Anda di halaman 1dari 28

FITOHORMON

FITOHORMON

Hormon tumbuhan, atau dikenal juga dengan


fitohormon, adalah sekumpulan senyawa organik
bukan hara (nutrien), baik yang terbentuk secara
alami maupun dibuat oleh manusia, yang dalam
kadar sangat kecil (di bawah satu milimol per liter,
bahkan dapat hanya satu mikromol per liter)
mendorong, menghambat, atau mengubah
pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan
(taksis) tumbuhan.
FITOHORMON

Penggunaan istilah “hormon” sendiri menggunakan


analogi fungsi hormon pada hewan. Namun demikian,
berbeda dari hewan, hormon tumbuhan dapat bersifat
endogen, dihasilkan sendiri oleh individu yang
bersangkutan, maupun eksogen, diberikan dari luar
sistem individu.
Hormon eksogen dapat juga merupakan bahan non-
alami (sintetik, tidak dibuat dari ekstraksi tumbuhan).
Oleh karena itu, untuk mengakomodasi perbedaan ini
dipakai pula istilah zat pengatur tumbuh
FITOHORMON
 TUMBUH-TUMB UHA N  BE NT UK T UMB UH
BERMACAM-MA CAM .

 Pendapat I  Julius Van Sachs (abad 18)


menyatakan bahwa adanya zat pembentuk organ
yang bersifat khusus dan bekerja membentuk
tubuh organ ( organ forming substance ) tertentu.
- Z at pembentuk daun ( leaf forming substance )
- Z at pembentuk akar ( root forming substance )
- Z at pembentuk bunga ( flow er forming
substance )
 Isolasi substansi ini tidak berhasi l dilakukan
 Pendapat II  pendapat yang umum, bahwa bentuk-bentuk
tubuh tanaman tersebut adalah sebagai hasil tanaman
bersangkutan dapat mempertahankan senyawa-senyawa organik
seperti karbohidrat, protein & seny. organik lainnya pada tingkat
tertentu.
Pendapat II ini → berdasarkan analisis tumbuhan pada berbagai
fase pertumbuhan dan tingkat hara, cahaya dan suhu.
 Kedua pendapat ini ada kaitan satu sama lain.
Selain senyawa khusus (Sachs), tanaman juga mengandung
senyawa yang mendorong dimulainya proses-proses biokimia yg
selanjutnya menuju kepada pembentukan organ & aspek-aspek
pertumbuhan lainnya.
Hormon tumbuhan merupakan bagian dari sistem
pengaturan pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan. Kehadirannya di dalam sel pada kadar yang
sangat rendah menjadi prekursor (“pemicu”) proses
transkripsi RNA.
Hormon tumbuhan sendiri dirangsang
pembentukannya melalui signal berupa aktivitas
senyawa-senyawa reseptor sebagai tanggapan atas
perubahan lingkungan yang terjadi di luar sel.
Kehadiran reseptor akan mendorong reaksi
pembentukan hormon tertentu.
Apabila konsentrasi suatu hormon di dalam sel telah
mencapai tingkat tertentu, atau mencapai suatu nisbah
tertentu dengan hormon lainnya, sejumlah gen yang
semula tidak aktif akan mulai berekspresi.
Dari sudut pandang evolusi, hormon tumbuhan
merupakan bagian dari proses adaptasi dan
pertahanan diri tumbuh-tumbuhan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup jenisnya.

Hormon pada tanaman jelas mempunyai ciri : setiap


hormon mempengaruhi respon pada bagian
tumbuhan, respon itu bergantung pada species,
bagian tumbuhan, fase perkembangan, konsentrasi
hormon, interaksi antar hormon, yang diketahui dan
berbagai faktor lingkungan yaitu cahaya, suhu,
kelembaban, dan lainnya.
Aplikasi zat pengatur tumbuh dalam pertanian
modern mencakup pengamanan hasil (seperti
penggunaan cycocel untuk meningkatkan ketahanan
tanaman terhadap lingkungan yang kurang
mendukung), memperbesar ukuran dan
meningkatkan kualitas produk (misalnya dalam
teknologi semangka tanpa biji), atau
menyeragamkan waktu berbunga (misalnya dalam
aplikasi etilena untuk penyeragaman pembungaan
tanaman buah musiman), untuk menyebut beberapa
contohnya.
Hormon tumbuhan tidak dihasilkan oleh suatu
kelenjar sebagaimana pada hewan, melainkan
dibentuk oleh sel-sel yang terletak di titik-titik
tertentu pada tumbuhan, terutama titik tumbuh di
bagian pucuk tunas maupun ujung akar.

Hormon akan bekerja pada jaringan di sekitarnya


atau, lebih umum, ditranslokasi ke bagian tumbuhan
yang lain untuk aktif bekerja di sana.

Pergerakan hormon dapat terjadi melalui


pembuluh tapis, pembuluh kayu, maupun
ruang-ruang antarsel.
Dalam menjalankan perannya, hormon berperan
secara berkoordinasi dengan kelompok hormon
lainnya. Contoh koordinasi antar hormon ditunjukkan
oleh proses perkecambahan.
Embrio biji tidak tumbuh karena salah satunya
dihambat oleh produksi ABA dalam jaringan embrio
biji. Pada saat biji berada pada kondisi yang sesuai bagi
proses perkecambahan, giberelin dihasilkan. Apabila
nisbah Giberelin : ABA tidak mencapai titik tertentu,
perkecambahan gagal.
Apabila nisbah ini melebihi nilai tertentu, terjadi
perkecambahan. Apabila nisbah giberelin:ABA masih
berada di sekitar ambang, konsentrasi sitokinin
menjadi penentu perkecambahan.
KONSEP HORMON
Hormon (pada hewan) adalah senyawa-senyawa organik
yg efektif dalam konsentrasi rendah, dibuat dalam sel pd
bagian tertentu dr organisme dan diangkut ke bagian lain
dari organisme tersebut dimana dihasilkan suatu proses
fisiologis yang khusus.
Model hormon pada hewan tidak sesuai untuk hormon
tumbuhan (fitohormon)
Pada hewan  sekumpulan sel-sel tertentu atau
jaringan (kelenjer) berfungsi membuat
hormon tertentu.
Pada tumbuhan  setiap sel yg aktif bermetabolisme
sanggup membuat hormon-hormon
tumbuhan pd kondisi tertentu.
 fitohormon yg dibuat dalam sel-sel
tertentu dpt mengubah proses-proses
metabolisme pada sel-sel tersebut & sekitarnya.
Model Hormon Hewan
Sintesis hormon pd
sel, jaringan, organ
khusus
Respon sel,
Sel jaringan,
Sasaran organ
Hormon dikeluarkan
ke saluran
SALURAN PENGANGKUTAN
pengangkutan

Model Hormon
Tumbuhan
RESPON SEL,
JARINGAN,
ORGAN

Sumber PENGANGKUTAN DAERAH


Luar HORMON
SASARAN
RESPON

SEL-SEL SEKITAR JARINGAN PEMBULUH


 Apa yg mengawali sintesa hormon?
 Bagaimana respons dari bagian yg menjadi sasaran itu?
 Suatu respon fisiologis merupakan kerjasama bbrp fitohormon
dari fitohormon tunggal → menyebabkan sulit utk
menghubungkan suatu respons fisiologis tertentu dgn
fitohormon tertentu.
 Ahli fisiologi tumbuhan menggunakan istilah ZAT PENGATUR
TUMBUH TANAMAN atau ZPTT (Plant Growt Regulator atau
Plant Growth Substances) drpd istilah hormon tumbuhan,
mencakup utk:
- zat-zat endogen → fitohormon
- zat-zat eksogen (sintetik) → ZPT sintetik
 ZPTT (FITOHORMON / hormon tumbuhan) didefenisikan
sebagai senyawa organik bukan nutrisi yg aktif dlm jumlah yg
kecil (10-6 – 10-5 M atau , 1 – 10 µM) yg disintesa pd bagian
tertentu dr tanaman dan pada umumnya diangkut ke bagian lain
tanaman, dan zat tersebut menimbulkan tanggapan secara
biokimia, fisiologis dan morfologis.
 Dalam bidang pertanian atau kultur in vitro, peggunaan
ZPT sintetik selalu digunakan istilah ZPT, yaitu senyawa
organik bukan nutrisi yg dlm konsentrasi rendah (<1mM)
mendorong, menghambat atau secara kualitatif
mengubah pertumbuhan dan perkembangan tanaman
 Inhibitor adalah senyawa organik yg menghambat
pertumbuhan secara umum dan tdk ada selang
konsentrasi yg dpt mendorong pertumbuhan.

 Retardan, yaitu senyawa organik yg menghambat


perpanjangan batang, meningkatkan warna hijau daun,
dan secara tidak langsung mempengaruhi pembungaan
tanpa menyebabkan pertumbuhan yg abnormal.
 Hormon tumbuhan harus memenuhi bbrp syarat sbb:
- seny. organik yg dihasilkan tanaman
- harus dpt ditranslokasikan
- tempat sintesa dan kerja berbeda
- aktif dlm konsentrasi rendah.
 Jadi, Gula → - produksi di daun atau bgn mengandung butir hijau
- ditranslokasikan ke bagian lain
- tetapi, aktif dlm konsentrasi tinggi (10-3 M)
→ BUKAN ZPT
 Vitamin → - bahan organik
- aktif dlm konsentrasi rendah
- tidak ditranslokasikan
- tempat sintesa dan kerja sama
→ BUKAN ZPT
Enam golongan ZPT:
1. Auksin
2. Sitokinin
3. Giberelin
4. Asam absisik
5. Etilen
6. Retardan
7. Senyawa organic lainnya, aktifitasnya seperti ZPT
 Senyawa poliamin (putresin, spermidin, spermin);
 Polifenolik; alkohol berantai panjang (triakontanol) →
karena aktif dlm proses pertumbuhan & perkembangan
→ sering digolongkan ZPT.
 Terdpt dlm berbagai bentuk dlm tumbuhan → sulit utk
mengerti cara kerja fitohormon dgn cara baik/tepat.
 Di dalam tanaman, terdapat fitohormon pendorong & penghambat
 mempertahankan hidup tanaman terhadap lingk. stress
 Fitohormon pendorong : IAA, GA, Zeatin
 Fitohormon penghambat : ABA, etilen dan senyawa2 fenolik
 Laju pertumbuhan/perkembangan  diatur oleh nisbah fitohormon
pendorong dan penghambat
 Pemberian ZPT (eksogen)  merubah nisbah fitohormon yg ada
 mengatur pertumb. & perkemb.
 Ketika semakin banyak hormon dpt dicirikan dan efek serta
konsentrasi endogennya dikaji, dua hal menjadi jelas, bahwa:
1. Setiap hormon mempengaruhi respons pada banyak bagian
tumbuhan .
2. Respons tersebut bergantung pada spesies bagian tumbuhan,
fase perkembangan, konsentrasi hormon, interaksi antar hormon
dan berbagai faktor lingkungan.
AUKSIN
• Ujung koleoptil mengandng zat yg dpt mendorong
elongasi dari koleoptil yg dipotong itu. Zat tersebut
adalah AUKSIN

• IAA (indole acetic acid) adalah auksin endogen atau


auksin yg terdpt pd tanaman

• AUKSIN didefenisikan sbg zat tumbuh yang


mendorong elongasi daripada jaringan koleoptil pada
percobaan bioassay pada tanaman Avena & tanaman
lainnya.

• Percobaan Went menjadi dasar percobaan bioassay


untuk mengukur aktifitas-aktifitas Auksin.
Ikatan Indol Lainnya
 Cth: Asam 4-kloroindol-asetat (biji muda kacang2an); Asam indol butirat (IBA)
(pada daun jagung dan berbagai jenis tumbuhan dikotil).
 Senyawa-senyawa Indol biasanya:
- Hasil antara dari biosintesis IAA, c/ asam indol pirufat, indol etanol,
indol asetaldehid, indol triptofan, indol triptamin
- Hasil katabolisme IAA, c/ oksiindol metilen
- Bentuk2 cadangan dari IAA (IAA-asam aspartat, IAA-
mioinositol, IAA glutamat, IAA alanin, IAA-glukosa)  tidak aktif
(kecuali dihidrolisis kembali dlm bentuk IAA bebas)
Terdapat Enzim yg berperan mengubah IAA (Aktif) ⇆ IAA (tidak aktif)
dan pengaturan konsentrasi IAA.
- Bentuk-bentuk IAA utk ditranslokasikan

Auksin tanaman bukan indol Asam fenil asetat (PAA), cth pada tomat
- Dijumpai pada banyak tumbuhan
- Jumlahnya > IAA
- Aktifitas < IAA
NH2 SITOKININ
Adenin (6-amino purine)
N  Adenin bentuk dasar sitokinin dan
N menentukan aktifitas sitokinin.
CH  Panjang rantai dan hadirnya suatu
H double bond dalam rantai tersebut
N akan meningkatkan aktifitas ZPT ini.

H
M I L L E R ( 1 9 5 4 ) , M E N E M U K A N B A H W A D N A I K A N H E R R I N G T U A YA N G
DIAUTOKLAF DALAM KONDISI ASAM MENUNJUKKAN KOMPONEN
D E N G A N A D S O R P T I O N P E A K D A N B E H A V I O U R ( S I F A T ) YA N G S A M A
DENGAN YG DITUNJUKKAN OLEH EKSTRAK YIS. KOMPONEN TERSEBUT
DIISOLASI DAN DINAMAKAN KINETIN, KARENA MENYEBABKAN
P E M B E L A H A N S E L ( S I T O K I N E S I S ) . K I N E T I N T I D A K D I J U M PA I D A L A M
TUMBUHAN DAN BUKAN PULA BAHAN AKTIF YA N G D I J U M PA I
H E B E R L E A N D T D I D A L A M F L O E M , T E TA P I S I FAT- S I FAT S I T O K I N I N I N I
H A D I R D A L A M B A N YA K T U M B U H A N .

F. C . S T E WA R D (1950-AN), MELALUI TEKNIK K U LT U R JARINGAN


M E N E M U K A N B A H WA A I R K E L A PA D A PAT M E N I N G K AT K A N P E M B E L A H A N
S E L PA D A J A R I N G A N W O R T E L . S T E WA R D B E R H A S I L M E N G - I S O L A S I
B E B E R A PA S I T O K I N I N Y G T E R D A PAT D A L A M A I R K E L A PA .
 D.S. Letham (1964) dan Carlos Miller (1964), menemukan Zeatin dan
Zeatin ribosida pada endosperm jagung.
Sejak ini, beberapa sitokinin yang bentuk dasarnya adenin serta
menyerupai zeatin & kinetin telah ditemukan dalam beberapa
tumbuhan berbiji.
 Sitokinin tidak dijumpai dalam DNA dan bukan dari pemecahan DNA
 Sitokinin ada dijumpai dalam RNA transport (tRNA) dan kadang-
kadang dalam RNA ribosom tumbuhan berbiji yis, bakteri dan primat.
 Bentuk-bentuk sitokinin:
1. Sitokinin dalam bentuk basa bebas  mempunyai reaksi fisiologis
paling aktif. Contoh: CH
CH3
3

NH2 CH2 CH2 C


NH2 CH2 CH C
CH2OH
CH2OH
N
N N
N
CH
CH
H
H N
N

Zeatin H
Dihidrozeatin H
Gibberelin
 Giberelin → zat kimia yg digolongkan ke dalam terpenoid yang
terbentuk dari unit-unit isoprene (5 atom C).
 Unit-unit isoprene ini dapat bergabung membentuk monoterpene (C-

10), sesqueterpene (C-15), diterpene (C-20) dan triterpen (C-30).


GA mampu merubah tanaman yg kerdil menjadi tinggi. Atau dapat
mempengaruhi sifat genetik dwarfisme [suatu gejala kerdil
(memendeknya internode) yg disebabkan oleh adanya mutasi].
* Pemberian GA berespon terhadap perpanjangan batang, terutama
pertambahan besar dan jumlah sel-sel pada ruas-ruas tersebut.
Bedakan dengan peranan auksin → jika GA lebih efektif pada tanaman
yang utuh, sedangkan auksin pada potongan-potongan organ
tanaman seperti stek akar, stek tunas dan lain.
Contoh, pada tanaman kapri. Kapri kultivar kate disemprot dengan
GA terjadi perpanjangan batang dan tinggi tanaman serupa dengan
tanaman normal, sedangkan kapri kultivar normal disemprot GA tidak
memberikan respons.
* GA mendukung pembentukan enzim protolictic yang akan
membebaskan tryptophan sebagai asal bentuk dari auksin
(meningkatkan kandungan auksin).
Rangka ent-giberelan GA3
O
20 11
12 H O H
CH3 HC 13
CH3 H CH2
1 14 17
9 16
2 10
B
8 D CO
A
3 5 6 15 OH
4 CH3 H
H
H COOH
7
18 CH CH3 H CH3
3 19
 Giberelin merupakan suatu komponen yang mengandung Gibban
skeleton (rangka ent-giberelan).
 Ciri utama giberelin:
a. Semua giberelin mempunyai 19 atau 20 atom C, yang bergabung
dalam sistem cincin 4 atau 5.
GA dgn 19 atom C adalah monocarbolyc acid yang mengandung
kumpulan COOH pd posisi 7 dan mempunyai sebuah lactone
ring(sistem cincin ke-5).
b. Kumpulan hidroksil berada dalam posisi 3 dan 13.
Jumlah gugus hidroksil pd cincin A,C & D berkisar dari nol (spt pd
GA9) sampai 4 (spt pd GA32)
c. Bersifat asam
ASAM ABSISAT (absisic acid = ABA)
 ABA adalah suatu senyawa seskuiterpenoid (15-C) yang disintesa di
dalam kloroplas dan plastid-plastid lain melalui lintasan Asam
Mevalonat.
 Reaksi awal ABA ≈ reaksi sintesis isoprenoid pada sintesa senyawa
GA, sterol dan karotenoid
 ABA dapat juga (dlm jumlah sedikit) disintesa dari penghilangan
karotenoid Xantophil yang dinamai Violaxanthin melalui fotokimia
atau penghilangan enzim. Penghilangan ini mula-mula membentuk
Xanthoxin yang dapat ditukarkan kepada ABA secara metabolisme.
 Struktur kimia ABA (BM = 264,3 g/mol)
- ABA endogen meningkat cepat dengan adanya cekaman
(stress). Cekaman ini dapat berupa kekeringan
kebanjiran, luka, kekurangan hara dan lainnya.

cth. Peningkatan kadar ABA pada daun terjadi dengan


cepat (dalam menit) sesudah tanaman itu mengalami
cekaman air, dan ini dapat mencapai konsentrasi
10x lipat dibandingkan daun yg tidak stress. Sesudah
pemberian air maka ABA akan segera turun lagi.
- Dalam hal ini, ABA berperan dalam pengaturan
stomata, sehingga melindungi mekanisme terhadap
stress air. Pengaturan stomata ini melibatkan CO2
disamping ABA dalam sel penjaga. Dan respon sel
penjaga tergantung kepada konsentrasi setiap senyawa
tersebut.
Etilen
 Secara umum diketahui sebagai zat pendorong pematangan,
memberikan pengaruh yang berlawanan dengan Auxin mendorong
dan menghambat pertumbuhan.
 Etilen adalah senyawa Atsiri dihasilkan oleh tumbuhan dalam bentuk
hidrokarbon.
 Peranan etilen sebagai perangsang buah (Robinson, 1991).
 Etilen mempengaruhi pertumbuhan tanaman (Salisbury dan Ross,
1992).
 Dalam keadaan normal berbentuk Gas (C H )
2 2
 Etilen dihasilkan pada proses Respirasi buah, dan dalam jaringan lain
didalam tanaman.

Keberadaan Etilen Secara Alami


• Terdapat pada buah masak pada saat Klimaterik.
• Juga dijumpai pada akar, batang, bunga bunga buah dan biji.
Etilen mengalami metabolisme dalam tumbuhan
menjadi etilen oksida (Hall MA, 1978 dalam Robinson
1991), etilen glikol dan glikosidanya (Peny I Greg,
1991 dan bayer at all, 1975 dalam robinson 1991), dan
karbondioksida (Bayer 1975 dalam Robinson 1991)

Gambar Lintasan
pembentukan etilen
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai