A DENGAN DIARE
DIPUSKESMAS PEKANBARU
PRESEPTEE :
MIFTAHUL HIDAYAT
NIM. 18301022
Insiden diare :
Etiologi : Menurut Riskesdas 2013, insiden diare ( < 2
1. Faktor infeksi minggu terakhir sebelum
2. Faktor malabsorbsi wawancara)berdasarkan gejala terberat 3,5%
3. Faktor makanan (kisaran provinsi 1,6%-6,3%) dan isiden diare
4. Faktor psikologis pada balita sebesar 6,7% ( kisaran provinsi
1. Akut
3,3%-10,2%) sedangkan periode
2. kronik (Widoyono, 2011) prevaleneediare (>2 minggu- 1 bulan terakhir
sebelum wawancara) berdasarkn gejala
terbesar 7 %. Pada tahun 2013 terjadi
Diare Kejadian Luar Biasa (KLB) 8 kabupaten dg
jumlah penderita 646 dg kematian 7 orang(
Klasifikas (Suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dg
CFR 1,08%)
i konsistensi lembek/cair, bahkan dpt berupa air saja
1. Diare tanpa dehidrasi dan frekuensinya lebih dari 3 kali dalam sehari 1 hari.
2. Diare dg dehidrasi Depkes, RI, 2011)) Pemeriksaan penunjang :
ringan/berat Pemeriksaan darah lengkap (hb,ht, leukosit)
kadar elektrolit serum, ureum dan kreatinin,
pemeriksaan tinja dan pemeriksaan ELISA
mendeteksi giardiaris dan test scrologic
amebiasis, dan foto x-ray abdomen.
F. infeksi F. malabsorbsi F. makanan F. psikologis
MK : Hipovolemia MK : Hipetermi
Daftar pustaka
Bulcechek, G. M., Butcher., H.K.,Dochterman, J.M., & Wagner, C.M. (2016). Nursing interventions Classification (NIC).
Edisi 6. Phililadelpia: Elsevier
Depkes RI, 2011. Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare. Edisi 3. Dirjen PPM & PI. Jakarta
Herdman, T.H. (2018). NANDA International Nursing Diagnoses: definitions and classification 2018-2020. Jakarta: EGC
Kementrian Kesehatan Indonesia. 2013. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI
Moorhead, Sue., Johnson, Marion., Maas, M.L., & Swanson, Elizabeth. (2016). Nursing Outcomes Classification (NOC),
Edisi 5. Philadelpia: Elsevier.
Widoyono, 2011. Penyakit Tropis. Edisi 2. Jakarta : Erlangga
MCP TEORI
Dx : Diare b.d Inflamasi Gastrointestinal
Dx : Hipovolemi b.d kehilangan cairan aktif
Data Subjektif :
Data Subjekti :
1. Ibu pasien mengatakan anaknya BAB sudah
1. Ibu pasien mengatakan anak merasa lemah dan
lebih dari 5 kali hari ini Diagnosa Medis : Diare tampak pucat
2. Ibu pasien mengatakan BAB anaknya cair dan Key Assesment : 2. Ibu pasien mengatakan anak mengeluh haus
berlendir 1. Sering BAB dgn konsistensi Data Objektif :
3. Ibu pasien mengatakan anak mengeluh tinja cair 1. Membrane mukosa kering dan pucat
nyeri/kram perut 2. Perubahan TTV 2. Turgor kulit menurn
4. Ibu pasien mengatakan anak dalam keadaan
3. Terdapat tanda dan gejala 3. Mata dan ubun ubun cekung dan cubitan kulit
urgency
dehidrasi: turgor kulit jelek, perut lambat
Data Objektif :
membran mukosa kering, 4. Nadi terasa lemah
1. Defekasi lebih dari 3x dalam 24 jam
ubun-ubun dan mata cekung 5. Volume urin menurun
2. Feses terlihat lembek atau cair
6. Status mental berubah
3. Bising usus hiperaktif
Terapi : Larutan Oralit, Cairan Intravena (Koloid,
4. Frekuensi peristaltic meningkat
Kristaloid)
Therapi: Oralit dan Zinc
JenisPemeriksaan
Temuan
_
PERENCANAAN PULANG
NO KRITERIA PASIEN YA TIDAK
1 Pengaruh rawat inap terhadap:
1. Pasien dan keluargapasien
2. Pekerjaanorangtua
3. Keuangankeluarga
2 Bantuan untuk keluarga diperlukan dalam hal
Minumobat Pemberianmakan
Ambulasi Perawatankebersihandirianak
Lainnya:
3 Adakah yang membantu keperluan tersebut diatas?
Apakah pasien menggunakan peralatan medis di rumah setelah
keluar dari rumah sakit?
4 Apakahpasienmemerlukanbantuan/perawatankhusussetelah
keluar dari rumah sakit?
Rumah singgah :
Homecare
Homevisite
5 Apakah pasien/keluarga memerlukan edukasi tanda bahaya
kesehatansetelahkeluardarirumahsakit(obat-obatan,nyeri,
diet,mencaripertolongan,followup,efekterapi/pengobatan
khusus, dll)
6 Apakah pasien/keluarga memerlukan keterampilan khusus setelah
keluardarirumahsakit(perawatanluka,injeksi,perawatanbayi,
dsb)
Kesimpulan:
Membutuhkan edukasi perencanaan pulang
NamadanTandaTanganPe
rawat
(…………………………
……….)
RENCANA PULANG
MCP KASUS
Diagnosa Prioritas: Hipovolemia B.d Diagnosa Ke Tiga: Defisit Nutrisi b.d
Kehilangan Cairan Aktif Ketidakmampuan mencerna Makanan
Data Subjektif : Data Subjektif :
1. Keluarga mengatakan anaknya BAB 8 kali 1. Keluarga mengatakan abdomen anaknya
sehari sejak 2 hari yang lalu Diagnosa Medis : DIARE
terasa kram
2. Keluarga mengatakan anaknya sering 2. Keluarga mengatakan anaknya malas makan
Key Assesment :
muntah dan minumnya sedikit dan nafsu makannya menurun
Data Objektif : 1. BAB 8 x sehari sejak 2 hari yang lalu Data Objektif :
1. Anak tampak lemas dan pucat 1. Membran mukosa pucat
2. Mata Anak Cekung 2. BAB Cair dan Berlendir
2. Bising usus hiperaktif 38 x/m
3. Membran mukosa pucat 3. Bising Usus HiperAktif 3. Anak Diare
4. Cubitan perut kembali lambat dan CRT > 3
detik 4. Membran mukosa pucat, mata cekung dan Therapy: Obat penambah nafsu makan
5. MTBS Diare dengan Dehidrasi Berat (Curcuma)
Therapy: cubitan kulit perut kembali lambat
1. Larutan gula garam/ Oralit
2. Tablet Zinc
3. Kolaborasi pemberian terapi Intravena
INTERVENSI PENDUKUNG :
Manajemen Syok Hipovolemik
Observasi:
1. Monitor status cairan
2. Monitor status Oksigenasi
3. Periksa Tingkat kesadaran
4. Monitor status kardiopulmonal
Teraupetik:
1. Pertahankan jalan napas agar tetap paten
2. Berikan oksigen
3. Pasang kateter urin untuk menilai produksi
urin
Edukasi:
1. Jelaskan kepada keluarga tentang kondisi
pasien yang sebenarnya
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian Cairan infus
Intravena (Koloid, Kristaloid).
2. Diare b.d Setelah dilakukan INTERVENSI UTAMA : Manajemen
Inflamasi tindakan keperawatan 3x Diare
gastrointestinal 24 jam masalah Observasi:
keperawatan diare sudah 1. Identifikasi Penyebab diare
teratasi. 2. Identifikasi riwayat pemberian makan
3. Monitor warna, volume dan frekuensi,
Kriteria Hasil: konsistensi feses
1. Defekasi< 3 x /hari 4. Monitor tanda dan gejala hivopolemia
2. Konsistensi feses 5. Monitor jumlah pengeluaran diare
membaik tidak cair 6. Monitor iritasi dan infeksi didaerah kulit
3. Peristaltik usus dalam bagian perineal
batas normal Teraupetik:
4. Nyeri/kram abdomen 1. Berikan asupan cairan oral
tidak ada 2. Berikan cairan intravena
3. Ambil sampel darah untuk pemeriksaan
darah lengkap
4. Ambil sampel feses untuk kultur, jika perlu
Edukasi:
1. Anjurkan makanan porsi kecil dan sering
secara bertahap
Kolaborasi:
1. Pemberian larutan Oralit.
3. Defisit Nutrisi Setelah dilakukan INTERVENSI UTAMA : Manajemen
b.d tindakan keperawatan 3x Nutrisi
Ketidakmampua 24 jam masalah Observasi:
n mencerna keperawatan deficit nutrisi 1. Identifikasi status nutrisi
makanan dapat berkurang 2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
3. Identifikasi makanan yang disukai
Kriteria Hasil: 4. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
nutrient
5. Monitor berat badan
6. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Teraupetik:
1. Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika
perlu
2. Sajikan makanan secara menarik dan suhu
yang sesuai
3. Berikan makanan tinggi kalori dan tinngi
protein
4. Berikan suplemen jika perlu
Edukasi:
1. Jelaskan tentang diet yang diprogramkan
2. Anjurkan makan sedikit tapi sering secara
bertahap
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian obat penambah
nafsu makan
FORMAT CATATAN PERKEMBANGAN
Planning :
Intervensi dilanjutkan
1. Identitas Pasien
Pemberian Oralit
3. Diagnosa Keperawatan
a. Cuci tangan
Rasional : mencegah resiko infeksi
b. Menyiapkan peralatan yang diperlukan
Rasional : agar peralatan yang diperlukan sudah tersedia dan perawat tidak harus
bolak-balik mengambilnya
c. Memastikan usia anak dan jumlah oralit yang akan diberikan
Rasional : Agar pemberian oralit seseuai antara takaran dan usia anak
6. Langkah – langkah tindakan
\
1. Tahap pre-interaksi :
a. Cek catatan keperawatan dan catatan medis pasien
b. Siapkan alat alat
1) Gelas berisi air
2) Oralit 200 ml
2. Tahap Orientasi :
a. Panggil pasien dengan namanya
b. Verifikasi nama pasien dan tanggal lahir pasien
c. Perkenalkan diri mahasiswa
d. Menjelaskan tujuan dan lama tindakan
e. Memberikan kesempatan pasien untuk bertanya
3. Tahap kerja :
a. Cuci tangan terlebih dahulu
b. Siapkan air putih hangat didalam gelas
c. Larutkan satu sachet oralit ke dalam satu gelas (200 ml) air putih
d. Aduk oralit hingga larut
e. Minum oralit sampai habis sesuai dosis yang dianjurkan
f. Minum oralit sedikit-sedikit tapi sering
g. Jika anak muntah, tunggu 10 menit kemudian berikan lagi lebih lambat
h. Simpan oralit di tempat yang kering dengan suhu di bawah 30oC, serta terlindung
dari paparan sinar matahari langsung
i. Jauhkan oralit dari jangkauan anak-anak.
4. Tahap terminasi :
a. Tanyakan respon klien setelah dilakukan tindakan
b. Berikan reward kepada klien dengan mengucapkan pujian serta terimakasih
karena sudah bekerjasama dengan baik
c. Berpamitan
d. Bereskan alat-alat yang sudah digunakan
e. Buang sampah sesuai tempatnya
f. Cuci tangan
g. Dokumentasi tindakan yang dilakukan atau laporkan hasil tindakan kepada
perawat yang bertugas
7. Hasil yang didapat dan makna (Apakah tujuan pelaksanaan tindakan tercapai)
10. Referensi