Anda di halaman 1dari 10

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................i
DAFTAR TABEL....................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah...................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................1
1.4 Luaran yang Diharapkan...........................................................................2
1.5 Manfaat......................................................................................................2
BAB 2 GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA.............................................2
2.1 Gambaran Umum Produk..........................................................................2
2.2 Strategi Pemasaran....................................................................................3
2.2.1 Target Audiens...................................................................................3
2.2.2 Saluran Pemasaran.............................................................................3
2.2.3 Kemasan dan Branding......................................................................4
2.3 Pesaing dan Peluang Pasar........................................................................4
2.4 Analisis Ekonomi Usaha...........................................................................5
BAB 3 METODE PELAKSANAAN......................................................................6
3.1 Proses Pembuatan Produk.........................................................................6
3.2 Proses Pemasaran Produk..........................................................................7
BAB 4 JADWAL KEGIATAN.................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................8

i
DAFTAR TABEL
Table 1 Biaya Investasi............................................................................................5
Table 2 Biaya Produksi............................................................................................5
Table 3 Jadwal Kegiatan..........................................................................................8

ii
1

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi peningkatan penekanan pada
pola makan yang sadar kesehatan dan sumber makanan yang berkelanjutan.
Menanggapi tren tersebut, pendekatan inovatif telah muncul di dunia kuliner
untuk menciptakan produk makanan yang kaya nutrisi dan ramah lingkungan.
Salah satu inovasi tersebut adalah pengembangan mie sehat yang berasal dari ikan
bandeng (Chanos chanos), spesies laut yang populer dan bernilai ekonomi tinggi.
Karena dapat diolah menjadi berbagai makanan yang lezat dan dikemas, mudah
disajikan, praktis, dan termasuk dalam makanan cepat saji, maka mi menjadi
makanan yang disukai (Errington et al., 2013) . Setelah China, Indonesia
merupakan negara dengan konsumsi mi instan tertinggi di dunia (Rochmi, 2018).
Karya ilmiah ini menggali nilai gizi, potensi kuliner, dan manfaat berkelanjutan
dari mie sehat yang terbuat dari ikan bandeng, dengan memanfaatkan berbagai
studi ilmiah dan penagaplikasian kuliner.
Bandeng, juga dikenal sebagai bangus, memegang posisi penting dalam
industri akuakultur karena keserbagunaan dan nilai gizinya.Jenis ikan yang
dikenal sebagai ikan bandeng banyak ditemukan di air tawar tropis
(Darmawan et al., 2019)
. Warna, bau, rasa, dan tekstur ikan bandeng semuanya unik
(Villagonzalo, 2008) . Kaya akan protein berkualitas tinggi, ikan bandeng
menawarkan profil asam amino seimbang yang mendukung perkembangan dan
perbaikan otot. Ini juga merupakan sumber asam lemak omega-3 yang sangat
baik, yang dikaitkan dengan banyak manfaat kesehatan, termasuk kesehatan
jantung dan fungsi otak. Selain itu, bandeng menyediakan vitamin dan mineral
penting seperti vitamin D, vitamin B12, selenium, dan yodium. Nutrisi ini secara
kolektif berkontribusi pada pendekatan holistik untuk menjaga kesehatan dan
kebugaran. Kadar protein ikan bandeng tertinggi sebesar 22,7% dan terendah
sebesar 2%. (Magondu et al., 2016) . Konsep membuat mie sehat dari ikan
bandeng adalah usaha baru yang memanfaatkan profil nutrisi ikan. Dengan
memasukkan ikan bandeng ke dalam produksi mi, para peneliti dan pakar kuliner
bertujuan untuk meningkatkan kandungan gizi mi tradisional sambil
mendiversifikasi pilihan bagi individu yang mencari sumber protein alternatif.
1.2 Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang diambil dari latar belakang yang telah diuraikan
diatas adalah:
1. Bagaimana mengolah ikan bandeng menjadi mi yang enak dan bergizi?
2. Bagaimana cara memasarkan mi ikan bandeng?
1.3 Tujuan
Tujuan dari program ini adalah sebagai berikut:
2

1. Menghasilkan produk mi dari ikan bandeng yang sehat dan bernilai jual
tinggi
2. Memanfaatkan kemudahan budidaya ikan bandeng
3. Menghasilkan varian mi yang sehat dan bergizi
4. Meningkatkan daya kreatifitas dan jiwa kewirausahaan mahasiswa
5. Membuka peluang usaha baru di bidang kuliner
1.4 Luaran yang Diharapkan
Luaran yang kami harapkan dari PKMK ini adalah sebagai berikut:
1. Menghasilkan varian mi baru berupa mi ikan bandeng beraneka rasa yang
sebelumnya kurang diketahui sehingga mampu menjadi alternatif mie baru
dikalangan masyarakat.
2. Produk makanan yang akan membuat Masyarakat tersadar akan kesehatan
miedari bandeng.
1.5 Manfaat
Kegunaan program kreatifitas mahasiswa dalam bidang kewirausahaan kami
adalah:
1. Menumbuh kembangkan daya kreatifitas mahasiswa.
2. Membuka peluang usaha baru.
3. Menambah keberagaman jenis mie di masyarakat.
4. Meningkatkan tingkat konsumsi ikan bandeng.
5. Melatih kerjasama kelompok agar bisa menjadi tim dalam mengelola
sebuah usaha.

BAB 2 GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA


2.1 Gambaran Umum Produk
Menanggapi meningkatnya permintaan akan pilihan makanan yang sadar
kesehatan dan berkelanjutan, inovasi mie sehat yang berasal dari ikan bandeng
(Chanos chanos) menghadirkan solusi unik yang menggabungkan manfaat nutrisi,
keserbagunaan kuliner, dan peduli akan lingkungan. Mie ini dibuat dari ikan
bandeng yang kaya nutrisi, menawarkan alternatif baru dan serbaguna untuk mi
tradisional berbahan dasar gandum. Tinjauan produk ini memberikan gambaran
menyeluruh tentang fitur, manfaat, dan aplikasi potensial mie sehat dari ikan
bandeng.Mi sehat dari ikan bandeng menawarkan berbagai manfaat nutrisi, antara
lain:
1. Protein Berkualitas Tinggi: Bandeng terkenal dengan kandungan
proteinnya yang berkualitas tinggi, berkontribusi pada perkembangan dan
perbaikan otot.
3

2. Asam Lemak Omega-3: Mie ini kaya akan asam lemak omega-3, yang
dikenal karena dampak positifnya pada kesehatan jantung, fungsi otak, dan
pengurangan peradangan.
3. Vitamin dan Mineral: Dimasukkannya bandeng dalam mie memberikan
nutrisi penting seperti vitamin D, vitamin B12, selenium, dan yodium,
mendukung kesehatan dan kebugaran secara keseluruhan.
Produksi mie sehat dari ikan bandeng sejalan dengan tujuan keberlanjutan
karena pemanfaatan sumber daya yang efisien terkait dengan budidaya ikan
bandeng. Dibandingkan dengan peternakan berbasis lahan, budidaya ikan bandeng
membutuhkan lebih sedikit sumber daya, menjadikannya sumber protein yang
peduli terhadap lingkungan. Dengan mendukung praktik penangkapan ikan yang
berkelanjutan, mie ini berkontribusi untuk menjaga ekosistem laut dan
melestarikan keanekaragaman hayati perairan.
2.2 Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran mie sehat dari bandeng bertujuan untuk memposisikan
produk sebagai pilihan makanan premium, fokus pada kesehatan, dan
berkelanjutan yang memenuhi permintaan yang terus meningkat akan pilihan yang
bergizi dan bertanggung jawab terhadap lingkungan. Memanfaatkan manfaat
nutrisi, keserbagunaan kuliner, dan keberlanjutan produk, strategi ini bertujuan
untuk menargetkan konsumen yang sadar kesehatan, penggemar kuliner, dan
individu yang sadar lingkungan.
2.2.1 Target Audiens
1. Individu yang Sadar Kesehatan: Individu yang mencari alternatif bergizi
dalam pola makan mereka, termasuk yang berfokus pada protein
berkualitas tinggi dan asam lemak omega-3.
2. Penggemar Kuliner: Pecinta kuliner dan koki rumahan mencari bahan
inovatif dan serbaguna untuk meningkatkan pengalaman memasak
mereka.
3. Konsumen yang Sadar Lingkungan: Mereka yang memprioritaskan
konsumsi berkelanjutan dan tertarik untuk mendukung produk yang
sejalan dengan pemanfaatan sumber daya yang bertanggung jawab.
2.2.2 Saluran Pemasaran
1. Kampanye Media Sosial: Libatkan audiens target melalui postingan yang
menarik secara visual, video resep, dan konten edukasi yang menampilkan
manfaat kesehatan dan aplikasi kuliner mi.
2. Lokakarya Memasak dan Demo: Selenggarakan lokakarya memasak dan
demonstrasi langsung untuk menunjukkan keserbagunaan mie yang
berasal dari ikan bandeng secara langsung dan menciptakan pengalaman
interaktif bagi para peserta.
4

3. Platform Ritel Online: Cantumkan produk di platform e-niaga dengan


deskripsi produk mendetail, informasi nutrisi, dan ulasan pelanggan.

2.2.3 Kemasan dan Branding


1. Kemasan Ramah Lingkungan: Gunakan bahan kemasan yang ramah
lingkungan untuk memperkuat komitmen produk terhadap tanggung jawab
lingkungan.
2. Informasi Gizi yang Jelas: Tampilkan kandungan gizi secara mencolok
pada kemasan untuk menonjolkan manfaat kesehatan produk.
3. Visual Artistik: Menggabungkan grafik yang menarik secara visual yang
menampilkan keserbagunaan kuliner produk dan tempatnya dalam diet
seimbang.
Dengan mengedepankan secara strategis manfaat gizi, potensi kuliner, dan
keberlanjutan mie sehat dari ikan bandeng, strategi pemasaran ini bertujuan untuk
menarik perhatian konsumen yang sadar kesehatan, pecinta kuliner, dan sadar
lingkungan. Melalui konten yang menarik, kemitraan yang ditargetkan, dan
pengemasan yang bertanggung jawab, produk ini dapat mengukir ceruk pasar
yang unik dan berkontribusi pada kesejahteraan konsumen dan promosi praktik
makanan yang berkelanjutan.
2.3 Pesaing dan Peluang Pasar
Adapun pesaing dalam pasar mi sehat dapat dijelaskan dibawah ini:
1. Alternatif Nabati: Beragam mi nabati atau dari tumbuhan, seperti yang
terbuat dari lentil, buncis, atau zucchini, tersedia di pasaran. Produk-
produk ini menargetkan konsumen yang sadar kesehatan yang mencari
pilihan bebas gluten dan kaya protein.
2. Mie Tradisional: Mi berbahan dasar gandum dan berbahan dasar nasi,
yang umum dalam masakan Asia, merupakan pesaing karena keakraban
dan kehadiran pasar yang mapan. Mie ini mungkin tidak menawarkan
profil nutrisi yang sama tetapi tetap menjadi pilihan populer.
3. Produk Berbahan Dasar Ikan: Bubuk dan suplemen protein berbahan dasar
ikan bersaing di pasar kesehatan dan kebugaran. Meskipun tidak dapat
dibandingkan secara langsung, mereka menargetkan konsumen yang
sama-sama sadar akan kesehatan.

Peluang pasar bagi mi dari bandeng masih terbuka lebar,


dikarenakan jumlah audiens yang masih terbilang cukup beragam dan belum
terlalu familiar dengan mi sehat dari ikan bandeng. Peluang pasarnya sendiri
cukup besar dikarenakan audiens seperti yang dijelaskan dibawah:
1. Tren Sadar Kesehatan yang Berkembang: Meningkatnya kesadaran akan
manfaat kesehatan yang terkait dengan asam lemak omega-3 dan protein
5

berkualitas tinggi menciptakan peluang pasar yang kuat untuk mie sehat
dari ikan bandeng.
2. Permintaan Bebas Gluten: Dengan meningkatnya permintaan akan produk
gluten-free, mie sehat dari bandeng dapat melayani individu dengan
penyakit celiac atau sensitivitas terhadap gluten.
3. Nutrisi Ramah Lingkungan: Saat pilihan makanan berkelanjutan
mendapatkan daya tarik, proses produksi mi berbahan dasar ikan bandeng
yang ramah lingkungan sejalan dengan preferensi konsumen yang sadar
lingkungan.

Sementara pesaing seperti alternatif nabati, mie tradisional, dan


produk berbahan dasar ikan ada, peluang pasar untuk mie sehat dari ikan
bandeng sangat besar. Memanfaatkan tren sadar kesehatan, permintaan bebas
gluten, inovasi kuliner, nutrisi berkelanjutan, dan penekanan pada akuakultur
dan ekonomi lokal dapat memposisikan mie ini sebagai pilihan yang unik dan
menarik di pasar.
2.4 Analisis Ekonomi Usaha
Secara sederhana, analisis ekonomi usaha ini dapat dihitung dengan seperti tabel
dibawah:
Table 1 Biaya Investasi

Alat Jumlah Harga per Alat Total Harga


Pisau 5 Rp 10.000 Rp 50.000
Talenan 5 Rp 7.000 Rp 35.000
Saringan 3 Rp 3.000 Rp 9.000
Cetakan 5 Rp 5.000 Rp 25.000
Wajan 2 Rp 25.000 Rp 50.000
Baskom 5 Rp 7.000 Rp 35.000
Kompor Gas 1 Rp 250.000 Rp 250.000
Sealer 3 Rp 5.000 Rp 15.000
Mesin Giling 2 Rp 700.000 Rp 1.400.000
Total Rp 1.869.000

Peralatan dapat digunakan minimal tiga tahun. Jika satu minggu produksi
dilakukan tiga kali, maka dalam tiga tahun sebanyak = 3 x 4 minggu x 36 bulan =
432 kali produksi. Sehingga biaya investasi adalah Rp 1.869.000 : 432 = Rp
4326,388 per satu kali produksi di bulatkan menjadi Rp 4400,-
Table 2 Biaya Produksi

Bahan Jumlah Harga per Total Harga


6

Satuan
Daging Ikan Bandeng 6 kg Rp 40.000 Rp 240.000
Plastik Pembungkus 2 kg Rp 2.000 Rp 4.000
Kotak Kemasan 40 Kotak Rp 1.500 Rp 60.000
Garam 1 Bungkus Rp 10.000 Rp 10.000
Merica 1 Bungkus Rp 26.000 Rp 26.000
Saus Sambal 1 Kg Rp 22.000 Rp 22.000
Tepung Terigu 6 Kg Rp 15.000 Rp 90.000
Total Rp 452.000

Dari bahan diatas penyusutan bahan dasar sebesar 2kg, sehingga dari
komposisi bahan tersebut dapat diperoleh 40 kotak dengan berat bersih per
kotaknya sebesar 100 gram. Harga dasar penjualan mie bandeng ini adalah Rp
15.000 per kotak. Jadi hasil penjualan 40 x Rp 15.000 = Rp 600.000,- . Secara
sederhana, modal kerja per produksi adalah (biaya investasi + biaya operasional)
= Rp 4400 + Rp 452.000 = Rp 456.400,-. Keuntungan dalam setiap produksi
adalah Penjualan – modal kerja = Rp 600.000 – Rp 456.400 = Rp 143.600,-

BAB 3 METODE PELAKSANAAN


3.1 Proses Pembuatan Produk
Proses pembuatan mie sehat dari ikan bandeng melibatkan transformasi
ikan bandeng yang kaya nutrisi menjadi mie serbaguna dan bergizi. Proses ini
memanfaatkan nilai gizi ikan bandeng, menghasilkan produk yang menawarkan
protein berkualitas tinggi, asam lemak omega-3, vitamin, dan mineral. Di bawah
ini adalah ikhtisar demi dari proses manufaktur.
1. Pemilihan dan Pemrosesan Ikan: Bandeng berkualitas tinggi (Chanos
chanos) dipilih untuk diproses. Ikan dibersihkan, diskalakan, dibuang isi
perutnya, dan difillet untuk mendapatkan daging ikan tanpa tulang.
2. Ekstraksi Protein: Daging bandeng tanpa tulang mengalami pemisahan
mekanis untuk mengekstraksi protein dari daging. Bubur kaya protein
dikumpulkan dan diproses lebih lanjut untuk memisahkan protein dari
komponen lainnya.
3. Pembentukan Adonan: Campuran protein yang diperkaya dipadukan
dengan bahan lain seperti tepung kanji atau tepung bebas gluten untuk
membentuk adonan yang dapat dibentuk menjadi mie. Adonan
diseimbangkan dengan hati-hati untuk mencapai tekstur, rasa, dan
komposisi nutrisi yang diinginkan.
4. Mengeringkan atau Memasak: Bergantung pada karakteristik produk yang
diinginkan, mi dapat dikeringkan dengan udara atau dimasak. Pengeringan
udara melibatkan pengeringan mie secara hati-hati pada suhu yang
terkontrol untuk menghilangkan kelembapan sekaligus menjaga nutrisi.
7

Memasak melibatkan memasak mi sebagian atau seluruhnya untuk


meningkatkan teksturnya dan menyiapkannya untuk segera dikonsumsi.
5. Pengemasan: Mi kering atau matang dikemas dalam bahan kemasan yang
ramah lingkungan dan berkelanjutan. Pengemasan mencantumkan
informasi nutrisi yang jelas, instruksi memasak, dan branding yang
mengomunikasikan manfaat kesehatan produk dan keserbagunaan kuliner.
3.2 Proses Pemasaran Produk
Proses pemasaran produk mi sehat dari ikan bandeng dirancang untuk
menciptakan kesadaran, membangkitkan minat, dan mendorong adopsi di
kalangan target audiens. Dengan menyoroti secara strategis manfaat nutrisi
produk, keserbagunaan kuliner, dan keberlanjutan atau konsep ramah lingkungan,
proses ini bertujuan memposisikan mi sehat sebagai pilihan premium dan sadar
kesehatan di pasar.
1. Riset dan Segmentasi Pasar: Melakukan riset pasar menyeluruh untuk
mengidentifikasi tren, preferensi, dan kebutuhan konsumen yang terkait
dengan pilihan makanan yang sadar kesehatan dan berkelanjutan.
Segmentasikan audiens target menjadi individu yang sadar kesehatan,
penggemar kuliner, dan konsumen yang sadar lingkungan.
2. Desain Merek dan Kemasan: Rancang kemasan yang menarik dan ramah
lingkungan yang mencerminkan kualitas produk yang berfokus pada
kesehatan dan berkelanjutan. Menggabungkan gambar produk yang jelas,
informasi nutrisi, dan elemen branding yang mengomunikasikan proposisi
nilai produk.
3. Kehadiran Online dan Media Sosial: Buat situs web atau landing page
khusus yang menyediakan informasi produk mendetail, termasuk konten
nutrisi, ide memasak, dan saran resep. Luncurkan kampanye media sosial
dengan postingan, gambar, dan video menarik yang memamerkan
keserbagunaan produk dan pengaplikasian dalam kuliner.
4. Kolaborasi Influencer: Bermitra dengan pemberi pengaruh atau influencer
kesehatan, koki, dan pendukung ramah lingkungan untuk mempromosikan
produk melalui ulasan, demonstrasi memasak, dan kolaborasi resep.
Memanfaatkan pengikut dan kredibilitas mereka untuk meningkatkan
visibilitas dan kepercayaan produk.
5. Workshop Memasak dan Demo: Selenggarakan lokakarya memasak,
webinar, atau demonstrasi langsung untuk menunjukkan bagaimana mie
sehat dari ikan bandeng dapat dimasukkan ke dalam berbagai hidangan.
Biarkan peserta merasakan langsung rasa, tekstur, dan adaptasi kuliner

BAB 4 JADWAL KEGIATAN


Kegiatan ini dilaksanakan selama 4 (empat) bulan dimulai dengan jadwal
sebagai berikut:
8

Table 3 Jadwal Kegiatan

No Jenis Bulan ke I Bulan ke II Bulan ke III Bulan ke IV Penanggung


Kegiatan Jawab
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

1 Perencanaan

2 Survey
Bahan Baku
3 Pelatihan
dan Praktek
4 Publikasi
dan Promosi
5 Produksi

6 Pemasaran

7 Evaluasi

8 Pembuatan
Laporan

DAFTAR PUSTAKA
Darmawan, D., Sulmartiwi, L. and Abdillah, A.A. (2019) ‘The effect of kappa-carrageenan
fortification on the physicochemical and organoleptic properties of milkfish galantin’, in
IOP Conference Series: Earth and Environmental Science. IOP Publishing, p. 012116.

Errington, F., Gewertz, D. and Fujikura, T. (2013) The noodle narratives: the
global rise of an industrial food into the twenty-first century. University of
California Press.
Magondu, E.W. et al. (2016) ‘Growth performance of milkfish (Chanos chanos
Forsskal) fed on formulated and non-formulated diets made from locally available
ingredients in South Coast region, Kenya’, International Journal of Fisheries and
Aquatic Studies, 4(1), pp. 288–293.
Rochmi, M.N. (2018) ‘Orang Indonesia gemar makan mie instan’.
Villagonzalo, J.M. (2008) ‘ACCEPTABILITY OF MILKFISH (CHANOS-
CHANOS) SAUSAGE: TECHNO-GUIDE FOR INSTRUCTION AND
EXTENSION ACTIVITIES’, Journal of Agriculture and Technology
Management, p. 6.

Anda mungkin juga menyukai