PROPOSAL
Diajukan Oleh :
RIZKA MAYSARAH AMSYAR
NIM. 751440120027
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
2023
KATA PENGANTAR
puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala berkah dan
Tulis Ilmiah ini dengan judul “Penerapan Kompres Hangat pada Leher Terhadap
Puskesmas Tilongkabila” karya tulis ilmiah ini disusun sebagai salah satu
serta dorongan dari berbagai pihak,maka kesulitan itu dapat diatasi,sehingga penulis
Penulis
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL..................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................4
C. Tujuan Studi Kasus.......................................................................................4
D. Manfaat Studi Kasus.....................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................6
A. Tinjauan Teori Tentang Keluarga.................................................................6
B. Tinjauan Teori Tentang Hipertensi...............................................................9
C. Tinjauan Teori Tentang Nyeri......................................................................15
D. Tinjauan Teori Tentang Kompres Hangat....................................................28
BAB III METODE STUDI KASUS......................................................................31
A. Rancangan Sudi Kasus.................................................................................31
B. Subjek Studi Kasus......................................................................................32
C. Fokus Studi ..................................................................................................32
D. Definisi Operasional.....................................................................................32
E. Instrumen Studi Kasus.................................................................................33
F. Waktu dan Tempat.......................................................................................33
G. Metode Pengumpulan Data..........................................................................33
H. Analisis Data dan Penyiapan Data...............................................................34
I. Etika Studi Kasus.........................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................35
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1........................................................................................................................20
Skala Intensitas Nyeri dengan FACES Pain Rating Scale......................................................20
Gambar 2.2........................................................................................................................24
Skala Intensitas Nyeri dengan Numerik Rating Scale.........................................................24
iv
DAFTAR LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
Hipertensi adalah kenaikan tekanan darah sistolik lebih dari 150 mmHg dan
tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg(Suwaryo & Melly, 2018). Tekanan darah
tinggi yang sering disebut dengan hipertensi merupakan penyakit yang menyerang
pemeriksaanrutin atau ketika pasien datang dengan masalah lain(Syara et al., 2021)
Gejala umum yang dialami penderita hipertensi pada umumnya yang sering
kali memiliki keluhan pusing, mudah lelah, jantung berdebar-debar, sulit bernafas
setelah bekerja keras, mudah lelah, mudah marah, tengkuk terasa tegang atau nyeri
leher, sukar tidur, dan sebagainya. Adanya kelemahan atau keterbatasan kemampuan
dan keluhan dalam memenuhi kebutuhannya baik kebutuhan fisiologis dan kebutuhan
1
2
penggunaan obat-obatan dan tidak memiliki efek samping negatif, seperti mengikuti
dan menghindari stres. Kompres hangat merupakan salah satu cara nonfamakologis
yang dapat digunakan perawat dirumah sakit karena tidak menimbulkan resiko bagi
pasien dan mudah dilakukan. Terapi herbal, relaksasi, latihan pernapasan, meditasi,
dan terapi musik adalah contoh terapi komplementer. Terapi komplementer adalah
dunia sekitar 972 juta atau26,4% terdiagnosis hipertensi. salah satu penyebab
1,56 miliar orang pada tahun 2020. Hipertensi membunuh sekitar 8 miliar orang di
seluruh dunia setiap tahun, termasuk hampir 1,5 juta orang Asia Timur-Selatan.
sendiri pada hasil Riskesdas 2013 mencapai 29,0% dan pada Riskesdas tahun 2018
menjadi 31,0% dan berada pada urutan ke 20 dari 34 Provinsi (Kemenkes RI, 2018)
Data yang didapatkan dari Puskesmas Tilongkabila, pada tahun 2022 jumlah
pasien dengan hipertensi sebanyak 1870 orang. Peneliti melakukan wawancara pada
penurunan tekanan darah dan penurunan skala nyeri yang dirasakan penderita
diperoleh pada hari pertama sebelum dilakukan tindakan TD: 160/90 mmHg, skala
nyeri 6 (0- 10) setelah dilakukan tindakan kompres hangat pada leher selama tiga hari
didapatkan hasil TD: 120/80 mmHg, skala nyeri 2 (0-10). Pada kasus II sebelum
tindakan TD : 170/95 mmHg, skala nyeri 4(0-10). Setelah tindakan kompres hangat
pada leher selama tiga hari yang dilakukan didapatkan hasil 130/80 mmHg, skala
4
nyeri 2(0-10). Dari hasil data diatas nyeri yang dialami kedua responden dapat
teratasi.
judul “Penerapan Kompres Hangat pada leher Terhadap Penurunan Nyeri Pada
B. Rumusan Masalah
kasus karya tulis ilmiah ini adalah “Bagaimanakah penerapan kompres air hangat
Tujuan dalam studi kasus ini adalah untuk mengetahui pengaruh kompres air
1. Bagi masyarakat
Dapat dimanfaatkan oleh perawat atau pihak yamg terkait dalam memberikan
2. Bagi peneliti
1. Pengertian Keluarga
dan kehidupan bermasyarakat secara luas menjadi lebih baik. Hal ini
sosial jauh lebih efektif dilakukan daripada melalui institusi lainnya di luar
lembaga keluarga. Peran aktif orang tua terhadap perkembangan anak sangat
diperlukan terutama pada saat mereka masih berada di bawah usia lima tahun
2. Tipe Keluarga
a. Keluarga Tradisional/Inti
6
7
yang tinggal dalam satu rumah.Dimana ayah yang mencari nafkah dan ibu
sangat berbeda satu sama lain, baik dalam struktur maupun dinamikanya,
meskipun lebih memiliki persamaan satu sama lain dalam hal tujuan dan
3. Fungsi Keluarga
a. Fungsi edukasi
b. Fungsi sosialisasi
e. Fungsi religius
f. Fungsi ekonomi
g. Fungsi rekreasi
h. Fungsi biologis
8
4. Struktur Keluarga
struktur keluarga disusun atau diatur dan saling bergantung satu sama lain
(Mataram, 2022)
b. Struktur peran
c. Struktur kekuatan
1. Pengertian Hipertensi
yang ada di dalam arteri. Arti dari Hiper : berlebihan, tensi : tekanan atau
dengan 1 kali pengukuran, tetapi 2 kali atau lebih pada waktu yang berbeda.
Waktu yang paling baik saat melakukan tekanan darah adalah saat istirahat
2. Etiologi Hipertensi
Ada 2 macam hipertensi, yaitu esensial dan sekunder (Anam Khairul, 2016)
b. Hipertensi Sekunder
lain.
3. Patofisiologi
baroreseptor yang terdapat pada sinus karotis dan arkus aorta. Pada hipertensi
karena adanya berbagai gangguan genetic dan resiko lingkungan, maka terjadi
impuls yang dapat mengenali keadaan tekanan darah terletak pada medula
a. Keturunan
Faktor ini tidak bisa dikendalikan. Jika seseorang memiliki orang tua atau
b. Usia
c. Garam
penderita hipertensi ringan, orang dengan usia tua, dan mereka yang
berkulit hitam.
d. Kolesterol
Faktor ini bisa dikendalikan. Kandungan lemak yang berlebih dalam darah
darah. Hal ini dapat membuat pembuluh darah menyempit dan akibatnya
e. Obesitas
Faktor ini bisa dikendalikan. Orang yang memiliki berat badan di atas 30
f. Stress
Faktor ini bisa dikendalikan. Stres dan kondisi emosi yang tidak stabil
g. Rokok
h. Kafein
Faktor ini dikendalikan. Kafein yang terdapat pada kopi, teh maupun
i. Alkohol
j. Kurang olahraga
5. Manifestasi Kinis
darah yang tinggi atau meningkat. Tetapi dapat pula ditemukan pertubahan
darah, dan pada kasus berat, edema pupil (edema pada diskus optikus).
dengan manifestasi yang khas sesuai sistem organ yang divaskularisasi oleh
Selain itu ada gejala umum yang dirasakan antara lain yaitu
gelisah, rasa sakit di dada, mudah Lelah, mata merah, serta mimisan (Sari,
2020).
6. Komplikasi
a. Pada mata
b. Pada jantung
menyebabkan sakit lemah pada jantung, sehingga timbul rasa sakit dan
c. Pada ginjal
pada ginjal.
d. Pada otak
Jika aliran darah pada otak berkurang dan suplai O2 berkurang bisa
7. Pencegahan Hipertensi
pencegahan yang dapat dilakukan sebagai tahap awal atau sebagai tahap
a. Aktivitas fisik
kesehatan baik itu kesehatan fisik maupun mental, salah satu aktivitas fisik
maka akan memengaruhi sirkulasi darah, jantung bekerja tidak teratur dan
1. Pengertian Nyeri
dalam, terlokalisir atau difus). Meskipun nyeri adalah suatu sensasi, nyeri
2. Klasifikasi Nyeri
istirahat. Nyeri akut ini dialami segera setelah pembedahan sampai tujuh
dan perubahan neuroplastik yang terjadi pada lokasi sekitar (dorsal horn
Pasien dengan nyeri akut atau kronis bisa memperlihatkan tanda dan
diaforesis, nafas cepat) pada saat nyeri muncul. Meskipun begitu, muncul
ataupun hilangnya tanda dan gejala otonom tidak menunjukkan ada atau
tidaknya nyeri.
nyeri).
neural pada saraf perifer maupun pada sistem saraf pusat yang meliputi
jalur saraf aferen sentral dan perifer, biasanya digambarkan dengan rasa
c. Nyeri Visera
tubuh jauh dari tempat nyeri namun berasal dari dermatom yang sama
dengan asal nyeri. Sering kali, nyeri viseral terjadi seperti kontraksi ritmis
empedu, atau ureter. Distensi pada organ lunak terjadi nyeri karena
d. Nyeri Somatik
mudah dilokalisasi dan rasa terbakar yang biasanya berasal dari kulit,
spinalis.
siapa yang akan kita kaji, berapa umur, apa ras dan dalam kondisi yang
psikologisnya.
superficial.
yang nyerinya minimal sampai kearah nyeri yang sangat, hal ini akan
5) Time : time, durasi dan ramgkaian nyeri, perlu ditanyakan kapan mulai
muncul adanya nyeri, berapa lama menderita nyeri, sering kambuh dan
lain-lain.
20
Wong-Baker FACES Pain Rating Scale adalah cara mengkaji tingkat nyeri
dengan melihat ekspresi wajah saat nyeri dirasakan. Skala nyeri yang satu
ekspresi wajah pasien pada saat bertatap muka tanpa kita menanyakan
keluhannya.
Gambar 2.1
Skala Intensitas Nyeri dengan FACES Pain Rating Scale
skala nyeri Skala nyeri berdasarkan ekspresi wajah Penilaian Skala nyeri
sekali.
atau nyeri berat. Lebih lanjut kita istilahkan sebagai Skala Nyeri
nyeri dengan menggunakan angka pada setiap kata yang sesuai. Umumnya
penilaian diberikan dengan angka pada setiap kata sifat sesuai dengan
intensitas nyeri yang dirasakan oleh pasien. VRS juga merupakan alat
nyeri pada setiap intensitas yang berbeda. Cara penilaian yaitu dari range
ssetiap ujungnya ditandai dengan level intensitas nyeri. Ujung sebelah kiri
diberi tanda tidak ada nyeri/“no pain” dan ujung kanan diberi tanda nyeri
dari batas kiri hingga pada tanda yang dibuat oleh pasien (ukuran mm),
dan ini merupakan score yang menunjukkan level nyeri yang dirasakan
oleh pasien.
Numerik Rating Scale (NRS) adalah alat ukur tingkat nyeri dimana
cara penilaian dengan meminta pasien untuk menilai rasa nyeri yang
24
Gambar 2.2
Skala Intensitas Nyeri dengan Numerik Rating Scale
a. Umur
Pengaruh usia pada persepsi nyeri dan toleransi nyeri tidak diketahui
secara luas. Pengkajian nyeri pada lansia mungkin sulit karena perubahan
pengobatan yang dapat menyebabkan nyeri, pada pasien lansia sering kali
b. Jenis kelamin
Secara umum pria dan wanita tidak berbeda signifikan dalam berespon
anak laki-laki harus lebih berani dan tidak boleh menangis dibandingkan
gelisah dan lebih toleran terhadap nyeri dibanding orang yang mengalami
sedikit nyeri. Seseorang yang terbiasa merasakanan nyeri akan lebih siap
d. Kecemasan (ansietas)
e. Budaya
kualitas nyeri.
g. Perhatian
h. Keleihan
walaupun nyeri masih dirasakan oleh klien, kehadiran orang terdekat akan
5. Penatalaksanaan Nyeri
a. Farmakologis
b. Non farmakologis
mendengung pada area nyeri. TENS dapat digunakan baik untuk nyeri
4) Diatraksi
selain pada nyeri dapat menjadi strategi yang berhasil dan mungkin
28
5) Teknik relaksasi
meningkatkan nyeri.
6) Imajinasi terbimbing
suatu cara yang dirancang secara khusus untuk mencapai efek positif
1. Pengertian
mereka rasakan. Terapi ini selain mampu menurunkan nyeri leher belakang
ini juga dapat membantu pasien hipertensi dari terjadinya ketergantungan obat
3. Manfaat
pembuluh darah. Kompres hangat yang diaplikasikan pada tengkuk atau leher
intensitas nyeri leher pada pasien hipertensi itu sendiri. Hal ini dapat terjadi
karena nyeri kepala yang diderita oleh pasien hipertensi disebabkan karena
hangat pada tengkuk dapat merelaksasikan otot pada pembuluh darah dan
A. Tahap Persiapan
1. Salam tarapeutik
B. Tahap pelaksanaan
3. Mencuci tangan
5. Meletakkan perlak/pengalas
6. Membasahi waslap dengan air hangat dan letakkan di area yang akan
dilakukan kompres
kompres
C. Tahap Terminasi
tangan
4. Mencuci tangan
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan
pendekatan studi kasus. Penelitian deskriptif merupakan suatu metode yang memiliki
tujuan utama dengan memberikan gambaran situasi atau fenomena secara jelas dan
rinci tentang apa yang terjadi. Penulis akan melakukan studi kasus penerapan
kompres hangat pada leher terhadap penurunan skala nyeri pada keluarga penderita
kasus ini penulis melakukan pemeriksaan tingkat nyeri sebelum dilakukan penerapan
kompres hangat, dan sesudah dilakukan penerapan kompres hangat. Studi kasus ini
akan dilaksanakan 2 kali sehari dalam waktu 6 hari dan kemudian digamabarkan
apakah ada pengaruh dalam penerapan kompres hangat untuk penurunan nyeri pada
penderita hipertensi dan digambarkan bagaimana penerapan kompres hangat ini yang
32
33
Subjek studi kasus dalam penulisan ini adalah 3 orang penderita hipertensi di
yaitu :
C. Fokus Studi
Fokus studi dalam kasus ini yaitu menerapkan Kompres hangat pada leher yang
dilakukan sebelum klien diberikan tindakan untuk menurunkan tingkat nyeri pada
D. Definisi Operasional
a. Nyeri
b. Kompres hangat
Instrumen yang digunakan dalam studi kasus ini adalah menggunakan lembar
observasi untuk mengetahui skala nyeri sebelum dan sesudah dilakukan penerapan
kompres hangat pada leher. pengukuran skala nyeri dilakukan dengan menggunakan
skala Numerik Rating Scale dan FACES pain Rating Scale. Pada metode numerik
rating scale ini intensitas nyeri akan ditanyakan kepada pasien, kemudian pasien
diminta untuk menunjuk angka sesuai dengan derajat/tingkat nyeri yang dirasakan.
Derajat nyeri diukur dengan skala 0-10 yakni 1-3 (nyeri ringan), 4-6 (nyeri sedang),
7-10 (nyeri berat). FACES Pain Rating Scale adalah cara mengkajitingkat nyeri
Studi kasus ini akan dilaksanakan pada bulan februari sampai april 2023 berlokasi
observasi, dan studi dokumentasi kompres hangat untuk menurunkan skala nyeri pada
1. Data primer
penelitian dengan alat pengukuran atau alat pengambil data, langsung sebagai
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak
penurunan skala nyeri pada keluarga penderita hipertensi. Data yang dikumpulkan
kemudian di narasikan.
digunakan
4. Memberikan kesempatan pada klien jika ada hal yang ingin disampaikan
DAFTAR PUSTAKA