Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM:

TIKIWIR (TIWUL KIWARI)

BIDANG KEGIATAN:

PKM KEWIRAUSAHAAN

Diusulkan Oleh:

Delia Yustin B.1810306

Trie Lely Agustini B.1810206

Indri Nuraeni B.1810283

JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN DAN GIZI

FAKULTAS ILMU PANGAN HALAL

UNIVERSITAS DJUANDA

BOGOR

2020
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 3


1.1 Latar belakang ............................................................................................... 3
1.2 Tujuan ............................................................................................................ 5
1.3 Manfaat Program ........................................................................................... 5
1.4 Luaran Yang Diharapkan .............................................................................. 5
BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA ........................................... 6
2. 1 Kondisi Umum Lingkungan ......................................................................... 6
2.2 Gambaran Umum produk .............................................................................. 6
2.3 Peluang usaha ................................................................................................ 7
BAB III METODE PELAKSANAAN ................................................................... 8
3.1 Produksi ....................................................................................................... 8
3.2 Target Pasar .................................................................................................. 9
3.3 Strategi Penjualan Dan Pemasaran.............................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 10

1
2
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pembangunan pertanian merupakan bagian integral dari pembangunan


ekonomi nasional. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk membangun
ekonomi nasional melalui pembangunan pertanian adalah program ketahanan
pangan. Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian nomor 14 tahun 2012, ketahanan
pangan merupakan prioritas pembangunan nasional. Ketahanan pangan dapat
dicapai dengan pemenuhan kebutuhan pangan dari sumber pangan domestik.
Pangan diperlukan tubuh atas fungsinya sebagai triguna makanan untuk pemenuhan
gizi dan sumber energi. Pada dasarnya tidak ada satupun jenis pangan yang
mempunyai kandungan gizi yang lengkap dan cukup sehingga pangan perlu
dikonsumsi secara beragam, berimbang, dan bergizi (3B) sesuai dengan Pola
Pangan Harapan (PPH) yang dianjurkan sehingga tercapai status gizi baik. Beras
merupakan pangan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia.

Menurut Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI (2012), total


permintaan beras terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk yang
masih tinggi, yaitu sebesar 1,49 persen per tahun. Jumlah impor beras mencapai
205.496 kilogram pada tahun 2011. Menurut BKP Kementerian Pertanian RI
(2012) Indonesia sebenarnya dalam jangka waktu delapan tahun telah terjadi
penurunan lebih dari satu kilo per tahun. Namun, penurunan konsumsi beras
tersebut tidak diimbangi dengan peningkatan konsumsi pangan lokal. Konsumsi
pangan pokok justru beralih ke pengonsumsian makanan dari gandum dan terigu
yang merupakan komoditas impor.

Untuk mengurangi konsumsi beras, maka upaya yang dilakukan pemerintah


adalah melalui program diversifikasi konsumsi pangan. Diversifikasi konsumsi
pangan adalah suatu proses pemanfaatan dan pengembangan suatu bahan pangan
sehingga penyediaan dan konsumsinya semakin beragam dan mengacu pada
pencapaian PPH agar tercapai status gizi yang baik. Diversifikasi konsumsi pangan
pada dasarnya harus berasal dari sumber pangan lokal. Bahan makanan yang
diproduksi secara lokal sudah sesuai dengan sumberdaya dan iklim daerah
setempat, sehingga ketersediaannya dapat diupayakan secara optimal. Salah satu
pangan lokal yang mudah ditemukan adalah jenis pangan dari golongan umbi-
umbian.

Ketela pohon atau singkong merupakan salah satu bahan makanan pokok
masyarakat
Indonesia selain padi dan sagu. Rasanya yang enak dan sangat mengenyangkan
membuatnya menjadi bahan makanan pokok yang baik. Pemerintah pun terus
melakukan sosialisasi untuk menekan konsumsi padi dan menggantinya dengan

3
singkong, sagu, jagung, atau kentang.
Ketela pohon, ubi kayu, atau singkong (Manihot utilissima) sendiri adalah
perdu tahunan tropika dan subtropika dari suku Euphorbiaceae. Umbinya dikenal
luas sebagai makanan pokok penghasil karbohidrat dan daunnya sebagai sayuran.
Perdu, bisa mencapai 7 meter tinggi, dengan cabang agak jarang. Akar tunggang
dengan sejumlah akar cabang yang kemudian membesar menjadi umbi akar yang
dapat dimakan. Ukuran umbi rata-rata bergaris tengah 2–3 cm dan panjang 50–80
cm, tergantung dari klon/kultivar. Bagian dalam umbinya berwarna putih atau
kekuning-kuningan. Umbi singkong tidak tahan simpan meskipun ditempatkan di
lemari pendingin. Gejala kerusakan ditandai dengan keluarnya warna biru gelap
akibat terbentuknya asam sianida yang bersifat meracun bagi manusia. Umbi ketela
pohon merupakan sumber energi yang kaya karbohidrat namun sangat miskin
protein.
Sumber protein yang bagus justru terdapat pada daun singkong karena mengandung
asam amino metionina (Wikipedia, 2015)
Dilihat dari manfaatnya, tanaman ketela pohona atau singkong mempunyai
banyak keunggulan karena semua bagian tanaman ketela pohon/singkong
mempunyai manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa manfaat ketela pohon
atau singkong antara lain:

a. Pucuk serta daunnya yang masih muda dan lunak mengandung protein,
lemak, karbohidrat, vitamin A dan B1, dapat dipergunakan sebagai
makanan ternak (kambing, sapi, ulat sutera dan lain-lain) setelah layu. Jika
telah direbus dan diurap akan menjadi sayuran yang lezat dan nikmat. Daun
ketela pohon/singkong yang baru dipetik mengandung banyak Asam
Hidrocyan (HCN) sehingga beracun. Karena itu, sebelum dikonsumsi daun
ketela pohon atau singkong harus dilayukan terlebih
dahulu atau direndam untuk mengurangi kadar racun HCN-nya.
b. Batangnya dapat digunakan untuk bibit atau kalau sudah kering bisa
digunakan sebagai kayu bakar.
c. Bonggolnya (pangkal pokok batang) baik pula untuk kayu bakar.
d. Akarnya dapat tumbuh menjadi umbi yang dapat diolah menjadi gaplek atau
berbagai makanan olahan lainnya.

Apabila dilihat dari kandungan gizinya, ketela pohon/singkong mempunyai


kandungan gizi yang cukup lengkap yang dibutuhkan oleh tubuh. Tabel berikut
memberikan informasi tentang komposisi kandungan gizi pada ketela
pohon/singkong maupun berbagai olahannya (Handayani dan Sundari 2015 diacu
dalam Jamroni dan Ummayah 2015).

Ubi kayu merupakan pangan local dan komoditas andalan yang memberikan
kontribusi cukup tinggi bagi perekonomian di Indonesia. Guna menunjang
keberhasilan program diversifikasi konsumsi pangan lokal, salah satu upaya yang

4
dapat dilakukan adalah peningkatan konsumsi ubi kayu dari berbagai jenis
olahannya. Salah satu olahan ubi kayu yang merupakan makanan tradisional suku
Jawa adalah tiwul. Secara umum, tiwul dibuat melalui proses pencampuran tepung
singkong dengan air, granulasi, pengukusan dan selanjutnya di konsumsi (Hidayat
et al. 2012; Naufalin et al. 2017).

Saat ini tiwul sudah banyak dijual di rumah makan. Tiwul yang dikonsumsi
tentunya berdasarkan preferensi atau selera masing-masing konsumen. Preferensi
seseorang terhadap makanan menimbulkan perilaku mengonsumsi. Pola konsumsi
seseorang terhadap tiwul mencerminkan permintaan tiwul itu sendiri.

1.2 Tujuan

Tujuan yang hendak dicapai dengan adanya program kewirausahaan ini,


diantaranya yaitu :

1. Membuat Tiwul kekinian yang tinggi akan antioksidan, bergizi, dan tetap
disukai di kalangan masyarakat.
2. Menciptakan dan mengembangkan peluang wirausaha inovatif yang
memiliki prospek dan mampu bersaing dalam pasar global.
3. Memanfaatkan sumber daya alam yang kurang produktif yakni singkong
menjadi bahan dasar pembuatan NEO TIKIWIR.

1.3 Manfaat Program

1. Memberikan kesempatan mahasiswa untuk mengembangkan minat dan


kemampuan berwirausaha.
2. Mengolah komoditas singkong sebagai produk makanan yang lebih
produktif dan inovatif.
3. Menciptakan produk makanan inovatif sebagai alternatif makanan yang
bergizi dan memiliki kandungan antioksidan

1.4 Luaran Yang Diharapkan

Adapun luaran yang diharapkan dari program ini adalah :

1. Terciptanya produk Tikiwir atau Tiwul kekinian yang memiliki nilai gizi
yang baik sebagai konsumsi pokok masyarakat.
2. Menciptakan lapangan pekerjaan untuk masyarakat.
3. Meningkatkan karya kreativitas inovatif dalam terciptanya peluang usaha
baru bagi mahasiswa yang bermanfaat dan tepat guna bagi masyarakat.
4. Terciptanya Hak Kekayaan Intelektual (HKI) berupa hak paten atas produk
yang kami buat.

5
BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

2. 1 Kondisi Umum Lingkungan

Pada abad modern ini, filosofi makan telah banyak mengalami pergeseran.
Makan bukanlah sekedar untuk kenyang, tetapi yang lebih utama adalah manfaat
makanan bagi kesehatan tubuh. Pangan diharapkan memberikan lebih dari sekedar
zat gizi sebagai kebutuhan dasar tubuh dan pemuas sensori, tetapi dapat juga
bersifat fungsional.

Sekarang ini dunia kuliner sedang gencar-gencarnya menghasilkan produk


produk baru yang unik dan beragam. Mulai dari makanan berat hingga cemilan kini
banyak dijumpai di berbagai tempat seperti rumah makan, kafe, dan pedagang kaki
lima di pinggir jalan. Namun banyak nya beragam kuliner baru yang muncul
berjenis junk food membuat kuliner lokal tradisional menjadi terlupakan oleh orang
orang sekitar. Padahal kuliner junk food lebih banyak kerugiannya dibanding
kuliner lokal yang menggunakan bahan alami tanpa bahan kimia dan pengawet.
Seperti misalnya makanan tradisional khas jawa yang terbuat dari olahan singkong.
Yang dulunya digunakan sebagai makanan pengganti nasi ini bernama TIWUL.
Tiwul berbahan dasar singkong yang dibuat gaplek (Singkong yang di keringkan
dan dibuat tepung) ini memiliki nilai gizi yang tak kalah banyak dengan nasi.

Tiwul memiliki peluang usaha karena bahan dasar yang digunakan mudah
ditemui diberbagai daerah dan memiliki harga yang relatif murah, sehingga mudah
untuk di produksi. TIKIWIR NEO akan bersaing dengan produk makanan jepang
yang bernama onigiri, karena bentuk tikiwir neo akan dibuat seperti onigiri yang
berbentuk segitiga dengan isian daging atau sayur buncis didalamnya sehingga akan
menarik para konsumen. Tak hanya itu saja kemasan yang digunakan dari anyaman
bambo. Bertujuan untuk mengurangi sampah plastik. Produk ini cocok untuk
kalangan remaja milenial yang lebih sering memperhatikan bentuk dan kemasan
produk yang menarik. Peluang selanjutnya yaitu lokasi penjualan letaknya strategis,
berada di daerah Ciawi berdekatan dengan lampu merah Dan pasar ciawi. Tempat
penjualan yang kami pilih meliputi lingkungan sekitar Ciawi-Bogor, Sukabumi, dan
Cianjur. Lokasi untuk proses promosi dipusatkan di sekitar Ciawi-Bogor dan media
online.

2.2 Gambaran Umum produk

Produk yang akan diproduksi adalah TIKIWIR NEO makanan pengganti


nasi dengan bahan dasar singkong dan dibuat berbentuk segitiga dengan isian
daging atau sayur buncis lalu dikemas dengan anyaman bambu.

6
2.3 Peluang usaha

Analisis yang dijalankan dalam usaha Ini meliputi analisis SWOT ini, yaitu:

Strength (kekuatan) :

 Bahan dasar yang mudah didapatkan


 Lokasi jualan yang strategis
 Bentuk produk yang menarik
 Kemasan yang menarik
 Bermanfaat bagi kesehatan
 Harga yang ekonomis, cocok untuk kantong mahasiswa
 Menggunakan promosi e-commers

Weakness (kelemahan)

 Kurangnya minat membeli produk tradisional


 Dalam merenacanakan pemasaran produk kami ini, pasti akan banyak
pesaing bertebaran.
 Produk tersebut kami perjualkan melalui lapak atau toko maka daya saing
akan lebih besar dan akan sulit pada tahap permulaan

Opportunity (peluang)

 Belum ada produk tradisional tiwul di ciawi


 Lokasi yang mudah Dijangkau
 Banyak bahan baku yang tersedia

Threats (ancaman)

 Pesaing sesama pedagang makanan tradisional.

7
BAB III METODE PELAKSANAAN

3.1 Produksi

Persiapkan Bahan

Singkong Daging Ayam


Sayur Buncis

Pengupasan Pembersihan
Pembersihan

Perendaman Selama
Pengolahan Pengolahan
2 Hari

Pengeringan Isian Buncis


Isian Daging

Gaplek

Penepungan

Pembutiran dengan penambahan air

Pemberian isian Pembentukan Menjadi


Pengukusan
Tikiwir

8
3.2 Target Pasar
Target pasar yang kami pilih adalah daerah sekitar lingkungan kampus
Universitas Djuanda, terminal bus dan stasiun di Bogor, serta tempat-tempat
lainnya yang menunjang agar produk kami cepat beredar dipasaran. Dan
Food Court, Kantin-Kantin Sekolah, dan Pasar Tradisional di daerah Ciawi
dan sekitaran Bogor.
3.3 Strategi Penjualan Dan Pemasaran
Promosi produk TIKIWIR dilakukan dimedia sosial, media penjualan on-line
dan secara langsung kepada masyarakat maupun mahasiswa lingkungan universitas
dengan mengadakan stan dan free tasting produk TIKIWIR. Selanjutnya produk
akan dipasarkan ke berbagai toko.

Pengenalan produk juga akan dilakukan melalui brosur yang di design


dengan sedemikian rupa dan berisi informasi tentang gambaran produk, penawaran
barang dan harga, cara pemesanan, diskon yang diberikan kepada pelanggan serta
mengenai lokasi penjualan produk. Sasaran brosur ini adalah tempat-tempat umum
yang potensial untuk dikunjungi banyak orang, seperti pasar, kampus, sekolah-
sekolah, lembaga pendidikan, dan pada tempat-tempat strategis

9
DAFTAR PUSTAKA

Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia. 2012.


Roadmap Diversifikasi Pangan 2011-2015 Edisi Kedua. Jakarta.

Jamroni , Muntoha dan Riska Utami Ummayah. 2015. Pelatihan pemanfaatan dan
pengolahan singkong menjadi makanan ringan tela rasa. Jurnal Inovasi dan
Kewirausahaan (4) : 188-193.

Handayani, Sugiharti Mulya dan Sundari, Mei Tri. 2015. Pemberdayaan wanita tani
melalui pembuatan keripik belut daun singkong di Kecamatan Jumantono,
Kabupaten Karanganyar. Jurnal DIANMAS (5)1. Universitas Negeri
Surakarta. Solo.

Hidayat NI, Nurika I, Purwaningsih, Eva NW. 2012. A study of consumers


acceptance instant tiwul and its financial analysys. Journal of Agricultural
Food Technology. 2(12): 178-183.

Naufalin R, Yudi P, Rukmini HS, Agustia FC. 2017. Tiwul instan. Di dalam Winiati
PR, Rindit P, Umar S, Giyatmi, Ardiansyah (Eds.): Ensiklopedia Produk
Pangan Indonesia Kumpulan Berbagai Teknologi Produk Pangan Indonesia.
Bogor (ID): IPB Press.

Wikipedia. 2015. Ketela pohon. [internet]. Tersedia pada


https://id.wikipedia.org/wiki/Ketela_pohon. [23 januari 2020 pukul 22:46

10

Anda mungkin juga menyukai