Anda di halaman 1dari 38

BIOLOGI DASAR

KLASIFIKASI 5 KINGDOM MENURUT WHITTAKER

DISUSUN OLEH :

Allifah Umami K.
Anissa Primadya
G. Bagus Rahayu
F.
Dwi Angga Apriyanto
Fadiyah Nurriza
Hanin Syabaniyah A.
Intana Diva R.
Marlya Sapputri R.
Ridwan Arifin
Rita Oktaviyani H.
Vivi Aprilia K.

Dosen Pengampu :
Siti Nur Fauziah, S. ST., M. K. M.

POLTEKKES GENESIS MEDICARE


Jl. Gas Alam No.20, Curug, Kec. Cimanggis, Kota Depok, Jawa Barat 16454.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat, taufik,
hidayah dan inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusun makalah yang berjudul
“Klasifikasi 5 Kingdom Whittaker” dengan hadirnya makalah ini dapat memberikan informasi
bagi para pembaca tentang tatacara penyusunan makalah yang baik dan benar.
Maksud penulis membuat makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata Kuliah Bahasa
Indonesia yang diamanatkan oleh Ibu Siti Nur Fauziah, S.S.T.,M.K.M. Penulis menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini banyak sekali kekurangannya baik dalam cara penulisan maupun
dalam isi oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan dan saran
yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini. Mudah-mudahan makalah ini
dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis yang membuat dan umunya bagi yang membaca
makalah ini. Amin.

ii
DAFTAR ISI

BAB I..........................................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah...........................................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................................2
2.1 Kingdom............................................................................................................................................2
2.2 Kingdom Monera...............................................................................................................................2
2.2.1 Pengelompokan Monera.............................................................................................................3
2.2.2 Struktur Bakteri..........................................................................................................................5
2.2.3 Reproduksi..................................................................................................................................6
2.2.4 Bentuk Bakteri............................................................................................................................7
2.3 Kingdom Protista...............................................................................................................................8
2.3.1 Reproduksi................................................................................................................................10
2.3.2 Klasifikasi Protista dan Contohnya...........................................................................................10
2.4 Kingdom Fungi................................................................................................................................14
2.4.1 Struktur Tubuh Jamur...............................................................................................................14
2.4.2 Reproduksi Jamur.....................................................................................................................16
2.4.3 Klasifikasi Jamur......................................................................................................................17
2.5 Kingdom Plantae.............................................................................................................................18
2.5.1 Ciri-ciri umum..........................................................................................................................18
2.5.2 Klasifikasi Tumbuhan...............................................................................................................18
2.6 Kingdom Animalia..........................................................................................................................26
2.6.1 Klasifikasi Kingdom Animalia.................................................................................................26
2.6.2 Sistem Organ Kingdom Animalia.............................................................................................32
BAB III.....................................................................................................................................................34
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................35

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tujuan pembelajaraan biologi diantaranya adalah agar mahasiswa mampu membentuk sikap
positif dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Allah
SWT yang ditunjukan dengan kekuasaanya melalui ciptaan-Nya yang kecil, dan
mengembangkan keterampilan dasar biologi yang berupa kemampuan berpikir kritis analisis,
penguasaan biologi, serta meningkatkan kesadaran akan kelestarian lingkungan. Sebagai bagian
dari ilmu pengetahuan alam (IPA), pembelajaran biologi diarahkan agar mencari tahu dengan
melakukan pengamatan atau penelitian secara langsung terhadap objek yang akan dipelajari
sehingga diperoleh pemahaman yang lebih tentang dirinya dan lingkungan sekitar
(Depdiknas,2003).

Mempelajari ilmu biologi sangatlah menantang sehingga materi biologi dapat dipandang
sebagai suatu yang sederhana, namun dapat juga dipandang sebagai sesuatu yang sangat rumit
dan kompleks (Hasruddin, 2009). Hal ini dikarenakan banyaknya objek kajian biologi serta
banyaknya fakta yang menarik yang dapat disatukan dalam kerangka ilmu pengetahuan secara
umum. Adapun objek kajian pada materi biologi prodi D4 Teknologi Laboratorium Medis yaitu
memiliki klasifikasi kingdom tersendiri. Klasifikasi kingdom menurut Robert H. Whittaker ada
lima kingdom yaitu: Monera, Protista, Fungi (jamur), Plantae, Animalia (Purnomo, 2005).

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka perumusan masalah ini sebagai berikut :
a. Pengertian kingdom.
b. Menjelaskan Klasifikasi kingdom menurut Robert H. Whittaker.

1.3 Tujuan Penulisan


Supaya mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang organisme yang
diklasifikasikan oleh Robert H. Whittaker dan sebagai media pembelajaran.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kingdom
Kingdom adalah tingkatan yang merupakan „pecahan‟ dari domain. Kingdom merupakan
peringkat taksonomi teratas nomor dua dan terdiri atas 5 klasifikasi menurut Robert H.
Whittaker, yaitu Monera, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia. Robert H. Whittaker adalah
seorang ahli biologi dari Amerika Serikat yang mencetuskan sistem klasifikasi lima kingdom
pada tahun 1969.

2.2 Kingdom Monera


Istilah monera berasal dari bahasa Yunani, kata moneres berarti tunggal. Monera
merupakan organisme yang memiliki struktur tubuh sangat sederhana, terdiri atas sel tunggal
yang bersifat prokariotik artinya memiliki inti sel tetapi tidak memiliki membran (selaput) inti
sel. Monera merupakan suatu kerajaan yang disebut dengan Kingdom Monera. Cara reproduksi
monera dapat berlangsung secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dilakukan dengan
cara pembelahan biner (binery fision), fragmentasi atau spora. Reproduksi secara seksual adalah
dengan cara konjugasi, transduksi maupun transformasi. Kingdom Monera beranggotakan
mikroorganisme prokariotik yang terdiri atas bakteri dan ganggang hijau biru (Cyano bacteria
atau Cyanophyta). Bakteri merupakan mikroorganisme prokariotik, istilah bakteri berasal dari
bahasa Yunani dari kata bakterion yang berarti tongkat atau batang, bersel satu dan umumnya
tidak berklorofil. Bakteri dikelompokkan dalam Archaebakteria dan dapat ditemukan pada
tempat-tempat yang ekstrim seperti dasar laut, danau berkadar garam tinggi atau sumber air
panas. Contohnya bakteri Methanogen. Bakteri memiliki kemampuan reproduksi yang cepat, hal
ini dapat dimanfaatkan oleh industri untuk memanfaatkan jasa mikroorganisme contohnya
fermentasi, pembuatan biogas dan pemanfaatan bakteri dalam pembuatan nata de coco.

Monera memiliki ciri – ciri seperti :


Mikroskopis, uniselular, prokariotik dan umumnya juga merupakan patogen.

2
2.2.1 Pengelompokan Monera
Dalam pengelompokannya monera dibagi menjadi 2 yaitu eubacteria dan archaebacteria.
a. Eubacteria
Eubacteria terbagi menjadi beberapa filum:
1. Proteobacteria
Merupakan filum bakteri dengan anggota yang beragam jenisnya, namun berasal dari
nenek moyang yang sama. Kelas-kelas Proteobacteria:
• Alphaproteobacteria Contoh: Methylobacterium, Rhizobium, Acetobacter,
Rhodospirillum.
• Betaproteobacteria Contoh: Nitrosomonas, Neisseria.
• Gammaproteobacteria (parasit) Contoh: Salmonella thypii, Vibrio, E. coli, Legionella,
Thiomargarita namibiensis, Enterobacteriaceae.
• Deltaproteobacteria Contoh: Myxobacteria, Chondromyces crocatus (pemakan bakteri
lain), Desulfovibrio.
• Epsilonproteobacteria Contoh: Helicobacter, Campylobacter.
• Zetaproteobacteria (kemoautotrof) Contoh: Mariprofundus ferrooxidans, Galionella sp.

2. Chlamydiae
Merupakan filum bakteri dengan ukuran terkecil (0,2 – 1,5 µm) dan hidup sebagai parasit.
Chlamydiae mengalami bentuk sebagai badan dasar (di luar tubuh inang) dan badan inisial (di
dalam tubuh inang). Contoh: Chlamydia psittaci, Chlamydia trachomatis.

3. Spirochetes
Merupakan filum bakteri berbentuk spiral dan kemoheterotrof anaerob. Spirochetes memiliki
filamen aksial yang berfungsi untuk membuat gerakan berputar. Contoh: Treponema pallidum
(sifilis), Leptospira interrogans (leptospirosis).

4. Cyanobacteria (ganggang biru-hijau)


Merupakan filum bakteri fotoautotrof yang sebelumnya digolongkan sebagai protista mirip
tumbuhan (alga). Cyanobacteria adalah fitoplankton air yang bergerak secara gliding. Sel
Cyanobacteria memiliki struktur seperti sel tumbuhan, namun prokariotik. Sel-sel tersebut

3
bergabung membentuk struktur filamen yang disebut hormogonium atau
trikoma. Macam-macam bentuk Cyanobacteria:

b. Archabacteria
Archaebacteria terbagi menjadi tiga filum:
1. Methanogen
Methanogen adalah bakteri yang menghasilkan metana dari gas hidrogen dan karbondioksida
atau asam asetat, bersifat anaerob. Habitat Methanogen ada di rawa, dan berperan sebagai
dekomposer. Contoh:
• Methanobacterium
• Methanopyrus kandleri
• Methanobrevibacter smithii.
2. Halofil
Halofil adalah bakteri yang hidup di daerah yang berkadar garam tinggi. Cairan sitoplasma
pada bakteri ini sama dengan keadaan lingkungannya. Habitat optimal halofil adalah pada
lingkungan dengan kadar garam 2 M atau 10 kali lebih tinggi dari air laut. Contoh:
Halobacterium, Haloferax, Halococcus, Haloterrigena, Haloarcula.
3. Termoasidofil (termofil dan asidofil)
Termoasidofil adalah bakteri yang hidup di lingkungan panas dan asam ekstrim. Habitat
optimal termoasidofil adalah pada lingkungan bersuhu 50-80°C, pH.
Berikut adalah perbedaan antara Eubacteria dan Archaebacteria :

4
2.2.2 Struktur Bakteri
Dinding sel bakteri tersusun atas peptidoglikan yang terbentuk dari protein dan
karbohidrat yang berfungsi sebagai pelindung dan pembentuk tubuh. Dinding sel terdiri dari dua
jenis yang mengelompokkan Eubacteria menjadi dua:
1. Bakteri gram-positif (ungu/biru) dinding sel mengandung peptidoglikan tebal saja.
Susunan dinding sel: Bakteri gram-positif dapat dilengkapi kapsul yang terdiri dari
polisakarida dan air. Contoh bakteri gram-positif adalah Clostridium sp dan
Staphylococcus sp.

Gambar dinding sel bakteri gram positif

Bakteri gram-negatif (merah), dinding sel mengandung peptidoglikan dan lapisan


lipopolisakarida (LPS). Susunan dinding sel: Bakteri gram-negatif memiliki kapsul yang
merupakan lapisan LPS. Kapsul bakteri gramnegatif bersifat patogen karena mengandung racun
endotoksin. Contoh bakteri gram-negatif adalah Rhizobium sp dan Nitrosomonas.

Gambar dinding sel bakteri gram negatif

Kapsul adalah lapisan tambahan yang terdapat pada bakteri yang tersusun atas karbohidrat,
protein, lemak atau lendir. Kapsul berfungsi sebagai:
• Pelindung bakteri dari benda asing.
• Alat untuk melekatkan diri pada substrat atau sel bakteri lain.
• Penghindar bakteri dari kekeringan.

5
Flagel atau bulu cambuk merupakan struktur berupa mikrotubulus yang menonjol dari
dinding sel. Flagel berfungsi sebagai alat gerak bakteri. Klasifikasi bakteri berdasarkan keadaan
flagelnya:
• Atrik (tanpa flagel) Pergerakannya dengan cara gliding, yaitu meluncur dengan lendir
dalam bentuk kapsul. Contoh: Cyanobacteria.
• Monotrik Terdiri dari satu bulu cambuk di satu sisi. Contoh: Pseudomonas aerugmosa.
• Lofotrik Terdiri dari banyak bulu cambuk di satu sisi. Contoh: Pseudomonas fluorosens.
• Amfitrik Terdiri dari flagel di dua sisi yang berlawanan. Contoh: Spirillum serpens.
• Peritrik Terdiri dari banyak flagel yang tersebar di seluruh tubuh. Contoh: Escherichia
coli, Salmonella typhosa.

2.2.3 Reproduksi
Bakteri dapat bereproduksi secara aseksual dan seksual.
 Reproduksi aseksual dilakukan dengan cara pembelahan biner, yaitu membelah diri
menjadi dua sel baru.

 Reproduksi seksual dilakukan dengan cara :


a. Transformasi, perpindahan materi genetik berupa DNA dari sel bakteri yang satu ke sel
bakteri yang lain.

Contoh bakterinya : Streptococcus pneumoniae, Neisseria gonorrhoeae, Bacillus dan Rhizobium.

6
b. Transduksi adalah pemindahan materi genetik bakteri ke bakteri lain dengan perantaraan
virus.

Contoh bakteri yang melakukan: E. coli dengan perantara bakteriofage λ.

c. Konjugasi adalah pemindahan atau pertukaran materi genetik secara langsung melalui
kontak antarsel dengan pilus, umumnya terjadi pada bakteri gram-negatif.

2.2.4 Bentuk Bakteri


Terdapat 3 bentuk bakteri, yaitu :
a. Coccus

7
b. Basil

c. Spiral

2.3 Kingdom Protista


Kata “protista” berasal dari bahasa Yunani yaitu protos yang berarti pertama atau mula-
mula dan kritos yang berarti membuat atau menyusun. Dengan demikian, Protista merupakan
organisme eukariotik pertama hasil evolusi prokariotik. Protista mulai hidup di dunia ini sekitar
1-2 milyar tahun yang lalu, organisme ini membuat para ilmuwan ragu-ragu karena mirip dengan
hewan, tumbuhan atau jamur. Untuk itulah dibuat golongan tersendiri yaitu kingdom Protista.

Ciri – ciri Kingdom Protista :


• Sebagian besar, organisme protista berukuraran mikroskopis dengan panjang mencapai
5 μm – 3 mm. Namun tidak semua Protista berukuran mikroskopis, jenis ganggang
cokelat dapat mencapai panjang 60 meter atau lebih.
• Umumnya Uniseluler
• Sebagian besar, kelompok Protista memiliki tubuh yang tersusun atas satu sel atau
uniseluler. Namun ada juga yang tersusun atas banyak sel atau multiseluler tetapi hanya
beberapa diantaranya. Biasanya, Protista yang bersifat multiseluler hidupnya secara
berkelompok (membentuk koloni).
• Tipe sel Eukariotik

8
• Disebut memiliki bentuk campuran, karena kadang-kadang Protista dapat berbentuk
seperti tumbuhan karena dapat berfotosintesis, tetapi ada juga yang dapat bergerak aktif
seperti hewan. Namun ada yang seperti tumbuhan tetapi tidak dapat berfotosintesis
(heterotrof) sehingga lebih menyerupai jamur.
• Protista dapat hidup secara bebas atau bersimbiosis secara mutualisme, komensalisme
bahkan parasitisme dengan organime lain. Protista yang membentuk simbiosis
parasitisme atau parasit dapat menyebabkan penyakit pada organisme lain seperti hewan
dan manusia sehingga dapat bersifat patogen.
• Habitat umumnya ditempat lembab
• Protista dapat ditemukan pada setiap tempat yang mengandung air seperti laut, air tawar,
tanah yang basah, sampah, dedaunan dan habitat lain yang cukup lembab dan bahkan ada
yang hidup di jaringan organisme lain sehingga protista ini termasuk organisme akuatik.
Protista yang hidup di laut sebagian besar bertindak sebagai fitoplankton yang merupakan
kontributor utama dalam penyediaan energi jaring-jaring makanan.
• Sebagian besar Protista bersifat aerob, yakni memerlukan oksigen untuk kelangsungan
hidupnya. Oksigen digunakan dalam proses respirasi yang bertempat pada mitokondria.
Namun, beberapa jenis protista bersifat anaerob, yakni tidak memerlukan oksigen dalam
hidupnya. Protista anaerob melakukan respirasi dengan bersimbiosis bersama bakteri
yang bersifat aerob.
• Beberapa Protista bersifat heterotrof, memperoleh makanan dengan cara mengabsorbsi
molekul-molekul organik dan sebagian lagi bersifat fotoautotrof karena memiliki
kloroplas sebagai tempat untuk menangkap energi matahari.
• Bersifat Motil
• Beberapa Protista mempunyai alat gerak seperti flagel (bulu cambuk), silia (rambut getar)
dan pseudopodia (kaki semu) sehingga protista bersifat motil (bergerak bebas). Namun
ada juga yang tidak dapat bergerak. Protista jenis ini hidupnya menetap selamnya pada
suatu tempat atau pada periode tertentu dari siklus hidupnya.

9
2.3.1 Reproduksi
Cara Reproduksi Protista adalah sebagai berikut :

• Untuk mempertahankan jenisnya, organisme Protista dapat berkembang biak secara


aseksual dan seksual. Secara aseksual, Protista berkembang biak dengan jalan membelah
diri, misalnya pembelahan biner. Sedangkan cara perkembangbiakan Protista secara
seksual (penyatuan dua gamet) dibedakan menjadi tiga macam yaitu sebagai berikut :
• Isogami
• Isogami adalah penyatuan dua gamet yang dapat bergerak (motil) yang sama bentuk dan
ukurannya.
• Oogami
• Oogami adalah penyatuan dua gamet yang tidak bergerak (inmotil) yang berbeda bentuk
dan ukurannya.
• Anisogami
• Anisogami adalah penyatuan dua gamet yang bergerak (motil) yang berbeda bentuk dan
ukurannya. Meskipun dapat berkembangbiak secara aseksual dan seksual, namun pada
kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan, Protista dapat membentuk sel resistensi
yang disebut dengan kista.

2.3.2 Klasifikasi Protista dan Contohnya


Anggota Protista sangat beragam, sehingga untuk mempermudah dalam mempelajarinya, maka
para ahli taksonomi mengelompokkan Protista dalam tiga kategori, yaitu:
a. Protista Mirip Hewan
Protista mirip hewan meliputi kelompok Protozoa. Protozoa artinya hewan pertama (protos =
pertama; zoon = hewan), digambarkan sebagai organisme mirip hewan karena dapat bergerak
dan mengambil makanan dari organisme lain. Berdasarkan alat geraknya, Protozoa digolongkan
menjadi empat filum yaitu flagela, pseudopodia, silia dan sporozoa. Perbedaan karakteristik dan
contoh masing-masing filum diperlihatkan dalam tabel berikut ini.

10
b. Protista Mirip Tumbuhan
Protista mirip tumbuhan meliputi alga/ganggang uniseluler dan multiseluler sederhana. Fosil
alga yang pernah ditemukan diperkirakan berasal dari zaman Precambrian 1,2–1,4 miliar tahun
yang lalu. Dengan demikian, tak dapat dipungkiri bahwa alga telah ada sepanjang zaman
Paleozoic, yaitu sekitar 500 juta tahun yang lalu. Protista mirip tumbuhan uniseluler sering
disebut juga sebagai fitoplankton, sedangkan Protista mirip tumbuhan multiselular sering
disebut alga.
Protista fotosintetik ini tersebar secara luas di lautan dan danau-danau. Walaupun sebagian
termasuk organisme mikroskopik, organisme ini memiliki peran yang sangat penting.
Fitoplankton di lautan menyumbangkan sekitar 70% dari semua aktivitas fotosintesis yang ada di
muka bumi ini, yaitu menyerap karbon dioksida, mengisi atmosfer dengan oksigen, dan
menyokong siklus kehidupan dalam jaring-jaring makanan dalam kehidupan air.
Protista mirip tumbuhan, dibagi menjadi 7 filum, yaitu Euglenophyta, Chrysophyta,
Bacillariophyta (Diatomae), Pyrrophyta (Dinoflagellata), Rhodophyta, Phaeophyta, dan
Chlorophyta. Perbedaan karakteristik dan contoh masing-masing filum diperlihatkan dalam tabel
berikut ini.

11
c. Protista Mirip Jamur
Dahulu Protista mirip jamur sering dikelompokkan ke dalam kingdom Fungi, namun sekarang
pada umumnya para ahli telah mengelompokkannya ke dalam kingdom Protista. Protista mirip
jamur menghabiskan sebagian besar waktu hidupnya dalam bentuk uniseluler. Akan tetapi,
Protista mirip jamur dapat bergabung dan berkelompok sehingga membentuk organisme
multiseluler. Dalam keadaan tersebut, Protista mirip jamur mengalami masa transisi dari
uniseluler menuju multiseluler.
Protista mirip jamur atau yang lebih dikenal dengan jamur lendir (slime mold) memiliki
susunan sel, cara reproduksi, dan siklus hidup yang berbeda dari jamur. Berdasarkan
perbandingan molekuler, jamur lendir mirip dengan beberapa alga walaupun jamur lendir tidak
memiliki kloroplas. Protista mirip jamur terdiri atas tiga filum, yaitu Myxomycota,
Acrasiomycota, dan Oomycota.
a) Myxomycota

Filum Myxomycota terdiri atas jamur lendir. Anggota Myxomycota biasanya memiliki pigmen
kuning atau orange dan bersifat heterotrof. Myxomycota memiliki fase amoeboid berinti banyak
dan tidak dibatasi dinding kuat yang disebut plasmodium yang dapat dijumpai dalam siklus
hidupnya.
12
Plasmodium dapat bergerak seperti Amoeba di atas substrat dan mencerna makanan secara
fagositosis, menelan partikel atau sel secara langsung. Contoh spesies Myxomycota adalah
Ceratiomyxa fructilosa, Physarium polycephalum, Didymium nigripes. Trichia persimilis, dan
Stemonitis splendens.

b) Acrasiomycota

Anggota Acrasiomycota atau yang disebut jamur lendir uniseluler, pada dasarnya lebih
mirip dengan protozoa uniseluler. Fase vegetatifnya juga merupakan sel yang berfungsi sebagai
individu. Jika makanan tidak tersedia, sel-sel akan membentuk agregat atau kumpulan yang
berfungsi sebagai unit. Meskipun kumpulan selnya mirip dengan Myxomycota, sel-sel
Acrasiomycota tetap mempertahankan identitasnya dan terpisah oleh membran mereka.
Perbedaan lainnya, yaitu jamur lendir plasmodium memiliki fase haploid dan diploid.
Acrasiomycota memiliki tubuh buah yang berfungsi sebagai alat reproduksi seksual. Contoh
jamur lendir seluler adalah Acrasis, Sappina, Polysphodylium, dan Dictyostelium discoideum.

c) Oomycota

Oomycota dikenal sebagai jamur air (water molds), karat putih (white rust), dan downy
mildew. Organisme ini terdiri atas hifa (filamen atau benang halus yang membentuk bagian
vegetatif jamur) yang terlihat seperti jamur pada umumnya. Oomycota memiliki dinding sel yang
terbuat dari selulosa.

13
Pada umumnya, jamur air merupakan pengurai yang tumbuh pada alga atau hewan mati.
Beberapa lagi merupakan parasit pada ikan.
Anggota dari kelompok Oomycota sebagian besar bereproduksi menghasilkan oogonia.
Beberapa yang lainnya bereproduksi secara aseksual dengan zoospora. Pada saat proses
reproduksi, zoospora bergerak dengan berenang cepat. Peristiwa tersebut terjadi di dalam air.
Contoh spesies Oomycota adalah Lagenidium rabenhorstii, Saprolegnia parasitica, Phytium
debaryanum, Phytophthora infestans, Pythophtora faberi, Plasmopara viticola,
Pseudoperonospora cubensis dan Albugo candida.

2.4 Kingdom Fungi


Kata jamur berasal dari kata latin yakni fungi. Jamur (fungi) bereproduksi secara aseksual
yang menghasilkan spora, kuncup, dan fragmentasi. Sedangkan dengan cara seksual pada
zigospora, askospora, dan basidiospora. Jamur (fungi) hidup di tempat-tempat yang lembap, air
laut, air tawar, tempat yang asam dan bersimbosis dengan ganggang hingga kemudian
membentuk lumut (lichenes). Menurut Gandjar (2006) jamur atau fungi adalah sel eukariotik
yang tidak memiliki klorofil, tumbuh sebagai hifa, memiliki dinding sel yang mengandung kitin,
bersifat heterotrof, menyerap nutrien melalui dinding selnya, mengekskresikan enzim
ekstraselular ke lingkungan melalui spora, dan melakukan reproduksi secara seksual dan
aseksual. Sementara menurut Campbell (2003) Fungi adalah eukariota, dan sebagian besarnya
merupakan eukariota multiseluler. Meskipun fungi pernah dikelompokkan ke dalam kingdom
tumbuhan, fungi adalah organisme unik yang umumnya berbeda dari eukariota lainnya ditinjau
dari caranya memperoleh makanan, organisasi struktural, pertumbuhan dan cara bereproduksi.

2.4.1 Struktur Tubuh Jamur


Tubuh jamur tersusun atas komponen dasar yang disebut Hifa. Hifa membentuk jaringan
yang disebut Miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu membentuk tubuh buah. Hifa
sendiri adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding
ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel
eukariotik. Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa memiiliki pori
besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan inti sel yang mengalir dari sel ke sel.
Namun demikian adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik.

14
Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti
dengan pembelahan sitoplasma. Hifa pada jamur yang bersifat prasit biasanya mengalami
modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat, haustoria
dapat menembus jaringan substrat.
Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya, jamur
tidak memangsa dan mencernakan makanan. Untuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat
organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk
glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen maka jamur bergantung pada substrat yang
menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh
dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat:
• Parasit obligat: Merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya, sedangkan
di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumonia carini (khamir yang
menginfeksi paru-paru penderita AIDS).
• Parasit fakultatif: Jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang sesuai, tetapi
bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang cocok.
• Saprofit: Merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang mati. Jamur
saprofit menyerap makanannya dari organisme yang telah mati seperti kayu tumbang dan
buah jatuh.

Ciri Ciri jamur


- Uniseluler dan multiseluler.
- Selnya memiliki membran inti (eukariotik).
- Tidak memiliki klorofil sehingga bersifat heterotroph.
- Tubuh berbentuk talus, belum mempunyai akar, batang, dan daun.
- Bersifat parasit atau saprofit atau simbiosis mutualisme.
- Ukuran tubuh dari mikroskopis sampai makroskopis.
- Bentuk tubuh buah bervariasi.
- Memilki hifa yang menyusun myselium dan membentuk tubuh buah.

15
Sebagian besar jamur saprofit mengeluarkan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk
mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga mudah diserap oleh
hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung menyerap bahan bahan organik dalam bentuk sederhana
yang dikeluarkan oleh inangnya. Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis
mutualisme. Jamur yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga
menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur
dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-
kacangan atau pada lichen. Jamur berhabitat pada bermacam-macam lingkungan dan berasosiasi
dengan banyak organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup
di air dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit
atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes.

2.4.2 Reproduksi Jamur


1. Reproduksi Generatif (Seksual)
Reproduksi secara generative didahului dengan pembentukan spora seksual yang memiliki
jenis hifa berbeda. Hifa (+) dan hifa (-) yang berkromosom haploid mendekat dan membentuk
gametangium (organ yang menghasilkan gamet). Gametangium berplasmogami yaitu peleburan
sitoplasma dan kemudian membentuk zigosporangium dikariotik (heterokarotik) dengan
pasangan nucleus haploid yang belum bersatu. Zigosporangium ini memiliki dinding sel yang
tebal dan kasar yang memungkinkan untuk bertahan pada kondisi lingkungan yang buruk dan
kering.

2. Reproduksi Vegetatif (Aseksual)


Pada jamur yang uniseluler reproduksi vegetative dilakukan dengan pembentukan tunas yang
akan tumbuh menjadi individu baru. Pada jamur yang multiseluler dilakukan dengan cara
fragmentasi hifa dan pembentukan spora vegetative. Fragmentasi hifa (pemutusan hifa),
potongan hifa yang putus tumbuh menjadi individu baru. Pembentukan spora vegetative yang
berupa sporangiospora dan konidiospora. Jamur yang telah dewasa menghasilkan spongiofor
(tangkai kotak spora). Pada ujung sporangiofor terdapat sporangium (kotak spora). Di dalam
kotak spora pembelahan sel dilakukan secara mitosis dan menghasilkan banyak sporangiospora
dengan kromosom yang haploid.

16
Adapun jamur jenis lain menghasilkan konidiofor (tangkai konidia). Pada ujung konidiofor
terdapat konidium (kotak konidiospora). Di dalam konidium terjadi pembelahan sel secara
mitosis yang menghasilkan banyak konidiospora dengan kromosom yang haploid. Baik
sporangiospora maupun konidiospora, bila jatuh di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi hifa
baru yang haploid.

2.4.3 Klasifikasi Jamur


a. Zygomycota
Zygomycota adalah jamur yang memiliki spora dengan dinding yang tebal. Dan memiliki ciri ciri
yaitu:
• Tidak ada sekat pada hifanya sehingga terdapat beberapa inti (senositik)
• Dapat bereproduksi seksual dengan membentuk zigospora dan bereproduksi aseksual
dengan membentuk sporangiospora, serta bagian tubuhnya membentuk rhizoid
• Contoh jamur Zygomycota yaitu Rhizopus stolonifer yang tumbuh di roti dan Rhizopus
oryzae yang tumbuh sebagai jamur tempe.

b. Ascomycota
Jamur ini hifanya bersekat, sehingga di setiap sel hifanya memiliki inti satu. Dinding selnya
tersusun atas zat kitin. Uniknya pada jamur asocomycota terdapat alat pembentuk spora yang
disebut askus. Jamur ini bisa berkembang biak secara seksual dengan membentuk askospora dan
aseksual dengan membentuk konidiospora.
Contoh dari jamur Ascomycota yaitu Saccharomyces cerevisiae (fermentasi alkohol) dan
Aspergillus flavus (penghasil racun aflatoksin).

c. Basidiomycota
Jamur ini hifanya bersekat, sehingga di tiap sel hifa terdapat satu inti saja. Umumnya, jamur
basidiomycota bereproduksi seksual dengan membentuk basidiospora yang terletak di
permukaan basidium. Namun, jamur basidiomycota juga bisa bereproduksi secara aseksual
dengan membentuk konidia, oidium, maupun klamidospora.
Contoh jamur basidiomycota yaitu Volvariella volvacea atau jamur merang dan auriularia
polytricha (jamur kuping).

17
d. Deuteromycota
Deuteromycota berkembang biak secara aseksual karena tidak diketahui memiliki atau belum
tahy apa reproduksi seksualnya dengan membentuk konidiaa. Jamur deuteromycota disebut
sebagai fungi imperfecti, artinya fungi yang tidak sempurna karena reproduksi sekksualnya
belum diketahui. Jamur deuteromycota memiliki hifa yang bersekat dan hidup secara saprofit
dan parasit di tempat lembab. Contoh jamur deuteromycota yaitu Hyphomycetes.

2.5 Kingdom Plantae


Plantae atau tumbuhan ialah organisme yang mempunyai membran inti (Eukariotik) yang
dapat membuat makanannya sendiri dan bersel banyak. Pada umumnya plantae hidup di darat.
Perkembangbiakannya bisa secara kawin dan tidak kawin. Memiliki zat warna/kloroplas yang
berisi klorofil/ makhluk autotroph. Kingdom plantae terbagi memjadi 3 kelompok :
1. Lumut/ Bryophyta,
2. paku-pakuan/ Pteridophyta, dan
3. tumbuhan biji/ Spermatophyta.

2.5.1 Ciri-ciri umum :


• Secara umum, tumbuhan memiliki ciri-ciri sebagai berikut, yaitu:
• Memiliki klorofil, sehingga bersifat autotrof.
• Inti selnya sudah memiliki membran inti (eukariotik).
• Sel tubuh memiliki dinding sel yang berbahan selulosa.
• Tidak memiliki alat gerak aktif.

2.5.2 Klasifikasi Tumbuhan


Berdasarkan ada atau tidaknya jaringan pembuluh, tumbuhan digolongkan menjadi dua jenis,
yaitu tumbuhan berpembuluh dan tumbuhan tidak berpembuluh.

18
Perbedaan cirinya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tumbuhan tidak berpembuluh Tumbuhan berpembuluh
Akar, batang, dan daun belum bisa Sudah memiliki akar, batang dan daun
dibedakan sejati
Tidak memiliki jaringan pengangkut Sudah memiliki berkas pengangkut
Air dan zat-zat diangkut ke seluruh Air diangkut dari akar menuju daun
bagian sel secara difusi atau oleh pembuluh xylem dan zat makanan
osmosis diangkut oleh pembuluh floem

1. Tumbuhan Lumut

(Bryophyta) Ciri-ciri:
• Multiseluler, berklorofil, dan bersifat autotrof.
• Akar, batang, dan daun belum bisa dibedakan.
• Merupakan tumbuhan peralihan antara talus (lembaran) dan tumbuhan berkomus
(cormophyta).
• Tidak memiliki jaringan pembuluh.
• Habitat di tempat lembap atau basah.
• Memiliki siklus pergiliran keturunan (metagenesis).
• Mengalami dua fase kehidupan, yaitu fase gametofit dan fase saprofit.

Reproduksi lumut.
Dalam perkembangbiakannya, lumut mengalami siklus pergiliran keturunan yang dikenal
dengan istilah metagenesis. Pergiliran lumut secara sederhana dapat digambarkan sebagai
berikut:
• Spora lumut yang telah masak apabila jatuh ditempat yang cocok akan tumbuh menjadi
tunas lumut atau protonema
• Protonema selanjutnya akan tumbuh menjadi tumbuhan lumut.
• Setelah dewasa, tumbuhan lumut akan menghasilkan alat kelamin berupa anteridium dan
arkegonium, yang masing-masing menghasilkan spermatozoid dan ovum. Karena
menghasilkan gamet maka tumbuhan lumut disebut gametofit.
• Apabila terjadi pembuahan, akan dihasilkan zigot yang akan tumbuh menjadi badan
penghasil spora (sporangium).

19
Siklus reproduksi lumut
Dalam perkembangbiakannya, lumut mengalami siklus pergiliran keturunan yang dikenal
dengan istilah metagenesis, yaitu :

Klasifikasi Tumbuhan Lumut.


Menurut bentuk tubuhnya, lumut dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu:
• Lumut hati (Hepaticeae), berbentuk lembaran (talus), rizoidnya tidak bercabang dan
terdapat dibawah tangkai atau talusnya. Umumnya hidup di tebing-tebing yang lembap.
Contoh: Marchantia polymorpha, Ricciocarpus sp.
• Lumut daun (Bryophyta), banyak ditemukan di tempat yang basah atau lembap,
berbatang semu, dan terdapat daun yang bersusun spiral. Pada pangkal batang terdapat
rizoid yang bercabang dan bersekat dan berfungsi sebagai akar. Contoh: Polytrichum
juniperinum dan Pogonatum cirratum.
• Lumut tanduk (Anthocerotophyta), memiliki sporofit yang membentuk kapsul
memanjang seperti tanduk hewan. Contoh: Anthoceros leavis.

2. Tumbuhan paku
(Pteridophyta) Ciri-ciri :
• Sudah memiliki akar, batang, dan daun sejati.
• Memiliki berkas pembuluh angkut.
• Terdiri atas dua fase generasi, yaitu sporofit (menghasilkan spora) dan gametofit
(menghasilkan sel kelamin).

20
• Fase sporofit memiliki sifat lebih dominan dari fase gametofit.
• Berdasarkan fungsinya, daun tumbuhan paku dibedakan menjadi daun tropofil (untuk
fotosintesis) dan daun sporofil (penghasil spora).
• Berdasarkan bentuknya, daun tumbuhan paku dibedakan menjadi daun mikofil (daun
kecil) dan daun makofil (daun besar).
• Habitat ada yang di darat, di perairan, dan ada yang hidupnya menempel.

Reproduksi tumbuhan paku.


1. Spora paku yang telah masak apabila jatuh ditempat yang cocok akan tumbuh menjadi
protalium.
2. Protalium selanjutnya akan menghasilkan alat kelamin berupa anteridium dan
arkegonium. Alat tersebut masing-masing akan menghasilkan spermatozoid dan ovum.
3. Apabila terjadi pembuahan, akan dihasilkan zigot yang tumbuh menjadi embrio dan
akhirnya menjadi tumbuhan paku.
4. Tumbuhan paku dewasa memiliki sporofil yang akan menghasilkan spora.

Siklus reproduksi tumbuhan paku:

21
Klasifikasi tumbuhan paku
Berdasarkan jenis spora yang dihasilkan, tumbuhan paku diklasifikasikan menjadi tiga:
• Paku homospora, yaitu tumbuhan paku yang hanya menghasilkan satu jenis spora.
Contoh: Adiantum cuneatum (suplir), Lycopsida (paku kawat).
• Paku heterospora, yaitu tumbuhan paku yang menghasilkan dua jenis spora yang
berbeda, yaitu mikrospora (jantan) dan makrospora (betina). Contoh: Selaginella (paku
rane), Marsilea crenata (semanggi).
• Paku peralihan, yaitu paku yang menghasilkan spora dengan bentuk dan ukuran yang
sama. Jenis ini dianggap sebagai bentuk peralihan antara paku homospora dan
heterospora. Contoh: Equisetum debile (paku ekor kuda).

Sedangkan, menurut penggolongan dalam taksonomi, tumbuhan paku dibagi ke dalam beberapa
divisi, yaitu:
• Divisi Lycopodophyta, memiliki ciri-ciri berdaun kecil, tidak bertangkai, batang
menyerupai kawat dengan akar yang bercabang. Sporangium terdapat pada sisi daun yang
berkumpul membentuk kerucut yang disebut strobilus. Contoh: Lycopodium clavatum sp.
(paku tanduk rusa), dan Selaginella sp.
• Divisi Sphenophyta, yaitu jenis paku yang berdaun kecil seperti selaput dan tersusun
melingkar. Batangnya mirip daun cemara, berongga, dan tumbuh tegak. Umumnya jenis
paku ini hidup di dataran tinggi. Contoh: Equisetum debile (paku ekor kuda).
• Divisi Psilophyta, sebagian besar jenisnya telah punah. Tumbuhan paku ini belum
memiliki akar dan daun, batangnya bercabang menggarpu dengan sporangium terdapat
pada ujung cabangnya, dan telah memiliki berkas pengangkut. Contoh: Psilotum nodum,
Rhynia Major.
• Divisi Pterodophyta, merupakan jenis paku yang banyak dijumpai, umumnya disebut
pakis. Tumbuhan ini berdaun lebar dan mudah menggulung sporangium terdapat pada
sporofil. Contoh: Azolia pinnata (paku sampan), Marsilea crenata (semanggi), Adiantum
cuneatum (suplir), dan Asplenium nidus (paku sarang burung).

22
3. Tumbuhan berbiji (Spermatophyta)
Tumbuhan berbiji pertama kali muncul pada akhir periode devon. Pada periode karbon
mereka secara cepat menggantikan dominasi Lycopodophyta dan Equisetophyta sebagai
tumbuhan darat yang dominan hingga sekarang. Generasi gametofit pada tumbuhan berbiji telah
mengalami reduksi, tidak seperti tumbuhan paku. Pada tumbuhan berbiji, embrio berada didalam
biji bersama dengan cadangan makanan yang kaya nutrisi. Embrio tersebut dilindungi oleh kulit
biji yang kuat sehingga dapat tahan terhadap kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan.

Ciri-ciri :
• Merupakan organisme fotoautrotof.
• Memiliki akar, batang, daun, dan bunga.
• Merupakan tumbuhan heterospora.
• Bentuk tubuh tumbuhan bervariasi, seperti pohon, perdu, semak, dan herba.
• Berkembang biak melalui proses penyerbukan dan pembuahan yang menghasilkan biji.

Klasifikasi tumbuhan berbiji


Berdasarkan letak bijinya, tumbuhan berbiji diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:

a. Tumbuhan biji terbuka (Gymnospermae)


Menurut catatan fosil, Gymnospermae pertama kali muncul pada akhir Devon, sekitar 350 juta
tahun yang lalu.
Ciri-ciri:
• Tubuh memiliki akar, batang dan daun sejati yang dilengkapi pembuluh angkut, baik
berupa xylem maupun floem.
• Berkas pembuluh angkut umumnya bertipe kolateral terbuka.
• Batang kebanyakan tidak memiliki floeoterma, kecuali pada Gnetum gnemon (melinjo).
• Daun sempit, tegak, dan kaku.
• Umumnya berakar tunggang.
• Bakal biji tidak terlindungi daging buah.
• Bentuk tubuh tumbuhan ada yang berupa semak, perdu, atau pohon.
• Tidak memiliki bunga yang sesungguhnya, melainkan berbentuk strobilus.
• Pembuahan terjadi secara tunggal.

23
b. Tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae)
Angiospermae pertama kali muncul pada awal Cretasius. Angiospermae sangat berkembang
dan menjadi tumbuhan darat dominan pada era Kenozoikum sampai sekarang.
Ciri-ciri:
• Struktur reproduksi telah dilengkapi oleh perhiasan bunga dan ovula yang terlindung
didalam daun buah, yang nantinya akan membentuk bakal buah (karpel).
• Berdaun lebar, tunggal, dan majemuk.
• Bakal biji terlindung oleh daging buah.
• Akar tunggang atau serabut.
• Pembuahan terjadi secara ganda.
• Memiliki bunga sebagai alat perkembangbiakan (benang sari sebagai alat kelamin jantan
dan putik sebagai alat kelamin betina).

Klasifikasi Angiospermae
Berdasarkan jumlah keping bijinya,tumbuhan Angiospermae dibedakan menjadi dua kelas, yaitu
Monocotyledonaeae dan Dycotyledonaeae.

1) Kelas Monocotyledonaeae (berkeping


satu) Ciri-ciri:
• Perawakan berupa pohon atau semak.
• Sistem perakaran serabut atau ujungnya dilindungi oleh pelindung akar yang disebut
koleoriza.
• Batang tidak berkayu, tidak memiliki kambium sehingga tidak terjadi pertumbuhan
sekunder. Selain itu, batang tidak bercabang atau sedikit cabang, buku-buku tampak jelas,
jaringan pembuluhnya tersebar membentuk berkas kolateral tertutup.
• Daun umumnya tunggal, memiliki tulang daun sejajar atau melengkung dengan duduk
daun berseling.
• Bunga umumnya berkelipatan tiga dengan bentuk yang tidak beraturan dan bunga tidak
berwarna mencolok.

24
2) Kelas Dicotyledoneae (berkeping
dua) Ciri-ciri:
• Perawakan berupa pohon atau semak.
• Sistem perakaran tunggang dan ujungnya tidak dilindungi oleh pelindung khusus,
berkambium, dan memiliki berkas pengangkut radial.
• Batang berkayu, memiliki kambium sehingga terjadi petumbuhan sekunder, bercabang-
cabang dengan buku-buku yang tidak terlihat jelas, dan jaringan pembuluh terletak tidak
tersebar membentuk berkas pembuluh kolateral terbuka atau bikolateral.
• Daun tunggal atau majemuk, memiliki tulang daun menyirip atau menjari dengan duduk
daun tersebar atau berkarang, dan jarang yang berpelepah.
• Bunga umumnya berkelipatan lima.

Tabel perbedaan tumbuhan monokotil dan dikotil

Bagian Monokotil Dikotil


Akar Serabut Tunggang

Batang Beruas dan berbuku, tidak bercabang Tidak beruas dan berbuku,
bercabang-cabang
Tulang daun Sejajar atau melengkung Menyirip atau menjari

Keping biji Satu Dua

Perhiasan Mahkota bunga berjumlah 3 atau Mahkota bunga berjumlah 2,4,5,


bunga kelipatannya atau kelipatannya
Berkas Tersebar pada batang Tersusun dalam lingkaran
pembuluh pada batang

25
2.6 Kingdom Animalia
Kingdom animalia adalah salah satu kingdom yang memiliki anggota yang paling banyak
dan bervariasi. Secara garis besar kingdom animalia dapat dikelompokkan menjadi dua
golongan, yaitu golongan vertebrata (hewan bertulang belakang) dan golongan invertebrata
(hewan tak bertulang belakang. Dan berikut akan dijelaskan mengenai ciri-ciri, struktur lapisan
tubuh, dan klasifikasi dari kingdom animalia. Ciri khas pada hewan yaitu sel hewan tidak
memiliki dinding sel. Hewan banyak mengandung sel otot untuk pergerakannya dan sel saraf
yang berfungsi untuk merespon setiap rangsang.

Ciri Ciri Kingdom Animalia:


• Makhluk Hidup Multiseluler (Memiliki banyak sel).
• Bersifat Heterotrof (tidak dapat membuat makanan sendiri).
• Memerlukan Oksigen.
• Memiliki sel otot untuk penggerak dan sel saraf untuk rangsangan.
• Reproduksi Umumnya Seksual, namun beberapa filum juga menggunakan reproduksi
aseksual.
• Bentuk Dewasanya selalu diploid (2n).

2.6.1 Klasifikasi Kingdom Animalia


Kingdom Animalia terdiri dari
1. Kelompok invertebrata yaitu kelompok hewan yang tidak mempunyai tulang belakang.
2. Kelompok vertebrata yang memiliki tulang belakang.

1) Invertebrata
a. Phylum Porifera (Hewan berpori/spons)

26
• Hewan multiseluler dengan tubuh berpori, jaringan yang belum terbentuk, memiliki
rangka serta saluran air.
• Bersifat heterotrof dengan memperoleh makanan di air yang masuk ke dalam tubuh
melalui pori.
• Hidup di laut, melekat pada batu atau benda lainnya.
• Reproduksi secara aseksual dengan pembentukan tunas, gemmule (tunas internal) dan
regenerasi. Reproduksi secara seksual dengan pembentukan gamet.
• Porifera digolongkan menjadi tiga kelas berdasarkan penyusun rangka, yaitu
Hexactinellida, Demospongiae dan Calcaera.

Peranan Porifera sebagai spons mandi atau alat gosok, dan berpotensi sebagai obat kanker.

b. Phylum Coelenterata (Hewan berongga)


Hewan multiseluler diploblastik yang tubuhnya telah terbentuk jaringan, berbentuk polip
atau medusa dengan tentakel berpenyengat, memiliki rongga pencernaan, system saraf sederhana
dan tidak memiliki system ekskresi.
• Bersifat heterotrof dan menggunakan tentakel untuk menangkap mangsa.
• Habitat terdapat di laut
• Reproduksi secara aseksual dengan pembentukan tunas oleh polip dan reproduksi secara
seksual dengan pembentukan gamet oleh medusa atau polip.
• Berdasarkan bentuk dominan dalam siklus hidup dibedakan menjadi tiga kelas, yaitu
Hydrozoa, Scyphozoa dan Anthozoa.

c. Phylum Platyhelminthes (Cacing pipih)


• Hewan triploblastik aselomata dengan tubuh simetri bilateral berbentuk pipih, memiliki
system saraf, system pencernaan dengan satu lubang, tidak memiliki system sirkulasi,
respirasi dan ekskresi.
• Hidup bebas di laut, air tawar, tempat lembab atau parasit pada hewan serta manusia.
• Bersifat hemafrodit, reproduksi seksual secara sendiri atau silang, reproduksi aseksual
dengan fragmentasi yang diikuti regenerasi.
• Klasifikasi dibedakan menjadi tiga kelas, yaitu Turbellaria, Trematoda dan Cestoda.

27
d. Phylum Nemathelminthes (Cacing Benang)
• Hewan triploblastik pseudoselomata, tubuh simetri bilateral berbentuk bulat
panjang dilapisi kutikula dengan system pencernaan lengkap, system sirkulasi oleh
cairan pseudoselom, tidak memiliki system respirasi dan ekskresi.
• Hidup bebas atau parasit
• Hidup di tanah basah, dasar perairan tawar atau laut bebas, bersifat parasitik
pada manusia, hewan dan tumbuhan.
• Reproduksi secara seksual
• Contoh Nemathelminthes yang parasitik yaitu cacing gelang, cacing tambang,
cacing kremi, cacing filarial dan cacing Trichinella.

e. Annelida (Cacing Gelang)


• Hewan triploblastik selomata, tubuh simetri bilateral bersegmen, memiliki otot, system
pencernaan lengkap, system sirkulasi, system saraf tangga tali yaitu sistem saraf yang
terdiri dari ganglia otak di depan tubuh dekat dengan faring dan tali saraf yang menembus
segmen tubuh serta memiliki system ekskresi. Tidak memiliki system respirasi, bersifat
hemafrodit atau gonokoris (alat kelamin jantan dan betina terpisah pada individu yang
berbeda).
• Hidup bebas di dasar laut, perairan tawar, tanah dan tempat yang lembab atau parasit
pada vertebrata.
• Reproduksi secara seksual atau aseksual.
• Dibedakan atas 3 kelas yaitu, Polychaeta, Oligochaeta dan Hirudinea.

f. Mollusca ( Hewan Lunak )


• Hewan triploblastik selomata dengan simetri bilateral, bertubuh lunak, hidup bebas di
laut, air tawar maupun darat.
• Tubuh terdiri dari kaki, massa visceral dan mantel. Bercangkang, system pencernaan
yang lengkap, system sirkulasi terbuka dan tertutup. System saraf terdiri atas ganglion
dan serabut saraf. Respirasi dengan insang atau rongga mantel.

28
• Ekskresi dengan nefridia, bereproduksi seksual secara internal atau eksternal dan bersifat
dioseus (alat kelamin jantan dan betina terdapat pada individu yang berbeda) atau
monoseus (alat kelamin jantan dan betina pada satu individu).
• Dibedakan menjadi 3 kelas yaitu, Gastropoda, Pelecypoda dan Cephalopoda.

g. Arthropoda ( hewan kaki beruas)


Klasifikasi : Crustacea (golongan udang dan kepiting), Arachnida (golongan laba-laba),
Myriapoda (golongan lipan dan kaki seribu), Insecta (golongan serangga).

• Hewan triploblastik selomata dengan simetri bilateral, memiliki kaki dan tubuh beruas,
hidup di berbagai habitat secara bebas, parasit, komensal atau simbiotik.
• Tubuh terdiri dari kaput (kepala), toraks (dada) dan abdomen (perut). Eksoskeleton
(rangka luar), jumlah anggota tubuh beragam, system indra berkembang baik, system
saraf tangga tali (sistem saraf yang terdiri dari ganglia otak di depan tubuh dekat dengan
faring, dan tali saraf yang menembus segmen tubuh), system pencernaan lengkap,
ekskresi melalui tubula malphigi (suatu saluran sebagai system ekskresi pada arthropoda)
atau dibantu dengan kelenjar ekskresi tertentu.
• Respirasi menggunakan insang, trakea atau paru-paru yang berbuku. System sirkulasi
terbuka. Bersifat dioseus (alat kelamin jantan dan betina terdapat pada individu yang
berbeda) dan reproduksi seksual secara internal dan mengalami ekdisis (peristiwa
terlepasnya kutikula) sebagian bermetamorfosis.
• Dibedakan menjadi 4 kelas berdasarkan struktur tubuh dan kaki yaitu Arachnoidea,
Myriapoda, Crustacea dan Insecta.

h. Echinodermata (Hewan berkulit duri)


• Hewan triploblastik selomata dengan simetri bilateral, permukaan tubuh berduri, hidup
bebas di dasar laut.
• Duri tumpul atau runcing, memiliki system ambulakral, system saraf berupa cincin pusat
saraf yang bercabang, system pencernaan yang lengkap dan tidak memiliki system
ekskresi.

29
• Respirasi menggunakan insang, system sirkulasi dengan cairan rongga tubuh. Bersifat
dioseus dan reproduksi seksual secara eksternal dan dapat beregenerasi.
• Dibedakan menjadi 5 kelas yaitu, Asteroidea, Ophiuroidea, Echinoidea, Holothuroidea
dan Crinoidea.

2) Vertebrata
Vertebrata merupakan kelompok hewan yang memiliki vertebrae (tulang belakang)
memanjang pada bagian dorsal (punggung) kepala hingga ekor. Vertebrata terbagi atas beberapa
kelas, diantaranya yaitu:
a) Aghnata (Cyclostomata)

• Tidak memiliki rahang


• Tubuh seperti ikan, tidak bersisik, dan tidak mempunyai pasangan sirip
• Jantung 2 ruang
• Contoh : belut laut (Petromyzon ), ikan hantu/hagfish (Myxine )

b) Pisces

Kelas pisces merupakan kelompok hewan yang hidup di air. Bagian luar tubuh ikan
dilindungi oleh eksoskeleton berupa sisik. Pisces dapat bernapas di dalam air berkat insang yang
ada pada tubuhnya. Pisces adalah hewan poikiloterm (hewan berdarah dingin) yang dapat
menyesuaikan suhu tubuhnya dengan suhu air tempat hidupnya. Ordo dari pisces yaitu, Agnatha,
Chondricthyes dan Ostheichthyes.

30
c) Amphibi

Amfibi merupakan kelompok hewan yang dapat hidup di air maupun di darat. Contoh hewan
amfibi yaitu, katak, kodok, salamander. Amfibi bernapas dengan paru-paru dan kulitnya. Jenis
amfibi yang hidup di darat harus menemukan air untuk dapat bertelur. Larva amfibi disebut
kecebong. Kecebong mirip dengan ikan kecil dan hidup di air. Pada masa ini kecebong bernapas
dengan insang. Amfibi merupakan hewan poikiloterm (berdarah dingin). Ordo dari Amfibi yaitu:
Anura, Caudata.

d) Reptil

Reptil merupakan vertebrata pertama yang dapat beradaptasi di daerah kering. Reptil bersifat
autotomi yaitu dapat memutuskan bagian tubuh tertentu jika dalam keadaan bahaya. Contoh,
ular, buaya, alligator, kadal, kura-kura. Ordo dari reptile yaitu: Squamata, Crocodilia, Chelonia
dan Rynchochepalia.

e) Aves
Nama lain dari Aves yaitu Burung. Memiliki bulu yang menutupi seluruh permukaan tubuh.
Bulu burung terbagi atas filoplumae (sebagai sensoris), plumulae (sebagai isolator) dan plumae
(untuk terbang). Burung merupakan hewan Homoiterm (berdarah panas). Burung memiliki
Saccus pneumaticus (kantung hawa) yang berfungsi sebagai respirasi saat terbang, mengatur
berat badan saat terbang.
31
f) Mamalia
Kelas Mammalia merupakan kelas yang memiliki mammae gland (kelenjar susu) dan rambut
yang menutupi permukaan tubuh. Mammalia terbagi atas Mammalia bertelur (ex: platypus),
Mammalia berkantung (ex:Kanguru, Koala) dan Mammalia berplasenta yang bersifat vivipar
(melahirkan). Contoh :kucing, anjing, harimau, hyena dll.

2.6.2 Sistem Organ Kingdom Animalia


1) Sistem Rangka
Sistem Rangka pada Kingdom Animalia terbagi atas 2 yaitu Eksoskeleton dan Endoskeleton.
Eksoskeleton adalah rangka yang berada di luar tubuh hewan dan fungsinya untuk membungkus
dan melindungi organ dalam yang lunak. Contoh pada hewan Invertebrata yaitu dari filum
Athropoda. Sedangkan Endoskeleton adalah rangka yang terdapat dalam tubuh hewan.
Endoskeleton dibungkus oleh kulit dan daging. Contoh pada hewan Vertebrata.

2) Sistem Respirasi (Pernapasan)


Kelompok Vermes (Cacing) menggunakan permukaan tubuhnya untuk bernapas. Sistem
Pernapasan Serangga disebut system penapasan Trakea. Sedangkan Ikan dan Hewan Laut
lainnya seperti udang, kepiting, cacing laut dan bintang laut bernapas menggunakan system
Insang.
Katak dewasa menggunakan paru-paru dan kulit untuk bernapas. Adapun larva katak
(berudu) menggunakan insang luar. Pada salamander, insang luar tetap ada hingga dewasa.
Burung memiliki paru-paru yang dibantu oleh Saccus pneumaticus (kantung hawa).

3) Sistem Sirkulasi (Sistem Peredaran Darah)


Sistem peredaran darah pada makhluk hidup multiseluler dapat dibedakan atas peredaran
darah terbuka dan peredaran darah tertutup. Pada peredaran darah terbuka, darah yang mengalir
tidak selalu berada dalam pembuluh darah.
Adapun peredaran darah tertutup, darah mengalir dalam sistem pembuluh darah. Jantung
ikan memiliki dua ruang yaitu atrium dan ventikel. Pada Amphibia, jantungnya memiliki tiga
ruang, yaitu atrium kanan, atrium kiri, ventrikel. Jantung Reptilia memiliki empat ruang, namun
sekat antara ventrikel kanan dan kiri belum sempurna.

32
Pada Aves dan Mammalia, jantungnya memiliki empat ruang sehingga tidak akan terjadi
pencampuran antara darah kaya O2 dengan darah kaya CO2 .

4) Sistem Reproduksi.
Sistem Reproduksi pada Kingdom Animalia sangat bervariasi. Ada yang bereproduksi secara
Aseksual, Seksual, maupun keduanya. Reproduksi secara aseksual yaitu reproduksi yang terjadi
secara pembelahan, pertunasan dan regenerasi. Contoh hewan yang memiliki system reproduksi
secara aseksual yaitu amoeba, hydra dll.
Reproduksi secara seksual yaitu reproduksi yang terjadi dengan peleburan antara gamet jantan
dan gamet betina sehingga terjadi fertilisasi dan menghasilkan individu baru. Fertilisasi terbagi
menjadi dua, fertilisasi internal dan eksternal. Fertilisasi internal yaitu pembuahan yang terjadi di
dalam tubuh, contoh hewannya yaitu kucing, anjing, tikus, kelinci dsb. Sedangkan fertilisasi
eksternal yaitu pembuahan yang terjadi di luar tubuh. Contoh hewannya yaitu Katak, kodok, dan
beberapa jenis ikan.

33
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam penulisan makalah ini didapatkan kesimpulan bahwa Robert H. Whittaker
mengklasifikasikan ada 5 kingdom yaitu Monera, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia.
Masing-masing kingdom memiliki jenis, bentuk, struktur, ciri-ciri, dan cara reproduksi yang
berbeda.
Berikut kesimpulan yang dapat diambil dari kingdom di atas:
• Monera merupakan organisme yang memiliki struktur tubuh sangat sederhana, terdiri atas
sel tunggal yang bersifat prokariotik, yang berarti memiliki inti sel tetapi tidak memiliki
membran (selaput) inti sel.
• Protista merupakan organisme eukariotik pertama hasil evolusi prokariotik.
• Menurut Gandjar (2006) jamur atau fungi adalah sel eukariotik yang tidak memiliki
klorofil, tumbuh sebagai hifa, memiliki dinding sel yang mengandung kitin, bersifat
heterotrof, menyerap nutrien melalui dinding selnya, mengekskresikan enzim
ekstraselular ke lingkungan melalui spora, dan melakukan reproduksi secara seksual dan
aseksual. Sementara menurut Campbell (2003) Fungi adalah eukariota, dan sebagian
besarnya merupakan eukariota multiseluler.
• Plantae atau tumbuhan ialah organisme yang mempunyai membran inti (Eukariotik) yang
dapat membuat makanannya sendiri dan bersel banyak. Pada umumnya plantae hidup di
darat dan memiliki zat warna/kloroplas yang berisi klorofil/makhluk autotroph.
• Kingdom animalia adalah salah satu kingdom yang memiliki anggota yang paling banyak
dan bervariasi.
Tujuan klasifikasi ini yaitu untuk mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri
yang yang dimiliki untuk mengetahui hubungan kekerabatan makhluk hidup tersebut.

34
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Danang surnadi, Dra. Rosminar, Drs. Arsito rahadi. “Monera”.
https://maretbio01cs.weebly.com/uploads/4/6/2/8/4628764/monera.pdf

Rodiah empon, 2011. “makalah kingdom monera”. Diakses pada 27 November 2022
https://www.academia.edu/29496188/Makalah_Kingdom_Monera

Anonim, 2018. “Makalah Kingdom Protista Dan Monera”.


https://dokumen.tips/documents/makalah-kingdom-protista-dan-monera.html?page=1

Anonim. “Monera”. Diakses pada 27 November 2022


https://materi78.files.wordpress.com/2014/04/monera_bio2_3.pdf

Kingdom Fungi : Pengertian, Struktur, Klasifikasi & Ciri Umum


https://www.gramedia.com/literasi/kingdom-fungi/
Kingdom Protista:Pengertian,Ciri, Reproduksi, Klasifikasi, dan
Contohnya https://www.biologijk.com/2017/09/kingdom-protista.html
https://www.gurupendidikan.co.id/kingdom-protista/
Nia Nuraini “Kingdom Plantae”.
https://www.academia.edu/10084303/kingdom_plantae

Kingdom Animalia, 2021.


https://pasone.id/index.php/2021/02/04/kingdom-animalia/

35

Anda mungkin juga menyukai