DASAR DASAR
FISIOLOGI PADA HEWAN
Di Susun Oleh :
KELOMPOK 6
Pradana Rega Kencana
Dwi Angga Apriyanto
Vivi Aprilia Kenedy
Annisa Primadya Gita P
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap hewan dan mahluk hidup harus menyelenggarakan
fungsi kehidupan, antara lain makan, bernapas, bergerak, dan
berkembang biak. Untuk itu, mereka membutuhkan lingkungan
tertentu.
Setiap hewan meiliki lingkungan yang memberikan tantangan
berbeda terhadap hewan.
Setiap faktor lingkungan merupakan rangsang bagi hewan
yang akan ditanggapi dengan cara tertentu atau khusus. Setiap
fungsi hidup harus diatur dan dikendalikan dengan cara tertentu agar
hewan dapat tetap hidup.
Mekanisme kerja fungsi kehidupan dan segala sesuatu yang
dilakukan hewan merupakan inti kajian dalam fisiologi hewan.
Dengan demikian, fisiologi hewan merupakan ilmu yang
mempelajari fungsi normal tubuh dengan berbagai gejala yang ada
pada sisitem hidup, serta pengaturan atas segala fungsi dalam sistem
tersebut.
Setiap individu hewan akan memilih tempat hidup yang sesuai
dengan kondisi fisiologisnya. Kondisi lingkungan luar tubuh hewan
sering kali mengalami perubahan, dan hal ini dapat menyebabkan
perubahan pada lingkungan dalam tubuhnya. Selain itu, perubahan
aktivitas hewan tersebut juga dapat menyebabkan perubahan pada
lingkungan dalam tubuhnya. Apabila kondisi lingkungan di dalam
tubuhnya berubah, hewan harus berupaya agar perubahan tersebut
tidak berlanjut, dengan cara mempertahankan diri atau beradaptasi
sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
B. Rumusan Masalah
Rumusan Masalah dalam makalah ini yaitu :
1. Sistem Hormon Hewan
2. Sistem Reproduksi Hewan
3. Sistem Saraf Hewan
4. Sistem Indera Pada Hewan
5. Sistem Eksresi Pada Hewan
C. Tujuan Pembahasan
Tujuan pembahasan dari makalah ini
yaitu :
Untuk mendiskripsikan dasar-dasar fisiologi pada hewan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Fisiologi Hewan
Pada dasarnya setiap mahluk hidup harus menyelenggarakan fungsi
kehidupannya baik mencari makan, bernafas, memperbanyak
keturunan, dan bergerak seperti halnya hewan agar mereka tetap hidup.
Mekanisme kerja fungsi kehidupan dan segala sesuatu yang dilakukan
hewan adalah inti dari fisiologi hewan.
Fisiologi hewan itu sendiri adalah ilmu yang mempelajari fungsi dan
fenomena yang terjadi pada kondisi tubuh normal hewan dan fisiologi
hewan juga mempelajari bagaimana proses hewan dapat hidup dan
beraktivitas (BIOPROSES).
Dalam cakupannya, Fisiologi hewan akan mempelajari tentang
bagaimanna proses kehidupan hewan berlangsung.
Berikut ini adalah aspek yang akan dibahas :
1) Hormon
2) Reproduksi
3) Syaraf
4) Sistem Indra
5) Ekskresi
1) Hormon
Klasifikasi Hormon
Crustacea
Terdapat kelenjar sinus pada insekta ada
korpus kardiakum.kedua kelenjar tersebut sama
dengan neurohipofisis (hipofisis bagaian belakang)
pada vertebrata. Jadi pada dasarnya hewan rendah
maupun vertebrata terdapat suatu hubungan antara
sistem syaraf dengan kelenjar endokrin. Hipotisis
pada vertebrata disebut kelenjar neuroendokrin
Coelenterata
Pada Coelenterata selurah sistem syaraf
bekerja sebagai sistem neurosekresi. Misalnya pada
ubur-ubur syaraf cincin sirkum oral dengan serabut
radialnya mempunyai sel-sel neurosekresi.
Neurohormon belum diketahui strukturnya tapi
mempunyai fungsi penting misalnya untuk proses
melepaskan gamet.
Platyhelminthes Pada cacing pipih sel-sel
neurosekresi terdapat pada ganglion otak.
Fungsinya belum diketahui tapi diduga belum
mempunyai peranan dalam proses regenerasi.
Annelida
Sel-sel neurosekresi pada annelida terdapat
pada ganglion supraoesofagus, ganglion
suboesufagus dan ganglion ventral. Neuro hormon
pada cacing tanah banyak diselidiki peran
neurohormon pada annelida ialah dalam fungsi:
Mollusca
Sel neurosekresi terdapat pada gangloin otak
molluska. Pada molluska terdapat pula kelenjar
endokrin seperti pada vertebrata. Kelenjar tersebut
misalnya kelenjar optik pada Octopus. Pada sejenis
siput jika tentakel dibuang hasilnya
pembentukan telur pada ovotestis dipercepat. Jika
ekstrak tentakel disuntikkan merangsang produksi
sperma. Ekstrak ganglion otak merangsang
produksi telur. Dari contoh diatas menunjukkan
bahwa baik otak maupun tentakel berisi sel-sel
neurosekresi yang menghasilkan hormon
(neurohormon). Neurohormon dari tentakel
merangsang produksi sperma sedang dari otak
merangsang perkembangan telur. Pada octopus
proses kedewasaan juga diatur oleh sel-sel
neurosekresi yang mempengaruhi pertumbuhan
ovarium dan testes. Jadi hubungan ganglion otak-
kelenjar optik- gonade pada octopus sama seperti
hubungan hipotalamus-hipofisisgonade pada
vertebrata.
Crustacea (udang-udangan)
Mekanisme neurosekresi pada udang-udangan
sangat kompleks dan sangat erat hubungannya dengan
sistem saraf dan ganglionnya. Diantaranya hormon
yang penting adalah:
Beberapa Neurohormon Tangkai Mata
Terdapat beberapa neurohormon yang berasal dari
ganglia optik yang letaknya pada tangkai mata:
Hormon Hiperglikemik
Hormon Inhibitor Ovarium
Hormon Inhibitor Pengelupasan (Moulting)
Organ Y
Kelenjar Androgen Pada Jantan
Ovarium Insecta
Hampir semua hormon dihasilkan sel
neurosekresi dari ganglion otak dan ganglia lainnya
yang dapat ditemukan pada protoserebrum,
tritoserebrum, ganglion suboesofagus dan ganglia
ventral.
Hewan ini diketahui juga menghasilkan sejumlah hormon
yaitu:
Juvenil hormone(JH), merangsang
perubahan serangga dari bentuk
ulat ke larva. Hormon ini tidak
dihasilkan ketika serangga
mencapai bentuk dewasanya.
Ecdysone, merangsang
perubahan atau pergantian kulit
serangga. Hormon ini bekerja
antagonis dengan JH.
Octopamine, menaikkan
kadar penggunaan glukosa
oleh otot. Adipokinetic
Hormone, mempercepat
perubahan lemak menjadi
energi.
Bovine
Somatotropin(BST),meningkatkan
produksi susu pada ternak.
Terdapat 3 kelompok sel neuroendokrin yang
utama, sebagai berikut:
a) Hipofisis anterior:
Hormon Somatotropin (untuk pembelahan
sel,pertumbuhan)
Hormon tirotropin (sintesis hormon tiroksin dan
pengambilan unsur yodium)
Hormon Adrenokortikotropin (merangsang kelenjar
korteks membentuk hormon)
Hormon Laktogenik(sekresi ASI)
Hormon Gonadotropin( FSH pada wanita pemasakan
folikel, pada pria pembentukan spermatogonium; LH
pada wanita pembentukan korpus luteum,pada pria
merangsang sel interstitial membentuk hormon
testosteron).
c) Hipofisis posterior
Hormon oksitosin(merangsang kontraksi kelahiran)
Hormon Vasopresin( merangsang reabsorpsi air
ginjal).
KELENJAR PINEAL
Sel Glia
Sel glia (berasal dari bahasa Yunani yang
artiannya "lem") adalah sel non-neuron yang
menyediakan dukungan dan nutrisi,
mempertahankan homeostasis, membentuk
mielin, dan berpartisipasi dalam transmisi sinyal
dalam sistem saraf.Dalam otak, diperkirakan
bahwa jumlah total glia kasarnya hampir setara
dengan jumlah neuron, walaupun
perbandingannya bervariasi dalam kawasan otak
yang tidak sama. Di selang fungsi paling penting
dari sel glia adalah untuk mendukung neuron dan
menahan mereka di tempatnya; untuk
menyediakan nutrisi ke neuron; untuk insulasi
neuron secara elektrik; untuk menghancurkan
patogen dan menghilangkan neuron mati; dan
untuk menyediakan segala sesuatu yang
diajarkan pengarahan akson dari neuron ke
tujuannya.Sebuah jenis sel glia penting
(oligodendrosit dalam susunan saraf pusat, dan
sel schwann dalam sistem saraf tepi)
menggenerasikan lapisan sebuah substansi lemak
yang dinamakan mielin yang membungkus
akson dan menyediakan insulasi elektrik yang
mengijinkan mereka untuk mentransmisikan
potensial gerakan bertambah cepat dan
bertambah efisien.(Silmi Nurul Utami, 2022)
Aves (Burung)
Aves memiliki sistem saraf tepi dan
saraf pusat yang terdiri dari otak dan
sumsum tulang belakang. Sistem saraf tepi
terdiri dari serabut-serabut saraf yang berasal
dari otak dan berasal dari sela-sela ruas
tulang belakang.
Otak burung (aves) terdiri dari otak
depan, otak tengak otak belakang, dan
sumsum lanjutan.
Otak besar aves merupakan bagian
utama dan otak depan terbagi menjadi 2
yaitu belahan kanan dan belahan kiri dengan
permukaan tidak berlipat-lipat sehingga
tidak menampung banyak sel saraf.
Otak tengah aves merupakan pusat
saraf penglihat yang berkembang baik
dengan gelembung yang membuat indra
penglihatan aves berkembang dengan baik.
Pada bagian permukaan otak kecil
aves terdapat lipatan-lipatan untuk
menampung sel-sel saraf lebih banyak.
Semakin banyak sel saraf pada otak kecil
maka menunjukkan bahwa pusat
keseimbangan burung saat terbang
berkembang dengan baik.
Ikan
Ikan memiliki sistem saraf tepi dan saraf
pusat yang terdiri dari otak dan sumsum
lanjutan. Sistem saraf tepi terdiri dari serabut
saraf otak dari sumsum tulang belakang.
Otak ikan terdiri dari otak depan, otak
tengah, otak kecil dan sumsum lanjutan. Otak
depan berhubungan dengan saraf penciuman dan
hidung. Otak tengah berhubungan berhubungan
dengan saraf penglihatan. Namun, kedua bagian
otak tersebut kurang berkembang dengan baik
sehingga membuat indra penglihatan dan indra
penciuman ikan tidak berkembang dengan baik.
Sedangkan bagian otak kecil berkembang
dengan baik dan berfungsi sebagai pusat
keseimbangan dan pusat pengaturan gerak otot
pada saat ikan berenang. Dengan adanya pusat
keseimbangan tersebut membuat ikan mampu
bergerak cepat dalam air.
Reptilia
Reptilia memiliki sistem saraf tepi dan
saraf pusat. Pada bagian otak besar yaitu lobus
olfaktorius adalah pusat pencium yang
berkembang baik sehingga membuat indra
penciuman menjadi lebih tajam.
Namun perkembangan otak tengah pada
hewan reptil terdesak oleh otak besar sehingga
membuat otak tengah menjadi kurang
berkembang sehingga menyebabkan indra
penglihatan hewan reptil menjadi kurang tajam
atau buram.
Serangga
Belalang merupakan salah satu contoh
serangga yang memiliki sistem saraf tangga tali dan
mirip dengan sistem saraf pada cacing tanah.
Belalang memiliki sistem saraf yang terdiri dari
ganglion kepala, ganglion bawah kerongkongan, dan
ganglion ruas badan.
Ganglion kepala terdiri dari dua buah
ganglion terbesar yang ada dibagian kepala atas.
Dalam ganglion kepala terdapat saraf penglihatan
mata, saraf peraba dan antena.
Sedangkan bagian ganglion bawah
kerongkongan berhubungan dengan ganglion kepala
melalui dua buah serabut saraf yang ada di sebelah
kanan dan sebelah kiri kerongkongan. Ganglion
bawah kerongkongan dihubungkan melalui ganglion
ruas badan oleh dua buah serabut saraf.
Antara ganglion ruas badan satu dengan ruas
badan lainnya dihubungkan oleh dua buah serabut
saraf. Setiap ganglion ruas badan membentuk
cabang-cabang serabut yang bercabang lagi ke
bagian tubuh yang saling berdekatan.
4) Indera
Kesimpulan :
Kesimpulan :
Gambar 4.4 mata pada ikan Gambar 4.5 mata pada ikan
Gambar 4.6 mata indera pada ikan
5) Eksresi
Dalam kelompok alat indera, maka dapat kita bagi kedalam tiga grup
kelompok
Kemoreseptor
Alat indera yang merespon terhadap
rangsangan zat kimia yaitu indera pembau
(hidung) dan indera pengecap(lidah). Perasaan
bau ini dimediasi oleh sel sensor tespesialisasi
pada rongga hidung vertebrata, dan dengan
analogi, sel sensor pada antena invertebrata.
Mekanoreseptor
Photoreseptor/ Fotoreseptor
A. Kesimpulan
B. Saran
Handayani, Handayani.2021."Fisiologi
Hewan",https://repository.penerbitwidina.com/publicati
ons/333641/fisiologi-hewan, diakses pada 09 september
2022 pukul 17.45