DENGAN Dx MEDIS
Mengetahui,
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Maka dari itu perlu untuk mengetahui pola regresi normal β-hCG serum
pada pasien penyakit trofoblas ganas risiko redah yang mendapat kemoterapi
MTX tunggal sebagai agen kemoterapi lini pertama yang dapat digunakan untuk
melihat lebih awal kecenderungan pasien yang tidak respon terhadap pemberian
kemoterapi MTX tunggal serta mencegah penggunaan kemoterapi multiagen yang
tidak perlu mengingat segala komplikasi lebih berat yang dapat ditimbulkan.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Penulis mampu menyusun serta melakukan manajemen asuhan
keperawatan secara langsung pada klien dengan tumor tropoblas
gestasional
2. Tujuan khusus
a) Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada klien dengan TTG
b) Mampu menetapkan diagnose keperawatan pada klien dengan TTG
c) Mampu membuat rencana asuhan keperawatan pada klien dengan
TTG
d) Mampu melaksanakan implementasi keperawatan pada klien dengan
TTG
e) Mampu melaksanakan evaluasi keperawatan pada klien dengan TTG
f) Mampu melaksanakan dokumentasi keperawatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Penyakit
1. Tumor Tropoblas Gestasional TTG
ploriferasi sel trofoblas yang abnormal selama kehamilan yang meliputi mola
placental site trophoblastik tumor. PTG dapat didahului oleh proses fertilisasi
bahkan dapat merupakan produk langsung dari konsepsi atau yang bukan
didahului oleh suatu kehamilan, tetapi karena diakibatkan oleh tumor sel
mengakibatkan kematian.
Penyakit trofoblas ganas adalah suatu tumor ganas yang berasal dari sito
Keganasan yang terjadi paskakehamilan mola atau non mola, ditandai dengan
adanya sel sito dan sel sinsitiotrofoblas yang atipik, tanpa vili korialis di
2. Etiologi
Kanker ini berasal dari salah satu komponen uri atau plasenta maka salah
satu cirri khusus kaker ini adalah ia boleh menghasilkan hormone HCG
(Human Chorionic Gonadotrophin”) yang sangat tinggi malah lebih tinggi dari
- Umur
TTG sering terjadi pada penderita pasca MH dengan umur lebih dari 35
tahun
- Gizi
3. Patofisiologi
Bentuk tumor trofoblas yang sangat ganas ini dapat dianggap sebagai
berbeda dengan mola hidatidosa atau mola invasif adalah tidak adanya pola
vilus.
Baik unsur sitotrofoblas maupun sinsitium terlibat, walaupun salah
dibandingkan dengan pada tumor lain. Pada pemeriksaan hasil kuretase uterus,
ektopik atau kehamilan normal . tanda tersering, walaupun tidak selalu ada,
adalah perdarahan irreguler setelah masa nifas dini disertai subinvolusi uterus.
mungkin adalah lesi metatatik. Mungkin ditemukan tumor vagina atau vulva.
koriokarsinoma karena lesi aslinya telah lenyap, dan yang tersisa hanya
akan berkembang cepat dan pada mayoritas kasus pasien biasanya akan
dari 4 bulan, kadar gonadotropin serum lebih dari 40.000 mIU/ml, metastasis
ke otak atau hati, tumor timbul setelah kehamilan aterm, atau riwayat
4. Manifestasi Klinis
Gejala yang paling banyak ditemukan adalah adanya perdarahan ireguler
atau terus berlanjut, dan tiba – tiba. Kadang – kadang perdarahannya bersifat
Perdarahan yang tidak teratur setelah berakhirnya suatu kehamilan dan dimana
Kista tekalutein bilateral. Lesi metastasis di vagina dan organ lain. Perdarahan
karena perforasi uterus atau lesi metastasis ditandai dengan: nyeri perut, batuk
darah, melena, dan peningkatan tekanan intrakranial berupa sakit kepala,
kejang, dan hemiplegia. Kadar β hCG paska mola setelah menurun, tidak
menurun malahan dapat meningkat lagi atau titer β hCG yang meninggi
setelah terminasi kehamilan, mola atau abortus. Pemeriksaan foto thorax dapat
5. Klasifikasi
ditemukan ialah:
- Perdarahan vaginal yang tidak teratur
- Adanya kista teka lutein
- Subinvolusi uterus atau pembesaran asimetris
- Sel-sel tumor trofoblas dapat menyebabkan perforasi miometrium
menetap. Terminologi lain untuk keadaan ini yang tidak lagi dipakai
Hal ini biasa terjadi dari hasil konsepsi yang berakhir dengan lahir
6. Pemeriksaan Penunjang
dari PTG dimulai dengan pemeriksaan serum β-HCG dan foto thoraks untuk
mendeteksi adanya metastasis ke paru– paru. Jika foto thoraks normal, maka
diagnosis tumor non metastasis dapat dibuat. Jika ada metastasis di paru –
paru, maka CT scan kepala dan abdomen dapat dianjurkan. Jika ada
1. Uji Sonde
Sonde (penduga rahim) dimasukkan pelan-pelan dan hati-hati ke dalam
kanalis servikalis dan kavum uteri. Bila tidak ada tahanan sonde diputar
setelah ditarik sedikit, bila tetap tidak ada tahanan, kemungkinan mola
atau koriokarsinoma.
2. Foto rontgen abdomen
Tidak terlihat tulang-tulang janin (pada kehamilan 3-4 bulan)
3. Ultrasonografi
Khusus pada mola akan kelihatan bayangan badai salju dan tidak terlihat
7. Penatalaksanaan
a) Penatalaksanaan medis
lambat
11. Dikatakan risiko rendah bila pada sistem prognosis WHO nilai skornya
13.Risiko tinggi bila nilai skor > 7 dan diberikan kemoterapi kombinasi
atau klorambucil).
14.Terapi:
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Dasar.
a. Data Demografi
1. Identitas pasien.
2. Identitas penanggung jawab pasien.
2. Riwayat kesehatan
P Q R S T.
b. Riwayat kesehatan Saat pengkajian
1. Keluhan Utama
2. Keluhan Penyerta
c. Riwayat Obstetri
d. Riwayat Perkawinan
e. Riwayat kesehatan lalu
1. Riwayan alergi : Alergi terhadap makanan/ obat-obatan
2. Riwayan kecelakaan
3. Riwayat perawatan di rumah sakit
4. Riwayat pengobatan
5. Riwayat penyakit kronis
6. Riwayat operasi
d. Riwayat kesehatan keluarga
e. Riwayat psikososial
1. Konsep diri
2. Support system
3. Komunikasi : Sebelum sakit
Saat sakit
g. Lingkungan Rumah
1. Pola nutrisi:
Saat sakit : IMT= BB(Kg)
TB2 (m)
a. Selera makan
b. Menu makan dalam 24 jam
c. Frekuensi makan dalam 24 jam
d. Makanan yang disukai dan makanan pantangan
2 . Cairan
5. Istirahat Tidur
a. Kegiatan sehari-hari
3. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda vital
- Suhu
- Nadi
- Pernafasan
- Tekanan darah
- TB
- BB
2. Pemeriksaan persistem
a. System penglihatan
b. System pendengaran
Pengkajian fisik meliputi: struktur telinga, integritas kulit, simetris,
bentuk dan posisi. Palpasi ada atau tidaknya tanda-tanda radang atau lesi.
Palpasi mastoid bila bengkak mungkin ada peradangan. Kaji keutuhan kulit
c. System wicara
d. System pernafasan
Kaji pernafasan klien: RR, irama dan kedalaman, inspeksi warna kulit,
(bunyi nafas) bagaimana kondisi jalan nafas baik atau tidak, keluhan yang
dialami seperti sesak atau nyeri, bila sesak apakah terjadi setelah
bagaimana jenis dan warna sputum, konsistensi apakah terdapat darah atau
tidak.
e. System kardiovaskuler
- Sirkulasi perifer
per menit, bagaimana iramanya teratur atau tidak teratur, kaji kekuatan
denyutan apakh lemah atau kuat, kaji distensi vena juguralis, kaji
temperature kulit apakah dingin atau tidak, kaji warna kulit, apakah
- Sirkulasi jantung
Auskultasi irama jantung normal atau tidak, meliputi bunyi jantung 1
dan II, amati ada atau tidaknya kelainan bunyi jantung, tanyakan kepada
f. System neurologi
sekala glaslow coma scale (GCS) : E, M, V dan kaji juga tingkat kesadaran
coma. Kaji tanda tanda peningkatan tekanan intra cranial, kaji saraf motorik
dan sensorik, kaji reflek patologis dan fisiologis, kaji tanda-tanda iritasi
g. System pencernaan
inspeksi pada bibir dan mukosa mulut, kaji bagaimana warnanya, kajia ada
palpasi hepar, limfe, ginjal kiri dan kanan, kaji ada atau tidaknya daerah
perut, kaji ada tidaknya asites, palpasi dan perkusi 4 kuadran, ada atau
i. System endokrin
Kaji ada atau tidaknya nafas berbau keton, kaji adanya luka, jika ya kaji
j. System urogenital
palpasi adakah nyeri tekan, kaji adanya nyeri ketuk, nyeri tekan, adanya
k. System integument
kebersihanya. Kaji keadaan kuku, kaji keadaan kulit, kaji terjadinya tanda-
tanda radang pada kulit, adanya luka, dekubitus, pruritus, dan tanda-tanda
l. System musculoskeletal
- Kaji struktur tulang, persendian, kekuatan otot, kemampuan berjalan, dan
nyeri tekan, kaji persendian dan ekstremitas, tonus otot kuat atau lemah,
5. Intervensi Keperawatan
jaringan
Kriteria hasil :
Intervensi:
1. Kaji tingkat nyeri, lokasi dan skala nyeri yang dirasakan klien.
klien.
area luka/nyeri.
Kriteriahasil:
Intervensi:
kebutuhan hygienenya.
2. Bantu klien dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
secara mandiri.
nyeri.
Kriteria hasil:
Intervensi:
Kriteria hasil:
Intervensi :
mendekati normal.
hipothalamus.
kesehatan.
Kriteria hasil:
Intervensi:
klien.
mengurangi kecemasan.
3. Mendengarkan keluhan klien dengan empati.
diberikan.
berkurang
BAB III
KASUS
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas Klien
Nama : Ny. I
Umur : 23 Tahun
Suku : Lampung
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Tanggal Masuk :
No. Register : 00 48 83 50
Umur : 30 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
2. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang
a. Keluhan Utama
Klien mengatakan sering mengeluarkan darah pada daerah sekitar
vaginanya sejak 3 bulan terakhir, klien sudah melakukan kemo yang ke 8x
nya dengan disertai nyeri perut dibagian bawah dengan skala nyeri 7, nyeri
seperti tertekan benda berat, nyeri timbul pada saat beraktivitas, nyeri
berkurang pada saat beristirahat (tidur). Dari pemeriksaan fisik didapatkan
TD : 130/ 80 mmHg, N : 96 x / menit, S : 37,0 0C, RR : 24 x / menit, HB :
6,7 g/dl, CRT > detik, kongjungtiva anemis, ahiral terata dingin.
b. Keluhan Penyerta
Klien mengatakan khawatir akan penyakitnya serta tidak percaya diri
terhadap kondisinya saat ini.
3. Riwayat Obsetri
a. Riwayat Menstruasi
Menarohe : 12 Tahun
Siklus : 28 Hari
Keteraturan : Teratur
Lamanya : 7 hari
G1 Po Ao.
4. Riwayat Penyakit
a. Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengatakan keluar darah dari kemaluannya disertai nyeri pada
bagian perut bawah, kelurahan yang dirasakan klien setelah kemoterapi,
HB : 6,7 darah yang keluar dalam 1 hari 100-110 cc.
a. Pola Nutrisi
Sebelum masuk rumah sakit, frekuensi makan 3x/ hari, nafsu dalam makan
baik, jenis makanan nasi dan lauk pauk tidak ada alergi makanan,
perubahan berat badan 3 bulan terakhir 33 kg.
Saat sakit :
b. Pola Cairan
Sebelum sakit :
Klien mengatakan saat sehat klien minum air putih 7-8 gelas/ hari dengan
volume 1.600 cc / hari.
Saat sakit :
Klien mengatakan saat sakit klien hanya minum air putih 4-5 gelas/ hari
dengan volume 1.000 cc/ hari, transfusi PRC 2 hole/ 200 ce.
c. Pola Eliminasi
Sebelum masuk RS :
BAK klien normal, frekuensi 4-6 kali, jumlah 1.500 cc, warna kuning
kecoklatan, bau khas amoniak, tidak adanya keluhan saat BAK.
Saat ini :
BAK klien normal, frekuensi 6-7 kali, jumlah 2.000 cc, warna kuning
kecoklatan, bau khas amoniak, tidak ada keluhan saat BAK.
Sebelum masuk RS :
Saat ini :
Sebelum sakit :
Frekuensi mandi 2x/ hari, oral hygiene 2 kali/ hari, klien tidak mempunyai
rambut.
Saat ini :
Frekuensi mandi 2x/ hari, oral hygiene 1 kali/ hari, klien tidak mempunyai
rambut.
e. Pola Istirahat Tidur
Sebelum sakit :
Lama tidur klien 10 jam/ hari, klien tidur siang hanya 2 jam, tidur malam 8
jam, kebiasaan sebelum tidur klien selalu berdoa, tidak ada keluhan.
Saat ini :
Lama tidur klien 6 jam/ hari, klien tidak tidur siang, kebiasaan sebelum
tidur klien selalu berdoa, klien tidur sering terbangun.
f. Pola Aktivitas
Sebelum sakit :
Klien mengatakan selalu mengerjakan pekerjaan rumah tiap pagi dan sore
hari, kalau ada waktu luang digunakan untuk kumpul dengan keluarga.
Saat ini :
S : 37,00C
RR : 24x / menit
f. Leher
Warna sama dengan kulit lain, integritas kulit balk, bentuk simetris, tidak
ada pembesaran kelenjar tyroid, arteri karotis terdengar, tidak ada
pembesaran kelenjar limfe, tidak ada nyeri.
g. Dada
Bentuk simetris, tidak ada tanda distres pernafasan, tidak ada adema, tidak
ada massa atau tanda peradangan, suara resonan dug dug, bunyi nafas
veskuler tidak ada pembengkakan pada mammae, warna aerola coklat,
papilla mammae datar, colostrums sudah keluar, keadaan aerola dan puting
bersih.
h. Abdomen
Tidak ada linea alba dan terdapat sedikit striae pada perut, terdengar bising
usus 14x/ menit, tidak ditemukan adanya pembesaran hepar maupun
spleno megali, terdengar suara tympani, di 4 kuadran.
i. Genetalia
Vulve tampak kotor, terdapat perdarahan pada vagino, tidak terdapat
jahitan perineum, terjadi perdarahan 3 bulan terakhir akibat kemo terapi.
j. Ekstrimitas
Tidak terdapat odemo dan varises reflek paleda.
k. Anus
Rektum normal tidak ada hemoroid, keberhasilan baik.
7. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan Darah Laboratorium
b. Pemeriksaan Patologi
Tidak tampak metastosis intropul monal
8. Pengobatan/ Terapi
Cefadroxil 500 mg/ 8 jam
Dexamethasan 0,5 / 8 jam
Asam mefenamat 500 mg / 8 jam
Transtusi PRC 2 kolt / 200 cc
9. Data Fokus
Data Subjektif
Klien mengatakan sering
mengeluarkan darah sejak 3 bulan terakhir
Klien mengatakan nyeri perut
bagian bawah
Klien mengatakan khawatir dengan
kondisi yang dihadapinya
Klien mengatakan tidak percaya
diri dengan kondisinya saat ini
Klien mengatakan malu karena
rambutnya mengalami kerontokan
Data Objektif
TD : 130/ 80 mmHg
RR : 24x/ menit
S : 37,00C
N : 96x/ menit
Konjungtiva anemis
Akral terata dingin
CRT > 3 detik
HB : 6,7 g/dt
Klien tampak terlihat sedih
Klien tampak terlihat mengerutkan
dahi saat diajak terbicara
Klien tampak terlihat bergetar saat
menjawab pertanyaan
Klien tampak kurang percaya diri
Rambut klien tampak rontok total
Analisa Data
1 DS :
DO :
- TD :
130/80 mmHg
- RR :
24x/ menit
- S:
37,00C
- N : 96x/
menit
- Konjung
tiva anemis
- Akral
terata dingin
- CRT > 3
detik
- HB : 6,7
g/dl
2 DS :
DO :
- Klien
tampak terlihat sedih
- Klien
tampak terlihat mengerutkan
dahi saat diajak berbicara
- Suara
klien tampak bergetar saat
menjawab pertanyaan
3 DS :
DO :
- Klien
tampak kurang percaya diri
- Rambut
klien tampak rontok total
Rencana Keperawatan
criteria hasil
HB selama 3 x 24 2. Memonitor
2.Perubahan status
jam diharapkan status neurologi
neurologi merupakan
masalah klien
tanda gejala yan daapt
dapat
muncul pada
menunjukkan
perfusi jaringan 3. Monitor ketidakefektifan perfusi
badan tidak
lemas, tidak
anemis
Akral hangat
Ttv dalam
batas normal
keperawatan tersebut
2. Beri
3x24 jam menggangu klien
kesempatan
diharpakan
kepada klien 2. Ungkapan
masalah
untuk perasan dapat
kecemasan
mengungkapk mengurangi
klien berkurang
an perasaan kecemasan
dengan criteria
penyakitnya
5. Meciptakan
5. Beri
ketenangan batin
dorongan
sehingga
spiritual
kecemasan
berkurang
DX
1 1 1. Memonitor tanda
tanda vital
R : klien mau
bekerja sama
H : TTV :
TD 130/80
Rr 24x
S 37.0
N 96x
2. Memonitor status
nerurologi
R : klien mau
bekerjasam
Kesadaran klien
komposmentis
GCS 15
3. Memonitor
keseimbangan cairan
R : klien mau
bekerjasama
H : HB 6,7
Transfuse 2 kolf
2 2 1. Mengkaji tingkat
kecemasan klien
2. Memeberikan
kesempatan kepada
klien untuk
mengungkapkan
perasaan
3. Mendengarkan
keluhan klien
dengan empati
BAB IV
PEMBAHASAN
Analisa jurnal
RSUP DR. KARIADI SEMARANG” yang ditulis oleh Arlitta Intan Kusuma
dengan penyebab paling tinggi adalah perdarahan. Mola hidatidosa dapat menjadi
salah satu penyebabnya karena keluhan utama mola hidatidosa adalah perdarahan
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Data diambil dari rekam medik
pasien dengan target pasien mola hidatidosa yang dirawat di RSUP Dr. Kariadi
Hasil Kejadian mola hidatidosa di RSUP Dr. Kariadi Semarang selama tahun
2011-2015 adalah sebanyak 80 kasus dari 25.959 pasien rawat inap di bagian
Obstetri dan Ginekologi (0,39 %). Karakteristik pasien mola hidatidosa paling
banyak pada usia ibu 20-35 tahun, usia kehamilan 9-16 minggu, kadar Hb ≥ 10
g/dl, paritas 0-1 kali, tingkat pendidikan SMA, dengan keluhan perdarahan
tahun 2011-2015 adalah sebanyak 80 kasus dari 25.959 pasien rawat inap di
bagian Obstetri dan Ginekologi (0,39 %). Kejadian mola hidatidosa terbanyak
Jakarta.
Manjoer , Arif, et al .2002. Kapita Selekta Kedokteran edisi ketiga jilid 1. Jakarta:
Media Aesculapius
olahidatidosa.http://perawatyulius.blogspot.com/2012/04/asuhan-