Anda di halaman 1dari 10

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................................. i


BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA ........................................................... 3
2.1 Kondisi Umum Lingkungan................................................................................................ 3
2.2Potensi dan Peluang Pasar.................................................................................................... 3
BAB III METODE PELAKSANAAN ....................................................................... 7
3.1 Persiapan Pengolahan ......................................................................................................... 7
3.2 Proses Pengolahan dan Skema ................................................................................ 7
3.3 Pengemasan ............................................................................................................. 8
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ........................................................ 9
4.1 Anggaran Biaya ....................................................................................................... 9
4.2 Jadwal Kegiatan ...................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 10
Lampiran 1. Biodata Tim Pelaksana Dan Dosen Pembimbing ................................... 11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan………………………………………....18
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana Dan Pembagian Tugas…………...19
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua………………………………………………….
1

i
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Stunting merupakan kondisi kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya
asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan
pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek dari standar
usianya. Pada tahun 2021, Kementerian Kesehatan bekerjasama dengan Biro Pusat
Statistik (BPS) dengan dukungan Tim Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (Stunting)
Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia melakukan Studi Status Gizi Indonesia
(SSGI) dengan mengumpulkan data di 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota sebanyak
14.889 Blok Sensus (BS) dan 153,228 balita. Berdasarkan hasil SSGI tahun 2021 angka
stunting secara nasional mengalami penurunan sebesar 1,6 persen per tahun dari 27,7
persen tahun 2019 menjadi 24,4 persen tahun 2021(Kesehatan et al., 2021). Dampak
stunting untuk masa depan menurunnya tingkat ekonomi serta sektor pembangunan lain
yang nantinya memberikan dampak buruk dari investasi masa depan bangsa.
Indonesia merupakan negara kedua yang dikenal dengan keanekaragaman
hayatinya. Salah satu keanekaragaman tersebut adalah di bidang perikanan. Sebanyak
2000 spesies ikan terdapat di perairan Indonesia dengan berbagai jenis ikan air tawar,
laut, maupun payau (Sutiani et al., 2020). Banyak dari jenis ikan tersebut telah menjadi
komoditas ikan ekonomis yang diminati masyarakat baik dalam maupun luar negeri.
Selain itu, untuk memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat dilakukan budidaya
terhadap berbagai jenis ikan, terutama ikan air tawar.
Ikan air tawar sebagai komoditas budidaya memang sangat bernilai ekonomis.
Hal ini dikarenakan kandungan gizi pada ikan yang dapat memenuhi kebutuhan protein
sehari-hari sehingga tidak mengherankan budidaya sebagai industri yang
menguntungkan. Perikanan budidaya disebut juga dengan akuakultur, yakni suatu
kegiatan perikanan yang memproduksi biota (organisme) akuatik di lingkungan
terkontrol yang bertujuan mendapat keuntungan (Sutiani et al., 2020). Menurut Juliana
dan Koniyo (2018), ikan lele merupakan komoditas unggulan yang ada di Provinsi
Gorontalo.
Ikan lele mengandung protein seperti asam amino esensial lisin, metionin dan
leusin yang lebih tinggi jika dibandingkan yang terkandung di dalam susu dan daging.
Leusin berguna untuk membantu proses pertumbuhan pada anak. Kandungan protein
pada ikan lele bermanfaat untuk membantu proses pertumbuhan pada anak,
pembentukan dan perombakan otot. Kandungan phospor pada ikan lele mencapai
168/100 mg yang berguna untuk kesehatan gigi dan gusi. Jika inti phosphor kurang,
maka akan terpenuhi dari tulang ibu, akibatnya ibu mudah terserang osteophorosis dan
gigi keropos. Kandungan kalium yang tinggi pada ikan lele sangat baik untuk kesehatan
jantung dan pembuluh darah, dapat membantu dalam pengendalian tekanan darah dan
dapat melancarkan suplai oksigen menuju otak. Ikan lele kaya vitamin B12 yang
bermanfaat untuk meningkatkan stamina, dan tidak mudah lelah dalam menjalankan
aktifitas sehari-hari. Semakin banyak ikan yang dikonsumsi, maka semakin baik
2

sumbangan zat gizi dari ikan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak balita
terutama untuk lanjutan pertumbuhan otak yang puncaknya (golden age) pada usia 0 –
24 bulan (Widayani et al.,2018).
Permasalahan yang muncul berdasarkan hasil pengamatan di Gorontalo adalah
masih kurangnya minat masyarakat untuk mengkonsumsi ikan lele. Hal ini disebabkan
karena morfologi ikan lele yang licin dan bentuk kepala yang lebar sehingga
masyarakat Gorontalo mengasumsikan bahwa morfologi ikan lele menyerupai ular.
Selain itu, ikan lele yang sudah tua umumnya berukuran besar sehingga tidak dijual
dalam keadaan hidup ataupun segar, namun dijadikan sebagai induk sampai mati
sehingga tidak dikonsumsi.
Dari permasalahan yang didapat, maka perlu adanya upaya diversifikasi ikan lele,
yakni produk sosis ikan lele. Produk ini diharapkan dapat mengubah daging ikan lele
yang berukuran besar dan bersifat mudah rusak menjadi produk yang memiliki masa
umur simpan yang lebih lama, lebih disukai, bergizi, dan lebih aman serta mudah
dikonsumsi. Pengolahan ikan lele sebagai sosis ini pula didasari atas perubahan pola
kehidupan, terutama masyarakat perkotaan yang mengarah ke produk yang praktis, siap
saji, higienis, bergizi dan mudah diperoleh semakin meningkat seiring dengan aktivitas
masyarakat yang semakin padat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja
dampak stunting terhadap kemampuan kognitif pada anak. Luaran dari kegiatan ini
adalah laporan kemajuan, laporan akhir, produk wirausaha berupa sosis ikan lele, serta
artikel ilmiah.

BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

2.1 Kondisi Umum Lingkungan


Pengembangan ikan lele sebagai komoditas air tawar yang prospektif terlihat
pada jumlah produksi ikan lele nasional Indonesia mencapai 94.160 ton. Di provinsi
Gorontalo, produksi ikan lele sebagai komoditas budidaya pada tahun 2013 adalah
sebesar 41,95 ton (Rauf et al., 2015).
Ikan lele yang akan di produksi menjadi sosis ini di budidayakan oleh kelompok
mahasiswa di Provinsi Gorontalo, tepatnya di kelurahan Tuladenggi. Usaha Budidaya
ikan lele ini sudah berjalan sejak tahun 2019, usaha tersebut masih berjalan sampai
dengan sekarang, namun peminat ikan lele digorontalo masih kurang.Sehingga kami
menghadirkan Produk olahan Daging ikan lele menjadi sosis agar diminati banyak
masyarakat.

2.2 Potensi dan Peluang Pasar


Ikan lele merupakan ikan air tawar yang banyak dibudidayakan hampir diseluruh
wilayah Indonesia.Hal ini disebabkan ikan lele merupakan salah satu komoditas
unggulan, serta mempunyai prospek pasar yang baik. Beberapa kelebihan atau
keunggulan ikan lele dibandingkan dengan jenis ikan lainnya yaitu pertumbuhannya
lebih cepat serta pemeliharaan dan pemberian pakan lebih mudah.
3

Dikarenakan banyak pembudidaya ikan lele di gorontalo yang kesulitan dalam


menjual hasil panennya.kami ber inisiatif untuk mengolah ikan lele tersebut menjadi
sebuah olahan yang memiliki gizi yang tinggi berupa sosis ikan lele (SO-FISH).
Berdasarkan analisis SWOT dapat ditemukan beberapa unsur yang menjadi potensi
serta peluang usaha pembudidayaan dan pengolahan ikan lele.
Pada dasarnya ikan lele dapat dibuat dengan berbagai macam pengolahan baik
dari segi makanan maupun minuman. Berikut analisis SWOT pada usaha ikan lele,
yaitu:
Strength Weakness Opportunity Threat
(Kekuatan) (Kelemahan) (Peluang) (Ancaman)
1. Bahan baku mudah di dapat Produk masih Biaya produksi Produk
2. Produk berbahan alami berskala kecil yang relatif mudah ditiru
3. Kandungan dalam lele yang sedikit.
kaya akan gizi.

Untuk memperoleh Keuntungan usaha maka harga jual per unit (P) untuk sosis
yang diproduksi sebesar Rp 1.000,00 dengan biaya Tetap (FC) 5.000.000,00 dan biaya
variabel (VC) sebesar Rp 500,00. Berikut adalah analisis perhitungan BEP-nya
1. Perhitungan BEP unit
BEP = FC/(P-VC)
= Rp 5.000.000 / ( Rp 1.000-Rp 500)
BEP = Rp 10.000 unit

2. Perhitungan BEP rupiah


BEP = FC / (P-VC)
BEP = Rp 5.000.000 / ( Rp 1.000-Rp 500) x Rp 1.000
BEP = Rp 10.000.000

Jadi, dari perhitungan diatas, untuk mendapatkan kondisi BEP perusahaan


tersebut harus memproduksi sebanyak Rp 10.000 unit dan menghasilkan penjualan
sebesar Rp 10.000.000. Di samping itu, harga jual per unit sebesar Rp 1.000,00 dapat
menjadi daya tarik konsumen karena harga sosisnya terjangkau. Walaupun, pada
umumnya harga sosis rata-rata sebesar Rp 1.000,00 per unit tetapi terdapat hal berbeda
dari sosis ikan lele ini yang jarang dijumpai orang-orang.
4

Logo Produk Gambar Produk

Cash Flow Periode 1


SO FISH

LAPORAN ARUS KAS


PER 31 JANUARI 2021

Aktivitas Operasional
Kas Masuk:
- Penjualan Rp 72.000.000
- Penerimaan pelunasan piutang Rp 2.500.000
Rp 69.500.000
Kas Keluar:
- Pembelian bahan baku Rp 45.000.000
- Pembayaran utang Rp 7.000.000
- Pembayaran bebam Rp 1.000.000
(Rp 53.000.000)
Total Aktivitas Operasional Rp 16.500.000

Aktivitas Investasi
- Pembelian Mesin (Rp 2.000.000)
Total Aktivitas Pendanaan Rp 14.500.000

Aktivitas Pendanaan
- Penambahan Modal Rp 20.000.000
- Prive Pemilik (Rp 2.000.000)
Total Aktivitas Pendanaan Rp 18..000.000

Arus kas bersih 31/1 Rp 32.500.000

Cash Flow Periode 2

SO FISH
LAPORAN ARUS KAS
PER 31 JANUARI 2022

Aktivitas Operasional
Kas Masuk:
- Penjualan Rp 85.750.000
- Penerimaan pelunasan piutang Rp12.500.000
Rp 98.250.000
5

Kas Keluar:
- Pembelian bahan baku Rp 45.880.000
- Pembayaran utang Rp 5.000.000
- Pembayaran beban Rp 12.330.000
(Rp 63.210.000)
Total Aktivitas Operasional Rp 35.040.000

Aktivitas Investasi
- Pembelian Peralatan (Rp 5.250.000)
Total Aktivitas Pendanaan Rp 29.790.000

Aktivitas Pendanaan
- Penambahan Modal Rp 15.000.000
- Prive Pemilik (Rp5.000.000)
Total Aktivitas Pendanaan Rp 10.000.000
Arus kas bersih Rp 39.790.000

Saldo kas 1/1 -


Saldo kas 31/1 Rp 39.790.000

BAB III METODE PELAKSANAAN

3.1 Persiapan Pengolahan


Bahan-bahan yang digunakan pada proses pembuatan sosis lele adalah daging
ikan lele, tepung tapioka, garam, jahe, lada halus, bawang putih, bawang merah, susu
bubuk, minyak sayur, es batu, ketumbar dan casing sosis. Sementara alat yang
digunakan terdiri dari food prossecor, grinder, benang pengikat, stuffer, freezer. Bahan
dan alat yang digunakan harus melalui tahap sterilisasi terlebih dahulu. Sterilisasi
adalah suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat dalam suatu
benda (alat ataupun bahan). Tujuan sterilisasi dalam mikrobiologi adalah mematikan,
menghambat pertumbuhan dan menyingkirkan semua mikroorganisme yang ada pada
alat dan bahan yang akan digunakan dalam suatu pekerjaan guna menciptakan suasana
aseptis.
Adapun sterilisasi yang akan digunakan untuk alat, yaitu dengan menggunakan
air bersih sebagai altematif untuk membersikan alat, serta menggunakan sabun cuci
piring untuk meminimalisir bakteri pada alat yang akan digunakan. Adapun
6

pengelolahan makanan pada sosis ikan lele harus menerapkan prinsip hygiene sanitasi
makanan mulai dari pemilihan bahan baku sampai dengan pengemasan makanan.
Semua anggota pekerja harus dipastikan dalam keadaan sehat (tidak sakit) dan wajib
melaksanakan protokol kesehatan, dengan cara menggunakan masker, mencuci tangan,
serta menggunakan handsanitizer, guna mencegah terkontaminasinya mikroorganisme
terhadap produk sosis ikan lele.
3.2 Proses Pengolahan dan Skema
Proses pembuatan sosis ikan lele mengau pada Maghfiroh (2019). Tahap pertama
diawali dengan memisahkan daging ikan lele dari duri, kulit dan kepalanya. Kemudian
dicuci dan dilumuri ketumbar sebanyak 1/2 sendok the, dan dilumuri perasan air jeruk
nipis 1 jam yang bertujuan untuk menghilangkan bau amis ikan. Tahap kedua yaitu
pengahalusan bumbu yang dibutuhkan, serta penghalusan daging lele menggunakan
processor dengan penambahan es batu bertujuan agar suhu adonan tidak meningkat.
Tahap ketiga yaitu pencampuran tepung tapioka sebanyak 8 gr, susu bubuk 4gr, tepung
maizena 5gr sampai adonan homogen. Adonan yang sudah tercampur homogen
kemudian dimasukkan kedalam casing sosis menggunakan stuffer dan usahakan udara
tidak masuk. Sosis ikan kemudian diikat dengan ukuran 10-15 cm. Pengukusan sosis
kemudian dilakukan selama 30 menit pada suhu 60-80 °C. Sosis ikan lele yang telah
matang kemudian diangkat dan ditiriskan.
7

Ikan lele


Penyingangn (kepala dan tulang ikan dikeluarkan)

dimarinate dengan garam, bawang putih halus dan
ketumbar selama 1 jam


disiapkan dan dihaluskan bumbu seperti garam, lada,
jahe, bawang putih, dan bawang merah ketumbar

diblender daging ikan lele


diaduk bumbu halus dengan daging lele


ditambahkan tepung tapioka, maizena dan susu bubuk


diadonan diaduk hingga merata


Dimasukan ke dalam casing,diikat seukuran 10-15 cm


dikukus suhu ± 60oC selama 30 menit

Sosis ikan lele

Gambar 1 Diagram alir pembuatan sosis ikan lele (Maghfiroh 2019)

3.3 Pengemasan
Sosis ikan matang dilakukan pendinginan ± 1 jam sehingga didapat sosis ikan
yang siap dikemas. Sosis ikan yang sudah didinginkan kemudian diakukan tahapan
pengemasan untuk menjaga sanitasi dan hygiene sosis ikan. Sosis kemudian dilakukan
proses penyimpanan menggunakan freezer pada suhu -18 °C, untuk memperpanjang
umur simpan dan tahan lama.

BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN


8

4.1 Anggaran Biaya


Besaran
No Jenis pengeluaran Sumber Dana
Dana (Rp)
Belmawa 4.000.000
1 Bahan habis pakai Perguruan Tinggi 375.000
Instansi Lain -
Belmawa 1.000.000
2 Sewa jasa peralatan Perguruan Tinggi 312.500
Instansi Lain -
Belmawa 1.000.000
3 Transportasi local Perguruan Tinggi 750.000
Instansi Lain -
Belmawa 1.000.000
4 Lain-lain Perguruan Tinggi 312.500
Instansi Lain -
Jumlah 8.750.000

Belmawa 7.000.000
Rekap Sumber Dana Perguruan tinggi 1.750.000
Instansi lain jika ada
Jumlah 8.750.000

4.2 Jadwal Kegiatan


Bulan
No Jenis Kegiatan Penanggung jawab
1 2 3 4
Persiapan
a. Survey lokasi pengambilan
bahan baku Muhammad Norry
1
b. Pengambilan bahan baku Darmawan
c. Pengadaan alat
2 Produksi Sri Endah A. Tongkad
3 Promosi Sartika Mosii
4 Penjualan Sartika Mosii
5 Monitoring dan Evaluasi Nur Alim Jua
Pelaporan dan presentasi
6 Arif Maulana Abduh
Hasil
DAFTAR PUSTAKA
9

Juliana, J. and Koniyo, Y., 2018. Pkm Bagi Kelompok Pembudidaya Ikan Air Tawar
Di Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango Propinsi
Gorontalo. Jurnal ABDINUS: Jurnal Pengabdian Nusantara, 2(1), pp.2639.
Kemenkes RI (2018) ‘Buletin Stunting’, Kementerian Kesehatan RI, 301(5), pp. 1163–
1178.
Kesehatan, J.I., Husada, S. dan Rahmadhita, K. (2021) ‘Permasalahan stunting dan
pencegahannya stunting problems and prevention’, 11(1), pp. 225–229.
doi:10.35816/jiskh.v10i2.253.
Rauf, N.H., Sulistijowati, R.S. dan Harmain, R.M. (2015) ‘Mutu organoleptik sosis
ikan lele yang disubtitusi dengan rumput laut', Jurnal Ilmiah Perikanan dan
Kelautan, 3(3), pp. 125-129.
Sutiani., L., Bachtiar, Y. dan Saleh, A. (2020) ‘Analisis model budidaya ikan air tawar
berdominansi ikan gurame (Osphronemus gouramy) di desa Sukawening ,
Bogor , Jawa Barat (model analysis of freshwater fish which is dominated by
gurame fish (Osphronemus gouramy) in Sukawening Village)’, Jurnal Pusat
Inovasi Masyarakat, 2(2), pp. 207–214.
Widayani, S., Triatma, B. and Sugeng, B. (2018) ‘Seminar nasional penyuluhan gizi
dan pemberian ketrampilan kreasi nugget bergizi kepada ibu balita untuk
mencegah kejadian stunting di wilayah gunungpati’, Seminar Nasional
Kolaborasi Pengabdian pada Masyarakat, 1, p. 297. Available at:
https://proceeding.unnes.ac.id/index.php/snkppm.
Magfiroh Y(2019)' Formulasi sosis ikan lele(Clarias gariepinus) tinggi kalsium dan zat
besi dengan pemanfaatan daun kelor( Moringa oleifeira) sebagai pangan
fungsional' Fakultas Ekologi Manusia. Institut Pertanian Bogor. Bogor

` `

Anda mungkin juga menyukai