Anda di halaman 1dari 4

REVIEW BUKU “TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN LOKAL”

BAB III
KEARIFAN PANGAN LOKAL PENDUKUNG KETAHANAN PANGAN
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam. Kearifan
lokal masyarakat Indonesia yang kaya merupakan suatu peluang besar untuk
mewujudkan ketahanan pangan nasional.

Sumber daya pangan di Indonesia sendiri sangat tinggi dan beragam


sehingga sangat berpotensi untuk mendukung ketahanan pangan. Contoh pangan
lokal sumber energi di Indonesia sangat beragam, yaitu beras, ubi, sagu, jagung,
sukun, talas, dll. Namun pola konsumsi pangan sumber karbohidrat beras di
Indonesia masih sangat melekat. Oleh karena itu perlu dikembangkan pangan non-
beras untuk diversifikasi pangan.

Produksi padi (beras) yang merupakan sumber utama karbohidrat penduduk


Indonesia mengalami penurunan produksi dalam beberapa tahun belakangan ini.
Sedangkan laju pertumbuhan penduduk setiap tahunnya mengalami peningkatan
sehingga perlu dipikir kembali penyediaan beras nasional dan berkelanjutan.
Produksi jagung dan ubi jalar mengalami peningkatan dan juga cenderung stabil di
beberapa daerah. Oleh karena itu, sebaiknya pengembangan pangan lokal ini
dikembalikan pada konsumen target. Perlu adanya pengelompokan untuk
memenuhi konsumen.

Pengembangan pangan lokal sangat diperlukan dalam mendukung


ketahanan pangan. Kearifan pangan lokal yang ada mampu menyumbangkan
sejumlah zat gizi. Selain dapat meningkatkan gizi, pangan lokal juga dapat
meningkatkan cita rasa dan dapat menjadi salah satu ciri khas suatu suku atau
daerah.

Pangan lokal memberikan manfaat baik bagi pihak produsen maupun


konsumen. Salah satunya yaitu memperlihatkan peningkatan konsumsi pangan
serta adanya sumber pendapatan. Dengan mempergunakan pendapatan yang
diperoleh dari jual beli tersebut dapat menjadikan potensi untuk membeli aneka
jenis pangan lainnya untuk mencukupi kebutuhan gizi dari penganekaragaman
pangan. Dan juga pada level nasional, hal ini dapat mendukung diversfikasi pangan
dan meminimalisasi impor bahan makanan.

BAB IV

POTENSI PANGAN LOKAL DI INDONESIA

Pangan lokal dibuat dari hasil pertanian, baik nabati maupun hewani yang
tumbuh pada lingkungan lokal. Pangan lokal diolah dari bahan baku lokal,
menggunakan teknologi lokal dan pengetahuan lokal.

Indonesia memiliki potensi bahan pangan lokal sangat besar yang bisa
diolah untuk memenuhi kecupukan gizi. Dengan potensi bahan pangan tersebut,
sebaiknya masyarakat dapat melalukan diversifikasi pangan.

Dari sekian banyak potensi sumber karbohidrat yang ada di Indoneisa, baru
beberapa yang dimanfaatkan seperti padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, sagu, dll.
Bahkan beberapa jenis pangan lokal telah tergantkan oleh beras dan gandum (Ariani
dkk., 2013). Salah satu penyebabnya adalah kemudahan yang diperoleh saat ini
untuk mendapatkan beras/gandum dengan harga terjangkau.

Ragam pangan lokal yang ada di Indonesia mempunyai potensi yang cukup
besar untuk dikembangkan sebagai substitusi beras atau diolah menjadi makanan
bergengsi. Beberapa contoh pangan lokal yang sudah dimanfaatkan sebagai pangan
superior yaitu cake labu kuning, steak tempe, dan stick keladi.

Saat ini banyak daerah di Indonesia yang tidak seluruh wilayah dapat
memenuhi sendiri kebutuhan pangan yang beraneka ragam, sehingga pada saat
tertentu memerlukan impor. Impor bahan pangan yang semakin banyak akan
menurunkan ketahanan pangan, karena menyebabkan ketergantungan pada
kebijakan ekonomi negara lain. Oleh sebab itu perlu dilakukan optimalisasi
pemanfaatan sumberdaya pangan domestik dan peningkatan kapasitas produksi
pangan dalam jumlah, kualitas dan keragamannya. Hal ini dapat dicapai dengan
memanfaatkan sumber daya alam lokal sebagai bahan pangan.
Sebenarnya sejak lama Indonesia mempunyai 11 pola pangan pokok
beragam yang tersebar di berbagai provinsi. Namun, hal ini disayangkan karena
perubahan ke bahan pokok beras belum diimbangi dengan kemampuan produksi
padi pada setiap daerah. Walaupun program diversifikasi pangan telah digulir,
namun justru pangan pokok telah bergeser yang semula beragam beralih ke pola
tunggal dengan komoditi beras. Pola tunggal dapat membahayakan ketahanan
pangan daerah, karena masing-masing daerah akan bergantung suplai pangan dari
luar daerah. Oleh karena itu, harus dilakukan usaha dengan pemanfaatan pangan
lokal daerah masing-masing untuk memenuhi kebutuhan pangannya.

BAB V

POTENSI PANGAN LOKAL DI DAERAH

Di Indonesia terdapat berbagai daerah dengan kondisi lingkungan yang


berbeda-beda. Perbedaan kondisi lingkungan tersebut mempengaruhi jenis tanaman
yang tumbuh. Dengan demikian masing-masing daerah mempunyai tanaman lokal.

Kalimantan Barat merupakan kawasan spesial di Indonesia karena terdapat


garis khatulistiwa yang meyebabkan munculnya ragam varietas yang bermanfaat
sebagai bahan pangan atau penggunaan lainnya seperti pengobatan.

Berbagai tanaman dan hewan yang terdapat di Kalimantan Barat dapat


dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat, sumber protein, sumber lemak, dan
sumber bahan aktif (fitokimia).

Contoh beberapa tanaman lokal yang ada di Kalimantan Barat berdasarkan


potensinya sebagai sumber nutrisi.

1. Potensi pangan lokal sumber zat aktif


a) Lidah buaya
Kota Pontianak merupakan pemasok lidah buaya terbesar di
Indonesia dengan total pasokan mencapai 37,25% dari total
produksi nasional. Lidah buaya mempunyai sifat sebagai tanaman
obat karena mengandung berbagai macam zat aktif seperti
glukomanan dan beberapa komponen organik dan anorganik.
b) Kelakai
Kandungan zat aktif pada kelakai adalah flavonoid, steroid,
dan alkaloid. Kelakai dapat digunakan untuk pengobatan beberapa
penyakit seperti malaria, anemia, demam, dll.
c) Buah rambai
Buah rambai merupakan buah eksotik Kalimantan Barat
yang belum banyak dimanfaatkan. Buah rambai mempunyai rasa
asam segar, sehingga sesuai jia dijadikan sirup atau selai buah.

2. Potensi pangan lokal sumber karbohidrat


a) Sagu
Pontianak dan Sambas Kalimantan Barat terdapat dua
varietas sagu lokal yaitu “bemban” dan “buntal”. Tanaman sagu
sangat potensial sebagai sumber pati. Di Kalimantan Barat produksi
pati sagu 175-210 kg/pohon.
b) Talas
Di Indonesia, talas sebagai bahan makanan cukup dikenal
dan produksinya cukup tinggi. Pada kondisi optimal produktivitas
talas mencapai 30 ton/hektar.
3. Potensi pangan lokal sumber protein
a) Ikan toman
Ikan toman mengandung protein (albumin) dan asam lemak
omega 3 yang tinggi. Karena kandungan protein yang tinggi, maka
ikan toman sering dijadikan obat pasca operasi.
b) Tengkawang
Tengkawang merupakan salah satu tanaman endemik di
Kalimantan Barat. Di beberapa kabupaten terdapat beberapa varietas
tengkawang. Minyak tengkawang biasa dimanfaatkan untuk
keperluan kosmetik.

Anda mungkin juga menyukai