BAB III
KEARIFAN PANGAN LOKAL PENDUKUNG KETAHANAN PANGAN
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam. Kearifan
lokal masyarakat Indonesia yang kaya merupakan suatu peluang besar untuk
mewujudkan ketahanan pangan nasional.
BAB IV
Pangan lokal dibuat dari hasil pertanian, baik nabati maupun hewani yang
tumbuh pada lingkungan lokal. Pangan lokal diolah dari bahan baku lokal,
menggunakan teknologi lokal dan pengetahuan lokal.
Indonesia memiliki potensi bahan pangan lokal sangat besar yang bisa
diolah untuk memenuhi kecupukan gizi. Dengan potensi bahan pangan tersebut,
sebaiknya masyarakat dapat melalukan diversifikasi pangan.
Dari sekian banyak potensi sumber karbohidrat yang ada di Indoneisa, baru
beberapa yang dimanfaatkan seperti padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, sagu, dll.
Bahkan beberapa jenis pangan lokal telah tergantkan oleh beras dan gandum (Ariani
dkk., 2013). Salah satu penyebabnya adalah kemudahan yang diperoleh saat ini
untuk mendapatkan beras/gandum dengan harga terjangkau.
Ragam pangan lokal yang ada di Indonesia mempunyai potensi yang cukup
besar untuk dikembangkan sebagai substitusi beras atau diolah menjadi makanan
bergengsi. Beberapa contoh pangan lokal yang sudah dimanfaatkan sebagai pangan
superior yaitu cake labu kuning, steak tempe, dan stick keladi.
Saat ini banyak daerah di Indonesia yang tidak seluruh wilayah dapat
memenuhi sendiri kebutuhan pangan yang beraneka ragam, sehingga pada saat
tertentu memerlukan impor. Impor bahan pangan yang semakin banyak akan
menurunkan ketahanan pangan, karena menyebabkan ketergantungan pada
kebijakan ekonomi negara lain. Oleh sebab itu perlu dilakukan optimalisasi
pemanfaatan sumberdaya pangan domestik dan peningkatan kapasitas produksi
pangan dalam jumlah, kualitas dan keragamannya. Hal ini dapat dicapai dengan
memanfaatkan sumber daya alam lokal sebagai bahan pangan.
Sebenarnya sejak lama Indonesia mempunyai 11 pola pangan pokok
beragam yang tersebar di berbagai provinsi. Namun, hal ini disayangkan karena
perubahan ke bahan pokok beras belum diimbangi dengan kemampuan produksi
padi pada setiap daerah. Walaupun program diversifikasi pangan telah digulir,
namun justru pangan pokok telah bergeser yang semula beragam beralih ke pola
tunggal dengan komoditi beras. Pola tunggal dapat membahayakan ketahanan
pangan daerah, karena masing-masing daerah akan bergantung suplai pangan dari
luar daerah. Oleh karena itu, harus dilakukan usaha dengan pemanfaatan pangan
lokal daerah masing-masing untuk memenuhi kebutuhan pangannya.
BAB V