Anda di halaman 1dari 17

Tugas Kelompok

MAKALAH

ALAT INDUSTRI PROSES (DRYER)

PEMBIMBING:

M. BADAI, S.T., M.Si

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 4

ISRA KURNI WIJANTI (33120002)

DEWI KHUSNUL QHATIMAH (33120003)

ANDI ARUM ALFIKA (33120007)

DENOV EKAYANTI RAMADHANI (33120014)

ZAIFUL DANI (33120019)

REZKY ANANDA (33120024)

KELAS 2A_D3 TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

2021/2022
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.......................................................................................... 1

DAFTAR ISI ...........................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................3

1.1 Latar Belakang .............................................................................................3

1.2 Tujuan..........................................................................................................4

1.3 Manfaat...........................................................................................................4

1.4 Kriteria Pemilihan Alat pengering: ...............................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................5

2.1 Pengeringan ...................................................................................................5

2.2 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pengeringan .........................................6

2.3 Prinsip dasar dan mekanisme pengeringan ...................................................7

2.4 Metode Umum Pengeringan ..........................................................................8

2.5 Jenis-jenis Dryers ..........................................................................................8

BAB III PENUTUP ..............................................................................................17

3.1 Kesimpulan...................................................................................................17
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kendala dalam hal peningkatan produksi salah satunya disebabkan oleh
proses pengeringan, karena masih mengandalkan sinar matahari. Sehingga
ketergantungan pada kondisi iklim saat pengeringan, menjadikan persoalan
tersendiri. Ini mengakibatkan tidak bisa mengoptimalkan kapasitas produksi,
karena proses pengeringan tergantung pada intensitas cahaya matahari, yang
memerlukan tempat yang sangat luas. Selain itu, higienis produk juga menjadi
faktor yang tidak diperhatikan oleh mitra. Selama ini mitra melakukan proses
penurunan kadar air pakan dengan menjemur di bawah sinar matahari selama
lebih kurang 3-4 hari. Proses pengeringan secara konvensional yang dilakukan
memiliki beberapa kelemahan yaitu rendahnya higienitas produk, konsumsi waktu
pengeringan dan intensitas matahari yang tidak merata sepanjang hari. Hal ini
mempengaruhi proses produksi yang menurunkan kualitas produk.

Salah satu penyebab kerusakan bahan dan produk agroindustri adalah


kerusakan mikrobiologis. Kerusakan ini disebabkan karena banyaknya sumber
energi yang terkandung dalam bahan pertanian, seperti protein dan karbohidrat.
Kedua sumber energi ini yang memicu tumbuhnya mikroba. Selain itu faktor
kandungan air yang terkandung dalam bahan juga salah satu keadaan yang disukai
oleh mikroorganisme.

Alat pengering dapat dikelompokkan menjadi 2, berdasarkan jenis bahan


yang dikeringkan, yaitu pengering bahan padat dan pasta, seperti pengering rak,
pengering konveyor, pengering rotary, pengering flash, pengering beku, dan
pengering fluidized bed; pengering bahan cair, seperti spray dryer dan drum
dryer.Banyaknya jenis alat pengeringan memerlukan pengetahuan yang cukup
untuk menentukan penggunaan alat pengeringan dan prosedurnya sesuai jenis
bahan/produk yang akan dikeringkan (Mardliyan dan hardiyan, 2012).

Oleh karena hal tersebut maka dibuat alat-alat pengering yang digunakan
untuk mengeringkan bahan yang tidak tergantung pada matahari, sebagai seorang
sarjana teknik kimia kita perlu mengetahui proses, cara kerja, kelebihan dan
kekurangan alat-alat pengering tersebut.
1.2 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Mempelajari tentang proses dan cara kerja alat-alat pengering

2. Mempelajari tentang kelebihan alat-alat pengering

3. Mempelajari tentang kekurangan alat-alat pengering

1.3 Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah:

1. Dapat mengetahui tentang proses dan cara kerja alat-alat pengering

2. Dapat mengetahui tentang kelebihan alat-alat pengering

3. Dapat mengetahui tentang kekurangan alat-alat pengering

1.4 Kriteria Pemilihan Alat pengering:


1. Sifat bahan yang dikeringkan,

2. Keadaan bahan yang dikeringkan,

3. Sifat cairan yang ada dalam bahan,

4. Cara pengoperasianya kontinu atau batch,

5. Banyaknya bahan yang akan dikeringkan.


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengeringan
Pengeringan merupakan salah satu unit operasi energi paling intensif dalam
pengolahan pasca panen. Unit operasi ini diterapkan untuk mengurangi kadar air
produk seperti berbagai buah-buahan, sayuran, dan produk pertanian lainnya
setelah panen. Pengeringan adalah proses pemindahan panas dan uap air secara
simultan yang memerlukan panas untuk menguapkan air dari permukaan bahan
tanpa mengubah sifat kimia dari bahan tersebut. Dasar dari proses pengeringan
adalah terjadinya penguapan air ke udara karena perbedaan kandungan uap air
antara udara dan bahan yang dikeringkan. Laju pemindahan kandungan air dari
bahan akan mengakibatkan berkurangnya kadar air dalam bahan tersebut.

Pengeringan adalah pemisahan sejumlah kecil air dari suatu bahan sehingga
mengurangi kandungan sisa zat cair di dalam zat padat itu sampai suatu nilai
rendah yang dapat diterima, menggunakan panas. Pada proses pengeringan ini air
diuapkan menggunakan udara tidak jenuh yang dihembuskan pada bahan yang
akan dikeringkan. Air (atau cairan lain) menguap pada suhu yang lebih rendah
dari titik didihnya karena adanya perbedaan kandungan uap air pada bidang antar-
muka bahan padat-gas dengan kandungan uap air pada fasa gas. Gas panas disebut
medium pengering, menyediakan panas yang diperlukan untuk penguapan air dan
sekaligus membawa air keluar. Air juga dapat dipisahkan dari bahan padat, secara
mekanik menggunakan cara pengepresan sehingga air keluar, dengan pemisah
sentrifugal, dengan penguapan termal ataupun dengan metode lainnya. Pemisahan
air secara mekanik biasanya lebih murah biayanya dan lebih hemat energi
dibandingkan dengan pengeringan.

Kandungan zat cair dalam bahan yang dikeringkan berbeda dari satu bahan ke
bahan lain. Ada bahan yang tidak mempunyai kandungan zat cair sama sekali
(bone dry). Pada umumnya zat padat selalu mengandung sedikit fraksi air sebagai
air terikat. Kandungan air dalam suatu bahan dapat dinyatakan atas dasar basah
(% berat) atau dasar kering, yaitu perbandingan jumlah air dengan jumlah bahan
kering.

Dasar pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara karena perbedaan


kandungan uap air antara udara dengan bahan yang dikeringkan. Dalam hal ini,
kandungan uap air udara lebih sedikit atau udara mempunyai kelembaban nisbi
yang rendah sehingga terjadi penguapan. Kemampuan udara membawa uap air
bertambah besar jika perbedaan antara kelembaban nisbi udara pengering dengan
udara sekitar bahan semakin besar. Salah satu faktor yang mempercepat proses
pengeringan adalah kecepatan angin atau udara yang mengalir. Udara yang tidak
mengalir menyebabkan kandungan uap air di sekitar bahan yang dikeringkan
semakin jenuh sehingga pengeringan semakin lambat.

Tujuan pengeringan untuk mengurangi kadar air bahan sampai batas


perkembangan organisme dan kegiatan enzim yang dapat menyebabkan
pembusukan terhambat atau bakteri terhenti sama sekali. Dengan demikian bahan
yang dikeringkan mempunyai waktu simpan lebih lama.

Proses pengeringan diperoleh dengan cara penguapan air. Cara tersebut dilakukan
dengan menurunkan kelembapan nisbi udara dengan mengalirkan udara panas di
sekeliling bahan, sehingga tekanan uap air bahan lebih besar dari tekanan uap air
di udara. Perbedaan tekanan itu menyebabkan terjadinya aliran uap air dari bahan
ke udara.

Di Industri kimia proses pengeringan adalah salah satu proses yang penting.
Proses pengeringan ini dilakukan biasanya sebagai tahap akhir sebelum dilakukan
pengepakan suatu produk ataupun proses pendahuluan agar proses selanjutnya
lebih mudah, mengurangi biaya pengemasan dan transportasi suatu produk dan
dapat menambah nilai guna dari suatu bahan. Dalam industri makanan, proses
pengeringan ini digunakan untuk pengawetan suatu produk makanan.
Mikroorganisme yang dapat mengakibatkan pembusukan makanan tidak dapat
dapat tumbuh pada bahan yang tidak mengandung air, maka dari itu untuk
mempertahankan aroma dan nutrisi dari makanan agar dapat disimpan dalam
waktu yang lebih lama, kandungan air dalam bahan makanan itu harus dikurangi
dengan cara pengeringan (Revitasari, 2010).

2.2 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pengeringan


A. Luas Permukaan

Makin luas permukaan bahan makin cepat bahan menjadi kering Air menguap
melalui permukaan bahan, sedangkan air yang ada di bagian tengah akan
merembes ke bagian permukaan dan kemudian menguap. Untuk mempercepat
pengeringan umumnya bahan pangan yang akan dikeringkan dipotong-potong
atau di iris-iris terlebih dulu. Hal ini terjadi karena:

B. Perbedaan Suhu dan Udara Sekitarnya

Semakin besar perbedaan suhu antara medium pemanas dengan bahan pangan
makin cepat pemindahan panas ke dalam bahan dan makin cepat pula
penghilangan air dari bahan. Air yang keluar dari bahan yang dikeringkan akan
menjenuhkan udara sehingga kemampuannya untuk menyingkirkan air berkurang.
Jadi dengan semakin tinggi suhu pengeringan maka proses pengeringan akan
semakin cepat. Akan tetapi bila tidak sesuai dengan bahan yang dikeringkan,
akibatnya akan terjadi suatu peristiwa yang disebut "Case Hardening", yaitu suatu
keadaan dimana bagian luar bahan sudah kering sedangkan bagian dalamnya
masih basah.

C. Kecepatan Aliran Udara

Makin tinggi kecepatan udara, makin banyak penghilangan uap air dari
permukaan bahan sehinngga dapat mencegah terjadinya udara jenuh di permukaan
bahan. Udara yang bergerak dan mempunyai gerakan yang tinggi selain dapat
mengambil uap air juga akan menghilangkan uap air tersebut dari permukaan
bahan pangan, sehingga akan mencegah terjadinya atmosfir jenuh yang akan
memperlambat penghilangan air. Apabila aliran udara disekitar tempat
pengeringan berjalan dengan baik, proses pengeringan akan semakin cepat, yaitu
semakin mudah dan semakin cepat uap air terbawa dan teruapkan.

D. Tekanan Udara

Semakin kecil tekanan udara akan semakin besar kemampuan udara untuk
mengangkut air selama pengeringan, karena dengan semakin kecilnya tekanan
berarti kerapatan udara makin berkurang sehingga uap air dapat lebih banyak
tetampung dan disingkirkan dari bahan pangan. Sebaliknya jika tekanan udara
semakin besar maka udara disekitar pengeringan akan lembab, sehingga
kemampuan menampung uap air terbatas dan menghambat proses atau laju
pengeringan.

E. Kelembapan Udara

Makin lembab udara maka Makin lama kering sedangkan Makin kering udara
maka makin cepat pengeringan. Karena udara kering dapat mengabsobsi dan
menahan uap air Setiap bahan mempunyai keseimbangan kelembaban nisbi
masing-masing. kelembaban pada suhu tertentu dimana bahan tidak akan
kehilangan air (pindah) ke atmosfir atau tidak akan mengambil uap air dari
atmosfir (Supriyono, 2003).

2.3 Prinsip dasar dan mekanisme pengeringan


Proses pengeringan pada prinsipnya menyangkut proses pindah panas dan pindah
massa yang terjadi secara bersamaan (simultan). Pertama panas harus di transfer
dari medium pemanas ke bahan. Selanjutnya setelah terjadi penguapan air, uap air
yang terbentuk harus dipindahkan melalui struktur bahan ke medium sekitarnya.
Proses ini akan menyangkut aliran fluida di mana cairan harus di transfer melalui
struktur bahan selama proses pengeringan berlangsung. Jadi panas harus di
sediakan untuk menguapkan air dan air harus mendifusi melalui berbagai macam
tahanan agar supaya dapat lepas dari bahan dan berbentuk uap air yang bebas.
Lama proses pengeringan tergantung pada bahan yang di keringkan dan cara
pemanasan yang digunakan. Makin tinggi suhu dan kecepatan aliran udara
pengeringan makin cepat pula proses pengeringan berlangsung.

2.4 Metode Umum Pengeringan


Metode dan proses pengeringan dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara yang
berbeda. Proses pengeringan dapat dikelompokkkan sebagai:

1. Batch; bahan dimasukkan ke dalam peralatan pengering dan pengering


berlangsung selama periode waktu tertentu.

2. Kontinu; bahan ditambahkan secara terus-menerus ke dalam pengering dan


bahan kering dipindahkan secara terus-menerus.

2.5 Jenis-jenis Dryers


2.5.1 Tray Dryer

Pengering baki (tray dryer) disebut juga pengering rak atau pengering kabinet,
dapat digunakan untuk mengeringkan padatan bergumpal atau pasta, yang
ditebarkan pada baki logam dengan ketebalan 10-100 mm. Pengeringan jenis baki
atau wadah adalah dengan meletakkan material yang akan dikeringkan pada baki
yang lansung berhubungan dengan media pengering. Cara perpindahan panas
yang umum digunakan adalah konveksi dan perpindahan panas secara konduksi
juga dimungkinkan dengan memanaskan baki tersebut.

Spesifikasi Alat Dan Cara Kerja Alat:

Alat pengering tipe rak (tray dryer) mempunyai bentuk persegi dan di dalamnya
berisi rak-rak yang digunakan sebagai tempat bahan yang akan dikeringkan. Pada
umumnya rak tidak dapat dikeluarkan. Beberapa alat pengering jenis itu rak-
raknya mempunyai roda sehingga dapat dikeluarkan dari alat pengering. Ikan-ikan
diletakkan di atas rak yang terbuat dari logam dengan alas yang berlubang-lubang.
Kegunaan dari lubang tersebut untuk mengalirkan udara panas dan uap air.

Ukuran rak yang digunakan bermacam-macam, ada yang luasnya 200 cm2 dan
ada juga yang 400 cm2. Luas rak dan besar lubang-lubang rak tergantung pada
bahan yang akan dikeringkan. Selain alat pemanas udara, biasanya juga digunakan
kipas (fan) untuk mengatur sirkulasi udara dalam alat pengering. Kipas yang
digunakan mempunyai kapasitas aliran 7-15 fet per detik. Udara setelah melewati
kipas masuk ke dalam alat pemanas, pada alat tersebut udara dipanaskan lebih
dahulu kemudian dialirkan diantara rak-rak yang sudah berisi bahan. Arah aliran
udara panas di dalam alat pengering dapat dari atas ke bawah dan juga dari bawah
ke atas. Suhu yang digunakan serta waktu pengeringan ditentukan menurut
keadaan bahan. Biasanya suhu yang digunakan berkisar antara 80-1800C. Tray
dryer dapat digunakan untuk operasi dengan keadaan vakum dan seringkali
digunakan untuk operasi dengan pemanasan tidak langsung. Uap air dikeluarkan
dari alat pengering dengan pompa vakum.

Alat tersebut juga digunakan untuk mengeringkan hasil pertanian berupa biji-
bijian. Bahan diletakkan pada suatu bak yang dasarnya berlubang-lubang untuk
melewatkan udara panas. Bentuk bak yang digunakan ada yang persegi panjang
dan ada juga yang bulat. Bak yang bulat biasanya digunakan apabila alat
pengering menggunakan pengaduk, karena pengaduk berputar mengelilingi bak.
Kecepatan pengadukan berputar disesuaikan dengan bentuk bahan yang
dikeringkan, ketebalan bahan, serta suhu pengeringan. Biasanya putaran pengaduk
sangat lambat karena hanya berfungsi untuk menyeragamkan pengeringan.

 Keuntungan dari alat Tray Dryer:

1. Laju pengeringan lebih cepat

2. Kemungkinan terjadinya over drying lebih kecil


3. Tekanan udara pengering yang rendah dapat melalui lapisan bahan yang
dikeringkan.

 Kekurangan dari alat Tray Dryer:

1. Kecenderungan tray terbawah panas dan tray teratas kurang panas.

2. Efisiensi rendah.

2.5.2 Drum (Rotary) Dryer

Rotary dryer atau bisa disebut drum dryer merupakan alat pengering berbentuk
sebuah drum yang berputar secara kontinyu yang dipanaskan dengan tungku atau
gasifier. Alat pengering ini dapat bekerja pada aliran udara melalui poros silinder
pada suhu 1200-1800 oF tetapi pengering ini lebih seringnya digunakan pada suhu
400-900 oF.

Rotary dryer sudah sangat dikenal luas di kalangan industri karena proses
pengeringannya jarang menghadapi kegagalan baik dari segi output kualitas
maupun kuantitas. Namun sejak terjadinya kelangkaan dan mahalnya bahan bakar
minyak dan gas, maka teknologi rotary dryer mulai dikembangkan untuk
berdampingan dengan teknologi bahan bakar substitusi seperti burner batubara,
gas sintesis dan sebagainya

Mekanisme Kerja:

Proses yang terjadi di dalam rotary dryer sangat kompleks dan masih sedikit
dimengerti dengan baik sehingga menjadi obyek penelitian dari banyak peneliti.
Untuk dapat menganalisis dan mendesain sistem rotary dryer secara benar dan
meyakinkan, perlu difahami fenomena perpindahan panas, perpindahan massa dan
transportasi partikel padat di dalam rotary dryer. Mula-mula panas dipindahkan
dari gas ke padatan basah, karena adanya driving force suhu, dan temperatur
padatan akan naik dan kehilangan uap air. Uap air berpindah ke aliran gas karena
adanya gradien tekanan uap. Hal ini merupakan proses simultan dari perpindahan
massa dan perpindahan panas yang terjadi pada saat partikel padat bergerak secara
kontinyu membentuk pancaran berputar di seluruh silinder dari masukan sampai
keluaran (Earle,1989). Metoda perpindahan panas yang terjadi adalah konveksi
dan konduksi.

 Keuntungan penggunaan rotary/drum dryer sebagai alat pengering adalah :

1. Dapat mengeringkan baik lapisan luar ataupun dalam dari suatu padatan

2. Penanganan bahan yang baik sehingga menghindari terjadinya atrisi

3. Proses pencampuran yang baik, memastikan bahwa terjadinya proses


pengeringan bahan yang seragam/merata

4. Efisiensi panas tinggi

5. Operasi sinambung

6. Instalasi yang mudah

7. Menggunakan daya listrik yang sedikit

 Kekurangan dari penggunaan pengering drum diantaranya adalah :

1. Dapat menyebabkan reduksi kuran karena erosi atau pemecahan

2. Karakteristik produk kering yang inkonsisten

3. Efisiensi energi rendah

4. Perawatan alat yang susah

5. Tidak ada pemisahan debu yang jelas


2.5.3 Spray dryer

Spray drying merupakan suatu proses pengeringan untuk mengurangi kadar air
suatu bahan sehingga dihasilkan produk berupa bubuk melalui penguapan cairan.
Spray drying menggunakan atomisasi cairan untuk membentuk droplet,
selanjutnya droplet yang terbentuk dikeringkan menggunakan udara kering
dengan suhu dan tekanan yang tinggi. Bahan yang digunakan dalam pengeringan
spry drying dapat berupa suspensi, dispersi maupun emulsi. Sementara produk
akhir yang dihasilkan dapat berupa bubuk, granula maupun aglomerat tergantung
sifat fisik-kimia bahan yang akan dikeringkan, desain alat pengering dan hasil
akhir produk yang diinginkan.

Mekanisme Kerja:

Prinsip dasar Spray drying adalah memperluas permukaan cairan yang akan
dikeringkan dengan cara pembentukan droplet yang selanjutnya dikontakkan
dengan udara pengering yang panas. Udara panas akan memberikan energi untuk
proses penguapan dan menyerap uap air yang keluar dari bahan.

Bahan (cairan) yang akan dikeringkan dilewatkan pada suatu nozzle (saringan
bertekanan) sehingga keluar dalam bentuk butiran (droplet) yang sangat halus.
Butiran ini selanjutnya masuk kedalam ruang pengering yang dilewati oleh aliran
udara panas. Hasil pengeringan berupa bubuk akan berkumpul dibagian bawah
ruang pengering yang selanjutnya dialirkan ke bak penampung

 Kelebihan metode Spray Drying

1. Kapasitas pengeringan besar dan proses pengeringan terjadi dalam waktu yang
sangat cepat. Kapasitas pengeringan mencapai 100 ton/jam.
2. Tidak terjadi kehilangan senyawa volatile dalam jumlah besar (aroma)

3. Cocok untuk produk yang tidak tahan pemanasan (tinggi protein)

4. Memproduksi partikel kering dengan ukuran, bentuk, dan kandungan air serta
sifat-sifat lain yang dapat dikontrol sesuai yang diinginkan

5. Mempunyai kapasitas produksi yang besar dan merupakan system kontinyu


yang dapat dikontrol secara manual maupun otomatis

 Kekurangan metode Spray Drying

1. Memerlukan biaya yang cukup tinggi

2. Hanya dapat digunakan pada produk cair dengan tingkat kekentalan tertentu

3. Tidak dapat diaplikasikan pada produk yang memiliki sifat lengket karena akan
menyebabkan penggumpalan dan penempelan pada permukaan alat

2.5.4 Freeze dryer

Frees Driyer merupakan suatu alat pengeringan yang termasuk kedalam


Conduction Dryer/ Indirect Dryer karena proses perpindahan terjadi secara tidak
langsung yaitu antara bahan yang akan dikeringkan (bahan basah) dan media
pemanas terdapat dinding pembatas sehingga air dalam bahan basah / lembab
yang menguap tidak terbawa bersama media pemanas. Hal ini menunjukkan
bahwa perpindahan panas terjadi secara hantaran (konduksi), sehingga disebut
juga Conduction Dryer/ Indirect Dryer.
Pengeringan beku (freeze drying) adalah salah satu metode pengeringan yang
mempunyai keunggulan dalam mempertahankan mutu hasil pengeringan,
khususnya untuk produk-produk yang sensitif terhadap panas.

Mekanisme Kerja:

Pengoprasian alat tersebut sedikit lebih panjang karena banyak menu display yang
harus diseting dahulu dan harus lebih hati-hati karena banyak peralatan/asesoris
terbuat dari gelas. Cara oprasionalnya sebagai berikut: ekstrak cairan atau kental
sebelum dimasukkan kedalam Freeze Dryer telah dibekukan dalam refrigerator
(lemari es) minimal semalam. Setelah membeku kemudian dimasukkan ke dalam
alat, alat disetting sesuai dengan yang diinginkan. Oleh vaccum puma alat tersebut
akan menyedot solvent yang telah beku (freeze) menjadi uap. Prinsip kerja alat ini
adalah merubah fase padat/es/freeze menjadi fase gas (uap).

 Keunggulan pengeringan beku, dibandingkan metoda lainnya, antara lain


adalah :

1. Dapat mempertahankan stabilitas produk (menghindari perubahan aroma,


warna, dan unsur organoleptik lain)

2. Dapat mempertahankan stabilitas struktur bahan (pengkerutan dan perubahan


bentuk setelah pengeringan sangat kecil)

3. Dapat meningkatkan daya rehidrasi (hasil pengeringan sangat berongga dan


lyophile sehingga daya rehidrasi sangat tinggi dan dapat kembali ke sifat
fisiologis, organoleptik dan bentuk fisik yang hampir sama dengan sebelum
pengeringan).

 Kekurangan dari Freeze Drying adalah kapasitas operasionalnya yang


cukup kecil. Jika dibandingkan dengan metode pengeringan yang lain
kapasitas metode ini tidak melebihi 6 liter.
2.5.5 Fluidized Bed Dryer

Pengeringan hamparan terfluidisasi (Fluidized Bed Drying) adalah proses


pengeringan dengan memanfaatkan aliran udara panas dengan kecepatan tertentu
yang dilewatkan menembus hamparan bahan sehingga hamparan bahan tersebut
memiliki sifat seperti fluida.

Metode pengeringan fluidisasi digunakan untuk mempercepat proses pengeringan


dan mempertahankan mutu bahan kering. Pengeringan ini banyak digunakan
untuk pengeringan bahan berbentuk partikel atau butiran, baik untuk industri
kimia, pangan, keramik, farmasi, pertanian, polimer dan limbah. Proses
pengeringan dipercepat dengan cara meningkatkan kecepatan aliran udara panas
sampai bahan terfluidisasi. Dalam kondisi ini terjadi penghembusan bahan
sehingga memperbesar luas kontak pengeringan, peningkatan koefisien
perpindahan kalor konveksi, dan peningkatan laju difusi uap air.

Mekanisme kerja:

Bahan yang akan dikeringkan dimasukkan secara konstan dan kontinyu kedalam
ruang pengering, kemudian didorong oleh udara panas yang terkontrol dengan
volume dan tekanan tertentu. Bahan yang telah kering (karena bobotnya sudah
lebih ringan) akan keluar dari ruang pengeringan menuju siklon untuk ditangkap
dan dipisahkan dari udara, namun bagi bahan yang halus akan ditangkap oleh
pulsejet bag filter.
 Kelebihan pengering sistem fluidisasi:

1. Aliran bahan yang menyerupai fluida mengakibatkan bahan mengalir secara


kontinyu sehingga otomatis memudahkan operasinya.

2. Pencampuran atau pengadukan bahan menyebabkan kondisi bahan hampir


mendekati isothermal.

3. Sirkulasi bahan diantara dua fluidized bed membuatnya memungkinkan untuk


mengalirkan sejumlah besar kalor yang diperlukan ke dalam ruang pengering
yang besar.

4. Pengering tipe fluidisasi cocok untuk skala besar.

5. Laju perpindahan kalor dan laju perpindahan massa uap air antara udara
pengering dan bahan sangat tinggi dibandingkan dengan pengering metode kontak
yang lain.

6. Pindah kalor dengan menggunakan pengering tipe fluidisasi membutuhkan area


permukaan yang relatif kecil.

7. Sangat ideal untuk produk panas sensitif dan non-panas sensitive

 Kekurangan pengering sistem fluidisasi:

1. Sulit untuk menggambarkan aliran dari udara panas yang dihembuskan ke


ruang pengering, dikarenakan simpangan yang besar dari aliran udara yang masuk
dan bahan terlewati oleh gelembung udara, menjadikan sistem kontak/singgungan
tidak efisien.

2. Pencampuran atau pengadukan bahan padatan yang terus menerus pada


hamparan akan menyebabkan ketidakseragaman waktu diam bahan di dalam
ruang pengering, karena bahan terus menerus terkena hembusan udara panas.

3. Tidak dapat mengolah bahan yang lengket atau berkadar air tinggi dan abrasive.
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Pengeringan adalah pemisahan sejumlah kecil air dari suatu bahan sehingga
mengurangi kandungan sisa zat cair di dalam zat padat itu sampai suatu nilai
rendah yang dapat diterima, menggunakan panas.

2. Kriteria pemilihan alat pengering adalah sifat bahan yamg dikeringkan, keadaan
bahan yang dikeringkan, sifat cairan yang ada dalam bahan, cara pengoperasianya
kontinu atau batch, dan banyaknya bahan yang akan dikeringkan.

3. Faktor- faktor yang mempengaruhi pengeringan adalah luas Permukaan,


perbedaan suhu dan udara sekitar, kecepatan aliran udara, tekanan udara dan
kelembapan udara.

4. Proses pengeringan pada prinsipnya menyangkut proses pindah panas dan


pindah massa yang terjadi secara bersamaan (simultan). Pertama panas harus di
transfer dari medium pemanas ke bahan. Selanjutnya setelah terjadi penguapan air,
uap air yang terbentuk harus dipindahkan melalui struktur bahan ke medium
sekitarnya. Proses ini akan menyangkut aliran fluida di mana cairan harus di
transfer melalui struktur bahan selama proses pengeringan berlangsung. Jadi
panas harus di sediakan untuk menguapkan air dan air harus mendifusi melalui
berbagai macam tahanan agar supaya dapat lepas dari bahan dan berbentuk uap air
yang bebas. Lama proses pengeringan tergantung pada bahan yang di keringkan
dan cara pemanasan yang digunakan.

5. Mekanisme keluarnya air dari dalam bahan selama pengeringan adalah sebagai
berikut: Air bergerak melalui tekanan kapiler, Penarikan air disebabkan oleh
perbedaan konsentrasi larutan disetiap bagian bahan, Penarikan air ke permukaan
bahan disebabkan oleh absorpsi dari lapisan-lapisan permukaan komponen
padatan dari bahan, Perpindahan air dari bahan ke udara disebabkan oleh
perbedaan tekanan uap.

Anda mungkin juga menyukai