Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem endokrin dapat dijumpai pada semua golongan hewan, baik vertebrata maupun
invertebrata. Sistem endokrin (hormon) dari sistem saraf secara bersama lebih dikenal sebagai
super sistem neuroendokrin yang bekerja sama secara kooperatif untuk menyelenggarakan fungsi
kendali dan koordinasi pada tubuh hewan. Pada umumnya, sistem endokrin bekerja untuk
mengendalikan berbagai fungsi fisiologi tubuh, antara lain aktivitas metabolisme, pertumbuhan,
reproduksi, regulasi osmotik, dan regulasi ionik.
Kelenjar tanpa saluran atau kelenjar buntu digolongkan bersama dibawah nama organ
endokrin, sebab sekresi yang dibuat tidak meninggalkan kelenjar melalui satu saluran, tetapi
langsung masuk ke dalam darahyang beredar di dalam kelenjar. Kata “endokrin” berasal dari
bahasa Yunani yang berarti “sekresi ke dalam”; zat aktif utama dari sekresi internal ini
disebut hormon, dari kataYunani yang berarti “merangsang”. Beberapa dari organ endokrin
menghasilkan satu hormon tunggal, sedangkan yang lain lagi dua atau beberapa jenis hormon:
misalnya kelenjar hipofisis menghasilkan beberapa jenis hormon yang mengendalikan kegiatan
banyak organ lain, karena itulah maka kelenjar hipofisis dilukiskan sebagai ”kelenjar pemimpin
tubuh”.
Oleh karena itu, untuk mengetahui lebih lanjut mengenai fisiologi sistem endokrin pada
berbaga jenis hewa vertebrata dan invertebrata maka dibuatlah makalah ini.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penulisan makalah ini adalah:
1. Apa itu sistem endokrin?
2. Apa fungsi sistem endokrin secara umum?
3. Anatomi dan Fisiologi sistem endokrin!
4. Apa saja kelenjar endokrin dan hormone yang dihasilkan?
5. Apa saja karakteristik sistem endokrin?
6. Apa pengertian hormone?
7. Apa saja klasifikasi,fungsi dan sifat hormone?
8. Bagaimana mekanisme aksi hormone?

1
9. Apa saja struktur endokrin lain penghasil hormone?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui apa itu sistem endokrin
2. Untuk mengetahui fungsi sistem endokrin secara umum
3. Untuk mengetahui apa itu hormon
4. Untuk mengetahui klasifikasi, fungsi dan sifat hormon
5. Untuk mengetahui struktur dasar kimiawi hormone
6. Untuk mengetahui mekanisme aksi hormon berlangsung
D. Manfaat Penulisan
Penulisan makalah yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Untuk mengembangkan wawasan ilmu dan mendukung teori-teori yang sudah ada
yang berkaitan dengan bidang kependidikan.
2. Menambah khasanah bahan pustaka baik di tingkat program, fakultas maupun
universitas.
3. Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan siswa tentang perlunya motivasi belajar
yang menunjang usaha demi tercapainya tujuan belajar dan cita-cita yang mencapai
prestasi belajar yang tinggi.
4. Untuk melatih dan mengembangkan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki
penulis dalam menulis karya-karya ilmiah yang berhubungan dengan program studi
yang ditekuni.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Endokrin


Sistem endokrin adalah sistem kelenjar dan struktur lain yang mengeluarkan sekret internal
( hormon) yang dilepaskan secara langsung ke dalam sistem sirkulasi, mempengaruhi metabolisme
dan proses tubuh lainnya. Sistem Endokrin disebut juga kelenjar buntu, yaitu kelenjar yang
tidak mempunyai saluran khusus untuk mengeluarkan sekretnya. Sekret dari kelenjar
endokrin dinamakan hormon. Hormon berperan penting untuk mengatur berbagai aktivitas
dalam tubuh hewan, antara lain aktivitas pertumbuhan, reproduksi, osmoregulasi,
pencernaan, dan integrasi serta koordinasi tubuh.

Kelenjar utama dari sistem endokrin adalah hipotalamus, hipofisis, tiroid , paratiroid,
adrenal, pineal body, dan organ reproduksi (ovarium dan testis).Pankreas juga merupakan bagian
dari sistem ini; memiliki peran dalam produksi hormon serta dalam pencernaan.

3
Sistem endokrin hampir selalu bekerja sama dengan sistem saraf, namun cara kerjanya
dalam mengendalikan aktivitas tubuh berbeda dari sistem saraf. Ada dua perbedaaan cara kerja
antara kedua sistem tersebut. Kedua perbedaan tersebut adalah sebagai berikut.

1. Dibandingkan dengan sistem saraf, sistem endokrin lebih nanyak bekerja melalui transmisi
kimia.

2. Sistem endokrin memperhatikan waktu respons lebih lambat daripada sistem saraf. Pada
sistem saraf, potensial aksi akan bekerja sempurna hanya dalam waktu 1-5 milidetik, tetapi
kerja endokrin melalui hormon baru akan sempurna dalam waktu yang sangat bervariasi,
berkisar antara beberapa menit hingga beberapa jam. Hormon adrenalin bekerja hanya
dalam waktu singkat, namun hormon pertumbuhan bekerja dalam waktu yang sangat lama.
Di bawah kendali sistem endokrin (menggunakan hormon pertumbuhan), proses
pertumbuhan memerlukan waktu hingga puluhan tahun untuk mencapai tingkat
pertumbuhan yang sempurna.

Dasar dari sistem endokrin adalah hormon dan kelenjar (glandula), sebagai senyawa
kimia perantara, hormon akan memberikan informasi dan instruksi dari sel satu ke sel
lainnya. Banyak hormon yang berbeda-beda masuk ke aliran darah, tetapi masing-masing
tipe hormon tersebut bekerja dan memberikan pengaruhnya hanya untuk sel tertentu.

2.2 Fungsi Sistem Endokrin secara Umum

Fungsi Kelenjar Endokrin :

4
1. Menghasilkan hormon yang dialirkan kedalam darah yang yang diperlukan oleh
jaringan tubuh tertentu.
2. Mengontrol aktivitas kelenjar tubuh
3. Merangsang aktivitas kelenjar tubuh
4. Merangsang pertumbuhan jaringan
5. Mengatur metabolisme, oksidasi, meningkatkan absorbsi glukosa pada usus halus
6. Memengaruhi metabolisme lemak, protein, hidrat arang, vitamin, mineral, dan air.
Sistem endokrin disebut juga sistem kelenjer buntu,yaitu kelenjar yang tidak mempunyai
saluran khusus untuk mengeluarkan sekretnya. Sekret dari kelenjer endokrin dinamakan
hormon. Hormon berperan penting untuk mengatur berbagai aktivitas dalam tubuh hewan,
antara lain aktivitas pertumbuhan,reproduksi, osmoregulasi, pencernaan, dan integrasi, serta
koordinasi tubuh.
Tabel aktivutas tubuh yang dikendalikan oleh hormon dan jenis hormon yang
mengendalikannya.
Pencernaan dan fungsi metabolik yang terkait.
• Sekretin, gasterin, insulin, glukagon, noradrenalin, tiroksin, dan hormon dari kortes adrenal.
Osmoregulasi, pengeluaran, dan metabolisme air serta garam.
• Prolaktin, vasopresin, aldosteron.
Metabolisme kalsium:
• Hormon pada teroid, kalsitonin.
Pertumbuhan dan perubahan morfologis;
• Hormon pertumbuhan, androgen dari korteks adrenal
• Tiroksin (untuk metamorfosis amfibi)
• MSH (perubahan warna amfibi)
Organ dan proses reproduksi
• FSH,LH, estrogen, progesteron, prolaktin, dan testosteron
Sistem endokrin hampir selalu bekerja sama dgn sistem saraf, namun cara kerjanya dalam
menganadlikan aktivitas tubuh berbeda dari sistem saraf. Ada dua perbedaan cara kerja
antara kedua sistem tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dibandingkan dengan sistem saraf, sistem endokrin lebih banyak bekerja melalaui
teransmisi kimia.

5
2. Sistem endokrin memperlihatkan waktu respon lebih lambat dari pada sisitem saraf. Pada
sistem saraf, potensial aksi akan bekerja sempurna hanya dalam waktu 1-5 mili detik, tetapi
kerja endokrin melalui hormon baru akan sempurna dalam wakru yang sangat bervariasi,
berkisar antara beberapa menit hingga beberapa jam. Hormon adrenalin bekerja hanya dalam
waktu singkat, namun hormon pertumbuhan dalam waktu yang sangat lama. Dibawah kenali
hormon endokrin ( menggunkan hormon pertumbuhan), proses pertumbuhan memerlukan
waktu hingga puluhan tahun untuk mencapai tingkat pertumbuhan yang sempurna.
Agar dapat memeperlihatkan efek hayatinya. Hormon dari kelenjar endokrin harus dapat
sampai organ sasaran. Organ sasaran yaitu organ yang memiliki reseptor khusus untuk
hormon yang sesuai dan merupakan tempat yang tepat bagi suatu hormon untuk
memperlihatkan efek hayatinya. Organ sasarn hormon sering kali terletak dilokasi yang jauh
dari hormon tersebut dihasilkan. Gagasan yang merupakan konsep tentang mekanisme kerja
hormon yang klasik ini.
Gagasan klasik tentang organ dan fungsi endokrin kini telah berubah. Saat ini telah di ketahui
bahwa untuk memperlihatkan pengaruh hormon tidak harus melewati sistem sirkulasi.
Contoh yan baik untuk hormon ini adalah histamin yang bekerja untuk mengontrol sekresi
asam pada lambung verteberata misalny pada sapi.apabila ransangan mempengaruhi sel
master (mast cells) dan sel parietal pada lambung, sel-sel tersebut akan mengeluarkan
histamin, yang selanjutnya akan merangsang pengeluaran asam lambung. Dalam contoh
tersebut tampak bahwa hormon berpengaruh terhadap sel sasaran yang terletak disekitar sel
penghasil histamin. Jadi, hormon tersebut bekerja secara lokal. Aksi hormon lokal semacam
ini disebut kontrol atau kendali prakrin.
Kadang-kadang, senyawa kimia yang dikeluarkan oleh suatu sel akan memengaruhi sel itu
sendiri. Peristiwa semacam ini dikenal denagn istilah kontrol/ kendali autokrin. Contoh
senyawa kimia semacam ini ialah prostaglandin dan faktor perrtumbuhan yang mirip insulin.
Adanya sistem kendali neuroendokrin, parakrin, dan autokrin sudah tentu akan mengaburkan
definisi dan konsep khas yang klasik mengenai cara kerja endokrin dan hormon.
Sel-sel poenyusun endokrin dapat dibedakan menjadi dua yaitu sel neurosekretori dan sel
endokrin sejati.sel nuurosekretori adalah sel yang berbentuk seperti sel saraf, tetapi berfungsi
sebagai penghasil hormon. Contoh sel saraf pada hipotalamus. Sel tersebut memperlihatkan
fungsi edokrin sehingga dapat juga disebut sebagai sel neuroendokrin sesungguhnya, semua

6
sel yang dapat menghasilkan sekret disebut sebgai sel sekretori. Oleh karna itu, sel saraf yang
terdapat pada hipotalamus disebuut sel neurosekretori.
Sel endokrin sejati disebut juga sel endokrin klasik, yaitu sel endokrin yang benar-benar
berfungsi sebagai penghasil hormon, tidak memiliki bentuk seperti sel saraf. Kelenjar
endokrin sejati melepaskan hormon yang dihasilkan secara langsung kedalam darah ( cairan
tubuh). Kelenjar endokrin sejati dapat ditemukan pada hewan yang memepunyai sistem
sirkulasi, baik invertebrata maupun vertebrata. Hewan invertebrata yang sering menjadi
objek studi sistem endokrin yaitu insekta, krustasea, cephalopoda, dan moluska. Kelenjar
endokrin dpat berupa sel tunggal atau berupa organ multi sel.
Neurosekresi tampaknya merupakan mekanisme pengaturan tubuh secara kimia yang paling
primitif, namun pada hewan tingkat tinggi pun mekanisme tersebut ternyata tetap fungsional.
Hal ini dapat dibuktikan dengan ditemukannya mekanisme neusekresi pada semua hewan,
mulai dari hewan tingkat rendah (ccontohnya hidra) hingga hewan tingkat tinggi, termasuk
manusia.
Hormon neuroseketori seperti yang terdpat pada hipotalamus akan melepaskan hormon
(neurohormon) yang dihasilkannya ke sirkulasi darah, dan selanjutnya dibawa ke sel sasaran.
Kadang-kadang, hormon yang dihasilkan oleh selneurosekretori tidak langsung dilepaskan
kedalam darah, tetapi disimpan terlebih dahulu dalam sel atau organ neurohemal intuk
sementara waktu. Hormon tersebut akan dilepaskan kedalam darah pada saat tubuh
memerlukannya. Organ neurohemal ialah organ yan gberfunsi sebagai tempat penyimpanan
semnetara dan pelepasan hormon (neurohormon) yang di hasilkan oleh sel neurosekretori.
2.3 Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin

Kelenjar endokrin merupakan sekelompok susunan sel yang mempunyai susunan


mikroskopis sangat sederhana. Kelompok ini terdiri dari deretan sel-sel, lempengan atau
gumpalan sel disokong oleh jaringan ikat halus yang banyak mengandung pembuluh
kapiler.

Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan


memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan
homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat
dibedakan dengan karakteristik tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar hipofise

7
posterior yang mempunyai asal dari saraf (neural) Jika keduanya dihancurkan atau
diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf.
Kelenjar endokrin tidak memiliki saluran, hasil sekresi dihantarkan tidak melaui
saluran, tapi dari sel-sel endokrin langsung masuk ke pmbuluh darah. Selanjutnya hormon
tersebut dibawa ke sel-sel target (responsive cells) tempat terjadinya efek hormon.
Sedangkan ekresi kelenjar eksokrin keluar dari tubuh kita melalui saluran khusus, seperti
uretra dan saluran kelenjar ludah.
Tubuh kita memiliki beberapa kelenjar endokrin. Diantara kelenjar-kelenjar
tersebut, ada yang berfungsi sebagai organ endokrin murni artinya hormon tersebut hanya
menghasilkan hormon misalnya kelenjar pineal, kelenjar hipofisis / pituitary, kelenjar
tiroid, kelenjar paratiroid, kelenjar adrenal suprarenalis, dan kelenjar timus. Selain itu ada
beberapa organ endokrin yang menghasilkan zat lain selain hormon yakni: Kelenjar
Hormon Zat lain yang dihasilkan Pankreas Insulin, glukagon Enzim pencernaan Testis
Testosteron Sel sperma Ovarium Estrogen, progesteron Sel telur / ovum.
Sel-sel Penyusun Organ Endokrin
Sel-sel penyusun organ endokrin dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.

1. Sel Neusekretori, adalah sel yang berbentuk seperti sel saraf, tetapi berfungsi
sebagai penghasil hormon. Contoh sel neusekretori ialah sel saraf pada hipotalamus. Sel
tersebut memperhatikan fungsi endokrin sehingga dapat juga disebut sebagai sel
neuroendokrin. Sesungguhnya, semua sel yang dapat menghasilkan sekret disebut
sebagai sel sekretori. Oleh karena itu, sel saraf seperti yang terdapat pada hipotalamus
disebut sel neusekretori.

2. Sel endokrin sejati, disebut juag sel endokrin kelasik yaitu sel endokrin yang
benar-benar berfungsi sebagai penghasil hormon, tidak memiliki bentuk seperti sel saraf.
Kelenjat endokrin sejati melepaskan hormon yang dihasilkannya secara langsung ke
dalam darah (cairan tubuh). Kelenjar endokrin sejati dapat ditemukan pada hewan yang
memepunyai sistem sirkulasi, baik vertebrata maupun invertebrata. Hewan invertebrata
yang sering menjadi objek studi sistem endokrin yaitu Insekta, Crustaceae, Cephalopoda,
dan Moluska. Kelenjar ensokrin dapat berupa sel tunggal atau berupa organ multisel.

2.4 Kelenjar Endokrin dan Hormon yang Dihasilkan

8
1. Kelenjar Pituitari

kelenjar ini terletak di dasar tengkorak yang memegang peranan penting dalam
sekresi hormon dari semua organ-organ endokrin. Kelenjar pituitari ini dikenal sebagai
master of glands (raja dari semua kelenjar) karena pituitari itu dapat mengkontrol kelenjar
endokrin lainnya. Sekresi hormon dari kelenjar pituitari ini dipengaruhi oleh faktor emosi
dan perubahan iklim. Pituitari dibagi 2 bagian, yaitu anterior dan posterior.

a. Hipofisis Anterior
Hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis lobus anterior dapat dilihat pada
gambar:

Gambar : Hormon yang dihasilkan hipofisis lobus anterior beserta organ targetnya

Macam-macam fungsi hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis lobus anterior dan
gangguannya.

9
Hormon yang dihasilkan Fungsi dan gangguannya
Merangsang sintesis protein dan
metabolisme lemak, serta
merangsang pertumbuhan tulang
(terutama tulang pipa) dan otot.
kekurangan hormon ini pada
anak-anak-anak menyebabkan
Hormon Somatotropin (STH),
pertumbuhannya terhambat
Hormon pertumbuhan (Growth
/kerdil (kretinisme), jika
Hormone / GH)
kelebihan akan menyebabkan
pertumbuhan raksasa
(gigantisme). Jika kelebihan
terjadi pada saat dewasa, akan
menyebabkan pertumbuhan tidak
seimbang pada tulang jari tangan,
kaki, rahang, ataupun tulang
hidung yang disebut akromegali.
Mengontrol pertumbuhan dan
Hormon tirotropin atau Thyroid
perkembangan kelenjar gondok atau
Stimulating Hormone (TSH)
tiroid serta merangsang sekresi
tiroksin
Mengontrol pertumbuhan dan
perkembangan aktivitas kulit ginjal
Adrenocorticotropic hormone
dan merangsang kelenjar adrenal
(ACTH)
untuk mensekresikan
glukokortikoid (hormon yang
dihasilkan untuk metabolisme
karbohidrat)
Membantu kelahiran dan
Prolaktin (PRL) atau Lactogenic
memelihara sekresi susu oleh
hormone (LTH)
kelenjar susu

10
Hormon gonadotropin pada wanita
: Merangsang pematangan folikel
1. Follicle Stimulating Hormone dalam ovarium dan menghasilkan
(FSH) estrogen

Mempengaruhi pematangan folikel


2. Luteinizing Hormone (LH) dalam ovarium dan menghasilkan
progestron

Hormone gonadotropin pada pria :


Merangsang terjadinya
1. FSH spermatogenesis (proses
pematangan sperma)

Merangsang sel-sel interstitial testis


untuk memproduksi testosteron dan
androgen
2. Interstitial Cell Stimulating
Hormone (ICSH)

b. Hipofisis Pars Media


Jenis Hormon serta fungsi Hipofisis pars media
Hormon Fungsi
MSH (Melanosit Stimulating Mempengaruhi warna kulit individu,
Hormon dengan cara menyebarkan butir
melanin, apabila hormon ini banyak
dihasilkan maka menyebabkan kulit
menjadi hitam.

11
c. Hipofisis Posterior
Hormon yang dihasilkan hipofisis lobus posterior beserta organ targetnya
dapat dilihat pada gambar :

Gambar : Hormon yang dihasilkan hipofisis lobus posterior beserta organ targetnya
Jenis hormon serta fungsi dari hipofisis posterior

Hormon Fungsi
Menstimulasi kontraksi otot polos pada
Oksitosin
rahim wanita selama proses melahirkan

Menurunkan volume urine dan


Hormon ADH meningkatkan tekanan darah dengan
cara menyempitkan pembuluh darah

Banyak sedikitnya cairan yang masuk dalam sel akan di deteksi oleh
hipotalamus. Jika cairan (plasma) dalam darah sedikit, maka hipofisis akan
mensekresikan ADH untuk melakukan reabsorpsi (penyerapan kembali) sehingga darah

12
mendapatkan asupan cairan dari hasil reabsorpsi tersebut. Dengan demikian kadar cairan
(plasma) dalam darah dapat kembali seimbang. Selain itu, karena cairan pada ginjal
sudah diserap, maka urinenya kini bersifat pekat.

2. Kelenjar Tiroid
Kelenjar Tiroid terdiri atas dua lobus yang terletak di sebelah kanan trakea,
diikat bersama oleh jaringan tiroid dan yang melintasi trakea di sebelah depan.
Kelenjar ini merupakan kelenjar yang terdapat di dalam leher bagian depan bawah,
melekat pada dinding laring. Atas pengaruh hormon yang dihasilkan oleh kelenjar
hipofise lobus anterior, kelenjar toroid ini dapat memproduksi hormon tiroksin.
Adapun fungsi dari hormon tiroksin adalah mengatur pertukaran zat/ metabolisme
dalam tubuh dan mengatur pertumbuhan jasmani dan rohani.
Struktur kelenjar tiroid terdiri atas sejumlah besar vesikel-vesikel yang
dibatasi oleh epitelium silinder, disatukan oleh jaaringan ikat. Sel-selnya
mengeluarkan sera, cairan yang bersifat lekat yaitu koloid tiroid yang mengandung
zat senyawa yodium dan dinamakan hormon tiroksin. Sekret ini mengisi vesikel dan
dari sini berjalan ke aliran darah baik langsung maupun melalui saluran limfe.
Hipofungsi kelenjar ini menyebabkan penyakit kretinismus dan penyakit miksedema.
Hiperfungsi menyebabkan penyakit eksoftamalik goiter. Sekresi tiroid diatur oleh
sebuah hormon dari lobus anterior kelenjar hipofise yaitu oleh hormon tirotropik.
Fungsi kelenjar tiroid sangat erat dengan kegiatan metabolik, adapun fungsi kelenjar tiroid yaitu
sebagai berikut :
1) Bekerja sebagai perangsang proses oksidasi
2) Mengatur penggunan oksidasi
3) Mengatur pengeluaran karbon dioksida
4) Metabolik dalam hati pengaturan susunan kimia dalam jaringan
5) Pada anak memengaruhi perkembangan fisik dan mental
Kelenjer tiroid mempunyai keunikan dibandingkan kelenjer endokrin lain karena :
1. Kelenjer tiroid mempunyai kemampuan untuk menyimpan hormon tiroid dalam jumlah
besar sekitar 23 minggu.

13
2. Untuk sintesa horon tiroid dibutuhkan iodium. Hormon tiroid T3 dan T4 memegang
peranan penting dalam proses pertumbuhan serta proses meetabolisme hampir semua
jaringan dan organ didalam tubuh

Hormon yang dihasilkan dari kelenjar Tiroid beserta fungsinya :

Hormon Fungsi
Tiroksin (T4) Mengatur metabolisme, pertumbuhan,
perkembangan, dan kegiatan
system saraf

Triiodontironin (T3) Mengatur metabolisme, pertumbuhan,


perkembangan dan kegiatan
sistem saraf

Kalsitonin Menurunkan kadar kalsium dalam


darah dengan cara mempercepat
absorpsi kalsium oleh tulang

Efek Fisiologis Hormon Tiroid


 Metabolisme
 Pertumbuhan dan perkembangan
 Efek kordiofaskuler mematikan
 Hemopoetik
 Pernapasan
 Aktivitas saluran cerna
 SSP
 Suhu tubuh
Jenis penyakit tiroid yang utama:

14
 Hipertiroidisme / Tirotoksikosis
 Hipotiroidisme

Gambar : kelenjar tiroid

3. Kelenjar Paratiroid
 Berjumlah empat buah terletak di belakang kelenjar tiroid
 Kelenjar ini menghasilkan parathormon (PTH) yang berfungsi untuk mengatur
konsentrasi ion kalsium dalam cairan ekstraseluler dengan cara mengatur :
absorpsi kalsium dari usus, ekskresi kalsium oleh ginjal, dan pelepasan kalsium
dari tulang.
 Hormon paratiroid meningkatkan kalsium darah dengan cara merangsang
reabsorpsi kalsium di ginjal dan dengan cara penginduksian sel–sel tulang
osteoklas untuk merombak matriks bermineral pada osteoklas untuk merombak
matriks bermineral pada tulang sejati dan melepaskan kalsium ke dalam darah
 Jika kelebihan hormon ini akan berakibat berakibat kadar kalsium dalam darah
meningkat, hal ini akan mengakibatkan terjadinya endapan kapur pada ginjal.
 Jika kekurangan hormon menyebabkan kekejangan disebut tetanus.
 Kalsitonin mempunyai fungsi yang berlawanan dengan PTH, sehingga fungsinya
menurunkan kalsium darah.
Fungsi kelenjar Pratiroid :
a. Memelihara konsentrasi ion kalsium yang teteap dalam plasma.

15
b. Mengontrol ekskresi kalsium dan fosfat melalui ginjal.
c. Mempercepat absorbsi kalsium di intestin.
d. Kalsium berkurang, hormon paratiroid menstimulasi resorpsi tulang sehingga
menambah kalsium dalam darah.
e. Menstimulasi dan mentraspor kalsium dan fosfat melalui membran sel.

5. Kelenjar Timus

Terletak di dalam mediastinum di belakang os sternum, kelenjar timus hanya


dijumpai pada anak-anak di bawah 18 tahun. Kelenjar timus terletak di dalam thorax kira-
kira setinggi bifurkasi trakea, warnanya kemerah-merahan dan terdiri atas 2 lobus. Pada
bayi baru lahir sangat kecil dan beratnya kira-kira 10 gram atau lebih sedikit. Ukurannya
bertambah besar pada masa remaja dari 30-40 gram kemudian berkerut lagi.
Suatu sumber dari sel yang mempunyai kemampuan imunologis. Sumber hormon timus
mempersiapkan poliferasi dan maturasi sel-sel yang memepunyai kemampuan potensial
16
imunologisdalam jaringan lain sehingga pertumbuhan meningkat masa bayi
sampairemaja. Setelah dewasa pertumbuhan akan kurang sehingga mengurangi aktivitas
kelamin.
Fungsi hormon kelenjar timus :
a. Mengaktifkan pertumbuhan badan.
b. Mengurangi aktifitas kelenjar kelamin.

4. Kelenjar Adrenal
Pada manusia, kelenjar anak ginjal, kelenjar adrenal (atau kelenjar suprarenalis)
adalah kelenjar endokrin berbentuk segitiga yang terletak di atas ginjal (ad, "dekat"
atau "di" + renes, "ginjal").
Secara anatomi, kelenjar adrenal terletak di dalam tubuh, di sisi anteriosuperior
(depan-atas) ginjal. Padamanusia, kelenjar adrenal terletak sejajar dengan tulang
punggung thorax ke-12 dan mendapatkan suplai darah dariarteri adrenalis. Tiap
kelenjar berbobot sekitar 4 gram.
Kelenjar ini berpasangan, masing-masing menempel di atas ginjal sebagai topi.
Secara histologis, terbagi atas dua bagian yaitu medula dan korteks. Bagian korteks
berbobot sekitar 90% massa kelenjar.
Kelenjar adrenal yang sehat merupakan alat kecantikan yang paling baik di
dunia. Warna dan mutu kulit merupakan suatu tanda dari cara bekerja adrenal itu.
Fungsi adrenal yang normal memberikan warna kemerah-merahan dan terang kepada
kulit biarpun kulit itu berwarna gelap; kulit kelihatan segar. Bila kulit nampak pucat,
kisut, maka itu menandakan kurangnya aktivitas adrenal.
Kelenjar adrenal merupakan bagian dari suatu sistem yang rumit yang
menghasilkan hormon yang saling berkaitan.
Hipotalamus menghasilkan CRH (Corticotrophin Releasing Hormone), yang
merangsang kelenjar hipofisa untuk melepaskan kortikotropin, yang mengatur
pembentukan kortikosteroid oleh kelenjar adrenal.
Fungsi kelenjar adrenal bisa berhenti jika hipofisa maupun hipotalamus gagal
membentuk hormon yang dibutuhkan dalam jumlah yang sesuai. Kekurangan atau

17
kelebihan setiap hormon kelenjar adrenal bisa menyebabkan penyakit yang serius
yaitu Penyakit Addison.
Hormon dari kelenjar anak ginjal dan prinsip kerjanya :
Hormon Fungsi
Bagian korteks adrenal
a. Mineralokortikoid Mengontol metabolisme ion
anorganik
b. Glukokortikoid Mengontrol metabolisme glukosa
Bagian Medula Adrenal Kedua hormon tersebut bekerja
sama dalam hal
berikut :
Adrenalin (epinefrin) dan a. dilatasi bronkiolus
noradrenalin b. vasokonstriksi pada arteri
c. vasodilatasi pembuluh darah
otak dan otot
d. mengubah glikogen menjadi
glukosa dalam hati
e. gerak peristaltik
f. bersama insulin mengatur kadar
gula darah

18
Gambar : kelenjar Adrenal

7. Kelenjar Pankreas
Kelenjar pankreas merupakan sekelompok sel yang terletak pada pankreas,
sehingga dikenal dengan pulau – pulau langerhans.
Kelenjar pankreas menghasilkan hormon insulin dan glukagon. Insulin
mempermudah gerakan glukosa dari darah menuju ke sel – sel tubuh menembus
membrane sel.
Di dalam otot glukosa dimetabolisasi dan disimpan dalam bentuk cadangan.
Di sel hati, insulin mempercepat proses pembentukan glikogen (glikogenesis) dan
pembentukan lemak (lipogenesis).
Kadar glukosa yang tinggi dalam darah merupakan rangsangan untuk
mensekresikan insulin. Sebagai contoh, insulin akan meningkat setelah kita makan.
Setelah makan, maka kadar glukosa dalam darah akan naik karena tubuh
mendapatkan glukosa dari pemecahan makanan tersebut. Tubuh mengambil
kelebihan glukosa dengan cara mensekresikan insulin untuk menyeimbangkannya
pada kadar normal. Sebaliknya glukagon bekerja secara berlawanan terhadap insulin.
Glukagon berfungsi mengubah glikogen menjadi glukosa sehingga kadar glukosa
naik. Contohnya pada saat kita berpuasa. Karena tubuh tidak mendapatkan asupan

19
glukosa ketika berpuasa, maka tubuh mensekresikan glukagon untuk
menyeimbangkan kekurangan glukosa tersebut.
Kekurangan hormon insulin akan menyebabkan penyakit diabetes mellitus
(kencing manis). Kenapa hal tersebut bisa terjadi?

Insulin berperan mengubah glukosa menjadi glikogen agar dapat menurunkan kadar
gula darah. Jika seseorang tidak dapat memproduksi insulin, maka glukosa dalam
darah terus bertambah karena glukosanya tidak bisa dirubah menjadi glikogen.
Akibatnya urine yang dikeluarkannyapun mengandung glukosa.

Gambar : Kelenjar Pankreas

Peningkatan glukosa darah diatas titik pasang (sekitar 90mg/100ml pada manusia)
merangsang pankreas untuk mensekresi insulin, yang memicu sel –sel targetnya untuk
mengambil kelebihan glukosa dari darah. Ketika kelebihan itu telah dikeluarkan atau
ketika konsentrasi glukosa turun dibawah titik pasang, maka pancreas akan merespons
dengan cara mensekresikan glukagon, yang mempengaruhi hati untuk menaikkan kadar
glukosa darah.

20
Gambar : Pengaturan Kadar Gula

8. Kelenjar Pienalis
Kelenjar pineal (juga disebut badan pineal, epiphysis cerebri, epiphysis, conarium atau
"Mata ketiga") adalah sebuah kelenjarendokrin pada otak vertebrata. Ia memproduksi
serotonin turunan dari melatonin, sebuah hormon yang mempengaruhi modulasi pola
bangun/tidur dan fungsi musiman. Bentuknya mirip dengan sebuah buah pohon cemara
mungil (namanya karenanya), dan dia terletak dekat dengan pusat otak, di antara dua
belahan, terselip di sebuah alur di mana dua badan thalamus bulat bergabung.
Kelenjar pineal berwarna abu-abu kemerahan dan sekitar ukuran sebutir beras (5–8 mm)
pada manusia, berlokasi hanya di rostro-dorsal dengansuperior colliculus dan dibelakang dan
dibawah stria medullaris, di antara berposisi lateral badan thalamus. Dia adalah bagian
dari epithalamus.

Kelenjar pineal adalah struktur berbentuk garis tengah seperti buah pohon cemara , dan
sering terlihat di tengkorak X-ray, seperti yang sering klasifikasi. Kelenjar ini menghasilkan
sekresi interna dalm membantu pankreas dan kelenjar kelamin.

21
Gambar : Kelenjar Pienalis

9. Kelenjar Kelamin

OVARIUM

Merupakan kelenjar kelamin wanita yang berfungsi menghasilkan sel telur,


hormone estrogen dan hormone progesterone.
Sekresi estrogen dihasilkan oleh folikel de Graaf dan dirangsang oleh FSH
Estrogen berfungsi menimbulkan dan mempertahankan tanda –tanda kelamin
sekunder pada wanita, misalnya perkembangan pinggul, payudara, serta kulit
menjadi halus.
Progesteron dihasilkan oleh korpus luteum dan dirangsang oleh LH
Progesteron berfungsi mempersiapkan dinding uterus agar dapat menerima sel
telur yang sudah dibuahi.

22
Gambar : Regulasi hormon di ovarium

Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah:


a. FSH-RH (follicle stimulating hormone releasing hormone) yang dikeluarkan
hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH.
b. LH-RH (luteinizing hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk
merangsang hipofisis mengeluarkan LH.
c. PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk mengeluarkan
prolaktin.Pada setiap siklus menstruasi, FSH yang dikeluarkan oleh hipofisis
merangsang perkembangan folikel-folikel di dalam ovarium (indung telur).Pada
umumnya hanya 1 folikel yang terangsang namun dapat perkembangan dapat menjadi
lebih dari 1, dan folikel tersebut berkembang menjadi folikel de graaf yang membuat
estrogen.Estrogen ini menekan produksi FSH, sehingga hipofisis mengeluarkan hormon
yang kedua yaitu LH. Produksi hormon LH maupun FSH berada di bawah pengaruh
releasing hormonesyang disalurkan hipotalamus ke hipofisis. Penyaluran RH
dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen terhadap hipotalamus.Produksi
hormon gonadotropin (FSH dan LH) yang baik akan menyebabkan pematangan dari
folikel de graaf yang mengandung estrogen. Estrogen mempengaruhi pertumbuhan dari
endometrium.Di bawah pengaruh LH, folikel de graaf menjadi matang sampai terjadi
ovulasi. Setelah ovulasi terjadi, dibentuklah korpus rubrum yang akan menjadi korpus
luteum, di bawah pengaruh hormon LH dan LTH (luteotrophic hormones, suatu hormon
gonadotropik).Korpus luteum menghasilkan progesteron yang dapat mempengaruhi

23
pertumbuhan kelenjar endometrium. Bila tidak ada pembuahan maka korpus luteum
berdegenerasi dan mengakibatkan penurunan kadar estrogen dan progesteron.
Penurunan kadar hormon ini menyebabkan degenerasi, perdarahan, dan pelepasan dari
endometrium. Proses ini disebut haid atau menstruasi. Apabila terdapat pembuahan
dalam masa ovulasi, maka korpus luteum tersebut dipertahankan.
Pada tiap siklus dikenal 3 masa utama yaitu:
a. Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu endometrium
(selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan hormon-hormon ovarium
berada dalam kadar paling rendah.
b. Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah menstruasi
berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidua
fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin.
c. Masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon
progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk
membuat kondisi rahim siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim).
2.5 Karakteristik Sistem Endokrin
Hormon bekerja dalam sistem umpan balik, yang memungkinkan tubuh untuk
dipertahankan dalam situasi lingkungan optimal. Hormon mengontrol laju aktivitas
selular.Hormon tidak mengawali perubahan biokimia, hormon hanya mempengaruhi sel-
sel yang mengandung reseptor yang sesuai, yang melakukan fungsi spesifik.
Hormon mempunyai fungsi dependen dan interdependen. Pelepasan hormon dari satu
kelenjar sering merangsang pelepasan hormon dari kelenjar lainnya. Hormon secara
konstan di reactivated oleh hepar atau mekanisme lain dan diekskresi oleh ginjal.

2.6 Pengertian Hormon


Hormon (dari bahasa Yunani, όρμή: horman - "yang menggerakkan") adalah pembawa
pesan kimiawi antarsel atau antarkelompok sel. Semua organisme multiselular, termasuk
tumbuhan (lihat artikel hormon tumbuhan), memproduksi hormon.
Pada hewan, hormon yang paling dikenal adalah hormon yang diproduksi oleh kelenjar
endokrin vertebrata. Walaupun demikian, hormon dihasilkan oleh hampir semua sistem
organ dan jenis jaringan pada tubuh hewan. Molekul hormon dilepaskan langsung ke
aliran darah, walaupun ada juga jenis hormon - yang disebut ektohormon (ectohormone) -
yang tidak langsung dialirkan ke aliran darah, melainkan melalui sirkulasi atau difusi ke
sel target.

2.7 Klasifikasi, Fungsi dan Sifat Hormon


Berdasarkan hakikat kimianya hormon dapat di klasifikasikan menjadi tiga yaitu, hormon

24
peptida dan protein, steroid,dan turunan tirosin.
Tabel klasifikasi hormon pada vertebrata berdasarkan struktur dan hakikat kimianya
Steroid Peptida dan protein besar Tururnan tirosin
Peptida Protein besar
Testosteron
Estrogen
Progesteron
Kortikosteroid
Vitamin D-3 Hormon hefotalamus
Angiotensi
Somatostatin
Gastrin
Sekretin
Glukagona
Kalsitonin
Insulin
paratohormon Hormon pertumbuhan
Prolaktin
LH
FSH
TSH Katekolamin, meliputi: noradrenalin
Adrenallin
Hormon teroid, meliputi: tiroksin (T4)
Triiodotironin (T3)

Selain berbagai hormon yang telah disebutkan diatas, terdapat sejumlah zat kimia yang
menyerupai hormon. Zat kimia lain yang kerjanya menyerupai hormon antara lain
bradikinin, eritropuitin, histamin, kinin, rinin, postaglandin, dan hormon thymic. Hormon
thymic adalah hormon dari keleenjar timus (thymus) yang berperan memengaruhi
perkembangan sel limposit B menjadi sel plasma, yaitu sel penghasil anti bodi. Diduga,
hormon thymic juga mempengaruhi sekresi hormon reproduktif dari hepotisis.
Bradikinin merupakan suatu polipeptida yang dihasilkan olah kelanjar yang sedang aktif
contohnya kelenjar keringat dan kelenjar ludah pada saat aktif. Bradikinin bekerja
sebagai vasodilator kuat yangn dapat meningkatkan aliran darah lokal secara signifikan
sehingga merangsang pengeluaran keringat dan air ludah dalm jumlah lebih banyak.
Vasodilator yaitu senyawa yanng menyebabkan pembuluh darah membesar/melebar.
Eritropuitin merupakan glikoprotein yang proses sistesisnya melibatkan hati dan ginjal.
Pembentukan eritropuitin dirangasang oleh rendahnya kadar oksigen dalam darah atau
jaringan, conntohnya pada saat tubuh kita sedang giat beraktivitas (misalnya sedang
berolahraga). Selanjutnya, eritropuitin akan merangsang pusat pembentukan sel darah di

25
sum-sum tulang sehingga tubuh akan menghasilakan sel darah merah dalam jumlah yang
lebih banyak. Hal ini akan sangat bermanfaat untuk meningkatkan jumlah oksigen yang
diangkut oleh darah.
Berbagai senyawa kimia seperti prostaglandin, eritripuitin, histamin, kinin, dan renin
dapat disistesis secara luas oleh berbagai jaringan atau organ yang sebenernya tidak
berfungsi sebagai organ endokrin. Misalnya, ginjal mampu menyentesis renin dan
eritropuitin. Senyawa kimia yang mirip hormon semacam itu secara bersama-sama
disebut sebagai hormon jaringan.
Selain hormon jaringan, terdapat juga feromon. Feromon adalah suatu senyawa kimia
spesifik yang dilepaskan olah hewan kelingkungannya dan dapat menimbulkan respons
perkembangan, atau respon reproduktif. Senyawa kimia tersebut sangat bermanfaat bagi
hewan dalam berbagai hal, antara lain untuk memberikan daya tarik seksual, menanadai
daerah kekuasaan, mengenali individu lain dalam spesies yang sama, dan berperan
penting dalam sinkronisasi siklus seksual.
Semua hormon umumnya memperlihatkan adanya kesamaan sifat. Bebrapa sifat yang
umum diperhatikan oleh hormon ialah sebagai berikut.
1. Hormon polipeptida biasanya disintesis dalam bentuk prekursor yang belum aktif (
disebut sebagai prohormon), contohnya proinsulin.prohormon memiliki rantai yang lebih
panjang dari pada aktifnya.
2. Sejumlah hormon dapat berfungsi dalam konsentrasi yang sangat rendah dan sebagai
hormon berumur pendek.
3. Beberapa jenis hormon ( misalnya adrenalin ) dapat segara bereaksi dangan sel
sasaran, sedangkan hormon yang lain ( contohnya estrogen dan tiroksin) bereaksi secara
lambat. Adrenalin bereaksi dengan sel sasaran hanya dalam waktu beberapa detik,
sedangkan estrogen dan tiroksin memerlukan waktu beberapa jam sampai beberapa hari.
4. Pada sel sasaran, hormon akan berikatan dengan resptornya.
5. Hormon kadang-kadang memerlukan pembawa pesan kedua.

2.8 Mekanisme Aksi Hormon


Pada bagian terdahulu telah di bicarakan bahwa untuk dapar memperlihatkan epek
biologis, suatu hormon harus berintraksi dengan sel sasaran melalui reseptor khusus bagi
hormon tersebut. Reseptor khusus ini di sebut reseptor hormon. Interaksi hormon dengan
sel sasaran biasanya terjadi melalaui pembentukkan kompleks hormon-reseptor. Reseptor
hormon pada sel sasaran umumnya beberapa molekul protein besar dengan bentuk tiga
dimensi yang unik. Reseptor tersebut hanya akan berkaitan dengan hormon tertentu atau
analognya, yaitu senyawa lain yang mempunyai gugus fungsional sangat mirip dengan
gugus fungsional hormon yang di maksud.
Khususan kerja hormon dapat diketahui dari kenyataan bahwa suatu jenis hormon hanya
dapat mempengaruhi sel tertentu. Kemampuan suatu hormon mempengaruhi sel sasaran
ditentukan oleh keberadaan reseptor khusus untuk hormon tersebut pada sel. Apabila
tidak memiliki reseptor khusus untuk suatu jenis hormone, suatu sel tidak akan tanggap

26
terhadap hormon yang dimaksud, sekalipun hormon tersebut ada di dekatnya. Pernyataan
tersebut dapat digunakan untuk memberikan penjelasan atas pernyataan “Mengapa
hormon yang ada dalam sirkulasi darah hanya mempengaruhi sel-sel tertentu saja
walaupun hormon tersenbut beredar di seluruh cairan tubuh”
Reseptor Hormon pada Membran
Reseptor untuk hormone pada suatu sel dapat terletak pada membran atau sitoplasma.
Reseptor hormon yang terdapat pada mambran biasanya merupakan reseptor untuk
hormon protein atau peptida. Contoh jenis hormon ini dapat dilihat pada tabel klsifikasi.
Apabila sudah sampai di dekat sel sasaran, hormon akan segera berikatan dengan
reseptornya dan membentuk kompleks hormon-reseptor. Pembentukan ikatan hormon-
reseptor terjadi melalui mekanisme yang serupa dengan penggabungan antara anak kunci
dan gemboknya. Kompleks hormon-reseptor selanjutnya akan memicu serangkain reaksi
biokimia yang menimbulkan tanggapan hayati .mula-mula terjadi aktivitas protein-G
yang terdapat dalam mambran. Protein-G merupakan suatu senyawa trimer yaitu molekul
khusus yang terdiri atas tiga subunit. Salah satu dari tiga subunit protein tersebut pada
saat istirahat berikatan dengan guanosin difosfat (GDP) aktivitas protein-G oleh
kompleks hormon-reseptor menyebabkan fosforilasi GDP menjadi guanine trifosfat
(GTP). Hal ini akan mengubah konformasi protein-G dan menguraikan menjadi subunit
penyusunnya. Subunit protein yang mengikat GTP akan mengaktivitas enzim adenil
siklase yang terdapat pada mambran. Selanjutnya, GTP segera di ubah kembali menjadi
GDP oleh pengaktifan GTP-ase protein-G. akibatnya protein-G kembali ke bentuk
semula. Hal ini akan mengaktifkan beberapa molekul adenil siklase sehingga melepaskan
gugus fosfat dari ATP dan terbentuklah AMP siklik (c-AMP, lihat pada gambar 5.3)
.Fungsi c-AMP dalam peristiwa yang di tunjukkan pada gambar 5.3 tersebut adalah
menganktifkan protein kinase. Setelah melaksanakan fungsinya, c-AMP akan diubah
menjadi AMP oleh enzim fosfodiesterase, sedangkan protein kinase aktif akan
memfosforilasi protein pengatur inaktif sehingga berubah menjadi protein pengatur aktif.
Proses ini merupakan fosforilasi tahap paling akhir yang akan menimbulkan tanggapan
sel terhadap hormon.
Tanggapan hayati seperti apa yang akan terjadi pada sel tersebut? Pada uraian diatas.
Telah di jelaskan bahwa fosforilasi akan dapat mengubah konformasi protein pengatur
inaktif menjadi aktif dan mengubah konpormasi protein. Seandainya protein yang
berubah itu adalah pintu untuk ion, keadaan akan berubah, misalnya dari keadaan tertutup
menjadi terbuka. Seandainya pintu ion yang yang terbuka itu adalah pintu ion Ca2+
sejumlah ion Ca2+ akan dapat melewati mambran. Ion Ca2+ yang melewati mambran
tersebut akan bergerak dari luar kedalam sel. Jadi, tanggapan hayati yang timbul dalam
contoh ini adalah peningkatan konsentrasi kalsium di dalam sel. Apabila hal tersebut
terjadi pada mambran presinaps maka peristiwa yang akan terjadi selanjutnya ialah
pengeluaran sejumlah neurotransmitter ke celah sinaps.
Berikut adalah contoh beberapa peristiwa yang dapat diubah oleh hormon dengan cara

27
kerja seperti di atas.
a. perubahan aktivitas enzim : perubahan aktivitas enzim memungkinkan proses
metabolisme tertentu dapat terselenggara atau terhenti.
b. Pengaktifan mekanisme transpor aktif : proses transpor aktif sangat penting bagi sel
untuk memasukkan atau mengeluarkan suatu zat.
c. Aktivitas pembentukan mikrotubulus : perubahan aktivitas pembentukan mikrotubulus
dapat memengaruhi berbagai peristiwa yang tergantung padanya antara lain penggerakan
ameba dan mitosis sel.
d. Pengubahan aktivitas metabolisme DNA : pengubahan aktivitas metabolisme DNA
dapat memengaruhi proses pertumbuhan atau pembelahan sel.
Reseptor Hormon pada Sitoplasma ( Reseptor Sitosolik )
Reseptor sitosolik merupakan reseptor hormon yang terdapat dalam sitoplasma sel
sasaran. Hormon yang menggunakan reseptor sitosolik ialah hormone steroid dan hormon
turunan asam amino. Hormon tersebut sangat mudah larut dalam lipid sahingga mudah
melewati mambran sel sasaran. Diperkirakan, hormon tersebut sampai pada sel sasaran
dalam keadaan berikatan dengan beberapa jenis molekul pengemban.
Selama dalam peredaran darah ke seluruh tubuh, hormon selalu berikatan dengan
pengembannya. Pada suatu saat, hormon akan terlepas dari molekul pengemban dan
masuk ke sel sasaran. Dalam sitoplasma sel sasaran, hormon berkombinasi dengan
reseptor yang aktif. Kompleks tersebut mempunyai daya gabung (afinitas) yang sangat
tinggi terhadap DNA sehingga setelah masuk ke inti akan segera berkombinasi dengan
DNA. Hal ini lah yang mengawali transkripsi DNA. Tempat pembentukan ikatan
kompleks hormon-reseptor pada DNA tidak diketahui dengan pasti, tetapi diduga terjadi
pada bagian DNA yang disebut daerah promoter akan merangsang gen tertentu untuk
aktif (on) atau pasif (off).

2.9 Struktur endokrin lain penghasil hormon


1. Jantung, faktor atrial natriuretic yang menyebabkan urine bergaram
2. Gaster, yang menghasilkan gastrin dan berfungsi untuk membantu dalam proses gerak
peristaltik yang teratur pada lambung, membentuk makanan yang padat menjadi lunak
atau dalam bentuk cair (chime) sehingga mudah dicerna oleh usus halus
3. Plasenta, hormon estrogen dan hormon progesteron, HCG ( tes kehamilan)
4. Ginjal, hormon eritropoietin yang produksi eritrosit
5. Kulit, kolekalsiferol yang menyebabkan Vitamin D tidak aktif dan sinar matahari
yang diaktifkan di ginjal membuat vit d3 lalu absorpsi ion Ca dari usus.

28
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem endokrin adalah sistem kelenjar dan struktur lain yang mengeluarkan sekret
internal ( hormon) yang dilepaskan secara langsung ke dalam sistem sirkulasi,
mempengaruhi metabolisme dan proses tubuh lainnya.

Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan
fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan
homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat
dibedakan dengan karakteristik tertentu.Sistem endokrin memiliki fungsi untuk
mempertahankan hemoestatis, membantu mensekresikan hormon-hormon yang bekerja
dalam sistem persyarafan, pengaturan pertumbuhan dan perkembangan dan kontrol
perkembangan seksual dan reproduksi.

3.2 Saran

Tidak ada kata sempurna yang pantas untuk segala hal di dunia, begitu juga dengan
makalah yang telah kami susun, oleh karena itu bagi pihak terkait kami mengharapkan
kritik dan saran guna perbaikan dan semoga makalah ini dapat bermanfaat. Amiin.

29
DAFTAR PUSTAKA

http://celo – biologi. Endokrin.com


http:// id.Wikipedia.org/wiki/Sistem Hormon

http://rizalensyamada.blogspot.co.id/2013/01/makalah-sistem-endokrin.html

http://xrayradiology.blogspot.co.id/2015/06/makalah-sistem-endokrin.html

30

Anda mungkin juga menyukai