PROPOSAL PENELITIAN
Disusun Oleh:
YODYSTA PURNAMA AGUSTIN
C1AA17165
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Teknik
Relaksasi Lima Jari Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi di Kelurahan Baros
Proposal ini disusun untuk memenuhi syarat menyelesaikan mata ajar metode
penelitian pada program studi Sarjana Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Sukabumi.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan serta
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyajian skripsi ini masih banyak
kekurangannya, untuk itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk kita semua dan bagi para pembaca umumnya.
Wassalamu’alaikum WR.WB
Sukabumi, 2021
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...................................................................................................v
DAFTAR BAGAN.................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah......................................................................................9
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................9
D. Manfaat Penelitian...................................................................................10
A. Lanjut Usia............................................................................................... 12
B. Hipertensi................................................................................................. 23
D. Kerangka Pemikiran.................................................................................34
E. Hipotesis...................................................................................................36
A. Jenis Penelitian.........................................................................................38
C. Variabel Penelitian...................................................................................39
iii
G. Instrument Penelitian...............................................................................47
I. Prosedur Penelitian..................................................................................55
J. Etika Penelitian........................................................................................56
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Kerangka Pemikiran Pengaruh Teknik Relaksasi Lima Jari Terhadap
Bagan 3.1 Desain Quasi Eksperimen Pre-Test And Post-Test Control Group
Design…………………………………………………………………… 39
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam kehidupan
manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai pada
satu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. menjadi tua merupakan
proses alamiah,yang berati seorang telah melalui tiga tahap kehidupan nya kehidupannya,
yaitu anak, dewasa,dan tua.tiga tahap ini berbeda,baik secara biologis maupun psikologis.
(Sari dan Satria 2018). WHO (2009) menyatakan masa lanjut usia menjadi empat
golongan, yaitu usia pertengahan (middle age) 45-59 tahun, lanjut usia (elderly) 60-74
tahun, lanjut usia tua (old) 75–90 tahun dan usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun.
Menurut Setyonegoro (dalam Efendi, 2009) lanjut usia (getriatric age) dibagi menjadi
3 batasan umur, yaitu young old (usia 70-75 tahun), old (usia 75-80 tahun), dan very
tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh (Kholifah
proses penuaan yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik sehingga rentan
terhadap penyakit. Empat penyakit erat hubungannya dengan proses menua adalah
Hipertensi merupakan penyakit yang umum terjadi pada lansia dan lebih rentan
55
mengalami komplikasi akibat hipertensi (Hartiningsih, Oktavianto, dan Hikmawati
2021) Karena proses-proses perubahan tersebut maka lansia rentan terserang penyakit.
Diantaranya penyakit degeneratif pada lansia yang mempunyai tingkat morbiditas dan
Hipertensi dapat terjadi dari berbagai faktor penyebab, di antaranya gaya hidup
daan pola makan. Hipertensi juga dapat terjadi akibat obstruksi pada arteri dan
kelemahan otot jantung untuk memompa darah. Hal ini disebabkan karena pada usia
lanjut terjadi penurunan masa otot dan peningkatan kapasitas lemak tubuh (Nuraini
2015)
Hipertensi terjadi pada kelompok umur 31-44 tahun (31,6%), umur 45-54 tahun
(Widianto et al. 2019) Sedangkan pada tahun 2018 Jawa Barat menduduki urutan ke
39,6% setelah Kalimantan Selatan yaitu sebesar 44,1%. Angka ini menunjukan bahwa
di Jawa Barat angka kejadian hipertensi masih tergolong tinggi (Kemenkes.RI 2014)
Hipertensi 90% tidak diketahui secara pasti faktor penyebabnya, Namun dari
serta stres (Ramdani, Rilla, dan Yuningsih 2017). Faktor risiko yang tidak dapat
56
dikendalikan pada hipertensi seperti jenis kelamin, keturunan, ras dan usia. Sedangkan
faktor risiko yang dapat dikendalikan seperti kurang olah raga atau aktivitas, obesitas,
minum kopi, merokok, sensitivitas natrium, alkoholisme, kadar kalium rendah, pola
makan, pekerjaan, pendidikan dan stres (Andria, 2013). Stres diduga berpengaruh
Stres yaitu suatu reaksi tubuh dan psikis terhadap tuntutan-tuntutan lingkungan
kepada seseorang. Reaksi tubuh terhadap stres misalnya berkeringat dingin, napas
sesak, dan jantung berdebar-debar. Reaksi psikis terhadap stres yaitu frustasi, tegang,
Stres tidak mengenal usia, stres bisa menyerang siapa saja baik yang muda
maupun yang tua, seperti halnya yang terjadi dikalangan masyarakat. Stres yang
menyerang masyarakat di kota besar karena menghadapi beban dan tuntutan kerja
sedangkan di kota kecil karena persoalan ekonomi seperti kemiskinan atau sulitnya
mencari kerja (Kurniawati, 2015). Stres yang terjadi dikalangan masyarakat bisa
disebabkan oleh berbagai aspek bisa dikarenakan faktor ekonomi, masalah personal,
masalah keluarga, masalah sosial, dan tekanan dari lingkungan serta stres karena
penyakit tergantung individu itu untuk bisa mengatasi stres tersebut, apabila stres
satunya yaitu hipertensi. Hubungan antara stres dan hipertensi primer diduga oleh
aldosteron) yang dapat meningkatkan tekanan darah yang intermitten. Apabila stres
menjadi berkepanjangan dapat berakibat tekanan darah menetap tinggi (Idrus, 2015).
mengenai jantung kemungkinan dapat terjadi infark miokard, jantung koroner, gagal
jantung kongestif, bila mengenai otak terjadi stroke, ensevalopati hipertensif, dan bila
57
mengenai ginjal terjadi gagal ginjal kronis, sedangkan bila mengenai mata akan
merupakan penyakit yang sangat serius dan berdampak terhadap psikologis penderita
karena kualitas hidupnya rendah terutama pada kasus stroke, gagal ginjal, dan gagal
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik
lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali
pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang.
Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten)
dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung
koroner) dan otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat
pengobatan yang memadai. Banyak pasien hipertensi dengan tekanan darah tidak
terkontrol dan jumlahnya terus meningkat. Oleh karena itu, partisipasi semua pihak,
baik dokter dari berbagai bidang peminatan hipertensi, pemerintah, swasta maupun
dari terapi farmakologis dan non farmakologis. Terapi famakologis yaitu terapi obat
dari berbagai organ tubuh, adanya penyakit penyerta dan sering terjadi komplikasi
pada berbagai organ lansia serta terjadinya efek polifarmasi yang akan mengakibatkan
gangguan pada fungsi dan kerja ginjal, maka penatalaksanaan hipertensi pada lansia
menjadi lebih rumit (Fuad, 2012) dalam (Martin W & Mardian P, 2016).
pendamping atau pendukung terapi farmakologi yang dapat digunakan adalah terapi
relaksasi, dapat menurunkan tekanan darah dan merupakan salah satu cara
58
penanggulangan kejadian hipertensi, dengan reaksi yang diberikan yaitu responden
merasakan keadaan rileks, yang dapat mengurangi keluhan-keluhan pusing, mual dan
sakit pada bagian kepala belakang atau tengkuk dan tidak menimbulkan efek samping
Relaksasi adalah suatu prosedur dan teknik yang bertujuan untuk mengurangi
ketegangan dan kecemasan, dengan cara melatih pasien agar mampu dengan segaja
untuk membuat relaksasi otot-otot tubuh setiap saat, sesuai dengan keinginan.
Menurut pandangan ilmiah, relaksasi merupakan suatu teknik untuk mengurangi stres
dan ketegangan dengan cara meregangkan seluruh tubuh agar mencapai kondisi
mental yang sehat (Varvogli & Darvivi, 2011). Relaksasi terbagi menjadi dua
kelompok, yaitu relaksasi yang menekankan pada fisik, seperti yoga, relaksasi otot
progresif, dan latihan perfasan. Sementara jenis relaksasi yang menekankan pada
Salah satu bentuk psikoterapi yang dapat diterapkan pada klien hipertensi yaitu
terapi relaksasi lima jari didasarkan pada teori bahwa tanda dan gejala fisiologis akan
berhubungan dengan interaksi antara pikiran, perilaku dan emosi (Mohd 2017). Terapi
ini tidak dimaksudkan untuk mengganti terapi obat yang selama ini digunakan
penderita hipertensi, terapi ini hanya membantu untuk menimbulkan rasa nyaman atau
rileks. Dalam keadaan rileks, tubuh melalui otak akan memproduksi hormon
endorphrin yang berfungsi sebagai analgesik alami tubuh dan dapat meredaakan rasa
nyeri (keluhan-keluhan fisik). Selain itu, dalam keadaan rileks tubuh akan
Menurut Sri (2016), teknik relaksasi bertujuan untuk memberikan rasa nyaman
dan rileks pada pasien, dapat mengurangi intensitas nyeri, serta dapat meningkatkan
59
ventilasi paru dan meningkatkan oksigen darah. Dimana teknik relaksasi lima jari
sebuah teknik pengalihan pemikiran seseorang dengan cara menyentuhkan pada jari-
jari tangan sambil membayangkan hal-hal yang menyenangkan atau yang disukai
(Kelliat, 1995). Teknik relaksasi lima jari ini suatu proses yang menggunakan pikiran
dengan menggerakan tubuh untuk menyembuhkan diri dan memelihara kesehatan atau
rileks melalui komunkasi dalam tubuh yang melibatkan semua indera meliputi
sentuhan, penciuman, penglihatan dan pendengaran (Davis & McKay, 2008) dalam
(Dewi. R, 2021)
Relaksasi lima jari ini merupakan salah satu bentuk self hypnosis yang dapat
kecemasan dan stress dari pikiran seseorang. Relaksasi lima jari mempengaruhi sistem
Dalam hal ini peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan non
lebih kepada perilaku Caring. Sehingga teknik relaksasi lima jari ini menjadi
pengembangan kompetensi khususnya bagi perawat karena salah satu teknik yang
60
3 Ciberem Hilir 188 269 457
4 Gedong Panjang 201 206 407
5 Limus Nunggal 156 239 395
6 Baros 189 200 389
7 Lembur Situ 128 206 334
8 Tipar 183 138 321
9 Cipelang 139 205 308
10 Nanggeleng 128 133 261
11 Karang Tengah 89 150 239
12 Benteng 88 68 174
13 Pabuaran 52 51 103
14 Cikundul 33 33 66
15 Sukakarya 9 20 29
Total 2.107 1.987 4.299
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, 2020
terbanyak yaitu sebesar 389 jiwa kejadian lansia dengan hipertensi dari total 4.299
jiwa.
Dampak jika hipertensi pada lansia tidak segera di tangani akan sangat
darah mengeras, dan mengencang. Keadaan ini menghalangi aliran darah menuju
jantung, dan mengakibatkan nyeri pada bagian dada (angina), serta sesak napas.
Keadaan inilah yang disebut sebagai penyakit jantung koroner. Untuk itu peran
perawat dalam terapi palliative care yaitu teknik relaksasi lima jari sangat dibutuhkan
61
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
Pengaruh Teknik Relaksasi Lima Jari Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia Yang
Mengalami Hipertensi.
B. Rumusan Masalah
penelitian ini adalah “Apakah terdapat Pengaruh Teknik Relaksasi Lima Jari Tekanan
Darah Pada Lansia Yang Mengalami Hipertensi di Kelurahan Baros Wilayah Kerja
C. Tujuan Peneliti
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Pengaruh Teknik Relaksasi Lima Jari Terhadap Tekanan Darah
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui tekanan darah sebelum dilakukan Teknik Relaksasi Lima Jari pada
Sukabumi.
b. Mengetahui tekanan darah setelah dilakukan Teknik Relaksasi Lima Jari pada
Sukabumi.
62
c. Mengetahui Pengaruh Teknik Relaksasi Lima Jari Terhadap Tekanan Darah Pada
D. Manfaat Peneliti
1. Bagi Peneliti
terutama yang berkaitan dengan penanganan hipertensi pada lansia dengan Teknik
2. STIKes Sukabumi
bagi mahasiswa yang akan melakukan kajian maupun penelitian yang berkaitan
3. Puskesmas Sukabumi
relaksasi lima jari sehingga dapat meringankan gejala serta menurunkan tekanan
darah tinggi.
63
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Hipertensi
1. Pengertian Hipertensi
64
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg
pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan
jangka waktu lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal
ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke) bila
tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai. Banyak
pasien hipertensi dengan tekanan darah tidak terkontrol dan jumlahnya terus
meningkat. Oleh karena itu, partisipasi semua pihak, baik dokter dari berbagai
adalah 120-140 mmHg sistolik dan 80-90 mmHg diastolik. Jadi seseorang
disebut mengidap hipertensi jika tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan
tekanan darah diastolik ≥ 95 mmHg dan tekanan darah perbatasan bila tekanan
darah sistolik antara 140 mmHg- 160 mmHg dan tekanan darah diastolik antara
90 mmHg-95 mmHg.
Tekanan darah seseorang bisa lebih atau kurang dari batasan nilai normal
jika melebihi nilai normal, orang tersebut menderita hipertensi. Sebaliknya, jika
di bawah nilai normal, maka orang tersebut menderita tekanan darah rendah.
65
Sistolik Diastolik
Normal <120 mmHg <80 mmHg
Pre hipertensi 120-139 mmHg 80-89 mmHg
Stadium 1 140-159 mmHg 90-99 mmHg
Stadium 2 >160 mmHg >100 mmHg
Sumber : (Sudarmoko, 2015)
2. Jenis Hipertensi
yaitu:
3. Etiologi
b. Hipertensi Sekunder
66
Penyebab yaitu: penggunaan estrogen, penyakit, sindrom cushing dan
sebagai berikut:
1) Obesitas
terkena hipertensi. Lebih dari 50% kasus hipertensi baik pada wanita
67
memiliki risiko lebih besar untuk mengalami prehipertensi atau hipertensi.
2015)
paling bisa dicegah. Pasalnya, zat kimia yang dihasilkan dari pembakaran
tembakau berbahaya bagi sel darah dan organ tubuh lainnya, seperti
68
optimal jika aktif beraktifitas fisik dibarengi dengan menjalankan diet
saja, sedangkan bila asupan garam antara 5-15 gram per hari prevalensi
5) Stres
1) Keturunan
69
2) Jenis kelamin
3) Usia
2015)
maka semakin tinggi pula tekanan darahnya. Pada umumnya hipertensi pada pria
terjadi di atas usia 31 tahun, sedangkan pada wanita terjadi setelah usia 45 tahun
6. Maniseftasi Klinis
menunjukan adanya gejala-gejala tertentu yang bisa dilihat dari luar sehingga
disebut sebagai silent disease. Pada sebagian besar kasus hipertensi, penderita
tidak mengetahui atau menyadari bahwa dirinya telah menderita hipertensi ketika
tekanan darahnya berada di atas batas normal. Penderita baru menyadari ketika
70
hipertensi yang dideritanya telah menyebabkan berbagai penyakit komplikasi
Ketika tekanan darah naik dengan sangat cepat sehingga tekanan sistolnya
lebih besar dari 140 mmHg, biasanya baru muncul tanda-tanda tertentu bisa dilihat
dari luar. Misalnya adalah sakit kepala atau pusing, muka merah, serasa mau
hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal, dan penglihatan menjadi kabur
(Sudarmoko, 2015)
risiko tekanan darah tinggi pertamanya adalah dengan penanggulangan secara non
pemicu timbulnya penyakit tersebut (kecuali faktor yang tidak bisa diubah atau
darah secara teratur agar bila sewaktu-waktu ada kenaikan darah yang cukup
terutama penyakit hipertensi disebut juga the silent disease, tidak terdapat tanda-
tanda yang dapat dilihat dari luar. Satu-satunya cara untuk mendeteksi adalah
timbulnya rasa ketegangan yang berlebihan tidak cukup untuk memastikan bila
Selain dengan cek tekanan darah secara teratur, perawatan pada penderita
hipertensi dapat dilakukan dengan menjalankan diet yang dirancang secara khusus
sesuai dengan tingkat kebutuhan dan kondisi penderita. Diet ini bertujuan untuk
71
mengatur menu harian penderita hipertensi agar naiknya gejolak tekanan darah
bisa diminimalisir atau tetap dalam batas normal. Pengaturan menu didasarkan
dengan mengurangi konsumsi lemak melalui diet rendah kalori terutama bagi
untuk melakukan aktivitas fisik secara rutin. Olahraga aerobik seperti bersepeda,
jogging, berenang dan yoga yang dilakukan secara teratur bisa membantu
Olahraga juga dapat digunakan untuk mengurangi risiko obesitas dan mengurangi
asupan garam ke dalam tubuh. Ketika berolahraga, tubuh yang berkeringat akan
jangka waktu lama. Tatalaksana pengobatan hipertensi yang baik dapat membantu
hipertensi.
darah seseorang mencapai nilai kurang dari 140/90 mmHg. Perlakuan pertama
yang dilakukan adalah memodifikasi gaya hidup seseorang menjadi gaya hidup
perubahan gaya hidup sehat tidak berhasil maka bisa dibantu dengan obat anti
72
a. Diuretik : dapat menurunkan tekanan darah dengan mengeluarkan
dalam sel otot jantung dan pembuluh darah sehingga pembuluh darah
9. Komplikasi Hipertensi
Fauzi (2017) menjelaskan hipertensi dapat menyebabkan kematian dengan
berbagai komplikasinya seperti :
a. Stroke
Hipertensi adalah faktor utama terjadinya stroke, karena tekanan darah yang
terlalu tinggi dapat menyebabkan pembuluh darah di otak yang sudah
lemah menjadi pecah, sehingga terjadi perdarahan otak yang dapat
menyebabkan kematian. Stroke dapat terjadi akibat sumbatan dari
gumpalan darah yang macet di pembuluh darah yang sudah menyempit.
Penderita hipertensi beresiko 12 kali lebih besar untuk menderita stroke.
b. Infark Miokard
Infark miokard ini terjadi karena arteri koroner tidak dapat menyuplai darah
oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan miokardium.
c. Payah jantung (Congestive heart failure)
73
Payah jantung adalah kondisi dimana jantung dan otak tidak mampu lagi
memompa darah yang dibutuhkan tubuh. Kondisi ini terjadi karena
kerusakan otot jantung atau sistem listrik jantung. Gangguan dari dinding
pembuluh darah yang menyebabkan elastisitasnya berkurang akan memacu
jantung bekerja lebih keras karena beban jantung bertambah lebih berat.
d. Gagal Ginjal
Penderita hipertensi beresiko besar mengalami gagal ginjal. Hipertensi
dapat menyempitkan dan menyebarkan aliran darah menuju ginjal, yang
berfungsi sebagai penyaring kotoran tubuh. Dengan adanya gangguan
tersebut, ginjal menyaring lebih sedikit cairan dan membuangnya kembali
kedarah.
e. Kerusakan penglihatan
Hipertensi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah di mata, sehingga
mengakibatkan penglihatan menjadi kabur atau kebutaan.
B. Konsep Lansia
1. Pengertian Lansia
disebutkan bahwa lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari
akan banyak terjadi. Penurunan fungsi tubuh pada lansia diakibatkan karena
menghadapi gangguan dari dalam maupun luar tubuh. Salah satu gangguan
kesehatan yang paling banyak dialami oleh lansia adalah pada sistem
& Batubara, 2008). Secara alamiah lansia akan mengalami penurunan fungsi
organ dan mengalami perubahan tekanan darah. Oleh sebab itu, lansia
74
dianjurkan untuk selalu memeriksakan tekanan darah secara teratur agar dapat
Lansia adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang dimulai
tugas dan fungsi ini, dan memasuki usia selanjutnya yaitu lansia, kemudian
seseorang yang berusia di atas 60 tahun dengan penurunan fungsi fisik dan
usia pertengahan (middle age) yaitu kelompok usia 45-59 tahun, usia lanjut
(early) antara 60-70 tahun, usia lanjut tua (old) antara 75-90 tahun, dan usia
tiga golongan yaitu kelompok lansia dini (55-64 tahun), kelompok lansia
pertengahan (65 tahun ke atas), dan kelompok lansia dengan risiko tinggi (70
tahun keatas).
psikososial.
75
a. Perubahan fisik
1) Sel, saat seseorang memasuki usia lanjut keadaan sel dalam tubuh
juga berkurang.
dan makin rapuh, keadaan tubuh akan lebih pendek, persendian kaku
76
dengan tidaknya penyakit klinis, denyut jantung menurun, katup
jantung pada lansia akan lebih tebal dan kaku akibat dari akumulasi
meningkat.
b. Perubahan Intelektual
menurun.
c. Perubahan keagamaan
dunia.
d. Perubahan Psikososial
77
Dalam psikologi perkembangan, lansia dan perubahan yang dialaminya
4) Mencari teman baru untuk menggantikan suami atau istri yang telah
semakin bertambah
dewasa.
1. Definisi
Teknik relaksasi lima jari ini suatu proses yang menggunakan pikiran dengan
rileks melalui komunkasi dalam tubuh yang melibatkan semua indera meliputi
78
Teknik relaksasi lima jari ini merupakan salah satu bentuk self hypnosis yang
ketegangan, kecemasan dan stress dari pikiran seseorang. Relaksasi lima jari
memacu timbulnya stress, cemas dan nyeri, dapat mengurangi ketegangan otot,
Hal tersebut didukung dengan pernyataan bahwa Teknik Relaksasi Lima Jari
adalah suatu teknik relaksasi yang dikembangkan oleh (Subandiyo, 2014). Teknik
ini dapat menimbulkan efek relaksasi dan menenangkan dengan cara mengingat
(Adams, 2019).
2. Tujuan
a. Persiapan Pasien
1) Menjelaskan tujuan, prosedur dan lama tindakan teknik relaksasi lima jari
79
3) Memonitor keadaan umum dan mengukur tanda-tanda vital pasien.
5) Pengaturan posisi papsien degan duduk di tempat tidur atau duduk di kursi
(yang dirasa lebih nyaman oleh pasien), meletakkan tangan diatas paha
b. Tahapan Kerja
bayangkan saat anda merasa sehat, saat anda menikmati kegiatan aktivitas
2) Sentuhkan ibu jari anda dengan dengan jari tengah. Sambil melakukannya,
bayangkan saat anda mengalami bahagia dan jatuh cinta. Anda bisa
bersama suami.
3) Sentuhan ibu jari anda dengan dengan jari tengah. Sambil melakukannya,
bayangkan saat anda menerima pujian yang paling indah. Coba untuk
80
4) Sentuhan ibu jari anda dengan dengan jari tengah. Sambil melakukannya,
bayangkan tempat yang paling indah yang pernah anda kunjungi. Anda
c. Tahap Terminasi
1) Pasien tetap mempertahankan posisi rileks, dan ambil napas dalam 3x.
2) Membuka mata.
D. Kerangka Pemikiran
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis ketika seseorang
mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal atau kronis (dalam waktu yang
lama). Secara umum seseorang dikatakan menderita hipertensi jika tekanan darah
farmakologis salah satunya yaitu dengan tetapi meditasi. meditasi merupakan salah
satu latihan senam pernafasan yang cukup terkenal saat ini, termasuk Indonesia. Salah
satu aspek penting dari Teknik Relaksasi adalah teknik yang menimbulkan beberapa
mengkonsentrasikan diri dari perhatian terhadap masalah. Teknik relaksasi lima jari
mampu menjangkau pikiran bawah sadar, tempat dimana emosi berproses, sehingga
mampu menghilangkan masalah emosional yang ada dalam pikiran bawah sadar
tersebut (Davis & McKay, 2008) dalam (Dewi. R, 2021). Dalam keadaan rileks, tubuh
melalui otak akan memproduksi hormon endorphrin yang berfungsi sebagai analgesik
alami tubuh dan dapat meredakan rasa nyeri (keluhan-keluhan fisik). Selain itu, dalam
81
keadaan rileks tubuh akan mengaktifkan sistem saraf parasimapatetis yang berfungsi
untuk menurunkan detak jantung, laju pernafasan dan tekanan darah (Poppen, 1998).
“Pengaruh Teknik Relaksasi Lima Jari Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia
Bagan 2.1 Kerangka Pemikiran Pengaruh Teknik Relaksasi Lima Jari Terhadap
Tekanan Darah Pada Lansia dengan Hipertensi di Kelurahan Baros di
Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi.
Keterangan :
: Adanya pengaruh
E. Hipotesis Penelitian
jawaban yang diberikan baru berdasarkan teori yang relevan , belum didasarkan pada
(Sugiyono, 2017:63)
82
Hipotesis dalam penelitian ini adalah adanya Pengaruh Teknik Relaksasi
Lima Jari terhadap tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di Kelurahan Baros
Ho: Tidak ada pengaruh Teknik Relaksasi Lima Jari terhadap penurunan tekanan
H1: Ada pengaruh Teknik Relaksasi Lima Jari terhadap penurunan tekanan darah pada
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode
83
experiment merupakan penelitian yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
akibat dari sesuatu yang dikenakan pada subjek yang diteliti dengan mencari pengaruh
perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali. Kelebihan dari
Quasi Experiment ialah lebih mudah dilaksanakan karena tidak memerlukan kontrol
yang terlalu ketat, pelaksanaannya relatif lebih cepat, dan penyusunan desain
menggunakan pretest and posttest control group design dimana observasi dilakukan
sebanyak 2 kali yaitu sebelum perlakuan (pre-test) dan sesudah perlakuan (posttest).
Adapun jenis rancangan dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
84
85
Bagan 3.1 Desain Quasi Eksperimen Pre-Test And Post-Test Control Group Design
Pretest 01 X 02 Postest
03 04
Keterangan :
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan mulai bulan Maret sampai dengan Agustus 2021.
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk mempelajari variasi tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
85
86
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
Dikarenakan jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen maka variabel bebas
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas
(Sugiyono, 2018). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tekanan darah pada
1. Definisi Konseptual
tidak dapat langsung diamati atau diukur, hanya dapat diamati atau diukur melalui
Lansia adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang dimulai
melahirkan anak. Ketika kondisi hidup berubah, seseorang akan kehilangan tugas
dan fungsi ini, dan memasuki usia selanjutnya yaitu lansia, kemudian mati (Padila,
2016).
Tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari
140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali
86
87
Tekanan darah tinggi pada lansia adalah salah satu dari penyakit degeneratif
yang muncul akibat proses kemunduran fungsi sel tubuh yaitu dari keadaan normal
jari mampu menjangkau pikiran bawah sadar, tempat dimana emosi berproses,
bawah sadar tersebut (Davis & McKay, 2008) dalam (Dewi. R, 2021).
2. Definisi Operasional
observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena.
Relaksasi yang
87
88
dengan mengatur
pernafasan dan
mengingat pengalaman
menyelaraskan fikiran
yang bertujuan
menurunkan tekanan
penderita hipertensi
7 hari.
2. Tekanan Tekanan darah yang Sphygmomanometer Skor Rasio
perlakuan.
3. Cara Kerja
Peneliti akan memilih responden yang sesuai dengan kriteria inklusi sebanyak
kepada responden dan menjelaskan tujuan, manfaat dan peran serta mereka selama
88
89
Peneliti akan menjelaskan tentang prosedur Teknik Relaksasi Lima Jari kepada
klien. Untuk kelompok kontrol hanya dilakukan pengukuran tekanan darah sebelum
tekanan darah sebelum intervensi (pretest) dan mencatat hasilnya. Untuk kelompok
intervensi setelah diukur tekanan darahnya dalam 1 menit, kemudian akan dilakukan
Teknik Relaksasi Lima Jari selama 10 menit. Setelah dilakukan intervensi, 3 menit
akan mencatat hasil pengukuran tekanan darah responden pada lembar observasi.
Intervensi Teknik Relaksasi Lima Jari akan dilakukan sekali waktu selama penelitian
dengan rentang waktu 15 menit untuk semua responden pada kelompok intervensi.
menit sebelum dan 3 menit setelah dilakukan terapi meditasi. Pada pengambilan data
akan dibagi dalam 4 kelompok, pada kelompok 1 terdiri dari 4 orang akan dilakukan
intervensi pada hari 1-2, kelompok 2 terdiri dari 4 orang akan dilakukan intervensi
pada hari ke 2-3, kelompok 3 ada 5 orang akan dilakukan intervensi pada hari ke 3-5
dan kelompok 4 ada 5 orang akan dilakukan intervensi hari ke 5-7. Sehingga peneliti
1. Populasi
89
90
Populasi yang akan diambil dalam penelitian ini adalah seluruh lansia
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi terebut. Oleh karena itu, sampel yang diambil dari
sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah sebagian lansia yang
tersebut dapat menentukan layak dan tidaknya sampel yang akan digunakan.
Kriteria inklusi adalah karakteristik sampel yang dapat dimasukkan atau yang
90
91
3. Ukuran Sampel
Menurut Gay & Diehl dalam Budhiana (2019) sampel quasi eksperiment
dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2018). Untuk
akan dilakukan koreksi sampel berdasarkan prediksi sampel droup out dari
n
n' =
1−f
Keterangan :
sampel yang dapat digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada,
91
92
oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat – sifat populasi yang sudah
Teknik Pengambilan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek yang
diperlukan dalam suatu penelitian agar dapat memperkuat hasil penelitian (Nursalam,
1. Jenis Data
Dalam penelitian ini akan menggunakan data primer dan data sekunder.
a. Data primer
dengan cara observasi partisipatif adalah data tentang bekam kering, dan
b. Data Sekunder
92
93
G. Instrumen Penelitian
(Arikunto, 2014). Untuk dapat mengukur variabel penelitian ini, peneliti menggunakan
instrumen untuk menggunakan data. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo
(2018), bahwa yang dimaksud dengan instrumen adalah alat-alat yang digunakan untuk
observasi, formulir-formulir lain yang berkaitan dengan pemetaan data dan lain-lain.
1. Observasi
Pedoman observasi digunakan dan diisi oleh peneliti atau observer yang telah
dilatih. Sehingga instrument jenis ini sangat tepat digunakan untuk mengukur
observasi tanpa sepengatahuan responden guna mendapat hasil data yang valid
(Dharma, 2011).
partisipatif dimana observer secara aktif mengikuti aktivitas yang dilakukan oleh
93
94
2. Wawancara
lisan oleh responden. Metode wawancara merupakan pilihan yang tepat jika
sesuatu yang diamati dari responden. Metode ini sering digunakan untuk
oleh responden, obat yang digunakan oleh responden, adakah anggota keluarga
yang memiliki penyakit hipertensi dan sejak usia berapa atau sudah berapa lama
acuan dalam bertanya tetapi yang diajukan kepada setiap responden dapat
1. Pengolahan Data
94
95
dahulu data harus diolah dengan tujuan mengubah data menjadi informasi.
ditempuh, diantaranya:
a. Editing
observasi responden.
b. Coding
Coding yaitu kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang
terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila
c. Data entry/prosessing
kedalam master tabel atau data base komputer. Proses entry data pada
Analisa data merupakan bagian penting dari suatu penelitian. Dimana tujuan
dari analisis data ini adalah agar diperoleh suatu kesimpulan masalah yang diteliti.
95
96
Data yang telah terkumpul akan diolah dan dianalisis dengan menggunakan program
SPSS.
Analisis data dalam penelitian ini akan menggunakan metode sebagai berikut:
tiap karakteristik responden yang meliputi usia, jenis kelamin, sumber informasi
A
P= × 100 %
B
Keterangan :
P= Presentase kategori
b. Analisis Univariat
dari hasil penelitian, dalam analisis ini hanya menggunakan distribusi fekuensi
dan persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2018). Analisa data yang akan
96
97
maksimum, nilai minimum, rata-rata dan standar deviasi. Nilai minimum adalah
nilai terendah dari data yang diperoleh, sedangkan nilai maksimum adalah nilai
tertinggi dari data yang diperoleh. Untuk nilai rata-rata dan standar deviasi
X
fx
n
Keterangan:
: Rata-rata
: Frekuensi masing-masing kelas
: Nilai tengah kelas
Fx : Hasil kali frekuensi kelas terhadap nilai
tengah kelas
∑fx : Jumlah total fx
∑ f (X − X́ )2
S=
√ n−1
Keterangan :
S: Standar deviasi
: Jumlah frekuensi setiap kelas
Χ: Nilai setiap data atau pengamatan dalam sampel
: Nilai rata-rata dalam sampel
c. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji paired t-
test yang digunakan untuk menguji beda mean dari hasil pengukuran pada
97
98
kelompok yang sama. Paired t-test ini merupakan uji statistic parametric yang
memiliki syarat yaitu data harus berdistribusi normalitas terlebih dahulu (Dharma,
2011).
normalitas yang efektif dan valid digunakan untuk sampel berjumlah kecil.
Keterangan :
mengukur dan menganalisis data hasil pre dan post test. Dua sampel yang
namun mengalami dua perlakuan atau pengukuran yang berbeda. Uji ini
nilai rata-rata yang sama atau tidak. Uji komparasi antar dua nilai
98
99
yang digunakan tidak bebas (berpasangan), ciri yang paling sering ditemui
pada kasus yang berpasangan adalah satu individu (objek penelitian) dikenai
dua jenis perlakuan yang berbeda atau lebih sering untuk melihat adanya
Keterangan:
t = nilai
Sd = Standar deviasi
N = Jumlah pengamatan
value <0,05.
I. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini antara
1. Tahap Persiapan
lengkap mengenai masalah yang hendak diteliti. Tahap ini diawali dengan
99
100
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti akan mengumpulkan data sesuai dengan fokus
dan tujuan penelitian. Pengumpulan data atau informasi melalui wawancara dan
3. Tahap Pelaporan
J. Etika Penelitian
Notoatmodjo (2018) kode etik penelitian adalah suatu pedoman etika yang
berlaku untuk setiap kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak
yang diteliti (subjek penelitian) dan masyarakat yang akan memperoleh dampak hasil
100
101
penelitian harus memperhatikan aspek etika. Kaidah dasar etika penelitian, yaitu :
1. Prinsip Manfaat
Dengan prinsip pada aspek manfaat, maka segala bentuk penelitian yang
resiko dengan aspek manfaat, bila penelitian yang dilakukan dapat mengalami
Manusia memiliki hak dan merupakan mahluk yang mulia yang harus
dihormati, karena manusia berhak untuk menentukan pilihan antara mau dan
3. Prinsip Keadilan
menghargai hak atau memberikan pengobatan secara adil, hak menjaga privasi
4. Informed Consent
101
102
pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.
6. Kerahasiaan (Confidentiality)
hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
DAFTAR PUSTAKA
Hartiningsih, Sri Nur, Eka Oktavianto, dan Anna Nur Hikmawati. 2021. “TERAPI
http://journal.stikeskendal.ac.id/index.php/Keperawatan%0ATERAPI.
Hastuti, Retno Yuli, dan Ayu Arumsari. 2008. “Pengaruh Terapi Hipnosis Lima Jari Untuk
25–35.
Kemenkes.RI. 2014. “Pusat Data Dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.” Infodatin
102
103
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjIzfDJs
YPKAhVSA44KHUmSDasQFggZMAA&url=http://www.depkes.go.id/download.php?
file=download/pusdatin/infodatin/infodatin-
hipertensi.pdf&usg=AFQjCNHWLiHieCeL1Ksg4Tr_yx.
Kholifah, Siti Nur. 2016. Keperawatan Gerontik. Cetakan pe. ed. Mutimanda Dwisatyadini.
Mohd, Syukri. 2017. “Efektivitas Terapi Hinosis Lima Jari Terhadap Ansietas Klien
Naftali, Ananda Ruth et al. 2017. “Kesehatan Spiritual dan Kesiapan Lansia dalam
Ramdani, Hasbi Taobah, Eldessa Vava Rilla, dan Wini Yuningsih. 2017. “Volume 4 | Nomor
Sari, Yuli Permata, dan Lio Ok Satria. 2018. “Hubungan dukungan keluarga dengan kualitas
Widianto, Ajikwa Ari, Muhammad Fadhol Romdhoni, Dewi Karita, dan Mustika
Ratnaningsih Purbowati. 2019. “Hubungan Pola Makan Dan Gaya Hidup Dengan Angka
DAFTAR PUSTAKA
Martin, W. (2016). Pengaruh Terapi Meditasi Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada
Lansia Yang Mengalami Hipertensi.
103
104
Hidayat. (2017). Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba
Jakarta.
Aprilla .N, dkk. (2019). Hubungan Pengetahuan Penderita Hipertensi Tentang Hipertensi
dengan kepatuhan Minum Obat Antihipertensii. Kampa: Universitas Pahlawan
James, P. O. (2014). Evidence Based Guidline For The Management Of High Blood Pressure
In Adults. Report From The Panel Members Appointed To The Eighth Joint National
Vommittee (Jnc 8).
Kamila, M. (2017). Perbedaan Pengaruh Pemberian Meditasi Sederhana Dan Latihan Deep
Breathing Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di
104
105
Kemenkes, P. (2013). Lansia Di Indonesia Jakarta. Pusat Data Dan Informasi Kementrian
Kesehatan Ri.
Kushariyadi. (2010). Asuhan Pusat Data dan lnformasi Kementerian Kesehatan Rl Keperawatan
Pada Klien Lanjut Usia. Jakarta: Salemba Medika.
Lansia, K. (2018). Statistik Penduduk Lanjut Usia. Jakarta: Komisi Nasional Lanjut Usia.
105
106
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
106
107
American Heart Association, 2014. Heart Disease and Stroke Statistics. AHA Statistical
Update, p. 205.
Dinas Kesehatan Kota Sukabumi. 2019. Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Kota Sukabumi.
Sukabumi: Dinas Kesehatan Kota Sukabumi
American Heart Association, 2014. Heart Disease and Stroke Statistics. AHA Statistical
Update, p. 205
Kepada Yth,
Calon Responden Penelitian
Di Tempat
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Yodysta Purnama Agustin
Nim : C1AA17165
107
108
Hormat Saya
Mahasiswa Peneliti
(Informed Consent)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini bersedia menjadi responden penelitian yang
dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Sarjan Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Sukabumi yang bernama Yodysta Purnama Agustin dengan judul Pengaruh
Teknik Relaksasi Lima Jari Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi di Kelurahan
Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi.
108
109
Saya memahami bahwa penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang
lebih mendalam serta menggali gagasan atau ide atas permasalahan yang diteliti dan tidak
akan berakibat negatif terhadap saya, oleh karena itu saya bersedia menjadi responden pada
penelitian ini.
Demikian surat pernyataan ini saya buat secara sukarela dan tidak ada unsur
pemaksaan dari siapapun, dengan ini saya menyatakan bersedia berpartisipasi dalam
penelitian ini.
Responden
( )
109
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
RELAKSASI LIMA JARI PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI
DATA DEMOGRAFI
Hari/Tanggal :
Alamat :
Jenis TD TD
No. Nama Responden Usia
Kelamin Sebelum Sesudah