Antioksidan
Diusulkan oleh :
AZRI (2020C1B010)
ILMA WADI (2020C1B015)
M. DIKY WAHYU FIRDAUS (2020C1B021)
MUHAMMAD ISNAINI (2020C1B024)
Universitas Muhammadiyah
Mataram
2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ............................................................................................................ i
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1
BAB II. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
2.1. Sekilas Tentang “Cilok Ikan Pelangi”....................................................... 2
2.2. Potensi dan Peluang Pasar ......................................................................... 2
2.3. Prospek Pengembangan Cilok Ikan Pelangi ............................................. 3
2.4. Analisis Keuangan ....................................................................................4
BAB III. METODE PELAKSANAAN .................................................................. 5
BAB IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1. Biaya ......................................................................................................... 7
4.2.Jadwal Kegiatan ......................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 8
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki produk hasil
pertanian sangat melimpah dan beragam kebiasaan dan kebudayaan
masyarakat yang beraneka ragam menjadikan produk pangan dari
setiap daerah memiliki ciri khas tersendiri yang biasa disebut sebagai
pangan lokal.Salah satu produk pangan lokal yang tetap eksis adalah
cilok. Berapa tahun terakhir ini, cilok menjadi jajanan favorit bagi
semua kalangan baik anak kecil maupun orang dewasa, harganya yang
murah menjadikan makanan ini cukup terjangkau bagi semua kalangan
masyarakat.Hasil survey penulis dibeberapa tempat di Kota Mataram
menunjukkan bahwa cilok menjadikan makanan yang digemari, karena dari
segi rasa yang enak meski dengan tampilan yang sederhana.Cilok dijual
diberbagai tempat umum, sepertisekolah, kampus, kantor-kantor
pemerintahan dan swasta, pabrikpabrik, dan bahkan sampai di masjid.
Cilok merupakan cemilan yang banyak dikonsumsi yaitu sekitar
64,4%, dengan bahan utama berupa tepung tapioka. Kandungan zat gizi
pada tepung tapioka adalah 362 kal, protein 0,5 g, lemak 0,3 g,
karbohidrat 86,9 g, air 12 g per 100 g. Penggunaan bahan berupa tepung
tapioka menyebabkan kandungan gizi yang dimiliki seperti kadar
karbohidrat tinggi, sedangkan proteinnya rendah sehingga diperlukan
adanya pengembangan produk cilok (Winarno, 2004). Pengembangan
produk cilok dengan penambahan ikan teri dan rumput laut dilakukan
untuk meningkatkan kualitas makanan dan kebutuhan gizi pada masa
pandemi covid-19. Sumber protein hewani yang lain yang menjadi salah
satu alternatif bahan baku pembuatan cilok adalah ikan.
Ikan merupakan komoditas pangan yang mudah didapat di Indonesia,
harganya juga terjangkau, mempunyai kandungan gizi yang tinggi terutama
kandungan protein dan omega-3.Ikan yang digunakan adalah ikan tongkol
(Euthynnus affunis), kandungan protein mencapai 26%, kadar lemak rendah
2%, dan kandungan garam-garam mineral penting yang tinggi (Djuhanda,
2010). Menurut Djafar (2007), ikan tongkol banyak disukai masyarakat dan
memiliki nilai ekonomis, kandungan gizi tinggi, mudah rusak dan dengan
mudah tumbuh mikroba baik patogen dan non patogen. Menurut
Permana(2003), kalsium merupakan mineral yang dibutuhkan dalam masa
pertumbuhan anak-anak karena kalsium berfungsi untuk pembentukan tulang
dan gigi (Deviyanti, 2015). Selain kandungan gizi yang tinggi pada ikan,
harganya pun relatif murah serta banyak tersedia diseluruh pelosok Indonesia.
Pemilihan bahan ikan dalam pengembangan cilok, selain untuk
meningkatkan kandungan gizi juga untuk meningkatkan konsumsi ikan.
Konsumsi ikan di Indonesia tahun 2014 masih sangat rendah yaitu 38,14
kg/kapita/tahun, sedangkan penyediaan ikan untuk dikonsumsi perkapita pada
tahun 2014 sebesar 51,8 kg/kapita/tahun (Dinas Perikanan dan Kelautan,
2
Penawaran harga “cilok ikan pelangi” 1 bungkus dengan jumlah isi 10 biji
adalah Rp. 5000, dengan rincian pembelian bahan habis pakai sebagai beriku
:
Bahan habis pakai Volume Harga satuan (Rp)
Ikan tongkol 0,02 kg 1.500
Tepung rumput laut 0,05 kg 2000
Tepung tapioca 0,05 kg 1000
Kemasan 2 pcs 500
Tusukan 5 biji 500
Biaya transport 1000
Saus kacang 0,10 kg 1.500
Sub total 8000
Laba 3000
Total 11.000
BEP =
5.109.000
11.000−8000
= 1.703unit
1.703/UNIT
= 9,73Minggu
175/ MINGGU
6
Dari hasil perhitungan kelayakan usaha diatas didapatkan hasil .1, hal ini
membuktikan bahwa kegiatan wirausaha produk “Cilok Ikan” merupakan
produk (layak).
7
Tahap pembuatan
Membuat cilok pelangi
produk
Membuat saos
Dalam pengembangan usaha “Cilok Ikan” ini terdapat empat metode yang
digunakan, yaitu tahap persiapan dan survey pasar, pembuatan produk, promosi,
pemasaran, dan evaluasi.
1. Tahap Persiapan dan Survei
8
DAFTAR PUSTAKA
Sitompul, L. Ym. Dkk. Pengaruh Lama Perendaman Dalam Air Perasan Buah
Belimbing Wuluh (averrhoa bilimbi linn) Dan Lama Penyimpanan
Terhadap Karakteristik Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Pada Suhu Ruang.
Jurnal Ilmu Teknologi Pangan. Vol 9, No. 1, 71-80, Maret 2020.ISSN :
2527-8010 (e-Journal)
Dengan ini saya menyatakan bahwa proposal PKM-K saya dengan judul “ Cilok Ikan
Pelangi Sebagai Alternatif Cemilan Sehat Kaya, Protein Serat Dan Anti Oksidan“
yang di usulkan untuk tahun anggaran 2022 adalah hasil karya kami dan belum pernah
di biayai oleh lembaga atau sumber daya lain.
Bilamana di kemudian hari di temukan ketidak sesuaian dengan pernyataan ini, maka
saya bersedia di tuntut dan di peroses sesuia dengan kententuan yang berlaku dan
mengembalikan seluruh biaya yang sudah di terima ke kas negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar – benarnya.
(ARMAN MAULANA)
NIM:2021C1A006