Anda di halaman 1dari 17

“ SISTEM KOORDINASI PADA HORMON “

Mata Kuliah : Biologi Umum

Dosen Pengampu : Enni Halimatussa’diyah P.M.PD

Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Yang Diwajibkan Dalam


Mengikuti Mata Kuliah Biologi Umum

Oleh: Kelompok 9
Moza Hanu Sabila ( 42210101166 )
Siti Nurmala ( 22300635 )
Putri Fazrisina Nst ( 22301101 )

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN


KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh...


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengat tepat waktu. Tanpa pertplongan-Nya tentunya
penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta
salam semoga tertimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita nanti – nantikan di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat

-Nya baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan makalah sebagai salah satu tugas dari mata kuliah Biologi Umum dengan
judul “Sitem koordinasi pada hormon”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masi jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi. kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Medan, 19 Septembert 2022


BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Biologi merupakan ilmu pengetahuan alam yang berguna agar kita mengetahui
tentang diri kita dan bumi yang kita huni. Salah satu ilmu biologi tentang diri kita yang
harus kita ketahui yaitu sistem koordinasi atau sistem pengatur tubuh makhluk hidup.
Sistem koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua sistem organ agar
dapat bekerja secara serasi. Sistem koordinasi bekerja untuk menerima rangsangan,
mengolahnya dan kemudian meneruskannya untuk menanggapi rangsangan.

Di dalam tubuh manusia terdapat tiga perangkat pengatur kegiatan tubuh yaitu
sistem koordinasi yang terdiri dari saraf, endokrin (hormon), dan pengindraan. Sistem saraf
merupakan salah satu sistem koordinasi tubuh yang bekerja dengan cepat untuk menanggapi
adanya perubahan lingkungan yang merangsangnya. Pengaturan sistem dilakukan degan
benang-benang saraf yang akan melaporkannya ke otak. Selain sistem saraf, terdapat sistem
hormon yang mengendalikan sistem fisiologis tubuh seperti mengatur pertumbuhan dan
perkembangan, metabolisme, keseimbangan internal, reproduksi, serta tingkah laku.
Hormon bekerja jauh lebih lambat, tetapi teratur dan berurutan dalam jangaka waktu yang
lama. Pengangkutan hormon dilakukan melalui pembuluh darah. Sistem saraf berhubungan
erat dengan alat indera manusia yang merupakan reseptor rangsangan dari luar.

Sistem koordinsi pada mausia, hewan dan tumbuhan berbeda-beda. Pada makalah ini
akan dibahas mengenai sistem koordinasi pada hormon saja. Di sini akan membahas satu
persatu sistem koordinasi pada hormon manusia, hewan dan tumbuhan.

2. Rumusan Makalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apa saja hormon yang ada pada sistem koordinasi pada hormon manusia, hewan dan
tumbuhan

3. Tujuan

1. Mengetahui sistem saraf pada manusia, hewan dan tumbuhan

2. Mempelajari lebih dalam hormon-hormon yang ada pada makhluk hidup


BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem koordinasi

Sistem koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua sistem organ
agar dapat bekeraj secara serasi. Sistem kooordinasi bekerja untuk menerima rangsangan,
mengelolahnya dan kemudian meneruskannya untuk menanggapi rangsangan.

B. Klasifikasi dalam Sistem Koordinasi Klasifikasi


dalam sistem koordinasi yaitu :
1. Sistem Saraf

Sistem saraf disusun oleh satuan terkecil yang disebut sel saraf. Sistem saraf terdiri atas
otak,sumsum tulang belakang, dan saraf (neuron). Fungsi sistem saraf adalah sebagai
pengatur koordinasi alat-alat tubuh dan sebagai pusat kesadaran, kemauan, dan pikiran.

2. Sistem Indera

Alat indera adalah alat-alat tubuh yang berfungsi mengetahui keadaan luar. Alat indera
( panca indera) yaitu indera penglihat (mata), indera pendengar), indera pembau / pencium
(hidung), indera pengecap (lidah) dan indera peraba (kulit)

3. Sistem Hormon

Kata hormon berasal dari bahasa Yunani, yakni hormone yang artinya pembawa atau
pembangkit. Horon adalah senyawa-senyawa kimia yang disintesis pada suatu lokasi di
dalam organisme, kemudian diangkut ke tempat lain untuk selanjutnya bekerja melalui suatu
kerja spesifik pada konsentrasi yang sangat rendah, untuk mengatur pertumbuhan,
perkembangan dam metabolisme.

C. Sistem Koordinasi pada Hormon


1. Hormon Pada Tumbuhan

1.1 Pengertian Hormon

Hormon tumbuhan (fitohormon) merupakan senyawa organik (non-nutrisi) yang


disintesis pada bagian tertentu disuatu tumbuhan kemudian ditranslokasikan ke bagian lain
pada tumbuhan. Bagian tumbuhan yang ditranslokasikan tersebut akan memberikan respon
baik secara fisiologis, morfologis maupun biokimia. Namun, senyawa ini hanya aktif dalam
jumlah yang kecil (umumnya <1mM, teergantungpada spesies tanaman).
Zat pengatur tumbuhan (plant growth regulator) merupakan senyawa organik (non-
nutrisi) yang mampu mendorong maupun menghambat pertumbuhan dan perkembangan
tanaman secara kualitatif. Senyawa ini aktif dalam konsentrasi rendah (umumnya
<1mM, tergantung pada spesies tanaman).
Inhibitor merupakan senyawa organik yang dapat menhambat pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan dan tidak mampu mendorong pertumbuhan tanaman pada
konsentrasi berapapun (Taiz and Zenger,2006).
Para ahli menggunakan kata “fitohormon” untuk menyebut hormon yang ada pada
tumbuhan karena beberapa zat yang terdapat pada tumbuhan memiliki sifat yang sama
dengan beberapa zat yang terdapat pada hewan. Hormon pada tumbuhan dihasilkan dari
jaringan non-spesifik (biasanya berupa jaringan yang bersifat maristematik) ketika
mendapatkan rangsangan. Hal ini berbeda dengan hormon pada hewan, hormon pada hewan
diproduksi paada suatu jaringan khusus berupa kelenjar buntu atau endokrin.Translokasi
hormon pada tumbuhan melalui sitoplasma atau ruangan antar sel, dengan kata lain
peyebaran dari hormon tumbuhan tidak selalu melalui sistem pembuluh (meskipun ada
sistem transpor fitohormon melalui xylem dan floem).
Dalam kehidupan bermaasyarakat banyak yang menyamakan zat pengatur tumbuh
(ZPT) dengan istilah fihormon, nutrisi dan vitamin. Padahal keempat sebutan tersebut
berbeda.

1. Zat Pengatur Tumbuh (ZPT/ Plant Growth Regulator) merupakan senyawa organik non-
nutrisi pada tumbuhan yang aktif bekerja dalam merangsang, menghambat atau mengubah
pertumbuhan dan perkembangan dari suatu tumbuhan pada konsentrasi yang rendah.
Pertumbuhan serta perkembangan tersebut bisa secara kualitatif maupun secara kuantitatif.
ZPT bisa dihasilkan langsung dari tanaman (endogen )ataupun diberikan dari luar berupa
sintetik (oksigen)

2. Fitohormon adalah senyawa organik non-nutrisi yang diproduksi pada bagian tertentu
dari tanaman, ditranslokasikan ke bagian lain kemudian dapat memberikan respons
khusus baik itu respon fisiologis, biokimia maupun morfologis.

3. Nutrsi adalah unsur senyawa kimia yang diperlukan oleh tumbuhan untuk proses
metabolisme dan pertumbuhan.

4. Vitamin adalah senyawa organik yang diproduksi pada bagian tertentu oleh suatu
tumbuhan dan aktif bekerja pada bagian tersebut juga (tidak terjadi translokasi) dalam
jumlah yang kecil.

Berdasarkan pengertian dari beberapa istilah tersebut maka vitamin dan nutrisi
(misalnya gula) tidak termasuk dalam hormon tumbuhan (fitohormon).
1.2 Jenis-Jenis Hormon

Ahli botani telah menemukan 5 jenis hormon pada tumbuhan yaitu hormon auksin, hormon
sitokinin, hormon giberelin, asam absisat dan hormon etilen. Menurut Kukerja et al (2004),
auksin, sitokinin, giberelin, dan etilen merupakan aktivator pertumbuhan dan
perkembangan, sedangkan asam absisat merupakan inhibit pertumbuhan dan
perkembangan.

Berdasarkan fungsi hormon pada tumbuhan terbagi menjadi 2 jenis, yaitu :

a. Hormon yang berperan dalam pemicu pertumbuhan (misaknya:


auksin,sitokinin,giberelin, dan etilen)

b. Hormon yang berperan dalam menghambat pertumbuhan (misalnya : asam absisat).

Pengaruh hormon pada setiap tumbuhan berbeda- beda tergantung pada masing-
masing spesies tumbuhan, letak aksi hormon pada tumbuhan, konsentrasi dari hormondan
tahap perkembangan dari tumbuhannya. Dalam mempengaruhi pertumbuhan serta
perkembangan dari suatu tanaman, suatu hormon tidaklah dapat bekerja secara sendiri-
sendiri diperlukan proporsi antara konsentrasi dari beberapa hormon lainlah yang berperan
dalam mengontrol pertumbuhan serta perkembangan tumbuhan tersebut.

Setiap jenis dari fitohormon memberikan pengaruh yang khas dan berbeda-beda
namun respon yang diberikan tersebut sangatlah kompleks. Respon yang diberikan dari
setiap jenis fitohormon ini juga bergantung pada spesies tanaman, bagian tanaman, fase
perkembangan dari tanaman tersbut, interkasi dengan jenis fitohomon lainnya serta
pengaruh dari faktor lingkungan. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Sach (seorang ahli
fisiologi tumbuhan) yang menyatakan bahwa jika suatu jaringan diberikan zat kimia yang
sama maka respon yang diberikan akan berbeda-beda, tergantung pada jenis jaringannya.
Berikut adalah beberapa jenis hormon dan fungsinya:

Jenis Fitohor
mon Fungsi Utama Letaknya pada Tumbuhan

Auksin 1. Mempengaruhi pertumbuhan, Maristem apikal (bagian ujung


diferensiasi dan percabangan pada tunas) daun yang masih muda,
akar; dan embrio

2. Mempengaruhi
pemanjangan batang; yang terdapat dalam biji.

3. Mempengaruhi
perkembangan buah;

4. Dominansi apikal;

5. Berkaitan dengan
Phototropisme dan
Geotropisme.
Sitokinin 1. Mendorong sitokinesis Pada embrio
(pembelahan sel) , akar dan buah.
Sitokinin biasanya akan
2. Mendorong pertumbuhan
berpindah dari akar
tanama secara general
organ lainnya pada tanaman.

3. Mendesak benih untuk


melakukan perkecambahan

4. Mempengaruhi diferensiasi
serta
pertumbuhan dari akar

5. Menunda terjadinya penuaan


(senesen) pada tanaman
Gibereli n 1. Mempengaruhi diferensiasi Meristem apikal
dan pada tunas
pertumbuhan dari akar ujung dan akar ,
embrio dan daun muda.
2. Mendorong biji untuk
mengalami perkembangan

3. Perkembangan kucup

4. Pembuangan

5. Perkembangan buah

6. Mendorong
pembuangan

7. Perkembangan daun

Etilen 1. Memicu terjadinya pematangan Buah masak (matang) buku


buku pada batang
2. Antagonis dengan hormon auksin
dan daun senesen
3. Promotor dan (mengalami penuaan)
inhibitor dalam perkembangan
dan pertumbuhan dari organ-organ
tanaman (sepertiakar,batang, dayn dan
bunga)

Asam absisat 1. Merangsang sitomata untuk Daun,batang, akar dan


tertutup pada kondisi cekaman buah yang berwarna
kekurangan air hijau.

2. Menghambat pertumbuhan

3. Mempertahankan benih dalam


kondisi dormansi

2. Hormon pada manusia

Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductlesss) yang
menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk mempengaruhi
organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai “pembawa pesan” dan dibawa oleh aliran darah ke
berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya akan menerjemahkan “pesan” tersebut menjadi
suatu tindakan. Sistem endokrin tidak memasukkan kelenjar eksokrin seperti kelenjar ludah,
kelenjar keringat, dan kelenjar-kelenjar lain dalam saluran gastroinstestin.

Kelenjar endokrin merupakan kelenjar yang tidak mempunyai saluran, yang menyalurkan
sekresi hormonnya langdung ke dalam darah. Hormon tersebut memberikan efeknya ke organ
atau jaringan target.
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan
fungsi tubuh. Kedua sistem ini dapat mepertahankan homestasis tubuh, namun dapat
dibedakan dengan karakteristik tertentu.

Misal : Medulla adrenal dan kelenjar hipofisis posterior yang mempunyai


asal dari saraf ( neural ). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari
kedua kelenjar ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf. Bila sistem endokrin
umunya bekerja melalui hormon, maka sistem saraf bekerja melalui neurotransmiter
yang dihasilkan oleh ujung- ujung saraf.

1.1 Struktur

Terdapat dua tipe kelenjar yaitu eksoktrin dan endoktrin. Kelenjar eksoktrin melepaskan
sekresinya ke dalam duktus pada permukaan tubuh, seperti kulit, atau organ inteernal,
seperti lapisan traktus intestinal. Kelenjar endokrin termasuk hepar, pankreas (kelenjar
eksokrin dan endokrin), payudara dan kelenjar lakrimalis untuk air mata.
Sebaliknya ,kelenjar endokrin melepas sekresinya langsung ke dalam darah. Kelenjar
endorin termasuk : 1. Pulau Langerhans pada pankreas. 2. Gonad (ovarium dan tesis) 3.
Kelenjar adrenal, hipofisis, tiroid dan paratiroid, serta timus.

1.2 Hormon dan Fungsinya

Kata hormon berasal dari bahasa Yunani hormon yang artinya membuat gerakan atau
membangkitkan. Hormon mengatur berbagai proses yang mengatur kehidupan.

Adapun susunan kimia hormone adalah :

a. Amina : Hormon sederhana ini merupakan variasi susunan asam amino tirosin.
Kelompok ini meliputi tiroksin dari kelenjar tiroid, epinerfin dan norepinrfrin dari
medula adrenal.

b. Protein : Hormon ini merupakan rantai asam amino, Insulin dari pankreas, hormon
pertumbuhan dari kelenjar hipofisis anterior, kalsitonim dari kelenjar tiroid semuanya
merupakan protein. Rantai pendek asam amino disebut peptisida. Hormon antidiuretik
dan oksitosin yang disintesis oleh hipotalamus, merupakan hormon peptisida.

c. Steroid : Korestrol merupakan prekursor hormon steroid, yang meliputi kartisol dan
aldosteron dari korteks adrenal estrogen dan progresteron dari ovarium dan testeron dari
testis.

1.2 Pengaturan Sekresi Hormon:

Kadar Glukosa meningkat/hiperglikemia “ Merangsang sekresi insulin “Insulin


disekresikan dan beredar dalam darah. Keadaan ini membuat sel mampu mengeluarkan
glukosa dalam darah yang digunakan untuk produksi energi dan memampukan hati
menyimpan glukosa sebagai glikogen “ Glukosa darah menurun “ Membalikkan
rangsangan untuk menghentikan sekresi insulin.

Sistem endokrin terdiri dari beebrapa kelenjar diantaranya adalah : hipotalamus,


pancreas, gonad, adrenal, hipofise, tyroid, dan parathyroid.

1.3 Macam-macam kelenjar endokrin dan hormon yang dihasilakan serta fungsinya

a. Hipofisis

Kelenjar hipofisis terletak pada dasar otak besar dan menghasilkan bermacam-macam
hormon yang mengatur kegiatan kelenjar lainnya. Oleh karena itu,kelenjar hipofisis
disebut kelenjar pengendali (master of gland). Kelenjar hipofisis dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu bagian interior , bagian tengah, dan bagian posterior.

Hormon-hormon yang disekresikan oleh kelenjar Hipofisis bagian anterior adalah :


STH (Somatotrophic Hormone), ACTH (Adrenocorticotropic Hormone), TSH
(Tirotropin / Thyroid Stimulating hormone), FSH (Follicle Stimulating Hormone), LH
(Luteinizing Hormone), dan PRL (Prolaktin) atau LTH (Lactogenik Hormone).

Hormon yang dihasilkan kelenjar pituitari

Ada berbagai macam hormon yang diproduksi oleh kelenjar pituitari, antara lain:
Hormon pertumbuhan, berperan dalam mengatur pertumbuhan otot dan tulang. Hormon
perangsang tiroid, berperan dalam produksi hormon yang memengaruhi fungsi
metabolisme tubuh.

Kelenjar Hipofisis posterior menghasilkan 2 macam hormon, yaitu hormon oksitosin dan
hormon antidiuretik (ADH). Hormon oksitosin berperan dalam menstimulasi kontraksi
sel otot polos pada rahim wanita selama proses melahirkan.
b. Tiroid (Kelenjar gondok)

Tiroid merupakan kelenjar yang berbentuk cuping kembar dan di antara keduanya
terdapat daerah yang tersusun berlapis seperti susunan genting rumah. Kelenjar ini
terdapat dibawah jakun di depan trakea. Kelenjar tiroid menghasilkan hormon teroksin
yang memengaruhi metabolisme sel tubuh dan pengaturan suhu tubuh.

c. Paratiroid /kelenjar anak gondok

Paratiroid menempel pada kelenjar tiroid. Kelenjar ini menghasilkan parathormon yang
berfungsi mengatur kandungan fosfor dan kalsium dalam darah. Kekurangan hormon ini
dapat menyebabkan tetani dengan gejala: kadar kapur dalam darah menurun, kejang
ditangan dan kaki, jari- jari tangan membengkok ke arah pangkal, gelisah, sukar tidur, dan
kesemutan.

d. Kelenjar adrenal/suprarenal/anak ginjal

Kelenjar ini berbentuk bola, menempel pada bagian atas ginjal. Pada setiap ginjal
terdapat satu kelenjar suprarenal yang dibagi menjadi dua bagian , yaitu bagian luar
(korteks)dan bagian tengah (medula). Kelenjar bagian korteks menghasilkan hormon
kortison yang terdiri atas mineralokortikoid yang membantu metabolisme garam natrium
dan kalium serta menjaga keseimbangan hormon seks;dan glukokortikoid yang
berfungsi membantu metabolime karbohidrat.

e. Pankreas

Ada beberapa kelompok sel pada pankreas yang dikenal sebagai pulau Langerhans.
Bagian ini berfungdi sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon insulin.
Hormon ini berfungsi mengatur konsentrasi glukosa dalam darah. Kelebihan glukosa
akan dibawa ke sel hati dan selanjutnya akan dirombak menjadi glikogen untuk
disimpan. Kekurangan hormon ii akan menyebabkan penyakit diabetes yang ditandai
dengan menungkatnya kadar glukosa dalam darah. Kelebihan glukosa tersebut akan
dikeluarkan bersama urine. Tanda-tanda diabetes melitus yaitu sering mengeluarkan
urine dalam jumlah banyak, sering merasa haus dan lapar, serta badan terasa lemas.

f. Hormon yang dihasilkan kelenjar gonad


Pada manusia, gonad atau kelenjar seks berbeda antara laki-laki dan perempuan. Pada
lai-laki disebut testis, sedangkan pada perempuandisebut ovarium. Testis dan ovarium
mensekresikan seks yang berperan dalam produksi sel-sel kelamin:

* Ovarium

Ovarium merupakan organ reproduksi wanita. Selain menghasilkan sel telur, ovarium
juga menghasilkan hormon steroid dan peptida seperti estrogen dan progesteron.

* Esterogen

Hormon ini dihasilkan oleh folikel de graaf. Pembentukan estrogen dirangsang oleh FSH.
Fungsi esterogen adalah menimbulkan dan mempertahankan tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita. Tanda tanda kelamin sekunder adalah ciri-ciri yang dapat
membedakan wanita dengan pria tanpa melihat jenis kelaminnya. Contoh, perkembangan
pinggul, payudara, dan kulit menjaadi bertambah halus.

* Progesteron

Hormon ini dihasilkan oleh korpus leteum. Pembentukannya diransang oleh LH.
Progesteron berfungsi menyiapkan dinding uterus agar dapat menerima telur yng sudah
dibuahi.

* Testis

Testis organ reproduksi pada pria. Selain menghasilkan sperma, testis berfungsi sebagai
kelenjar endokrin yang mengahasilkan hormon androgen, yaitu testoteron. Testoteron
berfungsi menimbulkan dan memelihara kelangsungan tanda-tanda kelamin sekunder.
Misalnya suara yang membesar,mempunyai kumis, dan jakun.
`Berikut macam macam kelenjar endokrin dan hormon yang dihasilkan :

* Kelenjar hipofisis terdiri dari: Hipofisis interior menghasilkan hormon


adrenokortikotropik, hormon teroid, hormon somatotrof, hormon gonadotropin (FSH dan
LH). Hipofisis intermediat hanya terdapat pada bayi. Hipofisis posterior menghasilkan
hormon antidiuretik (ADH) dan oksitosin.

* Kelenjar tiroid (kelenjar gondok) menghasilkan ormon tiroksin,triodotironim,


dan kalsitonim.

* Kelenjar paratiroid (kelenjar anak gondok) menghasilkan hormon parathormon.


* Kelenjar epifisis,belum diketahui hormon yang d ihasilkan

* Kelenjar timus, berfungsi menimbun hormon somatotrof.

* Kelenjar adrenal bagian korteks, menghasilkan mineralokortikoid, glukokortikoid,


dan androgen kelenjar adrenal bagian medulla, menghasilkan hormon adrenalin dan
noradrenaline

* Kelenjar testis menghasilkan hormon testosteron. Kelenjar ovarium


menghasilkan hormon estrogen dan progesterone

* Kelenjar pankras, menghasilkan hormon insulin dan glucagon.

SYSTEM HORMON PADA HEWAN

Berdasarkan letaknya:
Invertebrata : - kelenjar interserebal
Vertebrata : - kelenjar tiroid

- kelenjar paratiroid
- kelenjar adrenal
- pankreas
- pituari
- hormone Pelepas hiptalamik neurosekresi
- kelenjar pineal

A. Invertebrata
Hormon pada hewan ini terbukti mengatur penyebaran kromatofor, pergantian
kulit, pertumbuhan, reproduksi secara seksual dan perkembangan. Sistem organ invertebrata
umumnya masih sederhana, termasuk sistem pernapasan. Sebagian hewan invertebrata
melakukan respirasi secara difusi melalui seluruh permukaan tubuhnya. Hormon pada
hewan invertebrata :

 Kelenjar interserebal
Kelenjar interserebal mensekresi beberapa hormone yang mengatur berbagai
aktivitas tubuh yaitu :
- Hormon Protorasikottropik
Merupakan hormon serangga yang pertama sekali ditemui. diringkas sebagai "hormon
otak". Hormon ini di lepas dari korpus kardiaka dan menyebabkan proses pergantian kulit
dengan merangsang kelenjar protorasik.
- Edikson
Hormon ekdison atau disebut juga hormon ekdisteroid merupakan hormon yang
berperan dalam proses metamorphosis atau perubahan dari satu tahapan metamorphosis ke
tahapan lainnya. Hormon ekdisis juga berperan dalam proses ekdisis, yaitu pergantian kulit
atau rangka luar pelindung tubuh.

- Juvenile Hormone
juvenile hormone berperan dalam pengontrolan metamorfosis, dengan cara
memblok ekspresi dari karakter dewasa seperti sayap, organ reproduksi, dan organ
genital luar, sehingga menyebabkan insekta tetap dalam keadaan “larva atau nimpa”.
Pada insekta dewasa secara seksual, hormon ini berperan sebagai penstimulasi aspek
reproduksi seperti menstimulasi produksi kuning telur dari telur insekta betina, dan
kelenjar aksesoris untuk memproduksi protein yang dibutuhkan untuk cairan seminal
insekta jantan.

B. Hormon pada Vertebrata


Pada vetebrata terdapat beberapa kelenjar yaitu :
- Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid mengelilingi trakea di sebelah ventral dari larink. Setiap lobus dari
kelenjar tiroid dipisahkan oleh sekat-sekat menjadi lobuli tiroid yang terdiri atas badan-
badan bulat yang disebut folikel tiroid. Dalam keadaan dimana hormon hasil produksi tidak
dipakai, maka hormon ini disimpan dalam bentuk koloid yang tak aktif disebut tiroglobulin.
Kelenjar tiroid juga menghasilkan enzim proteolitik yang disebut katepsin untuk mengubah
tiroglobulin yang tidak aktif menjadi hormon tiroksin yang aktif.

- Kelenjar Paratiroid
Dalam kelenjar tiroid vetebrata terdapat suatu jaringan kecil yang disebutkan
kelenjar paratiroid. Kelenjar paratiroid adalah empat kelenjar - kelenjar seukuran kacang
polong yang letaknya bilateral yaitu melekat dibagian atas dan bawah kelenjar tiroid.
Kelenjar ini terletak disetiap sisi dari kelenjar tiroid yang terdapat didalam leher dan
kelenjar ini berjumlah 4 buah yang bersusun berpasangan. Hormon yang dihasilkan kelenjar
ini yaitu hormone paratiroid (HPT). Peran hormone paratiroid untuk mengatur kadar
kalsium dan fosfor dalam darah dan cairan tubuh, jika kelenjar paratiroid dibuang dapat
menimbulkan kematian.

- Kelenjar adrenal
Terdapat sepasang melekat di sebelah anterior dari ginjal. Bagiannya dapat dibedakan
menjadi korteks, medula dan seludang. Korteks terdiri atas tiga bagian yaitu :

1. Zona glomerulosa, menghasilkan hormon mineralokortikoid, fungsinya untuk


mengatur keseimbangan kadar natrium, dalam tubuh, hormonnya yang penting ialah
aldosterone.

2. Zona Fasikulata, menghasilkan hormon glikokortikoid, fungsinya dalam


metabolisme karbohidrat dan protein, hormon yang penting adalah hidrokortison

3. Zona retikulata, menghasilkan hormon-hormon seks, yaitu hormon-hormon derivat


steroid, seperti estradiol dan sebagainya.

- Pankreas
Fungsi endokrin pankreas terdapat pada pulau-pulau Langerhans yang tersebar di
seluruh organ. Pada Pulau-pulau Langerhans ini dapat dijumpai tiga macam sel yaitu :

a. Sel alfa, sel ini menghasilkan Glukagon juga dihasilkan oleh sel-sel alfa
ekstrapankreas (di luar pankreas), seperti pada lambung dan saluran pencernaan.

b. Sel beta, menghasilkan hormon insulin yang berperan untuk mengubah


glukosa darah menjadi glikogen dalam hati.

c. Sel delta, menghasilkan hormon somatotropin atau Growth Hormone


Releasing Inhibiting Factor (GH-RIF) seperti dihasilkan oleh hipotalamus. Fungsinya untuk
menghambat produksi hormon insulin maupun glukagon.

- Pituitari
Kelenjar pituitary adalah organ kecil yang beraada di bawah otak. Kelenjar yang
berukuran sebesar kacang polong ini terletak di bagian dasar otak, tepatnya di belakang
batang hidung dan sangat dekat dengan hipotalamus. Pituitary memiliki bagian lobus
posterior dan anterior yang berbeeda, yang sebenarnya dua kelenjar, pituitari posterior dan
pituitary anterior. Dibawah control hipotalamus pituitary anterior dan pituitary posterior
menghasilkan serangkaian hormone yang berperan sentral terhadap persinyalan endokrin di
seluruh tubuh.

- Hormon Pelepas hiptalamik neurosekresi


Hipotalamus merupakan control penting dari fungsi pituitari. Akson dari pusat

-pusat tertentu dalam hipotalamus berakhir dalam penonjolan tengah didasar vertikel ketiga.

- Kelenjar pineal
Kelenjar pineal juga dikata badan pineal, epiphysis cerebri, epiphysis, conarium atau
mata ketiga, adalah sebuah kelenjar endokrin pada otak vetebrata. Dia memproduksi
serotonin turunan dari melatonin, sebuah hormon yang mempengaruhi modulasi pola
bangun/ tidur dan fungsi musiman. Bentuknya mirip dengan sebuah pohon cemara mungil
dan dia terletak tidak jauh dengan pusat otak, di selang dua belahan, terselip di sebuah alur
di mana dua badan thalamus bulat bergabung.

Anda mungkin juga menyukai