KOMUNITAS KELUARGA
RW 02 RT 02 DESA TARAI
BANGUN KECEMATAN
TAMBANG
Oleh: kelompok 6
Fitra Alfisahri S.kep
Atika Zulpa Jarini S.Kep
Della Komala Sari S.kep
Martha Yasintha S.kep
Yessi Afriliasari S.kep
Dewi Prabandari S.kep
Supriati S.kep
Pika Nursa adah S.kep
1
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan komunitas adalah suatu bidang dalam keperawatan
yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat
dengan dukungan peran serta aktif masyarakat serta mengutamakan
pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa
mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan
terpadu. Sarana keperawatan komunitas di tujukan kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat sebagai suatu kesatuan yang utuh
melalui proses keperawatan, untuk meningkatkan fungsi kehidupan
manusia secara optimal, sehingga dapat mandiri dalam kesehatannya.
Praktik keperawatan komunitas yang didasarkan atas sintesa dari praktik
kesehatan komunitas bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara
kesehatan masyarakat dengan menekankan pada peningkatan peran serta
masyarakat dalam melakukan upaya pencegahan, peningkatan dan
mempertahankan kesehatan (Mubarak, 2005).
Keperawatan komunitas merupakan pelayanan keperawatan
professional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada
kelompok resiko tinggi dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang
optimal melalui peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
pemeliharaan dan rehabilitasi, dengan menjamin keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan masyarakat sebagai mitra
dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan
(Depkes RI,2006).
Pada tahun 1992 dalam pertemuan The Earth Summit Rio de Janeiro
Brazil dan dilanjutkan pada tahun 2012 pada pertemuan itu yang
membahas dan mengevaluasi perkembangan sehingga terfokuskan
terhadap permasalahan isu lingkungan global sehingga terbentuk konsep
The Sustainable Development Goals (SDGs) (Bappenas, 2015).
3
C. Manfaat Penulisan
1. Dinas Kesehatan
Penulisan laporan hasil kegiatan ini dapat menjadi gambaran
umum kondisi kesehatan masyarakat di kota Pekanbaru, khususnya Rt
02 desa tarai bangun kecamatan tambang. sehingga dapat menjadi
bahan dalam menyusun dan mengembangkan kebijakan atau rencana.
2. Pihak Puskesmas
5
Laporan hasil kegiatan ini dapat dijadikan bahan atau data untuk
menyusun program kerja dibidang kesehatan dimasa yang akan datang.
3. Institusi Pendidikan
Laporan hasil kegiatan ini menjadi alat untuk mengembangkan
program pelaksanaan profesi keperawatan komunitas selanjutnya.
4. Masyarakat
Laporan hasil kegiatan ini dapat dijadikan acuan dan pedoman
dalam melaksanakan setiap kegiatan untuk mengatasi masalah
kesehatan masyarakat yang ditemukan di Rt 02 desa tarai bangun
kecamatan tambang.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3) Indikator Output
(a) Jumlah persalinan dalam keluarga yang
dilayani.
(b) Jumlah kunjungan neonatus (KN2).
(c) Jumlah BBLR yang di rujuk.
(d) Jumlah bayi dan anak balita BB tidak naik
ditangani.
(e) Jumlah balita Gakin umur 6-24 bulan yang
mendapatkan MP-ASI.
(f) Jumlah balita yang mendapatkan imunisasi.
(g) Jumlah pelayanan gawat darurat dan KLB
dalam tempo 24 jam.
(h) Jumlah keluarga yang punya jamban.
(i) Jumlah keluarga yang dibina sadar gizi.
(j) Jumlah keluarga menggunakan garam
beryodium.
(k) Adanya data kesehatan lingkungan.
(l) Jumlah kasus kesakitan dan kematian akibat
penyakit menular tertentu yang menjadi
masalah setempat.
(m)Adanya peningkatan kualitas UKBM yang
dibina.
4) Indikator Outcome
(a) Meningkatkan jumlah penduduk yang
sembuh/ membaik dari sakitnya.
32
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan hipotesis atau pernyataan
terhadap hasil akhir dari analisis dan sintesis data serta informasi yang
telah dikumpulkan mengenai komunitas (Ervin, 2002). Diagnosa
keperawatan komunitas terdiri dari tiga bagian, yaitu gambaran masalah
yang merupakan respon atau kondisi masyarakat, faktor penyebab yang
berhubungan dengan masalah, serta tanda dan gejala yang mendukung
(Anderson & McFarlane, 2000).
Stanhope dan Lancaster (2004) menjelaskan terdapat tiga
komponen format diagnosa keperawatan komunitas :
a. Risk of, masalah keperawatan spesifik atau resiko masalah kesehatan di
komunitas
b. Among, komunitas atau klien spesifik yang akan diintervensi oleh
perawat komunitas
c. Related to, yaitu gambaran krakteristik komunitas, meliputi motivasi,
pengetahuan, keterampilan, serta faktor lingkungan. Karakteristik
lingkungan meliputi budaya, fisik, psikososial dan politik
Jenis diagnosa keperatawan :
1) Sehat (wellness) atau potensial
Komunitas mempunyai potensi untuk di tingkatkan, belum
ada data maladaptif atau paparan masalah kesehatan.
2) Ancaman resiko
Belum terdapat pemaparan masalah kesehatan, namun
sudah ditemukan beberapa data maladaptif yang memungkinkan
timbulnya masalah atau gangguan.
3) Nyata atau aktual
Gangguan atau masalah kesehatan sudah timbul didukung
dengan beberapa data maladaptif.
3. Perencanaan
Perencanaan erupakan komponen kunci dalam praktik keperawatan
komunitas, dimana dalam perencanaan terdapat suatu hubungan vital
antara pengkajian dan diagnosa keperawatan disatu sisi dan evaluasi disisi
lain (Ervin, 2000). Tiga tahap kegiatan dalam proses perencanaan :
35
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Persiapan
Asuhan keperawatan komunitas di RT 02 RW 02 Dusun 02 Desa
Tarai Bangun Kecamatan Tambang dilaksanakan pada tanggal 11 Maret –
18 april 2020 dilakukan dalam beberapa tahap yaitu tahap persiapan,
tahap pelaksanaan pengkajian, tahap penyampaian hasil pengkajian,
menganalisa data, menegakkan diagnosa keperawatan, tahap perencanaan,
tahap implementasi, dan tahap evaluasi.
Tahap persiapan dilaksanakan dari tanggal 11 - 12 maret 2020,
dimana kelompok melakukan survey tempat dan mempersiapkan tempat
sebagai posko kelompok 4, lalu tahap pelaksanan pengkajian dilaksanakan
ada tanggal 13 – 15 Maret 2020. Jumlah KK yang ada di RT 02 RW 02
yang terdiri dari 130 KK pengambilan sampel menggunakan total
sampling kemudian dilakukan pengimputan data pada tanggal 16-18
Maret 2020 untuk selanjutnya mencarai masalah dengan melakukan tahap
analisa data pada tanggal 19 – 21 maret 2020. Pada tanggal 28 Maret 2020
dilakukan penyampaian hasil pengumpulan data dalam kegiatan loka karya
mini masyarakat I (LKMM I) yang sekaligus melakukan penyusunan
rencana kegiatan yang akan dilakukan.
B. Pelaksanaan Pengkajian
39
1. Data Geografi
Batas-batas RT 02 RW 02 Desa Tarai Bangun Kecamatan
Tambang dari hasil winshield surveyadalah sebagai berikut :
Utara : RT 01 RW 02 Desa Tarai Bangun Kecamatan Tambang
Selatan : RT 03 RW 02 Desa Tarai Bangun Kecamatan Tambang
Timur : RT 03 RW 02 Desa Tarai Bangun Kecamatan Tambang
Barat : RT 03 RW 02 Desa Tarai Bangun Kecamatan Tambang
Diagram 3.3
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Agama di Wilayah rt 02
Desa Tarai Bngun Kecamatan Tambang
Diagram 3.4
b. Keadaan Lingkungan
42
Diagram 3.13
Diagram 3.14
DistribusiMemperoleh Air Mudah di Wilayah rt 02
Desa Tarai Bngun Kecamatan Tambang
Diagram 3.17
Distribusi Frekuensi Penampungan Air di Wilayah rt 02
Desa Tarai Bngun Kecamatan Tambang
Diagram 3.27
Diagram 3.28
Diagram 3.45
Diagram 3.77
Distribusi Frekuensi Tempat Menimbang Bayi di Wilayah rt 02
Desa Tarai Bangun Kecamatan Tambang
Diagram 3.78
Distribusi Frekuensi Dibawa Ke Posyandu di Wilayah rt 02
Desa Tarai Bangun Kecamatan Tambang
d. Remaja
1. Data Demografi Berdasarkan kegiatan yang dilakukan remaja diluar
sekolah
Diagram 3.83
Distribusi Frekuensi Kegiatan Remaja Sekolah di Wilayah rt 02
Desa Tarai Bangun Kecamatan Tambang
e. usia lanjut
1. Data Demografi Berdasarkan anggota keluarga ada yang berusia lanjut.
Diagram 3.92
Distribusi Frekuensi Yang Berusia Lanjut.di Wilayah rt 02
Desa Tarai Bangun Kecamatan Tambang
Diagram 3.94
Distribusi Frekuensi Upaya Dilakukan Lansia di Wilayah rt 02
Desa Tarai Bangun Kecamatan Tambang
Diagram 3.97
Distribusi Frekuensi Ada Posyandu Didaerah di Wilayah rt 02
Desa Tarai Bangun Kecamatan Tambang
Diagram 3.104
Distribusi Frekuensi Lansia Dengan Anak di Wilayah rt 02
Desa Tarai Bangun Kecamatan Tambang
C. ANALISA DATA
N DATA DIAGNOSA
O KEPERAWATAN
1 MASALAH KESEHATAN KOMUNITAS BAYI
BALITA
Data objektif Ketidakefektifan
1. 14,3% ibu tidak Pemeliharaan
mengetahui arti dari Kesehatan
warna yang ada di
KMS
2. Lebih dari 50%
pendapatan keluarga
kurang dari
2.550.000
3. Dan ada juga dari
sebagian warga yang
84
Data subjektif:
1. Banyak ibu yang
mengatakan bahwa
jarak dari rumah
untuk mencapai
puskesmas dan
posyandu sangat jauh
2. Banyak ibu
mengatakan bahwa
membawa anak
keposyandu hanya
untuk mendapatkan
imunisasi saja dan
apabila imunisasi
sudah lengkap maka
ibu tidak membawa
anaknya keposyandu
lagi
3. Ibu mengatakan tidak
tahu arti dari KMS
Observasi:
1. Banyak balita yang
tidak datang di
Posyandu
2. Banyak ibu yang
bingung melihat
buku KMS
2 MASALAH KESEHATAN KOMUNITAS:
PASANGAN USIA SUBUR
Data Objektif: Perilaku Kesehatan
85
yang mengatakan
bahwa ingin
menggunakan Kb
yang alami dan yang
aman saja
Observasi:
1. Banyak keluarga
yang tidak mengikuti
program 2 anak
cukup
2. Banyak keluarga
yang memiliki anak
dengan jarak
kelahiran yang dekat
D. Prioritas Masalah
1
Keterangan
Kriteria nilai :
1-3 = Rendah
4-6 = Sedang
7-10 = Tinggi
E. DIAGNOSA
1. Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan di RT 02 desa tarai bangun
kecamatan tambang
2. Perilaku Kesehatan Cendrung Beresiko di RT 02 desa tarai bangun
kecamatan tambang
1
99
2020
6. Mengajarkan
manfaat tanaman 90% masyarakat di
mengetahui tentang
7. Gotong royong Respon afektif TOGA dan mampu
dan psikomotor membuat TOGA di
rumah
3 Perilaku kesehatan Tujuan jangka Pendidikan kesehatan 1. Penyuluhan Respon afektif 90% remaja
cenderung beresiko RW panjang : tentang mengetahui tentang
02 desa tarai bangun Setelah dilakukan Penyalahgunaan penyalahgunaan
kecamatan tambang tindakan keperawatan NAPZA NAPZA dan bahaya
diharapkan masalah 2. Memberikan merokok serta bahaya
defisiensi kesehatan di penkes tentang seks pada remaja
Rt 02 desa tarai bangun bahaya merokok
dan kesehatan
Tujuan jangka reproduksi.
101
pendek:
setelah dilakukan 80% remaja di rt 02
tindakan keperawatan Proses kelompok 3. Membentuk Respon verbal desac tarai bangun
diharapkan : kelompok remaja dan afektif aktif dalam kelompk
1. Anak remaja masjid remaja yang dibentuk
mampu dan aktif dalam segala
bersosialisasi kegiatan di
dengan teman masyarakat
sebayanya dan
melakukan
segala kegiatan Ketua pemuda ikut
positif Partnership 4. Mengadakan 1. Respon serta dalam
perlombaan psikomotor mengaktifkan
keagamaan. 2. Respon kelompok remaja di
5. Bekerja sama kognitif RW 02
dengan ketua 3. Respon
pemuda di RW afektif
02 untuk
membentuk
organisasi untuk
kalangan remaja
di RW 02
remaja