Anda di halaman 1dari 21

UNIT OPERASI MEKANIK

PERALATAN PENGERINGAN TEKNIK KIMIA

DISUSUN OLEH :
DELIA NATASYA (062030401244)
MUHAMMAD RIZALDI
KELAS : 2 KD

DOSEN PEMBIMBING
MEILIATI,ST.MT

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGRI SRIWIJAYA PALEMBANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya
kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini dengan lancar dan tepat pada waktunya. Makalah
dengan judul “Peralatan pengeringan ” ini sebagai tugas mata kuliah Unit Operasi Mekanik.

Dalam menyusun makalah ini, terdapat hambatan yang dialami penulis, namun berkat
dukungan, dorongan dan semangat dari rekan kelompok sehingga penulis mampu menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan lancar. Oleh karena itu, penulis tidak lupa pada kesempatan ini
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Meilianti, S. T., M. T. selaku dosen pembimbing.

Kami menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.

Palembang, 26 april 2021

Penyusun
BAB 1
Latar belakang

Pengeringan Pengeringan merupakan salah satu unit operasi energi paling intensif dalam
pengolahan pasca panen. Unit operasi ini diterapkan untuk mengurangi kadar air produk
seperti berbagai buah-buahan, sayuran, dan produk pertanian lainnya setelah panen.
Pengeringan adalah proses pemindahan panas dan uap air secara simultan yang memerlukan
panas untuk menguapkan air dari permukaan bahan tanpa mengubah sifat kimia dari bahan
tersebut. Dasar dari proses pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara karena
perbedaan kandungan uap air antara udara dan bahan yang dikeringkan. Laju pemindahan
kandungan air dari bahan akan mengakibatkan berkurangnya kadar air dalam bahan tersebut.
Pengeringan adalah pemisahan sejumlah kecil air dari suatu bahan sehingga mengurangi
kandungan sisa zat cair di dalam zat padat itu sampai suatu nilai rendah yang dapat diterima,
menggunakan panas. Pada proses pengeringan ini air diuapkan menggunakan udara tidak jenuh
yang dihembuskan pada bahan yang akan dikeringkan. Air (atau cairan lain) menguap pada
suhu yang lebih rendah dari titik didihnya karena adanya perbedaan kandungan uap air pada
bidang antar-muka bahan padat-gas dengan kandungan uap air pada fasa gas. Gas panas
disebut medium pengering, menyediakan panas yang diperlukan untuk penguapan air dan
sekaligus membawa air keluar. Air juga dapat dipisahkan dari bahan padat, secara mekanik
menggunakan cara pengepresan sehingga air keluar, dengan pemisah sentrifugal, dengan
penguapan termal ataupun dengan metode lainnya. Pemisahan air secara mekanik biasanya
lebih murah biayanya dan lebih hemat energi dibandingkan dengan pengeringan. Kandungan
zat cair dalam bahan yang dikeringkan berbeda dari satu bahan ke bahan lain. Ada bahan yang
tidak mempunyai kandungan zat cair sama sekali (bone dry). Pada umumnya zat padat selalu
mengandung sedikit fraksi air sebagai air terikat. Kandungan air dalam suatu bahan dapat
dinyatakan atas dasar basah (% berat) atau dasar kering, yaitu perbandingan jumlah air dengan
jumlah bahan kering. Dasar pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara karena
perbedaan kandungan uap air antara udara dengan bahan yang dikeringkan. Dalam hal ini,
kandungan uap air udara lebih sedikit atau udara mempunyai kelembaban nisbi yang rendah
sehingga terjadi penguapan. Kemampuan udara membawa uap air bertambah besar jika
perbedaan antara kelembaban nisbi udara pengering dengan udara sekitar bahan semakin
besar. Salah satu faktor yang mempercepat proses pengeringan adalah kecepatan angin atau
udara yang mengalir. Udara yang tidak mengalir menyebabkan kandungan uap air di sekitar
bahan yang dikeringkan semakin jenuh sehingga pengeringan semakin lambat.
Tujuan pengeringan untuk mengurangi kadar air bahan sampai batas
perkembangan organisme dan kegiatan enzim yang dapat menyebabkan pembusukan
terhambat atau bakteri terhenti sama sekali. Dengan demikian bahan yang dikeringkan
mempunyai waktu simpan lebih lama. Proses pengeringan diperoleh dengan cara penguapan
air. Cara tersebut dilakukan dengan menurunkan kelembapan nisbi udara dengan mengalirkan
udara panas di sekeliling bahan, sehingga tekanan uap air bahan lebih besar dari tekanan uap
air di udara. Perbedaan tekanan itu menyebabkan terjadinya aliran uap air dari bahan ke udara.
Di Industri kimia proses pengeringan adalah salah satu proses yang penting. Proses pengeringan
ini dilakukan biasanya sebagai tahap akhir sebelum dilakukan pengepakan suatu produk
ataupun proses pendahuluan agar proses selanjutnya lebih mudah, mengurangi biaya
pengemasan dan transportasi suatu produk dan dapat menambah nilai guna dari suatu bahan.
Dalam industri makanan, proses pengeringan ini digunakan untuk pengawetan suatu produk
makanan. Mikroorganisme yang dapat mengakibatkan pembusukan makanan tidak dapat dapat
tumbuh pada bahan yang tidak mengandung air, maka dari itu untuk mempertahankan aroma
dan nutrisi dari makanan agar dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama, kandungan air
dalam bahan makanan itu harus dikurangi dengan cara pengeringan (Revitasari, 2010). Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Pengeringan A. Luas Permukaan Makin luas permukaan bahan
makin cepat bahan menjadi kering Air menguap melalui permukaan bahan, sedangkan air yang
ada di bagian tengah akan merembes ke bagian permukaan dan kemudian menguap. Untuk
mempercepat pengeringan umumnya bahan pangan yang akan dikeringkan dipotong-potong
atau di iris-iris terlebih dulu. Hal ini terjadi karena: (1) pemotongan atau pengirisan tersebut
akan memperluas permukaan bahan dan permukaan yang luas dapat berhubungan dengan
medium pemanasan sehingga air mudah keluar, (2) potongan-potongan kecil atau lapisan yang
tipis mengurangi jarak dimana panas harus bergerak sampai ke pusat bahan pangan. Potongan
kecil juga akan mengurangi jarak melalui massa air dari pusat bahan yang harus keluar ke
permukaan bahan dan kemudian keluar dari bahan tersebut.

B. Perbedaan Suhu dan Udara Sekitarnya Semakin besar perbedaan suhu antara medium
pemanas dengan bahan pangan makin cepat pemindahan panas ke dalam bahan dan makin
cepat pula penghilangan air dari bahan. Air yang keluar dari bahan yang dikeringkan akan
menjenuhkan udara sehingga kemampuannya untuk menyingkirkan air berkurang. Jadi dengan
semakin tinggi suhu pengeringan maka proses pengeringan akan semakin cepat. Akan tetapi
bila tidak sesuai dengan bahan yang dikeringkan, akibatnya akan terjadi suatu peristiwa yang
disebut "Case Hardening", yaitu suatu keadaan dimana bagian luar bahan sudah kering
sedangkan bagian dalamnya masih basah. C. Kecepatan Aliran Udara Makin tinggi kecepatan
udara, makin banyak penghilangan uap air dari permukaan bahan sehinngga dapat mencegah
terjadinya udara jenuh di permukaan bahan. Udara yang bergerak dan mempunyai gerakan
yang tinggi selain dapat mengambil uap air juga akan menghilangkan uap air tersebut dari
permukaan bahan pangan, sehingga akan mencegah terjadinya atmosfir jenuh yang akan
memperlambat penghilangan air. Apabila aliran udara disekitar tempat pengeringan berjalan
dengan baik, proses pengeringan akan semakin cepat, yaitu semakin mudah dan semakin cepat
uap air terbawa dan teruapkan.
D. Tekanan Udara Semakin kecil tekanan udara akan semakin besar kemampuan udara untuk
mengangkut air selama pengeringan, karena dengan semakin kecilnya tekanan berarti
kerapatan udara makin berkurang sehingga uap air dapat lebih banyak tetampung dan
disingkirkan dari bahan pangan. Sebaliknya jika tekanan udara semakin besar maka udara
disekitar pengeringan akan lembab, sehingga kemampuan menampung uap air terbatas dan
menghambat proses atau laju pengeringan. E. Kelembapan Udara Makin lembab udara maka
Makin lama kering sedangkan Makin kering udara maka makin cepat pengeringan. Karena
udara kering dapat mengabsobsi dan menahan uap air Setiap bahan mempunyai keseimbangan
kelembaban nisbi masing-masing. kelembaban pada suhu tertentu dimana bahan tidak akan
kehilangan air (pindah) ke atmosfir atau tidak akan mengambil uap air dari atmosfir (Supriyono,
2003).

BAB 2
PRINSIP DASAR
Prinsip dasar dan mekanisme pengeringan Proses pengeringan pada prinsipnya menyangkut
proses pindah panas dan pindah massa yang terjadi secara bersamaan (simultan). Pertama
panas harus di transfer dari medium pemanas ke bahan. Selanjutnya setelah terjadi penguapan
air, uap air yang terbentuk harus dipindahkan melalui struktur bahan ke medium sekitarnya.
Proses ini akan menyangkut aliran fluida di mana cairan harus di transfer melalui struktur bahan
selama proses pengeringan berlangsung. Jadi panas harus di sediakan untuk menguapkan air
dan air harus mendifusi melalui berbagai macam tahanan agar supaya dapat lepas dari bahan
dan berbentuk uap air yang bebas. Lama proses pengeringan tergantung pada bahan yang di
keringkan dan cara pemanasan yang digunakan. Makin tinggi suhu dan kecepatan aliran udara
pengeringan makin cepat pula proses pengeringan berlangsung. Makin tinggi suhu udara
pengering, makin besar energi panas yang di bawa udara sehingga makin banyak jumlah massa
cairan yang di uapkan dari permukaan bahan yang dikeringkan. Jika kecepatan aliran udara
pengering makin tinggi maka makin cepat massa uap air yang dipindahkan dari bahan ke
atmosfer. Kelembaban udara berpengaruh terhadap proses pemindahan uap air. Pada
kelembaban udara tinggi, perbedaan tekanan uap air didalam dan diluar bahan kecil, sehingga
pemindahan uap air dari dalam bahan keluar menjadi terhambat. Pada pengeringan dengan
menggunakan alat umumnya terdiri dari tenaga penggerak dan kipas, unit pemanas (heater)
serta alat-alat kontrol. Sebagai sumber tenaga untuk mengalirkan udara dapat digunakan
blower. Sumber energi yang dapat digunakan pada unit pemanas adalah tungku, gas, minyak
bumi, dan elemen pemanas listrik. Proses utama dalam pengeringan adalah proses penguapan
air maka perlu terlebih dahulu diketahui karakteristik hidratasi bahan pangan yaitu sifat-sifat
bahan yang meliputi interaksi antara bahan pangan dengan molekul air yang dikandungnya dan
molekul air di udara sekitarnya. Peranan air dalam bahan pangan dinyatakan dengan kadar air
dan aktivitas air, sedangkan peranan air di udara dinyatakan dengan kelembaban relatif dan
kelembaban mutlak. Mekanisme keluarnya air dari dalam bahan selama pengeringan adalah
sebagai berikut:
1. Air bergerak melalui tekanan kapiler.
2. Penarikan air disebabkan oleh perbedaan konsentrasi larutan disetiap bagian bahan.
3. Penarikan air ke permukaan bahan disebabkan oleh absorpsi dari lapisan-lapisan permukaan
komponen padatan dari bahan.
4. Perpindahan air dari bahan ke udara disebabkan oleh perbedaan tekanan uap.
Metode Umum Pengeringan Metode dan proses pengeringan dapat diklasifikasikan
dalam berbagai cara yang berbeda. Proses pengeringan dapat dikelompokkkan sebagai:
1. Batch; bahan dimasukkan ke dalam peralatan pengering dan pengering berlangsung selama
periode waktu tertentu.
2. Kontinu; bahan ditambahkan secara terus-menerus ke dalam pengering dan bahan kering
dipindahkan secara terus-menerus.
(Dewi, 2010) Jenis-jenis dryers Tray dryer Pengering baki (tray dryer) disebut juga pengering rak
atau pengering kabinet, dapat digunakan untuk mengeringkan padatan bergumpal atau pasta,
yang ditebarkan pada baki logam dengan ketebalan 10-100 mm. Pengeringan jenis baki atau
wadah adalah dengan meletakkan material yang akan dikeringkan pada baki yang lansung
berhubungan dengan media pengering. Cara perpindahan panas yang umum digunakan adalah
konveksi dan perpindahan panas secara konduksi juga dimungkinkan dengan memanaskan baki
tersebut. Rangka bak pengering terbuat dari besi, rangka bak pengerik di bentuk dan dilas,
kemudian dibuat dinding untuk penyekat udara dari bahan plat seng dengan tebal 0,3mm.
Dinding tersebut dilengketkan pada rangka bak pengering dengan cara di revet serta dilakukan
pematrian untuk menghindari kebocoran udara panas. Kemudian plat seng dicat dengan warna
hitam buram,agar dapat menyerap panas dengan lebih cepat. Pada bak pengering dilengkapi
dengan pintu yang berguna untuk memasukan dan mengeluarkan produk yang dikeringkan. Di
pintu tersebut dibuat kaca yang mamungkinkan kita dapat mengetahui temperature tiap rak,
dengan cara melihat thermometer yang sengaja digantungkan pada setiap rak pengering. Di
bagian atas bak pengering dibuat cerobong udara, bertujuan untuk memperlancar sirkulasi
udara pada proses pengeringan. Spesifikasi Alat Dan Cara Kerja Alat Alat pengering tipe rak
(tray dryer) mempunyai bentuk persegi dan di dalamnya berisi rak-rak yang digunakan sebagai
tempat bahan yang akan dikeringkan. Pada umumnya rak tidak dapat dikeluarkan. Beberapa
alat pengering jenis itu rak-raknya mempunyai roda sehingga dapat dikeluarkan dari alat
pengering. Ikan-ikan diletakkan di atas rak yang terbuat dari logam dengan alas yang berlubang-
lubang. Kegunaan dari lubang tersebut untuk mengalirkan udara panas dan uap air. Ukuran rak
yang digunakan bermacam-macam, ada yang luasnya 200 cm2 dan ada juga yang 400 cm2. Luas
rak dan besar lubang-lubang rak tergantung pada bahan yang akan dikeringkan. Selain alat
pemanas udara, biasanya juga digunakan kipas (fan) untuk mengatur sirkulasi udara dalam alat
pengering. Kipas yang digunakan mempunyai kapasitas aliran 7-15 fet per detik. Udara setelah
melewati kipas masuk ke dalam alat pemanas, pada alat tersebut udara dipanaskan lebih
dahulu kemudian dialirkan diantara rak-rak yang sudah berisi bahan. Arah aliran udara panas di
dalam alat pengering dapat dari atas ke bawah dan juga dari bawah ke atas. Suhu yang
digunakan serta waktu pengeringan ditentukan menurut keadaan bahan. Biasanya suhu yang
digunakan berkisar antara 80-1800C. Tray dryer dapat digunakan untuk operasi dengan
keadaan vakum dan seringkali digunakan untuk operasi dengan pemanasan tidak langsung. Uap
air dikeluarkan dari alat pengering dengan pompa vakum. Alat tersebut juga digunakan untuk
mengeringkan hasil pertanian berupa biji-bijian. Bahan diletakkan pada suatu bak yang
dasarnya berlubang-lubang untuk melewatkan udara panas. Bentuk bak yang digunakan ada
yang persegi panjang dan ada juga yang bulat. Bak yang bulat biasanya digunakan apabila alat
pengering menggunakan pengaduk, karena pengaduk berputar mengelilingi bak. Kecepatan
pengadukan berputar disesuaikan dengan bentuk bahan yang dikeringkan, ketebalan bahan,
serta suhu pengeringan. Biasanya putaran pengaduk sangat lambat karena hanya berfungsi
untuk menyeragamkan pengeringan.
Alat pengering tipe bak terdiri atas beberapa komponen sebagai berikut :
a. Bak pengering yang lantainya berlubang-lubang serta memisahkan bak pengering dengan
ruang tempat penyebaran udara panas (plenum chamber).
b. Kipas, digunakan untuk mendorong udara pengering dari sumbernya ke plenum chamber
dan melewati tumpukan bahan di atasnya.
c. Unit pemanas, digunakan untuk memanaskan udara pengering agar kelembapan nisbi udara
pengering menjadi turun sedangkan suhunya naik.
Keuntungan dari alat pengering jenis itu sebagai berikut :
a. Laju pengeringan lebih cepat
b. Kemungkinan terjadinya over drying lebih kecil
c. Tekanan udara pengering yang rendah dapat melalui lapisan bahan yang dikeringkan.
(Revitasari, 2010).
Drum (Rotary) Dryer Rotary dryer atau bisa disebut drum dryer merupakan alat pengering
berbentuk sebuah drum yang berputar secara kontinyu yang dipanaskan dengan tungku atau
gasifier. Alat pengering ini dapat bekerja pada aliran udara melalui poros silinder pada suhu
1200-1800 oF tetapi pengering ini lebih seringnya digunakan pada suhu 400-900 oF. Rotary
dryer sudah sangat dikenal luas di kalangan industri karena proses pengeringannya jarang
menghadapi kegagalan baik dari segi output kualitas maupun kuantitas. Namun sejak terjadinya
kelangkaan dan mahalnya bahan bakar minyak dan gas, maka teknologi rotary dryer mulai
dikembangkan untuk berdampingan dengan teknologi bahan bakar substitusi seperti burner
batubara, gas sintesis dan sebagainya. Pengering rotary dryer biasa digunakan untuk
mengeringkan bahan yang berbentuk bubuk, granula, gumpalan partikel padat dalam ukuran
besar. Pemasukkan dan pengeluaran bahan terjadi secara otomatis dan berkesinambungan
akibat gerakan vibrator, putaran lubang umpan, gerakan berputar dan gaya gravitasi. Sumber
panas yang digunakan dapat berasal dari uap listrik, batubara, minyak tanah dan gas. Debu
yang dihasilkan dikumpulkan oleh scrubber dan penangkap air elektrostatis. Secara umum, alat
rotary dryerterdiri dari sebuah silinder yang berputar di atas sebuah bearing dengan kemiringan
yang kecil menurut sumbu horisontal, rotor, gudang piring, perangkat transmisi, perangkat
pendukung, cincin meterai, dan suku cadang lainnya.. Panjang silinder biasanya bervariasi dari 4
sampai lebih dari 10 kali diameternya (bervariasi dari 0,3 sampai 3 m). Feed padatan
dimasukkan dari salah satu ujung silinder dan karena rotasi, pengaruh ketinggian dan slope
kemiringan, produk keluar dari salah satu ujungnya. Pengering putar ini dipanaskan dengan
kontak langsung gas dengan zat padat atau dengan gas panas yang mengalir melalui mantel
luar, atau dengan uap yang kondensasi di dalam seperangkat tabung longitudinal yang
dipasangkan pada permukaan dalam selongsong. Pada alat pengering rotary dryer terjadi dua
hal yaitu kontak bahan dengan dinding dan aliran uap panas yang masuk ke dalam drum.
Pengeringan yang terjadi akibat kontak bahan dengan dinding disebut konduksi karena panas
dialirkan melalui media yang berupa logam. Sedangkan pengeringan yang terjadi akibat kontak
bahan dengan aliran uap disebut konveksi karena sumber panas merupakan bentuk aliran. Pada
pengeringan dengan menggunakan alat ini penyerapan panas mudah dilakukan dan terjadi
penyusutan bobot yang lebih tajam dibandingkan dengan penurunan pembobotan yang dialami
tray dryer.
Pengeringan pada rotary dryer dilakukan pemutaran berkali-kali sehingga tidak hanya
permukaan atas yang mengalami proses pengeringan, namun juga pada seluruh bagian yaitu
atas dan bawah secara bergantian, sehingga pengeringan yang dilakukan oleh alat ini lebih
merata dan lebih banyak mengalami penyusutan. Selain itu rotary ini mengalami pengeringan
berturut-turut selama satu jam tanpa dilakukan penghentian proses pengeringan. Pengering
rotary ini terdiri dari unit-unit silinder, dimana bahan basah masuk diujung yang satu dan bahan
kering keluar dari ujung yang lain. Proses pengeringan terjadi ketika bahan dimasukkan ke
dalam silinder yang berputar kemudian bersamaan dengan itu aliran panas mengalir dan kontak
dengan bahan. Didalam drum yang berputar terjadi gerakan pengangkatan bahan dan
menjatuhkannya dari atas ke bawah sehingga kumpulan bahan basah yang menempel tersebut
terpisah dan proses pengeringan bisa berjalan lebih efektif. Pengangkatan memerlukan desain
yang hati-hati untuk mencegah dinding yang asimetri. Selain itu bahan bergerak dari bagian
ujung dryer keluar menuju bagian ujung lainnya akibat kemiringan drum. Bahan yang telah
kering kemudian keluar melalui suatu lubang yang berada di bagian belakang pengering drum.
Sumber panas didapatkan dari gas yang diubah menjadi uap panas dengan cara pembakaran.
Kontak yang terjadi antara padatan dan gas pada alat pengering rotary dryerdilengkapi dengan
flights, yang diletakkan di sepanjang silinder rotary dryer. Volume material yang ditransport
oleh flights antara 10 sampai 15 % dari total volume material yang terdapat di dalam rotary
dryer. Mekanismenya sebagai berikut, pada saat silinder pengering berputar, padatan diambil
keatas oleh flights, terangkat pada jarak tertentu kemudian terhamburkan melalui udara.
Kebanyakan pengeringan terjadi pada saat seperti proses ini, dimana padatan berkontak
dengan gas. Flights juga berfungsi untuk mentransfer padatan melalui silinder. Proses yang
terjadi di dalam rotary dryer sangat kompleks dan masih sedikit dimengerti dengan baik
sehingga menjadi obyek penelitian dari banyak peneliti. Untuk dapat menganalisis dan
mendesain sistem rotary dryer secara benar dan meyakinkan, perlu difahami fenomena
perpindahan panas, perpindahan massa dan transportasi partikel padat di dalam rotary dryer.
Mula-mula panas dipindahkan dari gas ke padatan basah, karena adanya driving force suhu,
dan temperatur padatan akan naik dan kehilangan uap air. Uap air berpindah ke aliran gas
karena adanya gradien tekanan uap. Hal ini merupakan proses simultan dari perpindahan
massa dan perpindahan panas yang terjadi pada saat partikel padat bergerak secara kontinyu
membentuk pancaran berputar di seluruh silinder dari masukan sampai keluaran (Earle,1989).
Metoda perpindahan panas yang terjadi adalah konveksi dan konduksi. Pada umumnya
kebanyakan alat pengering, panas dipindahkan dengan lebih dari satu cara, tetapi pengering
industri tertentu (misalnya pengeringan makanan) mempunyai satu metoda perpindahan panas
yang dominan. Sedangkan pada rotary dryer, perpindahan panas yang dominan adalah
perpindahan panas konveksi, panas yang diperlukan biasanya diperoleh dari kontak langsung
antara gas panas dengan padatan basah. Pengeringan dalam rotary dryer menggunakan suhu
tidak lebih dari 70oC dengan lama pengeringan 80-90 menit, dan putaran rotary dryer 17-19
rpm. Untuk memperoleh hasil pengeringan yang baik selain ditentukan oleh suhu dan putaran
mesin juga ditentukan oleh kapasitas mesin pengering. Kapasitas per batch mesin pengering
ditentukan oleh diameter mesin itu. Rotary dryerdiklasifikasikan sebagai direct, indirect-direct,
indirect dan special types. Istilah tersebut mengacu pada metode transfer panasnya, istilah
direct digunakan pada saat terjadi kontak langsung antara gas dengan solid. Peralatan rotary
dryerdapat diaplikasikan untuk pemrosesan material solid secara batch maupun kontinyu.
Material solid harus mempunyai sifat dapat mengalir bebas dan berwujud granular. Dalam
merencanakan alat pengering rotary dryer hendaklah diketahui kadar air input, kadar air
output, densiti material, ukuran material, maksimum panas yang diijinkan, sifat fisika atau
kimia, kapasitas output, dan ketersediaan jenis bahan bakar sehingga dapat ditentukan dimensi
rotary dryer, sistem pemanas (langsung atau tidak langsung), arah gas panas (co-current atau
counter current), volume dan tekanan udara, kecepatan dan tenaga putar, dan dimensi siklon.
Pengering rotary telah menjadi andalan bagi banyak industri yang menghasilkan produk dalam
tonase yang tinggi. Pengeringan ini biasanya membutuhkan modal yang besar dan kurang
efisien, tetapi sangat fleksibel. Penggunaan tabung uap yang dibenamkan dalam sel yang
berputar membuat pengeringan pancuran (cascanding rotary dryer) lebih efisien secara termal.
Pengering rotary memiliki keuntungan dari struktur yang wajar, manufaktur yang sangat baik,
output tinggi, konsumsi energi yang rendah, operasi yang mudah digunakan dan sebagainya.
Pengering rotary berlaku untuk bahan partikel, dan juga berlaku untuk bahan pasta dan kental
yang bercampur dengan bahan partikel, atau bahan yang kadar air tinggi. Ini memiliki
keuntungan dari volume produksi yang besar, berbagai aplikasi, hambatan aliran kecil, rentang
disesuaikan besar, dan operasi yang mudah digunakan, dll.

Bab 3
Secara umum, unit pemanas langsung merupakan unit yang sederhana dan paling
ekonomis. Unit ini digunakan pada saat kontak langsung antara padatan dan flue gas dapat
ditoleransi. Karena beban panas total harus diberikan dan diambil, sejumlah volume total gas
yang besar dan kecepatan yang tinggi diperlukan. Kecepatan gas yang ekonomis biasanya
kurang dari 0,5 m/s. Bagian dalam alat yang berbentuk silindris ini, semacam sayap yang
banyak. Melalui antara sayap-sayap tersebut dialirkan udara panas yang kering sementara
silinder pengering berputar. Dengan adanya sayap-sayap tersebut bahan seolah-olah diaduk
sehinga pemanasan meratadan akhirnya diperoleh hasil yang lenih baik. Alat ini dilengkapi 2
silinder, yang satu ditempatkan di bagian dekat pemasukan bahan yang akan dikeringkan, dan
yang satu lagi di bagian dekat tempat pengeluaran bahan hasil pengeringan. Masing- masing
silinder tersebut berhubungan dengan sayap-sayap (kipas) yang mengalirkan secara teratur
udara panas disamping berfungsi pula sebagai pengaduk dalam proses pengeringan, sehingga
dengan cara demikian pengeringan berlangsung merata.
Keuntungan penggunaan rotary/drum dryer sebagai alat pengering adalah :
1. Dapat mengeringkan baik lapisan luar ataupun dalam dari suatu padatan
2. Penanganan bahan yang baik sehingga menghindari terjadinya atrisi
3. Proses pencampuran yang baik, memastikan bahwa terjadinya proses pengeringan bahan
yang seragam/merata
4. Efisiensi panas tinggi
5. Operasi sinambung
6. Instalasi yang mudah
Menggunakan daya listrik yang sedikit Kekurangan dari penggunaan pengering drum
diantaranya adalah :
1. Dapat menyebabkan reduksi kuran karena erosi atau pemecahan
2. Karakteristik produk kering yang inkonsisten
3. Efisiensi energi rendah
4. Perawatan alat yang susah
5. Tidak ada pemisahan debu yang jelas (Heriana, dkk., 2012) Spray dryer Spray drying
merupakan suatu proses pengeringan untuk mengurangi kadar air suatu bahan sehingga
dihasilkan produk berupa bubuk melalui penguapan cairan.
Spray drying menggunakan atomisasi cairan untuk membentuk droplet, selanjutnya
droplet yang terbentuk dikeringkan menggunakan udara kering dengan suhu dan tekanan yang
tinggi. Bahan yang digunakan dalam pengeringan spry drying dapat berupa suspensi, dispersi
maupun emulsi. Sementara produk akhir yang dihasilkan dapat berupa bubuk, granula maupun
aglomerat tergantung sifat fisik-kimia bahan yang akan dikeringkan, desain alat pengering dan
hasil akhir produk yang diinginkan. Mekanisme kerja spray drying Prinsip dasar Spray drying
adalah memperluas permukaan cairan yang akan dikeringkan dengan cara pembentukan
droplet yang selanjutnya dikontakkan dengan udara pengering yang panas. Udara panas akan
memberikan energi untuk proses penguapan dan menyerap uap air yang keluar dari bahan.
Bahan (cairan) yang akan dikeringkan dilewatkan pada suatu nozzle (saringan bertekanan)
sehingga keluar dalam bentuk butiran (droplet) yang sangat halus. Butiran ini selanjutnya
masuk kedalam ruang pengering yang dilewati oleh aliran udara panas. Hasil pengeringan
berupa bubuk akan berkumpul dibagian bawah ruang pengering yang selanjutnya dialirkan ke
bak penampung.
Secara umum proses pengeringan dengan metode spray drying melalui 5 tahap :
a. Penentuan konsentrasi : konsentrasi bahan yang akan dikeringkan harus tepat, kandungan
bahan terlarut 30% hingga 50%. Jika bahan yang digunakan sangat encer dengan total padatan
terlarut yang sangat rendah maka harus dilakukan pemekatan terlebih dahulu melalui proses
evaporasi. Jika kadar air bahan yang akan dikeringkan terlalu tinggi maka proses spray drying
kurang maksimal dimana bubuk yang dihasilkan masih mengandung kadar air yang tinggi. Selin
itu juga menyebabkan kebutuhan energi yang tinggi dalam proses pengeringan.
b. Atomization : Bahan yang akan dimasukkan dalam alat spray drier harus dihomogenisasikan
terlebih dahulu agar ukuran droplet yang dihasilkan seragam dan tidak terjadi penyumbatan
atomizer. Homogenisasi dilakukan dengan cara pengadukan. selanjutnya bahan dialirkan
kedalam atomizer berupa ring/wheel dengan lubang-lubang kecil yang berputar. Atomization
merupakan proses pembentukan droplet, dimana bahan cair yang akan dikeringkan dirubah
ukurannya menjadi partikel (droplet) yang lebih halus. Tujuan dari atomizer ini adalah untuk
memperluas
1. permukaan sehingga pengeringan dapat terjadi lebih cepat. Pada Industri makanan, luas
permukaan droplet setelah melalui atomizer adalah mencapai 1-400 mikrometer. c.
Kontak droplet dengan udara pengering : Pada sebagian besar spray dryer, nozzle
(atomizer) tersusun melingkar seperti pada gambar 2. Dan pada tengahnya
disemprotkan udara panas bertekanan tinggi dengan suhu mencapai 300 0C. Udara
panas dan droplet hasil atomisasi disemprotkan ke bawah. Kondisi ini menyebabkan
terjadinya kontak antara droplet dengan udara panas sehingga terjadi pengeringan
secara simultan. d. Pengeringan droplet : adanya kontak broplet dengan udara panas
menyebabkan evaporasi kadungan air pada droplet hingga 95% sehingga dihasilkan
bubuk. Bubuk yang telah kering jatuh ke bawah drying chamber (ruang pengering) yang
berukuran tinggi sekitar 25 m dan diameter 5 m. dari atas chamber hingga mencapai
dasar hanya memerlukan waktu selama beberapa detik. Desain Spray Drier · Atomizer
Atomizer merupakan bagian terpenting pada spray drier dimana memiliki fungsi untuk
menghasilkan droplet dari cairan yang akan dikeringkan. Droplet yang terbentuk akan
didistribusikan (disemprotkan) secara merata pada alat pengering agar terjadi kontak
dengan udara panas. Ukuran droplet yang dihasilkan tidak boleh terlalu besar karena
proses pengeringan tidak akan berjalan dengan baik. Disamping itu ukuran droplet juga
tidak boleh terlalu kecil karena menyebabkan terjadinya over heating. · Chamber
Chamber merupakan ruang dimana terjadi kontak antara droplet cairan yang dihasilkan
oleh atomizer dengan udara panas untuk pengeringan. Kontak udara panas dengan
droplet akan menghasilkan bahan kering dalam bentuk bubuk. Bubuk yang terbentuk
akan turun ke bagian bawah chamber dan akan dialirkan dalam bak penampung. ·
Heater : Heater berfungsi sebagai pemanas udara yang akan digunakan sebagai
pengering. Panas yang diberikan harus diatur sesuai dengan karakteristik bahan, ukuran
droplet yang dihasilkan dan jumlah droplet. Suhu udara pengering yang digunakan
diatur agar tidak terjadi over heating.
Cyclone : Cyclone berfungsi sebagai bak penampung hasil proses pengeringan. Bubuk
yang dihasilkan akan dipompa menuju Cyclone. · Bag Filter ; Bag Filter berfungsi untuk
menyaring atau memisahkan udara setelah digunakan pengeringan dengan bubuk yang
terbawa setelah proses.
Parameter Kritis Spray Drying
a. Suhu pengering yang masuk : Semakin tinggi suhu udara yang digunakan untuk
pengeringan maka proses penguapan air pada bahan akan semakin cepat, namun suhu
yang tinggi memungkinkan terjadinya kerusakan secara fisik maupun kimia pada bahan
yang tidak tahan panas.
b. Suhu pengering yang keluar : Suhu pengering yang keluar mengontrol kadar air
bahan hasil pengeringan (bubuk) yang terbentuk.
c. Viskositas bahan (larutan) yang masuk : Viskositas bahan yang akan dikeringkan
mempengaruhi partikel yang keluar melalui nozel. Viskositas yang rendah menyebabkan
kurangnya energi dan tekanan dalam menghasilkan partikel pada atomization.
d. Jumlah padatan terlarut : Jumlah padatan terlarut pada bahan yang masuk diatas
30% agar ukuran partikel yang terbentuk tepat.
e. Tegangan permukaan : Tegangan permukaan yang tinggi dapat menghambat proses
pengeringan, umumnya untuk menurunkan tegangan permukaan dilakukan
penambahan emulsifier. Emulsifier juga dapat menyebabkan ukuran partikel yang keluar
dari nozzle lebih kecil sehingga mempercepat proses pengeringan.
f. Suhu bahan yang masuk : Peningkatan suhu bahan yang akan dikeringkan sebelum
memasuki alat akan membawa energi sehingga proses pengeringan akan lebih cepat.
g. Tingkat volatilitas bahan pelarut : bahan pelarut dengan tingkat volatilitas yang tinggi
dapat mempercepat proses pengeringan. Namun dalam prakteknya air menjadi pelarrut
utama dalam bahan
pangan yang dikeringkan. h. Bahan dasar nozzle umumnya terbuat dari stainless steel
karena tahan karat sehingga aman dalam proses penggunaannya.

2. Kelebihan metode Spray Drying  Kapasitas pengeringan besar dan proses pengeringan
terjadi dalam waktu yang sangat cepat. Kapasitas pengeringan mencapai 100 ton/jam. 
Tidak terjadi kehilangan senyawa volatile dalam jumlah besar (aroma)  Cocok untuk
produk yang tidak tahan pemanasan (tinggi protein)  Memproduksi partikel kering
dengan ukuran, bentuk, dan kandungan air serta sifat-sifat lain yang dapat dikontrol
sesuai yang diinginkan  Mempunyai kapasitas produksi yang besar dan merupakan
system kontinyu yang dapat dikontrol secara manual maupun otomatis Kekurangan
metode Spray Drying  Memerlukan biaya yang cukup tinggi  Hanya dapat digunakan
pada produk cair dengan tingkat kekentalan tertentu  Tidak dapat diaplikasikan pada
produk yang memiliki sifat lengket karena akan menyebabkan penggumpalan dan
penempelan pada permukaan alat Aplikasi Spray Drying Pengeringan semprot (spray
drying) cocok digunakan untuk pengeringan bahan pangan cair seperti susu dan kopi
(dikeringkan dalam bentuk larutan ekstrak kopi) (Ula, 2011). Freeze dryer Frees Driyer
merupakan suatu alat pengeringan yang termasuk kedalam Conduction Dryer/ Indirect
Dryer karena proses perpindahan terjadi secara tidak langsung yaitu antara bahan yang
akan dikeringkan (bahan basah) dan media pemanas terdapat dinding pembatas
sehingga air dalam bahan basah / lembab yang menguap tidak terbawa bersama media
pemanas. Hal ini menunjukkan bahwa perpindahan panas terjadi secara hantaran
(konduksi), sehingga disebut juga Conduction Dryer/ Indirect Dryer. Pengeringan beku
(freeze drying) adalah salah satu metode pengeringan yang mempunyai keunggulan
dalam mempertahankan mutu hasil pengeringan, khususnya untuk produk-produk yang
sensitif terhadap panas. Keunggulan pengeringan beku, dibandingkan metoda lainnya,
antara lain adalah :
a. Dapat mempertahankan stabilitas produk (menghindari perubahan aroma, warna,
dan unsur organoleptik lain) b. Dapat mempertahankan stabilitas struktur bahan
(pengkerutan dan perubahan bentuk setelah pengeringan sangat kecil) c. Dapat
meningkatkan daya rehidrasi (hasil pengeringan sangat berongga dan lyophile sehingga
daya rehidrasi sangat tinggi dan dapat kembali ke sifat fisiologis, organoleptik dan
bentuk fisik yang hampir sama dengan sebelum pengeringan). Keunggulan-keunggulan
tersebut tentu saja dapat diperoleh jika prosedur dan proses pengeringan beku yang
diterapkan tepat dan sesuai dengan karakteristik bahan yang dikeringkan. Kondisi
operasional tertentu yang sesuai dengan suatu jenis produk tidak menjamin akan sesuai
dengan produk jenis lain. Spesifikasi alat Spesifikasi alat ini terdiri komponen
asesorisnya terdiri dari: vaccum sensor, vaccum hose, base plate, 3 unheated shelves,
drying chamber, rubber valve, vaccum pump dan exhaust filter. Sedangkan menu
display antara lain dari beberapa setting program antara lain: pengaturan suhu, waktu
oprasional, dll. Cara kerja alat Pengoprasian alat tersebut sedikit lebih panjang karena
banyak menu display yang harus diseting dahulu dan harus lebih hati-hati karena banyak
peralatan/asesoris terbuat dari gelas. Cara oprasionalnya sebagai berikut: ekstrak cairan
atau kental sebelum dimasukkan kedalam Freeze Dryer telah dibekukan dalam
refrigerator (lemari es) minimal semalam. Setelah membeku kemudian dimasukkan ke
dalam alat, alat disetting sesuai dengan yang diinginkan. Oleh vaccum puma alat
tersebut akan menyedot solvent yang telah beku (freeze) menjadi uap. Prinsip kerja alat
ini adalah merubah fase padat/es/freeze menjadi fase gas (uap). Kegunaan alat Sesuai
dengan namanya pula Freeze Dryer (pengering beku) dapat digunakan untuk
mengeringkan bahan-bahan cair seperti ekstrak baik cair maupun kental, lebih
ditekankan untuk pengeringan ekstrak dengan penyari/solvent dari air. Pengeringan
ekstrak relatif lama, sebagai ilustrasi kerja alat tersebut sebagai berikut: untuk
mengeringkan ekstrak cair sebanyak 500 ml bisa membutukan waktu lebih dari 20 jam.
Untuk itu lebih disarankan ekstrak yang dikeringkan dalam Freeze Dryer sudah dalam
ekstrak kentalnya sehingga waktu pengeringan akan lebih cepat sehingga biaya akan
lebih murah. Kapasitas alat tersebut mampu mengeringkan ekstrak sampai 6 liter
sekaligus. Proses pengeringan beku dengan alat freeze dryer ini berlangsung selama 18-
24 jam, karena proses yang panjang inilah membuat produk-produk bahan alam ini
menjadi lebih stabil dibandingkan dengan metode pengeringan yang lain seperti
pengeringan semprot atau yang dikenal dengan spray drying. Pengeringan beku ini
dapat meninggalkan kadar air sampai 1%, sehingga produk bahan alam yang dikeringkan
menjadi stabil dan sangat memenuhi syarat untuk pembuatan sediaan farmasi dari
bahan alam yang kadar airnya harus kurang dari 10%. pada prosesnya yang panjang ini
sampel akan dibekukan terlebih dahulu, lalu setelah itu dimasukkan kedalam alat freeze
dryer yang akan diset suhu dan tekanannya dibawah titik triple. dan akan terjadi proses
sublimasi yaitu dari padat menjadi gas. Penggunaan freeze drying ini sendiri juga telah
banyak diaplikasikan dalam pengeringan produk makanan, hasil dari pengeringan ini
tidak merubah tekstur dari produk itu sendiri dan cepat kembali kebentuk awalnya
dengan penambahan air. Untuk proses pengeringan beku (freeze dryer), menurut
Muchtadi (1992), bahan yang dikeringkan terlebih dahulu dibekukan kemudian
dilanjutkan dengan pengeringan menggunakan tekanan rendah sehingga kandungan air
yang sudah menjadi es akan langsung menjadi uap, dikenal dengan istilah sublimasi.
Pengeringan menggunakan alat freeze dryer lebih baik dibandingkan dengan oven
karena kadar airnya lebih rendah. Pengeringan menggunakan alat freeze
dryer/pengering beku lebih aman terhadap resiko terjadinya degradasi senyawa dalam
ekstrak. Hal ini kemungkinan karena suhu yang digunakan untuk mengeringkan ekstrak
cukup rendah (Haryani, dkk., 2012). Fluidized Bed Dryer Pengeringan hamparan
terfluidisasi (Fluidized Bed Drying) adalah proses pengeringan dengan memanfaatkan
aliran udara panas dengan kecepatan tertentu yang dilewatkan menembus hamparan
bahan sehingga hamparan bahan tersebut memiliki sifat seperti fluida. Metode
pengeringan fluidisasi digunakan untuk mempercepat proses pengeringan dan
mempertahankan mutu bahan kering. Pengeringan ini banyak digunakan untuk
pengeringan bahan berbentuk partikel atau butiran, baik untuk industri kimia, pangan,
keramik, farmasi, pertanian, polimer dan limbah. Proses pengeringan dipercepat dengan
cara meningkatkan kecepatan aliran udara panas sampai bahan terfluidisasi. Dalam
kondisi ini terjadi penghembusan bahan sehingga memperbesar luas kontak
pengeringan, peningkatan koefisien perpindahan kalor konveksi, dan peningkatan laju
difusi uap air. Kecepatan minimum fluidisasi adalah tingkat kecepatan aliran udara
terendah dimana bahan yang dikeringkan masih dapat terfluidisasi dengan baik,
sedangkan kecepatan udara maksimum adalah tingkat kecepatan tertinggi dimana pada
tingkat kecepatan ini bahan terhembus ke luar ruang pengering Bagian-bagian mesin
pengering sistem fluidisas
1. Kipas (Blower) Kipas (Blower) berfungsi untuk menghasilkan aliran udara, yang akan
digunakan pada proses fluidisasi. Kipas juga berfungsi sebagai penghembus udara panas
ke dalam ruang pengering juga untuk mengangkat bahan agar proses fluidisasi terjadi.
2. Elemen Pemanas (heater) Elemen Pemanas (heater) berfungsi untuk memanaskan
udara sehingga kelembaban relatif udara pengering turun, dimana kalor yang dihasilkan
dibawa oleh aliran udara yang melewati elemen pemanas sehingga proses penguapan
air dari dalam bahan dapat berlangsung.
3. Plenum Plenum dalam mesin pengering tipe fluidisasi merupakan saluran pemasukan
udara panas yang dihembuskan kipas ke ruang pengeringan. Bagian saluran udara ini
dapat berpengaruh terhadap kecepatan aliran udara yang dialirkan, dimana arah aliran
udara tersebut dibelokkan menuju ke ruang pengering dengan bantuan sekat-sekat yang
juga berfungsi untuk membagi rata aliran udara tersebut.
4. Ruang Pengering. Ruang pengering berfungsi sebagai tempat dimana bahan yang
akan dikeringkan ditempatkan. Perpindahan kalor dan massa uap air yang paling optimal
terjadi diruang ini. 5. Hopper. Hopper berfungsi sebagai tempat memasukkan bahan
yang akan dikeringkan ke ruang pengering. Mekanisme kerja: Bahan yang akan
dikeringkan dimasukkan secara konstan dan kontinyu kedalam ruang pengering,
kemudian didorong oleh udara panas yang terkontrol dengan volume dan tekanan
tertentu. Bahan yang telah kering (karena bobotnya sudah lebih ringan) akan keluar dari
ruang pengeringan menuju siklon untuk ditangkap dan dipisahkan dari udara, namun
bagi bahan yang halus akan ditangkap oleh pulsejet bag filter.
Kelebihan pengering sistem fluidisasi:
1. Aliran bahan yang menyerupai fluida mengakibatkan bahan mengalir secara kontinyu
sehingga otomatis memudahkan operasinya.
2. Pencampuran atau pengadukan bahan menyebabkan kondisi bahan hampir
mendekati isothermal.
3. Sirkulasi bahan diantara dua fluidized bed membuatnya memungkinkan untuk
mengalirkan sejumlah besar kalor yang diperlukan ke dalam ruang pengering yang
besar.
4. Pengering tipe fluidisasi cocok untuk skala besar.
5. Laju perpindahan kalor dan laju perpindahan massa uap air antara udara pengering
dan bahan sangat tinggi dibandingkan dengan pengering metode kontak yang lain.
6. Pindah kalor dengan menggunakan pengering tipe fluidisasi membutuhkan area
permukaan yang relatif kecil.
7. Sangat ideal untuk produk panas sensitif dan non-panas sensitive Kekurangan
pengering sistem fluidisasi:
1. Sulit untuk menggambarkan aliran dari udara panas yang dihembuskan ke ruang
pengering, dikarenakan simpangan yang besar dari aliran udara yang masuk dan bahan
terlewati oleh gelembung udara, menjadikan sistem kontak/singgungan tidak efisien.
2. Pencampuran atau pengadukan bahan padatan yang terus menerus pada hamparan
akan menyebabkan ketidakseragaman waktu diam bahan di dalam ruang pengering,
karena bahan terus menerus terkena hembusan udara panas.
3. Tidak dapat mengolah bahan yang lengket atau berkadar air tinggi dan abrasive.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam sistem Fluidized Bed Dryer adalah
pengaturan yang baik antara: tekanan udara, tingkat perpindahan panas dan waktu
pengeringan, sehingga tidak timbul benturan/gesekan bahan/material pada saat proses
pengeringan berlangsung. Untuk bahan yang lengket atau berkadar air tinggi sangat
beresiko mengaplikasikan sistem ini, situasi seperti ini perlu dilakukan pengkondisian
awal yaitu mencampurnya dengan bahan/material keringnya terlebih dahulu, agar tidak
menimbulkan masalah pada unit siklon,demikian pula halnya untuk produk ahir yang
halus dan ringan, sangat perlu menggunakan pulse jet bag filter, dikarenakan siklon
penangkap produk umumnya tidak mampu berfungsi dengan baik, bahkan dapat
menimbulkan polusi udara. Penentuan dimensi ruang bakar, suhu yang diaplikasikan
serta volume dan tekanan udara sangat menentukan keberhasilan proses pengeringan,
sehingga perlu diketahui data pendukung untuk merancang sistim ini diantaranya kadar
air input, kadar air output, densiti material, ukuran material, maksimum panas yang
diizinkan, sifat fisika/kimia, kapasitas output/input dan sebagainya (Rahmawati, dkk.,
2010). Vacum dryer Vakum berasal dari bahasa latin, vacuus, artinya kosong. Jadi vakum
artinya menghampakan suatu ruangan atau suatu kemutlakan dibawah nol tekanan.
Sitem ruang hampa dikepung oleh atmospir bumi. Untuk meciptakan ruang hampa
diperlukan pompa untuk mengeluarkan udara keluar dari system. Kebutuhan ini
merupakan arti pekerjaan dasar dari vakum. Analisa termodinamika hanya
memperhatikan nilai tekan mutlak. Akan tetapi, kebanyakan piranti pengukuran tekanan
hanya menunjukkan tekanan ukur (gauge) yakni perbedaan tekanan mutlak suatu
sistem dan tekanan mutlak atmosfer. Pengukuran bumbung- bourdon, misalnya,
mengukur tekanan relatif terhadap atmosfer sekeliling. Konversi dari tekanan ukur
ketekanan mutlak didapatkan dengan hubungan berikut. P(mutlak) = P(ukur) + P(atm)
Untuk pengeringan padatan berbentuk butiran atau sluri, pengering vakum dengan
berbagai rancangan mekanis telah tersedia secara komersial. Pengeringan jenis ini lebih
mahal dari pada pengering bertekanan atmosfir tetapi sesuai untuk bahan yang sensitif
panas dan memerlukan pemulihan pelarut atau jika ada rasio kebakaran atau ledakan.
Pencampuran berbentuk kerucut tunggal atau ganda dapat diterapkan untuk
pengeringan denagn pemanasan selimut bejana dan pemakuman untuk mengeluarkan
uap air. Gambar menunjukkan dua pengering vakum yang tersedia dipasar. Pengering
vakum jenis pedal cocok untuk bahan seperti lumpur sedangkan pengering vakum jenis
sabuk cocok untuk bahan berbentuk pasta. Mesin vacum drying adalah mesin pengering
dengan menggunakan teknologi vacuum. Proses pengeringan produk diatur pada suhu
yang dikehendaki, disertai dengan proses vacuum untuk mempercepat
pengeringan.Mesin vacuum drying ini biasanya digunakan untuk produk yang
dikeringkan harus dengan suhu rendah, agar gizi tidak rusak. Vacum drying ini
bermanfaat untuk pengeringan sayur-sayuran dan produk lainnya sesuai dengan
keinginan Anda. Mesin ini digunakan untuk berbagai keperluan, antara lain
mengeringkan sayur-sayuran pada suhu tidak terlalu tinggi, sehingga nilai gizi tidak
hilang. Mesin ini juga bisa digunakan untuk produk makanan Prinsip kerja mesin ini
adalah memanaskan produk pada suhu yang bisa diatur, disertai dengan penyedotan
(pemvakuman) uap air dari produk yang dipanaskan tersebut (admin, 2010).
Pengeringan Gabungan Pengeringan gabungan adalah pengeringan dengan energi smh
dan bahan bakar minyak atau biomass yang menggunakan konveksi paksa (udara panas
dikumpulkan dalam kolektor kemudian dihembus ke komoditi). 
Latar belakang : karena Temperatur lingkungan hanya sekitar 33 °C, sedangkan
temperatur pengeringan untuk komoditi pertanian kebanyakan berkisar 60-70°C OKI
Perlu ditingkatkan temperatur lingkungan dengan cara mengumpulkan udara dalam
suatu kolektor surya dan menghembuskannya ke komoditi. (digunakan blower atau
kipas angin) 
Contoh:
a. Alat pengering energi surya tipe lorong
• terdiri atas kipas angin sentrifugal, pemanas udara (kolektor) dan lorong
pengering.
• Kolektor dan lorong pengering dipasang paralel dan diatasnya ditutup dengan
plastik transparan.
• Alat pengering dipasang dengan arah membujur utara-selatan dan diletakkan
diatas tanah.
• Udara pengering yang dihasilkan dalarn kolektor dihcmbuskan ke komoditi
dengan kccepatan 400 - 900 m3/jam agar tercapai temperatur pengeringan 40 -
600C
b. Alat pengering energi surya-biomassa tipe lorong
• Alat pengering tipe lorong diatas dimodifikasi menjadi alat pengering energi surya
dan biomass
• Ruang pengering dan kolektor dipasang pada satu sumbu supaya kehilangan
tekanan udara menjadi lebih kecil. Kipas dengan tenaga listrik 60 watt dapat
berfungsi secara efisien, bahkan kipas arus scarab 32 watt dengan penggerak
photovoltaik dapat dipakai pada sistem tersebut
• Alat pengering tersebut dipasang diatas struktur kayu dan disangga dengan batako
setinggi 60 cm dari tanah.
• Pada alat pengering yang dimodifikasi ini dilengkapi dengan tungku biomass din alat
penukar panas yang terbuat dari plat baja, agar pada waktu hujan atau malam hari
masih dapat dilakukan operasi pengeringan.
b. Alat pengering rumah asap
• Alat ini terdiri atas : plat pemanas matahari yang dihubungkan dengan ruang
pengering. Di dalam ruang pengering yang berbentuk rumah yang pada bagian
atasnya terdapat penggantung komoditas.
• Sebagian dari udara buang dikembalikan ke plat pemanas sehingga temperatur
kembali dapat dinaikkan menjadi 45 - 60°C. Untuk mengurangi ketergantungan
pada kondisi cuaca, alat ini dilengkapi dengan tungku biomass yang dipasang
dibawah rumah asap.
c. Unit prosesing kakao/rumah pengering surya
. • Atap seluas 100 m2 dan berfungsi juga sebagai kolektor matahari. Udara masuk
ke kolektor sehingga menjadi panas. Dengan menggunakan kipas angin (blower),
udara panas tersebut kemudian "ditarik" dan dihembus ke tempat pengering.
Pemasangan atap dibuat dengan kemiringan 10°C pada arah utara-selatan.
• Rumah pengering ini dirancang untuk memeroses 2-3 ton biji kakao basah,
menggunakan 4 buah blower aksial.
• Unit ini mampu berfungsi dengan efektif. Satu siklus pengolahan berlangsung
selama 5 hari. Dengan pengoperasian tungku pada malam hari, waktu pengeringan
lebih singkat yaitu sekitar 36-44 jam.
Perpidahan Kalor Konduksi, Koveksi, Radiasi – Sama seperti bunyi dan listrik, kalor
juga bisa berpindah melalui beraga medium maupun tanpa medium. Medium perpindahan
sangat menentukan laju perpindahan kalor. Contoh perpidahan kalor, misa punya besi jeruji
roda, ujung satunya sobat hitung panaskan dengan lilin dan ujung satunya kita pegang dengan
tangan. Selang beberapa menit atau bahkan detik kita pasti sudah merasakan panasnya. Lain
halnya jika sobat menggunakan sebatang lidi mungkin akan sangat lama untuk merasakan
panas api dari lilin atau jangan-jangan baru terasa saat lidi sudah hampir terbakar habis?
Perpindahan kalor merupakan peristiwa atau proses mengalirnya panas (kalor) dari satu titik ke
titik yang lain dalam suatu medium. Namanya perpindahan pasti ada yang namanya kecepatan
(laju). Laju perpindahan kalor ini sangat bergantung pada jenis mediumnya. Berdasarkan
medium yang dilaluinya peristiwa perpindahan kalor ini dibedakan menjadi 3 sebagai berikut.
Perpidahan Kalor secara Konduksi Konduksi adalah perpindahan kalor yang terjadi pada
medium padat. Dalam perpidahan ini yang berpindah hanyalah kalor dan mediumnya tidak ikut
berpindah. Contohnya ketika seorang pandai besi sedang membuat parang atau pisau bagian
ujung besi yang tidak dipanaskan akan ikut panas. Inilah sebabnya kenapa pandai besi
menggunakan sarung tangan sebagai isolator.
Kalor dari perapian berpindah dari ujung besi yang dipanaskan ke ujung lain yang tidak
dipanaskan. Itulah contoh sederhana bahwa kalor memang berpindah. Secara sederhana laju
perpindahan kalor bisa dirumuskan sebagai kalor yang mengalir persatuan waktu
. Laju perpidahan kalor secara koduksi dirumuskan sebagai perkalian antara konduktivitas kalor
(k) dengan luas penampang (A)dan selisih suhu kedua titik ( T2-T1) dibagi dengan jarak kedua
titik (x). Rumus laju perpindahan kalor nya: Contoh Soal Sebuah lempeng baja mempunyai luas
penampang 20 cm2 panjang 50 cm. Jika perubahan suhu yang terjadi antara 2 titik yang
jaraknya 1 m pada lempeng baja tersebut adalah 50o C dan Konduktivitas kalor dari lempeng
baja tersebut adalah 0,16 W/mK. Berapa laju perpindahan kalor? Jawab
= 0,16 . 20. 10-4 50/1 = 1,6. 10-3 W/m2 Perpindahan Kalor Secara Konveksi Konveksi
merupakan perpindahan kalor yang terjadi pada medium cair dan gas. Berbeda dengan
konduksi, perpindahan kalor ini disertai dengan perpindahan medium. Jadi yang
bergerak tidak hanya kalor tetapi juga medium perambatannya. Contoh perpindahan
kalor secara konveksi misalnya ketika sobat hitung masak air, ketika air mendidih terjadi
perpindahan kalor dari api kompor ke panci kemudian ke air. Perpindahan ini juga
diiringi perpindahan atau bergeraknya medium berupa air. Laju perpindahan kalor
secara konveksi dapa dirumuskan h = adalah tetapan konveksi. Setiap benda memiliki
tetapan konveksi yang berbeda. Semakin mudah benda itu menyerap atau melepas
kalor dan memindahkannya maka semakin besar nilai tetapan ini. A adalah luas
penampang melintang dan T2-T1 adalah selisih suhu. Contoh Soal Sejenis gas beracun
berada di dalam ruang tertutup berbentuk tabung dengan penampang melintang 80
cm2. Jika terjadi perubahan suhu sebesar 80oC dan koefisien konveksi gas tersebut
adalah 80 W/mK maka berapa laju perpindahan kalor dalam gas beracun tersebut?
Jawab:Heheh ayo sobat hitung silahkan dicoba sendiri ya,, tinggal dimasukkan rumus di
atas Perpidahan Kalor Secara Radiasi Berbeda dengan 2 jenis perpindahan kalor
sebelumnya yang menggunakan medium, perpindahan kalor ini tdak membutuhkan
medium atau perantara. Apa contohnya? Panas matahari yang sampai kebumi melewati
ruang angkasa yang hampa udara (tanpa medium). Setiap benda bisa menyerap kalor
dipancarkan secar radiasi. Akan tetapi yang menentukan daya serap dan daya
bukannlah jenis bahan benda tersebut melainkan warnanya. Semakin hitam sebuah
benda maka benda tersebut akan cenderung semakin menyerap panas yang
dipancarkan melalui radiasi. Kehitaman sebuah inilah yang disebut sebagai emisivitas
bahan disimbolkan dengan e. Laju penyerapan kalor yang dipancarkan secara radiasi
dirumuskan Dengan e adala emisivitas benda, dimana jika benda hitam mempunyai nilai
e = 1 jka benda berwarna hitam dan e bernilai 0 (nol) jika benda berwarna putih. σ
adalah konstanta Setfan- Boltzman σ = 5,67 x10 -8C. A adalah luas permukaan benda
dan T adalah suhu dalam kelvin. Contoh: 1. Benda hitam sempurna luas permukaannya
1 m2 dan suhunya 27 ºC. Jika suhu sekelilingnya 77 ºC, hitunglah
: a. kalor yang diserap persatuan waktu persatuan luas b. energi total yang dipancarkan
selama 1 jam. Jawab: Benda hitam, maka e = 1 T1 = 300 K T2 = 350 K σ = 5,67.10-8 watt
m-2K-4
a. Kalor yang diserap per satuan waktu = e σ ( T2 4 – T1 4) = 1. 5,67.10-8 (3504 – 3004) =
391,72 watt/m2 b. R = Q/A.t = 391,72. 1. 3600 = 1.410.120 Joule
Gambar alat

try dry

frezer dryingg

Anda mungkin juga menyukai