dari 4

PERAN FITOHORMON

Prof. Dr. Kumala Dewi M.Sc.St., dikukuhkan sebagai Guru Besar pada Fakultas Biologi UGM dalam
bidang ilmu Fisiologi Tumbuhan.

Dalam pengukuhan yang berlangsung Kamis (28/7) ia menyampaikan pidato berjudul Peran
Fitohormon Dalam Pengaturan Pertumbuhan, Perkembangan Dan Adaptasi Tanaman Terhadap
Perubahan Iklim Global.

Kumala menjelaskan bahwa setiap tahapan dalam siklus hidup tanaman diatur oleh hormon. Setiap
proses pertumbuhan dan perkembangan merefleksikan adanya interaksi beberapa hormon. Karena
tanaman bersifat sessile maka tanaman akan bertahan melalui penyesuaian aktivitas biologi ketika
terpapar cekaman biotik dan abiotik.

“Pada kondisi inipun hormon tumbuhan juga berperan dalam memodifikasi respons biologi untuk
membentuk dan mempertahankan toleransi tanaman terhadap cekaman,”tuturnya.

Fitohormon, lanjutnya, memampukan tanaman untuk memiliki fleksibilitas dan tetap tumbuh dengan
baik pada berbagai faktor lingkungan tumbuh yang berbeda seperti cahaya, temperatur, kelembaban,
keberadaan patogen dan sebagainya.  Karenanya pemahaman tentang metabolisme hormon pada
tanaman sangat penting untuk pengembangan pendekatan fisiologis, biokimia dan bioteknologi dalam
rangka penanggulangan cekaman.

“Terlebih dengan adanya perubahan iklim global yang diprediksi akan menurunkan produktivitas
tanaman. Aplikasi hormon atau modifikasi kandungan hormon melalui teknologi mutasi atau transgenik
dapat diterapkan untuk memperoleh tanaman yang mampu bertahan terhadap berbagai kondisi
lingkungan dengan hasil serta kualitas nutrisi yang baik,”paparnya.

Hal ini dikatakan Kumala akan mendukung ketersediaan pangan bagi umat manusia. Pemahaman lebih
lanjut tentang bagaimana informasi yang dibawa oleh hormon dapat diintegrasikan selama siklus hidup
tanaman serta mekanisme molekuler yang mengatur sintesis hormon, pensinyalan serta aksi hormon
masih perlu diteliti terutama terkait peran fitohormon dalam tanggapan tanaman yang mengalami
perubahan iklim.

Kumala menyebutkan engineering fitohormon sangat menjanjikan bagi ahli biologi tumbuhan. Kendati


begitu, masih memerlukan jalan yang panjang untuk memperoleh phytohormone-engineered
crops, terutama padi, gandum dan jagung yang stabil dan memberi hasil panen yang baik untuk
pemenuhan kebutuhan pangan dunia. Guna mencapai tujuan tersebut perlu banyak dilakukan penelitian
terutama terkait tanggapan tanaman terhadap kombinasi cekaman di kondisi lapangan.

Pengertian Fitohormon
Hormon tumbuhan atau fitohormon merupakan sekumpulan senyawa organik bukan hara (nutrien),
baik itu terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia, yang dalam kadar sangat kecil sanggup
mendorong, menghambat, atau mengubah pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan (taksis)
tumbuhan. “Kadar kecil” yang dimaksud berada pada kisaran satu milimol per liter hingga satu
mikromol per liter.

Penggunaan kata hormon yang menggunakan analogi fungsi hormon pada hewan. Akan tetapi, hormon
tumbuhan tidak dihasilkan dari suatu jaringan khusus berupa kelenjar buntu (endokrin) sebagaimana
hewan, namun diproduksi dari jaringan non-spesifik (biasanya meristematik) yang menghasilkan zat ini
apabila memperoleh rangsang. Penyebaran hormon tumbuhan tidak harus melalui sistem pembuluh
sebab hormon tumbuhan dapat ditranslokasi melalui sitoplasma atau ruang antarsel.

Hormon tumbuhan diproduksi sendiri oleh individu yang bersangkutan (“endogen”). Pemberian
hormon dari luar sistem individu bisa pula dilakukan (“eksogen”). Pemberian secara eksogen dapat
juga melibatkan bahan kimia non-alami (sintetik, tidak dibuat dari ekstraksi tumbuhan) yang
menimbulkan rangsang yang serupa dengan fitohormon alami. Oleh sebab itu, untuk mengakomodasi
perbedaan dari hormon hewan, dipakai pula istilah zat pengatur tumbuh tumbuhan.

Jenis – Jenis Fitohormon


1. Auksin

Istilah auksin pertama kali digunakan oleh Frits Went. Dalam penemuannya yakni suatu senyawa yang
disebabkan pembengkokan koleoptil pada arah cahaya. Penemuan auksin darinya kini diketahui sebagai
asam indol asetat (IAA). Auksin dapat ditemukan pada ujung akar, koleoptil, dan juga jaringan yang
sifatnya meristematis.

Fungsi hormon auksin :

 Berperan pada pembelahan dan pembentangan sel


 Merangsang pembentukan buah dan bunga
 Membentuk akar adventif

Kinerja auksin dapat terhambat karna cahaya yang berlebihan. Bagian tanaman yang memang terlalu
banyak terkena cahaya mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan sebagai berikut :

 Mempercepat pembelahan serta pembentangan sel dengan koleoptil maupun sel batang.
 Mengumpulnya auksin pada bagian batang yang tidak terkena cahaya.
 Pertumbuhan yang lebih banyak sel pada bagian tanaman yang kurang cahaya akan
mengakibatkan tanaman tumbuh ke arah cahaya.

2. Giberelin

Giberelin dapat dijumpai pada bagian batang dan bunga. Hormon yang diproduksi oleh tumbuhan
tinggi dan jamur.

Fungsi hormon giberelin :

 Membuat kegiatan pada kambium


 Mengakibatkan tanaman menjadi tumbuh tinggi
 Membantu perkecambahan biji
 Memproduksi buah yang tak berbiji
 Menyebabkan tanaman menjadi lebih cepat berbunga
 Memusnahkan dari sifat kerdil secara genetik di tumbuhan
 Mempercepat batang yang utuh dari perpanjangan secara abnormal

3. Gas Etilen

Gas etilen yang dibuat pada tumbuhan dan bisa mempercepat prosesnya memasak buah. Gas etilen
mulai dilepaskan oleh buah-buahan, khusunya yang memang sudah tua. Gas etilen selain dihasilkan
dari alami, juga terdapat etilen sintetik (buatan), yaitu etepon. Entilen buatan tersebut yang sering
digunakan para pedagang dalam mempercepat proses pematangan buah.

Selain dapat mempercepat pematangan buah, gas etilen juga bisa digunakan untuk menghambat dari
pemanjangan batang kecambah, menebalkan batang, mendorong gugurnya daun dan mempercepat
perkecambahan biji. Selain itu, gas etilen juga berguna untuk menurunkan dominansi apical serta
inisiasi akar, dan juga menunda pembungaan.

4. Asam Absisat

Asam absisat ialah hormon tumbuhan yang fungsinya sebagai penghambat. Pembentukan hormon
tersebut berlangsung pada daun-daun yang sudah dewasa.

Fungsi asam absisat :

 Membantu berlangsungnya pengguguran bunga


 Mengontrol pembukaan serta penutupan stomata
 Menurunkan kecepatan dari pembelahan
 Memacu absisi (pengguguran) pada bagian tumbuhan yang telah menua
 Mengakibatkan dormansi
 Mengurangi adanya pemanjangan sel
5. Hormon Sitokinin

Hormon sitokinin ialah hormon yang bersama-sama dengan suatu hormon auksin didalam
mempengaruhi suatu pembelahan sel yang disebut juga sitokinesis. Sitokin tersebut bisa diperoleh pada
suatu ragi santan kelapa, ekstrak buah apel dan juga pada jaringan tumbuhan yang membelah.

Fungsi Hormon Sitokinin

 Memacu pelebaran daun


 Merangsang pembentukan pucuk
 Menunda penuaan daun
 Mempercepat pelebaran daun
 Memacu pertumbuhan sel pada jaringan meristematik
 Memdukung perkecambahan biji

6. Hormon Asam Traumalin (Hormon Luka)

Tanaman dapat memperbaiki kerusakan atau luka yang terjadi pada tubuhannya. Kemampuan tersebut
dinamai dengan regenerasi (restitusi) yang dipengaruhi oleh sebuah hormon luka (asam traumalin).
Hormon Asam Traumalin pertama kali diamati oleh Haberland yang dimana pada percobaan yang
dikerjakan dari jaringan tanaman yang dilukai lalu dicuci bersih, ternyata bekas bidang suatu luka tidak
bisa membentuk sebuah jaringan baru. Pada jaringan luka yang didiamkan akan membangun jaringan
yang baru di dekat luka tersebut

Fungsi Asam Traumalin

Asam traumalin berguna untuk memperbaiki jaringan tumbuhan yang mengalami luka atau kerusakan,
tumbuhan akan merangsang sel-sel pada bagian yang terdapat luka menjadi bersifat meristem maka
bisa membelah lagi untuk menutup luka tersebut.

7. Hormon Kalin

Hormon Kalin ialah hormon yang bisa merangsang suatu pembentukan organ tubuh. Kalin tersebut
dibagi menjadi 4 (empat) jenis organ tubuh dengan fungsi yang juga berbeda-beda.

Kalin berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan organ-organ pada tumbuhan.

Sifat – Sifat Hormon

 Dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit untuk menimbulkan pertumbuhan yang besar dalam
suatu organisme
 Konsentrasi hormon dan kecepatan transportasi bisa berubah dalam merespon stimulus
lingkungan
 Berhubungan dengan hormon lainnya dalam responnya terhadap stimulus lingkungan.

Faktor – Faktor Hormon pada Tumbuhan

 Faktor Regulasi

Faktor regulasi merupakan senyawa kimia yang mengatur produksi sejumlah hormon yang mempunyai
fungsi penting bagi tubuh. Senyawa tersebut ditransfer ke lobus anterior kelenjar pituitari oleh
hipotalamus. Terdapat 2 faktor regulasi, yaitu faktor pelepas (releasing factor) yang mengakibatkan
kelenjar pituitari mensekresikan hormon tertentu dan faktor penghambat (inhibiting factor) yang bisa
menghentikan sekresi hormon tersebut. Sebagai contoh ialah FSHRF (faktor pelepas FSH) dan LHRF
(faktor pelepas LH) yang menyebabkan
dilepaskannya hormon FSH dan LH.

 Hormon Antagonistik
Hormon antagonistik ialah hormon yang mengakibatkan efek yang berlawanan, contohnya ialah pada
glukagon dan insulin. Pada saat kadar gula darah sangat turun, pankreas akan menghasilkan glukagon
untuk meningkatkannya lagi. Kadar glukosa yang tinggi menyebabkan pankreas memproduksi insulin
untuk menurunkan kadar glukosa tersebut.

Anda mungkin juga menyukai