Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH SATUAN PROSES DAN OPERASI

(Pengeringan Ban Berjalan)


Dosen pengampu: Dr. Ir. Muh Fitri, Mp

Disusun oleh:
NUR AZIZAH
2022060047
AGROINDUSTRI 33 B

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKAJENE


KEPULAUAN
2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan berkat dan
rahmat-Nya lah saya dapat menyelesaikan laporan ini. Tidak lupa shalawat serta
salam kepada Rasul akhir zaman, panutan dalam segala hal, Nabi Muhammad.
Makalah ini saya susun untuk menyelesaikan tugas pada mata kuliah satuan
proses dan operasi dengan judul makalah “Pengeringan Ban Perjalan”.
Sistematika laporan ini mulai dari pengantar yang merupakan apersepsi atas
materi yang telah dan akan dibahas dan dirangkai dengan peta konsep.
Selanjutnya, pembaca akan masuk pada inti pembahasan dan diakhiri dengan
penutup berupa kesimpulan.

Saya juga berterima kasih atas dukungan dosen dan pihak-pihak yang
membantu saya, sehingga laporan ini dapat saya buat berdasarkan pembelajaran
yang sudah saya lewati. Terlepas dari semua ini, saya menyadari sepenuhnya
bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun bahasanya.
Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran pembaca mengenai laporan
ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya untuk penulis sendiri dan
umumnya untuk kita semua.

PANGKEP, AGUSTUS 2022

NUR AZIZAH

i
DAFTAR ISI

SAMPUL.........................................................................................................i

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB I. Pendahuluan.......................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Tujuan.................................................................................................2
BAB. II Pembahasan......................................................................................3
A. Pengertian pengeringan......................................................................3
B. Faktor yang mempengaruhi pengeringan...........................................7
C. Cara kerja pengeringan ban berjalan..................................................8
BAB. III. Penutup...........................................................................................10
A. Kesimpulan ........................................................................................10

Daftar Pustaka................................................................................................11

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengeringan adalah proses pemindahan atau pengeluaran kandungan air


bahan hingga mencapai kandungan air tertentu. Pengeringan makanan memiliki
dua tujuan utama yaitu sebagai sarana memperpanjang umur simpan dengan cara
mengurangi kadar air makanan untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme
pembusuk dan meminimalkan biaya distribusi bahan makanan karena berat dan
ukuran makanan menjadi lebih rendah (Napitupuludkk, 2012).

Proses pengeringan adalah salah satu proses yang penting. Proses


pengeringan ini dilakukan biasanya sebagai tahap akhir sebelum dilakukan
pengepakan suatu produk ataupun proses pendahuluan agar proses selanjutnya
lebih mudah, mengurangi biaya pengemasan dan transportasi suatu produk dan
dapat menambah nilai guna dari suatu bahan. Dalam industri makanan, proses
pengeringan ini digunakan untuk pengawetan suatu produk makanan.
Mikroorganisme yang dapat mengakibatkan pembusukan makanan tidak dapat
dapat tumbuh pada bahan yang tidak mengandung air, maka dari itu untuk
mempertahankan aroma dan nutrisi dari makanan agar dapat disimpan dalam
waktu yang lebih lama, kandungan air dalam bahan makanan itu harus dikurangi
dengan cara pengeringan. Proses pengeringan merupakan proses penguapan
kandungan air suatu bahan untuk menurunkan persentase kadar air bahan dari
kadar air semula. Pengeringan merupakan operasi rumit yang meliputi
perpindahan panas dan masa, serta beberapa laju proses seperti transformasi fisik
atau kimia, yang dapat menyebabkan perubahan mutu hasil maupun mekanisme
perpindahan panas dan massa. Perubahan fisik yang mungkin terjadi diantaranya
adalah pengerutan, penggumpalan, kristalisasi, perubahan warna, aroma, dan
massa. Pada saat teknologi belum berkembang secara pesat proses pengeringan
dilakukan dengan cara manual yaitu dengan memanfaatkan energi matahari
sebagai sumber energi yang dapat menguapkan kandungan cairan yang ada dalam
bahan. Namun kini sesuai dengan perkembangan zaman maka banyak dibuat alat

1
mekanis untuk mengeringkan hasil pertanian. Salah satu contohnya adalah
pengeringan ban berjalan.

Proses pengeringan merupakan proses pangan yang pertama dilakukan untuk


mengawetkan makanan. Selain untuk mengawetkan bahan pangan yang mudah
rusak atau busuk pada kondisi penyimpanan sebelum digunakan, pengeringan
pangan juga menurunkan biaya dan mengurangi kesulitan dalam pengemasan,
penanganan, pengangkutan, dan penyimpanan, karena dengan pengeringan bahan
menjadi padat dan kering, sehingga volume bahan lebih ringkas, mudah dan
hemat ruang dalam pengangkutan, pengemasan maupun penyimpanan. Istilah
dehidrasi digunakan untuk menunjukan pengeringan buatan untuk membedakan
dengan pengeringan penjemuran.Beberapa buku mendefinisikan pengeringan
sebagai metoda untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air dari suatu
bahan dengan cara menguapkannya hingga kadar air seimbang dengan kondisi
udara normal atau kadar air yang setara dengan nilai aktifitasair (aw) yang aman
dari kerusakan mikrobiologis, enzimatis dan kimiawi. Sedangkan dehidrasi adalah
proses pengeluaran atau penghilangan air dari suatu bahan dengan cara
menguapkannya hingga kadar air yang sangat rendah hingga mendekati nol.
Kadar air dalam bahan pangan sangat mempengaruhi kualitas dan daya simpan
dari bahnan pangan tersebut. Oleh karena itu, penentuan kadar air dari suatu
bahan pangan sangat penting agar dalam proses pengolahan maupun
pendistribusian mendapat penanganan yang tepat.

B. TUJUAN
1. Mengetahui proses pengeringan dengan ban berjalan
2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi kecepatan pengeringan
3. Mengetahui cara kerja pengeringan ban berjalan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian pengeringan

Pengeringan merupakan operasi pengurangan kadar air bahan padat sampai


batas tertentu sehingga bahan tersebut bebas terhadap serangan mikroorganisme,
enzim, dan insekta yang merusak. Secara lebih luas, pengeringan merupakan
proses yang terjadi secara simultan (serempak) antara perpindahan panas dari
udara pengeringan ke bahan yang dikeringkan dan terjadi penguapan uap air dari
bahan yang dikeringkan. Pengeringan dapat terjadi karena adanya perbedaan
kelembapan (humidity) antara udara kering dengan bahan yang dikeringkan.
Pengeringan adalah pemisahan air dari bahan yang mengandung air dalam jumlah
kecil dengan mengalirkan udara melalui bahan. Pengeringan adalah mengeluarkan
atau menghilangkan sebagian air dari suatu bahan pangan dengan cara
menguapkan sebagian air yang terkandung dalam bahan pangandengan
menggunakan energi panas. Penghilangan kadar air dengan tingkat kadar air yang
sangat rendah mendekati kondisi “bone dry”. Keuntungan pengeringan adalah
bahan menjadi lebih tahan lama disimpan dan volume bahan menjadi lebih kecil
sehingga mempermudah dan menghemat ruang pengangkutan dan pengepakan. Di
sisi lain, pengeringan menyebabkan sifat asli bahan mengalami perubahan,
penurunan mutu dan memerlukan penanganan tambahan sebelum digunakan yaitu
rehidrasi. Pengeringan juga didefinisikan sebagai proses pengeluaran air dari
bahan sehingga tercipta kondisi dimana kapang, jamur, dan bakteri yang
menyebabkan pembusukan tidak dapat tumbuh.

Pengeringan adalah proses pengeluaran kadar air untuk memperoleh kadar air
yang aman untuk penyimpanan. Tujuan Pengeringan adalah mengurangi kadar air
bahan sampai batas dimana perkembangan mikroorganisme dan kegiatan enzim
yang dapat menyebabkan pembusukan terhambat atau terhenti. Proses
pengeringan yang umumnya digunakan pada bahan pangan ada dua cara yaitu
pengeringan dengan penjemuran dan pengeringan dengan alat pengering.
Kelemahan dari penjemuran adalah waktu pengeringan lebih lama dan lebih

3
mudah terkontaminasi oleh kotoran atau debu sehingga dapat mengurangi mutu
akhir produk yang dikeringkan. Di sisi lain, pengeringan yang dilakukan dengan
menggunakan alat pengering biayanya lebih mahal,tetapi mempunyai kelebihan
yaitu kondisi sanitasi lebih terkontrol sehingga kontaminasi dari debu, serangga,
burung dan tikus dapat dihindari. Selain itu pula dehidrasi dapat memperbaiki
kualitas produk yang dihasilkn. Kadar air adalah persentsae kandungan air suatu
bahan yang dapat dinyatakan berdasarkan berat basah atau berat kering. Kadar air
berat basah mempunyai batas maksimum teoritis sebesar 100%, sedangkan kadar
air berdasarkan berat kering dapat lebih dari 100%. Kadar air memegang peranan
penting, kecuali temperature aktivitas air mempunyai tempat tersendiri dalam
proses pembusukan dan ketengikan.

Mekanisme pengeringan adalah bagian terpenting dalam teknik pengeringan


karena dengan mengetahui mekanisme pengeringan dapat diperkirakan jumlah
energi dan waktu prosesoptimum untuk tujuan pengawetan dengan pengeringan.
Energi yang dibutuhkan dalam pengeringan terutama adalah berupa energi panas
untuk meningkatkan suhu dan menambah tenaga pemindahan air. Waktu proses
erat kaitannya dengan laju pengeringan dan tingkat kerusakan yang dapat
dikendalikan akibat pengeringan. Air dalam padat ada yang terikat baik atau tidak
terikat. Ada dua metode untuk menghilangkan kadar air terikat: penguapan dan
penguapan. Penguapan terjadi ketika tekanan uap dari kelembaban pada
permukaan padat sama dengan tekanan atmosfer. Hal ini dilakukan dengan
meningkatkan suhu kelembaban ke titik didih. Fenomena semacam ini terjadi di
pengering roller. Jika bahan kering adalah panas sensitif, maka temperatur di
mana penguapan terjadi, yaitu, titik didih, dapat diturunkan dengan menurunkan
tekanan (penguapan vakum).

Tujuan Pengeringan

1) Pengawetan
2) Mengurangi volume dan berat produk: transportasi dan penyimpanan
3) Penganekaragaman produk seperti breakfast cereal, minuman instan.

4
Prinsip pengeringan

1) Pengeringan terdiri dari pindah panas dan difusi air (pindah massa)
2) Perubahan cairan (atau padatan pada freeze drying) menjadi uap
memerlukan panas laten produk
3) Perubahan tersebut dapat dicapai dengan berbagai metode
Yaitu:
• Konduksi dengan cara kontak dengan plat panas
• Konveksi dari udara panas
• Radiasi dari sinar infra merah
• Energi gelombang mikro
• Proses pengeringan dapat dipercepat dengan penggunaan kondisi
vakum.

Pemilihan Jenis Alat Pengering

• Bentuk bahan yang akan dikeringkan: cair, pasta, sluri, pulp, cairan kental,
agregat besar atau kecil

• Sifat bahan: sensitif terhadap oksidasi, peka terhadap suhu, dll

• Sifat produk yang diinginkan: bubuk, instan, bentuk tidak berubah

• Harga produk akhir: murah, sedang, mahal

Tipe Dasar Proses Pengeringan

1) Pengeringan matahari

2) Proses pengeringan atmosferik • Batch: kiln, tower, cabinet dryers •


Kontinyu: tunnel, belt through conveyor, fluidized bed, spray. drum/roller
dryers

3) Pengeringan sub atmosferik: pengeringan vakum, pengeringan beku

5
Perlakuan Sebelum Pengeringan

1) Inaktivasi Enzim
• Produk yang akan dikeringkan seperti sayuran dan buah-buahan
mengandung enzim seperti katalase, peroksidase, polifenolase dan enzim
lain
• Pada saat pengupasan dan pemotongan reaksi enzimatis menjadi cepat
dan terjadi perubahan warna
• Inaktivasi enzim dapat dilakukan dengan cara:
Asidifikasi
Blansing
• Jika blansing tidak sempurna:
Perubahan flavor
Browning
2) Sulfuring
• Bertujuan inaktivasi enzim polifenolase yang menyebabkan reaksi
pencoklatan
• Cara:
Penyemprotan dengan gas SO2: tidak praktis
Perendaman dalam larutan Na-sulfit, Na-bisulfit, Nametabisulfit
Penyemprotan dengan larutan
• Penggunaan:
Cabe 750-1500 ppm
Kentang dan wortel 200-500 ppm.
Perlakuan Setelah Pengeringan

• Bervariasi tergantung dari jenis produk

• Penambahan anti penggumpalan

• Pengayakan

• Pemisahan benda-benda asing dan warna menyimpang

• Pengemasan:

6
Produk kering sangat dipengaruhi jenis pengemas
Fungsi melindungi dari kelembaban, cahaya, udara, kotoran, m.o., bau
asing,
Produk hasil pengeringan beku harus dikemas dalam gas inert seperti N2,
volume headspace 1-2%

B. Faktor yang mempengaruhi kecepatan pengeringan.


a) Sifat bahan
Sifat bahan yang dikeringkan merupakan faktor utama yangmempengaruhi
kecepatan pengeringan. Jika dua bahan pangan dengan ukuran dan bentuk yang
sama dikeringkan pada kondisi yangsama, kedua potongan tersebut akan
kehilangan air dengankecepatan yang sama pada awal pengeringan. Jika kadar air
dinyatakan dalam gram air per gram bahan kering, maka kecepatan pengeringan
bahan A sekitar dua kali kecepatan pengeringan bahanB karena kadar padatan
bahan A sekitar setengah kali kadar padatan bahan B. 2. Ukuran Bahan Kecepatan
pengeringan lempengan basah yang tipis berbanding terbalik dengan kuadrat
ketebalannya, jadi jika potongan bahan pangan dengan tebal satu pertiga dari
semula dikeringkanakan mengalami pengeringan yang sama dengan kecepatan
sembilankali kecepatan asalnya. Peristiwa ini terjadi pada kondisi dimana
resistensi internal terhadap pergerakan air jauh lebih besar daripada resistensi
permukaan terhadap penguapan. Oleh karena itu waktu pengeringan dapat
dipersingkat dengan pengurangan ukuran bahan yang dikeringkan. Keadaan ini
diterapkan pada spray drying dimana diameter partikel atau penyemprotan hanya
beberapa micron. 3. Unit Pemuatan Beberapa hal penambahan muatan bahan
basah pada rak pengeringan analog dengan meningkatkan ketebalan potongan
bahan, sehingga akan mengurangi kecepatan pengeringan.

b) Faktor eksternal
1. Suhu Udara Jika depresi bola basah dijaga konstan pada berbagai suhu bola
basah, kecepatan pengeringan tahap awal hampir sama. Tahap selanjutnya,
kecepatan akan bertambah tinggi pada suhu udara yang lebih tinggi karena pada
kadar air yang rendah pengaruh penguapan terhadap pendinginan udara dapat

7
diabaikan dan pada suhu bahan mendekati suhu udara. Distribusi air dalam bahan
yang mempengaruhi kecepatan pengeringan pada tahap ini akan bertambah cepat
dengan meningkatnya suhu.

2. Kecepatan Aliran Udara Laju pengeringan bahan seperti halnya pada


penguapan dari permukaan air tergantung kecepatan udara yang melewati bahan.
Pengaruh perbedaan kecepatan sangat nyata pada kecepatan udara beberapa ratus
kaki per menit. Peningkatan kecepatan udara padakisaran 1000 kaki per menit
kecil sekali pengaruhnya terhadap laju pengeringan.

C. Cara kerja pengeringan ban berjalan.

Pengeringan jenis ini merupakan pengeringan kontinyu yang dilengkapi olah


ban berjalan yang membawa produk melalui terowongan pengering dengan udara
panas yang bersirkulasi.

Bahan (padat) yang akan dikeringkan diumpankan ke sabuk pengaman tanpa


henti, berlubang-lubang di mana udara panas dipaksakan melewati bahan yang
akan dikeringkan tersebut. Sabuk tersebut ditempatkan di ruang pengeringan atau
terowongan panjang persegi panjang. Ruang dibagi menjadi serangkaian bagian
terpisah, masing-masing dengan kipas dan pemanas udara sendiri. Udara dapat
disirkulasi ulang, dan dilepaskan dari masing-masing bagian secara terpisah atau
dilewatkan dari satu bagian ke arus berlawanan lainnya ke gerakan bahan (padat).
Padatan dibawa melalui terowongan dan dibuang di ujung yang lain. Bahan kasar,
flakey, atau serat kasar dapat dikeringkan melalui peredaran tanpa pre-treatment
dan tanpa kehilangan material melalui layar. Tingkat pengeringan yang tinggi
dapat dicapai dengan kontrol kualitas produk yang baik. Efisiensi termal dari jenis
pengering ini tinggi dan dengan pemanasan uap, konsumsi uap untuk
memanaskan gas pengeringan bisa serendah 1,5 kg per kg air yang diuapkan.

Proses pengeringan dapat diatur dengan membagi system pengeringan


menjadi beberapa bagian. Kelembaban, kecepatan aliran, dan suhu tiap bagian
dapat diatur. Metode pengeringan ini sangat sesuai untuk mengeringkan bahan
pangan dalam jumlah besar atau satu komoditas.

8
Spesifikasi Bahan yang Cocok Dikeringkan:
a) Satu Komoditas/Homogen.
b) Tidak cocok untuk produk yang harus mengalami kondisi pengeringan
berubah-ubah.
c) Produk bahan pangan yang akan dikeringkan dapat berbentuk pasta,
butiran, irisan maupun lempengan.
Keuntungan Pengering Ban Berjalan:
1) Sedikit tenaga kerja
2) Pengeringan dalam skala besar Kelemahan Pengering Ban Berjalan:
3) Satu komoditas
4) Tidak cocok untuk produk yang harus mengalami kondisi pengeringan
berubah-ubah

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengeringan merupakan operasi pengurangan kadar air bahan padat sampai


batas tertentu sehingga bahan tersebut bebas terhadap serangan mikroorganisme,
enzim, dan insekta yang merusak. Secara lebih luas, pengeringan merupakan
proses yang terjadi secara simultan (serempak) antara perpindahan panas dari
udara pengeringan ke bahan yang dikeringkan dan terjadi penguapan uap air dari
bahan yang dikeringkan. Pengeringan dapat terjadi karena adanya perbedaan
kelembapan (humidity) antara udara kering dengan bahan yang dikeringkan.
Pengeringan adalah pemisahan air dari bahan yang mengandung air dalam jumlah
kecil dengan mengalirkan udara melalui bahan. Pengeringan adalah mengeluarkan
atau menghilangkan sebagian air dari suatu bahan pangan dengan cara
menguapkan sebagian air yang terkandung dalam bahan pangandengan
menggunakan energi panas. Penghilangan kadar air dengan tingkat kadar air yang
sangat rendah mendekati kondisi “bone dry”.

10
DAFTAR PUSTAKA

Hudaya, Saripah Ir.,MS. 2000. Pelatihan Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian


Pengolahan dan Pengawetan Pangan. Sumber on line Suharto, Ir.
1991..Jakarta.http://id.wikipedia.org/wiki/Oven_mikrogelombang.
Diakses tanggal 16 agustus 2022
Anomim. 2006. Alat Pengeringan. www.pdfqueen.com/pdf/ju/jurnal-teknik
alat.pengering./9/. Diakses pada 16 agustus 2022

Rohman, Syaepul.2008. Teknologi Pengeringan Bahan Makanan


http://majarimagazine.com/2008/12/teknologi-pengeringan-bahan-
makanan/. Diakses pada 16 agustus 2022

11

Anda mungkin juga menyukai