Anda di halaman 1dari 76

COVER

LAPORAN PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN GERONTIK


PADA TN.Y DENGAN HIPERTENSI DI RT 001 RW 002 DESA
TARAI BANGUN KECAMATAN TAMBANG

“KEPERAWATAN GERONTIK”

DWDI NUR CANDRA


20501014

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES PAYUNG NEGERI
PEKANBARU
2020
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN GERONTIK PADA TN. Y


DENGAN HIPERTENSI DI RT 01 RW 02 DIDESA TARAI BANGUN
KECAMATAN TAMBANGKABUPATEN KAMPAR

Laporan Ini Telah Disetujui Dan Diperiksa Oleh Preseptor Akademik

Program Studi Profesi NERS STIKes Payung Negeri Pekanbaru

Dwi Nur Candra, S.Kep

20501014

Pekanbaru, Januari 2021

Mengesahkan,

i
Sekolah Tinggi IlmuKesehatanPayungNegeriPekanbaru

PreseptorAkademik

Ns. Bayu Azhar, M.Kep

NIDN.1015059102

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. i

DAFTAR ISI........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1

A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 2
C. Tujuan........................................................................................................ 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 4

ii
A. Pengertian Lanjut Usia.............................................................................. 4
B. Batasan Usia Lanjut................................................................................... 4
C. Proses Menua............................................................................................ 5
D. Kebutuhan Hidup Lansia........................................................................... 9
E. Perubahan Pada Lansia.............................................................................. 9

BAB III PEMBAHASAN.................................................................................... 16

A. Pengkajian................................................................................................. 16
B. Analisa Data dan Diagnosa....................................................................... 47
C. Intervensi................................................................................................... 59
D. Implementasi dan Evaluasi........................................................................ 62

BAB IV HASIL.................................................................................................... 67

A. Hasil Implementasi.................................................................................... 67
B. Hambatan pelaksanaan.............................................................................. 67

BAB V PENUTUP............................................................................................... 68

A. Kesimpulan................................................................................................ 68
B. Saran.......................................................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 69

LAMPIRAN
RESUME

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Penyakit kardiovaskular sampai saat ini masih menjadi permasalahan
kesehatan global (Rilanto & Rahajoe, 2014). Data yang diperoleh dari world
health organization (WHO) 2017 menyebutkan angka kematian oleh karena
penyakit kardiovaskular sebesar 17,7 juta orang setiap tahunnya dan 31%
merupakan penyebab dari seluruh kematian global. Salah satu penyakit
kardiovaskuler yang menjadi silent killer adalah hipertensi karena sebagian
besar kasus hipertensi tidak menunjukan gejala dan tidak terdeteksi sampai
menunjukan komplikasi serius yang bisa menyebabkan kematian (Nursanti,
2019). Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan pembunuh diam-diam
karena pada sebagian besar kasus tidak menunjukkan gejala apapun.
Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko utama yang menyebabkan
serangan jantung dan stroke, yang menyerang sebagian besar penduduk dunia.
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana dijumpai tekanan darah 140/90
mmHg atau lebih untuk usia 13 – 50 tahun dan tekanan darah mencapai 160/95
mmHg untuk usia di atas 50 tahun (Bagus ramanto,2013).
Hipertensi dapat dikelompokan menjadi dua jenis, yaitu: Hipertensi
primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer adalah hipertensi yang tidak
atau belum diketahui penyebab nya.Hipertensi primer menyebabkan perubahan
pada jantung dan pembuluh darah. Sedangkan hipertensi sekunder adalah
hipertensi yang disebabkan atau sebagai akibat dari adanya penyakit lain
danbiasanyapenyebabnya sudah diketahui, seperti penyakit ginjal dan kelainan
hormonal atau pemakaian obat tertentu (Bagus ramanto,2013).
Lansia merupakan proses penuaan dengan bertambahnya usia individu
yang ditandai dengan penurunan fungsi organ tubuh seperti otak, jantung, hati

1
ginjal serta peningkatan kehilangan jaringan aktif tubuh berupa otot-otot tubuh.
Penurunan fungsi organ tubuh pada lansia akibat dari berkurangnya jumlah dan
kemampuan sel tubuh, sehingga kemampuan jaringan tubuh untuk
mempertahankan fungsi secara normal menghilang, sehingga tidak dapat
bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Fatmah,
2010). Hipertensi sangat erat hubungannya dengan faktor gaya hidup dan pola
makan. Gaya hidup sangat berpengaruh pada bentuk perilaku atau kebiasaan
seseorang yang mempunyai pengaruh positif maupun negatif pada
kesehatan.Kecemasan merupakan satu-satunya factor psikologis yang
mempengaruhi hipertensi. Hal tersebut di dukung pendapat Anwar (2012) pada
banyak orang kecemasan atau stress psikososial dapat meningkatkan tekanan
darah. Pada dasarnya kecemasan berupa keluhan dan gejala yang bersifat
psikis dan fisik. Gangguan ini sering dialami oleh individu yang berusia di atas
60 tahun dan lebih banyak menyerang wanita dari pada pria.Gangguan
kecemasan yang banyak dialami lansia adalah kecemasan menyeluruh.
Beberapa terapi komplementer dapat di lakukan untuk menurunkan
tekanan darah pada penderita hipertensi seperti ; terapi tertawa, terapi masase
kaki menggunakan minyak esensial lavender, terapi meditrasi, terapi musik
klasik. Penelitian tentang terapi komplementer tersebut sudah banyak
dilakukan dan hasilnya efektif menurunkan tekanan darah, tetapi belum pernah
dilakukan penelitian mengenai terapi yang paling efektif dalam menurunkan
tekanan darah (Herliawati dkk, 2017).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan fenomena di lapangan lahan praktek kelurahan Tarai Bagun
banyak lansia yang menderita penyakit Hipertensi dan kurang untuk
memanfaatkan fasilitas kesehatan serta tidak menjaga pola hidup sehingga
memungkinkan kejadian penyakit semakin bertambah.

2
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat kejadian dan pemberian intervensi kepada lansia
kelolaan
2. Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui tanda dan gejala hipetensi lansia
b) Untuk mengetahui penyebab hipertensi lansia
c) Untuk mengetahui intervensi dan penatalaksanaan yang sesuai dengan
masalah kesehatan lansia

3
BAB 1I
TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN GERONTIK
HULUAN KEPERAWATAN GERONTIK

A. Definisi Lansia
Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang,
yaitu suatu periode di mana seseorang telah “beranjak jauh” dari periode
terdahulu yang lebih menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang penuh
dengan manfaat. Secara biologis lansia adalah proses penuaan secara terus
menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu
semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan
kematian (Wulansari, 2011).

B. Batasan Lansia
Batasan usia lansia menurut WHO meliputi (Santi, 2009):
a. Usia pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45 sampai 59
tahun
b. Lanjut usia (elderly) : antara 60 dan 74 tahun.
c. Lanjut usia tua (old) : antara 75 dan 90 tahun
d. Usia sangat tua (very old) : diatas 90 tahun

Batasan Lansia menurut Depkes RI (2009) meliputi :


a. Menjelangusialanjut (45-54 thn) : masavibrilitas
b. Kelompokusialanjut (55 – 64 thn) : masapresenium
c. Kelompokusialanjut (> 64 thn) : masasenium

4
Pemerintah Indonesia dalam hal ini Departemen Sosial membagi
lansia ke dalam 2 kategori yaitu usia lanjut potensial dan usia lanjut non
potensial. Usia lanjut potensial adalah usia lanjut yang memiliki potensi
dan dapat membantu dirinya sendiri bahkan membantu sesamanya.
Sedangkan usia lanjut non potensial adalah usia lanjut yang tidak
memperoleh penghasilan dan tidak dapat mencari nafkah untuk
mencukupi kebutuhannya sendiri (Hayati, 2010).

C. Proses Menua
Proses menua menurut (Santi, 2009), (aging) adalah suatu keadaan
alami selalu berjalan dengan disertai adanya penurunan kondisi fisik,
psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi. Hal tersebut berpotensi
menimbulkan masalah kesehatan secara umum maupun kesehatan jiwa.
Secara individu, pada usia di atas 55 tahun terjadi proses menua secara
alamiah.
Menua didefinisikan sebagai perubahan progresif pada organisme
yang telah mencapai kematangan intrinsik dan bersifat irreversibel serta
menunjukkan adanya kemunduran sejalan dengan waktu. Proses alami
yang disertai dengan adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun
sosial akan saling berinteraksi satu sama lain. Proses menua yang terjadi
pada lansia secara linier dapat digambarkan melalui tiga tahap yaitu,
kelemahan (impairment), keterbatasan fungsional (functionalimitations),
ketidakmampuan (disability) dan keterhambatan (handicap) yang akan
dialami bersamaan dengan proses kemunduran.
Proses menua dapat terjadi secara fisiologis maupun patologis.
Apabila seseorang mengalami proses menua secara fisiologis maka proses
menua terjadi secara alamiah atau sesuai dengan kronologis usianya
(penuaan primer). Proses menua seseorang yang lebih banyak dipengaruhi

5
faktor eksogen, misalnya lingkungan, sosial budaya dan gaya hidup
disebut mengalami proses menua secara patologis (penuaan sekunder).
Teori-teori yang menjelaskan bagaimana dan mengapa penuaan terjadi
biasanya dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu teori
biologis dan psikososial. Secara umum teori biologi dan psikososiologis
dijelaskan sebagai berikut (Stanley, 2008):
a. Teori Biologi
1) Teori Genetika
Teori sebab-akibat menjelaskan bahwa penuaan terutama
dipengaruhi oleh pembentukan gen dan dampak lingkungan pada
pembentukan kode genetik. Menurut teori genetik, penuaan adalah
suatu proses yang secara tidak sadar diwariskan yang berjalan dari
waktu ke waktu untuk mengubah sel atau struktur jaringan. Dengan
kata lain, perubahan rentang hidup dan panjang usia telah
ditentukan sebelumnya.
2) Teori Wear and Tear
Teori Wear and Tear (Dipakai dan Rusak) mengusulkan bahwa
akumulasi sampah metebolik atau zat nutrisi dapat merusak sintesis
DNA, sehingga mendorong malfungsi molecular dan akhirnya
malfungsi organ tubuh. Pendukung teori ini percaya bahwa tubuh
akan mengalami kerusakan berdasarkan suatu jadwal.
3) Riwayat Lingkungan
Menurut teori ini, faktor-faktor di dalam lingkungan (misalnya
karsinogen dari industry, cahaya matahari, trauma dan infeksi)
dapat membawa perubahan dalam proses penuaan. Walaupun
faktor-faktor ini diketahui dapat mempercepat penuaan, dampak
dari lingkungan lebih merupakan dampak sekunder dan bukan
merupakan faktor utama dalam penuaan.

6
4) Teori Imunitas
Teori Imunitas menggambarkan suatu kemunduran dalam
sistem imun yang berhubungan dengan penuaan. Ketika orang
bertambah tua, pertahanan mereka terhadap orgenisme sering
mengalami penurunan, sehingga mereka lebih rentan untuk
menderita berbagai penyakit seperti kanker dan infeksi. Seiring
dengan berkurangnya fungsi sistem imun, terjadilah peningkatan
dalam respons autoimun tubuh.
5) Teori Neuroendokrin
Para ahli menyatakan bahwa penuaan terjadi karena suatu
perlambatan dalam suatu sekresi hormon tertentu yang mempunyai
suatu dampak pada reaksi yang diatur oleh suatu sistem saraf. Hal
ini lebih jelas ditunjukkan dalam kelenjar hipofisis, tiroid, adrenal
dan reproduksi.

b. Teori Psikososiologis
1) Teori Kepribadian
Kepribadian manusia adalah suatu wilayah pertumbuhan yang
subur dalam tahun-tahun akhir kehidupannya. Teori kepribadian
menyebutkan aspek-aspek pertumbuhan psikologis tanpa
menggambarkan harapan atau tugas spesifik lansia.
2) Teori Tugas Perkembangan
Tugas perkembangan adalah aktivitas dan tantangan harus
dipenuhi oleh seseorang pada tahap-tahap spesifik dalam hidupnya
untuk mencapai penuaan yang sukses. Pada kondisi tidak adanya
pencapaian perasaan bahwa ia telah menikmati kehidupan yang
baik, maka lansia tersebut berisiko untuk mengalami penyesalan

atau putus asa.

7
3) Teori Disengagement
Teori Disengagement (teori pemutusan hubungan)
menggambarkan proses penarikan diri oleh lansia dari peran
bermasyarakat dan tanggung jawabnya. Menurut ahli teori
ini.Proses penarikan diri ini dapat diprediksi, sistematis, tidak
dapat dihindari, dan penting untuk fungsi yang tepat dari
masyarakat yang sedang tumbuh. Manfaat pengurangan kontak
sosial untuk lansia adalah agar ia dapat menyediakan waktu untuk
merefleksikan pencapaian hidupnya dan untuk menghadapi
harapan yang tidak terpenuhi.

4) Teori Aktivitas
Menurut teori ini, jalan menuju penuaan yang sukses adalah
dengan cara tetap aktif. Berbagai penelitian telah memvalidasi
hubungan positif antara mempertahankan interaksi yang penuh arti
dengan orang lain dan kesejahteraan fisik dan mental orang
tersebut. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa pentingnya
aktivitas mental dan fisik yang berkesinambungan untuk mencegah
kehilangan dan pemeliharaan kesehatan sepanjang masa kehidupan
manusia.

5) Teori Kontinuitas
Teori kontinuitas, juga dikenal sebagai suatu teori
perkembangan, merupakan suatu kelanjutan dari kedua teori
sebelumnya dan mencoba untuk menjelaskan dampak kepribadian
pada kebutuhan untuk tetap aktif atau memisahkan diri agar
mencapai kebahagiaan dan terpenuhinya kebutuhan di usia tua.
Teori ini menekankan pada kemampuan koping individu
sebelumnya dan kepribadian sebagai dasar untuk

8
memprediksibagaimana seseorang akan dapat menyesuaikan diri
terhadap perubahan akibat penuaan. Ciri kepribadian dasar
dikatakan tetap tidak berubah walaupun usianya telah lanjut.
Selanjutnya, ciri kepribadian secara khas menjadi lebih jelas pada
saat orang tersebut bertambah tua.

D. Kebutuhan Hidup Lansia


Secara lebih detail, kebutuhan lansia terbagi atas (Subijanto et al,
2011):
a. Kebutuhan fisik meliputi sandang, pangan, papan, kesehatan.
b. Kebutuhan psikis yaitu kebutuhan untuk dihargai, dihormati dan
mendapatkan perhatian lebih dari sekelilingnya.
c. Kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk berinteraksi dengan
masyarakat sekitar.
d. Kebutuhan ekonomi, meskipun tidak potensial lansia juga mempunyai
kebutuhan secara ekonomi sehingga harus terdapat sumber pendanaan
dari luar, sementara untuk lansia yang potensial membutuhkan adanya
tambahan keterampilan, bantuan modal dan penguatan kelembagaan.
e. Kebutuhan spiritual, spiritual adalah kebutuhan dasar dan pencapaian
tertinggi seorang manusia dalam kehidupannya tanpa memandang
suku atau asal-usul. Kebutuhan spiritual diidentifikasi sebagai
kebutuhan dasar segala usia. Fish dan Shelly mengidentifikasi
kebutuhan spiritual sebagai kebutuhan akan makna dan tujuan, akan
cinta dan keterikatan dan akan pengampunan (Stanley, 2008).

E. Perubahan-perubahan yang terjadi pada Lansia


Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia adalah sebagai berikut
(Stanley, 2008):

9
a. Perubahan Fisik
1) Perubahan penampilan Saat seseorang memasuki usia lanjut,
penampilan secara fisik akan berubah. Misal sudah mulai terlihat
kulit keriput, bentuk tubuh berubah, rambut mulai menipis.
2) Perubahan fungsi fisiologis
Perubahan pada fungsi organ juga terjadi pada lansia. Perubahan
fungsi organ ini yang menyebabkan lansia tidak tahan, terhadap
temperatur yang terlalu panas atau terlalu dingin, tekanan darah
meningkat, berkurangnya jumlah waktu tidur.
3) Perubahan panca indera
Perubahan pada indera berlangsung secara lambat dan bertahap,
sehingga setiap individu mempunyai kesempatan untuk melakukan
penyesuain dengan perubahan tersebut. Misal, kacamata dan alat
bantu dengar hampir sempurna untuk mengatasi penurunan
kemampuan melihat atau kerusakan pendengaran.
4) Perubahan seksual
Pada lansia, terjadi penurunan kemampuan seksual karena pada
fase ini klimakterik pada lansia laki-laki dan menopause pada
wanita. Tapi, hal itu juga tidak membuat potensi seksual benar-
benar menurun. Ini disebabkan penurunan atau peningkatan
potensi seksual juga dipengaruhi oleh kebudayaan, kesehatan dan
penyesuain seksual yang dilakukan di awal.
5) Perubahan Kemampuan Motorik
a) Kekuatan
Terjadi penurunan kekuatan otot. Hal ini menyebabkan lansia
lebih cepat capai dan memerlukan waktu yang lebih lama
untuk memulihkan diri dari keletihan dibandingkan orang yang
lebih muda.

10
b) Kecepatan
Kecepatan dalam bergerak nampak sangat menurun setelah
usia enam puluhan.
c) Belajar
keterampilan baru Lansia yang belajar keterampilan baru
cenderung lebih lambat dalam belajar dibanding dengan yang
lebih muda dan hasil akhirnya juga cenderung kurang
memuaskan.
d) Kekakuan
Lansia cenderung canggung dan kagok, yang menyebabkan
sesuatu yang dibawa dan dipegangnya tertumpah dan jatuh.
Selain itu, lansia juga melakukan sesuatu dengan tidak hati-
hati dan dikerjakan secara tidak teratur.

11
LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN GERONTIK

BINA HUBUNGAN SALING PERCAYA (BHSP)

Kunjungan :I

Pertemuan : ke - 1 (Satu)

Kegiatan : Bina Hubungan Saling Percaya (BHSP)

A. Latar Belakang
Kepercayaan merupakan suatu hal yang sulit untuk didapatkan antara individu
satu dengan individu lainnya. Butuh sebuah perjuangan untuk menciptakan sebuah
kepercayaan orang lain terhadap diri sendiri. Terlebih lagi jika kepercayaan tersebut
ingin kita sapatkan dari orang yang baru kita kenal namun, kepercayaan bisa kita
dapatkan jika antara individu terdapat meyakinkan menggunkan suat komunikasi
yang baik dan benar.Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang
memungkinkan seseorang untuk menetapkan, mempertahankan dan meningkatkan
kontak dengan orang lain. Setiap hari seseorang berkomunikasi dengan orang lain
sangatlah mudah, akan tetapi komunikasi kompleks dikarenakan dalam komunikasi
seseorang harus melibatkan tingkah laku yang selaras dengan apa yang diucapkan dan
situasi kondisi lawan berbicara yang sedang berlangsung.
Perawat merupakan kemampuan komunikasi interpersonal untuk
mengembangkan hubungan dengan keluarga yang dapat meningkatkan pemahaman
mereka sebagai manusia seutuhnya.Hubungan yang membantu ini adalah terapeutik,
yang meningkatkan iklim psikologis yang membawa perubahan dan pertumbuhan
keluarga yang positif. Meskipun perawat akan mendapat kepuasaan dari hubungan,
keluarga harus menjadi penerima utama dan penentu keuntungan.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat diketahui pentingnya membina hubungan
saling percaya (BHSP) antara perawat dan keluarga. Apabila hubungan ini terjalin

12
dengan baik, maka dapat dipastikan perawat akan mendapatkan data – data yang
valid, sehingga perawat dapat menemukan masalah yang ada serta melakukan
intervensi yang tepat bagi keluarga. Hal tersebut dapat meningkatkan dan
memperrtahankan kesehatan keluarga.

B. Data yang Perlu Dikaji


Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan dari kedatangan ke rumah
keluarga.

C. Masalah keperawatan
Masalah keperawatan belum dirumuskan karena pengkajian belum dilakukan.

D. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan belum dirumuskan karena pengkajian belum
dilakukan.
2. Tujuan Umum
Dalam waktu 1x60 menit terbinanya hubungan saling percaya pada keluarga
gerontik binaan.
3. Tujuan Khusus
Keluarga binaan gerontik menerima kunjungan mahasiswa profesi ners.

E. Rencana Kegiatan
1. Topik
Membina hubungan saling percaya antara keluarga binaan dan mahasiswa
keperawatan (memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan dan kedatangan
mahasiswa).

13
2. Metode
Tatap muka, wawancara dan observasi.
3. Waktu
Hari/Tanggal : Kamis, 31 desember 2020
Pukul : 10.00 WIB
4. Tempat
Rumah keluarga binaan tn. y

F. Strategi Pelaksanaan
1. Fase Orientasi
a. Mengucapkan salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan berkunjung
d. Mengevaluasi keadaan keluarga binaan
2. Fase Kerja
Melakukan kontrak waktu dan tempat yang disepakati bersama dengan klien.
3. Fase Terminasi
1. Membuat kontrak dengan klien untuk pertemuan selanjutnya
2. Mengakhiri pertemuan bersama keluarga binaan
3. Mengucapkan salam

G. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
a. Menyiapkan laporan pendahuluan
b. Kontrak dengan keluarga binaan
2. Proses
1. Pelaksanaan kegiatan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
2. Respon keluarga binaan baik dan menerima mahasiswa

14
3. Hasil
Terbinanya hubungan saling saling percaya antara keluarga dan mahasiswa,
keluarga bersedia jadi keluarga binaan.

Tarai Bangun, 31 desember 2020

Mahasiswa Gerontik binaan

(Dwi Nur Candra S,Kep) (Tn. Y)

15
BAB III
PEMBAHASAN

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN GERONTIK

1. PENGKAJIAN

Kunjungan :2

Pertemuan : ke - 2 (Dua)

Kegiatan : Pengkajian

A. Latar Belakang
Masa tua (lansia) dimulai setelah pensiun, biasanya antara 65-75 tahun (Potter
&Perry, 2005).Pengertian lansia (Lanjut Usia) adalah fase menurunnya kemampuan
akal danfisik, yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup.
Sebagai mana diketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai
kemampuan reproduksidan melahirkan anak. Ketika kondisi hidup berubah,
seseorang akan kehilangan tugasdan fungsi ini, dan memasuki selanjutnya, yaitu usia
lanjut, kemudian mati. Bagimanusia yang normal, siapa orangnya, tentu telah siap
menerima keadaan baru dalamsetiap fase hidupnya dan mencoba menyesuaikan diri
dengan kondisi lingkunganya(Darmojo, 2004 dalam Psychologymania, 2013).
Keluarga merupakan kumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan, adopsi, tiap-tiap anggota selalu berinteraksi satu sama
lain (Mubarok, 2009). Tujuan keperawatan gerontik adalah memberikan pelayanan
professional yang berdasarkan ilmu dan kiat atau teknik keperawatan hirarki maslow
yang ditujukan pada klien lanjut usia baik sehat maupun sakit. Proses asuhan
keperawatan gerontik adalah suatu proses komplek dengan pendekatan sistematis

16
berdasarkan konseptualisaisi keperawatan keluarga untuk kerjasama dengan anggota
keluarga dan individu sebagai anggota keluarga.
Dalam memberikan asuhan keperawatan gerontik untuk dapat digunakan
pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian. Diagnos keperawatan,
intervensi, implementasi, dan evaluasi.Pengkajian merupakan tahap pertama dan
kritikan dimana pada tahap ini seorang perawat mengambil informasi secara terus
menerus terhadap anggota keluarga yang dibina.Pengkajian yang melibatkan upaya
menerapkan kemampuan keluarga berfungsi secara efektif dalam memenuhi
kebutuhan anggotanya.Data yang telah terkumpul kemudian dianalisa sehingga dapat
dirumuskan masalah kesehatan yang ada pada keluarga binaan.
Jadi berdasarkan hal tersebut sebelum membuat perencanaan untuk mengatasi
masalah yang dihadapi pasien, harus dilakukan pengkajian baik melalui anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

B. Data yang Dikaji Lebih Lanjut


Data awal yang perlu dikaji
1. Data umum :
Terdiri dari nama KK, alamat, komposisi keluarga, suku, agama, status
sosial, ekonomi, dan aktivitas keluarga.
2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga saat ini yang belum terpenuhi, riwayat
keluarga inti.
3. Lingkungan terdiri dari karakteristik rumah tangga dan komunikasi, mobilitas,
geografis, sistem pendukung keluarga.
4. Struktur keluarga terdiri dari pola komunikasi keluarga, struktur kekuatan, struktur
peran, nilai dan norma agama keluarga.
5. Fungsi keluarga terdiri dari fungsi efektif, sosialisasi, dan fungsi keperawatan
keluarga

17
6. Stress dan koping keluarga terdiri dari stressor jangka panjng dan jangka pendek
kemampuan keluarga terhadap situasi stress, strategi kopingyang digunakan serta
adaptasi fungsional.
7. Pemeriksaan fisik (head to toe)
8. Harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada.

C. Masalah Keperawatan
Belum dapat dirumuskan karena pengkajian belum dilakukan.

D. Diagnosa Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
Belum dirumuskan karena belum dilakukan pengkajian
2. Tujuan Keperawatan
a. Tujuan umum
Dalam waktu 1x60 menit terkumpul data yang dapat menimbulkan
masalah kesehatan gerontik
b. Tujuan khusus
1) Gerontik menerima kunjungan mahasiswa dalam waktu 1x60 menit
2) Terkumpul data umum, lingkungan, fungsi keluarga, pemeriksaan keluarga
(fisik head to toe)
3) Terindifikasi masalah keperawatan

E. Rencana kegiatan
1. Topik
Pengkajian data umum, lingkungan, fungsi keluarga , riwayat dan tahap
perkembanngan keluarga, struktur keluarga, stress dan koping keluarga,
pemeriksaan fisik dan harapan keluarga terhadap kesehatan yang ada.
2. Metode
Wawancara, observasi, palpasi, perkusi, dan auskultasi

18
3. Media Dan Alat
Format pengkajian, alat tulis, alat pemeriksaan fisik dan kamera
4. Waktu Dan Tempat
Dirumah tn.y
5. Strategi Pelaksanaan
a. Fase orientasi
1) Mengucapkan salam
2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan tujuan kunjungan
4) Mengevaluasi keadaan lansia
b. Fase kerja
1) Melakukan pengkajian
2) Melakukan pemeriksaan fisik
3) Mengidentifikasi masalah keluarga
4) Memberi dukungan positif terhadap hal-hal keluarga
c. Fase terminasi
1) Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
2) Mengucapkan salam

F. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
a. Menyiapkan laporan pendahuluan
b. Menyiapkan alat media
c. Kontrak dengan keluarga dan sesuai rencana
2. Proses
a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
b. Keluarga aktif dalam pelaksanaan

19
3. Hasil
a. Didapatkan data umum, riwayat terhadap perkembangan keluarga, lingkungan
struktur keluarga, fungsi, stress, dan koping keluarga.
b. Terindentifikasi masalah keperawatan

20
Dokumentasi

21
PROGRAM STUDI PROFESI NERS FORMAT PENGKAJIAN
STIKES PAYUNG NEGERI KEPERAWATAN
PEKANBARU GERONTIK
TA. 2020

Nama Mahasiswa : Dwi Nur Candra


NIM :20501014
Tanggal Pengkajian :Kamis, 31 Desember 2020

A. Data umum
1. Nama Klien : Tn.Y
2. Alamat : ds. Tarai Bangun, Kec. Tambang (dusun 3 rt 01/rw 02)
3. Telpon : +62 81365527114
4. Pekerjaan : pensiunan team akreditasi sekolah
5. Pendidikan : SLTA/sederajat
6. Komposisi : 5 orang
Hub. Pekerjaan
Nama JK Umur Pendidikan Ket
Dng KK
PNS Imunisasi
Tn. Y L KK 66 th SLTA
lengkap
PNS Imunisasi
Ny. H P ISTRI 61 th SLTA
lengkap
Imunisasi
Tn. A L ANAK 32 th DIII
lengkap
Imunisasi
Ny. W p ANAK 30 th SLTA
lengkap
Imunisasi
Ny. W P ANAK 26 th SLTP
lengkap
7. Genogram

22
Keterangan :

Laki-laki :

Perempuan :

Meninggal :

Serumah :

Klien :

8. Tipe Keluarga
Tn. Y memiliki tipe keluarga besar yaitu terdiri dari dua keluarga inti atau
lebih, atau anggota keluarga yang belum menikah.

9. Suku Bangsa
Tn. Ysama sama bersuku Melayu dan mengikuti adat dan norma yang
berlaku.

23
10. Agama
Keluarga Tn. Y beragama islam

11. Status Sosial Ekonomi Keluarga


Kebutuhan sehari – hari Tn. Y dipenuhi oleh anaknya, dan juga beliau
memiliki usaha sumur bor.

12. Aktivitas Rekreasi Keluarga


-

B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Tahap perkembangan keluarga Tn. Y saat ini adalah keluarga usia lanjut,
adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan.
2. Riwayat Keluarga Inti
Tn. Y mengatakan bahwasanya istri sudah meninggal dan riwayat penyakit
istri adalah diabetes mielitus.
3. Tugas Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
Keluarga Tn. Y termasuk dalam keluarga sejahtera tahap III yaitu keluarga
nya mampu memenuhi kebutuhan dasar nya.

C. Pengkajian Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
Rumah yang ditempati oleh keluarga Tn. Y adalah rumah pribadi.Ventilasi
cukup, dan juga rumah masih dalam renovasi.

2. Karakteristik Tetangga dan Komunitas

24
Masyarakat yang tinggal di sekitar rumah Tn.Y merupakan masyarakat
hetrogen yang terdiri dari berbagai suku bangsa seperti, Jawa, Minang, Melayu
dan Batak.
3. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Sehari-hariTn. Y tinggal bersama anak - anaknya.Sering berinteraksi dengan
masyarakat dikarenakan berdekatan dengan tetangga
4. Mobilitas Geografis Keluarga
Tn. Y mengatakan sebelumnya tingggal di daerah Taluk Kuantan,
5. Sistem Pendukung Keluarga
Pendukung dalam keluarga adalah anak-anaknya, Tn. Y tidak pernah merasa
putus asa dalam hidup dan selalu bekerja dengan gigih untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.

D. Struktur Keluarga
1. Pola Komunikasi Keluarga
Jika ada masalah dalam keluarga Tn. Y selalu menyelesaikan dengan cara
bermusyawarah. Tetapi yang mengambil keputusan adalah Tn. Y sebagai kepala
keluarga.Keputusan yang diambil oleh Tn. Y melalui diskusi bersama keluarga.
2. Struktur Kekuatan Keluarga
Keluarga Tn. Y menghargai satu sama lain saling membantu dan saling
support. Di dalam keluarga Tn.Y mampu merawat diri sendiri dan anaknya serta
memenuhi kebutuhan sehari- hari. Salah satu kekuatan keluarga adalah adanya
kasih sayang, saling menghargai satu sama lain, saling membantu, dan saling
mendukung.
3. Struktur Peran
Tn. Y berperan sebagai kepala keluarga dan anak nya menjalani perannya
masing-masing sebagai seorang anak.

4. Nilai dan Norma Keluarga

25
Nilai dan norma yang dianut oleh keluarga Tn. Y sesuai ajaran agama islam.
Keluarga Tn. Y menerapkan aturan-aturan sesuai dengan agama islam dan
mengharapkan anak-anaknya menjadi anak yang taat dalam menjalankan
ibadah.Di keluarga Tn. Y diterapkan saling menghormati dan
menghargai.Keluarga juga menerapkan untuk makan bersama – sama khususnya
malam hari dan norma keluarga yang dianut adalah sesuai dengan norma agama
dan adat istiadat setempat.

E. Fungsi Keluarga
1. Afektif
Keluarga Tn. Y saling memberikan perhatian dan kasih sayang, saling
mendukung anggota keluarga apa yang dilakukan selama dalam batas kewajaran
dan tidak melanggar etika dan sopan santun.
2. Sosialisasi
Dalam keluarga Tn. Y sangat terbiasa berinteraksi dengan lingkungan
sekitar.Interaksi dan sosialisasi dalam keluarga cukup baik dimana setiap anggota
keluarga saling menciptakan hubungan yang harmonis.
3. Fungsi Perawatan Kesehatan
Tn. Y mengatakan jika kepalanya terasa pusing, maka klien segera membeli
obat ke pelayanan kesehatan, klien mengatakan penyakit hipertensi sejak tahun 70
an, tetapi dahulu beliau tidak menggunakan obat dari dokter dan menggunakan
obat tradisional yaitu daun pucuk kecubung, jika kepala terasa pusing orang tua
beliau langsung mengambil daun pucuk kecubung lalu menggunakan daun
tersebut untuk penghilang pusingnya, “ kata beliau caranya itu oleskan daun di abu
setelah masak, lalu usapkan di bagian dahi/kening”. Klien mengatakan tidak
pernah dirawat di rumah sakit sebab penyakit hipertensi nya.Klien juga
mengatakan riwayat penyakit keluarga yaitu istri beliau adalah diabetes mielitus.

4. Fungsi Reproduksi

26
Jumlah anak keluarga Tn. Y 6 orang terdiri dari3 orang perempuan dan 3
orang laki-laki.
5. Fungsi ekonomi
Keluarga mampu memenuhi kebutuhan sandang, pengan, dan papan dari
pendapatan yang diterima dari gaji anaknya dan kontrakan yang mereka miliki
beserta keluarga mampu menyisihkan pendapatannya untuk keperluan yang tidak
terduga dan sebagai tabungan .

F. Tugas Perawatan Keluarga


1. Mengenai Masalah
a. Penyakit yang diderita Tn. Yadalah hipertensi dan asam urat
b. Ketika ditanya tentang penyebab penyakit hipertnesi keluaga dapat
menyebutkannya.
2. Mengambil Keputusan
Keluarga Tn. Y mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
biasanya dilakukan dengan bermusyawarah antara keluarga.
Keluarga mengatakan:
a. Keluarga Tn. Y mengatakan cukup mengerti tentang status kesehatan
b. Anggota keluarga cukup peka terhadap keluarga yang sakit, namun kadang-
kadang masalah kesehatan.
c. Keluarga tetap berusaha agar penyakit yang diderita cepat sembuh dan selalu
mencari solusi jika keluarga sakit
d. Keluarga sedikit takut dengan kemungkinan penyakit yang diderita salah satu
anggota keluarganya
e. keluarga sering membawa anggota keluarganya yang mengalami hipertensi
berobat ke fasilitas kesehatan.

3. Merawat Anggota Keluarga yang Sakit

27
a. Setiap anggota keluarga mengerti fungsi dan tanggung jawab masing-masing
anggota keluarga, hubungan antara anggota keluarga dan hubungan antara
anggota keluarga dengan masyarakat terjalin baik.
b. Keluarga memberikan perhatian, kasih sayang dan supportagar dapat membantu
proses penyembuhan.

4. Memodifikasi Lingkungan
Kondisi lingkungan rumah Tn. Y tampak bersih, pencahayaan cukup, jendela
pada siang hari dibuka, didepan rumah ada tanaman bunga dan kolam ikan.

5. Menggunakan Fasilitas atau Pelayanan Kesehatan


Tn. Y mengatakan jika anggota keluarga ada yang sakit dibawa ke Klinik
Dokter atau Rumah Sakit.

G. Stres Dan Koping Keluarga


1. Stres Jangka Panjang dan Pendek
Tn. Y mengatakan stress jangka panjang dan stress jangka pendek yang
diaalami keluarganya adalah masalah ekonomi. Terutama adanya bencana corona
ini membuat penghasilannya tidak seperti biasanya.
2. Kemampuan Keluarga Berperan Terhadap Stress
Tn. Y cukup tanggap dalam merespon terhadap situasi yang sedang terjadi
dan dengan pikiran positif dalam menghadapinya serta berdiskusi saat ada masalah
dan berusaha menyelesaikan dengan baik.
3. Strategi Koping Digunakan
Tn. Y mengatakan streategi yang digunakan saat ada masalah adalah
menggunakan musyawarah dan berdiskusi untuk menyelesaikan masalah.

H. Harapan Keluarga

28
Keluarga berharap agar anak – anaknya sukses dan mencapai pendidikan
setinggi – tingginya.Dan berharap juga supaya tidak kambuh lagi sakitnya.

I. KEBIASAAN SEHARI – HARI


1. Biologis
a. Pola makan
Tn. Y mengatakan nafsu makan saat ini baik, dan menjaga pola makan
b. Pola minum
Tn. Y mengatakan seharinya bisa minum sampai 7x/hari
c. Pola tidur
Tn. Y susah tidur karena sering Bak ditengah malam.
d. Pola eliminasi (BAB/BAK)
BAB/BAK dalam keadaan normal

e. Aktivitas sehari – hari (Barthel Index)

29
Dengan
Aktivitas (ADL) Mandiri
Bantuan
Makan 10
Aktifitas ke Toilet 10
Berpindah dari kursi roda atau sebaliknya, 15
termasuk duduk di tempat tidur
Kebersihan diri mencuci muka menyisir 5
rambut dan menggosok gigi
Mandi 5
Berjalan di permukaan datar 15
Naik turun tangga 10
Berpakaian 10
Mengontrol defekasi 10
Mengontrol berkemih 10
Total 100
Penlilaian:
0-20 : Ketergantungan
21-61 : Ketergantungan berat/sangat tergantung
62-90 : ketergantungan berat
91-99 : ketergantungan ringan
100 : Mandiri

Dari hasil barthel index didapatkan bahwa Tn. Y dalam skor 100 yaitu
dalam kategori MANDIRI.

f. Rekreasi
Keluarga Tn. Y mempunyai kebiasaan rutin untuk mengunjungi rumah
yang berada di taluk kuantan.
g. Indeks KATZ :

30
Indek Keterangan
A Mandiri dalam makan, kontinensia (BAB, BAK), menggunakan pakaian,

pergi ke toilet, berpindah, dan mandi.


B Mandiri semuanya kecuali salah satu dari fungsi diatas.
C Mandiri, kecuali mandi, dan satu lagi fungsi yang lain.
D Mandiri, kecuali mandi, berpakaian dan satu lagi fungsi yang lain.
E Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, dan satu
F Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah dan satu fungsi

yang lain.
G Ketergantungan untuk enam fungsi tersebut
Lain – Ketergantungan pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat diklasifikasi

lain sebagai C, D, E, F dan G

Berdasarkan penilain Indeks KATZ didapatkan Tn. Y masuk ke dalam


kategori A yaitu mampu melakukan semua aktivitas secara mandiri
seperti makan, BAK / BAB, menggunakan pakaian, pergi ke toilet,
berpindah, dan mandi.

2. Psikologis
1) Mental (SPMSQ)
Short Portabel Mental Status Questionaire (SPMSQ)
Skore
N0 Pertanyaan
+ -
√ 1. Tanggal berapa hari ini?
√ 2. Hari apa sekarang ini?
√ 3. Apa nama tempat ini?
√ 4. Berapa nomer telepon anda?
√ 4a. Dimana alamat anda? Tanyakan hanya klien
tidak mempunyai telepon
√ 5 Berapa umur anda?
√ 6 Kapan anda lahir?

31
√ 7 Siapa presiden indonesia sekarang?
√ 8 Siapa presiden sebelumnya?
√ 9 Siapa nama kecil ibu anda?
√ 10 Kurangi 3 dari 20 dam tetap pengurangan 3
dari setiap angka baru, semua secara menurun
Jumlah kesalahan total0

Penilaian SPMSQ :
 Kesalahan 8 - 10 fungsi intelektual berat
 Kesalahan 5 – 7 fungsi intelektual sedang
 Kesalahan 3 - 4 fungsi intelektual ringan
 Kesalahan 0 - 2 fungsi intelektual utuh
 Penilaian skor klien 8 = fungsi intelektual berat
Untuk penilaian mental (SPMSQ) didapatkan nilai kesalahan hanya 1,
yang artinya Ny. D memiliki FUNGSI INTELEKTUAL YANG UTUH.

5
5

32
3

9
2) skala Inventaris Depresi Beck (IDB)

No Uraian Depresi Beck Skore


A. Kesedihan
3 Saya sangat sedih atau tidak bahagia dimana saya tak
dapat menghadapinya
2 Saya galau atau sedih sepanjang waktu dan saya tidak
dapat keluar darinya
1 Saya merasa sedih atau galau
0 Saya tidak merasa sedih √
B. Pesimisme
3 Saya merasa bahwa masa depan saya adalah sia-sia dan
sesuatu tidak dapat membaik
2 Saya merasa tidak mempunyai apa-apa untuk memandang
kedepan
1 Saya merasa terkecil hati mengenai masa depan
0 Saya tidak begitu pasimis atau kecil hati tentang masa √
depan
C.Rasa kegagalan
3 Saya merasa saya benar-benar gagal sebagi seseorang
(orang tua, suami, Istri)
2 Seperti melihat ke belakang hidup saya, semua yang dapat
saya lihat hanya kegagalan
1 Saya merasa saya telah gagal melebihi orang pada
umumnya
0 Saya tidak merasa gagal √
D. Ketidakpuasan
3 Saya tidak puas dengan segalanya
2 Saya tidak lagi mendapatkan kepuasan dari apapun
1 Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Saya tidak merasa tidak puas √
E. Rasa Bersalah
3 Saya merasa seolah-olah saya sangat buruk atau tak
berharga
2 Saya merasa sangat bersalah
1 Saya merasa buruk atau tak berharga sebagai bagian dari

33
waktu yang baik
0 Saya tidak merasa benar-benar bersalah √
F. Tidak Menyukai Diri Sendiri
3 Saya benci diri saya sendiri
2 Saya muak dengan diri saya sendiri
1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
0 Saya tidak mempunyai pikiran-pikiran mengenai √
membahayakan diri sendiri

G. Membahayakan Diri Sendiri


3 Saya akan membunuh diri saya sendiri jika saya
mempunyai kesempatan
2 Saya mempunyai rencana pasti tentang tujuan bunuh diri
1 Saya merasa lebih baik mati
0 Saya tidak mempunyai pikiran-pikiran mengenai √
membahayakan diri sendiri
H. Menarik Diri dari Sosial
3 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain
dan tidak perduli pada mereka semua
2 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain
dan tidak sedikit perasaan pada mereka
1 Saya kurang berminat pada orang lain dari pada
sebelumnya
0 Saya tidak kehilangan minta pada orang lain √
I. Keragu-raguan
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat
keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan
0 Saya membuat keputusan yang baik √
J. Perubahan Gambaran Diri
3 Saya merasa bahwa saya jelek atau tampak menjijikkan
2 Saya merasa bahwa ada perubahan-perubahan yang
permanet dalam penampilan saya dan ini membuat saya
tidak menarik
1 Saya khawatir bahwa saya tampak tua atau tidak menarik

34
0 Saya tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk √
daripada sebelumnya
K. Kesulitan Kerja
3 Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk
melakukan sesuatu
1 Ini memerlukan upaya tambahan untuk memulai
melakukan sesuatu
0 Saya dapat bekerja kira-kira sebaik sebelumnya √
L. Keletihan
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya lelah lebih dari yang biasanya
0 Saya tidak lebih lelah dari biasanya √
M. Anoreksia
3 Saya tidak lagi mempunyai nafsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat buruk sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari yang biasanya √
Penilaian:
 0-4 = Derpresi tidak ada atau minimal
 5-7= Depresi ringan
 8-15= Depresi sedang
 >15 =depresi berat
Untuk penilain Depresi (BEEK / YESAVAGE) didapatkan nilainya yaitu 0,
yang artinya Tn. YTIDAK DEPRESI.

3) Geriatric Depression Scale (GDS)


No Pertanyaan Jawaban Score
1 Apa anda sebenarnya puas dengan kehidupan Ya 0
anda
2 Apakah anda telah meninggalkan banyak Tidak 0
kegiatan dan minat atau kesenangan anda?
3 Apakah anda merasa kehidupan anda kosong? Tidak 0

35
4 Apakah anda sering merasa bosan? Ya 0
5 Apakah anda mempunyai semangat yang baik Ya 0
setiap saat?
6 Apakah anda takut bahwa sesuatu yang buruk Tidak 0
akan terjadi pada anda?
7 Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian Ya 0
besar hidup anda?
8 Apakah anda sering merasa tidak berdaya? Ya 0
9 Apakah anda lebih senang tinggal di rumah Ya 0
daripada keluar dan mengerjakan sesuatu
yang baru?
10 Apakah anda merasa mempunyai banyak Tidak 0
masalah dengan daya ingat anda di
bandingkan kebanyakan orang?
11 Apakah anda pikir bahwa hidup anda Ya 0
sekarang menyenangkan?
12 Apakah anda merasa tidak berharga seperti Tidak 0
seperti perasaan anda saat ini?
13 Apakah anda merasa anda penuh semangat? Ya 0
14 Apakah anda merasa bahwa keadaan anda Tidak 0
tidak ada harapan?
15 Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih Tidak 0
baik keadaannya daripada anda?

Interpretasi:
 Skor 0-4 : not depressed (tidak depresi/normal)
 Skor 5-9 : mild depression (depresi ringan)
 Skor 10-15 : severe depression (depresi sedang/berat)

Untuk penilaian GDS (Geriatric Depression Scale) didapatkan skor 3,


yang artinya Tn. Y TIDAK DEPRESI.

36
4) APGAR Keluarga
APGAR Keluarga
No Fungsi Uraian Skore
1 Adaptasi Saya puas bahwa dapat kembali pada keluarga Selalu
saya untuk membantu pada waktu sesuatu
menyusahkan saya
2 Hubungan Saya puas dengan cara keluarga saya Selalu
membicarakan sesuatu dengan saya dan
mengungkapkan masalah dengan saya
3 Pertumbuhan Saya puas bahwa keluarga saya menerima dan Selalu
mendukung keinginan saya untuk melakukan
aktivitas atau arah baru.
4 Afeksi Saya puas dengan cara keluarga saya Selalu
mengespresikan afek dan berespon terhadap
emosi-emosi saya, seperti marah, sedih atau
mencintai.
5 Pemecahan Saya puas dengan cara teman-teman saya dan Selalu
saya menyediakan waktu bersama-sama

Keterangan :
 Skor 2 jika selalu
 Skor 1 jika kadang-kadang
 Skor 0 jika hampir tidak pernah
 Skor 8-10 : fungsi sosial normal
 Skor 5-7   : fungsi sosial cukup
 Skor 0-4   : fungsi sosial kurang/suka menyendiri
Dalam penilaian APGAR didapatkan skor 10 yang artinya keluarga Tn. Y
FUNGSI SOSIAL NORMAL.

3. Keadaan Emosi

37
Keadaan emosi Tn. Y bisa mengontrol emosinya dengan baik jika sedang
ada masalah.

4. Konsep Diri
a) Identitas diri :
Tn. Y yang merasa senang akan identitasnya sebagai kepala keluarga dan
kakek dari cucu-cucunya.
b) Gambaran diri :
Tn. Y mengatakan bahwa ia menyadari kalau ia sudah lanjut usia dan
kesehatannya mulai menurun karena proses penuaan
c) Ideal diri :
Tn. Y mampu mengerjakan aktivitas sehari – hari seperti biasa, dan bisa
menikmati masa tua dengan tenang bersama anak – anak dan cucunya.
d) Peran diri :
Tn. Y saat ini dalam melaksanakan perannya kepala keluarga dibantu oleh
anak-anaknya

e) Harga diri :
Tn. Y ingin selalu tetap dihargai dan tetap didukung oleh keluarganya.

5. Sosial
a) Dukungan keluarga
Keluarga Tn. Y selalu mendukung apa yag dilakukan keluarganya satu
sama lain.
b) Hubungan dengan keluarga
Keluarga Tn. Y selalu terbuka, setiap permasalahan akan dibicarakan
bersama anggota keluarga yang lain.

c) Hubungan dengan orang lain

38
Tn. Y bersosialisasi dan berinteraksi baik dengan tetangga sekitar dan sering
berkumpul didepan rumah.

6. Spiritual
a) Pelaksanaan ibadah
Tn. Y selalu ibadah tepat waktu.
b) Keyakinan tentang kesehatan
Apabila ada anggota keluarga yang sakit, keluarga Tn. Yakan
memeriksakan kesehatannya ke pelayanan kesehatan.

7. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umun : Baik
b) GCS :VME
c) Tingkat kesedaran : Compos mentis
d) Suhu : oC
e) Nadi : 84 x/menit
f) Tekanan Darah : 193/122 mmHg
g) Pernafasan : 20 x/menit
h) Tinggi Badan : cm
i) Berat Badan : Kg

Ya Tidak
Umum
Kelelahan ( ) (√ )
Perubahan BB setahun yg lalu ( ) (√ )
Perubahan nafsu makan ( ) (√ )
Demam ( ) (√ )
Keringat malam ( ) (√ )
Kesulitan tidur ( ) (√ )

39
Sering pilek, infeksi () (√)
Penilaian diri terhadap status kesehatan : Tn. Y sudah merasakan hipertensi
Kemampuan untuk melakukan AKS ( Aktivitas Kehidupan Seharihari) : walaupun
terasa pusing Tn. Ymerasa hal ini tidak mempengarui aktivitas.
Integumen Ya Tidak
Lesi/ luka ( ) (√)
Pruritus ( ) (√)
Perubahan pigmentasi ( ) (√)
Perubahan tekstur ( ) (√)
Perubahan nevi ( ) (√)
Sering memar ( ) (√)
Perubahan rambut ( ) (√)
Perubahan kuku ( ) (√)
Pemajanan lama terhadap matahari ( ) (√)
Pola penyembuhan lesi, memarTIDAK ADA
Hemoopoetik Ya Tidak
Perdarahan/memar abnormal ( ) (√)
Pembengkakan kelenjar limfa ( ) (√)
Anemia ( ) (√)
Riwayat tranfusi darah ( ) (√)
Kepala Ya Tidak
Sakit kepala (√) ()
Trauma berarti pada masa lalu () (√)
Pusing (√) ( )
Gatal pada kulit kepala ( ) (√)
Mata Ya Tidak
Air mata berlebihan ( ) (√)
Pruritus ( ) (√)
Diplopia ( ) (√)

40
Kabur ( ) (√)
Fotofobia ( ) (√)
Riwayat infeksi ( ) (√)
Tanggal pemeriksaan paling akhir :4 Januari 2021
Dampak pada penampilan AKS : walaupun Tn. Y meraskan sakit kepala dan
pusing namun hal ini tidak mempengarui aktivitas
Telinga Ya Tidak
Perubahan pendengaran ( ) (√)
Rabas ( ) (√)
Tinitus ( ) (√)
Vertigo ( ) (√)
Sensivitas pendengaran ( ) (√)
Riwayat infeksi ( ) (√)
Tanggal pemeriksaan paling akhir: 4 januari2021
Kebiasaan perawatan telinga :Tn. Y membersihkan dengan sendirinya
Dampak pada penampilan AKSTIDAK ADA
Hidung Dan Sinus Ya Tidak
Rabas ( ) (√)
Epistaksis ( ) (√)
Obstruksi ( ) (√)
Mendengkur ( ) (√)
Nyeri pada sinus ( ) (√)
Alergi ( ) (√)
Riwayat infeksi ( ) (√)
Penilaian diri pada kemampuan olfaktoriBAIK
Mulut Dan Tenggorok Ya Tidak
Sakit tenggorok ( ) (√)
Lesi /ulkus ( ) (√)
Serak ( ) (√)

41
Perubahan suara ( ) (√)
Kesulitan menelan ( ) (√)
Perdarahan gusi ( ) (√)
Karies ( ) (√)
Kesulitan menelan ( ) (√)
Alat-alat prostesa ( ) (√)
Riwayat infeksi ( ) (√)
Tanggal pemeriksaan gigi paling akhir 4 januari 2021
Pola menggosok gigi 2X SEHARI DAN TERATUR
Ny. D Merasa sudah cukup dengan menggosok gigi saja
Leher Ya Tidak
Kekakuan ( ) (√)
Nyeri/ tekan ( ) (√)
Benjolan/massa ( ) (√)
Keterbatasan gerak ( ) (√)
Payudara Ya Tidak
Benjolan/ massa ( ) (√)
Nyeri/ nyeri tekan ( ) (√)
Bengkak ( ) (√)
Keluar cairan dari putting susu ( ) (√)
Perubahan pada putting susu ( ) (√)
Perubahan pada payudara sendiri :TIDAK ADA
Pernafasan Ya Tidak
Batuk ( ) (√)
Sesak nafas ( ) (√)
Hemoptisis ( ) (√)
Sputum ( ) (√)
Mengi ( ) (√)
Asma/ alergi pernafasan ( ) (√)

42
Tanggal dan hasil pemeriksaan sinar X dada terakhirTIDAK ADA
Kardoivaskular Ya Tidak
Nyeri/ketidaknyamanan dada ( ) (√)
Palpitasi ( ) (√)
Sesak nafas ( ) (√)
Dispnea pada aktivitas ( ) (√)
Ortopnea ( ) (√)
Murmur ( ) (√)
Edema ( ) (√)
Varises ( ) (√)
Kaki timpang ( ) (√)
Parestesia ( ) (√)
Perubahan warna kaki ( ) (√)
Gastrointestinal Ya Tidak
Disfagia ( ) (√)
Tak dapat mencerna ( ) (√)
Nyeri ulu hati ( ) (√)
Mual/ muntah ( ) (√)
Hematemesis ( ) (√)
Perubahan nafsu makan ( ) (√)
Intoleran makanan ( ) (√)
Ulkus ( ) (√)
Nyeri ( ) (√)
Ikterik ( ) (√)
Benjolan/ massa ( ) (√)
Perubahan kebiasaan defekasi ( ) (√)
Sistem Saraf Pusat Ya Tidak
Sakit kepala (√ ) ()
Kejang ( ) (√)

43
Sinkope/serangan jatuh ( ) (√)
Paralisis ( ) (√)
Paresis ( ) (√)
Masalah koordinasi ( ) (√)
Tic/tremor/spasme ( ) (√)
Cedera kepala ( ) (√)
Masalah memori ( ) (√)
Sistem Endokrin Ya Tidak
Intoleran panas ( ) (√)
Intoleran dingin ( ) (√)
Goiter ( ) (√)
Pigmentasi kulit ( ) (√)
Perubahan rambut ( ) (√)
Polifagia ( ) (√)
Polidipsi ( ) (√)
Poliuria ( ) (√)

I. Informasi Penunjang
Asam Urat : mg/dl
Glukosa : mg/dl
Kolesterol : mg/dll

44
LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN GERONTIK

2. DIAGNOSA

Pertemuan : ke - 3 (Tiga)

Kegiatan : Analisa Data, Diagnosa dan Skoring

A. Latar Belakang
Analisa data merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan dalam proses
pengumpulan data untuk mengelompokkan keluhan-keluhan yang dirasakan oleh
lansia. Dan juga berguna untuk melihat bagaimana keluarga lansia ataupun lansia itu
sendiri dalam menghadapi masalah kesehatan maupun individual sehingga
didapatkan diagnosa keperawatan pada keluarga. Adapun ketidakmampuan keluarga
dalam menghadapi masalah diantaranya:
1. Ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan lansia
2. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
3. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
4. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan sekitar
5. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas/pelayanan kesehatan.

B. Data yang Perlu Dikaji


1. Data subjektif (Data yang bersumber dari klien)
2. Data objektif ( Data yang bersumber dari perawat )
3. Masalah keperawatan

C. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
- Penurunan curah jantung
- Gangguan rasa nyaman

45
- Intoleransi aktivitas
2. Tujuan Umum
Terkumpul data yang perlu untuk menegakkan masalah keperawatan
3. Tujuan Khusus
Terkumpul data yang diperlukan untuk menegakkan masalah keperawatan

D. Rencana Kegiatan
1. Topik
Menjelaskan dan menentukan perencanaan keperawatan yang akan diberikan
dan dilakukan.
2. Metode
Diskusi dan Tanya jawab dengan lansia kelolaan.
3. Waktu
Hari/Tanggal : senin, 4 Januari 2021
Pukul : 16.00 WIB
4. Tempat : Rumah kediaman Lansia kelolaan Tn. Y

E. Strategi Pelaksanaan
1. Fase Orientasi
a. Mengucapkan salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan berkunjung
2. Fase Kerja
a. Mendiskusikan intervensi yang akan dilakukan
b. Memberikan motivasi pada klien untuk melakukan tindakan secara mandiri
3. Fase Terminasi
a. Membuat kontrak dengan klien untuk pertemuan selanjutnya
b. Mengakhiri pertemuan dengan baik dan mengucapkan salam

46
F. Kriteria Hasil
1. Struktur
a. Menyelesaikan laporan pendahuluan
b. Menyiapkan alat dan media
c. Kontrak waktu dengan klien sesuai rencana
2. Proses
a. Laksanakan sesuai dengan perencanaan
b. klien aktif dalam diskusi hasil
3. Hasil
Melakukan intervensi keperawatan

Tarai Bangung, 4 Januari 2021

Mahasiswa Gerontik binaan

(Dwi Nur Candra S,Kep) (Tn. Y)

47
DIAGNOSA KEPERAWATAN

ANALSA DATA

Data Masalah

Data Subjektif :
1. Klien mengatakan sering pusing dan sakit
kepala
2. Klien mengatakan saat mentap langit-langit
terasa pusing
3. Klien mengatakan sering mengkonsumsi Penurunan curah jantung
berhubungan dengan peningkatan
obat hipertensi afterload, vasokonstriksi, iskemia
miokard, hipertropi ventrikular.

Data Objektif :
 TD = 193/122 mmHg
N = 84x/menit
 RR = 20x/menit
S = 36,7ºC

Data Masalah

48
Data Subjektif :
P : Hipertensi,
Q : Cekot-cekot,
R : Kepala,
S : 4,
T : Hilang timbul.
Keadaan umum : Lemah, Nyeri akut b.d agen cedera
biologis
Tingkat kesadaran : Compos mentis.

Data Objektif :
 TD = 193/122 mmHg
N = 84x/menit
 RR = 20x/menit
S = 36,7ºC

Data Masalah

Data Subjektif :

49
 Klien mengatakan tidak nyaman setelah
beraktivitas
 Klien mengatakan mudah lelah saat
beraktivitas

Intoleransi aktivitas
Data Objektif : berhubungan dengan kelemahan
umum, ketidakseimbangan
 TD = 193/122 mmHg antara suplai dan kebutuhanO2.
N = 84x/menit
 RR = 20x/menit
S = 36,7ºC
 Tampak letih

50
51
dx. nyeri Nyeri klien Melaporkan nyeri Manajemen nyeri
akut b.d berkurang terkontrol 1. Kaji nyeri secara komprehensif, meliputi
agen cedera dan teratasi Kemampuan mengenali lokasi,karakteristik dan awitan,

52
biologis penyebab nyeri durasi,frekuensi, kualitas, intensitas/beratnya
Kemampuan nyeri, dan faktor presipitasi
menggunakan teknik non 2. Observasi isyarat non-verbal dari
farmakologis ketidaknyamanan, khususnya dalam
ketidakmampuan untuk komunikasi secara
efektif
3. Gunakan komunikasi terapeutik agar klien
dapat mengekspresikan nyeri
4. Kaji pengalaman individu terhadap nyeri
5. Berikan dukungan terhadap klien dan
keluarga
6. Tingkatkan tidur/istirahat yang cukup
7. Ajarkan penggunaan teknik non-
farmakologis (terapi relaksasinafas dalam,
terapi relaksasi benson, guided imajery,
terapi musik,masase)
8. Kolaborasi terapi obat analgesic dengan
prinsip 5 benar

Skoring

53
Masalah Keperawatan:Penurunan curah jantung

N KRITERIA SCORE PEMBENARAN


O
1 Sifat Masalah 3/3 x 2  Masalah hipertensi sudah
- Ancaman kesehatan 2 dirasakan sejak beberapa
tahun yang lalu
2 Kemungkinanan Masalah Untuk ½x2  seminggu terkahir baru
Diubah 1 saja memeriksakan
- Hanya Sebagian keadaannya ke pelayanan
kesehatanuntuk mengecek
tekanan darah
 mengatakan jika kepala
pusing atau badan terasa
lemah biasanya dipijat dan
istirahat.
3 Potensial Masalah Untuk Dicegah 3/3 x 1  mengatakan bahwa dia
- Tinggi 1 dan anak selalu dalam
keadaan sehat

4 Menonjolnya Masalah ½x1  mengatakansakit kepala


- Tidak segera diatasi ½ dan badan terasa lemah
semenjak tekanan darah
nya naik.

TOTAL 4½

Masalah Keperawatan :intoleransi aktivitas

54
NO Kriteria Skor Total Pembenaran

1. Sifat masalah : Intoleransi aktivitas dan


Potensial 3/3 x 1 badan mudah lelah
1
2. Kemungkinan masalah Klien dan keluarga tahu
dapat diubah : 2/2 x 1 tentang penyakit hipertensi
sebagian 1
3. Potensial masalah untuk Masalah masih bisa di cegah,
dicegah : 3/3 x 1 dengan cara beristirahat, dan
rendah 1 keingintahuan yang tinggi
untuk diit masalah hipertensi
4. Menonjolnya masalah : Masalah kelelahan dirasakan
Tidak perlu segera 2/2 x 1 betul oleh klien dan
1 menyadari harus segra diatasi

Jumlah 4

Masalah Keperawatan :nyeri akut b.d agen cedera biologis

55
NO Kriteria Skor Total Pembenaran

1. Sifat masalah : klien sering mengeluh sakit


Potensial 3/3 x 1 kepala dan tengkuk terasa
1 berat, hasil pemeriksaan fisik
tekanan darah : 193/122
mmHg
2. Kemungkinan masalah Dengan minum obat yang
dapat diubah : 2/2 x 1 teratur klien sangat
sebagian 1 memikirkan dengan
kondisinya saat ini.
3. Potensial masalah untuk Rasa nyeri dapat dikurangi
dicegah : 3/3 x 1 dengan pengobatan dan
rendah 1 perbaikan gaya hidup yang
tepat.
4. Menonjolnya masalah : Sudah seminggu yang lalu
Tidak perlu segera 2/2 x 1 klien mengeluh tengkuk berat
1 dan kepala terasa pusing

Jumlah 4

56
LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN GERONTIK

3. INTERVENSI
Pertemuan : ke - 4 (Empat)
Kegiatan : Intervensi Keperawatan

A. Latar Belakang
Berdasarkan masalah keperawatan yang telah didapatkan, maka akan
dirumuskan perencanaan yang dibuat untuk meminimalkan atau mengatasi masalah
yang ada pada lansia binaan. Dari intervensi akan dibuat tujuan umum dan khusus
atas masalah yang ada pada keluarga. Bagian-bagian dari format intervensi yaitu:
1. Diagnosa keperawatan
2. Tujuan umum dan khusus
3. Strategi pelaksanaan
4. Intervensi
5. Evaluasi
Perencanaan adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat untuk
dilaporkan dalam memecahkan masalah kesehatan dari keperawatan yang telah
diidentifikasi oleh perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk
mengurangi, mencegah masalah-masalah yang diidentifikasi pada masalah
keperawatan.

B. Data yang Perlu Dikaji


Mendiskusikan perencanaan keperawatan yang akan ditentukan untuk
mengatasi masalah keluarga bersama keluarga.

C. Rencana Keperawatan

57
1. Diagnosa Keperawatan
a. Penurunan curah jantung
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada lansia kelolaan diharapkan
lansia mampu melakukan tindakan mandiri yang telah didiskusikan dalam
intervensi keperawatan.
3. Tujuan Khusus
Sudah dilakukan tindakan keperawtaan diharapkan lansia dan keluarga mau
dan mampu mengikuti.

C. Rencana Kegiatan
1. Topik
Menjelaskan dan menentukan perencanaan keperawatan yang akan diberikan
dan dilakukan.
2. Metode
Diskusi dan Tanya jawab dengan lansia
3. Waktu
Hari/Tanggal : senin, 4 januari 2021
Pukul : 16.00 Wib
4. Tempat : Rumah kediaman Tn. Y

D. Strategi Pelaksanaan
a. Fase Orientasi
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan berkunjung
b. Fase Kerja
1. Mendiskusikan dan menjelaskan intervensi yang akan dilakukan

58
2. Memberikan motivasi pada lansia untuk bisa melakukan tindakan secara
mandiri

c. Fase Terminasi
1. Membuat kontrak dengan klien untuk pertemuan selanjutnya
2. Mengakhiri pertemuan dengan baik dan mengucapkan salam

E. Kriteria Hasil
a. Struktur
1. Menyelesaikan laporan pendahuluan
2. Menyiapkan alat dan media
3. Kontrak waktu dengan keluarga sesuai rencana
b. Proses
1. Laksanakan sesuai dengan perencanaan
2. Lansia aktif dalam diskusi hasil
c. Hasil
d. Melakukan intervensi keperawatan

59
LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN GERONTIK

Materi Hipertensi

A. Latar Belakang
Hipertesni atau darah tinggi merupakan masalah kesehatan yang ditemukan
pada masyarakat baik di negara maju mapun negaraa berkembang termasuk
indonesia. Hipertensi merupakan suatu keadaan meningkatnya tekanan darah
sistole ≥140 mmHg dan diastol ≥ 90 mmHg (sidabutar,2008).
Berdasarkan data WHO 2018, menunjukkan sekitar 972 juta atau 26,14%
penduduk dunia menderita hipertensi dengan perbandingan 50,54% pria dan
49,9% wanita, jumlah ini cenderung meningkat tiap tahunnya (Ardiansyah,2019).
Berdasarkan data pusdatin tahun 2014 5 provinsi dengan prevalensi
hipertensi tertinggi yaitu : bangka belitung, kelimantan selatan, kalimantan timur,
jawa barat dan gorontalo.

B. Definisi
Hipertensi / penyakit darah tinggi, berdasar JNC (joint national commute)
VII, seseorang dikatakan mengalami hipertensi jika tekanan sistolik 140 mmHg
atau lebih dan diastolik 90 mmHg atau lebih.

C. Etiologi
1. Hipertensi esensial
Hipertensi esensial atau idiopatik adalah hipertensi tanpa kelainan
dasar psikologis yang jelas. Penyebab hipertensi meliputi faktor genetik dan
lingkungan, faktor genetik mempengaruhi kepekaan terhadap natrium,
kepekaan terhadap stres, reaktivitas pembuluh Darah terhadap
vasokontriktor, resistensi insulin, dan lain-lain sedangkan yang masuk faktor

60
lingkungan antara lain diit, kebiasaan merokok, stres emosiaonal, obesitas,
dan lain-lain.

2. Hipertensi
Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang diketahui penyebabnya,
sering berhubungan dengan beberapa penyakit misalnya ginjal, jantung
koroner, diabetes dan kelaiinan sistem saraf pusat.

D. Klasifikassi
Menurut JNC –VII 2003
1. Normal S (≤120) D (≤80)
2. Prehipertensi S (120-139) D (80-89)
3. Ht stadium 1 S (140-159) D (90-99)
4. Ht stadium 2 S (≥160) D (≥100)

E. Patofiologi
Mekanisme yang mengontrol kontraksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor pada medula diotak.Dari pusat vasomotor ini bermula
jaras saraf simpatis yang berlanjut ke korda spinalis dan keluar dari kulumna
spinalis ke ganglia simpatis. Pada titik ini neuron preganglion melepaskan
asetilkolin yang akan merangsang serabut saraf ganglion ke pembuluh darah,
dimana dengan dilepaskannya neuropinefrinmengakibatkan kontriksi pembuluh
darah.

F. Tanda dan gejala


Menurut price (2012)
1. Sakit kepala
2. Kaku kuduk
3. Sulit tidur

61
4. Gelisah
5. Kepala pusing
6. Dada berdebar-debar
7. Lemas
8. Sesak nafas
9. Berkeringat dan pusing

G. Faktor-faktor resiko
1. Faktor yg tidak dapat diubah
a) Usia
b) Jenis kelamin (pria lebih beresiko dari pada wanita)
c) Genetik
2. Faktor yang dapat diubah
a) Obesitas
b) Psikososial dan stres
c) Merokok
d) Olah raga
e) Konsumsi alkohol dan garam berlebihan
f) Hiperlipidemia/hiperkolestrolenia

H. Penatalaksanaan hipertensi
1. Pengendalian faktor resiko
2. Mengatasi obesitas / menurunkan berat badan
3. Mengurangi asupan garam di dalam tubuh
4. Ciptakan keadaan rileks
5. Melakukan olahraga teratu
6. Berhenti merokok
7. Mengurangi konsumsi alkohol

62
MATERI AKIBAT LANJUT HIPERTENSI

A. Latar belakang
Hipertensi sangat erat hubungannya dengan faktor gaya hidup dan pola
makan. Gaya hidup sangat berpengaruh dengan bentuk atau kebiasaan seseorang
yang mempunyai pengaruh positif maupun negatif pada kesehatan hipertensi
belum banyak diketahui sebagai penyakit yang berbahaya, padahal hipertensi
termasuk pembunuh diam-diam karena penderita merasa sehat dan tanpa keluhan
berarti sehingga menganggap ringan penyakitnya.Dampak gawatnya hipertensi
ketika telah terjadi komplikasi, jadi baru disadari ketika telah menyebabkan
gangguan organ seperti gangguan fungsi jantung koroner, fungsi ginjal, stroke.
Hipertensi pada dasarnya mengurangi harapan hidup para penderitanya
penyakit ini menjadi muara beragam penyakit degeneratif yang bisa
mengakibatkan kematian.Hipertensi selain mengakibatkan angka kematian yang
tinggi juga berdampak kepada mahalnya pengobatan daan perawatan yang harus
di tanggung penderitanya.

B. Berikut beberapa komplikasi hipertensi :


1. Pengaruh hipertensi kepada janung
Ada beberapa kelainan pada jantung sebagai akibat pengaruh
hipertensi yaitu : hipertensi ventrikel kiri, hal ini merupakan adaptasi obat
jantung terhadap peningkatan bebabn kerja jantung. Berkonsentrasi menjadi
lebih berat, hal ini menyebabkan terjadinya hipertropi, dengan bertambahnya
massa otot jantung, sedangkan pasokan oksigen tetap maka terjadilah
keadaan iskemik yang relatif pada otot jantung selain itu hipertensi
merupakan faktor resiko primer untuk terjadinya penyakit jantung koroner.

63
2. Peengaruh hipertensi pada otak
Hipertensi dapat menyababkan pengaruh terhadap otak dengan
menimbulkan atero sklerosis pada pembuluh darah otak sehingga terjadi
iskemik otak, bahkan dapat terjadi keadaan serebra vaskuler atau stroke yang
di ikuti dengan kelumpuhan separuh anggota tubuh atau seluruhnya,
hipertensi dapat meenimbulkan kelainan pada atas yang berupa :
a. Infark serebri sebagai akibat trombus / emboli
b. Perdarahan intra kranial segala akibatnya
c. Ensefalopati hipertensi

3. Pengaruh terhadap ginjal


Hipertensi dapat menyebabkan perubahan-perubahan pada
parenkimnya ginjal yang berakibat kegagalan ginjal, gagal ginjal ini dapat
diketahui dengan melihat kadar kereatinin darah sangat meningkat dan
proteinnya. Menurut mulvang, adanya perubahan struktural pada pembuluh
darah ginjal kemungkinan disebabkan adanya mekanisme sebagai berikut :
tingginya tekanan darah akan menyebabkan timbulnya kerusakan dinding
pembuluh ginjal, termasuk pula kerusakan pembuluh glomerulus dan hal ini
secara progresif mengurangi jumlah nefron yang berfungsi dengan baik.
Karena terdapat penurunan jumlah nefron yang aktif, maka fungsi tersebut di
ambil alih oleh nefron yang lain untuk mempertahankan fungsi ginjal. Tetapi
nefron yang bekerja lebih keras ini lama-lama akan mengalami sklerotik
sehinga makan banyak nefron yang mengalami kerusakan, dan laju ini akan
bertambah lagi bila tekanan darahnya tinggi. Jadi pengaruh hipertensi pada
ginjal adalah insufiensi ginjal kronis dan gagal ginjal kronis.

64
BAB IV
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

A. Hasil Implementasi
Berdasarkan masalah keperawatan yang telah didapatkan, maka akan
dirumuskan perencanaan yang dibuat untuk meminimalkan atau mengatasi
masalah yang ada pada lansia binaan. Dari intervensi akan dibuat tujuan
umum dan khusus atas masalah yang ada pada keluarga
Hasil pengkajian oleh ners muda dengan lansia dimana didapatkan
diagnosa hipertensi dengan masalah keperawatan
1. Penurunan curah jantung : intervensi yang dilakukan oleh ners muda untuk
masalah keperawatan yaitu melakukan aromaterapi esensial rose dan terapi
musik klasik kepada penderita hipertensi karena didalam jurnal yang
didapatkan bahwa pemberian ini sangat efektif.
2. Nyeri akut : intervensi yang dilakukan oleh ners muda untuk masalah
keperawatan yaitu melakukan relaksasi nafas dalam dan senam covid 19.
3. Intoleransi aktivitas : intervensi yang dilakukan oleh ners muda untuk
masalah keperawatan yaitu mengedukasi bahwasanya jika klien merasa
lelah dan lemah anjurkan untuk tirah baring.

B. Hambatan Pelaksanaan
Hambatan dalam melakukan intervensi keperawatan ialah klien
kelolaan saya tidak bisa dalam melakukan supervisi, dan sebagai gantinya
saya supervisi dengan klien resume saya.

65
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Hipertesni atau darah tinggi merupakan masalah kesehatan yang


ditemukan pada masyarakat baik di negara maju mapun negaraa berkembang
termasuk indonesia. Hipertensi merupakan suatu keadaan meningkatnya
tekanan darah sistole ≥140 mmHg dan diastol ≥ 90 mmHg
Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang,
yaitu suatu periode di mana seseorang telah “beranjak jauh” dari periode
terdahulu yang lebih menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang penuh
dengan manfaat. Secara biologis lansia adalah proses penuaan secara terus
menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin
rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian
(Wulansari, 2011).

B. Saran

1. Hasil data yang telah dilakukan pengkajian ini bisa sebagi acuan untuk
mahasiswa profesi Ners dan untuk prodi lainya.
2. bagi penulis selanjutnya lebih mengembangkan hasil laporan Gerontik
3. bagipenulis bisa mencari informasi mengenai panyakit hipertensi
danpemberianintervensinonfarmakologi lainnya sehingga bisa
mengembangkan pengetahuan penulis dan Ners muda.

66
DAFTAR PUSTAKA

Syahrizal. (2019). pengaruh terapi musik klasik terhadap penurunan tekanan darah
pada pasien hipertensi di panti sosial tresna werdha teratai.Palembang
:Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra.

Hidayah Dkk. (2015). Perbandingan Efektivitas Terapi Musik Klasik Dengan


Aromaterapi Mawar Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi.
Pekanbaru : Universitas Riau

Potter dan Perry. (2005).Fundamental keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik


 Jakarta: EGC.

67
RESUME PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY.
DDENGAN HIPERTENSI DI RT 01 RW 02 DIDESA TARAIBANGUN
KECAMATAN TAMBANGKABUPATEN KAMPAR

“KEPERAWATAN GERONTIK”

DWI NUR CANDRA


20.50.10.14

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES PAYUNG NEGERI
PEKANBARU
2020
RESUME GERONTIK BINAAN

NamaLansia : Ny. D
Umur : 55 Tahun
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Pendidikan : SLTP
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : ds. Tarai bangun, RW.02, RT.01, Kecamatan tambang.

Diagnosa Keperawatan :
1. penurunan curah jantung b.d perubahan afterload.
2. perilaku kesehatan cenderung berisiko

Pada stase gerontik ini lansia binaan saya adalah Ny. D yang mana klien bekerja
sebagai ibu rumah tangga. Pada saat ini usia klien yaitu 55 tahun. klien memiliki 7
orang anak. Dan saat ini klien tinggal bersama anak dan menantu, serta cucu cucunya.
Pada saat pengkajian klien Mengatakan sering mengalami pusing klien juga
mengatakan sering sakit dibagian tengkuk, pandangan sesekali gelap namun klien
hanya beristirahat sebentar lalu melanjutkan aktivitasnya. Setiap seminggu sekali
klien control ke RS sansani, pada saat pengkajian didapatkan hasil tekanan darah
170/94 mmHg. Sebelum dilakukan pemeriksaan oleh ners muda, klien sudah
mengetahui dari pihak RS bahwa ia menderita hipertensi. Namun klien tidak tau hal
hal yang harus dihindari untuk mencegah peningkatan tekanan darah pada dirinya.
Sehingga pada TUK 1 saya melakukan pendidikan kesehatan terkait hipertensi seperti
pengertian, nilai normal, cara pencegahan, serta tanda dan gejala hipertensi untuk
peningkatan pengetahuan klien, sehingga klien mengetahui hal-hal yang harus ia
hindari.
Klien mengatakan keluarga klien memiliki riwayat hipertensi, dan klien
mengatakan suami nya merokok.klien mengatakan sudah mengkonsumsi obat dari
dokter, Sehingga pada saat pelaksanaan TUK 3 saya mengajarkan untuk relaksasi
nafas dalam dengan rendam air hangat agar tekanan darah klien bisa kembali normal.
Selanjutnya saya melakukan TUK 4 dan TUK 5 kepada klien dan keluarga.
DOKUMENTASI KEGIATAN

Anda mungkin juga menyukai