Anda di halaman 1dari 38

PENGARUH TERAPI MUROTTAL Al-QUR’AN TERHADAP

PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN


HIPERTENSI DI PUSKESMAS BEUTONG
NAGAN RAYA

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh :

SAMSUL RIZAL
2214201238

PROGRAM STUDI NERS-S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FLORA
MEDAN
2024

i
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... iii
DAFTAR BAGAN .......................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... 4
1.4 Hipotesa Penelitian ................................................................... 5
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Konsep Hipertensi .................................................................... 7
2.2 Terapi Murottal Al-Qur’an ....................................................... 15
2.3 Konsep Lansia .......................................................................... 18

BAB III KERANGKA KONSEP DAN METODE PENELITIAN


3.1 Desain Penelitian ...................................................................... 22
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 22
3.3 Populasi dan Sampel................................................................. 23
3.4 Metode Pengumpulan Data ...................................................... 24
3.5 Variabel dan Definisi Operasional ............................................ 24
3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas .................................................... 28
3.7 Pengolahan Data ....................................................................... 29
3.8 Analisa Data ............................................................................. 30

DAFTAR PUSTAKA

ii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Tabel Klasifikasi Hipertensi ....................................................... 10


Tabel 3.1 Definisi Operasional .................................................................... 25

iii
DAFTAR BAGAN

Halaman
Bagan 2.1 Patofisiologis Hipertensi ............................................................. 11
Bagan 2.2 Kerangka Konsep ........................................................................ 21

iv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan utama setiap negara.

Penderita hipertensi sudah mencapai seperempat jumlah populasi penduduk dunia

data Word Health Organization dan International Society Of Hipertensi (ISH).

Memuat saat ini terdapat 600 juta penderita hipertensi di seluruh dunia.(Umam et

al., 2023)

Menjadi tua merupakan siklus kehidupan yang terjadi di dalam kehidupan

manusia. Menjadi lansia bukan suatu penyakit, namun tahap usia lanjut dari suatu

proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk

beradaptasi dari stress lingkungan. Lansia secara biologis secara terus menerus

mengalami proses penuaan yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik

yaitu semakin rentannya terhadap penyakit yang dapat menyebabkan kematian.

(Sri Nur Hartiningsih et al, 2022)

Hipertensi terutama menyerang pada usia dewasa tengah dan lansia,

peningkatan tekanan darah sistolik terkait usia adalah faktor utama penyebab

tingginya insidensi hipertensi pada lansia, Tidak seperti tekanan darah diastolic

yang cenderung naik sampai usia 50 tahun, kemudian turun dan tekanan darah

sistolik akan terus naik seiring dengan penuaan (Priscilia,2021 dalam Harmawati

& Helena Patricia, 2020)

Hipertensi adalah keadaan seseorang yang mengalami peningkatan

tekanan darah di atas normal yaitu 140/90 mmHg atau lebih dari 140/90 mmHg.

1
2

Penatalaksanaan hipertensi di bagi menjadi dua bagian yaitu farmakologis

dan non farmakologis, terapi farmakologis atau obat kimia yang biasa di berikan

antara lain ialah obat-obatan jenis diuretic seperti HCL (hidroklorotiazid),

propanalol, penghambat simpatetik seperti metildopa, vasodilator, seperti

hidralasin, dan masih banyak jenis lainnya, (Umam et al., 20 23)

Penatalaksanaan hipertensi bertujuan untuk menurunkan resiko serangan

jantung, gagal jantung, dan stroke yang disebabkan oleh hipertensi.Adapun terapi

nonfarmakologis adalah tanpa menggunakan agen obat dalam proses terapinya

sehingga tidak menimbulkan efek samping. Penatalaksanaan nonfarmakologis

hipertensi dapat dijadikan sebagai pendamping atau pendukung terapi

farmakologis yang sudah didapatkan (Bere, Slemetzer, 2011) Salah satu terapi

nonfarmakologis yang dapat digunakan adalah terapi murrotal. Salah satu jenis

terapi komplementer yang saat ini dikembangkan dengan tujuan untuk

merelaksasikan pasien dan sedang mulai digunakan adalah jenis terapi religi.

Terapi murottal bekerja pada otak, dimana ketika didorong dengan rangsangan

dari luar (terapi Al-Quran) maka otak memproduksi zat kimia yang disebut

neuropeptide. Molekul-molekul ini mengangkut reseptor-reseptor mereka yang

ada didalam tubuh sehingga tubuh memberi umpan balik berupa rasa nyaman

(Hajiri, Pujiastuti, & Siswanto, 2019 dalam Sri Nur Hartiningsih et al, 2022)

Surah Al-Qur’an yang digunakan dalam penelitian ini adalah surah Ar-

Rahman yang memiliki arti Yang Maha Pemurah merupakan surah ke 55 di dalam

AlQur’an terdiri dari 78 ayat. Surah ini merupakan surah kasih sayang yang

mempunyai karakter ayat pendek sehingga ayat ini nyaman didengarkan dan akan
3

menimbulkan efek relaksasi oleh pendengar atau orang awam. (Umam et al.,

2023)

Berdasarkan data yang di peroleh dari WHO tahun 2019 diketahui bahwa

jumlah orang dewasa dengan hipertensi meningkat dari 594 juta pada tahun 1975

menjadi 1,13 miliar pada tahun 2015 , penyakit ini berkembang dengan pesat di

negara-negara yang berpenghasilan rendah dan menengah, peningkatan ini

terutama di sebabkan oleh peningkatan faktor resiko hipertensi pada populasi

tersebut, pravelensi hipertensi tertinggi yaitu di wilayah afrika (27%) sedangkan

hipertensi terendah yaitu di wilayah amerika yaitu (18%). (WHO 2019 dalam

Feranalia et al., n.d.)

Berdasarkan data yang di peroleh dari riset kesehatan dasar (RISKESDAS

: 2018), menyatakan pravelensi hipertesi bedasarkan hasil pengukuran pada

penduduk usia ≥ 18 tahun sebesar 34,1%, tertinggi di Kalimantan selatan (44,1%),

sedangkan terendah di papua barat sebesar (22,2%), Estimasi jumlah kasus

hipertensi di Indonesia sebesar 63.309.620 orang, Sedangkan angka kematian di

Indonesia akibat hipertensi sebesar 427.218 kematian. Hipertensi terjadi pada

kelompok umur 31 – 44 tahun (31,6%), umur 45 – 54 tahun (45,3%), umur 55 –

64 tahun (55,2%). (P2PTM Kemenkes 2020)

Menurut hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Oktarosada &

Pangestu, 2020 dalam Setiawan et al., 2022) Menunjukkan bahwa terapi murottal

Al-Qur’an Surah Ar-Rahman berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah

pada pasien hipertensi, rata-rata tekanan darah sebelum dilakukan terapi murottal

Al-Qur’an Surah Ar-Rahman adalah sistolik 185,30 mmHg dan diastolik 105,60
4

mmHg dan setelah dilakukan terapi murottal Al-Qur’an Surah Ar- Rahman adalah

sistolik 105,10 mmHg dan diastolik 87,60 mmHg.Hal ini berarti terdapat

pengaruh terapi murottal Al-Qur’an Surah Ar- Rahman terhadap penurunan

tekanan darah pada penderita hipertensi.

Berdasar kan hasil penelitian terdahulu dari (Umam et al., 2023).

menunjukkan tekanan darah sebelum dan sesudah dilakukan terapi murottal

Qur’an, pada hari pertama terjadi penurunan tekanan darah dari 170/90 mmHg

menjadi 168/86 mmHg. Pada hari kedua dari 207/90 menjadi 170/90 mmHg. Pada

hari ketiga terjadi penurunan dari 172/90 mmHg menjadi 165/85 mmHg(Umam et

al., 2023).

Berdasarkan uraian masalah pada latar belakang diatas penulis tertarik

untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang “ Pengaruh Teraphy Murottal

Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi Di

Puskesmas Beutong Nagan Raya “

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas penulis merumuskan

permasalahan penelitian yaitu “Adakah Pengaruh Teraphy Murottal Terhadap

Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya Pengaruh Teraphy

Murottal Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Dengan

Hipertensi.
5

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui karakteristik responden (jenis kelamin, umur)

2. Mengetahui darah sistole sebelum dilakukan intervensi

3. Mengetahui tekanan darah sistole setelah dilakukan intervensi

4. Menganalisis Pengaruh Teraphy Murottal Terhadap Penurunan Tekanan Darah

Pada Lansia Dengan Hipertensi

1.4 Hipotesa

Ha : Ada Pengaruh Teraphy Murottal Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada

Lansia Dengan Hipertensi.

Ho : Tidak ada Pengaruh Teraphy Murottal Terhadap Penurunan Tekanan Darah

Pada Lansia Dengan Hipertensi

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Peneliti

Dapat memperoleh pengetahuan dan menambah wawasan tentang

Pengaruh Teraphy Murottal Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia

Dengan Hipertensi serta sebagai implementasi ilmu dan teori yang didapatkan

selama mengikuti perkuliahan di STIKes Flora.

1.5.2 Bagi Masyarakat

Diharapkan dapat menjadi masukan bagi masyarakat umum khususnya

orang tua tentang pentingnya Teraphy Murottal Terhadap Penurunan Tekanan

Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi.


6

1.5.3 Bagi Peneliti Lain

Dapat menambah pengetahuan dan bahan acuan untuk penelitian selanjutnya

tentang Pengaruh Teraphy Murottal Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada

Lansia Dengan Hipertensi


BAB II

TINJAUAN PUSAKA

2.1 Konsep Hipertensi

2.1.1 Pengertian Hipertensi

Hipertensi adalah suatu kondisi atau keadaan di mana seseorang

mengalami kenaikan tekanan darah di atas batas normal yang akan menyebabkan

kesakitan bahkan kematian. Seseorang akan di katakan hipertensi apabila tekanan

darah nya lebih dari 140/90 mmHg.Tekanan darah naik bila terjadinya

peningkatan sistole, yang tingginya tergantung dari masing-masing individu yang

terkena, dimana tekanan darah berfluaksi dalam batas-batas tertentu, tergantung

posisi tubuh, umur, dan tingkat stress yang di alami (Fauziah et al., 2021)

Hipertensi adalah kondisi tekana darah sistoik lebih dari 140 mmHg, dan

tekanan darah siastolic lebih dari 90 mmHg,berdasarkan pada dua kali

pengukuran atau lebih (Brunner & Suddart,2013 dalam Micku et al., 2020)

Menurut (Feranalia et al., n.d.) Penyakit hipertensi menjadi permasalahan

kesehatan utama di Negara maju dan Negara berkembang, hipertensi merupakan

penyakit yang tidak menular dan merupakan penyebab kematian nomor satu

secara global (Mahfud et al., 2019). Hipertensi adalah suatu keadaan dimana

tekanan darah menjadi naik karena gangguan pada pembuluh darah yang

mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi terganggu sampai ke jaringan tubuh

yang membutuhkannya (Puspita et al., 2019). Menurut WHO (World Health

Organization) Hipertensi adalah tekanan darah sistolik yang sama dengan atau di

7
8

atas 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik sama dengan atau di atas 90

mmHg (Sakinah et al., 2020; Harsismanto et al.,).

2.1.2 Etiologi

Hipertensi merupakan suatu penyakit dengan kondisi medis yang

beragam. Bagi sebagian besar pasien dengan tekanan darah tinggi, penyebabnya

tidak diketahui. Ini diklasifikasikan sebagai hipertensi primer atau esensial.

Sebagian kecil pasien memiliki penyebab spesifik tekanan darah tinggi, yang

diklasifikasikan sebagai hipertensi sekunder. Lebih dari 90% pasien dengan

tekanan darah tinggi memiliki hipertensi primer. Hipertensi primer tidak dapat

disembuhkan, tetapi dapat dikontrol dengan terapi yang tepat (termasuk

modifikasi gaya hidup dan obat-obatan). Faktor genetik dapat memainkan peran

penting dalam pengembangan hipertensi primer. Dimana bentuk tekanan darah

tinggi ini cenderung berkembang secara bertahap selama bertahun-tahun (Kayce

Bell & June Twiggs, 2018).

Kurang dari 10% pasien dengan tekanan darah tinggi memiliki hipertensi

sekunder. Hipertensi sekunder disebabkan oleh kondisi medis atau pengobatan

yang mendasarinya. Mengontrol kondisi medis yang mendasarinya atau

menghilangkan obat-obatan penyebab akan mengakibatkan penurunan tekanan

darah sehingga menyelesaikan hipertensi sekunder. Bentuk tekanan darah tinggi

ini cenderung muncul tiba-tiba dan sering menyebabkan tekanan darah lebih

tinggi daripada hipertensi primer (Kayce Bell & June Twiggs, 2018).
9

2.1.3 Klasifikasi Hipertensi

Klasifikasi hipertensi dapat di bedakan berdasarkan penyebabnya dan

berdasarkan derajat tekanan darah.

a. Berdasarkan Penyebabnya

1) Hipertensi primer, Hipertensi primer atau esensial adalah jenis yang paling

umum dari Hipertensi. Hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui

(idiopatik), hipertensi primer tidak dapat disembuhkan, tetapi dapat

dikontrol dengan terapi yang tepat (termasuk modifikasi gaya hidup dan

obat-obatan). Faktor genetik dapat memainkan peran penting dalam

pengembangan hipertensi primer (Kayce Bell, June Twiggs, 2018).

2) Hipertensi sekunder, Hipertensi yang diketahui penyebabnya. Kurang dari

10% pasien dengan tekanan darah tinggi memiliki hipertensi sekunder.

Hipertensi sekunder disebabkan oleh kondisi medis atau pengobatan yang

mendasarinya, misalnya penyakit ginjal, tiroid, obat pil KB, dekongestan

dan lainnya (Kayce Bell, June Twiggs, 2018)

b. Berdasarkan Derajat Tekanan Darah

1) Tekanan darah bervariasi pada populasi dan cenderung untuk meningkat

sesuai bertambahnya usia. Risiko terjadinya komplikasi vaskuler

meningkat dengn progresif dan berbanding lurus dengan kenaikan tekanan

darah sehingga menentukan tahapan dari hipertensi masih diperdebatkan.


10

Tabel 2.1 derajat hipertensi menurut JNC 7 (Seventh Report of The

Joint Committee on Prevention, Detection, Evluation, and treatment of

High Blood Pressure) (Majernick & Madden, 2003) :

No Katagori Sistolik Dan/Atau Diastolik


1. Normal < 120 mmHg Dan < 80
mmHg
2. Prehipertensi 120-139 Atau 80-89
mmHg mmHg
3. Hipertensi 140 – 159 Atau 90-99
tingkat I mmHg mmHg
4. Hipertensi > 160 mmHg atau > 100
tingkat II mmHg

2.1.4 Tanda Dan Gejala

Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menunjukkan gejala

sampai bertahun – tahun. Oleh karena itulah hipertensi dikenal sebagai silent

killer. Pada pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan

darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina, seperti

perdarahan, eksudat, penyempitan pembuluh darah, dan atau edema pupil.

Gejala – gejala hipertensi bervariasi pada masing – masing individu dan

hampir sama dengan gejala penyakit lainnya. Adapun gejala klinis yang dialami

oleh penderita hipertensi biasanya berupa,Sakit kepala, cepat lelah, Mual dan

muntah, Sesak napas, Napas pendek (terengah-engah), Gelisah, Pandangan

menjadi kabur, Mata berkunangkunang, Mudah marah, Telinga berdengung, Sulit

tidur, Rasa berat di tengku


11

2.1.5 Pathway

1. Pathway

Faktor yang dapat di kontrol faktor yang tidak dapat di kontrol

obesitas Stres merokok Konsumsi Konsumsi umur Jenis


garam alkohol kelamin
berlebih
Pria lebih
Darah yang Hormon p. Elastisitas rentan
berlebih endofrin pembuluh Keasaman darah dinding aorta
beredar di p. pembuluh
darah meningkat
beresiko p. darah Umur ke atas
Darah Aldosteron p.
meningkat Menghalan Jantung di pembuluh
Garam dapat
gi arus paksa darah
menyerap air
Frekuesni darah memompa
denyut secara
jantung normal Volume darah
meningkat meningkat

hipertensi

Otak ginjal Pembuluh


darah

Pembuluh darah Vasokontraksi


Vasokontraksi
otak menigkat pembuluh darah

Suplai O2 menurun Rangsang Afterload fatique


meningkat
aldosteron

Nyeri
Resiko Intoleransi
Kelebihan penurunan aktivitas
volome cairan curah jantung
Gangguan pola
tidur

Bagan 2.1 Pathway Hipertensi


Sumber: Emadwian (2015)
12

2.1.6 Pencegahan

Hipertensi primer tidak bisa disembuhkan, namun bisa dicegah agar penderita

tetap dapat hidup sehat. Caranya adalah sebagai berikut:

1) Rutin berolah raga

Aktif secara fisik bisa menurunkan risiko hipertensi hingga 50%.

Disarankan berolahraga sekitar 30 menit per hari, dilakukan minimal 3

kali dalam seminggu. Jenis olahraga yang dilakukan tidak perlu berat.

Olahraga ringan, seperti jalan kaki atau jogging. Dan senam hipertensi.

2) Terapkan pola makan yang tepat

Menerapkan diit rendah garam, membatasi makanan olahan, seperti fast

food, dan memperbanyak makan buah-buahan, sayuran seperti kacang-

kacangan dan biji-bijian utuh.

3) Berhenti merokok

Merokok atau kerap terpapar asap rokok dapat merusak dinding

pembuluh darah dan meningkatkan risiko hipertensi

4) Mengelola stres dengan baik

Agar hipertensi esensial dapat terkendali dengan baik, belajarlah untuk

mengatasi stres, misalnya dengan mengikuti kelas yoga, menulis buku

harian, atau berbagi cerita dengan teman dan keluarga.

5) Batasi konsumsi alkohol

Hindari minuman berakohol. Minuman mengandung alkohol dapat

berisiko terjadinya hipertensi.


13

2.1.7 Komplikasi

Penyakit Hipertensi Primer ini dapat menyebabkan penyakit lain seperti:

penyakit pembuluh darah seperti : Atelosklerosis (pengerasan pembuluh darah)

dan stroke, penyakit ginjal kronis, Penyakit Jantung seperti : hipertrofi ventrikel

kiri (pembesaran Jantung), gagal jantung, retinopati, diseksi aorta dan penyakit

jantung iskemik (IHD).

2. Hipertensi Sekunder

a. Pengertian Hipertensi Sekunder

Menurut Micku et al., (2020), Hipertensi sekunder adalah kondisi tekanan

darah tinggi yang disebabkan oleh penyakit tertentu.

b. Penyebab Hipertensi Sekunder

Hipertensi sekunder dapat disebabkan oleh berbagai kondisi kesehatan, seperti:

1) Penyakit Ginjal, dikarenakan terganggunya hormone renin, dimana

hormone renin ini membantu mengendalikan tekanan darah.

2) Penyakit kelenjar Tiroid dan Paratiroid

3) Gangguan Bernafasa saat tidur (sleep apnea)

4) Penyakit pembuluh darah di Aorta (koarktasio aorta)

5) Obesitas

6) Mengkonsumsi Obat-obatan (KB, antidepresan, dan obat antiinflamasi

nonsteroid).
14

c. Tanda Dan Gejala Hipertensi Sekunder

Gejala hipertensi sekunder keluhan sakit kepala terus-menerus, pusing,

kelelahan, berdebar-debar, sesak, pandangan kabur atau penglihatan ganda dan

juga mimisan.

d. Pencegahan Hipertensi Sekunder


Cara yang tepat untuk mencegah hipertensi sekunder adalah melakukan

pengobatan terhadap penyebab dari hipertensi sekunder tersebut. Sedangkan

untuk mencegah hipertensi secara umum, terapkanlah pola hidup yang sehat.

1) Mengonsumsi makanan berserat tinggi dan rendah lemak, seperti buah,

sayur, gandum utuh, dan produk susu rendah lemak, mengurangi asupan

lemak jenuh.

2) Mengurangi konsumsi makanan tinggi garam. Ketentuan konsumsi garam

3) Menjaga berat badan ideal, untuk mencegah obesitas yang dapat

memperburuk hipertensi.

4) Berolahraga secara rutin.

5) Membatasi /berhenti konsumsi alkohol dan berhenti merokok.

6) Mengelola stres dengan dengan Teknik relaksasi, misalnya relaksasi nafas

dalam, Relaksasi Otot Progresif, Sholat, relaksasi musik, Tertawa, Yoga,

Meditasi, dll)

e. Komplikasi

Penyakit Hipertensi Primer ini dapat menyebabkan penyakit lain seperti:

penyakit pembuluh darah seperti Stroke dan Ensefalopati (kerusakan otak

,penyakit jantung seperti Infark miokard, Penyakit Gagal ginjal dan Kejang yang

terjadi pada wanita hamil dengan preeklamsi (Micku et al., 2020).


15

2.2 konsep terapi murrotal

a definisi murrotal Alqur’an

Al-Qur’an secara bahasa berasal dari kata qara’a, yaqra’u, wa qur’anan

yang artinya menghimpun atau mengumpulkan. Menurut para ulama Ushul Fiqh,

Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW

secara bertahap melalui perantara Malaikat Jibril yang merupakan pahala dengan

membaca kitab suci, yang dimulai dengan surah Al-Fatihah dan diakhiri dengan

surah An-Nas (Syarbini & Jamhari, 2012 dalam Indri et al., 2021)

b manfaat murottal alqur’an terhadap kesehatan

Murottal menurut berasal dari bahasa arab yaitu َ ‫ َر‬berarti menyanyikan

(Yunus, 2015 dalam Indri et al., 2021) ).

Kata “َ ‫ “ َر‬juga terdapat di dalam surah Al-Muzammil ayat 4 artinya :

“ atau lebih dari (seperdua) itu, dan bacalah AlQur’an itu dengan perlahan-lahan”.

Murottal Al-Qur’an merupakan rekaman suara Al-Qur’an yang dilagukan

oleh seorang qori’ (Lilin dan Hesti, 2017). Murottal memiliki irama yang teratur

dengan tempo yang konstan. Bacaan Al-Qur’an mengandung isi yang puitis dan

pelafalan berirama sehingga nyaman untuk didengar bahkan bagi orang yang tidak

terbiasa membaca Al-Qur’an dan nonArab (Nakhavali dan Seyyedi, 2013 dalam

Indri et al., 2021)

Efek murotal Al-Qur’an dalam kesehatan antara lain sebagai berikut.

1) Menurunkan kecemasan Murottal Al-Qur’an memiliki hasil signifikan

dalam menurunkan kecemasan pasien praoperasi. Penelitian yang


16

dilakukan oleh Atmaja dan Saputra (2020) mendapatkan hasil yang

signifikan terhadap kelompok intervensi yakni pasien katarak yang

mendapatkan murottal sebelum operasi. Hasil signifikan juga didapatkan

oleh Maulana, Elita dan Misrawati (2015)

2) Menurunkan tingkat depresi Penelitian Rafique, Anjum dan Raheem

(2019) mendapatkan hasil bahwa tingkat depresi kelompok muslim wanita

yang mendapatkan intervensi murottal Al-Qur’an surah Ar-Rahman lebih

menurun signifikan dibandingkan kelompok kontrol. Selain pada

kelompok wanita muslim, murottal Al-Qur’an juga dapat menurunkan

tingkat depresi pada lansia (Amana dan Purnamasari, 2017). Kombinasi

murottal Al-Qur’an dengan logoterapi juga efektif dalam meningkatkan

kualitas hidup pasien wanita dengan gangguan depresi mayor (Jahangiri

dan Mohammadi, 2018)

3) Memperbaiki kualitas tidur Penelitian yang dilakukan oleh Oktora dan

Purnawan (2018) memberikan hasil perbedaan yang bermakna antara

kualitas tidur sebelum dan sesudah pemberian terapi murottal Al-Qur’an

pada lansia. Peningkatan kualitas tidur juga didapatkan dalam penelitian

oleh Wuryaningsih dkk. (2018) kepada mahasiswa keperawatan yang

diberikan intervensi murottal AlQur’an.

4) Meningkatkan memori Murottal Al-Qur’an dapat meningkatkan

kemampuan penyerapan memori. Suteja Putra dkk. (2018) dalam

penelitiannya mendapatkan hasil tes memori yang lebih tinggi pada

responden yang telah mendengar murottal Al-Qur’an dibandingkan


17

sebelum mendapat intervensi. Memori kerja yang diukur dengan digit span

test juga meningkat pada kelompok mahasiswa yang diberikan murottal

Al-Qur’an (Aziza, Wiyono dan Fitriani, 2019 dalam Indri et al., 2021).

5) Menurunkan tekanan darah tinggi

Lantunan Al-Qur‘an juga sangat berpengaruh terhadap tubuh manusia

dikarenakan mampu mengaktifkan hormon endorfin secara alami, sehingga

tekanan darah dapat menurun dan memperlambat denyut nadi, pernafasan, dan

detak jantung (Wahyuni, 2020 dalam Setyawati & Aisah, 2023)

c murottal surah ar-rahman

Rekaman surah ar-rahman sudah dipelajari serta teruji efektif adapun

pengaruh terapi pembacaan Al Quran berupa adanya perubahan-perubahan arus

listrik di otot, perubahan sirkulasi darah, perubahan detak jantung, dan kadar

darah pada kulit. Perubahan tersebut menunjukkan adanya relaksasi atau

penurunan ketegangan urat saraf reflektif yang mengakibatkan terjadinya

pelonggaran pembuluh nadi dan penambahan kadar darah dalam kulit, diiringi

dengan penurunan frekuensi detak jantung. Terapi musik dan terapi murotal ini

bekerja pada otak, dimana ketika didorong oleh rangsangan dari luar (terapi musik

Al Quran), maka otak akan memproduksi zat kimia yang disebut neuropeptide.

Molekul ini akan menyangkutkan ke dalam reseptor-reseptor mereka yang ada di

dalam tubuh dan akan memberikan umpan balik berupa kenikmatan atau

kenyamanan (Hafifa Transyah, 2019).


18

2.3 Konsep Lansia

2.3.1. Definisi lansia

Menurut mahendro prasetyo : 2020. Lanjut usia (Lansia) adalah seseorang

yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas, berdasarkan word population ageing,

pada tahun 2019 terdapat lebih dari 703 juta lansia secara global,

Jumlah lansia di indonesia pada tahun 2019 mencapai 9,60 persen atau

sekitar 25,64 juta orang, semakin banyak bertambah nya usia tubuh menjadi

semakin rentan mengalami gangguan kesehatan di karenakan menurun nya

fungsi-fungsi organ sehingga lansia harus memiliki manajemen yang tepat dalam

menjaga kesehatan.

a. Perubahan pada lansia

1. Menurunnya fungsi pendengaran seperti suara terdengar tidak jelas,

kata-kata sulit di mengerti.

2. Menurunya fungsi penglihatan.

3. Kulit lansia menjadi kendur, kering, berkerut, kulit menjadi tipis dan

berbercak.

4. Menurunya kekuatan tubuh dan keseimbangan tubuh, kepadatan tulang

pada lansia berkurang, sendi lebih rentan mengalami gesekan, struktur

otot mengalami penuaan.

5. Perubahan fungsi pernapasan dan kardiovaskular.

6. Kehilangan gigi dan indra pengecapan dan penciuman menurun.


19

7. Menurunnya fungsi kognitif seperti daya ingat, kemampuan belajar,

kemampuan asalahmemahami, kemampuan memecahkan masalah dan

kemampuan dalam mengambil keputusan

b. Maslah kesehatan yang sering muncul pada lansia

1. Hipertensi (tekanan darah tinggi)

Hipertensi adalah tekanan darah sistolik seseorang lebih dari 140

mmHg atau tgekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg ( the joint

nstionsl community on preventation, detection, evalation and treatment

of high blood preassure 8 (jnc-8, 2014)

1) Tanda dan gejala

a). Sakit kepala

b). Kelelahan

c). Mual dan muntah

d). Sesak nafas

e). Nafas pendek (terengah-rengah)

f). Gelisah

g). Pandangan menjadi kabur

h). Mata berkunang kunang

i). Mudah marah

j). Telinga berdengung

k). Sulit tidur

l). Rasa berat di tengkuk


20

c. Penatalaksanaan

1. Penurunan berat badan

Menganti makan tidak sehat dengan memperbanyak asupan sayuran dan

buah-buahan dapat memberikan manfaat

2. Mengurangi asupan garam

Menguragi makan cepat saji, makanan kaleng, daging olahan dan

sebagainya, dianjurkan untuk asujpan garam tidak melebihi 2 gr/ hari

3. Olahraga

Olahraga yang dilakukan secara teratur sebanyak 30-60 menit/ hari,

minimal 3 hari /minggu , dapat menolong penurunan tekanan darah,

terhadap pasien yang tidak memiliki waktu untuk berolahraga secara

khusus, sebaiknya harus tetap dianjurkan untuk berjalan kaki.

4. Mengurangi kosumsi alkohol

Kosumsi alkohol lebih dari 2 gelas per hari pada pria atau 1 gelas per hari

pada wanita dapat meningkatkan tekanan darah.

5. Berhenti merokok

Merokok merupakan salah satu faktor resiko utama penyakit

kardiovaskular, dan sebaiknya pasien dianjurkan untujk berhenti merokok

d. Komplikasi apabila tidak terkontrol dapat menyebabkan :

1. Stroke (gangguan pembulu darah otak)

2. Gagal ginjal

3. Gagal jantung

4. Gangguan pennglihatan
21

e. Cara pencegahan

1. Cara pencegahannya antara lain

a) Mengurangi makanan yang megandung banyak garam

b) Berfikir dan bersikap positif

c) Mengelola stres dengan baik

d) Cek kesehatan rutin ke fasilitas kesehatan terdekat

e) Minum obat secara teratur sesuai dengan petunjuk dokter

f) Tidak merokok.

2.4 Kerangka Teori

Bedasarkan teori-teori yang telah di bahas dalam tinjauan kepustakaan,

maka kerangka teoritis sebagai berikut :

Penyebab Hipertensi
Faktor yang mempengaruhi
tekanan darah : 1. Hipertensi Primer
2. Hipertensi Sekunder
1. Tidak Dapat Diubah
a. Usia
b. Keturunan
2. Dapat Diubah
a. Konsumsi garam
b. Kolesterol
c. Kafein Hipertensi Terapi Farmakologi
d. Alkohol
e. Obesitas
f. Kurang olahraga
g. Merokok Terapi Non Farmakologi
1. Modifikasi hidup
Penurunan 2. Mengatur pola makan
Tekanan Darah 3. Manajemen stress : Meditasi
Murottal Al-Qur’an

Bagan 2.2 Kerangka Teori

Sumber : Fauzi (2014), Smeltzer (2013). Kotchen (2018), Muhammadun (2010)


BAB 3

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian pre eksperimental dengan desain pretest-

postest without control group. Responden dalam penelitian ini hanya satu

kelompok intervensi. Teknik pengambilan data penelitian dilakukan sebelum dan

sesudah dilakukan intervensi pada responden (Nursalam, 2017). Desain ini

digunakan untuk mengetahui pengaruh Murottal Al-Qur’an terhadap penurunan

tekanan darah pada lansia dengan hipertensi.

Subyek Pre Test Perlakuan Post Test

R O1 XI O2

Keterangan :

R : Responden Penelitian

O1 : Observasi Tekanan Darah Sebelum Perlakuan

O2 : Observasi Tekanan Darah Setelah Perlakuan

XI : Intervensi (Murrotal Al-Qur’an)

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di Puskesmas Beutong

Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya

22
23

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Februari Tahun 2024

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah kelompok objek untuk diamati dan mempunyai

karakteristik sesuai dengan kriteria penelitian (Miltenberger & Weil, 2012),

populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang berobat jalan di

Puskesmas Beutong Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2018). Dalam Metode pengambilan sampel pada

penelitian ini menggunakan Non Probability Sampling yaitu dengan Purposive

Sampling sesuai dengan kriteria inklusi, penentuan responden adalah sejumlah

lansia yang menderita hipertensi yang dirawat di Puskesmas Beutong Kecamatan

Beutong Kabupaten Nagan Raya.

Adapun kriteria inklusi adalah sebagai berikut :

a. Responden dengan karakteristik hipertensi stage I dan Stage II

b. Laki-laki dan perempuan

c. Beragama Islam

d. Bersedia menjadi Responden

e. Bersedia mengikuti terapi Murrotal Al-Qur’an


24

Sedangkan kriteria ekslusi pada penelitian ini yaitu :

a. Tidak bersedia mengikuti penelitian sampai akhir

b. Menderita gangguan pendengaran

3.4 Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan data

primer dan data sekunder :

3.4.1 Data Primer

Data primer merupakan data yang didapatkan langsung dari responden

(Sugiyono, 2015). Pada penelitian ini data primer yang digunakan adalah identitas

responden dan riwayat kontrol tekanan darah dengan wawancara kuesioner.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber data yang didapatkan oleh peneliti melalui

pihak lain atau dokumen terkait ( Sugiyono, 2017). Pada penelitian ini data

sekunder yang digunakan adalah rekam medik Di Puskesmas Beutong

3.5 Variabel dan Definisi Operasional

3.5.1 Variabel Penelitian

Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki anggota suatu kelompok

yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain (Sugiyono, 2017). Dalam

penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diukur yaitu:

a. Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau nilainya

menentukan variabel lain. Variabel independen dalam penelitian ini adalah

Murottal Al-Qur’an
25

b. Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi nilainya ditentukan

oleh variabel lain. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tekanan

darah

3.5.2 Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Hasil Ukur Skala


Penelitian
Variabel Murottal adalah pembacaan Peneliti Dari hasil Interval
Independen : Al-Qur’an oleh sesorang qori melakukan pengukuran dapat
Murottal Al- (pembaca Al-Qur’an). Bacaan penelitian dinilai apabila
Qur’an Al-Qur’an diyakini dapat menggunakan responden
menurunkan tekanan darah, handphone mendengarkan
meningkatkan sensasi rileks peneliti untuk murottal :
dan mengurangi rasa mendengarkan < 10 menit : buruk
ketakutan, gelisah dan tegang rekaman murottal mendnegarkan
(Pratiwi et al., 2015). Al;Qur’an sura >10 menit : baik
Ar-Rahman
selama 10 menit
yang dibacakan
oleh Muzammil
dengan volume
standar

Variabel Suatu keadaan dimana Pemeriksaan Hasil dapat diperoleh Interval


Dependen : sesorang memiliki tekanan tekanan darah apabila tekanan
Tekanan Darah darah hipertensi stage I (TD dengan darah sistole 110-120
Sistolik > 140 mmHg dan TD menggunakan mmHg dan tekanan
Diastolik > 90 mmHg) tensimeter one darah Diastole 60-
Stage 2 (TD Sistolik > 160- med dan 80mmHg
179 mmHg dan TD Diastolik menggunakan (Kemenkes, 2019)
> 100-109 mmHg) stetoskop dengan
cara yaitu
memasangkan
manset dilengan
kiri kmeudian
raba arteri
brakealis dan
letakkan stetoskop
pada arteri dan
pompa bola
tensimeter lalu
amati jarumnya
dan tentukan
detak sistole dan
diastolenya
(Widyastuti,
2015)
26

3.6 Metode Pengukuran

Dalam penelitian ini menggunakan dua metode pengukuran yaitu :

a. SOP Pengukuran Tekanan Darah

1) Tensimeter adalah alat yang dipergunakan untuk mengukur tekanan darah

responden. Tensimeter yang dipergunakan dalam penelitian ini

menggunakan tensimeter jenis Aneroid dengan merek Onemed

2) Penelitian ini menggunakan sebuah kuesioner yang berisi karakteristik

dari responden seperti usia, gender, riwayat hipertensi didalam keluarga,

riwayat perokok dan konsumsi obat anti hipertensi

3) Adanya lembar observasi hasil pemeriksaan tekanan darah menggunakan

tensimeter sebelum dan setelah dilakukan hipertensi

b. SOP Murottal Al-Qur’an (Pratiwi et al., 2015)

1) Jelaskan prosedur dan surah yang akan diberikan pada terapi murottal

yaitu menggunakan surah Ar-Rahman Ayat 1-78 dengan Qori Muzammil

2) Alat yang digunakan yaitu menggunakan Handphone dan Headset

a) Berikan kesempatan klien bertanya sebelum kegiatan dilakukan

b) Menanyakan keluhan utana kliem

c) Bantu responden untuk memilih posisi yang nyaman

d) Anjurkan pasien untuk konsentrasi

e) Batasi pengunjung, panggilan telepon selama mendengarkan

murottal

f) Dekatkan handphone dan pastikan tape handphone dalam kondisi

baik
27

g) Hidupkan handphone lalu putarkan murottal untuk memulai terapi

h) Pastikan volume dapat terdengar dengan baik dan tidak terlalu keras

i) Pada saat terapi pasien tidak dianjurkan untuk menghidupkan musik

lain

j) Mencatat perubahan perilaku pasien

c. Langkah-langkah prosedur pada intervensi yaitu :

1) Menjelaskan prosedur dan tujuan penelitian

2) Menjelaskan alat apa saja yang digunakan

3) Menjelaskan surah yang akan dilakukan untuk terapi Murottal Al-Qur’an

4) Memberikan kesempatan kepada responden untuk bertanya

5) Menanyakan kesiapan pasien untuk dilakukan tindakan

6) Posisikan pasien dengan senyaman mungkin yaitu tangan diletakkan

diperut atau disamping badan

7) Melakukan pengukuran tekanan darah dan hasil dicatat dilembar

observasi

8) Melakukan terapi murottal Al-Qur’an menggunakan surah Ar-Rahman

ayat 1-78 yang dilantunkan oleh Muzzamil melalui handphone dengan

volume standar

9) Pasang headset yang sudah disambungkan dengan handphoe di kedua

telinga responden

10) Nyalakan murottal sambil mengintrusikan responden untuk menutup

mata
28

11) Instruksikan pasien untuk memfokuskan pikirannya pada lantunan ayat-

ayat Al-Qur’an tersebut selama 10 menit

12) Menjelaskan pertemuan selanjutnya untuk pengukuran tekanan arah dan

terapi murottal Al-Quran yang dilakukan 1 minggu 2 x

3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas

3.7.1 Uji Validitas

SOP pada penelitian ini berbentuk lembar observasi yang berisikan

tuntunan dalam melakukan terapi murottal al-qur’an. instrumen tersebut pernah

dilakukan pada penelitian sebelumnya dan bersifat valid dengan skor 0,73

(Widyastuti, 2015). Sedangkan SOP pemeriksaan tekanan darah berbentuk lembar

observasi yang berisikan langkah-langkah dalam melakukan pengukuran tekanan

darah. Instrumen ini pernah dilakukan pada penelitian sebelumnya dan bersifat

valid dengan skor 0,81 (Widyastuti, 2015).

3.7.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan sejauh mana hasil

pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih dan

dengan alat ukur yang sama (Riyanto, 2011). OP pada penelitian ini berbentuk

lembar observasi yang berisikan tuntunan dalam melakukan terapi murottal al-

qur’an. instrumen tersebut pernah dilakukan pada penelitian sebelumnya dan

bersifat reliable dengan skor 0,73 (Widyastuti, 2015). Sedangkan SOP

pemeriksaan tekanan darah berbentuk lembar observasi yang berisikan langkah-

langkah dalam melakukan pengukuran tekanan darah. Instrumen ini pernah


29

dilakukan pada penelitian sebelumnya dan bersifat reliable dengan skor 0,81

(Widyastuti, 2015).

3.8 Pengolahan Data

Setelah semua data dalam kuesioner dikumpulkan, data dianalisa

dengan menggunakan teknik analisa kuantitatif Setiadi (2017), dalam pengolahan

data dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut :

a. Editing (Pengeditan)

Editing adalah suatu kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian

formulir atau kuesioner. Kuesioner yang dikembalikan responden

diperiksa kelengkapan pengisian terutama identitas responden beserta

jawaban yang diberikan. Peneliti melakukan editing di lapangan sehingga

apabila terjadi kesalahan data dapat segera dilakukan perbaikan.

b. Coding

Pengkodean informasi dilakukan untuk bekerja dengan paling umum

untuk memecah informasi penelitian. Pengkodean informasi adalah semua

jawaban atau informasi yang diberi kode, pengkodean ini diakhiri dengan

pemberian gambar untuk setiap jawaban atas pertanyaan pada survei.

c. Entry

Informasi diselesaikan dengan memasukkan informasi yang telah

dikumpulkan kedalam tabel ahli atau kumpulan data kedalam program

komputer SPSS, kemudian membuat sirkulasi pengulangan langsung atau

mungkin dengan membuat tabel kemungkinan.


30

d. Data Processing

Semua data yang telah di input kedalam aplikasi komputer akan diolah

sesuai dengan kebutuhan dari penelitian.

3.7 Analisa Data

Setelah seluruh data yang diperoleh telah akurat, maka diadakan proses

analisa dengan dua cara yaitu (Notoadmodjo, 2012) :

a. Analisa Univariat

Tujuan analisa univariat ini adalah untuk mendeskripsikan masing-masing

variabel yang diteliti. Analisa pada penelitian ini yaitu meliputi jenis kelamin,

umur, tekanan darah sistole dan diastole sebelum dan sesudah intervensi,

pengaruh murottal Al-Qur’an terhadap tekanan darah setelah dilakukan

intervensi.

b. Analisa Bivariat

Dilakukan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel. Uji bivariat pada

penelitian ini adalah tekanan darah distole dan diastole menggunakan Uji

Dependen t-test guna untuk mengetahui perubahan tekanan darah sebelum

dan sesudah dilakukan Murottal Al-Qur’an. diakatakan bemakna apabila uji

Dependent t-test ,0,05 dengan Confident Interval 95 %.

3.8 Pertimbangan Etik

Menurut Setiadi (2017), etika yang harus diterapkan dalam penelitian

sebagai berikut :

a. Informed Consent
31

Informed consent atau lembaran persetujuan diberikan kepada responden

yang memenuhi kriteria obyektif, agar responden memahami maksud dan

tujuan penelitian. Apabila subyek penelitian setuju maka harus

menandatangani lembaran persetujuan sebagai responden penelitian, dan

responden menolak maka peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati hak-

hak calon responden.

b. Anominity

Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, maka peneliti tidak

mencantumkan nama responden pada lembaran angket yang di isi responden.

c. Confidentiality

Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh subyek dijamin oleh peneliti,

hanya kelompok data tertentu saja yang di sajikan atau di laporkan sebagai

hasil riset
32

DAFTAR PUSTAKA
Emadwian. (2015). Patofisiologi Hipertensi. Journal of Chemical Information and
Modeling.
Fauziah, F. tambunan, Nurmayni, Putri, R. R., Pidia, S., & Suci, I. sari. (2021).
HIPERTENSI Si pembunuh senyap 'yuk kenali pencegahan dan
penanganannya" (A. H. S. M. K. Reni (ed.); Reni Agust). CV.Pusdikra Mitra
Jaya.
Feranalia, Buyung, K., & Rahmad, S. S. (n.d.). FAKTOR-FKTOR YANG
BERHUBUNGAN DENGAN SELF CARE MANAGEMENT PADA
PASIEN HIPERTENSI. Jurnal Keperawatan Silampari, 5, Nomor 1(281–
1975). https://doi.org/https://doi.org/10.31539/jks.v5il.2906
Hafifa Transyah, C. (2019). Pengaruh Terapi Murotal Al Quran Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pasien Hipertensi. Jik : Jurnal Ilmu Kesehatan,
3(1), 54–60. https://doi.org/10.33757/jik.v3i1.142
Harmawati, S. H., & Helena Patricia. (2020). Pengaruh Pemberian Terapi
Murottal Surat Ar-Rahman Terhadap Tekanan Darah pada Lansia dengan
Hipertensi di Puskesmas Tanah Kampung. Prosiding Seminar Nasional
Stikes Syedza Saintika, 1, 1.
http://www.jurnal.syedzasaintika.ac.id/index.php/PSNSYS/article/view/958/6
93
Kemenkes RI. (2019). Hari Hipertensi Dunia 2019 : ‘know Your Number,
Kendalikan Tekanan Darahmu dengan CERDIK. “ Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.

Indri, S. S., Eddy, R., Kaima, I., & Nurul, S. (2021). TERAPI MOROTTAL AL-
QUR’AN Untuk menurunkan ansientas dan memperbaiki kualitas tidur (S. S.
Indri, R. Eddy, I. Kaima, & S. Nurul (eds.)). PENERBIT NEM.
WWW.PENERBITNEM.ONLINE
Micku, U., Naryati, Misparis, Dedi, M., Wati, J., & Nuriyati. (2020). MODUL
HIPERTENSI (U. Micku, Naryati, Misparis, M. Dedi, J. Wati, & Nuriyati
(eds.)). Micku, Umeda Naryati Misparis Dedi, Muhdiana Wati, Jumaiyah
Nuriyati.
Miltenberger, R. G., & Weil, T. M. (2012). Observation and measurement in
behavior analysis. In APA Handbook of Behavior Analysis, Vol. I : Methods
and Principles. https://doi.org/10.1037/13/937-006
Masturoh, I., & T, N. A. (2018). Metodelogi Penelitian Kesehatan.

Notoadmojo, S. (2012). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Nursalam. (2017). Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pendekatan


Praktis. Jakarta
33

P2PTM Kemenkes. (2020). Hari Hipertensi Dunia 2019 : “ Know Your Number,
Kendalikan
Tekanan Darahmu Dengan CERDIK .” In kementerian kesehatan republik
indonesia .

Pratiwi, L., Hasneli, Y & Ernawaty, J. (2015). Pengaruh Teknik Relaksasi Benson
dan Murottal Al-Qur’an Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi
Primer. Jurnal Online Mahasiswa Program Studi Ilmu keperawatan
Universitas Riau. Vol. 2 (2), Hal 1112-1220

Riyanto, A. (2011). Aplikasi Metodelogi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Nuha


Medika.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian : Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung


: Alfabeta.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian : Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung


: Alfabeta.

Setiadi. (2017). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Jakarta : Trans Info
Media.

Setiawan, Apriani, Afriyani, R., & Firmansyah, M. R. (2022). Murotal Surah Ar-
Rahman Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pasien Hipertensi Di
PUSKESMAS Merdeka. Kesehatan Dan Pembangunan, 12(23), 84–91.
https://stikesmitraadiguna.ac.id/e-jurnal/index.php/jkp/article/view/145
Setyawati, S., & Aisah, S. (2023). Penerapan Terapi Murottal Al-Qur’an (Al-
Kahfi) Untuk Menurunkan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi. Ners
Muda, 4(1), 84. https://doi.org/10.26714/nm.v4i1.10790
Sri Nur Hartiningsih et al, 2022. (2022). Terapi Murottal Berpengaruh Terhadap
Tekanan Darah Dan Kecemasan Pada Lansia Penderita Hipertensi. Jurnal
Penelitian Perawat Profesional, 4(1), 153–158.
https://doi.org/https://doi.org/10.37287/jppp.v4i4.1177
Umam, K., Ayubbana, S., & Utami, I. T. (2023). Penerapan Terapi Murottal Qur ’
An Terhadap Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di Rsud Jend . Ahmad
Yani Metro The Application Of Murottal Qur ’ An Therapy On Blood
Pressure In Hy. Jurnal Cendikia Muda, 3(September), 378–385.
https://www.jurnal.akperdharmawacana.ac.id/index.php/JWC/article/view/48
2

Wirasturi, I. A., Maharjana, I.n.N & Soewondo, P. (2019). Prevention and


Management For The Complication of Third Molar Surgery : A Systematic
Review. Indonesian Scholars Alliance.

Anda mungkin juga menyukai