PROPOSAL
OLEH :
Widya Ayu Kusuma Ningrum
NRP : 9103018021
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
SURABAYA
2022
HALAMAN PERSETUJUAN
i
HALAMANAN PENGESAHAN
ii
KATA PENGANTAR
iii
DAFTAR ISI
Contents
HALAMAN PERSETUJUAN...............................................................................i
HALAMANAN PENGESAHAN..........................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................8
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................8
1.4 Manfaat Penelitian..........................................................................................9
iv
2.6 Perubahan Pada Lansia.................................................................................38
v
BAB 1
PENDAHULUAN
seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun ke atas, usia lanjut merupakan
yang rusak. Penyakit pada lansia yang sering terjadi menurut Riskesdas,
keadaan dimana tekanan darah menjadi naik yaitu tekanan darah sistolik ≥ 140
mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg karena gangguan pada
pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh
asupan natrium dan terjadinya penurunan elastisitas pembuluh darah perifer akibat
sistem kardiovaskular sering dikatakan sebagai the silent disease, lansia memiliki
faktor risiko umur dan juga faktor risiko lainnya yang harus di waspadai dan
1
2
diperhatikan terutama terhadap pola hidup yang sehat agar tidak menimbulkan
sebanyak 839 juta kasus pada tahun 2012 dan diperkirakan akan meningkat pada
tahun 2025 menjadi 1,5 miliar atau sekitar 29% dari total penduduk 7,85 miliar
negara berkembang seperti Indonesia sekitar 80%dari total penduduk 6,4 juta
diatas usia 60 tahun yaitu sebesar 65,4% dari total penduduk lansia 80 juta jiwa
total penduduk lansia 13,48 juta jiwa , prevalensi penyakit hipertensi tertinggi
terdapat pada kelompok lansia berusia > 75 tahun yaitu sebesar 62,4%dengan total
penduduk 800 ribu jiwa, prevalensi hipertensi di kota Surabaya mencapai 22,0%
dari total penduduk lansia 219 ribu jiwa . Berdasarkan hasil penelitian terdahulu
survey pendahuluan yang di lakukan pada (Unit Pelaksana Teknis Daerah) UPTD
tertinggi menurut data angka kesakitan adalah hipertensi dengan jumlah kasus
sebanyak 37 orang dari 120 lansia di UPTD Griya Werdha Kota Surabaya.
pembuluh darah perifer akibat proses penuaan (5). Menurut profil kesehatan
sebagai the silent disease, lansia memiliki faktor risiko umur dan juga faktor
risiko lainnya yang harus di waspadai dan diperhatikan terutama terhadap pola
hidup yang sehat agar tidak menimbulkan hipertensi dan komplikasi yang
efesiensi transport natrium dan kerusakan pada DNA, lipid & protein, sehingga
tekanan darah pada lansia dengan hipertensi dilakukan yaitu dengan terapi otot
progresif dan terapi benson. Terapi relaksasi otot progresif adalah latihan gerak
menurun pada hipertensi primer (12). Teknik relaksasi Benson merupakan teknik
latihan nafas. Dengan latihan nafas yang teratur dan dilakukan dengan benar,
tubuh akan menjadi lebih rileks, menghilangkan ketegangan saat mengalami stress
dan bebas dari ancaman. Perasaan rileks akan diteruskan ke hipotalamus untuk
Terapi Relaksasi Otot Progresif terhadap Tekanan Darah pada Lanjut Usia dengan
Hipertensi yaitu adanya pengaruh terhadap perubahan tekanan darah terlihat dari
Hasil uji Mann Whitney dari data penelitian menunjukkan nilai p pada tekanan
darah sistolik pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan sebesar 0,031.
Sedangkan nilai p untuk tekanan darah diastolik pada kelompok kontrol dan
kelompok perlakuan, menunjukkan nilai p sebesar 0,261. Karena nilai p < 0,05,
ada pengaruh terapi relaksasi otot progresif pada tekanan darah sistolik dan ada
pengaruh pada tekanan diastolik pada kelompok kontrol dan perlakuan, pada
bulan dengan perlakuan 2 kali sehari selama 3 hari dalam 1 minggu secara rutin
peneliti hal tersebut memberikan arti bahwa melakukan terapi relaksasi otot
progresif terus menerus akan membantu penurunan tekanan darah dan membuat
menurunkan tekanan darah. Terapi relaksasi dapat dilakukan saat santai bahkan
bisa dilakukan sebelum tidur hal ini dapat membantu responden dengan usia
menerus mengakibatkan tekanan darah pada lansia tetap atau bahkan meningkat
obat namun tidak dibarengi dengan relaksasi yang dapat merilekskan pikiran
maka hasilnya akan tetap bahkan meningkat. Pada penelitian yang dilakukan yaitu
menggunakan waktu selama satu sampai dua minggu dan dilaksanakan selama
relaksasi benson terhadap tekanan darah pada lansia dengan hipertensi. Hasil
darah pada lansia yang mengalami hipertensi dengan nilai p-value 0,00. terapi
relaksasi Benson pada lansia dengan hipertensi pada penelitian yang di lakukan ini
adalah 160,67 mmHg dan rata-rata tekanan darah sistole sesudah dilakukan terapi
relaksasi Benson pada lansia dengan hipertensi adalah 153,67 mmHg dengan
terhadap perubahan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi Berdasarkan uji
pengaruh terapi relaksasi Benson terhadap perubahan tekanan darah pada lansia
menunjukan hasil adanya pengaruh terapi relaksasi benson terhadap tekanan darah
sistol dan diastol sebelum dan setelah intervensi terapi relaksasi benson diberikan.
Hasil rata-rata (mean) tekanan darah sistol dan diastol sebelum diberikan
intervensi terapi relaksasi benson yaitu 149.93 dan 89.33. Dan setelah diberikan
intervensi terapi relaksasi benson menjadi 138.97 dan 84.07. terapi relaksasi
benson pada penderita hipertensi pada penelitian ini dilakukan selama 2 minggu,
frekuensi 2 kali dalam sehari dengan waktu 10 menit, dan selanjutnya dilakukan
tekanan darah pada lansia hipertensi. Hasil menunjukan menunjukkan bahwa ada
pengaruh teknik relaksasi benson dan relaksasi otot progresif terhadap tekanan
darah dengan nilai p-value 0,001 dikarenakan Teknik relaksasi benson dan
saraf otonom dan sistem saraf pusat dan meningkatkan aktivitas parasimpatis yang
waktu 2 minggu dengan perlakuan 2 kali sehari selama 3 hari dalam 1 minggu
disimpulkan bahwa penelitian yang di lakukan oleh peneliti berbeda dan terapi
relaksasi otot progresif dan terapi relaksasi benson dapat dikembangkan sebagai
relaksasi otot progresif dan terapi relaksasi benson terhadap perubahan tekanan
kombinasi relaksasi otot progresif dan terapi relaksasi benson terhadap perubahan
terapi kombinasi relaksasi otot progresif dan terapi relaksasi benson selama 2
minggu, dilakukan sebanyak 3 kali setiap minggu dengan durasi waktu 25 menit
8
(17)
Apakah ada pengaruh terapi relaksasi otot progresif dan terapi relaksasi
benson terhadap perubahan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di panti
werdha jambangan?
progresif dan terapi relaksasi benson terhadap perubahan tekanan darah pada
terapi relaksasi otot progresif dan terapi benson pada lansia dengan
hipertensi.
terapi relaksasi otot progresif dan terapi benson pada lansia dengan
hipertensi.
terapi relaksasi otot progresif dan terapi benson pada lansia dengan
hipertensi
terapi relaksasi otot progresif dan terapi benson pada lansia dengan
hipertensi
9
hipertensi
diastolik yang diakibatkan oleh hipertensi dan cara melakukan terapi relaksasi.
gerakan tubuh yang dilakukan dengan cara menegangkan otot dan merilekskan
Menurut Black & Hawks., (2016) terapi relaksasi otot progresif adalah
suatu terapi gerakan tubuh yang mengajarkan pasien secara bertahap untuk
mengencangkan dan merilekskan beberapa kelompok otot dalam satu area tubuh
secara sistemik.
menurunkan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi (Jayarathne & Zoysa,
2016)
10
11
dasar relaksasi otot untuk mengurangi ketegangan otot dan saraf, mengurangi
menghilangkan kelelahan.
dapat memengaruhi penurunan kadar kortisol dalam tubuh sehingga kadar gula
Menurut jacob son edmund, (2017) manfaat terapi relaksasi otot progresif
otot progresif adalah lansia mengalami keterbatasan gerak seperti: tidak mampu
dilakukan selama satu minggu secara berturut-turut dengan durasi waktu 25-30
menit. Terapi relaksasi otot progresif terdiri dari 14 langkah, seseorang melakukan
dengan cara tarik nafas secara perlahan kemudian dihembuskan secara pelan-
durasi waktu 30 menit, dilakukan dengan posisi duduk tenang dan rileks.
pasien.
4. Persiapan klien :
tertutup menggunakan bantal dibawah kepala dan lutut atau duduk di kursi
d. Longgarkan ikatan dasi, ikat pinggang atau hal lain yang sifatnya
mengikat ketat.
fokus pada tangan, lengan bawah, dan otot bisep, kepala, muka,
tenggorokan, dan bahu termasuk pemusatan pada dahi, pipi, hidung, mata,
rahang, bibir, lidah, dan leher. Sedapat mungkin perhatian diarahkan pada
kepala karena secara emosional, otot yang paling penting ada di sekitar
area ini.
paling tidak satu kali). Jika area tetap, dapat diulang lima kali dengan
a. Persiapan
Persiapan alat dan lingkungan : kursi, bantal, serta lingkungan yang tenang
dan sunyi.
4. Longgarkan ikatan dasi, ikat pinggang atau hal lain sifatnya mengikat.
b. Prosedur
yang terjadi.
d) Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali sehingga dapat
yang dialami.
menegang.
3). Gerakan 3 : Ditunjukan untuk melatih otot biseps (otot besar padabagian
menjadi tegang.
Gambar gerakan 3
kedua telinga.
Gambar gerakan 4
5). Gerakan 5 dan 6: ditunjukan untuk melemaskan otot-otot wajah (seperti dahi,
a) Gerakan otot dahi dengan cara mengerutkan dahi dan alis sampai otot terasa
kulitnya keriput.
6). Gerakan 7 : Ditujukan untuk mengendurkan ketegangan yang dialami oleh otot
mulut.
8). Gerakan 9 : Ditujukan untuk merilekskan otot leher bagian depan maupun
belakang.
17
a) Gerakan diawali dengan otot leher bagian belakang baru kemudian otot
atas.
b) Punggung dilengkungkan
menjadi lurus.
banyaknya.
b) Tahan sampai menjadi kencang dan keras selama 10 detik, lalu dilepaskan
bebas.
13). Gerakan 14 : Ditujukan untuk melatih otot-otot kaki (seperti paha dan betis).
otot tangan, kaki, dahi, mata, otot-otot bibir, lidah, rahang, dada dan leher.
Kontraksi dan relaksasi otot-otot dikendalikan oleh susunan saraf pusat melalui
maupun adrenalin untuk eksitasi serabut otot. Impuls saraf pada sebuah
akan menimbulkan rasa tidak nyaman, namun ketika tegangan dilepaskan akan
hormon serotonin yang akan membantu seseorang lebih mudah untuk tertidur,
karena hormon serotonin adalah hormon yang paling berperan dalam proses tidur,
20
satu teknik relaksasi yang sederhana, mudah dalam pelaksanaanya, dan tidak
respon relaksasi dengan system keyakinan individu atau faith factor, fokus dari
menggunakan ritme yang teratur disertai dengan sikap yang pasrah. Ungkapan
yang digunakan dapat berupa nama-nama Tuhan atau kata-kata yang memiliki
Terapi ini dilakukan dengan teknik latihan nafas dan spiritual (keagamaan).
Relaksasi ini dapat menyebabkan penurunan aktifitas sistem saraf simpatis yang
akhirnya dapat sedikit melebarkan arteri dan melancarkan peredaran darah yang
perifer.
21
relaksasi semua otot dan merupakan upaya untuk memusatkan perhatian pada
benson merupakan suatu terapi yang dapat dilakukan dengan teknik latihan nafas.
Dengan latihan nafas yang teratur dan dilakukan dengan benar dan adanya
relaksasi Benson merupakan teknik latihan nafas. Dengan latihan nafas yang
teratur dan dilakukan dengan benar, tubuh akan menjadi lebih rileks,
enkephalin dan β endorphin, pasien akan merasa lebih rileks dan nyaman.
Menurut Black & Hawks.,( 2016) Manfaat dari relaksasi benson terbukti
memodulasi stres terkait kondisi seperti marah, cemas, disritmia jantung, nyeri
lebih tenang.
keterbatasan gerak, misalnya tidak bisa menggerakkan tubuhnya dan lansia yang
Astriani2, Putu Indah Sintya Dewi2, (2017). terapi relaksasi benson pada
kali dalam sehari dengan waktu 10 menit, dan selanjutnya dilakukan pengukuran
1. Langkah Pertama
(inform consent).
pasien. Anjurkan pasien untuk memilih kata atau ungkapan yang memiliki
teknik tersebut.
2. Langkah Kedua
Relaksasi Benson
3. Langkah Ketiga
banyak tenaga
4. Langkah Keempat
d. Anjurkan pasien untuk tidak memegang lutut, kaki atau mengaitkan kedua
5. Langkah Kelima
napas tersebut
6. Langkah Keenam
7. Langkah Ketujuh
ini cukup dilakukan selama 5-10 menit saja. Tetapi jika menginginkan waktu
8. Langkah Kedelapan
Lakukan teknik ini dengan frekuensi dua kali sehari sampai pasien
nafas . Dengan latihan nafas yang teratur dan dilakukan dengan benar, tubuh akan
26
menjadi lebih rileks, menghilangkan ketegangan saat mengalami stress dan bebas
enkephalin dan β endorphin kebutuhan tidur akan terpenuhi dan lansia akan
merasa lebih rileks dan nyaman dalam tidurnya serta mengatasi hipertensi.
(hipoksia). Pada waktu tarik nafas panjang otot–otot dinding perut (rektus
iga bagian bawah ke arah belakang serta mendorong sekat diafragma ke atas dapat
aliran darah baik pada vena cava inferior maupun aorta abdominalis,
banyak terjadi dan mempunyai tingkat mortalitas yang cukup tinggi serta
diberi gelar The Silient Killer karena penyakit ini merupakan pembunuh
tersembunyi (4)
dari 140 mmHg dan tekanan diastolic lebih dari 90 mmhg. Tekanan darah
manusia secara alami berfluktuasi sepanjang hari. Tekanan darah tinggi menjadi
masalah hanya bila tekanan darah teresebut persisten. Tekanan darah teresebut
membuat system sirkulasi dan organ yang mendapat suplai darah ( termasuk
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi medis kronis di mana
tekanan darah di arteri meningkat, yang mengharuskan jantung bekerja lebih keras
Tekanan darah adalah tekanan dari arah yang dipompa oleh jantung
terhadap dinding arteri, Tekanan ini terus-menerus akan berada dalam pembuluh
darah dan memungkinkan darah mengalir secara konstan. Gaya yang ditimbulkan
oleh darah terhadap dinding pembuluh darah bergantung pada volume darah yang
mudah pembuluh darah tersebut diregangkan). Jika volume yang masuk ke arteri
28
sama dengan volume darah yang keluar dari arteri selam periode yang sama maka
arteri dari variabel, sementara hanya skitar sepertga dari jumlah tersebut yang
meniggalkan arteri untuk masuk ke arteriol. Selama diastole, tidak ada darah yang
masuk ke arteri, didorong oleh recoil elastic. Tekanan darah penting karena
merupakan kekutan pendorong bagi darah agar dapat beedar seluruh bagian tubuh.
arteri sewaktu darah disemprotkan kedalam pembuluh darah selama periode sistol
darah mengalir keluar menuju ke pembuluh yang lebih kecil di hilir selam periode
mmHg sewaktu diastolik namun tekanan arteri tidak turun hingga 0 mmHg karena
terjadi konstraksi jantung berikutnya dan mengisi kembali arteri sebelum semua
dibandingkan dengan pengukuran dasar atau tekanan darah sekitar 90/60 mmHg
hingga 120/80 mmHg. . Sehingga setiap organ dari badan tidak mendapat aliran
mmHgtekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolic 85-89 mmHg.. Tekanan
darah dalam kehidupan bervariasi secara alami, seperti pada bayi dan anak-anak
secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah disbanding dengan
orang dewasa.
140 mmHg dan tekanan distolik diatas 90 mmHg. Penyakit hipertensi merupakan
peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau
Bagi sebagian besar pasien dengan tekanan darah tinggi, penyebabnya tidak
tekanan darah tinggi memiliki hipertensi primer. Hipertensi primer tidak dapat
modifikasi gaya hidup dan obat-obatan). Faktor genetik dapat memainkan peran
30
tahun(Hasnawati S, 2021)
Kurang dari 10% pasien dengan tekanan darah tinggi memiliki hipertensi
1. Umur
Bayi yang baru lahir memiliki tekanan sistolik rata-rata 73 mmHg. Tekanan
sistolik dan diastolik meningkat bertahap sesuai dengan usia hingga dewasa. Pada
orang lanjut usia, arteri mengalami penebalan sehingga lebih keras dan kurang
darah tidak lagi retraksi secara fleksibel pada penurunan tekanan darah.
pengukuran tekanan darah. Tekanan darah cenderung turun pada posisi berdiri
3. Kondisi kesehatan
dinyatakan dalam indeks masa tubuh (MT) yaitu perbandingan antara berat badan
dengan tinggi badan kuadrat dalam meter, seseorang dikatakan kelebihan berat
badan jika IMT > 25 dan dikatakan obesitas apabila > 30. Berat badan dan IMT
bilanama 5 kg dari berat badan yang berlebihan hilang makan akan menurunkan
2-10 poin tekan darah sistolik. Obesitas pada masa anak-anak maupun cdewas
2) Penyakit kardiovaskuler
arterosklerosis, aritmia, gagal jantung, dan kelainan katup jantung. Hal ini
3) Olahraga
exercise dynamic seperti berlari. Terjadinya peningkatan denyt jantung dan curah
jantung yang banyak, demkian juga tekana darah terutama sistolik dan tekanan
32
dalam rokok yang dihisap dan masuk ke dalam aliran darah dapat merusak lapisan
endotel pembuluh darah arteri dan mengakibatkan proses alteroklerosis dan juga
dalam jumlah banyak juga dapat meningkatkan tekanan darah dan menjadi
5) Kondisi psikis
kondisi yang mengalami stress atau tekanan. Respon tubuh terhadap stress
tersebut alarm yaitu reaksi pertahanan atau respon perlawanan. Kondisi ini
menghasilkan adrenalin, hal ini membuat jantung bekerja lebih cepat dan kuat
(27)
6) Jenis kelamin
dari wanita, namun pada anita setela menopause, cemderung memiliki tekanan
Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140
mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90mmHg.
33
Hg)
4. Hipertensi
1) Tekanan darah normal yaitu bila sistolik kurang atau sama dengan 140
2) Tekanan darah perbatasan (border line) yaitu bila sistolik 141-149 mmHg
3) Tekanan darah tinggi (hipertensi) yaitu bila sistolik lebih besar atau sama
dengan 160 mmHg dan diastolik lebih besar atau sama dengan 95 mmHg.
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal
ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan darah
tidak teratur.
Seing dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri
kepala dan kelelahan. Dalam kenyataanya ini merupakan gejala terlazim yang
2. pusing Lemas
3. kelelahan
4. Sesak nafas
5. Gelisah
6. Mual Muntah
7. Epistaksis
8. Kesadaran menurun
1. Stoke
Stroke akibat dari pecahnya pembuluh yang ada di dalam otak atau akibat
embolus yang terlepas dari pembuluh nonotak. Stroke bisa terjadi pada hipertensi
penebalan pembuluh darah sehingga aliran darah pada area tersebut berkurang.
terbentuknya aneurisma.
2. Infark Miokardium
Infark miokardium terjadi saat arteri koroner mengalami arterosklerotik tidak pada
kronik dan hipertrofi ventrikel maka kebutuhan okigen miokardioum tidak dapat
3. Gagal Ginjal
tekanan osmotic koloid plasma berkurang sehingga terjadi edema pada penderita
hipertensi kronik.
4. Ensefalopati
mengalami kenaikan darah dengan cepat). Tekanan yang tinggi disebabkan oleh
siklus hidup manusia, meurpakan bagian dari proses kehidupan yang tak dapat
dihindari dan akan dialami oleh setiap individu. Pada tahap ini individu
Menurut Smeltzer and Bare’s, (2017), penyakit yang menonjol pada lansia
yaitu :
b) Gangguan metabolik DM
d) Gangguan sosial kurang penyesuaian diri dan merasa tidak punya fungsi
lagi.
Menurut Sofia Rhosma, (2012) ada beberapa teori menua, antara lain:
1. Teori biologi
Proses fisik penuaan mencakup perubahan fungsi dan struktur tubuh, usia
yang lama dan kematian. Perubahan dalam tubuh antara lain: kemampuan tubuh
molekuler dan seluler dalam sistem organ utama. Adapun beberapa teori yang
Penuaan merupakan proses dari waktu ke waktu yang terjadi perubahan sel
dan struktur jaringan tubuh. Teori ini menyatakan bahwa adanya informasi tidak
sesuai dari inti sel yang menyebabkan proses replikasi terhadap tingkat seluler
mengalami gangguan dan tidak teratur. Molekul DNA saling bersilangan dengan
Proses penuaan terjadi karena kelebihan usaha dan stres pada tubuh
menyebabkan sel-sel tubuh menjadi lelah. Teori ini telah didapatkan karena tidak
2. Teori psikososiologis
berikut:
1) Teori kepribadian
tuntutan dari keluarga. Hal ini menyebabkan lansia akan menjadi introvert.
Penuaan yang sehat tidak bergantung kepada jumlah aktivitas individu, akan
seseorang sebagai kehidupan yang telah dijalani dengan integritas. Kondisi ini
maka lansia sangat beresiko dengan rasa penyesalan atau putus asa.
3) Teori aktivitas
Konsep diri seseorang akan bergantung pada aktivitas pada peran. Hal ini
jika hilang maka akan menyebabkan efek negatif terhadap kepuasan hidupnya.
berikut:
1. Perubahan fisik
lansia,antara lain:
1) Perubahan sel
Terjadi penurunan pada proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah dan
hati.Penurunan jumlah sel otak dan otak menjadi atrofis yang beratnya kurang dari
2) Sistem integumen
40
trauma, kulit keriput, mekanisme kulit menurun. Elastisitas kulit berkurang akibat
3) Sistem muskuloskeletal
skelerosis dan atrofi serabut otot. Komposisi otot akan berubah dan terjadi
4) Sistem endokrin
tubuh dan peningkatan hasil gula darah dua jam setelah makan, tidak toleransi
5) Sistem neurologis
6) Sistem kardiovaskular
7) Sistem pendengaran
41
8) Sistem penglihatan
akibat metabolisme yang menurun. Keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat
Faktor yang dapat memengaruhi perubahan mental yaitu: perubahan fisik, tingkat
Beberapa masalah terjadi pada lansia pada perubahan psikososial, antara lain:
a. Kesepian
pasangan hidup atau teman dekat, terutama pada lansia yang mengalami
42
penurunan kesehatan seperti: penyakit fisik yang berat, gangguan mobilitas dan
gangguan pendengaran.
b. Depresi
c. Gangguan cemas
d. Gangguan tidur
Perubahan tidur normal pada lansia yaitu terdapat penurunan Non Rapid
Eye Movement (NREM) 3 dan 4, lansia tidak memiliki tahap 4. Perubahan pola
tidur lansia disebabkan oleh perubahan sistem neurologis secara fisiologis yang
mengalami penurunan jumlah dan ukuran neuron pada sistem saraf pusat. Hal ini
: Diteliti
: Tidak diteliti
45
3.2 Pengaruh kombinasi terapi relaksasi otot progresif dan terapi benson
Faktor yang memengaruhi hipertensi terdiri dari faktor internal dan eksternal.
Faktor internal meliputi fisiologis (usia, respon penyakit, depresi) dan psikologis
(tingkat kecemasan). Faktor eksternal meliputi lingkungan fisik dan gaya hidup.
Hal ini sering terjadi pada lansia dengan hip[ertensi. Gejala hipertensi pada lansia
tidur, tekanan darah naik, pusing sehingga dilakukan intervensi yaitu terapi
mudah dilakukan lansia yaitu terapi relaksasi otot progresif. Relaksasi otot
progresif ini menyebabkan kontraksi dari serat otot rangka yang mengarah pada
sensasi tegangan otot. Hal ini pada sistem saraf pusat akan melibatkan sistem saraf
simpatis dan saraf parasimpatis. Kedua sistem saraf ini bekerja saling timbal balik.
menyebabkan perasaan ingin istirahat dan perbaikan fisik tubuh. Sistem saraf
parasimpatis terdiri dari: penurunan denyut nadi, penurunan tekanan darah dan
menekan rasa tegang serta cemas. Oleh karena itu, latihan terapi relaksasi otot
Pada tanda dan gejala hipertensi dapat dilakukan intervensi yang dapat
mendukung respon dari dalam tubuh seseortang agar lebih rileks dan nyaman
46
yaitu adalah terapi relaksasi benson, diamana terapi relaksasi benson ini dapat
Dengan latihan nafas yang teratur dan dilakukan dengan benar, tubuh akan
menjadi lebih rileks, menghilangkan ketegangan saat mengalami stress dan bebas
Menurut Black & Hawks.,( 2016) Manfaat dari relaksasi benson terbukti
memodulasi stres terkait kondisi seperti marah, cemas, disritmia jantung, nyeri
lebih tenang.
3.3 Hipotesis
progresif dan terapi relaksasi benson terhadap perubahan tekanan darah pada
progresif dan terapi relaksasi benson terhadap perubahan tekanan darah pada
digunakan dalam penelitian ini yaitu preeksperimental One Group Pre-Post Test
terapi relaksasi otot progresif dan terapi relaksasi benson yang melibatkan satu
Ranks Test.
K O I OI
Keterangan :
1. Variabel Independen
(30). Variabel independen pada penelitian ini yaitu terapi relaksasi otot progresif
2. Variabel Dependen
menentukan ada atau tidaknya hubungan dan pengaruh dari variabel independen.
Variabel dependen yang muncul sebagai akibat manipulasi variabel lainnya (30).
Variabel dependen pada penelitian ini yaitu Tekanan darah sistolik dan diastolik
intervensi minggu
yang
dilakukan
sebelum
dan sesudah
dilakukan
terapi
relaksasi
otot
progresif
dan terapi
benson
4.4.1. Populasi
atauklien) yang memenuhi kriteria yang sudah ditetapkan oleh peneliti. Populasi
pada penelitian ini adalah lansia dengan hipertensi primer yaitu adalah hipertensi
Surabaya
4.4.2. Sampel
yang dapat terjangkau untuk ikut serta sebagai subyek penelitian melalui
1. Kriteria Inklusi
mmHg ) dan sedang (160 – 179 mmHg dan 100 – 109 mmHg )
2. Kriteria Eksklusi
b. Lansia dengan penyakit penyerta antara lain: hernia, jantung, sesak nafas,
populasi. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Purposive
Sampling Nasrudin,(2019).
Kerangka kerja penelitian adalah suatu bagan kerja dalam penelitian yang
dilakukan oleh seorang peneliti antara lain: kegiatan, responden dan variabel
Purposive
Sampling
Sampel : sesuai dengan kriteria inklusi yaitu lansia berusia > 60 tahun,
kesadaran composmentis, mampu membaca, menulis dan berbicara
dengan baik,tidak mengalami gangguan pendengaran ( tuli ), lansia
dengan tekanan darah tinggi stage 1 dan stage 2
Informed
Consent
Pre test Dilakukan intervensi terapi relaksasi otot progresif Pre test
dengan frekuensi 2 minggu, yang dilakukan 3 kali
Melakukan pengukuran dalam setiap minggu, dengan durasi 25 menit Melakukan pengukuran
tekanan darah sebelum tekanan darah sesudah
dilakukan intervensi Dilakukan intervensi relaksasi benson dengan dilakukan intervensi
dengan frekuensi 2 minggu yang dilakukan 3 kali
dalam setiap minggu dengan durasi 15 menit
Editing, Skoring,
Tabulating
Uji normalitas dan uji
statistic
Kesimpula
n
H1 diterima, H0
yang dilakukan untuk pengumpulan data tergantung pada suatu rancangan dari
Surabaya melalui surat pengantar yang dibuat oleh Fakultas Keperawatan. Peneliti
Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Surabaya, setelah mendapatkan surat tersebut,
pengantar dari Fakultas Keperawatan dan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Kota Surabaya, kemudian peneliti meminta ijin kepada kepala Panti Griya
Werdha Jambangan Surabaya. etelah peneliti mendapatkan ijin dari kepala Panti
Peneliti menentukan responden penelitian yang dibantu oleh salah satu perawat
panti, disesuaikan dengan kriteria inklusi yaitu lansia dengan hipertensi tingkat
peneliti mendatangi setiap kamar atau mengumpulkan responden pada aula untuk
langkah-langkah terapi relaksasi otot progresif yang terdiri dari 14 langkah dan
55
terapi relaksasi benson yang terdiri dari 8 langkah dengan Standar Operasional
otot progresif danStandar Operasional Prosedur (SOP) terapi relaksasi benson dan
digunakan adalah sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) yang terdiri dari 14
langkah terapi dilakukan dengan baik dan benar, dilakukan dengan durasi waktu
25-30 menit. Dilakukan dengan cara tarik nafas secara perlahan kemudian
dihembuskan secara perlahan sebanyak 3-5 kali, dilakukan dengan posisi duduk
digunakan adalah sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) yang terdiri dari 8
langkah terapi dilakukan dengan baik dan benar, dilakukan dengan durasi waktu
15-20 menit. Dilakukan dengan cara tarik nafas secara perlahan kemudian
dihembuskan secara perlahan sebanyak 3-5 kali, dilakukan dengan posisi duduk
56
Tekanan Tekanan
pre op post op
01
02
03
04
05
57
Tekana
Tekana
No Jenis Perasaa n darah Perasaa
Nam Umu n darah
Responde kelami n atau diastoli n atau
a r sistolik
n n keluhan c post keluhan
pre op
op
01
02
03
04
05
4.8.1. Editing
4.8.2 Tabulating
pengolahan data yaitu entry data. Entry data merupakan proses memasukkan data
58
yang diperoleh dari fasilitas komputer dengan menggunakan program SPSS for
Rencana Uji hipotesis penelitian ini dilakukan dengan uji statistik Wilcoxon
Signed Ranks Test apabila hasil p menunjukan kurang dari 0.05 berarti memiliki
nilai signifikan dan apabila hasil p menunjukan lebih dari 0.05 berarti memiliki
nilai yang tidak signifikan. hal ini didukung oleh penelitian (17) bahwa Hasil
penelitian (17) ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh (13) tentang
efektivitas teknik relaksasi benson dan relaksasi otot progresif terhadap tekanan
darah pada pasien hipertensi esensial di RSUD Ungaran, menunjukkan bahwa ada
pengaruh teknik relaksasi benson dan relaksasi otot progresif terhadap tekanan
manfaat, prinsip menghargai hak-hak subjek dan prinsip keadilan. Prinsip tersebut
antara lain(31):
1. Prinsip manfaat
a. Hak untuk ikut atau tidak menjadi responden: subjek mempunyai hak
menjadi responden.
3. Prinsip kerahasiaan
sheets/detail/ageing-and-health
Indones. 2018;53(9):1689–99.
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-
indonesia/Data-dan-Informasi_Profil-Kesehatan-Indonesia-2018.pdf
Books [Internet]. 2020 [cited 2021 Nov 8]. 1–88 p. Available from:
https://books.google.co.id/books?
hl=en&lr=&id=TbYgEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR5&dq=pengertian+hipe
rtensi+menurut+buku&ots=ZrgLvTY3qL&sig=WHwd0vv9UB5P0yIcuIaV
buku&f=false
2021;XV(01):51–7.
In: pedoman pelaksanaan posyandu lanjut usia [Internet]. 2011 [cited 2021
60
https://perpustakaan.kemsos.go.id/elib/index.php?p=show_detail&id=3943
&keywords=
7. Dinkes Jawa Timur. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2019. Dinas
www.dinkesjatengprov.go.id
Griya Werdha Kota Surabaya Tahun 2018 ) Effectiveness Noni fruit tea In
2018;163–71.
KESEHATAN. 2018;
2016;5(1):16–7.
61
RELAKSASI BENSON DAN RELAKSASI OTOT PROGRESIF
https://onesearch.id/Record/IOS4307.slims-16417
14. sri mulyati rahayu, Nur Intan Hayati SLA. Pengaruh Teknik Relaksasi Otot
16. Atmojo, joko, Made Mahaguna Putra2 3, Ni Made Dewi Yunica Astriani2,
Hypertension. 2021;1:540–8.
https://www.google.co.id/books/edition/Complementary_Alternative_Ther
apies_in_N/xTHMAQAAQBAJ?
62
hl=en&gbpv=1&dq=Terapi+Modalitas+terapi+relaksasi+otot+progresif+K
eperawatan+Pada+Klien+Psikogeriatrik.+1st+ed.+Jakarta:
+Salemba+Medika.&printsec=frontcover
19. Black & Hawks. Terapi Modalitas Dalam Keperawatan Kesehatan Jiwa :
http://perpustakaan.bppsdmk.kemkes.go.id//index.php?
p=show_detail&id=2990
Available from:
https://www.google.co.id/books/edition/Progressive_Muscle_Relaxation_A
ccording/PoHbAQAACAAJ?hl=en
https://books.google.co.id/books?id=LWdNEAAAQBAJ
nursing [Internet]. 2015 [cited 2021 Oct 4]. p. 1–1813. Available from:
https://www.google.co.id/books/edition/_/wq7gAQAACAAJ?
hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjJjrfE267zAhUKyzgGHZVSBZIQ7_IDegQI
63
BxAD&pli=1
https://www.google.co.id/books/edition/Terapi_Komplementer_Untuk_Me
nurunkan_Tek/LWdNEAAAQBAJ?
hl=en&gbpv=1&dq=teknik+relaksasi+tekanan+darah&printsec=frontcover
Available from:
https://www.google.co.id/books/edition/Hipertensi/_EtKEAAAQBAJ?
hl=en&gbpv=1&dq=hipertensi+adalah&printsec=frontcover
2017. 1–197 p.
https://www.google.co.id/books/edition/Keperawatan_Medikal_Bedah/r1O
S3pNN8qYC?hl=id&gbpv=1&dq=Suzanne+C.
+Smeltzer+buku+ajar+keperawatan+medikal+bedah&pg=PT1&printsec=fr
ontcover
64
[Internet]. WHO. 2015 [cited 2021 Dec 15]. Available from:
https://www.who.int/news-room/questions-and-answers/item/noncommuni
cable-diseases-hypertension
https://books.google.co.id/books?hl=en&lr=&id=j-
igDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR2&dq=pengertian+hipotesis+menurut+nas
rudin&ots=X0_pJLTN5a&sig=yCXa1Xn7E6Cg4DODQ0zPA3wStxY&red
Available from:
https://www.google.co.id/books/edition/METODOLOGI_PENELITIAN_K
UALITATIF_KUANTIT/k8j4DwAAQBAJ?hl=id&gbpv=0
65
66
LAMPIRAN
Lampiran 1
67
Lampiran 2
68
Lampiran 3
69
Lampiran 4
70