Pembimbing:
Dr. Nur Asnah Sitohang, S.Kep. Ns. M. Kep
Disusun oleh
Cahaya Artha Anastasia Gultom
237046003
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Masa Esa karena
disusun dan diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah keperawatan medikal
Keperawatan.
bantuan dari berbagai pihak, Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih
seutuhnya kepada Ibu Dr. Nur Asnah Sitohang, S. Kep, M. Kep, selaku Dosen
Pembimbing yang telah banyak membantu penulis dalam memberikan ide, dan saran.
itu saran dan kritik yang konstruktif akan sangat membantu agar penulisan Asuhan
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
4.5 Evaluasi Keperawatan .................................................................................. 38
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 40
5.1 Kesimpulan ................................................................................................... 40
5.2 Saran ............................................................................................................. 41
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 42
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Hipertensi saat ini masih menjadi masalah utama di dunia, Menurut Laporan
organisasi kesehatan dunia World Health Organization (WHO) pada tahun 2021
dan diperkirakan setiap tahunnya 10,44 juta orang meninggal akibat hipertensi dan
hipertensi di Indonesia mengalami peningkatan dari 26,3% penderita pada tahun 2013
menjadi 35,1% pada tahun 2020 (Kemenkes RI, 2021). Provinsi Sumatera Utara,
kota Medan mencapai posisi tertinggi sebesar 662.021 jiwa dan pakpak barat
resiko yakni resiko yang tidak bisa dilakukan modifikasi, misalnya genetik, usia, jenis
kelamin, serta yang bisa dilakukan modifikasi misalnuya merokok, konsumsi alkohol,
kurang olahraga, gaya hidup tidak sehat, asupan garam berlebihan. Hal ini bisa
1
Mengingat kejadian kasus hipertensi meningkat dari tahun ke tahun, maka
perlu pemantauan dan perhatian khusus. Bila tidak dikontrol atau tidak diberikan
jantung menyebabkan jantung koroner, infark miokard, gagal jantung kongestif, jika
terkena otak dapat menyebabkan enselopati hipertensi, stroke, serta gagal ginjal dapat
disebabkan oleh tekanan darah yang tidak dikontrol atau diobati dengan baik, dan jika
pusing. Menurut (Dwi Novitasari & Wirakhmi, 2018) nyeri kepala adalah gejala
hipertensi yang paling umum dirasakan oleh pasien karena tekanan intracranial yang
tinggi, nyeri kepala yang dirasakan pasien di daerah oksipital. Keluhan umum lainnya
adalah pusing yang disebabkan oleh vasokontriksi pembuluh darah dan berkurangnya
perfusi jaringan serebral. Nyeri kepala dapat dikurangi dengan terapi non farmakologi
al., 2022).
terganggunya pola tidur. Rusaknya pola tidur pasien dipengaruhi oleh salah satu
faktor resiko yaitu nyeri kepala disertai hipertensi. Hal ini membuat pasien terjaga
dan sulit untuk tidur sehingga mengakibatkan durasi tidur lebih singkat dan
2019).
2
Faktor utama tidak terkontrolnya hipertensi disebabkan karena kurangnya
ketidakpatuhan dalam menjalankan terapi pengobatan serta perilaku yang tidak sehat,
tidak mengikuti perintah. Jika masalah deficit pengetahuan tidak segera diatasi maka
Dalam hal ini peran perawat sangat dibutuhkan sebagai pemeberi asuhan
hipertensi. Selain itu perawat juga berperan sebagai educator untuk memberikan
agar mampu melakukan asuhan hipertensi secara mandiri guna mencegah terjadinya
dengan hipertensi
3
c. Mendeskripsikan Penyusunan rencana keperawatan yang sesuai pada
dengan hipertensi
dengan hipertensi
1. Institusi Pendidikan
hipertensi.
2. Profesi keperawatan
supaya dapat menentukan diagnosa dan intervensi yang tepat dalam memberi
hipertensi.
3. Lahan Praktik
Manfaat penulisan ini bagi lahan praktik yaitu untuk meningkatkan mutu
kardiovaskular hipertensi.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.1 Definisi
peningkatan darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg
diukur dengan menggunakan alat sphygmomanometer air raksa atau digital yang telah
darah secara abnormal dan terus-menerus pada beberapa kali pemeriksaan tekanan
darah yang disebabkan satu atau beberapa faktor resiko tidak dapat berjalan
2020).
2.1.2 Etiologi
5
terjadinya hipertensi, antara lain : merokok, asupan garam yang tinggi, gaya hidup
yang tidak sehat, kebiasaan makan yang tidak teratur, kegiatan fisik yang kurang,
menjadi dua yakni hipertensi primer dan hipertensi sekunder, sebagai berikut :
(orang kulit hitam lebih rentan terhadap hipertensi). Selain gaya hidup
b. Hipertensi Sekunder
karena kerusakan satu hal. Adanya penyakit DM, ginjal, jantung, penggunaan
6
2.1.3 Patofisiologi/ Pathway
yang berlebih, obesitas, retensi insulin, sistem renin-angiotensin, serta sistem saraf
simpatik. Pada belakangan ini, faktor lainnya yang dapat menyebabkan hipertensi
peningkatan tekanan darah yang dapat terjadi melalui beberapa cara, yakni :
per detik.
b. Arteri yang lebih besar menjadi kurang elastis dan kaku sehingga jantung
tidak dapat memompa darah ke pembuluh darah ini dengan mudah, sebagai
hasilnya darah yang dipompa pada setiap detak jantung perlu teralirkan
meningkatkan tekanan darah. Ini biasanya dialami orang tua yang mengalami
7
untuk pengaturan tekanan darah. Agiotensin II berperan dalam meningkatkan
sekresi hormon ADH. Ketika hormon ADH meningkat, sejumlah kecil urin
garam dengan reabsorbsi garam oleh tubulus ginjal. Volume dan tekanan
Sijid, 2021).
sehingga kebutuhan oksigen dan beban kerja jantung juga meningkat. Jika
dilatasi dan kegagalan jantung dapat terjadi. Karena hipertensi dapat memicu
lebih lanjut akibat aliran darah yang menurun menuju miokardium, sehingga
dapat timbul angina pectoris atau infark miokard. Selain itu, hipertensi juga
8
proses ateroskerosis dan kerusakan organ-organ vital seperti stroke, gagal
2.1.4 Klasifikasi
2.1.5 Komplikasi
a. Otak
saraf pusat ke ruang intertistium sehingga dapat mengganggu kerja dari sistem
9
b. Kardiovaskular
Penyakit jantung koroner bisa terjadi ketika arteri koroner menjadi tabal dan
darah melalui arteri ini terhambat dan kebutuhan oksigen di otot jantung tidak
c. Gagal ginjal
Gagal ginjal yang disebabkan oleh tekanan kapiler ginjal yang tinggi dapat
d. Retinopati
menyebabkan kebutaan.
2.1.6 Penatalaksanaan
a. Terapi Farmakologis
1. Golongan diuretic
10
Obat antihipertensi thiazide merupakan diuretic yang bisa menurunkan
tekanan darah. Fungsinya membantu ginjal untuk mengeluarkan garam dan air
Lasix (Furosemide)
2. Penghambat adrenergic
Obatnya yang terdiri dari alfa-blocker, beta-blocker dan alfa beta blocker,
3. ACE inhibitor
tekanan darah. Obat ini umumnya diberikan pada pasien yang menderita gagal
4. Angiotensin II blocker
Cara kerjanya mirip dengan ACE inhibitor dalam menurunkan tekanan darah.
5. Antagonis Kalsium
darah. Obat ini bisa digunakan bagi pasien yang merasakan keluhan detak
jantung cepat, nyeri dada serta migran (calcium channel blockers Norvasc
1. Terapi relaksasi
Terapi relaksasi yaitu jenis terapi bagi seseorang yang diintruksikan untuk
11
merilekskan anggota tubuh. Ada beberapa jenis terapi seperti relaksasi otot
2. Olahraga
tekanan darah.
darah.
1. Pengkajian Keperawatan
a. Data umum
1) Identitas Klien
pria (34,63%). Hal ini biasanya terjadi pada usia diatas 45 tahun seiring
12
bertambahnya usia, kelenturan pembuluh darah akan berkurang sehingga
2) Keluhan utama
meliputi sakit kepala, cemas, pening, kekakuan leher, penglihatan kabur, dan
mudah merasa lelah. Merurut (Novitasari & Wirakhmi, 2018) nyeri kepala
adalah gejala hipertensi yang paling umum dirasakan oleh pasien karena
tekanan intracranial yang tinggi, nyeri kepala dirasakan oleh pasien di daerah
meliputi : nyeri kepala, penglihatan buram, pusing, mual, denyut jantung tidak
(hipertensi), atau adanya penyakit lain yang dialami seperti penyakit ginjal,
penyakit jantung, diabetes mellitus, stroke. Selain itu dapat juga melakukan
13
pengkajian obat-obatan yang pernah diminum serta ada tidaknya alergi
terhadap obat.
dengan pasien, dan adanya penyakit lain yang diderita oleh anggota keluarga
seperti TBC, HIV, diabetes mellitus, asma, dan lain-lain. Seseorang yang
b. Pola fungsional
2) Aktivitas/ istirahat
14
Bagaimana pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari, apakah ada
keluhan atau tidak selama sakit. Tanda dan gejala yang biasanya muncul :
3) Pola eliminasi
Kebiasaan tidur (lama tidur dan waktu tidur), kesulitan tidur (sulit
memulai tidur, mudah terbangun, dan insomnia). Akibat nyeri kepala yang
Rusaknya pola tidur pasien dipengaruhi oleh salah satu faktor resiko yaitu
nyeri kepala pada penderita hipertensi. Hal ini membuat pasien terjaga dan
sulit untuk tidur sehingga mengakibatkan durasi tidur lebih singkat dan
et al., 2019).
15
6) Pola Kognitif-perseptual sensori
terhadap tubuhnya).
Menjelaskan terkait pola koping, toleransi pada support system dan stress.
9) Pola seksual-reproduksi
penyakitnya.
16
Bagaimana pasien dalam melakukan aktivitas beragama apakah ada
perubahan selama sakit, adakah keyakinan pasien yang tidak sesuai pada
kesehatannya.
14) Pembelajaran/penyuluhan
2. Diagnosa Keperawatan
3.Intervensi Keperawatan
Menurut SDKI (PPNI, 2018) dan SIKI (PPNI, 2018) kriteria dan hasil serta
17
1. Nyeri Akut
Intervensi :
nyeri.
tidur membaik.
Kriteria hasil : Keluhan sulit tidur menurun, keluhan sering terjaga menurun,
Intervensi :
18
c. Identifikasi makanan dan minuman yang mengganggu tidur
d. Modifikasi lingkungan
3. Intoleransi aktifitas
darah membaik.
Intervensi :
19
2.3 Evidence Based Nursing
20
(perbedaan rata-rata CI 95%) sebesar 13,1/14,8 mmHg pada
wanita lanjut usia dengan stadium 1 hipertensi dibandingkan
control.
Kesimpulan Latihan melangkah yang diteliti dalam penelitian ini
merupakan intervensi non-farmakologi yang efektif untuk
mengontrol tekanan darah pada wanita lanjut usia dengan
hipertensi stadium 1.
Saran Penelitian ini hanya dilakukan pada pasien wanita yang
memiliki hipertensi stadium 1, penelitian lebih lanjut
diperlukan untuk membuktikan hipotesa ini pada pria yang
lebih tua.
3. “I use salt. However, I also use soy sauce, oyster sauce, sometimes chili sauce
21
pada manfaat kesehatan dari pengurangan konsumsi
garam dan intervensi praktis seperti alternatif garam dan
pendidikan tentang pilihan makanan rendah garam dan
metode memasak serta mengubah persepsi tentang
pengurangan garam menjadi norma social di komunitas
tiongkok.
Saran Hasil ini menunjukkan bahwa strategi promosi kesehatan
di masa depan harus di fokuskan pada strategi praktis
pengurangan garam seperti alternatif garam dan
pendidikan tentang pilihan makanan rendah garam dan
metode memasak, meningkatkan kesadaran akan masalah
kesehatan terkait garam di komunitas tiongkok dan
mengubah persepsi garam
22
BAB III
3.1 Pengkajian
1. Pengkajian
a. Data Umum
1) Identitas Klien
Nama : Ny. T
Umur : 60 Tahun
Pendidikan : SD
Agama : Islam
condition
23
- Candesartan 1x16 mg Malam
- Gabapentin 1x300mg
- Amitriplin 1x 25 mg Malam
2) Keluhan Utama
Keluhan utama yang dirasakan Ny. T yaitu pusing dan sakit kepala, lemas,
Anggota keluarga Ny. T tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit yang
yang manis dan asin, Ny. T tidak memeriksakan kesehatannya secara berkala
Ny. T dibantu oleh keluarga kecuali makan dan minum, Ny. T mudah merasa
24
3) Pola eliminasi : Saat di rawat Ny. T BAB 2 hari sekali dengan konsistensi
lunak, untuk BAK 3-4x sehari sekitar 1200 cc dengan urine berwarna kuning,
4) Pola istirahat dan tidur : Selama di rawat Ny. T sering terbangun sebanyak 3-4
x dan hanya bisa tidur selama 4-5 jam di malam hari dan sering terjaga karena
5) Pola kognitif dan perseptual : Ny. T mengatakan tidak ada masalah dengan
a) Keadaan Umum
Nadi : 96 x/menit
Pernafasan : 22 x/menit
Kesadaran : composmentis
25
d) Hidung : Tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada secret dan polip,
f) Mulut dan Tenggorokan : hasil tidak ada gangguan bicara, gigi tampak
g) Dada : pengembangan dada simetris, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan,
suara vasikuler.
7) Data Penunjang
26
3.2 Analisa Data
Do :
-Pasien tampak meringis
-Skala nyeri 4 (0-10)
TD : 178/92 mmHg
Nadi : 96 x/menit
Suhu : 36,5oC
-
2 DS : Kurang kontrol Gangguan pola
-pasien mengeluh sulit tidur tidur tidur
dan sering terjaga malam hari
karena merasakan nyeri
DO :
-Pasien tampak lemas
3 DS : Kelemahan Intoleransi
-Pasien mengatakan Aktivitas
mengeluh sulit beraktivitas
dan dibantu oleh keluarganya
DO :
-Pasien tampak lemas
27
3.3 Asuhan Keperawatan
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
28
modifikasi
lingkungan, tetapkan
jelaskan pentingnya
sakit.
29
14.30 -Berkolaborasi pemberian -pasien mengatakan
WIB analgetik Amlodipine lingkungan sudah
1x10 Mg pagi, nyaman.
candesartan 1x16 mg -Pasien mengatakan
Malam. sulit beraktivitas
karena jika
15.00 -Mengidentifikasi faktor beraktivitas
WIB pengganggu tidur. berlebihan langsung
mengeluh sakit
15.15 -Memodifikasi Kepala bagian
WIB lingkungan belakang dan pusing.
15.30 -Mengidentifikasi O:
WIB gangguan fungsi tubuh -Pasien tampak
yang mengakibatkan meringis, gelisah dan
kelelahan. lemas. TD :
178/92mmHg, Nadi :
96x/menit,
Suhu : 36,5oC,
RR : 22x/menit.
-Pasien tampak
tenang
A:
-Nyeri Akut belum
teratasi
-Gangguan pola tidur
belum teratasi
- Intoleransi aktivitas
belum teratasi
P:
Intervensi diteruskan
-
2. Jumat, 16 14.00 -Berkolaborasi pemberian S :
februri 2024 WIB analgetik -Nyeri bagian
belakang mulai
14.15 -Mengidentifikasi lokasi, berkurang, skala
WIB karakteristik, durasi, nyeri 3(0-10) setelah
frekuensi, kualitas, minum obat.
14.30 intensitas nyeri - Pasien mengatakan
WIB tidur jam 22.00 wib
-Mengidentifikasi pola dan terbangun
14.45 aktivitas sebanyak 2 x
WIB -Aktivitas hanya
-Mengidentifikasi jalan ke kamar mandi
gangguan fungsi tubuh dan kembali ke
30
yang mengakibatkan tempat tidur
kelemahan -pasien mengatakan
keluhan
- pusing sudah
berkurang sehingga
dapat melakukan
aktivitas ke kamar
mandi meskipun
dibantu keluarga.
O:
-Pasien kooperatif,
jika nyeri muncul
pasien menarik nafas
panjang.
TD : 145/84 mmHg
Nadi : 82 x/menit
RR : 22 x/menit
Suhu : 36,3oC
-Pasien tidur jam
22.00 wib dan
terbangun hanya
sekali.
- Pasien Kooperatif
A:
-Nyeri teratasi
sebagian
-Gangguan pola tidur
teratasi sebagian
-Intoleransi aktivitas
tertasi sebagian
P:
-Intervensi
diteruskan
-
3. 17 Februari 14.00 -Mengidentifikasi lokasi, S:
2024 WIB karakteristik, durasi, -Pasien mengatakan
frekuensi, kualitas, pusing dan nyeri
14.15 intensitas nyeri. bagian belakang
WIB -Menetapkan jadwal tidur berkurang, skala
rutin yang ditetapkan nyeri 2 (0-10).
- - pasien mengatakan
nyeri kepala
berkurang, bisa tidur
dengan nyenyak.
Pasien mengatakan
31
mematuhi jadwal
yang telah disepakati
kemarin
-pasien mengatakan
dapat melakukan
aktivitas mandiri.
O:
-Pasien tampak
tenang.
TD : 140/80 mmHg
Suhu : 36,3oC
Nadi : 83 x/menit
RR : 22 x/menit
-pasien kooperatif
A:
-Nyeri teratasi
-gangguan pola tidur
teratasi
-intoleransi aktivitas
teratasi
P:
Intervensi dihentikan
32
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian
dari berbagai sumber disusun secara sistematis untuk menilai dan menentukan
status kesehatan pasien (Hadinata & Abdillah, 2022). Sesuai dengan teori yang
ada penulis melakukan pengkajian pada Ny.T dengan mengobservasi dan melihat
rekam medis untuk memperoleh informasi seperti terapi apa saja yang diberikan,
februari 2024 diperoleh hasil pengkajian masalah yang dialami Ny.T yaitu
menunjukkan gejala yang dirasakannya yaitu pusing, sakit kepala, sulit tidur,
tekanan darah 178/92 mmHg, megeluh lemas sehingga sulit melakukan aktivitas.
Namun tanda dan gejala yang muncul berbeda-beda tiap individu, dan adapun
Pada tahap pengkajian terdapat persamaan antara kasus dan teori. Pasien
urin. Jika ginjal tidak beroperasi dengan efektif, natrium bisa menumpuk dalam
darah. Sebagai respon tubuh akan memproduksi lebih banyak cairan, memaksa
jantung dan pembuluh darah untuk bekerja lebih keras agar bisa memompa dan
33
mengedarkan darah. Selain garam dikonsumsi sesuai kebutuhan maka ginjal dapat
beroperasi dengan baik serta proses kimia dan fisiologi tubuh berjalan dengan
klinis terhadap reaksi klien mengenai masalah kesehatan yang ada baik actual
maupun potensial.
maslow yang terbagi menjadi lima tingkat prioritas yaitu kebutuhan fisiologis
keamanan dan keselamatan, mencintai dan dicintai, harga diri, dan tingkat lima
kebutuhan pasien. Perencanaan ini dibuat sesuai dengan data pengkajian dan
diagnosa yang ditegakkan tujuannya untuk mencegah komplikasi pada pasien dan
34
3x8 jam kepada Ny.T bertujuan untuk menurunkan tingkat nyeri dengan
kriteria hasil skala nyeri turun dari 4 menjadi 2, meringis menahan nyeri yang
tekanan darah membaik. Sesuai dengan SIKI yaitu dengan manajemen nyeri.
memperingan skala nyeri, berikan dan ajarkan teknik non farmakologi untuk
kontrol tidur sesuai dengan SLKI yang dilakukan selama 3x8 jam kepada Ny.
T bertujuan agar pola tidur pasien membaik dengan kriteria hasil keluhan sulit
meningkat. Sesuai dengan SIKI yaitu dengan dukungan tidur. Intervensi yang
dilakukan antara lain identifikasi pola aktivitas dan tidur, identifikasi faktor
35
3. Intervensi yang diagnosa intoleransi aktivitas berhubungan dengan
kelemahan sesuai dengan SLKI yang dilakukan selama 3x8 jam kepada Ny.T
kelelahan, monitor pola dan jam tidur, monitor lokasi dan ketidaknyamanan
tekanan darah tinggi pada penderita hipertensi dapat terjadi karena kurangnya
pembuluh darah diotak pecah dan melumpuhkan organ (Neng yulia maudi et
al., 2021).
36
intensitas nyeri, mengidentifikasi skala nyeri, mengidentifikasi faktor yang
jadwal tidur pasien dapat menepati jadwal tidur yang telah disepakati agar
pola tidur pasien menjadi lebih baik, menjelaskan pentingnya tidur cukup
selama sakit. Tidur yang cukup selama sakit sangat penting untuk
yang sudah ditetapkan yang bertujuan untuk mengatasi masalah yang dialami
37
pasien. Selama 3 hari implementasi yang dilakukan oleh penulis yaitu
memonitor pola dan jam tidur, memonitor pola dan jam tidur, memonitor
pada pasien.
evaluasi bertujuan untuk menilai sejauh mana keberhasilan dari diagnosa, intervensi,
Didapatkan data subjektif pasien mengatakan pusing dan nyeri kepala bagian
belakang mulai berkurang dengan skala nyeri 2 (1-10). Data objektif yang
dalam semalam bisa tidur dengan nyenyak, tidur pukul 22.00 dan mematuhi
jadwal tidur yang telah ditetapkan. Maka dapat disimpulkan masalah teratasi
38
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
39
BAB V
5.1 Kesimpulan
Hasil dari asuhan Keperawatan yang dilakukan pada tanggal 15 februari 2024
pada Ny.T dengan hipertensi di ruang ward lantai 3 Murni Teguh Pematangsiantar
pasien yaitu nyeri kepala skala nyeri 4, nyeri dirasakan pasien saat melalukan
aktivitas berlebih, tekanan darah pasien yaitu 161/81 mmHg. Nyeri kepala
2. Diagnosa Keperawatan
Masalah keperawatan yang muncul pada Ny.T dengan hipertensi ada 3 yaitu
Nyeri akut, gangguan pola tidur, dan intoleransi aktivitas berhubungan dengan
kelelahan.
keperawatan yang muncul sudah sesuai SLKI meliputi tujuan dan kriteria
40
5. Evaluasi yang didapatkan dari 3 masalah keperawatan yang muncul sudah
teratassi karena keluhan nyeri yang dirasakan pasien menurun, gangguan pola
5.2 Saran
Penulisan Asuhan keperawatan ini bagi rumah sakit yaitu untuk meningkatkan
wawasan supaya dapat menentukan diagnose dan intervensi yang tepat dalam
hipertensi.
3. Bagi Mahasiswa
41
DAFTAR PUSTAKA
Adam, A. G. A., Jeini, E. N., & Windy, M. V. W. (2018). Kejadian Hipertensi dan
Riwayat Keluarga Menderita Hipertensi di Puskesmas Paceda Kota Bitung.
Jurnal KESMAS, 7(5), 1-5.
Adistia, E. A., Dini, I. R. E., & Anisa, E.(2022). Hubungan antara rasionalitas
Penggunaan Antihipertensi terhadap Keberhasilan Terapi Pasien Hipertensi
di RSND Semarang. Generics : Journal of Researchin Pharmacy, 2(1), 24-
36. http://doi.org/10.14710/genres.v2il.13067.
Aditya, N. R., Mustofa, S., Studi, P., Dokter, P., Kedokteran, F., Lampung, U.,
Fisiologi, B., Kedokteran, F., & Lampung, U. (2023). Hipertensi : Gambaran
Umum Hypertension : An Overview. 11, 128-138.
Unger, B., Mooney, M., Patel, N., Dupont, A., & Kern, K. B. (2020). Coronary
angiography and Intervention in women resuscitated from sudden cardiac
death. Journal of the American Hearth Association, 9(7), e015629.
Alex, Chan., Leigh, Kinsman., Sally, Wai-chi, Chan. (2023). “I use Salt. However, I
also use Sauce, Oyster sauce, sometimes chilli sauce and..”. interviews with
Australians of Chinese ancestry regarding reducing salt consumption for
hypertension prevention. BMC Nursing.(2023)22;44.
https://doi.org/10.1186/s12912-023-01576-3.
Ayaturahmi, Muhmudah, R., & Tasalim, R. (2022). Hubungan Dukungan Keluarga
dan Peran Perawat Terhadap Motivasi Pengendalian Tekanan Darah pada
Penderita Hipertensi. SEHATRAKYAT (jurnal Kesehatan Masyarakat),
1(4), 284-294. https://doi.org/10.54259/sehatrakyat.vli4.1102.
Chawin, Sarinukul, Msc., Taweesak Janyacharoen, PhD., Wanida Donpunha, PhD,
Saowanee, Nakmareog, PhD., Wanida, Ruksapukdee, PT., Kittisak,
Sawanyawisuth, MD, PhD. (2023). The Effect of Stepping Excercice on
Blood Pressure, physical Performance, Quality of Life in Female Older
Adults With Stage 1 Hypertension : a randomized Controlled Trial.
CANDANA GERIATRICS JOURNAL, Volume 26, Issue 1, March 2023.
Fitri Tambunan, F., Nurmayuni, Rapiq Rahayu, P., Sari, P., Indah Sari, P., S.,
Depkes, Suling, F. R. W., Susilo, A., Rumende, C. M., Pitoyo, C. W.,
Santoso, W., D., Yulianti, M., Sinto, R., Singh, G., Nainggolan, L., Nelwan,
E. J., Khie, L., Widdani, A., Wijaya, E., Kesehatan, D. (2021). Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Indonesia. In Buku (Vol.8, Issue 2).
Habel, P. R. G., Silalahi, P. Y., & Taihutu, Y. (2019). Hubungan Kualitas Tidur
dengan Nyeri Kepala Primer pada Masyarakat Daerah Pesisir Desa Nusalaut,
Ambon. Smart Medical Journal, 1(2),47.
https://doi.org/10.1357/smj.vli2.28698.
42
Haryono. (2020). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Sistem Cardiovaskuler Untuk
Profesi Ners.
Kemenkes, (2019). Hari Hipertensi Dunia 2019 : “Know Your Number, kendalikan
Tekanan Darahmu dengan CERDIK”. KEMENKES RI
Kowalak, j. P., Welsh, W., & Mayer, B. (2011). Buku Ajar patofisiologi.alih bahasa
oleh Andri Hartono. EGC.
Marhabatsar, N. S., & Sijid, S. T. A. (2021). Review : Penyakit Hipertensi Pada
Sistem Kardiovaskular. November, 72-78.
Novitasari, Dwi & Wirakhmi, I.N. (2018). Penurunan Nyeri Kepala Pada Lansia
Dengan Hipertensi Menggunakan Relaksasi Autogenik Di kelurahan Mersi
Purwokwrto. Media Ilmu Kesehatan, 7(2), 104-113.
https://doi.org/10.30989/mik.v7i2.278).
Permilah, P., Maryani, A., & Wulandari, T. S. (2022). Upaya Penyelesaian Masalah
Defisit Pengetahuan Tentang Program Diet Hipertensi Melalui Tindakan
Edukasi Diet. Jurnal Keperawatan Karya Bhakti, 8(2), 50-56.
https://doi.org/10.56186/jkkb.103.
PPNI (2018b). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (1st ed).DPP.PPNI
PPNI. (2018a). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (1st ed). DPP PPNI
PPNI. (2018c). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (1st ed). DPP PPNI.
Riskesdas, (2018). Laporan Riskesdas 2018 Nasional. Pdf. In Lembaga Penerbit
Balitbangkes. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Saputra, S., & Huda, S.A. (2023). Penurunan Nyeri Kepala Melalui Teknik Relaksasi
Autogenik pada Penderita Hipertensi. 14(1), 345-353.
Suprapto, Hariati, Ningsih, O. S., Solehudin, A. F., Achmad, V. S., Ramadhan
Trybahari Sugiharno, Y.A. U., Wasilah, H, Tondok, S. B., Kismiyati, &
Rahmatilah, N. (2022). Keperawatan Medikal Bedah. In S. T. K. Dr. Neila
Sulung, S.Pd. Ns. M.Kes Rantika Maida Sahara (Ed), Bcg (Issue 021).
Tika, T. T. (2021). Pengaruh Pemberian Daun Salam (Syzygium polyanthum) pada
penyakit Hipertensi : Sebuah Studi Literarture. Jurnal medika, 03(01), 1260-
1265.
WHO (World Health Organization). (2022). Hypertension. Https://Who.Int/News-
room/Fact-sheets/Detail/Hypertension,1-131. http://apps.who.int/bookorders.
43
Zaqqi. (2023) The Effect of Progresive Muscle Relaxation (PMR) Exercise on Blood
pressure Reduction in Hypertensive Client : A Literature Review. Health
Science International Conference, Volume 2023.
44
45