LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK PENANGANAN HASIL PERTANIAN
(Pengeringan Bahan Hasil Pertanian)
Oleh :
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Mempelajari proses pengeringan dengan menggunakan oven dan mencari
kurva laju pengeringan pada biji-bijian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengeringan
Pengeringan adalah proses pengeluaran air atau pemisahan air dalam jumlah
yang relatif kecil dari bahan dengan menggunakan energi panas. Hasil dari proses
pengeringan adalah bahan kering yang mempunyai kadar air setara dengan kadar
air keseimbangan udara.
Proses penguapan atau evaporasi adalah proses pemisahan uap air dalam
bentuk murni dari suatu campuran berupa larutan (cairan) yang mengandung
air dalam jumlah yang relatif banyak. Meskipun demikian ada kerugian yang
ditimbulkan selama pengeringan yaitu terjadinya perubahan sifat fisik dan
kimiawi bahan serta terjadinya penurunan mutu bahan.
Tujuan dilakukannya proses pengeringan adalah untuk:
1. Memudahkan penanganan selanjutnya
2. Mengurangi biaya trasportasi dan pengemasan
3. Mengawetkan bahan
4. Meningkatkan nilai guna suatu bahan atau agar dapat memberikan hasil
yang baik
5. Mengurangi biaya korosi
Hal ini penting untuk menghindari proses pengeringan lampau dan
pengeringan yang terlalu lama, karena kedua proses pengeringan ini akan
meningkatkan biaya operasi. Proses pengeringan suatu material padatan
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: luas permukaan kontak antara
padatan dengan fluida panas, perbedaan temperature antara padatan dengan fluida
panas, kecepatan aliran fluida panas serta tekanan udara. Berikut ini dijelaskan
tentang faktor-faktor tersebut.
a. Luas Permukaan
Air menguap melalui permukaan bahan, sedangkan air yang ada di bagian
tengah akan merembes ke bagian permukaan dan kemudian menguap. Untuk
mempercepat pengeringan umumnya bahan yang akan dikeringkan dipotong-
potong atau dihaluskan terlebih dulu. Hal ini terjadi karena:
1. Pemotongan atau penghalusan tersebut akan memperluas permukaan
bahan dan permukaan yang luas dapat berhubungan dengan medium
pemanasan sehingga air mudah keluar,
2. Partikel-partikel kecil atau lapisan yang tipis mengurangi jarak
dimana panas harus bergerak sampai ke pusat bahan. Potongan kecil
juga akan mengurangi jarak melalui massa air dari pusat bahan yang
harus keluar ke permukaan bahan dan kemudian keluar dari bahan
tersebut.
b. Perbedaan Suhu dan Udara Sekitarnya
Semakin besar perbedaan suhu antara medium pemanas dengan bahan,
makin cepat pemindahan panas ke dalam bahan dan makin cepat pula
penghilangan air dari bahan. Air yang keluar dari bahan yang dikeringkan akan
menjenuhkan udara sehingga kemampuannya untuk menyingkirkan air
berkurang. Jadi dengan semakin tinggi suhu pengeringan maka proses
pengeringan akan semakin cepat. Akan tetapi bila tidak sesuai dengan bahan yang
dikeringkan, akibatnya akan terjadi suatu peristiwa yang disebut "Case
Hardening", yaitu suatu keadaan dimana bagian luar bahan sudah kering
sedangkan bagian dalamnya masih basah.
c. Kecepatan Aliran Udara
Udara yang bergerak dan mempunyai gerakan yang tinggi selain dapat
mengambil uap air juga akan menghilangkan uap air tersebut dari permukaan
bahan pangan, sehingga akan mencegah terjadinya atmosfir jenuh yang akan
memperlambat penghilangan air. Apabila aliran udara disekitar tempat
pengeringan berjalan dengan baik, proses pengeringan akan semakin cepat,
yaitu semakin mudah dan semakin cepat uap air terbawa dan teruapkan.
d. Tekanan Udara
Semakin kecil tekanan udara akan semakin besar kemampuan udara untuk
mengangkut air selama pengeringan, karena dengan semakin kecilnya tekanan
berarti kerapatan udara makin berkurang sehingga uap air dapat lebih banyak
tetampung dan disingkirkan dari bahan. Sebaliknya, jika tekanan udara
semakin besar maka udara disekitar pengeringan akan lembab, sehingga
kemampuan menampung uap air terbatas dan menghambat proses atau laju
pengeringan.
sedangkan kadar air basis kering adalah massa air pada produk persatuan massa
kering produk, dinyatakan dengan
Mo Md
MCdb
Md
dimana:
MCwb adalah kadar air basis basah
MCdb adalah kadar air basis kering
Mo adalah massa total produk
Md adalah massa produk tanpa air
Hubungan kadar air basis basah dan basis kering di atas, secara matematika
dapat dituliskan sebagai berikut:
1
MCwb 1
MCdb 1
1
MCdb 1
1 MCwb
Untuk keperluan pengujian atau eksperimen pengeringan, dimana massa
produk diukur setiap saat, kadar air setiap saat dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan berikut.
MCodb 1 M o
MCtdb 1
Mt
1 MCowb M o
MCtwb 1
Mt
MCtdb adalah kadar air basis kering pada waktu ke t
MCtwb adalah kadar air basis basah pada waktu ke t
MCodb adalah kadar air awal basis kering
MCowb adalah kadar air awal basis basah
Mt adalah massa produk pada waktu ke t
3. Mencari ln MR
Menit ke 0 = ln 1,298 = 0,261
Menit ke 1 = ln 1,1752 = 0,1615
Menit ke 2 = ln 1,189 = 0,1735
Menit ke 3 = ln 1,28 = 0,247
Menit ke 4 = ln 1,053 = 0,0512
Menit ke 5 = ln 1,231 = 0,2083
Menit ke 15 = ln 0,242 = -1,418
Menit ke 30 = ln 0,0178 = -,4023
Menit ke 45 = ln -0,438 =0
Menit ke 60 = ln -0,807 =0
0.2
y = -0.0017x + 0.0806
R² = 0.2722
0.15
Laju pengeringan
M/t
0.1
0.05
0
0 10 20 30 40 50 60 70
-0.05
Waktu (menit)
0.2
y = 0.0243x - 0.2436
R² = 0.2832
Laju Pengeringan M/t
0.15
0.1
0.05
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16
-0.05
Kadar Air (%)
16
14
12
10
Kadar Air (%)
6 y = -0.0696x + 13.337
R² = 0.9479
4
0
0 10 20 30 40 50 60 70
Waktu (menit)
-2
-2.5 y = -0.0168x - 0.1586
R² = 0.0685
-3
-3.5
-4
-4.5
Waktu (menit)
Pada praktikum kali ini praktikan mengukur besar kadar air pada bahan hasil
pertanian. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah biji-bijian berupa
beras. Pengovenan dilakukan dalam 10 waktu yang berbeda dimana bahan
tersebut dimasukan kedalam oven dan diukur pada menit ke 0, 1, 2, 3, 4, 5, 15, 30,
45 hingga menit ke 60. Setelah pengamatan terhadap bahan yang dimasukan
kedalam oven dengan waktu yang berbeda-beda, kemudian bahan diukur kadar
airnya dengan menggunakan moisture tester.
Pengukuran kadar air dilakukan sebanyak 3 kali ulangan sehingga akan
mendapatkan rata-rata kadar air yang lebih akurat yang dibaca dari moisture tester
tersebut. Perhitungan terakhir dari tabel pengamatan adalah menghitung ln MR
yaitu hasil perhitungan sebelumnya. Kadar air awal pada beras adalah sebesar
13,5% dimana digunakan sebagai penentu untuk dimasukan kedalam rumus untuk
mencari nilai MR atau rasio kadar air. Dan pada menit ke 60 atau menit terakhir
proses pengeringan, kadar air menyusut menjadi 9,466%.
Dilihat dari grafik, terdapat kesalahan pembacaan pada pengukuran menit ke
3, 4 dan 5. Dimana seharusnya kadar air yang dikandung berkurang secara
konstan, namun hasil yang didapat menunjukan bahwa pada kadar air dari menit
ke 2 menuju menit ke 3 mengalami peningkatan. Secara teoritis hal ini sangat
tidak mungkin karena bahan sedang mengalami proses pengeringan. Kesalahan ini
dapat dilihat pula dari nilai regresi, apabila nilai regresi mendekati 1, maka hasil
yang didapat dari grafik tersebut mendekati benar atau akurat.
Akibat dari salah pembacaan kadar air, maka akan mempengaruhi proses
perhitungan pencarian nilai M/t, MR, ln MR dan konstanta. Grafik yang
dihasilkan akan memiliki regresi jauh dibawah 1. Dapat dilihat, bahwa hasil
hubungan antara laju pengeringan terhadap waktu memiliki nilai regresi 0,272.
Begitu pula dengan hubungan antara laju pengeringan M/t terhadfap kadar air
yang memiliki nilai regresi 0,283. Namun, pada grafik hubungan antara kadar air
terhadap waktu, nilai regresinya sebesar 0,947 atau dapat dikatakan mendekati 1,
hal ini dapat saja disebabkan karena peningkatan kadar air pada menit ke 3 tidak
terlalu signifikan. Dan grafik yang terakhir, yaitu hubungan antara ln MR terhadap
waktu memiliki nilai regresi yang sangat kecil, yaitu 0,068. Hal ini mungkin
disebabkan karena grafik pada menit ke 30 mengalami penurunan yang tajam.
Proses pengeringan pada dasarnya adalah mengeringkan bahan sehingga
didapat persentase kadar air yang berkurang dari sebelumnya. Semakin lama
bahan disimpan didalam oven maka kadar air pada bahan akan semakin
berkurang. Suhu yang semakin tinggi yang diberikan kepada bahan akan
menyebabkan air menguap yang menyebabkan kondisi air yang terkandung dalam
bahan menyusut. Tetapi pada praktikum yang dilaksanakan kali ini ada beberapa
kesalahan yaitu kadar air yang didapat pada bahan naik yang seharusnya menurun
seiring dengan lamanya waktu pemanasan. Kesalahan dapat terjadi karena
kesalahan praktikan yang terlalu lama menyimpan bahan pada suhu ruangan pada
saat pengukuran kadar air, terlalu lamanya bahan disimpan pada suhu ruangan
akan membuat bahan mudah menyerap air dari udara sehingga kadar air akan
kembali ke keadaan normal.
Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan nilai kadar air akan dipengaruhi
oleh perlakuan yang diberikan. Perlakuan yang diberikan akan bergantung pada
waktu. Waktu akan berbanding terbalik dengan hasil kadar air yang didapat pada
bahan dan mempengaruhi konstanta perhitungan. Waktu yang semakin tinggi
menyebabkan pembagi menjadi lebih besar sehingga konstanta yang didapat akan
semakin kecil.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah :
1. Proses pengeringan ialah proses mengurangi kadar air yang dikandung
suatu bahan hasil pertanian.
2. Besar kadar air pada proses pengeringan bahan pertanian akan bergantung
pada waktu pengeringan dimana waktu berbanding terbalik dengan kadar
air yang dihasilkan.
3. Nilai R2 yang mendekati 1 adalah nilai kolerasi dimana menunjukan
bahwa data yang didapat mendekati benar.
4. Nilai konstanta dipengaruhi oleh waktu dimana semakin tinggi waktu,
nilai konstanta akan semakin kecil karena pembagi yang semakin besar.
6.2 Saran
Saran untuk praktikum selanjutnya ialah :
1. Sebelum praktikum sebaiknya praktikan membaca modul terlebih dahulu,
sehingga praktikan memahami prosedur praktikum.
2. Lebih teliti dan cermat dalam menghitung suatu percobaan
DAFTAR PUSTAKA
Ekechukwu, O.V., Norton, B., 1999, Review of Solar-Energy Drying Systems I:an
Overview of Drying Principle and Theory, International Journal of
Energy Conversion & Management, Vol. 40, 593-613
Hall. C.W. 1980. Drying and Storage of Agricultural Crops. The AVI Publishing
Company Inc. Westport, Connecticut.