“PENGERINGAN”
Oleh :
I. TUJUAN
Setelah mengikuti praktikum pengeringan ini diharapkan mahasiswa dapat:
1. Mempelajari bagaimana proses drying.
2. Membuat kurva antara drying time dengan moisture content, drying time dengan drying
rate, dan moisture content dengan drying rate.
1. Pisau
2. Mistar
3. Talenan Kayu
4. Oven
5. Timbangan digital
6. Cawan Porselen 5 buah
7. Oven Mitts
1. Wortel segar
V. LANGKAH KERJA
a. Variasi dimensi wortel, waktu tetap
1. Potong wortel sehingga diperoleh 5 buah wortel dengan ukuran sebagai berikut (panjang x lebar x tebal):
2. Letakkan wortel pada kaca arloji, lalu timbang massa masing – masing wortel. Catat massanya.
3. Masukkan wortel pada kaca arloji ke dalam oven. Set oven pada suhu 75 0C. Tunggu hingga 30 menit.
2. Letakkan wortel pada kaca arloji, lalu timbang massa masing – masing wortel. Catat massanya.
3. Masukkan wortel pada kaca arloji ke dalam oven. Set oven pada suhu 75 0C.
4. Setelah 10 menit, keluarkan 1 sampel wortel dari oven, timbang massa wortel. Catat massanya.
0.3
0.25
0.2
R (g/s.m2)
0.15
0.1
0.05
0
2 3 4 5 6 7 8
LPwortel (cm2)
a.
1.4
1.2
1
Axis Title
0.8
0.6
0.4
0.2
0
2 3 4 5 6 7 8
Axis Title
b.
Moisture content vs. Drying rate
0.3500
0.3000
0.2500
0.2000
R (g/s.m2)
0.1500
0.1000
0.0500
0.0000
0.0000 0.2000 0.4000 0.6000 0.8000 1.0000 1.2000 1.4000 1.6000
Xt (%)
c.
0.5000
0.4000
0.3000
Xt
0.2000
0.1000
0.0000
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500
t (s)
a.
Drying Time vs. Drying rate
0.2500
0.2000
0.1500
R (g/s.m2)
0.1000
0.0500
0.0000
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500
t (s)
b.
0.2000
0.1500
R (g/s.m2)
0.1000
0.0500
0.0000
0.000 0 0.1000 0. 2000 0.3000 0.4000 0.5 000 0. 6000
Xt
c.
2. Rumus moisture content:
W o −W t
Xt=
Wt
- Xt = moisture / water content wortel pada waktu tertentu
- Wo = massa wortel mula-mula (g)
- Wt = massa wortel setelah dipanaskan (g)
W t Xt
R= ×
A t
- R = laju pengeringan wortel (g/s m2)
- A = luas permukaan wortel (m2)
- t = waktu pengeringan (s)
Data pengamatan:
Dari data pengamatan di atas kita dapat menghitung laju pengeringan (R) tiap variasi
wortel
0,3421−0,1870
Xt=
0,1870
X t =0,83
W t Xt
R= ×
A t
0,1870 0,83
R= ×
A 1800
A=2 ( p ×l+ p ×t +l × t )
A=2,25 m2
0,1870 0,83
R= ×
2,5 1800
R=3,44667× 10−5
y. z.
bb.
w.
aa.
u. v.
x.
2,
xx. zz.
uu.
ww. yy.
ss. tt.
vv. 1,6
2,
aaa.
1) Menggunakan penggaris atau alat ukur saat memotong dan memberi tanda pada
wortel sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan
2) Memberi tanda yang berbeda pada setiap wortel yang sama ukurannya agar tidak
terjadi kesalahan dalam mengidentifikasi masing-masing wortel
3) Fokus dan teliti dalam melaksanakan praktikum serta kerjasama yang baik
diperlukan dalam tim agar praktikum dapat berjalan dengan lancar
VIII. PEMBAHASAN
Pengeringan merupakan proses pemakaian panas dan pemindahan air dari bahan yang
dikeringkan yang berlangsung secara serentak bersamaan. Pada praktikum ini bahan yang
digunakan berupa wortel dengan ukuran tertentu dimana wortel tersebut akan dipanaskan di
dalam pemanas dengan suhu 75 oC. Karena suhu pada pemanas tidak diubah maka ia menjadi
variabel tetap sedangkan variabel bebas berbeda pada tiap percobaan. Pada percobaan pertama
variabel yang diubah adalah ukuran atau dimensi wortel dengan suhu dan waktu yang tetap yaitu
30 menit. Percobaan selanjutnya menggunakan waktu sebagai variabel bebasnya dengan dimensi
wortel serta suhu yang konstan.
Pada percobaan pertama dengan waktu dan suhu yang konstan dengan luas permukaan
wortel yang berbeda maka didapatkan hasil yaitu semakin besar luas permukaan wortel maka
laju pengeringan akan semakin kecil dan jumlah air yang teruapkan semakin sedikit. Hal ini
dapat terjadi karena kurangnya waktu yang diberikan yaitu hanya 30 menit. Jadi air yang
teruapkan.pada luas permukaan yang besar belum maksimal sehingga moisture content atau air
yang teruapkan hanya sedikit. Dan didalam rumus yang digunakan, massa akhir wortel setelah
dikeringkan yang menjadi faktor pembagi. Jadi semakin besar massa akhir yang diperoleh maka
nilai dari moisture content semakin kecil. Dan semakin kecil moisture content maka semakin
kecil pula drying ratenya.
Jadi pada percobaan pertama yang mempengaruhi laju pengringan adalah luas permukaan
wortel dan moisture content atau jumlah air yang teruapkan. Yaitu makin besar luas permukaan
maka drying rate yang diperoleh semakin kecil. Dan semakin besar moisture content maka
semakin besar pula drying ratenya. Selain itu semakin besar luas permukaan wortel maka waktu
yang diperlukan untuk menguapkan air didalam wortel juga semakin besar. Dalam hal ini karena
waktu yang diberikan konstan maka makin besar luas permukaan maka makin kecil air yang
teruapkan (moisture content) sehingga kembali lagi makin kecil moisture content maka makin
kecil drying ratenya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik dibwah ini.
0.3
0.25
R (g/s.m2)
0.2
0.15
0.1
0.05
0
2 3 4 5 6 7 8
LPwortel (cm2)
Moisture content vs. Drying rate
0.3500
0.3000
0.2500
R (g/s.m2)
0.2000
0.1500
0.1000
0.0500
0.0000
0.0000 0.2000 0.4000 0.6000 0.8000 1.0000 1.2000 1.4000 1.6000
Xt (%)
0.6
0.4
0.2
0
2 3 4 5 6 7 8
Lpwortel (cm2)
Kemudian pada percobaan selanjutnya yaitu luas permukaan wortel dan suhu yang sama
dengan waktu yang berbeda mendapatkan hasil yaitu semakin lama waktu pengeringan maka
semakin tinggi laju pengeringan yang diperoleh. Hal ini terjadi karena semakin lama wortel
berada di dalam oven maka jumlah air yang teruapkan juga semakin banyak dan itu berpengaruh
pada drying ratenya. Karena drying rate didapat dari moisture content dikali dengan massa
wortel setelah dikeringkan, dan dibagi dengan waktu pengeringan dikali dengan luas permukaan.
dalam percobaan ini ukuran wortel sama sehingga nilai moisture content atau jumlah air yang
teruapkan menentukan nilai pembilangnya sedangkan waktu pengering yang berpengaruh untuk
nilai penyebut atau pembaginya (karena luas permukaan konstan).
Jadi pada percobaan kedua yang menjadi faktor penentu laju pengeringannya adalah
moisture content dan lama waktu pengeringan. Makin besar moisture content maka makin besar
pula drying ratenya. Dan makin lama waktu pengeringan maka makin besar pula darying
ratenya. Hal tersebut dibuktikan dengan grafik dibawah ini
0.2000
0.1500
R (g/s.m2)
0.1000
0.0500
0.0000
0 . 0 0 00 0 . 1 0 00 0.2000 0 . 3 0 00 0 . 4 0 00 0.5000 0 . 6 0 00
Xt
0.2000
0.1500
R (g/s.m2)
0.1000
0.0500
0.0000
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500
t (s)
Adapunn secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi pengeringan ada dua golongan
yaitu faktor yang berhubungan dengan udara pengering dan faktor yang berhubungan dengan
sifat bahan yang dikeringkan.
Faktor-faktor yang termasuk golongan pertama adalah suhu, kecepatan volumetrik aliran
udara pengering dan kelembaban udara. Faktor-faktor yang termasuk golongan kedua adalah
ukuran bahan, kadar air awal dan tekanan parsial di dalam bahan.
Selain itu penguapan air bahan dalam pengeringan sangat ditentukan oleh kenaikan suhu.
Semakin besar perbedaan antara suhu media pemanas dengan bahan yang dikeringkan, semakin
besar pula kecepatan pindah panas ke dalam bahan pangan, sehingga penguapan air dari bahan
akan lebih banyak dan cepat
Laju penguapan air bahan dalam pengeringan sangat ditentukan oleh kenaikan suhu.
Semakin besar perbedaan antara suhu media pemanas dengan bahan yang dikeringkan, semakin
besar pula kecepatan pindah panas ke dalam bahan pangan, sehingga penguapan air dari bahan
akan lebih banyak dan cepat.
Makin tinggi suhu udara pengering makin besar energi panas yang dibawa udara
sehingga makin banyak jumlah massa cairan yang diuapkan dari permukaan bahan yang
dikeringkan. Jika kecepatan aliran udara pengering makin tinggi maka makin cepat pula massa
uap air yang dipindahkan daribahan ke atmosfir.
IX. PENUTUP
a. Simpulan
1. Pada percobaan pertama dengan waktu dan suhu yang konstan dan luas permukaan wortel
yang berbeda:
a) Semakin besar luas permukaan wortel maka semakin kecil moisture contentnya
b) Dan semakin kecil moisture content maka semakin kecil pula laju pengeringan yang
diperoleh
c) Jadi semakin besar luas permukaan wortel maka drying rate akan semakin kecil
2. Pada percobaan kedua dengan luas permukaan wortel dan suhu yang sama dan waktu
yang berbeda:
a) Makin lama waktu pengeringan maka makin besar moisture contentnya
b) Dan semakin besar moisture contentnya maka makin besar drying rate (laju
pengeringan) yang diperoleh
c) Jadi makin lama waktu pengeringan maka makin besar pula nilai drying ratenya
b. Saran
Adapun saran dari praktikan setelah melaksanakan praktikum ini adalah
1. Usahakan wortel dipotong dengan akurat sesuai ukuran yang diinginkan sehingga data
yang diperoleh lebih akurat
2. Memberi tanda pada masing-masing wortel yang sama ukurannya agar tidak terjadi
kesalahan data saat mengidentifikasinya
3. Lakukan tiap langkah dengan teliti sehinga data yang diperoleh semakin akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Afrianti, Leni H. 2008. Teknologi Pengawetan Pangan. Alfabeta. Bandung.
Fadilah, dkk. 2010. Pengaruh Metode Pengeringan Terhadap Kecepatan Pengeringan Dan Kualitas
Karagenan Dari Rumput Laut Eucheuma Cottonii. Program Studi Teknik Kimia FT Universitas
Sebelas Maret. Surakarta.
Geankoplis, Christie J. 1993. Transport Process and Unit Operations, third edition. Allyn and
Bacon Inc. Boston.
King, C. J. 1971. Freeze Drying of Foods. Chemical Rubber Co., Inc. Boca Raton, Fla.
Mc. Cabe, W.L. 1993. Unit Operation of Chemical Engineering, 3rd ed. McGraw-Hill Book Co.
New York.
Mujumdar, A. Handbook of Industrial Drying, 3rd ed. CRC Press. Singapura.
Perry, R. H., and Green, D. (1984). Perry’s Chemical Engineer’s Handbook, 6th ed. McGraw-
Hill Book Company. New York.
Treybal, R.E. 1981. Mass Transfer Operations, Chapter: Humidification and Drying. McGraw-
Hill.
LAMPIRAN
1. Laporan sementara
2. Grafik percobaan pertama
0.3
0.25
R (g/s.m2)
0.2
0.15
0.1
0.05
0
2 3 4 5 6 7 8
LPwortel (cm2)
a.
0.8
0.6
0.4
0.2
0
2 3 4 5 6 7 8
Axis Title
b.
Moisture content vs. Drying rate
0.3500
0.3000
0.2500
R (g/s.m2)
0.2000
0.1500
0.1000
0.0500
0.0000
0.0000 0.2000 0.4000 0.6000 0.8000 1.0000 1.2000 1.4000 1.6000
Xt (%)
c.
0.5000
0.4000
0.3000
Xt
0.2000
0.1000
0.0000
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500
t (s)
a.
Drying Time vs. Drying rate
0.2500
0.2000
0.1500
R (g/s.m2)
0.1000
0.0500
0.0000
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500
t (s)
b.
0.2000
0.1500
R (g/s.m2)
0.1000
0.0500
0.0000
0 . 0 0 00 0 . 1 0 00 0.2000 0 . 3 0 00 0 . 4 0 00 0.5000 0 . 6 0 00
Xt
c.
4. Gambar wortel yang telah dipotong pada percobaan pertama