Anda di halaman 1dari 160

LOKA KARYA MINI MASYARAKAT 1 (LKMM 1)

RW 02 DUSUN II DESA TARAI BANGUN


KECAMATAN TAMBANG
KAB. KAMPAR

PEMBIMBING
Ns. Candra Saputra, M.kep
KELOMPOK 2
Aryandra Jumah Joni, S. Kep (20501005)
Asti Winda Wati, S. Kep (20501006)
Devi Ayu Kenanga Ningdya, S. Kep (20501013)
Fira Melinda Agsya, S. Kep (20501021)
Julita Kawaliang, S. Kep (20501033)
Melia Hasri, S. Kep (20501041)
Nur Afni Oktaviana, S. Kep (20501052)
Restu Syafika Anugraha, S. Kep (20501063)
Reza Fahlefi, S. Kep (20501064)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKes PAYUNG NEGERI
PEKANBARU
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
Keperawatan kesehatan masyarakat pada dasarnyaadalah pelayanan
keperawatan profesional yang merupakan perpaduan antara konsep kesehatan
masyarakat dan konsep keperawatan yang ditujukan pada seluruh masyarakat
dengan penekanan pada kelompok berisiko tinggi. Upaya pencapaian derajat
kesehatan optimal dilakukan melalui peningkatan kesehatan (promotif) dan
pencegahan penyakit (preventif) di semua tingkatpencegahan (levels of prevention
dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yangdi butuhkan dan
melibatkan klien sebagai mitra kerja dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pelayanan keperawatan (Efendi & Makhfudli,2010)

Keperawatan komunitas adalah suatu bentuk pelayanan professional


yang merupakam bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu
keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spritual yang ditunjukan
kepada masyarakat,baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses
kehidupan manusia (Jaji 2012).

Pernyataan dari American Nurses Association (2004) yang

mendifenisikan keperawatan kesehatan komunitas sebagai tindakan untuk

meningkatkan dan mempertahankan kesehatan dari populasi dengan

mengintegrasikan keterampilan dan pengetahuan yang sesuai dengan keperawatan

dan kesehatan masyarakat ( Efendi & Makhfudli,2010) Keperawatan komunitas

atau community health nursing merupakan praktik untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan masyarakat dengan menggunakan pengetahuan dari ilmu

keperawatan, Ilmu social dan ilmu kesehatan masyarakat (Kholifah &

Widagdo,2016)
Keperawatan komunitas adalah suatu bidang dalam keperawatan yang

merupakan perpaduan anatara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan

dukungan peran serta aktif masyarakat serta mengutamakan pelayanan promotif dan

preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan

rehabilitative secara menyeluruh dan terpadu. Sarana keperawatan komunitas di

tujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sebagai suatu kesatuan

yang utuh melalui proses keperawatan, untuk meningkatkan fungsi kehidupan

manusia secara optimal, sehingga dapat mandiri dalam kesehatannya. Praktik

keperawatan komunitas yang didasarkan atas sintesa dari praktik kesehatan

komunitas bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat

dengan menekankan pada peningkatan peran serta masyarakat dalam melakukan

upaya pencegahan, peningkatan dan mempertahankan kesehatan (Mubarak,2005).

Keperawatan komunitas merupakan pelayanan keperawatan professional yang

di tujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi dalam

upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui peningkatan kesehatan,

pencegahan penyakit, pemeliharaan dan rehabilitasi, dengan menjamin

keterjangkauan pelayanan kesehatan yang di butuhkan dan melibatkan masyarakat

sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan

(Depkes RI,2006). Pada tahun 1992 dalam pertemuan The Earth Summit Rio de

Janeiro Brazil dan dilanjutkan pada tahun 2012 pada pertemuan itu yang membahas

dan mengevaluasi perkembanga sehingga terfokuskan terhadap permasalahan isu

lingkungan global sehingga terbentuk konsep The Sustainable Development Goals

(SDGs) (Bappenas, 2015).


Tujuan praktek keperawatan komunitas dapat dicapai melalui proses

keperawatan yang merupakan serangkaian tindakan untuk menetapkan,

merencanakan, dan melaksanakan pelayanan keperawatan dalam rangka

membantu klien umtuk mencapai dan memelihara kesehatannya secara

optimal. Fokus praktek keperawatan komunitas adalah meningkatkan

kesehatan komunitas (upaya promotif) dan mencegah terjadinya masalah

kesehatan komunitas (upaya preventif) (Mubarak, 2009).

Keperawatan komunitas merupakan perpaduan antara keperawatan dan

dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat,

mengutamakan pelayanan pelayanan promotif dan preventif secara

berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif

secara menyeluruh dan terpadu, ditujukan pada individu, keluarga, kelompok,

dan masyarakat sebagai satu kesatuan yang utuh melalui proses keperawatan

untuk meningkatkan fungsi kehidupan secara optimal sehingga mandiri dalam

upaya kesehatannya. Wujud peran serta masyarakat dapat berupa terbentuknya

institusi atau lembaga atau organisasi kemasyarakatan seperti Pusat Pelayanan

Terpadu (POSYANDU), Pusat Pembinaan Terpadu (POSBINDU), Tanaman

Obat Keluarga (TOGA), Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) bidang

kesehatan; dana seperti dana sehat (Depkes RI 2007).


Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan mahasiswa Profesi Ners

STIKes Payung Negeri di RW 02 Dusun II Desa Tarai Bangun Kabupaten Kampar

terhadap seratus 378sampel kepala keluarga yang dilaksanakan mulai tanggal 16

November sampai 26 Desember ditemukan berbagai masalah yaitu resiko

meningkatnya angka penyakit akibat lingkungan yang tidak sehat seperti kurangnya

pencahayaan matahari kerumah, sumber air minum yang kurang bersih, penggunaan

jamban yang tidak sehat, pola makan yang tidak sehat, kandang ternak yang kurang

terawat, kurangnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan kesehatannya yang

memicu terjadinya penyakit ispa, asam urat, TB paru, hipertensi, stroke dan lain-lain

di RT 01, RT 02, RT 03, RW 02 Dusun II Desa Tarai Bangun Kabupaten Kampar ,

ketidakefektifan manajemen kesehatan di RT 01 RT 02, RT 03, RW 02Dusun II Desa

Tarai Bangun Kabupaten Kampar. Berdasarkan hasil penentuan prioritas masalah

oleh mahasiswa dan masyarakat khususnya RW 02, upaya pemecahan masalah

dilakukan bersama sama dengan masyarakat khususnya dengan pengurus RT 01, RT

02, RT 03 di RW 02 pada LKMM 1 di RW 02 Dusun II Desa Tarai Bangun

Kabupaten Kampar.

Fenomena yang terjadi di wilayah RW 02 saat ini adalah masalah dalam

manajemen kesehatan dimana warga RW 02 memilih berobat kepelayanan kesehatan

(puskesmas). Berikut ini akan diuraikan hasil pelaksanaan proses asuhan keperawatan

komunitas mulai dari hasil pengkajian sampai dengan evaluasi untuk menentukan

rencana tindak lanjut yang akan dilakukan bersama pengurus RT 01, RT 02, RT 03 di

RW 02 Dusun II Desa Tarai Bangun Kecamatan Tambang.


B. TujuanPenulisan
a. TujuanUmum
Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan komunitas di RT 01, RT 02,
dan RT 03 di RW 02 Dusun II Desa Tarai Bangun Kabupaten Kampar.
b. TujuanKhusus

1. Mengidentifikasi hasil pengumpulan datamasyarakatat


2. Merumuskan masalah kesehaatan dan memberikan gambaran analisa data
yang sesuai dengan masalah kesehatan yang telah disusun
3. Menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan dengan masalah kesehatan
yang akan di temukan dan diprioritaskan.
4. Mengimplementasi tindakan sesuai dengan rencana yang telahdisusun
5. Mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan dan penyusunan rencana tindak
lanjut yang perlu dilakukan untuk mendapatkan hasil yang optimal.

C. ManfaatPenulisan
a. DinasKesehatan
Penulisan laporan hasil kegiatan ini dapat menjadi gambaran umum
kondisi kesehatan masyarakat di kota Pekanbaru, khususnya RT 01, RT 02, dan
RT 03 di RW 02 Dusun II Desa Tarai Bangun Kabupaten Kampar, sehingga
dapat menjadi bahan dalam menyusun dan mengembangkan kebijakan atau
rencana.
b. PihakPuskesmas
Laporan hasil kegiatan ini dapat dijadikan bahan atau data untuk menyusun
program kerja dibidang kesehatan dimasa yang akan datang.
c. InstitusiPendidikan
Laporan hasil kegiatan ini menjadi alat untuk mengembangkan program
pelaksanaan profesi keperawatan komunitas selanjutnya.
d. Masyarakat
Laporan hasil kegiatan ini dapat dijadikan acuan dan pedoman dalam

melaksanakan setiap kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat

yang ditemukan di RT 01, RT 02, dan RT 03 di RW 02 dudun 2 RT 01 – 03

Desa Tarai Bangun.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep KeperawatanKomunitas

1. KonsepSDG’s

Konsep pembangunan yang berkelanjutan yang telah disepakati pada tahun

1987 oleh The Brundtland Comission of The United Nations. Berikut ini

definisidari pembangunan yang berkelanjutan.“Sustainable Development is

development thats meetsthe needs of the present without compromising theability of

future generations to meet their own needs”

Dalam pengertian di atas memaparkan bahwa pembangunan yang

berasaskan kelestarian dimana memenuhi kebutuhan saat ini tanpa berdampak

terhadap kebutuhan dimasa akan datang. Pada tahun 2005 dalam pertemuan The

World Summit menyepakati terhadap 3 pilar yang utama, berikut ini Gambar 2.1.

mengenai tiga pilartersebut.

Gambar 2.1. Konsep Sustainable Development. (Sumber : United Nations

2008).
Rockstrom, dalam Griggs (2012) menyatakan bahwa, pembangunan yang
berkelanjutan memiliki 6 aspek yang perlu dicapai dalam dunia global, antara lain:

thriving lives and livehoods (kehidupan yang sehat dan layak), sustainablefood

security (keamanan dan ketahanan pangan), secure sustainable water (sumber air

bersih), universal clean energy (energi yang aman), healthty and productive

ecosystems (ekosistem yang produktif dan sehat) governance for sustainable

societies (kebijakan yang berpihak terhadap komunitas). Berikut ini disajikan pada

Gambar 2.2 ilustrasinya mengenai pembangunan yang berkelanjutan terhadap aspek

economy, society, and Earth’s Life supportSystem.

Gambar. 2.2 Output Pembangunan Yang Berkelanjutan. Sumber:

(Rockstrom Et Al 2009).

Profil Sustainable Development, the Millennium Development Goals

(MDG’s) merupakan agenda program International yang telah berjalan selama 15

tahun yang telah disepakati oleh negara-negaraanggota PBB (United Nations) dan

akan berakhir pada tahun 2015. Berikut ini Gambar 2.3 mengenai fokus

materi/kajian MDG’s sebagai program International yang dimulai sejak tahun 2000

sampai pada tahun 2015 (Bambang, 2006).

Pada tahun 1992 dalam pertemuan The Earth Summit dilanjutkan pada tahun

2012 pada pertemuanThe Earth Summityang membahas dan mengevaluasi

perkembangansehingga terfokuskan terhadap permasalahan isu lingkungan global

sehingga terbentuk konsep The Sustainable Development Goals (SDG’s). Berikut

ini Gambar 2.4 mengenai konsep SDGs sebagai program International pengganti

MDGs pada akhir tahun 2015 (Bappenas,2015).


Gambar 2.4 Concept of Sustainable Development

Berdasarkan hasil dari pertemuan tersebut, negara anggota United

Nations. Total 30 anggota OWG (Open Working Group) telah diberikan mandat

untuk menyiapkan proposal dalam rangka pengembangan program SDGs yang

pengembangnya berdasarkan tiga komponen dimensi dalam pembangunan

berkelanjutan (social, environmental,economic) dalam keseimbangan arah

perkembangnya (Bappenas).

Laporan hasil kajian dari anggota OWG (Open Working Group) akan dibahas

pada pertemuan yang ke 68 (the 68th session of the Assembly) pada Bulan

September 2013 sampai September 2014 untuk pertimbangan dan keputusannya.

The OWG uses a constituency based system of representation, which means that

most of the seats in the working group are shared by several Countries. Berikut ini

Gambar 2.5 mengenai agenda/isu yang akan dibahas dalam menyusun konsep

SDG’s sebagai program International pengganti MDG’s pada akhir tahun 2015
(Bappenas).

Berdasarkan hasil dari pertemuan tersebut, menyepakati 10 prinsip bahwa

SDGs dengan asas “inclusive and transparant intergovernmental processopen to all

stakeholders, with a view to developing global sustainable development goals to be

agreed by the General Assembly”. Berikut ini 10 prinsip yang harus tercantum

dalam pertimbangan SDGs.

1) Must be based on agenda 21 and the Johannesburg plan of implementation


Menjadi dasar pertimbangan yang menetapkan bahwa agenda abad 21
dan rencana implementasi dari rencana Johannesburg yang telah di sepakati
sebelumnya sehingga nilai-nilai yang sudah tertanam tetapi dilanjutkan.

2) Must fully respect all the rioprinciples

Menyatakan program SGD’s harus mengindahkan pada perjanjian dan

kesepakatan terhadap prinsip.

3) Must be consistent with internationallaw

Mengenai konsistensi terhadap peraturan international yang menjadi bagian

hukum international.

4) Must build upon commitment alreadymade

Perihal komitmen yang telah dibuat sebelumnya, hal ini menunjukan komitmen

terhadap kesepakatan-kesepakatan yang telah dibuat sebelum SGD’s dibentuk.

2. Must contribute to the full implementation of the outcome of all major summits
in the oconomic, social and environmentalfields

Mengenai kontribusi terhadap aspek yang menyeluruh dari hasil implementasi


seluruh aspek utama yaitu ekonomi, social dan lingkungan.
3. Must focus on priority areas for the achievement of sustainable development,

being guided by the outcomedocument


Merupakan pemberian prioritas untuk meraih keberhasilan pembangunan yang

berkelanjutan sebagai bentuk aturan dari hasil dokumen program international.

4. Must address and incorporate in a balanced way all three dimensions of

sustainable development and their interlinkages

Harus diarahkan dan berhubungan dengan keseimbangan dari ketiga komponen

pembangunan keberlanjutan.
5. Must be coherent with and integrated into the United Nations Development

Agenda beyond2015Harus berkesinambungan dan terintegrasi ke dalam agenda

pembangunan PBB

6. Must not divert focus or effort from the achievement of the millennium

developmentGoals

Harus tidak bertolak belakang dari pencapaian tujuan MGDs sebelumnya

karena SGDs merupakan bentuk evaluasi dari MGDs.

7. Must include active involment of all relevant stakeholders, as

appropriate, in theproces

Mengenai keterlibatan seluruh stakeholder yang berkaitan sebagai pihak yang

menyelenggarakan bahkan dalam prosesnya.

a. Konsep KeperawatanKomunitas
a. Defenisi keperawatankomunitas

Keperawatan komunitas merupakan perpaduan antara keperawatan dan

kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat,

mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan

tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitative secara menyeluruh dan

terpadu, di tujukan pada individu keluarga kelompok dan masyarakat sebagai

satu kesatuan yang utuh melalui proses keperawatan untuk meningkatan fungsi

kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatannya

(rapat kerja keperawatan kesehatan masyarakat, dalam Depkes RI, 2007).

Keperawatan komunitas merupakan pelayanan keperawatan

professional kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko


tinggi dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimalmelalui

pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan

klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan

keperawatan ( Mubarak, 2009).

Falsafah keperawatan komunitas mengaju kepada falsafah atau

paradigma keperawatan secara umum yaitu manusia, kesehatan, lingkungan,

dan keperawatan. Salah satu model dari keperawatan komunitas yaitu model

nauman, memandang klien sebagai gabungan dinamik dari variabel fisiologi,

sosiokultural, perkembangan spiritual( Mubarak, 2009).

Dalam keperawatan komunitas terdapat lima stategi intervensi keperawatan :

1) Proses kelompok yaitu kegiatan dalam kelompok

2) Pendidikan kesehatan yaitu dengan memberikan penyuluhan, kampanye,

penempelan poster dan penyebaranleaflet

3) Intervensi keperawatan professional, yaitu bentuk pelayanan keperawatan

yang langsug diberikan pada klien termasuk terapi modalitas

4) Kemitraan atau kerja sama yaitu menjalin kerjasama baik lintas program

maupun lintas sektor sehingga meningkatkan derajat

kesehatanmasyarakat

5) Pemberdayaan masyarakat yaitu melibatkan masyarakat dalam intervensi

( Mubarak,2009).

b. Tujuan keperawatankomunitas

Tujuan keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan

peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut:


1) Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu,

keluarga, dan kelompok dalam kontekskomunitas

2) Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (Health

general community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu

kesehatan masyarakat yang dapat mempengaruhi keluarga, individu

dankelompok.

3) Selanjutnya secara sfesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan

masyarakat mempunyai kemammpuanuntuk:

a) Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami


b) Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah
tersebut
c) Merumuskan serta memecahkan masalahkesehatan
d) Menaggulangi masalah kesehatan yang merekahadapi
e) Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka
hadapi, yang akhirnya dapat meningkatkan kemammpuan dalam
memelihara kesehatan secara mandiri ( self care) ( Mubarak,2009).

c. Model Keperawatankomunitas

Keperawatan komunitas merupakan pelayanan profesional yang pada

praktiknya memerlukan acuan atau landasan teoritis untuk menyelesaikan

atau mengatasi fenomena yaitu penyimpangan dalam kebutuhan dasar

komunitas. Terdapat berbagai macam model konseptual keperawatan yang

dikembangkan oleh para ahli diantaranya sebagaiberikut:

1) Model konseptual dari Florence Nightingale (1859), menekanan

pengaruh lingkungan tehadap kliien yang dikenal dengan istilah

environtmentalmodel
2) Model konseptual dari H.E.Peplau ( 1952), menekan pada hubungan

perawat secara interpersonal atau interpersonal reation in Nursing

3) Model konseptual dari Virginia Henderson (1966) dikenal dengan Need

Based model atau aktifitas hidup sehari-hari (activity dialy livingmodel)

4) Model konseptual dari Martha Rogers (1977) dikenal dengan The

Science off unitary HumanBeing.

5) Model konsetual dari Doro Thea Orem (1971) dikenal dengan istilah

dengan keperawatan mandiri atau salfe care theory ofnursing.

6) Model konseptual dari King’s (1971), model ini dikenal dengan istilah

modelsystem.

7) Model konseptual dari Betty Neuman (1972), dikenaldengansystem


model of nursing atau healt care system model.

8) ModelkonseptualdariI..J.Orlando(1972),dikenaldenganistilahthe dynamic
nurse-patient relationship.

9) Model konseptual dari R.Calista Roy (1976), dikenal denganistilah

adaptation model of nursing.

10) Model konseptual dari Jhonson, menekankan ada pendekatan system.


11) ModelkonseptualdariMadelaynanger(1978),dikenaldenganculturalcaretheory.
12) Model konseptual dari jean Watson (1979), dikenal dengan istilah teori
ofnursing.
13) ModelkonseptualdariNolaPender(1982),dikenaldengannama
healt promotion model.

Sebagai seorang petugas kesehatan, khususnya seorang ahli dalam

kesehatan masyarakat, perlu diperhatikan bahwa tidak semua model

konseptual keperawatan yang ada dapat diterapkan pada tatanan pelayanan


praktik keperawatan di komunitas. Hal ini dikarenakan masing-masing

model mempunyai kekurangan dan kelebihan, serta keunikan tersembunyi

bila dilihat dari keempat konsep utama dalam paradigma keperawatan

komunitas yang diterapkan dinegara indronesia yaitu manusia, lingkungan,

kesehatan, dan keperawatan. Oleh karena itu,dua atau lebih dari model yang

ada perlu dikombinasikan untuk mendukung dan memperkuat pelayanan

keperawatan. Masing - masing model konseptual akan memberi penekanan

tertentu pada konsep utama (Mubarak, 2009).

d. Prinsip Keperawatan Komunitas

Beberapa prinsip dalam melaksakan keperawatan komunitas antara lain

sebagai berikut.

1) Kemanfaatan

Intervensi atau pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas yang

dilakukan harus memberikan mamfaat sebesar-besarnya bagi

komunitas, artinya ada keseimbangan antara mamfaat dan kerugian.

2) Otonomi

Dalam keperawatan komunitas, masyarakat diberikan kebebasan

untuk meelakukan atau memilih alternatif terbaik yang disediakan.

3) Keadilan

Hal ini menegaskan bahwa upaya atau tindakan yang dilakukan

sesuai dengan kemampuan atau kapasitaskomunitas.

e. Falsafah KeperawatanKomunitas
Falsafah keperawatan merupakan pandangan mendasar tentang hakikat

manusia dan esensi keperawatan yang menjadi kerangka dasar dalam paktik

keperawatan. Keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang

memberikan perhatian terhadap pengaruh lingkungan;baik biologis,

psikologis, sosial, kultural, dan spiritual terhadap kesehatan komunitas.

Selain itu, hal ini juga memberikan prioritas pada strategi pencegahan

penyakit dan peeningkatan kesehatan. Falsafah yang melandasi keperawatan

komunitas mengacu pada falsafah atau paradigma keperawatan secara

umum, yaitu manusia merupakan titik sentral dari setiap upaya

pembangunan kesehatan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

Bertolak dari pandangan ini, disusunlah paradigma keperawatan komunitas

yang terdiri atas empat komponen dasar, yaitu: manusia, kesehatan,

lingkungan, dan keperawatan.

f. Peran KeperawatanKomunitas

1) Pendidik(educator)

Perawat dapat memberikan informasi yang memungkinkan klien

membuat pilihan dan mempertahankan autonominya. Perawat selalu

mengkaji dan memotivasi belajar klien.

2) Advokat

Perawat memberikan pembelaan kepada klien yang tidak dapat untuk

dirinya.

3) ManajmenKhusus

Memberikan pelayanan kesehatan yang bertujuan menyediakan


pelayanan kesehatan yang berkualitas, mengurangi fregmentasi, serta

meningkatkan kualitas hidup klien.

4) Kolaborator

Perawat komunitas juga harus bekerjasama dengan pelayanan rumah

sakit atau anggota tim kesehatan lain untuk mencapai tahap kesehatan

yang optimal.

5) Panutan (RoleModel)

Perawat kesehatan komunitas seharusnya dapat menjadi panutan bagi

setiap individu, keluarga, dan masyarakat sesuai dengan peran yang

diharapkan. Perawat dituntut berperilaku sehat jasmani dan rohani

dalam kehidupansehari-hari.

6) Peneliti

Penelitian dalam asuhan keperawatan dapat membantu

mengidentifikasi serta mengembangkan teori-teori keperawatan yang

merupakan dasar praktik keperawatan.

7) Pembaharu (ChangeAgent)

Perawat kesehatan masyarakat dapat berpean sebagai agen pembaharu

terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat terutama dalam

merubah perilaku dan pola hidup yang erat kaitannya dengan

peningkatan dan pemeliharaan kesehatan (Mubarak, 2009).

b. Kebijakan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Indonesia dan


Perkembangan KesehatanKomunitas

WHO sebagai kesehatan dunia memperhatikan kesehaatan komunitas

sehingga menetapkan kebijakan publik sehat melalui konferensi dunia.

Deklasari al ma atha tahun 1978 mengadopsi healht for all melalui pendekatan

kesehatan primer. Tahun 1980 praktisi kesehatan lebih menyoroti promosi

kesehatan sehingga dilakukan konferensi kedua di Otawa, ontario, Kadana,

(Andesrson& Mcfarlane,2000).

Konferensi di Otawa yang diselenggarakan tahun 1986 berfokus pada

kesehatan komunias, yang dikenal sebagai kebijakan publik yang dikenal

dengan Chart for health promotion. Dalam konferensi tersebut disepakati

sembilan persyaratan untuk sehat, yaitu: perdamaian, perumahan, pendidikan,

pangan, pendapatan, ekosistem, ketersedian sumber, keadilan sosial, dan

pemertaan. Dalam upaya menjalannya, di identifikasi lima area kegiatan yang

interdependen, sebagai berikut:

a. Membangun kebijakan publik sehat disemua sektor dantingkat

b. Menciptakan lingkungan yangmendukung

c. Memperkuat pemberdayaan dalam mendoong sendiri dan memberi

dukungansosial

d. Mengembangkan keterampilan sosial agar bertanggung jawab terhadap

kesehatandirinya

e. Mengorientasikan kembali pelayanan kesehatan melalui promosi

kesehatan dan pencegahan rumah sakit

Konferensi dunia ketiga dilakukan adelayde, australia, tahun 1988 dengan


tema kebijakan publik sehat. Konferensi ini merekomondasikan pembangunan

pemeratan kebutuhan dalam kesehatan dan membangun kemitraan dengan

pengusaha serikat buruh organasasi non pemerintah dan berbagai lapisan

masyarkat (Anderson & McFarlane, 2000). Konferensi yang keempat yang

dilakukan di jakarta tahun 1997 menghasilkan jakarta deklaration , yang berisi

5 prioritas promosikesehatan.

a. Peningkatan tanggung jawab sosial terhadapkesehatan.

b. Peningkatan investasi untuk pengembangankesehatan

c. Konsolidasi dan perluasaan kemitraan untukkesehatan.

d. Peningkatan kapasitas masyarakat dan pemberdayaanindividu

e. Pengamanan infrastruktur dalam promosikesehatan.

Praktik keperawatan komunitas di Indonesia memiliki beberapa dasar

hukum, yaitu: UU no. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, PP no. 32 tahun 1996,

dan SK menkes no. 647 tahun 2000 tentang registrasi praktik keperawatan.

Praktik keperawatan merupakan tindakan mandiri perawat profesional melalui

kerjasama dengan tim kesehatan lain dalam memberikan asuhan keperawatan

sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya (Mubarak, 2006 ).

Pusat kesehatan masyarakat sebagai bentuk pelayanan komunitas

memberikan program yang komprehensif dalam upaya meningkatkan dan

mempertahankan kesehatan, pendidikan dan managemen serta

koordinasiasuhan keperawatan dalam komunitas. Penyelenggaraan

pelayanan kesehatan komunitas dapat dilakukan pada:

a. Lingkungan sekolah ataukampus


Pelayanan keperawatan yang diselenggarakan meliputi : pendidikan

pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan dan pendidikan seksual.

Selain itu, perawat sekolah dapat memberikan keperawatan pada kasus

darurat, seperti ISPA maupun infeksi virus, setelah itu dilakukan rujukan

ke pelayanan kesehatan .

b. Lingkungan kesehatan kerja

Perusahan besar memberikan pelayanan kesehatan bagi pekerja di

pusat kesehatan okupasi dalam gedung perusahaan. Perawat

mengembangkan program dengan tujuan:

1) Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja dengan mengurangi

jumlah kejadiankerja.

2) Menurunkan resiko penyakit akibatkerja.

3) Mengurangi transmisi penyakit menular antarapekerja

4) Memberikan program penigkatan kesehatan, pencegahan penyakit, dan

pendidikankesehatan.

5) Menginterfensi kasus-kasus akut non kedaruratan dan memberikan

pertolongan pertama padakecelakaan.

c. Lembaga perawatan kesehatan dirumah.

Perawatan kesehatan rumah merupakan bentuk pelayanan yang

dilakukan dirumah. Lembaga ini memberkan perawatan kesehatan dengan

melakukan kunjungan rumah atau saat ini di kenal dengan home care.

(Mubarak, dkk,2006).
c. Konsep DesaSiaga

1. Pengertian DesaSiaga

Desa siaga merupakan salah satu bentuk reorientasi pelayanan

kesehatan dari sebelumnya bersifat sentralistik dan top down menjadi lebih

partisipatif dan bottom up. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan

Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 564/MENKES/SK/VI II/2006,

tentang Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga, Desa Siaga

merupakan desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan

kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah

kesehatan, bencana, dan kegawatdaruratan secara mandiri. Desa siaga adalah

suatu konsep peran serta dan pemberdayaan masyarakat di tingkat desa, di

sertai dengan pengembangan kesiagaan dan kesiapan masyarakat untuk

memelihara kesehatannya secara mandiri.Desa yang dimaksud disini dapat

berarti kelurahan atau nagari atau istilah-istilah lain bagi kesatuan

masyarakat hokum yang memiliki batas-batas wilayah, yang berwenang

untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat,

berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati

dalam system pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Konsep

desa siaga adalah membangun suatu system disuatudesa yang bertanggung

jawab memelihara kesehatan masyarakat itu sendiri, dibawah bimbingan dan

interaksi dengan seorang bidan dan dua orang kader desa. Disamping itu,

juga dilibatkan berbagai pengurus desa untuk mendorong peran serta

masyarakat dalam program kesehatan seperti imunisasi dan posyandu


(Depkes, 2006).

Secara umum, tujuan pengembangan desa siaga adalah terwujudnya

masyarakat desa yang sehat, peduli dan tanggap terhadap permasalahan

kesehatan diwilayahnya. Selanjutnya, secara khusus pengembangan desa

siaga (Depkes, 2006) adalah:

1) Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa tentang

pentingnyakesehatan.

2) Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakatdesa

3) Meningkatnya keluarga yang sadar gizi dan melaksanakan perilaku

hidup bersih dansehat.

4) Meningkatnya kesehatan lingkungan didesa (Bappenas)

Suatu desa dikatakan menjadi desa siaga apabila memenuhi criteria

berikut (Depkes, 2006):

a) Memiliki satu orang tenaga bidan yang menetap didesa tersebut dan

sekurang-kurangnya dua orang kaderdesa.

b) Memiliki minimal satu bangunan pos kesehatan desa (Poskesdes)

beserta peralatan dan perlengkapannya. Poskesdes tersebut

dikembangkan oleh masyarakat yang dikenaldenganistilah upaya

kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) yang melaksanakan

kegiatan-kegiatan minimal:

a. Pengamatan epidemiologis penyakit menular dan yang berpotensi

menjadi kejadian luar biasa serta faktor-faktor resikonya.

b. Penanggulangan penyakit menular dan yang berpotensi menjadi


KLB serta kekurangan gizi.

c. Kesiapsiagaan penanggulangan bencana dan

kegawatdaruratan kesehatan.

d. Pelayanan kesehatan dasar, sesuai dengan kompetensinya.

e. Kegiatan pengembangan seperti promosi kesehatan, kadarzi, PHBS,

penyehatan lingkungan dan lain-lain.

2. Sasaran

Untuk mempermudah strategi intervensi, sasaran pengembangan Desa

Siaga dibedakan menjadi tiga:

1) Semua individu dan keluarga didesa, yang diharapkan mampu

melaksanakan hidup sehat, serta peduli dan tanggap terhadap

permasalahan kesehatan diwilayah desanya.

2) Pihak-pihak yang berpengaruh terhadap perubahan perilaku

individu dan keluarga atau dapat menciptakan iklim yang kondusif

bagi perubahanperilaku.

3) Pihak- pihak yang diharapkan member dukungan kebijakan,

peraturan perundang-undangan, dana, tenaga, sarana, danlain-

lain, seperti kepala desa, camat, para pejabat terkait, swasta, para

donator dan pemangku kepentingan lain.

3. Langkah-LangkahPengembangan

Pengembangan desa siaga dilaksanakan dengan membantu/

memfasilitasi masyarakat untuk menjalani proses pembelajaran melalui

siklus atau spriral pemecahan masalah yang terorganisasi


(pengorganisasian masyarakat) yaitu dengan meempuh tahap-tahap:

1) Mengidentifikasi masalah, penyebab masalah, dan sumberdaya

yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasimasalah.

2) Mendiagnosis masalah dan merumuskan alternatife-alteratif

pemecahan masalah.

3) Menetapkan alternative pemecahan masalah yang layak,

merencanakan danmelaksanakannya.

4) Membantu, mengevaluasi dan membina kelestarian upaya-upaya

yang telah dilakuakan.

Secara garis besar langkah-langkah pokok yang perlu ditempuh

adalah sebagai berikut:

a. Pengembangan TimPetugas

Langkah ini merupakan awal kegiatan, sebelum

kegiatan- kegiatan lainnya dilaksanakan.Tujuan langkah ini

adalah mempersiapkan para petugas kesehatan yang berada

diwilayah puskesmas, baik petugas teknis maupun petugas

administrasPersiapan pada petugas ini bias berbentuk

sosialisasi, pertemuan atau pelatihan yang bersifat konsolidasi,

yang disesuaikan dengan kondisi setempat. Kelurahan (output)

dan langkah ini adalah para petugas yang memahami tugas dan

fungsinya, serta siap bekerjasama dalam satu tim untuk

melakukan pendekatan kepada pemangku kepentingan

masyarakat.
b. Pengembangan Tim Dimasyarakat

Tujuan langkah ini adalah untuk mempersiapkan para petugas,

tokoh masyarakat, serta masyarakat, agar mereka tau dan mau

bekerja sama dalam satu tim untuk mengembangkan desa

siaga. Dalam langkah ini termasuk kegiatan advokasi kepada

para penentu kebijakan, agar mereka mau memberikan

dukungan, baik berupa kebijakan atau anjuran, serta restu,

maupun dana atau sumberdana yang lain, sehingga

pembangunan desa siaga dapat berjalan dengan lancar.

Sedangkan pendekatan kepada tokoh-tokoh masyarakat

bertujuan agar mereka memahami dan mendukung, khususnya

dalam membentuk opini publik guna menciptakan iklim yang

kondusif bagi pengembangan desa siaga. Jadi dukungan yang

diharapkan dapat berupa dukungan moral, financial, atau

dukungan material, sesuai dengan persetujuan masyarakat

dalam rangka pengembangan Desa Siaga. Jika di daerah

tersebut telah terbentuk wadah-wadah kegiatan masyarakat

seperti Konsil Kesehatan Kecamatan atau Badan Penyantun

Puskesmas, Lembaga Pemberdayaan Desa, PKK, serta

organisasi kemasyarakatan lainnya, hendaknya lembaga ini

diikutsertakan dalam setiap pertemuan dan kesepakatan.

c. Survey Mawas Diri (SMD) atau Telaah Mawas Diri (TMD)

Community Self Survey (CSS) bertujuan agar pembuka-


pembuka masyarakat mampu melakukan telaah mawas diri

untuk desanya. Survey ini harus dilakukan oleh pembuka-

pembuka masyarakat setempat dengan bimbingan tenaga

kesehatan. Dengan demikian, mereka menjadi sadar akan

permasalahan yang dihadapi didesanya, serta bangkit niat dan

tekad untuk mencari solusinya termasuk membangun

Poskesdes sebagai upaya mendekatkan pelayanan kesehatan

dasar kepada masyarakat desa. Untuk itu, sebelumnya perlu

dilakukan pemilihan dan pembekalan keterampilanbagi merka.

Keluaran atau output dan SDM ini berupa identifikasi masalah-

masalah kesehatan serta daftar potensi di desa yang dapat di

dayagunakan dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan

tersebut, termasuk dalam rangka membangunposkesdes.

d. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)

Tujuan penyelenggaraan musyawarah masyarakat desa (MMD)

ini adalah mencari alternative penyelesaian masalah kesehatan


dan upaya membangun Poskesdes, dikaitkan dengan potensi

yang dimiliki desa. Di samping itu, juga untuk menyusun

rencana jangka panjang pengembangan desa siaga, inisiatif

penyelenggaraan musyawarah sebaiknya berasal dari tokoh

masyarakat yang telah disepakati penduduk pengembangan

Desa Siaga. Inisiatif penyelenggaraan musyawarah sebaiknya

berasal dari tokoh masyarakat yang telah sepakat mendukung

pengembangan desa siaga.Peserta musyawarah adalah tokoh-

tokoh masyarakat, termasuk tokoh-tokoh perempuan dan

generasi muda setempat.Bahkan sedapat mungkin dilibatkan

pula kalangan dunia usaha yang mau mendukung

pengembangan Desa Siaga dan kelestariannya (untuk itu

diperlukan advokasi).

Data serta temuan lain yang diperoleh pada saat SMD

disajikan, utamanya adalah daftar masalah kesehatan, data potensial,

serta harapan masyarakat. hasil pendataan tersebut dimusyawarahkan

untuk penentuan prioritas, dukungan dan kotribusi apa yang dapat

disumbangka oleh masig-masing individu / institusi yang diwakilinya,

serta langkah-langkah solusi untuk pembangunan Poskesdes dan

pengembangan masing-masing Desa Siaga.


1. PelaksanaanKegiatan

Secara operasioanal pembentukan Desa Siaga dilakukan

dengan kegiatan sebagaiberikut:

a) Pemilihan pengurus dan kader Desa Siaga dilakukan

melalui pertemuan khusus para pemimpin formal desa

dan tokoh masyarakat serta beberapa wakil masyarakat.

pemilihan dilakukan secara musyawarah dan mufakat

sesuai dengan tatacara dan kriteria yang berlaku, dengan

difasilitasi olehpuskesmas.

b) Orientasi, pelatihan kader desasiaga.

Sebelum melaksanakan tugasnya, kepada pengelola dan

kader desa yang telah ditetapkan perlu diberikan orientasi

atau pelatihan. Orientasi atau pelatihan dilaksanakan oleh

dinas kesehatan kabupaten atau kota sesuai dengan

pedoman orientasi atau pelatihan yang berlaku. Materi

orientasi atau pelatihan mencakup kegiatan yang akan

dilaksanakan di desa dalam rangka pengembangan desa

siaga (sebagaimana telah dirumuskan dalam rencana

operasional), yaitu meliputi pengelolaan desa siaga secara

umum, pembanguna dan pengelolaan Poskesdes,

pengembangan dan pengembangan UKBM lain, serta

hal-hal penting terkait seperti kehamilan dan persalianan

sehat, siap antar jaga, keluarga sadar gizi, posyandu,


kesehatan lingkungan, pencegahan penyakit menular,

penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan

pemukiman, kegawatdaruratan sehari-hari kesiap siagaan

rencana, kejadian luar biasa, warung obat desa,

dversifikasi pertanian tanaman pangan dan pemanfaatan

pekarangan melalui tanaman obat keluarga atau toga,

kegiatan surveilance, PHS dan lain-lain.

c) Pengembangan poskesdes dan UKBMlain

Dalam hal ini, pembangunan poskesdes bisa

dikembangkan dari polindes yang sudah ada. Apabila

tidak ada polindes maka perlu dibahas dan dicantumkan

dalam rencana kerja tentang alternatif lain pembangunan

poskesdes. Dengan demikian diketahui bagaimana

poskesdes tersebut akan diadakan, membangun baru

dengan fasilitas dari pemerintah, membnagun baru

dengan bantuan dari donator, membangun baru dengan

swadaya masyarakat, atau memodifikasi bangunan lain

yang ada. Bila poskesdes sudah berhasil diselenggarakan,

kegiatan di lanjutkan dengan membentuk UKBM UKBM

yang di perlukan dan belum ada didesa yang

bersangkutan, atau merevitalisasi yang sudah ada tetapi

kurang atau tidakaktif.

d) Penyelenggaraan kegiatan desasiaga


Dengan adanya poskesdes, maka desa yang bersangkutan

telah dapat ditetapakan sebagai desa siaga. Setelah desa

siaga resmi dibentuk, dilanjutkan dengan pelaksanaan

poskesdes secara rutin, yaitu pengembangan sistem

surveilens berbasis masyarakat, pengembangan

kesiapsiagaan dan penanggulangan kegawatdaruratan dan

bencana, pemberantasan penyakit menular dan penyakit

yang berpotensi menimbulkan KLB, penggalangan dana,

pemberdayaan masyarakat menuju KADARZI dan

PHBS, penyehatan lingkungan serta pelayanan kesehatan

dasar (bila diperlukan) selainitu, diselenggarakan pula

pelayananUKBMUKBMlainsepertiposyandudanlain

– lain dengan berpedoman kepada panduan yangberlaku.

Secara berkala kegiatan desa siaga dibimbing dan di

pantau oleh puskesmas yang hasilnya di pakai sebagai

masukan untuk perencanaan dan pengembangan desa

siaga selanjutnya secara lintas sektoral.

e) Pembinaan danpeningkatan

Mengingat permasalahan kesehatan sangat di

pengaruhi oleh kinerja sektor lain, serta adanya

keterbatasan sumber daya, maka untuk memajukan desa

siaga perlu adanya pengembangan jejaring kerja sama

dengan berbagai pihak. Perwujudan dan pengembangan


jejarng desa siaga dapat dilakukan dengan temu jejaring

UKBM secara internal di dalam desa sendri atau temu

jejaring antar desa siaga (minimal sekali dalam setahun ).

Upaya ini selain untuk memantapkan kerja sama,juga di

harapkan dapat menyediakan wahana tukar menukar

pengalaman dan memecahkan masalah-masalah

yangdiahadapi bersama. Yang juga tidak kalah

pentingnya adalah pembinaan jejaring lintas sektor,

khusunya dengan program program pembangunan yang

bersasaran desa.

Salah satu kunci keberhasilan dan pelestarian desa

siaga adalah keaktifan para kader. Oleh karea itu, dalam

rangka pembinaan perlu di kembangkan upaya upaya

untuk memenuhi kebutuhan para kader agar tidak drop

out. Kader kader yang memiliki motivasi memuaskan

kebutuhan sosial psikologinya harus diberi kesempatan

seluas-luasnya untuk memngembangkan

kreativitasnya.Sedangkan kader-kader yang masih di

bebani dengan pemenuhan kebutuhan dasarnya, harus

dibantu untuk memperoleh pendapatan tambahan,

misalnya dengan pemberian gaji atau intensif atau

difasilitasi agar dapat berwirausaha.Untuk dapat melihat

perkembangan desa siaga, perlu dilakukan pemantauan

danevaluasi.Berkaitandenganitukegiatankegiatandi
desa siaga perlu di catat oleh kader, misalnya dalam buku

register UKBM (contohnya kegiatan posyandu dicatat

dalam buku register buku dan anak tingkat desa atau

RIAD dalam sistem informasi posyandu. Adapun peran

jajaran kesehatan antara lain :

1) PeranPuskesmas

Dalam rangka pengembangan desa siaga, puskesmas

merupakan ujung tombak dan bertugas ganda yaitu sebagai

penyelengaraan POONED dan penggerak masyarakat desa.

Namun demikian, dalam menggerakan masyarakat desa,

puskesmas akan dibantu oleh tenaga fasilitator dari dinas

kesehatan kabupaten0 kota yang telah dilatih. Adapun

peran puskesmas addalah sebagai berikut:

a) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar ,

termasuk pelayanan obsetrick dan neonatal emergency

dasar(PONED).

b) Mengembangkan komitmen dan kerjasama tim tingkat

kecamatan dan desa dalam rangka pengembangan

desasiaga.

c) Memfasilitasi pengembangan desa siaga danposkesdes.

d) Melakukan monitoring evaluasi dan pembinaan desa

siaga.
2) Peran RumahSakit

Rumah sakit memegang peran penting sebagai sarana

rujukan dan pembinaan teknis pelayanan medik. Oleh

karena itu, dalam hal ini peran rumah sakit adalah:

 Menyelenggarakan pelayanan rujukan, termasuk

obstertrik dan neonatal emergency komperehensif dan

( PONED).

 Melaksanakan bimbingan teknis medik, dalam rangka

pengembangan kesiapsiagaan dan penanggulangan

kedaruratan dan bencana di desasiaga.

 Menyelengarakan promosi kesehatan di rumah sakit

dalam rangka pengembangan kesiapsiagaan dan

penanggulangan kedaruratan danbencana.

3) Peran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

Sebagai pembina puskesmas dan rumah sakit, peran dinas

kesehatan kabupaten/ kota meliputi :

 Mengembangkan komitmen dan kerja sama tim di

tingkat kabupaten / kota dalam rangka pengembangan

desasiaga.

 Merevitalisasi puskesmas dan jaringan nya sehingga

mampu menyelenggrakan pelayanankesehatan dasar


dengan baik, termasuk PONED, dan pemberdayaan

masyarakat.

 Merevitilisasi rumah sakit sehingga mampu

menyelenggearakanpelayanan rujukan dengan baik,

termasuk PONEK, dan promosi kesehatan di Rumah

Sakit.

 Merekrut/ menyediakan calon-calon fasilitator untuk

dilatih menjadi fasilitator pengembangan desasiaga.

 Menyelenggarakan pelatihan bagi petugas kesehatan

dankader.

 Melakukan advokasi ke berbagai pihak (pemangku

kepentingan) tingkat kabupaten/kota dalam rangka

pengembangan desasiaga.

 Bersama puskesmas melakukan pemantauan, evaluasi

dan bimbingan teknis terhadap desasiaga.

 Menyediakan anggaran dan sumber daya lain bagi

kelestarian desasiaga.

4) Peran Dinas KesehatanProvinsi

Sebagai penyelia dan pembina rumah sakit dan dinas

kesehatan kabupaten / kota, dinas kesehatan provinsi

berperan:
 Mengembangkan komitmen dan kerjasama tim di tingkat

provinsi dalam rangka pengembangan desasiaga.

 Membantu dinas kesehatan kabupaten/ kota

mengembangkan kemapuan melalui pelatihan-pelatihan

teknis, dan cara-caralain.

 Membantu dinas kesehatan kabupaten / kota

mengembangkan kemampuan puskesmas dan rumah sakit

di bidang konseling, kunjungan rumah, dan

pengorganisasian masyarakat serta promosi kesehatan,

dalam rangka pengembangan desasiaga.\

 Menyelenggarakan pelatihan fasilitator pengembangan

desa siaga dengan metode kala karya (interruptedtrainning

).

 Melakukan advokasi keberbagai pihak ( pemangku

kepentingan ) tingkat provinsi dalam rangka

pengemabngan desasiaga.

 Bersama dinas kesehatan kabupaten/ kota melakukan

pemantauan, evaluasi dan pembimbingan teknis terhadap

desasiaga.

 Menyediakan anggaran dan sumber daya lain bagi

kelestarian desasiaga.

5) Peran Departemen Kesehatan


Sebagai aparatur tingkat pusat, departemen kesehatan

berperan dalam :

 Menyusun konsep dan pedoman pengembangan desa

siaga, serta mensosialisasikan dan mengadvokasikan

nya.

 Memfasilitasi ndan revitalisasi dinas kesehatan,

puskesmas, rumah sakit, serta posyandu serta UKBM-

UKBMlain.

 Memfasilitasi pembangunan POSKESDES dan

pengembangan desasiaga.

 Memfasilitasi pengembangan sistem surveilans, sistem

informasi/ pelaporan serta sistem kesiapsiaagaan dan

penaggulangan kedaruratan bencana berbasis

kemasyarakatan.

 Memfasilitasi ketersediaan tenaga kesehatan untuk

tingkatdesa.

 Menyenggarakan pelatihan bagi pelatih ( TOT).

 Menyediakan dana dan dukungan dan sumber dayalain.

 Menyelenggarakan pemantauan danevaluasi.

e. indikatorkeberhasilan
indikator keberhasilan pengembangan desa siaga dapat di

ukur dari tempat kelompok indikator, yaitu : input,

proses, output, dan outcome ( Depkes, 2009).

1) Indikator Input

a) Jumlah kader desasiaga.

b) Jumlah tenaga kesehatan diPoskesdes.

c) Tersedianya sarana ( obat dan alat)sederhana.

d) Tersedianya tempat pelayanan sepertiposyandu.

e) Tersedianya dana operasional desasiaga.

f) Tersedinya data atau / catatan jumlah kk dan

jumlahkeluargnya.

g) Tersedianya pemetaan keluarga lengkap dengan

masalah kesehatanyang dijumpai dalam

warnayangsesuai.

h) Tersedianya data/ catatan ( jumlah bayi di

imunisasi, jumlah penderita kurang, jumlah

penderita tb, malariadll).

2) Indikatorproses

a) Frekuensi pertemuan forum masyarakat desa

(bulanan, dua bulanan dan sebagainya).

b) Berfungsi / tidaknya kader desasiaga.

c) Berfungsi/ tidaknya poskesdes.

d) Berfungsi / tidaknya UKBM/ Posyandu yangada.


e) Berfungsi / tidaknya sistem penanggulangan

penyakit / masalah kesehatan berbasismasyarakat.

f) Ada / tidaknya kegiatan kunjungan rumah untuk

kadarzi danPHBS.

g) Ada / tidaknya kegiatan rujukan penderita ke

poskesdes darimasyarakat.

3) IndikatorOutput

a) Jumlah persalinan dalam keluarga yang dilayani.

b) Jumlah kunjungan neonatus (KN2).

c) Jumlah BBLR yang dirujuk.

d) Jumlah bayi dan anak balita BB tidak naik di

tangani.

e) Jumlah balita Gakin umur 6-24 bulan yang

mendapatkan MP-ASI.

f) Jumlah balita yang mendapatkanimunisasi.

g) Jumlah pelayanan gawat darurat dan KLB dalam

tempo 24 jam.

h) Jumlah keluarga yang punyajamban.

i) Jumlah keluarga yang dibina sadargizi.

j) Jumlah keluarga menggunakan garamberzodium.

k) Adanya data kesehatanlingkungan.


l) Jumlah kasus kesakitan dan kematian akibat

penyakit menular tertentu yang menjadi masalah

setempat.

m)Adanya peningkatan kualitas UKBM yangdibina.

4) IndikatorOutcome

a) Meningkatkan jumlah penduduk yang sembuh/

membaik darisakitnya.

b) Bertambah nya jumlah penduduk yang

melaksanakanPHBS.

c) Berkurangnya jumlah ibu melahirkan yang

meninggaldunia.

d) Berkurangnya jumlah balita dengan giziburuk.

8. Asuhan Keperawatankomunitas

Asuhan keperawatan komunitas merupakan suatu bentuk praktek

keperawatan profesional yang sistematiis dan koprehensif yang berfokus pada

individu, keluarga, kelompok dan komunitas. Secara keseluruhan melalui

pendekatan proses keperawatan mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan,

perencanaan keperawatan, omplementasi dan evaluasi keperawatan. Model

keperawatan komunitas disusun berdasarkan pada teori yang berkaitan dengan

kesehatan masyarakat. Beberapa model yang berkembang dalam keperawatan

komunitas yaitu: model adaptasi roy, model save care orem, dan model heatlh
care system nueman (Zulfitri & Sabrian, 2009). Dibawah ini akan dijelaskan

tahapan proses asuhan keperawatan komunitas menurut model Neuman:

a. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahapan awal dan utama dalam proses asuhan

keperawatan komunitas. Pengkajian merpakan suatu proses berfikir kritis

terhadap kondisi keperawatan komunitas. Berikut ini akan dipaparkan

beberapa metode pengumpulan datakomunikasi:

a. Windshield/ walkingsurvey

Proses pengumpulan data dan informasi dengan menggunakan indera

mengenai kekuatan dan kelemahan komunitas. Metode ini dilakukan

dengan melihat gambaran wilayah dengan cara mengelilingi seluruh

lingkungan komunitas.

b. Obsevasi

Kegiatan pengumpulan data dengan melakukan observasi atau

pengamatan langsung tentang kehidupan suatu komunitas, sehingga dapat

mengetahui status kesehatan masyarakat lebih dalamlagi.

c. Wawancara

Metode ini dilakukan pada orang yang memiliki informasi khusus, seperti

puskesmas, kelurahan, dan kelompok kesehatan yang ada di daerah

tersebut.Wawancara dilakukan secara mendalam untuk mendapatkan

seluruh informasi yang dibutuhkan.

d. Survey
Metode survey dilakukan dengan menyebarkan kuisioner sehingga data

status kesehatan dapat terkumpul dengan lengkap.

e. Focus Group Discussion(FGD)

Suatu metode pengmpulan data informasi yang sistemastis terhadap suatu

masalah, issue, program dari suatu kelompok masyarakat, dimana

merupakan kelompok kecil yang akan mendiskusikan satu masalah.

Kelompok bersifat homogen dan yag rdiri dari 6-10 orang.

f. LiteraturReview

Mengumpulkan data dari berbagai literatur kepustakaan

g. Datasekunder

Mengumpulkan data berdasarkan hasil pencatatan atau pelaporan yang

dilakukan oleh suatu instan tertentu.

Tahapan kegiatan yang dilakukan pada proses pengkajian adalah:

1) Mengumpulkan data dengan menggunakan berbagai metode

pengumpulandata

2) Pengolahan data, dimulai dari mengklarifikasi data, perhitungan

persentasi, dan tabulasi data dalam berbagai bentuk diagran ataugrafik

3) Menginterfrestasikan data atau menterjemahkan data sehingga dapat

mengambarkan masalah esehatan msayrakat dan kekuatan atau

kelemahanmasyarakat

4) Menganalisa data yang telah diola sehingga dapat mengidentifikasikan

atau merumuskan diagnosa keperawatankomunitas.


b. DiagnosaKeperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan hipotesis tau pernyataan terhadap

hasil akhir dari analisis dan sintesis data serta informasi yang telah

dikumpulkan mengenai komunitas (Ervin, 2002).Diagnosa keperawatan

komunitas terdiri dari tiga bagian, yaitu gambaran masalah yang merupakan

respon atau kondisi masyarakat, faktor penyebab yang berhubungan dengan

masalah, serta tanda dan gejala yang mendukung (Anderson & McFarlane,

2000).

Stanhope dan lancaster (2004) menjelaskan terdapat tiga komponen

format diagnosa keperawatan komunitas :

a. Risk of, masalah keperawatan sfesifik atau resiko masalah kesehatan di

komunitas

b. Among, komunitas atau klien sfesifik yang akan di intervensi oleh perawat

komunitas

c. Related to, yaitu gambaran krakteristik komunitas, meliputi motivasi,

pengetahuan , keterampilan, serta faktor lingkungan. Karakteristik

lingkungan meliputi budaya, fisik, psikososial danpolitik

Jenis diagnosa keperatawan:

1) Sehat atau wellness atauptensial

Komunitas mempunyai potensi untuk di tingkatkan, belum ada data

maladaptif atau paparan masalah kesehatan.

2) Ancamanresiko
Belum terdapat pemaparan masalah kesehatan, namun sudah

ditemukan beberapa data maladaptif yang memungkinkan timbulnya

masalah atau gangguan

3) Nyata atau aktual

Gangguan atau ,masalah kesehatan sudah timbul didukung dengan

beberapa data maladaptif.

c. Perencanaan

Perencanaan erupakan komponen kunci dalam praktik keperawatan

komunitas, dimana dalam perencanaan terdapat suatu hubungan vital antara

pengkajian dan diagnosa keperawatan disatu sisi dan evaluasi disisi lain

(Ervin, 2000). Tiga tahap kegiatan dalam proses perencanaan :

a. Menentukan prioritas masalah atau diagnosa keperawatan komunitas:

Menurut Stanhope dan Lancaster (2004). Terdapat enam keteria dalam

menentukan prioritas masalah keperawatan, masing- masing kriteria

diberikan skor 1-10 kriteria tersebut adalah:

1) Kesadaran komunitas terhadapmasalah

2) Motivasi komunitas dalam menyelesaikan masalah atau pengelola

masalah denganbaik

3) Kemampuan perawat untuk mempengaruhi atau memberikan solusi

penyelesaianmasalah

4) Keparahan atau keseriusan masalah yang dihasilkan jika tidak di

selesaikan
5) Kecepatan masalah dapatdiselesaikan

b. Menetapkan tujuan dan kriteriaevaluasi

c. Tujuan alam tindakan keperawatan terdiri dari tujuan umum dan tujuan

khusus.

Tujuan umum atau jangka panjang merupakan tujuan akhir yang

akan dicapai setelah tindakan keperawatan komunitas diselesaikan,

dimana mengacu pada penyelesaian masalah (problem). Tujuan khusus

atau jangka pendek merupakan tujuan tindakan keperawatan yang

mengacu pada penyelesaianetiologi.

Kriteria evaluasi adalah acuan atau kriteria dari tingkat pencapaian

tujuan atau hasil yang diharapkan.Kriteria merupakan respon masyarakat

yang diharapkan sebagai acuan tercapainnya suatu tujuan (kognitif,

afektif, psikomotor). Standar adalah target minimal tingkat pencapaian

tujuan, sebagai penentu tingkat keberhasilan intervensi yangdilakukan.

d. Menetapkan intervensi atau perencanaan keperawatan komunitas

Intervensi dirancang berdasarkan tiga tingkat pencegahandan

direncanakan untuk memperkuat garis pertahanan. Pencegahan primer

digunakan untuk memperkuat garis pertahanan fleksibel, pencegahan

sekunder untuk memperkuat garis pertahanan normal, dan pencegahan

tersier untuk memperkuat garis pertahanan resisten ( Anderson&

McFarlane, 2000). Strategi intervens keperawatan komunitas adalah

pendidikan kesehatan, proses kelompok, kemitraan ( Lintas program dan

sektoral), dan pemberdayaan masyarakat ( Stanhope & Lancaster, 2000 ).


Strategi intervensi keperawatan komunitas dalam bentuk kerjasama

( parthnersip ) adalah suatu bentuk kerjasama secara aktif antara perawat

komunitas, masyarakat, maupun lintas program dan sektor terkait dalam

mengambil suatu keputusan dalam upaya penyelesaian masalah yang

ditemukan dimasyarakat. Bentuk kegiatan yang dilakukan adalah melalui

kegiatan kolaborasi dan negosiasi. Strategi intervensi keperawatan

komunitas dalam bentuk proses kelompok adalah suatu bentuk intervensi

keperawtan komunitas yang dilakukan bersama-sama dengan masyarakat

melalui pembentukan kelompok atau support sosial yang lainnya sesuai

dengan keburuhan dan kondisi yang ada di komunitas. Pembentukan

kelompok di masyarakat mengambarkan adanya minat dan kebutuhan baik

secara kelompok maupun individu serta menunjukkan adanya hubungan

antara klien dengan sisitem sosial di masyarakat. Strategi intervensi

keperawatan komunitas dalam bentuk pendidikan kesehatan merupakan

suatu kegiatan dalam rangka upaya promotif dan preventif dengan cara

melakukan penyebaran informasi dan peningkatan motivasi masyarakat

untuk berprilaku hidup sehat ( Stanhope& Lancaster,2010).

Strategi intervensi lainnya dalam keperawatan komunitas adalah

kegiatan pemberdayaan masyarakat (Empowerment), yaitu suatu kegiatan

keperawatan komunitas melalui pelibatan masyarakat secara aktif dalam

rangka penyelesaian masalah yang ditemukan di masyarakat.Masyarakat

bukanlah sebagai objek melainkan sebagai subjek dalam rangka

menyelesaikan suatu masalah tertentu.


d. Implementasi

Implementasi merupakan betuk tindakan keperawatan yang dilakukan

berdasarkan intervensi atau rencana yang telah disusun sebekumnya. Dalam

mengimplementasi, seorang perawat sebagai agen perubah harus

mempelihatkan kemampuan berkomunikasi baik secara verbal maupun

tulisan, mempunyai gaya kepemimpinan yang visioner dan keterampilan

mengelola komplik. Implementasi dapat berhasil dengan baik apabila ada

keterlibatan dari tokoh masayarakat dan dukungan dari media (Ervin,2002).

e. Evaluasi

Evaluasi merupakan suatu pengukuran terhadap keberhasilan asuahan

keperawatan yang diberikan. Evaluasi juga dapat berupa umpan balik dari

komunitas terhadap intervensi keperawatan komunitas (Anderson& Mc.

Farlane, 2000) menurut Ervin (2002) evaluasi merupakan ukuran inforamasi

yang sistematik mengenai aktivitas, karakteristik, dan hasil akhir dari suatu

program.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
DI RW 02 DUSUN II DESA TARAI BANGUN KECAMATAN TAMBANG

A. Persiapan
Asuhan keperawatan komunitas di RT 01, RT 02, RT 03, RW 02
dusun II Desa Tarai Bangun , dilaksanakan pada tanggal 16 November hingga
28 Desember 2020 di lakukan dalam beberapa tahap yaitu tahap persiapan,
tahap pelaksanaan pengkajian, tahap penyampaian hasil pengkajian,
menganalisa data, menegakan diagnosa keperawatan, tahap perencanaan,
tahap implementasi dan tahap evaluasi.
Tahap persiapan di laksanakan dari tanggal 20-23 November2020,
tahap pelaksanan pengkajian dilaksanakan 24 November sampai dengan 31
November 2020. Jumlah KK yang ada di RW 02 yang terdiri dari 605 KK.
Pengambilan sampel menggunakan tekhnik randomsamplingdidapatkan
378KK. Tehnik randomsamplingmerupakan cara pengambilan sampel dengan
acak dari total populasi, selanjutnya dilakukan tahap analisa data pada tanggal
1-4 desember 2020. Pada tanggal 05-10 Desember 2020 dilakukan
penyusunan rencana kegiatan yang akan dilakukan.
Pada tahap ini dilakukan beberapa persiapan sebelum dilakukan
asuhan keperawatan komunitas diantaranya Winshield mengobservasi secara
lansung keadaan wilayah untuk melihat secara garis besar situasi dan keadaan
wilayah di RW 02 Desa Maharani Kecamatan Rumbai. Setelah survey
dilakukan selanjutnya dilaksanakan penyusunan angket untuk mengetahui
masalah kesehatan yang terjadi wilayah RT 01, RT02, RT 03, RW 02.
Sebelum dilakukan penyebaran angket mahasiswa membina hubungan
salingpercaya.
B. PelaksanaanPengkajian
Tahap ini di mulai dari memperbanyak angket yaitu sebanyak 400 angket
dan kemudian disebarkan pada masyarakat dengan mendatangi setiap rumah dan
melakukan wawancara secara langsung pada tanggal 26-30 November 2020 pada
setiap keluarga yang bertujuan untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan
masyarakat. Jumlah angket yang berhasil di kumpulkan mahasiswa berjumlah 378
angket. Berdasarkan hasil dari pengumpulan data diRW 02 Dusun II Desa Tarai
Bangun Kecamatan Tambang didapatkan data-data sebagaiberikut:
1. DATAGEOGRAFI
Wilayah RW 02 Dusun II Desa Tarai Bangun Kecamatan Tambangdari
hasil winshield survey adalah sebagai berikut:
Utara :
Selatan :

Timur :
Barat :
Tempat ibadah yang ada disekitar RT 01, RT 02, RT 03, RW 02 adalah
masjid Al huda dan musholla nurul jannah. Kegiatan rutin yang dilakukan oleh
warga RT 01, 02, 03 RW 03 meliputi wirid bapak bapak yang diadakan setiap
hari rabu, dan wirid ibu ibu setiap jumat dan sabtu sore.

2. DATADEMOGRAFI
a. DataUmum
1) Jenis Kelamin
Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin di RW 02 Dusun II Desa
Tarai Bangun Kecamatan Tambang

JENIS KELAMIN
LAKI-LAKI PEREMPUAN

48%
52%

Berdasarkan diagram di atas dapat di liat bahwa dari 378 kk dengan


1.555 penduduk, jumlah jenis kelamin laki-laki sebanyak 52% sedangkan
perempuan sebanyak 48%.

2) Pendidikan
Distribusi frekuensi berdasarkan jenis pendidikan di RW 02 Dusun II Desa Tarai
Bangun Kecamatan Tambang
PENDIDIKAN
SLTA SLTP SD
DIPLOMA SARJANA BELUM SEKOLAH

2% 7%
1%

42%
24%

23%

Berdasarkan diagram di atas dapat di liat bahwa dari 378 kk dengan


1.555 penduduk, jumlah pendidikan SD 24%, SLTP 23%, SLTA 42%,
Diploma2%, dan Sarjana 2%, Belum Sekolah 7%.
3) Pekerjaan
Distribusi frekuensi berdasarkan jenis pendidikan di RW 02 Dusun II Desa
Tarai Bangun Kecamatan Tambang

PEKERJAAN
WIRASWASTA IRT PNS KARYWAN SWASTA
PEDAGANG GURU LAINNYA

2% 1% 4%

15%
37%

2%

38%

Berdasarkan diagram di atas dapat di liat bahwa dari 378 kk dengan 1.555 penduduk,
jumlah pekerjaan wiraswasta sebanyak 38%, IRT sebanyak 38%, karyawan Swasta
sebanyak 15%, pedagang 2%, PNS 2%, lainnya 5%.
4) Tahap usia

Distribusi frekuensi berdasarkan tahap usia di RW 02 Dusun II Desa Tarai


Bangun Kecamatan Tambang

tahap usia
5% 1%
13%
10%

16%

54%

Anak-Anak Remaja Dewasa Lansia Bayi/Balita Ibu Hamil

Berdasarkan diagram di atas dapat di liat bahwa dari 378 kk dengan 1.555
penduduk, di ketahui tahap usia anak 13%, tahap usia bayi dan balita 5%, tahap
usia lansia 10%, tahap usia remaja 16%, dan ibu hamil 1%, tahap usia Dewasa
55%.

5) Agama

Distribusi frekuensi berdasarkan tahap usia di RW 02 Dusun II Desa Tarai


Bangun Kecamatan Tambang

2%

islam
kristen

98%

Berdasarkan diagram di atas dapat di liat bahwa dari 378 kk dengan 1.555
penduduk, diketahui penduduk yang beragama islam 98%, dan beragama
Kristen 2%

3. KEADAAN LINGKUNGAN
A. PERUMAHAN
1) Status Kepemilikan Rumah

Distribusi Frekuensi berdasarkan status kepemilikan rumah di RW 02 Dusun II


Kelurahan Tarai Bangun
Milik Sendiri Kontrak Sewa Bulanan Lainnya

18%

11%
53%

18%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 378KK dengan 1.555
penduduk. Jumlah penduduk yang memiliki rumah milik sendiri sebanyak 53%,
kontrak 18%, sewa 11%, dan lainnya 18%.
2) Membuka jendela setiap hari

Distribusi frekuensi berdasarkan membuka jendela setiap hari diRW 02 Dusun II


Kelurahan Tarai Bangun

Ya Tidak

9%

91%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 378KK dengan 1.555
penduduk. Jumlah penduduk yang membuka jendela setiap hari sebanyak 91%,
dan tidak membuka jendela setiap hari sebanyak 9%.

3) Tipe Rumah

Distribusi frekuensi berdasarkan tipe rumah di RW 02 Dusun II Kelurahan Tarai


Bangun

Rumah Tunggal/Bulatan Rumah Petak

48%
52%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 378KK dengan jumlah
penduduk 1.555, jumlah penduduk yang memiliki rumah tunggal/ bulatan sebanyak
48%, dan rumah petak sebanyak 52%.

4) Jenis Bangunan

Distribusi frekuensi berdasarkan jenis bangunan di RW 02 Dusun II Kelurahan


Tarai Bangun

Permanaen Semi Permanen Non Permanen

12%

24%

64%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 378KK dengan jumlah
penduduk 1.555, jumlah penduduk yang memiliki rumah jenis bangunan permanen
sebanyak 64%, semi permanen 24%, dan non permanen 12%.

5) Atap Rumah

Distribusi frekuensi berdasarkan atap rumah di RW 02 Dusun II Kelurahan Tarai


Bangun
Genteng Seng Asbes

10%
18%

73%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 378KK dengan jumlah
penduduk 1.555, jumlah penduduk yang memiliki rumah dengan atap genteng
sebanyak 18%, seng 75%, dan asbes 9%.

6) Lantai Rumah

Distribusi frekuensi berdasarkan lantai rumah di RW 02 Dusun II Kelurahan Tarai


Bangun
Semen Keramik Kayu

8%

31%

61%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 378KK dengan jumlah
penduduk 1.555, jumlah penduduk yang memiliki lantai rumah semen sebanyak 31%,
keramik 61%, dan kayu 8%.
7) Ventilasi Rumah

Distribusi frekuensi berdasarkan ventilasi rumah di RW 02 Dusun II Kelurahan


Tarai Bangun
ventilasi rumah
Ada Tidak Ada

8%

92%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 378KK dengan jumlah
penduduk 1.555, jumlah penduduk yang ada memiliki ventilasi dirumah sebanyak
92%, dan tidak ada ventilasi 8%.

8) Cahaya matahari masuk ke rumah

Distribusi frekuensi berdasarkan cahaya matahari masuk ke rumah di RW 02


Dusun II Kelurahan Tarai Bangun.
Ya Tidak Sedikit

22%

7%

72%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 378KK dengan jumlah
penduduk 1.555, jumlah penduduk yang memiliki rumah dengan ada cahaya matahari
masuk ke rumah sebanyak 72%, tidak ada 6%, dan sedikit 22%.

9) Penerangan dimalam hari


Distribusi frekuensi berdasarkan penerangan dimalam hari di RW 02 Dusun II
Kelurahan Tarai Bangun
Penerangan di malam hari

100%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 378KK dengan jumlah
penduduk 1.555, jumlah penduduk yang memiliki penerangan dimalam hari lampu
listrik sebanyak 100%.

10) Kondisi Rumah

Distribusi frekuensi berdasarkan kondisi rumah di RW 02 Dusun II Kelurahan


Tarai Bangun

Berdebu Sampah Bertebaran Bersih dan Rapi


Banyak Lawa-Lawa Banyak Lalat

19%
24%

21%

21%

15%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 378KK dengan jumlah
penduduk 1.555, jumlah penduduk yang kondisi rumah berdebu sebanyak 24%,
bersih dan rapi 15%, banyak lalat 19%, sampah bertebaran 21%, dan banyak lawa-
lawa 21%.
11) Baju- baju bergantungan

Distribusi frekuensi berdasarkan baju-baju bergantungan di RW 02 Dusun II


Kelurahan Tarai Bangun
Ya Tidak

46%

54%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 378KK dengan jumlah
penduduk 1.555, jumlah penduduk yang ada baju-baju bergantungan di dalam rumah
sebanyak 54%, dan tidak 46%.

12) Kebersihan Rumah

Distribusi frekuensi berdasarkan kebersihan rumah di RW 02 Dusun II Kelurahan


Tarai Bangun

Bersih Tidak Bersih

47%
53%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 378KK dengan jumlah
penduduk 1.555, jumlah penduduk yang memiliki rumah bersih sebanyak 47%, dan
tidak bersih 53%
B. Sumber Air Bersih
1) Air yang digunakan untuk minum dan memasak

Distribusi frekuensi berdasarkan sumber air yang digunakan untuk minum dan
memasak di RW 02 Dusun II Kelurahan Tarai Bangun

Air Galon Sumur Bor

45%

55%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat dari 378KK dengan jumlah penduduk
sebanyak 1.555, jumlah penduduk yang menggunakan air gallon sebanyak 45%, dan
sumur bor 55%.

2) Cara memperoleh air setiap tahun

Distrubusi frekuensi berdasarkan cara memperoleh air setiap tahunnya di RW 02


Dusun II Kelurahan Tarai Bangun

Mudah Sulit Jika Musim Kemarau

39%

61%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 378KK dengan jumlah
penduduk sebanyak 1.555, penduduk yang memperoleh air setiap tahunnya dengan
mudah sebanyak 39%, dan sulit jika musim kemarau 61%.
3) Pengelolaan air sebelum diminum

Distribusi frekuensi berdasarkan pengelolaan air sebelum diminum di RW 02


Dusun II Kelurahan Tarai Bangun

Dimasak Disaring Langsung diminum

34%

53%

14%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 378KK dengan jumlah
penduduk sebanyak 1.555, penduduk yang pengelolaan air sebelum diminum dengan
dimasak sebanyak 33%, disaring 14%, dan langsung diminum 53%.
4) Sumber air untuk MCK

Distribusi frekuensi berdasarkan sumber air untuk MCK di RW 02 Dusun II


Kelurahan Tarai Bangun

PAM (Perusahaan air minum) Sumur Galian Dengan Cincin Sumur Bor

9%
6%

86%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 378KK dengan Jumlah
penduduk sebanyak 1.555, penduduk yang sumber air untuk MCK nya PAM
sebanyak 8%, sumur galian cincin 6%, dan sumur bor 86%.
5) Tempat penampungan air bersih untuk minum

Distribusi frekuensi berdasarkan tempat penampungan air bersih untuk minum di


RW 02 Dusun II Kelurahan Tarai Bangun

Tengki Air Ember Baik Air Drigen

16%

41%

31%

12%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 378 KK dengan jumlah
penduduk sebanyak 1.555, penduduk yang tempat penampungan air bersih untuk
minum menggunakan tengki air sebanyak 41%, ember 16%, bak air 31%, dan dirigen
41%.
6) Kondisi tempat penampungan air bersih

Distribusi frekuensi berdasarkan kondisi tempat penampungan air bersih di RW


02 Dusun II Kelurahan Tarai Bangun

Terbuka Berlumut Ada Jentik Nyamuk


Tertutup Tidak Berlumut Tidak Ada Jentik Nyamuk

15%
22%

16%

20%

16%

11%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 378 KK dengan jumlah
penduduk 1.555, penduduk yang kondisi tempat penampungan air bersihnya terbuka
sebanyak 22%, ada jentik nyamuk 11%, tidak berlumut 16%, berlumut 20%, tertutup
16%, dan tidak ada jentik nyamuk 15%.
7) Frekuensi Membersihkan Tempat Penampungan Air

Distribusi frekuensi berdasarkan frekuensi keluarga membersihkan tempat


penampungan air di RW 02 Dusun II Kelurahan Tarai Bangun

Minimal 1 Kali Seminggu 1 Kali Sebulan 2 Kali Sebulan Tidak Pernah

23%

47%

15%

16%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 378 KK dengan jumlah
penduduk sebanyak 1.555, penduduk yang membersihkan tempat penampungan air
minimal 1 kali seminggu sebanyak 47%, 2 kali sebulan 14%, 1 kali sebulan 16%, dan
tidak pernah 47%.
8) Keadaan Fisik Air

Distribusi frekuensi berdasarkan kondisi fisik air di RW 02 Dusun II Kelurahan


Tarai Bangun

Berbau Berasa Berwarna Bersih

17%

3%

10%

71%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 378 KK dengan jumlah
penduduk sebanyak 1.555, penduduk yang memiliki kondisi fisik air berbau sebanyak
17%, berasa 3%, berwarna 10%, dan bersih 70%.
C. PENGELOLAAN SAMPAH
1. Pengelolaan sampah rumah tangga keluarga

Distribusi Frekuensi berdasarkan pengelolaan sampah rumah tangga


keluarga di RW 02 Dusun II Kelurahan Tarai Bangun

Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Keluarga


Dibakar Dibuang Ke Sembarang Tempat
Ditimbun Diambil Petugas Kebersihan

25%

49%
7%

20%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 378KK dengan 1.555
penduduk. Jumlah penduduk yang pengelolaan sampah dibakar sebanyak 24%,
ditimbun 20%, dibuang kesembarang tempat 7%, dan diambil petugas kebersihan
49%.
2. Tempat pembuangan sampah diluar rumah

Distribusi Frekuensi berdasarkan tempat pembuangan sampah diluar rumah


di RW 02 Dusun II Kelurahan Tarai Bangun

Tempat Pembuangan Sampah Diluar Rumah


Ya Tidak

47%
53%
Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 378KK dengan 1.555
penduduk. Jumlah penduduk yang tempat pembuangan sampah diluar rumah Ya
sebanyak 53%, Tidak 47%.
3. Kondisi tempat pembuangan sampah diluar rumah

Distribusi Frekuensi berdasarkan kondisi tempat pembuangan sampah diluar


rumah di RW 02 Dusun II Kelurahan Tarai Bangun

Kondisi Tempat Pembuangan Sampah Diluar Rumah


Terbuka Tertutup

39%

61%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 378KK dengan 1.555
penduduk. Jumlah penduduk yang kondisi tempat pembuangan sampah diluar
rumah terbuka sebanyak 61%, tertutup 39%.
4. Sampah diambil oleh petugas kebersihan dalam seminggu

Distribusi Frekuensi berdasarkan sampah diambil oleh petugas kebersihan


dalam seminggu di RW 02 Dusun II Kelurahan Tarai Bangun
Sampah Diambil Oleh Petugas Kebersihan Dalam Seminggu
1x Seminggu 2x Seminggu 3x Seminggu

16%

49%

34%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 378KK dengan 1.555
penduduk. Jumlah penduduk yang sampah diambil oleh petugas kebersihan dalam
seminggu 1x seminggu sebanyak 49%, 2x seminggu 35%, 3x seminggu 16%.
D. KEBERSIHAN BAK MANDI DAN WC
1. Keluarga membersihkan BAK mandi

Distribusi Frekuensi berdasarkan keluarga membersihkan BAK mandi di RW


02 Dusun II Kelurahan Tarai Bangun

Keluarga Membersihkan Bak Mandi


Minimal 1 Kali Seminggu 1x Sebulan 2x dalam Sebulan Tidak Pernah
5%
10%

12%

72%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 378KK dengan 1.555
penduduk. Jumlah penduduk yang membersihkan BAK mandi minimal 1x
seminggu sebanyak 72%, 2x sebulan 10%, 1x sebulan 13%, dan tidak pernah 5%.
2. Keadaan saluran pembuangan air lembah/got

Distribusi Frekuensi berdasarkan keadaan saluran pembuangan air


lembah/got di RW 02 Dusun II Kelurahan Tarai Bangun

Keadaan Saluran Pembuangan Air Limbah/got


Terbuka Dan Mengalir Tertutup Dan Mengalir
Terbuka Dan Tidak Mengalir Tertutup Dan Tidak Mengalir

6%
9%

47%

39%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 378KK dengan 1.555
penduduk. Jumlah penduduk yang keadaan saluran pembuangan air limbah/got
terbuka dan mengalir sebanyak 47%, terbuka dan tidak mengalir 9%, tertutup dan
mengalir 39%, dan tertutup dan tidak mengalir 5%.
3. Jenis jamban/Wc yang dimiliki keluarga

Distribusi Frekuensi berdasarkan jenis jamban/Wc yang dimiliki keluarga di


RW 02 Dusun II Kelurahan Tarai Bangun

Jenis Jamban/WC Yang Dimiliki Keluarga


WC Duduk WC Jongkok

31%

69%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 378KK dengan 1.555
penduduk. Jumlah penduduk yang jenis jamban/Wc yang dimiliki keluarga, WC
duduk sebanyak 69%, WC jongkok 31%.
4. Keadaan jamban

Distribusi Frekuensi berdasarkan keadaan jamban di RW 02 Dusun II


Kelurahan Tarai Bangun

Keadaan Jamban
Bersih Tidak Bersih

51% 49%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 378KK dengan 1.555
penduduk. Jumlah penduduk yang keadaan jamban Bersih sebanyak 49%, tidak
bersih 51%.
5. Jarak septitank dari sumber air/sumur

Distribusi Frekuensi berdasarkan jarak septitank dari sumber air/sumur di


RW 02 Dusun II Kelurahan Tarai Bangun

Jarak Septitank Dari Sumber Air/Sumur


< 10 Meter > 10 Meter

38%

62%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 378KK dengan 1.555
penduduk. Jumlah penduduk yang jarak septitank dari sumber air/sumur < 10
meter sebanyak 62%, >10 meter 38%.
E. KANDANG TERNAK
1. Keluarga memiliki kandang ternak

Distribusi Frekuensi berdasarkan keluarga memiliki kandang ternak di RW


02 Dusun II Kelurahan Tarai Bangun

Keluarga Memiliki Kandang Ternak

Ya Tidak
51% 49%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 378KK dengan 1.555
penduduk. Jumlah penduduk yang memiliki kandang ternak Ya sebanyak 51%,
Tidak 49%.
2. letak kandang ternak
Distribusi Frekuensi berdasarkan letak kandang ternak di RW 02 Dusun II
Kelurahan Tarai Bangun

Letak Kandang Ternak


Didalam Rumah Diluar Rumah

10%

90%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 378KK dengan 1.555
penduduk. Jumlah penduduk yang letak kandang ternak didalam rumah sebanyak
10%, diluar rumah 90%.
3. Kondisi

Distribusi Frekuensi berdasarkan kondisi ternak di RW 02 Dusun II


Kelurahan Tarai Bangun

Kondisi
Terawat Tidak Terawat

19%

81%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 378KK dengan 1.555
penduduk. Jumlah penduduk yang kondisi ternak terawat sebanyak 81%, tidak
terawat 19%.
4. Jarak kandang ternak dengan rumah
Distribusi Frekuensi berdasarkan jarak kandang ternak dengan rumah di RW
02 Dusun II Kelurahan Tarai Bangun
Jarak Kandang Ternak Dengan Rumah
< 5 Meter > 5 Meter

41%

59%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 378KK dengan 1.555
penduduk. Jumlah penduduk yang jarak kandang ternak dengan rumah <5 meter
sebanyak 59%, >5 meter 41%.
F. PENGELOLAAN MAKANAN
1. Membersihkan bahan makanan

Distribusi Frekuensi berdasarkan membersihkan bahan makanan di RW 02


Dusun II Kelurahan Tarai Bangun

Membersihkan Bahan Makanan


Dicuci Dulu Baru Di Potong Dipotong Dulu Baru Di cuci

39%

61%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 378KK dengan 1.555
penduduk. Jumlah penduduk yang membersihkan bahan makanan dicuci dulu
baru dipotong sebanyak 61%, dipotong dulu baru dicuci 39%.
2. Cara penyimpanan makanan

Distribusi Frekuensi berdasarkan cara penyimpanan makanan di RW 02


Dusun II Kelurahan Tarai Bangun

Cara Penyimpanan Makanan


Tertutup Terbuka

39%

61%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 378KK dengan 1.555
penduduk. Jumlah penduduk yang cara penyimpanan makanan tertutup sebanyak
61%, terbuka 39%.
4. PELAYANAN KESEHATAN
1. Fasilitas kesehatan yang bisa digunakan keluarga

Distribusi Frekuensi berdasarkan fasilitas kesehatan yang bisa digunakan


keluarga di RW 02 Dusun II Kelurahan Tarai Bangun

Fasilitas Kesehatan Yang Bisa Digunakan Keluarga


Puskesmas Bidan Balai Pengobatan Rumah Sakit Praktik Dokter

13%

40%
17%

16%

13%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 378KK dengan 1.555
penduduk. Jumlah penduduk yang fasilitas kesehatan yang sering digunakan
puskesmas sebanyak 40%, Bidan 13%, balai pengobatan 16%, rumah sakit 18%,
praktik dokter 13%.
2. Jarak pelayanan kesehatan dari rumah
Distribusi Frekuensi berdasarkan jarak pelayanan kesehatan dari rumah di
RW 02 Dusun II Kelurahan Tarai Bangun

Jarak Pelayanan Kesehatan Dari Rumah


< 4 Km > 4 Km

43%

57%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 378KK dengan 1.555
penduduk. Jumlah penduduk yang jarak pelayanan kesehatan dari rumah <4 km
sebanyak 57%, .4 km 43%.
5. STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA
1. Sumber utama penghasilan keluarga

Distribusi Frekuensi berdasarkan sumber utama penghasilan keluarga di RW


02 Dusun II Kelurahan Tarai Bangun
Sumber Utama Penghasilan Keluarga
Ayah Anak Ibu

12%

11%

77%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 378KK dengan 1.555
penduduk. Jumlah penduduk yang sumber utama penghasilan keluarga ayah
sebanyak 77%, ibu 12%, anak 11%.
2. Pendapatan keluarga sudah mencapai standar UMR (Rp. 2.550.000)

Distribusi Frekuensi berdasarkan pendapatan keluarga sudah mencapai


standar UMR di RW 02 Dusun II Kelurahan Tarai Bangun

Pendapat Keluarga sudah Mencapai Standar UMR (Rp. 2.550.000)


< Rp. 2.550.000 > Rp. 2.550.000

32%

68%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 378KK dengan 1.555
penduduk. Jumlah penduduk yang pendapatan keluarga mencapai standar UMR
<Rp 2.550.000 sebanyak 68%, >Rp 2.550.000 32%.
3. Pendapatan keluarga mencukupi dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari

Distribusi Frekuensi berdasarkan pendapatan keluarga mencukupi dalam


kebutuhan sehari-hari di RW 02 Dusun II Kelurahan Tarai Bangun

Pendapat Keluarga Mencukupi Dalam Pemenuhan Kebutuhan Sehari-


hari
Ya Tidak

42%

58%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 378KK dengan 1.555
penduduk. Jumlah penduduk yang pendapatan mencukupi dalam pemenuhan
kebutuhan sehari-hari Ya sebanyak 58%, Tidak 42%.
4. Yang dilakukan keluarga untuk mencukupi kebutuhan RT

Distribusi Frekuensi berdasarkan yang dilakukan keluarga untuk mencukupi


kebutuhan RT di RW 02 Dusun II Kelurahan Tarai Bangun
Yang Dilakukan Keluarga Untuk Mencapai Kebutuhan RT
Meminjam Uang Menggadaikan Barang Berhutang Diwarung

37%
43%

20%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 378KK dengan 1.555
penduduk. Jumlah penduduk untuk mencukupi kebutuhan RT meminjam uang
sebanyak 43%, menggadaikan barang 20%, berhutang diwarung 37%.
5. Keluarga mempunyai tabungan kesehatan

Distribusi Frekuensi berdasarkan keluarga mempunyai tabungan kesehatan di


RW 02 Dusun II Kelurahan Tarai Bangun

Keluarga Mempunyai Tabungan Kesehatan


Ada Tidak

37%

63%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 378KK dengan 1.555
penduduk. Jumlah penduduk yang mempunyai tabungan kesehatan Ada sebanyak
63%, Tidak 37%.
6. POLITIK DAN PEMERINTAHAN
1. Salah satu anggota keluarga ikut aktif dalam organisasi atau kegiatan
kemasyarakatan

Distribusi Frekuensi berdasarkan anggota keluarga ikut aktif dalam organisasi


atau kegiatan kemasyarakatan di RW 02 Dusun II Kelurahan Tarai Bangun
Salah Satu Dari anggota Keluarga ikut aktif dalam organisasi atau
kegiatan kemasyarakatan
Ya Tidak

36%

64%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 378KK dengan 1.555
penduduk. Jumlah penduduk yang anggota keluarga ikut aktif dalam organisasi
atau kegiatan kemasyarakatan Ya sebanyak 36%, Tidak 64%.
2. Jenis organisasi atau kegiatan kemasyarakatan yang dikuti

Distribusi Frekuensi berdasarkan jenis organisasi atau kegiatan


kemasyarakatan yang diikuti di RW 02 Dusun II Kelurahan Tarai Bangun

jenis organisasi atau kegiatan kemasyarakatan yang diikuti


PKK (Pendidikan Kesejahteraan Keluarga) Posyandu
Ikatan Remaja Karang Taruna

26%

48%

26%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 378KK dengan 1.555
penduduk. Jumlah penduduk yang mengikuti jenis organisasi atau kegiatan
kemasyarakatan PKK (Pendidikan Kesejahteraan Keluarga) sebanyak 26%,
Posyandu 48%, ikatan remaja 26%.
3. Jika tidak, alasannya

Distribusi Frekuensi berdasarkan alasan tidak mengikuti kegiatan di RW 02


Dusun II Kelurahan Tarai Bangun
Jika tidak apa alasannya
Tidak Sempat Malas Tidak Tertarik

18%

48%

34%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 378KK dengan 1.555
penduduk. Jumlah penduduk yang alasan tidak mengikuti kegiatan tidak sempat
sebanyak 48%, malas 34%, tidak tertarik 18%.

7. KOMUNIKASI
1. Sarana komunikasi yang digunakan keluarga
Distribusi frekuensi berdasarkan sarana komunikasi yang digunakan keluarga di
RW 02 Dusun 2 RT 1-3 kecamatan Tambang Desa Tarai Bangun .

Sarana Komunikasi yang digunakan keluarga


Ponsel Telepon Rumah Tidak Ada

1%2%

97%

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa dari 378 kk dengan 1.555
penduduk, jumlah penduduk yang komunikasi mengunakan ponsel sebanyak 97% ,
telpon rumah 1%, dan tidak ada 2%.

2. Sumber informasi tentang kesehatan yang diperoleh oleh keluarga


Distribusi frekuensi berdasarkan Sumber informasi tentang kesehatan yang
diperoleh oleh keluarga, di dapat dari mana di RW 02 Dusun 2 RT 1-3 kecamatan
Tambang Desa Tarai Bangun .
Sumber informasi tentang kesehatan yang diperoleh oleh keluarga,
didapat dari mana
Media Elektronik Petugas Kesehatan Kader Media Cetak Dari Teman

12%

9%
40%

22%

17%

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa dari 378 kk dengan 1.555
penduduk, yang mengunakan media elektronik sebanyak 40% , petugas kesehatan 17%,
kader 22% , media cetak 9%, dan dari teman 12%.

3. Cara keluarga dalam mengatasi masalah rumah tangga


Distribusi frekuensi berdasarkan Cara keluarga dalam mengatasi masalah rumah
tangga di RW 02 Dusun 2 RT 1-3 kecamatan Tambang Desa Tarai Bangun .

cara keluarga dalam mengatasi masalah rumah tangga


Musyahwarah Dengan Anggota Keluarga Marah-Marah
Didiamkan Saja

10%
3%

87%

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa dari 378 kk dengan 1.555
penduduk, jumlah penduduk dengan musyahwarah dengan anggota keluarga sebanyak
87%, marah-marah 3% , dan didiamkan saja sebanyak 10%.
8. TRANSPORTASI
1. Alat transportasi yang di miliki
Distribusi frekuensi berdasarkan alat transportasi yang di miliki di RW 02 Dusun
2 RT 1-3 kecamatan Tambang Desa Tarai Bangun .

A lat t ransportasi yang di miliki


Mobil Sepeda Motor Sepeda Tidak Punya

2% 3%

25%

69%

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa dari 378 kk dengan 1.555
penduduk, jumlah penduduk yang mengunakan mobil sebanyak 26%, sepeda motor 69%,
sepeda 2%, dan tidak punya 3%

2. Alat transportasi umum yang sering digunakan


Distribusi frekuensi berdasarkan alat transportas umum yang sering digunakan i
yang di miliki di RW 02 Dusun 2 RT 1-3 kecamatan Tambang Desa Tarai Bangun

Alat Trasportasi umum yang yang sering digunakan


Ojek Oplet Bus
2%

22%

76%

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa dari 378 kk dengan 1.555
penduduk, jumlah penduduk yang mengunakan ojek sebanyak 76% , oplet 22% dan bus
2 %.
9. REKREASI
1. Frekuensi rekreasi yang dilakukan keluarga dalam sebulan
Distribusi frekuensi berdasarkan rekreasi yang dilakukan keluarga dalam sebulan
di miliki di RW 02 Dusun 2 RT 1-3 kecamatan Tambang Desa Tarai Bangun.

Frekuensi rekreasi yang dilakukan keluarga dalam sebulan


1x Perbulan 2x Perbulan 3x Perbulan atau lebih Tidak Pernah
2% 4% 2%

92%

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa dari 378 kk dengan 1.555
penduduk, jumlah penduduk yang 1x perbulan sebanyak 2%, 2x perbulan 4%, 3x
perbulan atau lebih2%, dan tidak pernah 4%.

2. Alasan tidak pernah melakukan rekreasi


Distribusi frekuensi berdasarkan alasan tidak pernah melakukan rekreasi yang di
miliki di RW 02 Dusun 2 RT 1-3 kecamatan Tambang Desa Tarai Bangun.

Alasan Tidak Penah M ELAKUKAN REKREASI


Tidak Ada Dana Tidak Ada Waktu Tidak Ada Sarana Transportasi
3%

42%
54%

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa dari 378 kk dengan 1.555
penduduk, jumlah penduduk tidak ada dana sebanyak 55%, tidak ada waktu 42%, dan
tidak ada sarana transportasi 3%.
3. Jenis rekreasi yang dilakukan
Distribusi frekuensi berdasarkan jenis rekreasi yang di lakukan di miliki RW 02
Dusun 2 RT 1-3 kecamatan Tambang Desa Tarai Bangun.

Jenis Rekreasi yang dilakukan


Jalan-Jalan Tetempat Rekreasi Kumpul Bersama Keluarga Dirumah Jalan-Jalan Kemall
3%

27%

70%

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa dari 378 kk dengan 1.555
penduduk, jumlah penduduk yang menyukai jalan-jalan ketempat rekreasi sebanyak 27%,
kumpul bersama keluarga dirumah 70%, dan jalan-jalan ke mall 3%.
4. Berkreasi memberikan dampak positif
Distribusi frekuensi berdasarkan berkreasi memberikan dampak positif yang di
miliki RW 02 Dusun 2 RT 1-3 kecamatan Tambang Desa Tarai Bangun.

Berekreasi memberikan dampak positif


Ya Tidak

21%

79%

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa dari 378 kk dengan 1.555
penduduk, jumlah penduduk ya sebanyak 79%, dan tidak sebanyak 21%.
10. STATUS KESEHATAN KELUARGA
A. PENYAKIT DALAM
1. Anggota keluarga yang menderita penyakit dalam 6 bulan terakhir
Distribusi frekuensi berdasarkan anggota keluarga yang menderita dalam
6 bulan terakhir yang di miliki RW 02 Dusun 2 RT 1-3 kecamatan Tambang
Desa Tarai Bangun.

Anggota keluarga yang menderita penyakit dalam 6 bulan terakhir


Ada Tidak Ada

23%

77%

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa dari 378 kk dengan


1.555 penduduk, jumlah penduduk ada sebanyak 23% dan tidak ada 77%.

2. Penyakit yang dialami dalam 6 bulan terakhir


Distribusi frekuensi berdasarkan penyakit yang dialami dalam 6 bulan
terakhir yang di miliki RW 02 Dusun 2 RT 1-3 kecamatan Tambang Desa
Tarai Bangun.

Penyakit yang dialami dalam 6 bulan terakhir


Batuk Pilek Diare Campak Demam Berdarah Covid 19
Demam Gatal -Gatal Cacar Typus

11% 1%
1%

25%
54%

4% 2%
2%

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa dari 378 kk dengan


1.555 penduduk, jumlah penduduk yang mempunyai batuk pilek sebanyak 54%,
diare 2%, campak 3%, demam berdarah 0%, covid19 1 % ,gatal-gatal 11%,
demam 25%, cacar 0%, typus 0%.
3. Jika batuk apakah lebih dari 2 minggu
Distribusi frekuensi berdasarkan jika batuk apakah lebih dari 2 minggu
yang di miliki RW 02 Dusun 2 RT 1-3 kecamatan Tambang Desa Tarai
Bangun.

Jika batuk apakah lebih dari 2 minggu


Ya Tidak

19%

81%

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa dari 378 kk dengan


1.555 penduduk, jumlah penduduk ya sebanyak 19%, dan tidak 81%.
4. Apakah pernah minum obat TBC
Distribusi frekuensi berdasarkan pernah minum obat TBC yang di
miliki RW 02 Dusun 2 RT 1-3 kecamatan Tambang Desa Tarai Bangun.

Apakah pernah minum obat TBC


Ada Tidak
5%

95%

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa dari 378 kk dengan 1.555
penduduk, jumlah penduduk ada sebanyak 5%, tidak 95%.
5. Jenis penyakit kronis yang diderita anggota keluarga
Distribusi frekuensi berdasarkan jenis penyakit kronis yang diderita anggota
keluarga yang di miliki RW 02 Dusun 2 RT 1-3 kecamatan Tambang Desa Tarai
Bangun.

Jenis penyakit kronis yang diderita anggota keluarga


Hipertensi Jantung Rematik
Diabetes Melitus TBC Asam Urat

32%

49%

2%

10%

3%
5%

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa dari 378 kk dengan 1.555
penduduk, jumlah penduduk yang hipertensi sebanyak 49%, jantung 5%, rematik 3%,
diabetes melitus 9%, TBC 2%, dan asam urat 32%.

6. Jika hipertensi apakah mengkonsumsi obat


Distribusi frekuensi berdasarkan jika hipertensi apakah menkonsumsi obat yang
di miliki RW 02 Dusun 2 RT 1-3 kecamatan Tambang Desa Tarai Bangun.

Jika hipertensi apakah mengkonsumsi obat


Ya Rutin Ya Kadang - Kadang Ya Tidak Pernah

7%

49%

45%

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa dari 378 kk dengan 1.555
penduduk, jumlah penduduk yang rutin 48%, kadang-kadang 45%, dan tidak pernah 6%.
7. Anggota keluarga yang mengelami keterbatasan fisik atau gangguan jiwa
Distribusi frekuensi berdasarkan anggota keluarga yang mengalami keterbatasan
fisik atau gangguan jiwa yang di miliki RW 02 Dusun 2 RT 1-3 kecamatan Tambang
Desa Tarai Bangun

Anggota Keluarga Yang mengalami keterbatsan fi sik atau gangguan


jiwa
Ada Tidak Ada
4%

96%

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa dari 378 kk dengan 1.555
penduduk, jumlah penduduk yang ada sebanyak 4%, dan tidak ada 96%.
8. Apakah mengkonsumsi obat-obatan
Distribusi frekuensi berdasarkan apakah mengkonsumsi obat-obatan dengan rutin
yang di miliki RW 02 Dusun 2 RT 1-3 kecamatan Tambang Desa Tarai Bangun

Apakah Mengkonsumsi obat-obatan dengan rutin


Ya Tidak

41%

59%

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa dari 378 kk dengan 1.555
penduduk, jumlah penduduk ya senamyak 41%, dan tidak 59%.

9. Keterbatasan fisik apa yang dialami


Distribusi frekuensi berdasarkan keterbatasan fisik apa yang dialami yang di
miliki RW 02 Dusun 2 RT 1-3 kecamatan Tambang Desa Tarai Bangun
Keterbatasan fi sik apa yang dialami
Kebutaan Bisu Tuli Lumpuh

25%

56%

19%

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa dari 378 kk dengan 1.555
penduduk, jumlah penduduk mengalami kebutaan sebanyak 25%, bisu 19%, tuli 56%,dan
lumpuh 0%.
10. Keterbatasan fisik apa yang dialami
Distribusi frekuensi berdasarkan keterbatasan fisik apa yang di alami RW 02
Dusun 2 RT 1-3 kecamatan Tambang Desa Tarai Bangun

Keterbatasan fisik apa yang dialami


Kebutaan Bisu Tuli

25%

56%

19%

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa dari 378 kk dengan 1.555
penduduk, jumlah penduduk mengalami kebutaan sebanyak 25%, bisu 19%, tuli 56%
B. JAMINAN KESEHATAN
1. Keluarga memiliki jaminan kesehatan
Distribusi frekuensi berdasarkan keluarga memiliki jaminan kesehatan yang di miliki
RW 02 Dusun 2 RT 1-3 kecamatan Tambang Desa Tarai Bangun

Keluarga memiliki jaminan kesehatan


Ada Tidak Ada

19%

81%

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa dari 378 kk dengan 1.555
penduduk, jumlah penduduk ada sebanyak 81%, tidak ada 19%.
2. Jenis jaminan kesehatan yang dimiliki
Distribusi frekuensi berdasarkan jenis jaminan kesehatan yang dimiliki RW 02 Dusun 2
RT 1-3 kecamatan Tambang Desa Tarai Bangun

Jenis jaminan kesehatan yang dimiliki


BPJS KIS Jamkesda Asuransi

7%

13%

11%

69%

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa dari 378 kk dengan 1.555
penduduk, jumlah penduduk bpjs sebanyak 69%, KIS 11%, jamkesda 13%, asuransi 7%.
3. Anggota keluarga merokok
Distribusi frekuensi berdasarkan anggota keluarga merokok yang dimiliki RW
02 Dusun 2 RT 1-3 kecamatan Tambang Desa Tarai Bangun.

Anggota keluarga merokok


Ya Kadang- kadang Tidak

3%

19%

78%

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa dari 378 kk dengan 1.555
penduduk, jumlah penduduk ya sebanyak 78%, kadang-kadang 19%, dan tidak 3%.

4. Keluarga ada melakukan aktifitas teratur


Distribusi frekuensi berdasarkan keluarga ada melakukan aktifitas teratur yang
dimiliki RW 02 Dusun 2 RT 1-3 kecamatan Tambang Desa Tarai Bangun

Keluarga ada melakukan aktifi tas teratur


Ada Tidak Ada

21%

79%

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa dari 378 kk dengan 1.555
penduduk, jumlah penduduk ada sebanyak 21%, dan tidak ada 79 %.
5. Keluarga mengkonsumsi buah tiap hari
Distribusi frekuensi berdasarkan keluarga mengkonsumsi buah tiap hari yang
dimiliki RW 02 Dusun 2 RT 1-3 kecamatan Tambang Desa Tarai Bangun

Keluarga mengkonsumsi buah tiap hari


Ya Tidak

19%

81%

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa dari 378 kk dengan 1.555
penduduk, jumlah penduduk ya sebanyak 19%, dan tidak 81%.
6. Mencuci tangan setiap sebelum makan, sesudah makan, sesudah buang air, dan jika
tangan kotor.
Distribusi frekuensi berdasarkan Mencuci tangan setiap sebelum makan, sesudah
makan, sesudah buang air, dan jika tangan kotor yang dimiliki RW 02 Dusun 2 RT 1-3
kecamatan Tambang Desa Tarai Bangun

Mencuci tangan setiap sebelum makan, sesudah makan, sesudah


buang air, dan jika tangan kotor
Selalu Kadang- kadang Jika mau saja

20%

52%

28%

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa dari 378 kk dengan 1.555
penduduk, jumlah penduduk yang selalu sebanyak 52%, kadang-kadang 28%, jika mau
saja 20%.
C. Pasangan Usia Subur (PUS) dan Keluarga Berencana (KB)
1. jenis program KB yang sedang diikuti keluarga saat ini
Distribusi jenis program KB yang sedang diikuti anggota keluarga didaerah RW
02 Desa TaraiBangunKecamatan Tambang

jenis program KB yang sedang diikuti anggota keluarga


19%

9% Suntik
Implan
Pil
Tidak KB

1%

71%

Berdasarkan diagram diatasdapat dilihat bahwa penduduk RW 02jenis


kontrasepsi yang digunakan yakni sebanyak 34 KK (19,3%) kontrasepsi suntik,
16 KK (10,0%) kontrasepsi implan, 2 KK (1,3%) kontrasepsi pil, 16 KK (10,0%)
dan 126 KK (78,8%) tidak KB.
2. Alasan ibu tidak mengikuti program KB

Distribusi alasan ibu mengikuti program KBdidaerah RW 02 Desa Tarai Bangun


Kecamatan Tambang
alasan ibu mengikuti program KB

16%
5%

mengatur jarak kehamilan


faktor ekonomi
tidak mengikuti KB

79%

Berdasarkan diagram diatasdapat dilihat bahwa mayoritaspenduduk RW


02ketidakmauan memakai alat program KB yakni sebanyak 26 KK (16,3%)
mengatur jarak kehamilan, 8 KK (5,0%) faktor ekonomi, dan 126 KK (78,8%)
tidak mengikuti KB.
3. Tempat memperoleh pelayanan KB

Distribusi tempat memperoleh pelayanan program KB


didaerah RW 02Desa Tarai Bangun
Kecamatan Tambang
tempat memperoleh pelayanan program KB

3% 3% 16%

puskesmas
praktik dokter
bidan
tidak mengikuti KB

79%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa mayoritas penduduk RW02


memperoleh palayanan program KB 5 KK (3,1%) di puskesmas, 4 KK (2,5%) di
praktek dokter, 25 KK (15,6%) di bidan, dan 126 KK (78,8%) tidak mengikuti
KB.
4. jenis keluhan yang dialami selama menggunakan KB
Distribusi jenis keluhan yang dialami selama menggunakan KB
didaerah RW 02 Desa Tarai Bangun
Kecamatan Tambang
jenis keluhan yang dialami selama menggunakan KB
pusing haid lama BB meningkat hipertensi
flek-flek hitam diwajah haid tidak teratur tidak mengunakan KB
3% 3% 5% 3%
1%6%

79%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa mayoritas penduduk RW 02


jenis keluhan yang dialami selama menggunakan KB yakni 4 KK (2,5%)
mengalami pusing, 5 KK (3,1%) haid yang lama, 8 KK (5,0%) bb meningkat, 2
KK (1,3%) mengalami hipertensi, 5KK (3,1%) mengalami flek-flek hitam pada
wajah, 10 KK (6,3%) mengalami haid tidak teratur.

5. cara menanggulanginya

Distribusi cara menanggulangi keluhan penggunan KB


didaerah RW 02 Desa Tarai Bangun
Kecamatan Tambang
cara menanggulangi keluhan penggunan KB
menghentikan untuk sementara
mengganti alat kontrasepsi lain
berhenti dan tidak menggunakan alat kontrasepsi lagi.
tidak menggunakan KB
13% 6%
3%

79%

Berdasarkan diagram diatasdapat dilihat bahwa mayoritas RW 02 cara


menanggulangi keluhan memakai KB (12,5%) menghentikan untuk sementara,
(5,6%) mengganti alat kontrasepsi lain, dan (2,5%) berhenti dan tidak
menggunakan alat kontrasepsi lagi.
6. Alasan tidak mengikuti KB

Distribusi alasan tidak mengikuti KB


didaerah RW 02 RT 03 Desa Tarai Bangun
Kecamatan Tambang
alasan tidak mengikuti KB

18% 12%
9%

tidak tahu
tidak diizinkan
ingin punya anak
16%
takut efek samping
alasan agama
16% menggunakan KB

29%
Berdasarkan diagram diatasdapat dilihat bahwa mayoritas alasan keluarga yang
tidak mengikuti KB yaitu (11,9%) tidak tahu, (9,4%) tidak diizinkan, (15,6%) ingin
mempunyai anak, (29,4%) takut efek samping KB, dan ( 15,6%) alasan agama.
D. Ibu Hamil
1. Kehamilan direncanakan
Distribusi apa kehamilan direncanakan
didaerahRW 02 Desa Tarai Bangun
Kecamatan Tambang
kehamilan direncanakan

6%

merencanakan kehamilan
sedang tidak hamil

94%

Berdasarkan diagram diatasdapat dilihat bahwa (6,3%) merencakan


kehamilannya, dan (93,8%) sedang tidak hamil.
2. Tempat ibu memeriksa kehamilan
Distribusi tempat ibu memeriksa kehamilan
didaerahRW 02 Desa Tarai Bangun
Kecamatan Tambang
Tempat ibu memeriksa kehamilan

40%

dokter spesialis
puskesmas

60%

Berdasarkan diagram diatasdapat dilihat bahwa dari 20 orang ibu hamil ibu
memeriksakan kehamilannya 12KK (3,8%) dengan dokter spesialis, dan 8 KK
(2,5%) di puskesmas.
3. Alasan tidak memeriksakan kehamilan
Distribusi alasan tidak memeriksakan kehamilan
didaerah RW 02 Desa TaraiBangun Kecamatan Tambang
alasan tidak memeriksakan kehamilan

24%

tidak ada
memeriksa kehamilan

76%

Berdasarkan diagram diatasdapat dilihat bahwa dari 10 orang ibu hamil


beralasan memeriksakan kehamilan yaitu 9 KK (5,6%).
4. Berapa kali ibu sudah memeriksakan kondisi kehamilan
Distribusi berapa kali ibu sudah memeriksakan kehamilan
didaerah RW 02 Dusun 2 Desa Tarai Bangun
Kecamatan Tambang
berapa kali ibu sudah memeriksakan kondisi kehamilan

10% 10%

tidak ada
30% 1 kali
2 kali
3 kali

50%

Berdasarkan diagram diatasdapat dilihat bahwa dari 20 orang ibu hamil


berapa kali memeriksakan kondisi kehamilannya, yaitu 10 KK (3,1%) sebanyak
1x, 6 KK (1,9%) sebanyak 2x, dan 2 KK (1,3%) sebanyal 3x.
5. Berapa kali ibu mendapatkan imunisasi TT(tetanus toxoid)
Distribusi berapa kali ibu mendapatkan imunisasi TT(tetanus toxoid)
didaerah RW 02 Dusun 2 Desa TaraiBangun
Kecamatan Tambang
berapa kali ibu mendapatkan imunisasi TT(tetanus toxoid)

6%

tidak ada
1 kali

94%

Berdasarkan diagram diatasdapat dilihat bahwa dari 20 orang ibu hamil berapa
kali mendapatkan imunisasi TT yaitu (6,3%) sebanyak 1x, dan (93,8%) sedang tidak
hamil.
6. Jenis Informasi Kesehatan Tentang Kehamilan Yang Pernah Ibu Peroleh
Distribusi jenis informasi kesehatan kehamilan yang pernah ibu peroleh
didaerah RW 02 Dusun 2 Desa TaraiBangun
Kecamatan Tambang
jenis informasi kesehatan kehamilan yang pernah ibu peroleh

4% 2%

tidak ada
gizi ibu hamil
senam hamil

94%

Berdasarkan diagram diatasdapat dilihat bahwa mayoritas jenis informasi


yang didaptkan oleh ibu hamil yaitu (4,4%) tentang gizi ibu hamil, (1,9%) senam,
dan(93,8%) sedang tidak hamil.
7. Dimana Ibu Memperoleh Informasi
Distribusi tempat ibu memperoleh informasi
didaerah RW 02 RT 03Desa Tarai Bangun
Kecamatan Tambang
dimana ibu memperoleh informasi

4% 2%

tidak ada
puskesmas
posyandu

94%

Berdasarkan diagram diatasdapat dilihat bahwa dari 20 orang ibu hamil


tempat ibu memperoleh informasi yaitu 14 KK (4,4%) dari puskesmas, 6 KK
(1,9%) dari posyandu dan (93,8%) sedang tidak hamil.
8. Masalah Yang Dialami Ibu Selama Hamil
Distribusi masalah yang dialami ibu saat hamil
didaerah RW 02 Dusun 2 Desa Tarai Bangun
Kecamatan Tambang
masalah yang dialami ibu selama hamil

6%

tidak ada
mual muntah

94%

Berdasarkan diagram diatasdapat dilihat bahwa mayoritas masalah yang


dialami ibu hamil di daerah RW 02 ini yaitu, 20 kk (6,3%) mual muntah, dan 358
KK (93,8%) sedang tidak hamil.
9. Penyakit Yang Dialami Ibu Saat Ini
Distribusi penyakit yang dialami ibu saat ini
didaerah RW 02 Dusun 2 Desa Tarai Bangun
Kecamatan Tambang
penyakit yang dialami ibu saat ini

6%

tidak hamil
tidak ada

94%

Berdasarkan diagram diatasdapat dilihat bahwa mayoritas penyakit yang sering


dialami ibu hamil didaerah RW 02 ini yaitu, 10 KK (6,3%) tidak mengalami penyakit.
C. Bayi dan Balita
1. Bayi dan Balita

Distribusi frekuensi berdasarkan penolong kelahiran anak di RW 02 Dusun 2 RT 1-3


kecamatan Tambang Desa Tarai Bangun

Bayi dan Balita


Ada Tidak Ada

33%

67%

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa dari 378 kk dengan 1.555
penduduk, jumlah penduduk yang ada bayi dan balita 33%, dan tidak ada 67%.
2. Penolong Kelahiran Anak

Distribusi frekuensi berdasarkan penolong kelahiran anak di RW 02 Dusun 2 RT 1-3


kecamatan Tambang Desa Tarai Bangun

Penolong Kelahiran Anak


Bidan Tenaga Kesehatan Lainnya
Dukun Kampung Terlatih Tidak Ada Bantuan Dari Tim

14%

6%

53%

27%

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa dari 378 kk dengan 1.555
penduduk, jumlah penolong kelahiran anak, bidan 53%, dukun kampong terlatih 6%, tenaga
kesehatan lainnya 27%, dan tidak ada bantuan dari tim 14%
3. Tempat Pelayanan Imunisasi Bayi/Balita

Distribusi frekuensi berdasarkan penolong kelahiran anak di RW 02 Dusun 2 RT 1-3


kecamatan Tambang Desa Tarai Bangun

Tempat Pelayanan Imunisasi Bayi/Balita


Rumah Sakit Posyandu Praktek Bidan
Puskesmas Praktek Dokter Lain-Lain
2%
4%

21%

2%

70%

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa dari 378 kk dengan 1.555
penduduk, jumlah tempat pelayanan imunisasi bayi/balita, rumah sakit 3%, posyandu 70%,
Praktek bidan 2%, Puskesmas 21%, praktek dokter 4%, lainnya 0%
4. Kunjungan ke Posyandu Setiap Bulannya

Distribusi frekuensi berdasarkan Kunjungan ke posyandu setiap bulannya di RW 02 Dusun 2


RT 1-3 kecamatan Tambang Desa Tarai Bangun

Kunjungan Ke Posyandu setiap Bulannya


Ya Tidak

19%

81%

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa dari 378 kk dengan 1.555
penduduk, jumlah kunjungan keposyandu setiap bulannya, Ya 82%, dan tidak 19%.
5. Bayi/Balita Yang Mempunya KMS

Distribusi frekuensi berdasarkan Kunjungan ke posyandu setiap bulannya di RW 02 Dusun 2


RT 1-3 kecamatan Tambang Desa Tarai Bangun

Bayi/Balita Yang Mempunyai KMS


Ya Tidak

36%

64%

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa dari 378 kk dengan 1.555
penduduk, jumlah bayi/balita yang mempunyai KMS, Ya 64%, dan Tidak 36%
6. Pengetahuan Ibu Terhadap Arti Warna Pada KMS

Distribusi frekuensi berdasarkanPengetahuan Ibu Terhadap Arti Warna Pada KMSdi RW 02


Dusun 2 RT 1-3 kecamatan Tambang Desa Tarai Bangun

Pengetahuan Ibu Terhadap Arti Warna Pada KMS


Gizi Anak Tinggi Badan Anak Berat Badan Anak

8%

10%

83%

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa dari 378 kk dengan 1.555
penduduk, jumlah Gizi Anak 83%, Tinggi Badan Anak 9%, dan Berat Badan Anak 8%
7. Tempat Pelayanan Imunisasi Bayi/Balita

Distribusi frekuensi berdasarkan Tempat pelayanan imunisasi bayi/balita di RW 02 Dusun 2


RT 1-3 kecamatan Tambang Desa Tarai Bangun
Tempat Pelayanan Imunisasi Bayi/Balita
Rumah Sakit Posyandu Praktek Bidan
Puskesmas Praktek Dokter Lain-Lain
2%
4%

21%

2%

70%

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa dari 378 kk dengan 1.555
penduduk, jumlah tempat pelayanan imunisasi bayi/balita, Rumah Sakit 3%, Posyandu
70%, Praktek bidan 2%, puskesmas 21%, dan praktek dokter 4%.
8. Alasan Tidak diberi Imunisasi

Distribusi frekuensi berdasarkan Alsan tidak diberi imunisasi di RW 02 Dusun 2 RT 1-3


kecamatan Tambang Desa Tarai Bangun

Alasan Tidak Diberi Imunisasi


Tidak Tahu Tentang Imunisasi Tidak Ada Waktu Takut Efek Samping

33%
42%

25%

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa dari 378 kk dengan 1.555
penduduk, jumlah tidak tahu tentang imunisasi 42%, Tidak ada waktu 25%, dan Takut
efek samping 33%
9. Balita Yang Mau Menghabiskan Makanan

Distribusi frekuensi berdasarkan balita yang mau menghabiskan makanan di RW 02 Dusun 2


RT 1-3 kecamatan Tambang Desa Tarai Bangun
Balita Yang Mau Menghabiskan Makanan
Ya Tidak Kadang Saja Habis

9%

51%
41%

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa dari 378 kk dengan 1.555
penduduk, jumlah balita yang mau menghabiskan makanan, Ya 50%, Tidak 41%, dan
kadang-kadang Habis 9%.
10. Penyakit Yang Sering Dialami Balita

Distribusi frekuensi berdasarkan penyakit yang sering dialami balita di RW 02 Dusun 2 RT


1-3 kecamatan Tambang Desa Tarai Bangun

Penyakit Yang Sering Dialami Balita


Demam Diare Pilek Lainnya

32%

47%

21%

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa dari 378 kk dengan 1.555 penduduk,
Demam 47%, Diare 21%, dan Pilek 32%.
11. Usaha Yang Dilakukan Keluarga Ketika Balita Sakit

Distribusi frekuensi berdasarkan usaha yang dilakukan keluarga ketika balita sakit di RW 02
Dusun 2 RT 1-3 kecamatan Tambang Desa Tarai Bangun
Usaha Yang Dilakukan Keluarga ketika Balita Sakit
Dirawat Sendiri Puskesmas Rumah Sakit
Balai Pengobatan Praktek Dokter Lainnya Berdasarkan
14% diagram di atas dapat
30% dilihat bahwa dari
14%
378 kk dengan 1.555
penduduk, Dirawat

20% sendiri 30%,


23%
Puskesmas 23%,
Rumah Sakit 20%,
Balai Pengobatan 13%, dan Praktek Dokter 14%.
D. Anak
1. Anak Sekolah

Distribusi frekuensi berdasarkan penduduk yang mempunyai anak sekolah di RW 02 Dusun


02 RT 1-3 Kecamatan Tambang Desa Tarai Bangun

Mempunyai Anak Sekolah


Tidak Ya

10%

90%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 378 kk dengan 1.555
penduduk, jumlah penduduk yang mempunyai anak sekolah, Ya 90%, dan Tidak 10%
2. Tingkat Pendidikan Pada Anak

Distribusi frekuensi berdasarkan tingkat pendidikan pada anak di RW 02 Dusun 02 RT 1-3


Kecamatan Tambang Desa Tarai Bangun
Tingkat Pendidikan Pada Anak
SD SMP SMA

21%

47%

32%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 378 kk dengan 1.555
penduduk, SD 21%, SMP 32%, dan SMA 47%.
3. Kegiatan Anak Diluar Sekolah

Distribusi frekuensi berdasarkan tingkat pendidikan pada anak di RW 02 Dusun 02 RT 1-3


Kecamatan Tambang Desa Tarai Bangun

Kegiatan Anak Diluar Sekolah


Keagamaan Olahraga Karang Taruna Lainnya

8%

15%
35%

42%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 378 kk dengan 1.555
penduduk, Keagamaan 35%, Olahraga 42%, Karang Taruna 15%, dan lainnya 8%.
4. Anak Yang Menderita Penyakit

Distribusi frekuensi berdasarkan tingkat pendidikan pada anak di RW 02 Dusun 02 RT 1-3


Kecamatan Tambang Desa Tarai Bangun
Anak Yang Menderita Penyakit
Tidak Ya

12%

88%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 378 kk dengan 1.555
penduduk, anak yang menderita penyakit, Ya 12%, dan Tidak 88%

5. Sudah Berobat

Distribusi frekuensi berdasarkan sudah berobat pada anak di RW 02 Dusun 02 RT 1-3


Kecamatan Tambang Desa Tarai Bangun

Sudah Berobat
Sudah Belum

25%

75%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 378 kk dengan 1.555
penduduk, Sudah 75%, dan Belum 25%.
6. Berobat Dimana

Distribusi frekuensi berdasarkan tempat berobat di RW 02 Dusun 02 RT 1-3 Kecamatan


Tambang Desa Tarai Bangun
Berobat Dimana
Medis Non Medis

28%

72%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 378 kk dengan 1.555
penduduk, Medis 72%, dan Non Medis 28%.

7. Waktu Luang Anak

Distribusi frekuensi berdasarkan waktu luang anak di RW 02 Dusun 02 RT 1-3 Kecamatan


Tambang Desa Tarai Bangun

Waktu Luang Anak


Musik/TV Olahraga Keagamaan Rekreasi

16%
22%

18%

43%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 378 kk dengan 1.555
penduduk, Musik/TV 22%, Olahraga 44%, Keagamaan 18%, dan Rekreasi 16%.
8. Membantu Orang tua

Distribusi frekuensi berdasarkan membantu orang tua di RW 02 Dusun 02 RT 1-3


Kecamatan Tambang Desa Tarai Bangun
Membantu Orang Tua
Tidak Ya

34%

66%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 378 kk dengan 1.555
penduduk, Ya 66%, dan Tidak 34%

9. Kebiasaan Anak

Distribusi frekuensi berdasarkan kebiasaan anak di RW 02 Dusun 02 RT 1-3 Kecamatan


Tambang Desa Tarai Bangun

Kebiasaan Anak
Merokok Main Gudget Membantu Orang tua

14%

33%

52%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 378 kk dengan 1.555
penduduk, Merokok 34%, Main Gudget 52%, dan Membantu orang tua 14%.
E. Usia Lanjut
1. Anggota keluarga Berusia Lanjut

Distribusi frekuensi berdasarkan anggota keluarga berusia lanjut di RW 02 Dusun 02 RT


1-3 Kecamatan Tambang Desa Tarai Bangun
Anggota Keluarga Berusia Lanjut
Tidak Ada Ada

33%

67%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 378 kk dengan 1.555
penduduk, jumlah anggota keluarga berusia lanjut, Tidak Ada 33%, dan Ada 67%.
2. Keluhan Penyakit Lansia

Distribusi frekuensi berdasarkan Keluhan penyakit lansiadi RW 02 Dusun 02 RT 1-3


Kecamatan Tambang Desa Tarai Bangun

Keluhan Penyakit Lansia


Tidak Ya

25%

75%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 378 kk dengan 1.555
penduduk, jumlah keluhan penyakit lansia, Tidak 25%, dan Ya 75%.

3. Jenis Penyakit

Distribusi frekuensi berdasarkan jenis penyakit di RW 02 Dusun 02 RT 1-3 Kecamatan


Tambang Desa Tarai Bangun
Jenis Penyakit
Asma Hipertensi Rematik Osteoporosis Jantung Kencing Manis

10%

33%
17%

17%
7%

17%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 378 kk dengan 1.555
penduduk, Asma 10%, Hipertensi 17%, Rematik 17%, Osteoporosis 17%, Jantung 6%,
dan kencing manis 33%.
4. Upaya Yang Dilakukan

Distribusi frekuensi berdasarkan upaya yang dilakukan di RW 02 Dusun 02 RT 1-3


Kecamatan Tambang Desa Tarai Bangun

Upaya Yang Dilakukan


Berobat Ke Sarana Kesehatan Di Obati Sendiri

50% 50%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 378 kk dengan 1.555
penduduk, berobat ke sarana kesehatan 50%, dan di obati sendiri 50%.
5. Waktu Senggang Lansia

Distribusi frekuensi berdasarkan waktu senggan lansia di RW 02 Dusun 02 RT 1-3


Kecamatan Tambang Desa Tarai Bangun
Waktu Senggang Lansia
Berkebun/Pekerjaan Rumah Wirid/Pengajian Berdiam Diri Dikamar/Di Rumah

23%

43%

33%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 378 kk dengan 1.555
penduduk, Berkebun/pekerjaan rumah 44%, Wirid/pengajian 33%, dan berdiam diri
dikamar/dirumah 23%.
6. Kebutuhan Lansia Terpenuhi

Distribusi frekuensi berdasarkan kebutuhan lansia terpenuhi di RW 02 Dusun 02 RT 1-3


Kecamatan Tambang Desa Tarai Bangun

Kebutuhan Lansia Terpenuhi


Tidak Ada Ada

33%

67%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 378 kk dengan 1.555
penduduk, Tidak Ada 33%, dan Ada 67%.

7. Penggunaan Transfortasi Lansi

Distribusi frekuensi berdasarkan penggunaan tansfortasi lansiadi RW 02 Dusun 02 RT 1-3


Kecamatan Tambang Desa Tarai Bangun
Penggunaan Transfortasi Lainsia
Tidak Ya

100%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 378 kk dengan 1.555
penduduk, Tidak Ada 100%, dan Ada 0% .
8. Penggunaan Alat Bantu

Distribusi frekuensi berdasarkan penggunaan alat bantu lansia di RW 02 Dusun 02 RT 1-3


Kecamatan Tambang Desa Tarai Bangun

Penggunaan Alat Bantu


Tidak Ada

17%

83%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 378 kk dengan 1.555
penduduk, Tidak Ada 83%, dan Ada 17% .
4. KESIAPAN MENGHADAPI COVID 19

1. Keluarga yang mendapatkan informasi tentang covid

Distribusi frekuensi berdasarkan keluarga yang mendapatkan informasi tentang


covid 19 di RW. 02 dusun II Desa tarai bangun

53%

SUDAH
BELUM

47%

Dari penyebaran angket di RW. 02, RT. 01-03 didapatkan bahwa 53 % warga
yang sudah mendapatkan informasi tentang covid melalui medsos namun tidak
secara langsung. 47 % warga yang belum mendapatkan informasi tentang covid 19.

2. Cara mendapatkan informasi covid19

Distribusi frekuensi berdasarkan cara keluarga mendapatkan informasi tentang


covid 19 di RW. 02 dusun II Desa tarai bangun

50%

MEDIA SOSIAL
MEDIA MASA

50%

Dari penyebaran angket di RW. 02, RT. 01-03 didapatkan bahwa 50%
warga mendapatkan informasi tentang covid 19 dari media sosial. 50% warga
mendapatkan informasi tentang covid 19 dari media massa.

3. Kepercayaan keluarga akan adanya covid19

Distribusi frekuensi berdasarkan kepercayaan keluarga tentang covid 19 di


RW. 02 dusun II Desa tarai bangun

53%

YA
TIDAK

47%

Dari penyebaran angket di RW. 02, RT. 01-03 didapatkan bahwa 47%
warga percaya tentang covid 19, 53% warga yang tidak percaya akan covid 19.

4. Riwayat keluar kota dalam 14 hari

Distribusi frekuensi berdasarkan riwayat keluar kota dalam 14 hari di RW. 02


dusun II Desa tarai bangun

74%
YA
26% TIDAK
Dari penyebaran angket di RW. 02, RT. 01-03 didapatkan bahwa 74%
warga yang tidak keluar daerah/kota selama 14 hari terakhir, 26% warga yang
keluar kota dalam 14 hari terakhir.

5. Memiliki riwayat batuk dalam 14 hari

Distribusi frekuensi berdasarkan riwayat memiliki batu dalam 14 hari di RW.


02 dusun II Desa tarai bangun

74%
YA
26% TIDAK

Dari penyebaran angket di RW. 02, RT. 01-03 didapatkan bahwa 26%
warga tidak ada riwayat batuk selama 14 hai terakhir. 74% warga yang ada
riwayat batuk selama 14 hari terakhir.

6. Keluarga yang memiliki riwayat demam dalam 14 hari terahir

Distribusi frekuensi berdasarkan keluarga yang memiliki riwayat demam dalam


14 hari terakhir di RW. 02 dusun II Desa tarai bangun
26%

YA
TIDAK

74%

Dari penyebaran angket di RW. 02, RT. 01-03 didapatkan bahwa 26%
warga yang mengatakan bahwa ada demam dalam 14 hari terakhir, 74% warga
yang mengatakan tidak ada demam dalam 14 hari terakhir.

7. Ada Keluarga yang dicurigai kondak dengan pasien covid19

Distribusi frekuensi berdasarkan adanya keluarga yang dicurigai kontak dengan


pasien covid19 di RW. 02 dusun II Desa tarai bangun

YA
TIDAK

100%

Dari penyebaran angket di RW. 02, RT. 01-03 didapatkan bahwa 100%
warga yang mengatakan tidak ada kontak dengan orang yang dicurigai terkena
covid19.
8. Pengetahuan perilaku 3M

Distribusi frekuensi berdasarkan pengetahuan tentang perilaku 3M di RW. 02


dusun II Desa tarai bangun

53%

YA
TIDAK

47%

Dari penyebaran angket di RW. 02, RT. 01-03 didapatkan bahwa 47%
warga yang mengatakan menerapkan perilaku 3M, 53% warga yang mengatakan
tidak menerapkan prilaku 3M.

9. Penerapan perilaku 3M

Distribusi frekuensi berdasarkan penerapan perilaku 3M di RW. 02 dusun II


Desa tarai bangun

74%
YA
26% TIDAK

Dari penyebaran angket di RW. 02, RT. 01-03 didapatkan bahwa 26%
keluarga yang mengatakan menerapkan prilaku 3M dikehidupan sehari-hari, 74%
keluarga yang tidak menerapkan prilaku 3M dikehidupan sehari-hari.

10. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir

Distribusi frekuensi berdasarkan mencuci tangan dengan sabun dan air


mengalir di RW. 02 dusun II Desa tarai bangun

53%

YA
TIDAK

47%

Dari penyebaran angket di RW. 02, RT. 01-03 didapatkan bahwa 47%
warga yang mengatakan mencuci tangan dengan air mengalir, 53% warga yang
mencuci tangan dengan air yang tidak mengalir.

11. Fasilitas mencuci tangan didepan rumah

Distribusi frekuensi berdasarkan adanya fasilitas mencuci tangan didepan


rumah di RW. 02 dusun II Desa tarai bangun

74%
YA
26% TIDAK

Dari penyebaran angket di RW. 02, RT. 01-03 didapatkan bahwa 26 %


warga yang mengatakan adafasilitas untuk mecuci tangan dengan sabun dan air
mengalir, 74% warga yang mengatakan tidak adanya fasilitas untuk mencuci
tangan dengan sabun dan air mengalir.

12. Sumber dana fasilitas mencuci tangan didepan rumah

Distribusi frekuensi berdasarkan sumber dana fasilitas mencuci tangan


didepan rumah di RW. 02 dusun II Desa tarai bangun

BANTUAN PEMERINTAH
DANA PRIBADI
BANTUAN DARI SWASTA

100%

Dari penyebaran angket di RW. 02, RT. 01-03 didapatkan bahwa 100%
warga mengatakan bahwa dana yang digunakan untuk fasilitas mencuci tangan
dengan sabun dan air mengalir adalah dana pribadi

13. Menggunakan masker ketika keluar rumah

Distribusi frekuensi berdasarkan menggunakan masker ketika keluar


rumah di RW. 02 dusun II Desa tarai bangun

60%

YA
TIDAK

40%

Dari penyebaran angket di RW. 02, RT. 01-03 didapatkan bahwa 40%
warga yang menggunakan masker saat berada diluar rumah, 60% warga yang
tidak menggunakan masker keluar rumah.

14. Jenis masker yang digunakan

Distribusi frekuensi berdasarkan jenis masker yang digunakan di RW. 02


dusun II Desa tarai bangun

3%

30%

MEDIS
KAIN
SCUBA

66%

Dari penyebaran angket di RW. 02, RT. 01-03 didapatkan bahwa 66%
warga menggunakan masker kain, 30% warga yang menggunakan masker
scuba, 4% warga menggunakan masker medis.

15. Lama penggunaan masker medis

Distribusi frekuensi lama penggunaan masker medis di RW. 02 dusun II


Desa tarai bangun

4 JAM
DIGUNAKAN TERUS-MENERUS
LEBIH DARI 4 JAM

100%

Dari penyebaran angket di RW. 02, RT. 01-03 didapatkan bahwa 100%
warga yang menggunakan masker medis terus menerus
16. Mencuci masker kain

Distribusi frekuensi berdasarkan mencuci masker kain di RW. 02 dusun II


Desa tarai bangun

46%

8%

SETIAP HARI
>2 KALI PERMINGGU
< 2 KALI SEMINGGU

46%

Dari penyebaran angket di RW. 02, RT. 01-03 didapatkan bahwa warga
yang menggunakan masker kain dicuci dalam >2 minggu 46%, dicuci <2
minggu 46%, 8% dicuci setiap hari

17. Keluarga mengetahui penularan covid19

Distribusi frekuensi berdasarkan cara keluarga mengetahui penularan


covid 19 di RW. 02 dusun II Desa tarai bangun

PERNAH
TIDAK PERNAH

100%

Dari penyebaran angket di RW. 02, RT. 01-03 didapatkan bahwa 100%
warga yang belum melakukan test covid 19.
18. Melakukan pemeriksaan covid19

Distribusi frekuensi berdasarkan melakukan pemeriksaan covid19 di RW.


02 dusun II Desa tarai bangun

50%

MENUTUP HIDUNG DAN MULUT


TIDAK MELAKUKAN APA-APA

50%

Dari penyebaran angket di RW. 02, RT. 01-03 didapatkan bahwa 50%
warga ketika bersin dan batuk menutup hidung dan mulut, 50% warga yang
ketika bersin dan batuk tidak melakukan apa-apa.

19. Jenis pemeriksaan yang dilakukan

Distribusi frekuensi berdasarkan jenis pemeriksaan covid 19 di RW. 02


dusun II Desa tarai bangun

34%

YA
TIDAK

66%

Dari penyebaran angket di RW. 02, RT. 01-03 didapatkan bahwa ketika
berada di tempat umum/keramaian menjaga jarak 66%, 34% warga yang tidak
menjaga jarak ketika berada ditempat umum/keramaian.
20. Kapan melakukan pemeriksaan covid19

Distribusi frekuensi berdasarkan kapan melakukan pemeriksaan covid 19


di RW. 02 dusun II Desa tarai bangun

21%

YA
TIDAK

79%

Dari penyebaran angket di RW. 02, RT. 01-03 didapatkan bahwa warga
yang melakukan aktifitas diluar rumah 79%, yang tidak melakukan aktifitas
diluar rumah 21%

21. Tindakan yang dilakukan ketika bersin ditempat umum

Distribusi frekuensi berdasarkan tindakan ketika bersin ditempat umum di


RW. 02 dusun II Desa tarai bangun

21% YA
79%
TIDAK

Dari penyebaran angket di RW. 02, RT. 01-03 didapatkan bahwa warga
yang membawa handsanitazier ketika keluar rumah 21%, dan yang tidak
membawa handsanitizer ketika keluar rumah 79%
22. Menjaga jarak ketika berada ditempat umum

Distribusi frekuensi berdasarkan menjaga jarak ketika berada ditempat


umum di RW. 02 dusun II Desa tarai bangun

53%

YA
TIDAK

47%

Dari penyebaran angket di RW. 02, RT. 01-03 didapatkan bahwa warga
yang menerapkan pola hidup bersih dan sehat 47% dan yang tidak menerapkan
pola hidup bersih dan sehat 53%.

23. Sering melakukan aktifitas diluar rumah

Distribusi frekuensi berdasarkan sering beraktifitas diluar rumah di RW.


02 dusun II Desa tarai bangun

21%

YA
TIDAK

79%

Dari penyebaran angket di RW. 02, RT. 01-03 didapatkan bahwa warga
yang melakukan aktifitas diluar rumah 79%, yang tidak melakukan aktifitas
diluar rumah 21%
24. Membawa handsanitizer ketika diluar rumah

Distribusi frekuensi berdasarkan membawa handsanitizaer ketika berada


diluar rumah di RW. 02 dusun II Desa tarai bangun

21% YA
79%
TIDAK

Dari penyebaran angket di RW. 02, RT. 01-03 didapatkan bahwa warga
yang membawa handsanitazier ketika keluar rumah 21%, dan yang tidak
membawa handsanitizer ketika keluar rumah 79%

25. Melakukan pola hidup sehat dan menjaga waktu tidur

Distribusi frekuensi berdasarkan menjaga pola hidup sehat dan waktu tidur
di RW. 02 dusun II Desa tarai bangun

53%

YA
TIDAK

47%

Dari penyebaran angket di RW. 02, RT. 01-03 didapatkan bahwa warga yang menerapkan
pola hidup bersih dan sehat 47% dan yang tidak menerapkan pola hidup bersih dan sehat 53%.

F. ANALISADATA
NO DATA MASALAH
1 Data Subjektif:
1. Warga RW 02 mengatakan tidak pernah
Defisiensi kesehatan
mendapatkan pendidikan kesehatan tentang
Komunitas
COVID19 .
2. Pak Rt 03 mengatakan pernah ada kasus
confirmasi covid19 sebanyak 1 orang di daerah
tersebut.
3. Mayoritas warga mengatakan memimiliki
kebiasaan merokok.
4. Ketua rw 02 mengatakan Tidak ada satga
covid19 di daerah tersebut.
Data Objektif

1. Bahwa jenis penyakit kronis Hipertensi 49%,


Asam Urat 32%, dan lain lain19%.
2. Kebiasaan remaja bermain gadget maksimal 2
jam (83,7%)
3. Mayoritasanakmenggunakanwaktuluangnyayait
u(81,7%) music atau menonton tv.
4. Lansia Yang tidak mengikuti posyandu 13,5 %

Hasil Obsevasi
1. Tidak ada aktivitas kelompok remaja di
lingkungan RT 1-3.
2. Tidak ada aktivitas kelompok lansia di
lingkungan RT 1-3.
2 Data Subjektif
1. Keluarga mengatakan tidak memakai masker Ketidakefektifan
ketika keluarrumah manajemen
2. Keluarga mengatakan kurangnya sosialisasi Kesehatan diri di
kesehatan terkait covid-19 dari pihakpuskesmas RW 02 dusun 2
3. Keluarga mengatakan jika sakit jarang konsumsi Desa Tarai Bangun
obat dari puskesmas dan lebih memilih konsumsi Kecamatan Tambang
obat-obatanherbal,
4. Berdasarkan hasil wawancara ketua RW 02
mengatakan belum memiliki fasilitas tempat
cucitangan didepan rumah dan tempat-tempat
umum untuk mencegah covid19.
5. Keluarga mengatakan mengetahui terkait prilaku
8. 3Berdasarkan
M (mencuci wawancara kepadaketua
tangan, memakai RW 02
masker, menjaga
bahwa keluarga
jarak) namun ddisekitar
keluarga belumbelum terlalu percaya
menerapkan prilaku
dengan adanya virus Covid-19.
3 Mtersebut.
6. Keluarga mengatakan belum pernah pemeriksaan
Data Objektif.
covid-19 seperti rapid test dan swab test.
7. Bahwa
1. Keluargajenis penyakittidakmempunyai
mengatakan kronis Hipertensi 49%,
Asam Urat 32%, dan lain lain19%.
handsanitaizer.
2. Bahwa 49% tidak pernah mengkonsumsi obat
hiprtensi, 45% kadang-kadang dan 6% rutin
minum.
3. Bahwa 78% keluarga perokok, 19% kadang-
kadang , dan tidak perokok 3%
4. Bahwa alasan tidak mengikuti KB 32% tidak
mau, 23% takut efek samping KB, 18% ingin
punya anak, 15% alasan agama, 12% tidak
diizinkansuami.
5. bahwa jenis penyakit lansia adalaj Jantung
30%,Rematik 20% dan Hipertensi50%.
6. Masyarakat tampak tidak menggunakanmasker
7. Masyarakat tampak masih seringberkumpul
8. Tampak tidak ada tempat pencuci tangan ditempat
umum maupun dirumahmasing-masing.
G. PRIORITAS MASALAH
No Masalah Keperawatan 1 2 3 4 5 6 Total Ranking
1. Defisiensi kesehatan 3 6 6 3 6 5 29 1
komunitas di RW 02 Dusun II
Desa Tarai Bangun

2. Ketidakefektifan menajemen 3 4 6 3 6 5 27 2
Kesehatan diri komunitas di
RW 02 Dusun II Desa Tarai
Bangun

Keterangan
1. Kesadaran masyarakat terhadapmasalah
2. Motivasi masyarakat dalam menyelesaikanmasalah
3. Kemampuan perawat untuk mempengaruhi atau memberisolusi
4. Tersedianya keahlian untuk menyelesaikan masalah kesehatan
5. Keparahan atau keseriusan masalah yang dihasilkan jika tidakdiselesaikan
6. Kecepatan masalah dapatdiselesaikan

Kriteria nilai :
1-3 = Rendah
4-6 = Sedang
7-10 = Tinggi

H. DIAGNOSA
1. Defisiensi kesehatan masyarakat di RW 02 Dusun II desa Tarai Bangun
2. Ketidakefektifan manajemen masyarakat RW 02 Dusun II desa Tarai Bangun
FORMAT RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN (RENPRA) KOMUNITAS
DI RW 02 DUSUN 2 DESA TARAI BANGUN

NOC NIC
No Diagnosa Tujuan Strategi Intervensi Evaluasi
Kode Hasil Kode Hasil

1 Defisiensi Tujuan jangka Prevensi Prevensi 80%


panjang : primer 5510 primer 1. Pendidikan kesehatan
Kesehatan masyarakat
Setelah dilakukan 5520 - Pendidikan tentang kesehatan
Komunitas tindakan 1823 - Pengetahuan kesehatan Pendidikan covid19. Dapat
keperawatan : promosi - Memfasilita kesehatan 2. Penyuluhan
mengetahui
diharapkan masalah 1805 kesehatan si mengenai prilaku
defisiensi kesehatan - Pengetahuan pembelajar hidup bersih dan tentang covid19
komunitas menjadi : perilaku an sehat
kerja, PHBS
efektif sehat kelompok 3. Penyuluhan tentang
penyalahan dan penyalahan
Tujuan jangka penggunaan napza,
penggunaan
pendek: bahaya merokok dan
setelah dilakukan kesehatan reproduksi napza, bahaya
tindakan bagi remaja
merokok dan
keperawatan
diharapkan : tentang
1. Meningkatkan
kesehatan
pengetahuan
masyarakat - Pengetahua - Pengajaran 1. Mengajarkan kader reproduksi
tentang pengaruh 1855 n : gaya 5618 kelompok Proses dan masyarakat
80% warga
defisiensi hidup sehat kelompok mengenai tentang
kesehatan kesehatan mengikuti
komunitas keselamatan kerja
pertemuan
2. terbentuknya dan PHBS
kader posyandu 2. Bagi remaja, dengan kader
di wilayah RW Membentuk
tentang
02 kelompok remaja
3. anak remaja masjid kesehatan
mampu
lingkungan
bersosialisasi
dengan teman dan kelompok
sebaya dan remaja yang
melakukan segala
dibentuk dan
kegiatan positif
aktif dalam
segala
kegiatan
masyarakat
Prevensi Prevensi 1. Bekerja sama 80% kader
1606 sekunder sekunder dengan pihak
pokjakes,
- Partisipasi 4350 - Manajemen Partnership puskesmas dan
dalam 4360 perilaku kelurahan untuk ketua pemuda
pengambilan 7320 - Modifikasi pendidikan
dan
1902 keputusan perilaku kesehtan
perawatan - Manajemen mengenai masyarakat
kesehatan kasus kesehatan
ikut serta
- Kontrol keselamatan kerja
resiko A. Bekerja sama dalam
dengan ketua pemuda
organisasi
di RW 02 untuk
membentuk remaja dan
organisasi untuk
mengikuti
kalangan remaja di
RW 02 mengikuti
pendidikan
kesehatan
mengenai
kesehatan
keselamatan
kerja

Pemberdaya 1. Memperdayamasyara 80% warga


1934 - Keamanan 6489 - Manajemen an kat dalam mengikuti
dan kesehatan memanfaatkan kegiatan
kesehatan lingkungan sampah rumah tangga
perawatan berupa plastik hitam ,
lingkungan botol bekas, karet
gelang dalam
pembuatan lefitrap
guna manfatkan
sampah rumah
tangga.
2. Demonstrasi cara
pengolahan sampah
yang sehat bersama
kader
Intervensi 1. Mengajarkan 80% warga
1608 - Kontrol - Panduan Keperawata mencegah mengikuti
gejala sistem n penyebaran jentik kegiatan
1908 kesehatan kesehtan Profesional nyamuk
2700 - Deteksi - Pengontrolan 1. Menyediakanfasilitas
2701 faktor resiko berkala untukmelakukancekk
- Kopetensi - Transportasi esehatandasar,
2807 komunitas antar fasilitas konselingkesehatan,
- Status kesehtan danperawatandasar
kesehatan - Skrining dikelurahan
komuntas kesehtan 2. Melakukan
- Efektifitas pemeriksaan
progam kesehatan untuk
komunitas remaja

Prevensi Prevensi tersier


tersier - Pengembang
- Penggunaan an kesehtan
2211 sumber 8500 masyarakat
08 yang ada 8700 - Penegemban
dikomunita 8750 gan
s pemasaran
sosial
masyarakat

Noc Nic
No Diagnosa Tujuan Strategi Intervensi Pokja
Kode Hasil Kode Hasil
2 Ketidakefektif Tujuan jangka Prevensi primer Prevensi 1. Melakukan
an manajemen panjang : 1. Pengetahuan: primer pendidikan
Kesehatan di Setelah 1823 promosi 5510 1. Pendidikan kesehatan dengan
RW 02 dusun dilakukan kesehatan kesehatan Pendidikan cara
2Desa Tarai tindakan 2. Pengetahuan 5520 2. Memfasilitai kesehatan menyebarkan
Bangun keperawatan 1806 tentang pembelajaran brosur dan leaflet
diharapkan sumber- kelompok kepada warga
masalah sumber RW 02 dusun 2
manajemen kesehatan desa tarai bangun
kesehatan 2. Memasang
teratasi di RT spanduk yang
01, RT 02,RT berisikan
03 RW 02 informasi tentang
Dusun 2 desa covid19.
tarai bangun
3. Membuatposter
dan memasang di
daerah yang
Tujuan jangka sering di lewati
pendek: oleh masyarakat
setelah RW 02 dusun 2
dilakukan desa tai bangun
tindakan 4. Memasang poster
keperawatan yang berisikan
diharapkan: cara cuci tangan
1. meningkatka yang benar di
n setiap
pengetahuan fasilitas/tempat
masyarakat cuci tangan di
tentang lingkungan RW
ketidakefekti 02 dusun 2 desa
an tarai bangun
manajemen
1855 1. Pengetahuan: 5618 1. Pengajaran 1. Mengajarkan
kesehatan Proses
gaya hidup kelompok kader dan
2. terbentuknya kelompok
sehat masyarakat
kader
mengenai covid
posyandu di 19 tetapi tetap
wilayah RW memperhatikan
02 protocol
Dusun 02 Kesehatan
Desa Tarai Prevensi Prevensi Partnership 1. Bekerja sama
Bangun sekunder sekunder dengan pihak
1606 1. Partisipasi 4350 1. Manajen puskesmas dan
dalam perilaku desa untuk
pengambilan 4360 2. Modifikasi melakukan
keputusan perilaku pendidikan dan
perawatan 7320 3. Manajemen promosi
kesehatan kasus kesehatan tentang
1902 2. Kontrolresiko covid19 namun
tetap
memperhatikan
protokol covid19
Pemberdayaan 1. Memberdayakan
1934 1. Keamanan dan 6489 1. Manajemen kader dan
kesehatan kesehatan masyarakat
perawatan lingkungan dalam pembuatan
lingkungan masker kain
namun tetap
memperhatikan
protocolcovid19
2. Bersama
masyarakat
membuat tempat
cuci tangan dan
menyediakan
sabun di daerah
fasilitas umum
seperti masjid,
musholla atau
tempatumum
yang biasa di
lewati oleh
masyarakat RT
02 desa tai
bangun

1608 1. Kontrol gejala 1. Panduan Intervensi 1. Mengajarkan


kesehatan sistem keperawatan mencegah
2. Deteksi faktor kesehatan Profesional penyebaran
1908 resiko 2. Pengontrolan covid19 dengan
3. Kopetensi berkala tetap
2700 komunitas 3. Transportasi memperhatikan
4. Status antar fasilitas protocolcovid19
2701 kesehatan kesehatan 2. Menyediakan
komuntas 4. Skrining fasilitas untuk
5. Efektifitas kesehtan melakukan cek
2807 progam kesehatan dasar,
komunitas konseling
kesehatan,dan
perawatan dasar
di RW 02
dusun 2
desa tarai
bangun
Prevensi tersier Prevensi tersier
8221 1. Penggunaan 8500 1. Pengembang
sumber yang an kesehatan
ada masyarakat
dikomunitas 8700 2. Pengembang
an
pemasaran
sosial
masyarakat
PLANNING OF ACTION (POA) POKJAKES RW 02 DUSUN II DESA TARAI BANGUN KEC. TAMBANG
KAB. KAMPAR

No Masalah Tujuan Rencana Waktu Tempat Strategi Penangung Rencana


Keperawatan Keperawatan Jawab Tindak
Lanjut
1 Defisiensi Kesehatan Tujuan jangka A. PENKES Pokja bidang
Komunitas di RW 02 panjang : WilayahRW Pendidikan
1. Phbs Kesehatan
02Dusun 02 kesehatan
Dusun 02 Desa Tarai Setelah dilakukan 2. Penularan dan Desa Tarai lingkungan
Bangun Bangun
tindakan pencegahan (pemsangan
keperawatan covid19 spanduk, dll)
diharapkan 3. Melakukan 1. Aryandra
Jumah Joni
masalah pendidikan
Defisiensi Kesehatan 2. Reza Fahlevi
kesehatan
Komunitas di RW Pokja kesehatan
dengan cara
02 Dusun 02 Desa keluarga dan
menyebarkan
Tarai Bangun komunitas
brosur dan
Tujuan jangka 1. Asti Winda Wati
pendek: leaflet kepada
setelah dilakukan 2. Melia Hasri
warga RW 02
tindakan 3. Devi Ayu
Dusun 02 Desa Kenanga
keperawatan
Tarai Bangun
diharapkan:
4. Memasang
spanduk yang
1. meningkatkan berisikan
pengetahuan informasi Pokja lomba
masyarakat tentang pembuatan
Di
tentang covid19. masker
rencanak
ketidakefektian 5. Membuat an 1. Nurafni
manajemen poster dan Oktaviana
2. Fira
kesehatan memasang di 3. Restu
2. terbentuknya daerah yang Syafika
4. Julita
kader posyandu sering di lewati
kawaliang
di wilayah RW oleh
02 Dusun 02 masyarakat -
Desa Tarai RW
Bangun 02
6. Dusun 02 Desa
Tarai
BangunMemas
ang poster
yang berisikan
cara cuci tangan
yang benar di
setiap
fasilitas/tempat
cuci tangan di
lingkungan
RW 02

Dusun 02 Desa
Tarai Bangun
1. Mengajarkan kader Hari Wilayah RW Pemberdayaan
Sabtu 02 Dusun 02
dan masyarakat
Desa Tarai
mengenai covid 19 Bangun
tetapi tetap
memperhatikan
protocol kesehatan
1. Bekerja sama Direncan Wilayah RW Partnership
akan
dengan pihak 02 Dusun 02
puskesmas dan Desa Tarai
kelurahan untuk Bangun
melakukan
pendidikan dan
promosi kesehatan
tentang covid19
namun tetap
memperhatikan
protokol covid19

1. Memberdayakan Direncan Wilayah rw Proses


kader dan akan 02 Dusun 02 Kelompok
masyarakat dalam Desa Tarai
pembuatan masker Bangun
kain namun tetap
memperhatikan
protocolcovid19
2. Bersama
masyarakat
membuat tempat
cuci tangan dan
menyediakan
sabun didaerah
fasilitas umum
seperti masjid,
musholla atau
tempat umum yang
biasa di lewati oleh
masyarakat Dusun
02 Desa Tarai
Bangun

1. Mengajarkan Direncan Wilayah RW Intervensi


mencegah akan 02 Dusun 02 keperawatan
penyebaran Desa Tarai profesional
covid19 dengan Bangun
tetap
memperhatikan
protocolcovid19
2. Menyediakan
fasilitas untuk
melakukan cek
kesehatandasar,
Konseling
kesehatan, dan
perawatan dasar di
RW 02 dusun 2
desa tarai banging
LAPORAN HASIL LOKA KARYA MINI MASYARAKAT (LKMM 1)
DI RW 02 DUSUN II DESA TARAI BANGUN KEC.TAMBANG
KAB. KAMPAR PEKANBARU

Kegiatan : LKMM 1
Waktu : Jumat 18 Desember 2020
Tempat : Kantor Desa

A. Laporan Hasil Kegiatan


1. Kegiatan LKMM 1 dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan yaitu di lapangan RW 02 Dusun II Desa Tarai Bangun
Kec.Tambang Kab.Kampar
2. Waktu dimulainya LKMM 1 pada pukul 09.30 WIB, jam pelaksanaan
yang direncanakan tidak sejalan dengan waktu yang direncanakan, yang
mana rencana kegiatan dimulai pukul 10.00 WIB. Kegiatan berlangsung
dari pukul 10.00 s/d 11.00 WIB.
3. Selama pelaksanaan kegiatan, seluruh perwakilan RT & RW mengikuti
dari awal hingga akhir proses kegiatan LKMM 1
4. Evaluasi Persiapan
a. Lingkungan disusun senyaman mungkin, hanya saja penyampaian materi
kurang maksimal, sebab proyektor tidak terlihat secara baik oleh masyarakat.
Namun masyarakat diberikan copyan materi yang disampaikan.
b. Perwakilan masyarakat dari RT & RW masyarakat yang hadir ± 6 undangan
c. Moderator, leader, co leader, observer, fasilitator berperan, berposisi
sebagaimana fungsinya.
d. Alat bantu tersedia, yaitu : infocus, laptop, sound system, tenda, kursi,
spanduk.
5. Evaluasi Proses
a. Pembukaan oleh MC, yaitu Tiara indrian Deslani S.kep yang membuka acara
dengan baik.
b. Perwakilan RT & RW konsentrasi pada acara LKMM 1 yang telah diadakan
oleh mahasiswa praktek profesi ners keperawatan STIKes Payung Negeri
Pekanbaru.
c. Moderator mampu memimpin jalannya acara LKMM 1 dengan baik
d. Perwakilan RT & RW sangat antusias, bersemangat dengan mengikuti
LKMM I.
6. Evaluasi pelaksanaan tugas kelompok
a. MC
Melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai dengan tata tertib acara yang telah
disusun.
b. Moderator
Dikarenakan kurangnya planning pada LKMM I sehingga tidak ada moderator
pada kegiatan LKMM I ini.
c. Fasilitator
Berfungsi dengan baik dalam memotivasi masyarakat sehingga masyarakat
mampu mengikuti kegiatan LKMM I dengan baik.
d. Observer
Sudah mengobservasi kegiatan dengan baik sesuai tugas, observer sudah
mencatat hasil observasi selama kegiatan LKMM I dengan baik.
e. Dokumentasi
Mendokumentasikan kegiatan yang berlangsung dengan baik.
7. Evaluasi Hasil
8. Masyarakat sangat antusias mengikuti acara LKMM I yang dilaksanakan
di Kantor Desa RW 02 Dusun II Desa Tarai Bangun Kec.Tambang
Kab.Kampar.
a. Masyarakat dapat memberikan respon yang baik sesuai dengan masalah-
masalah yang diangkat oleh mahasiswa praktek profesi ners stikes payung
negeri pekanbaru.
b. Selama kegiatan berlangsung, secara keseluruhan masyarakat berjalan lancer.
c. Kegiatan LKMM I berlangsung 1 jam dimulai pukul 10.00 s/d 11.00.

DOKUMENTASI
LOKA KARYA MINI MASYARAKAT (LKMM) 1
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai analisis dari masing-masing tahapan proses
asuhan keperawatan komunitas yang telah dilakukan pada praktik keperawatan komunitas
di wilayah RW 02 Kelurahan Maharani Kecamatan Rumbai Pekanbaru. Dalam analisa ini
akan ditampilkan gambaran umum proses kegiatan, faktor pendukung, faktor
penghambat, dan rencana tindak lanjut. Praktik asuhan keperawatan komunitas
dilaksanakan dari tanggal 26 Oktober 2020 sampai 16 November 2020 berdasarkan Plan
of Action (POA) yang telah disusun bersama kelompok kerja kesehatan (POKJAKES)
dan bersama masyarakat di RW 02 Kelurahan Maharani Kecamatan Rumbai Pekanbaru.

A. Tahap Persiapan
Tujuan praktik keperawatan komunitas adalah untuk membantu pelayanan
kesehatan di komunitas dan memberdayakan masyarakat (Community Empowerment)
dalam mengindentifikasi dan menanggulangi masalah kesehatan yang ada di komunitas.
Sebagai tahap awal dari pelaksanaan praktik profesi dikomunitas, terdapat beberapa hal
yang telah di lakukan yaitu administrasi, persiapan lokasi praktik lapangan, izin
pemakaian lokasi praktik, izin dan koordinasi dari pihak kecamatan, puskesmas dan
pihak kelurahan, dan pembuatan kuesioner serta whindshield survey untuk pendataan.
Hal-hal yang mendukung pada tahap ini yaitu adanya kerja sama yang baik antar
anggota kelompok, pemberian informasi, arahan, dan bimbingan dari pembimbing
akademik, dana awal dari mahasiswa, kemudahan wilayah untuk dijangkau, transportasi
lancar serta aparat kecamatan, kelurahan, RW, RT yang mudah dihubungi. Pada tahap
ini mahasiswa menemukan wilayah yang cukup luas denga jumlah penduduk 164 KK,
dengan sifat masyarakat yang heterogen, sebagian penduduk memiliki pendidikan cukup
dengan tingkat perekonomian warga menengah ke atas.
Pada tahap ini mahasiswa mendapat dukungan antara lain dari lintas sektoral
seperti adanya dukungan dari pihak kecamatan, kepolisian, kelurahan serta RW dan
RT setempat. Mahasiswa juga mendapat dukungan dari lintas progran antara lain
adanya dukungan dari pihak Puskesmas Umban Sari. Faktor penghambat di lapangan
yaitu belum tersosialisasinya program kegiatan praktik profesi keperawatan
komunitas mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Payung Negeri Pekanbaru di
mayarakat sehingga berpengaruh terhadap kelancaran tahap persiapan serta adanya
virus covid19 yang menghambat kegiatan mahasiswa sehingga harus selalu menjaga
jarak sesuai protokol covid19 dengan keluarga dan komunitas. Berdasarkan uraian di
atas diperlukan rencana tindak lanjut bagi seluruh pihak yang mendukung untuk
membantu tersosialisasinya keberadaan mahasiswa praktik profesi keperawatan
komunitas di lingkungan yang bersangkutan.

B. Tahap Pengkajian
Pada tahap pengkajian telah dilakukan dengan berbagai metode pengumpulan
data yang dimulai dengan whindshield survey, penyusunan kuesioner/angket,
penyebaran kuesioner, observasi dan wawancara. Hal ini sesuai dengan teori Neuman
yang dimodifikasi oleh Mc. Farley dan Anderson (2000) yaitu model community as
partner, yang melihat masyarakat dalam suatu wilayah sebagai core atau inti dan
pengkajian harus kita lakukan pada masyarakat tersebut secara sistimatis dan ilmiah.
Mc. Farley dan Anderson (2000) juga berpendapat bahwa 8 sub sistem yang
berpengaruh di komunitas yaitu lingkungan fisik, pelayanan sosial dan kesehatan,
ekonomi, transportasi dan keamanan, politik dan pemerintah, komunitas, pendidikan
serta rekreasi.
Pada tahap pengkajian ini telah dilakukan kegiatan antara lain penyebaran
kuesioner sebanyak 105 angket dan jumlah angket yang berhasil dikumpulkan adalah
sebanyak 90 angket, sekaligus observasi dan wawancara dengan masyarakat di
wilayah RT 01, RT 02, RT 03, di RW 02 Kelurahan Maharani Kecamatan Rumbai
Pekanbaru, pada tanggal 7 November 2020 sampai 11 November 2020. Data yang
diperoleh, kemudian ditabulasi dan dianalisa serta dirumuskan masalah yang
diperoleh disepakati bersama dengan masyarakat pada saat LKMM (Loka Karya
Musyawarah Masyarakat) I pada tanggal 03 November 2020.
Proses pengkajian yang dilakukan pada masyarakat telah memberikan
informasi sehingga diketahui masalah atau ancaman kesehatan yang ada
dimasyarakat. Hal ini sesuai pendapat Stanhope & Landscaster (2004) dimana pada
saat melakukan pengkajian komunitas perlu adanya persiapan serta pengkajian
komunitas sehingga didapatkan suatu masalah.
Faktor pendukung pada tahap ini adalah masyarakat berpartisipasi aktif dalam
memberikan informasi saat dilakukan wawancara dan adanya dukungan dari pemuka
masyarakat baik ketua kelompok, ketua RT, ketua RW dan tokoh masyarakat serta
tokoh agama di RW 02 Kelurahan Maharani Kecamatan Rumbai Pekanbaru. Selain
itu, pada proses pengkajian mahasiswa mendapat dukungan melalui kerjasama yang
baik pada lintas program (Puskesmas) dan lintas sektoral (Kelurahan).
Faktor penghambatnya adalah sebagian besar masyarakat heterogen, mayoritas
masyarakat bekerja sebagai swasta dan wiraswasta dan banyak yang bekerja sebagai
petani di pagi hingga siang hari seperti mencabut lengkuas/jahe, mencuci papaya, dan
lain-lain, sehingga sulit ditemui padapagi hingga siang hari serta juga beberapa
masyarakat yang beranggapan bahwa pelaksanaan sepenuhnya tanggung jawab
mahasiswa. Berdasarkan kendalakendala yang ditemukan diperlukan rencana tindak
lanjut yaitu dukungan penuh dari pihak RT dan RW setempat berupa sosialisasi dan
motivasi bagi seluruh masyarakat untuk berperan aktif dalam kegiatan yang dilakukan
mahasiswa. Adanya virus covid19 sehingga mahasiswa kesulitan dalam berinteraksi
dengan keluarga dan komunitas.
Berdasarkan hasil windshield survey dan tabulasi data didapatkan 3 masalah
kesehatan di RT 01, RT 02, RT 03/RW 02 yaitu :
1. Ketidakefektifan manajemen Kesehatan di RW 02 Kelurahan Maharani
Kecamatan Rumbai
2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan di RW 02 di RW Kelurahan
Maharani Kecamatan Rumbai
3. Perilaku kesehatan cenderung beresiko di rw 02 kelurahan maharani kecamatan
rumbai.

C. Tahap Diagnosa Keperawatan


Menurut NANDA dalam Potter dan Perry (2005), diagnosa keperawatan adalah
penilaian klinis terhadap respon individu, keluarga dan masyarakat terhadap masalah
kesehatan dan proses kehidupan aktual atau potensial. Diagnosa keperawatan
komunitas merupakan tahap perumusan masalah kesehatan yang ditemukan, yang
terdiri dari tiga jenis diagnosa yang bersifat resiko, aktual dan potensial. Diagnosa
aktual adalah diagnosa keperawatan yang masalahnya benar-banar terjadi. Diagnosa
resiko adalah diagnosa keperawatan yang masalahnya belum terjadi tetapi telah
ditemukan data-data yang mendukung untuk timbulnya masalah. Sedangkan diagnosa
potensial adalah diagnosa keperawatan yang mengacu kepada peningkatan derajat
kesehatan.
Dalam merumuskan 3 (Tiga) diagnosa keperawatan prioritas utama,
mahasiswa tidak menemukan hambatan yang berarti, hal ini disebabkan karena
adanya kerjasama mahasiswa dengan masyarakat. Faktor pendukung dalam
merumuskan diagnosa keperawatan komunitas yaitu adanya dukungan dari para tokoh
masyarakat dan tokoh agama, dan masyarakat RT 01, RT 02, RT 03/RW 02 ya ng
merasakan adanya masalah kesehatan tersebut. Rencana tindak lanjut dari diagnosa
keperawatan yang telah dirumuskan bersama dengan masyarakat yaitu penyusunan
rencana keperawatan komunitas yang secara umum dilakukan di LKMM I dan
selanjutnya disusun kembali dalam kelompok kecil bersama POKJAKES yang
bersangkutan.

Diagnosa utama keperawatan komunitas sesuai skenario kasus adalah


”Ketidakefektifan manajemen kesehatan di RW 02 Kelurahan Maharani
Kecamatan Rumbai” yang akan dilakukan intervensi pada waktu yang khusus oleh
mahasiswa pada praktik profesi. Pelaksanaan intervensi tersebut dilaksanakan pada
tanggal 02 November 2020 sampai 16 November 2020.

D. Tahap Intervensi
Setelah dirumuskan diagnosa keperawatan komunitas bersama masyarakat di
wilayah RT 01, RT 02, RT 03 RW 02 Kelurahan Maharani Kecamatan
Rumbai, maka langkah selanjutnya merumuskan Plan Of Action (POA) untuk
mengatasi masalah kesehatan bersama masyarakat dan anggota POKJAKES. POA
tersebut dipaparkan melalui loka karya mini masyarakat I (LKMM I) dan disepakati
oleh masyarakat.
Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Stanhope (2014) maka terlebih
dahulu dibentuklah organisasi POKJAKES. Untuk pengembangan rencana yang
strategis perlu adanya penjelasan tentang bentuk-bentuk yang akan dilakukan, adanya
peralatan untuk mendukung kegiatan dan peran serta masyarakat. Menurut Mc.Farley
& Anderson (2002), strategi intervensi terdiri dari promosi kesehatan, pelayanan
kesehatan dan kegiatan kelompok dan pemberdayaan masyarakat. Pelaksanaan
rencana kegiatan difokuskan pada kegiatan promosi kesehatan, pencegahan penyakit
tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif. Penyusunan rencana ini sesuai dengan
model keperawatan komunitas menurut Betty Neumen yaitu pendekatan intervensi
primer, sekunder, dan rehabilitatif.
Faktor pendukung dalam pelaksanaan intervensi keperawatan adalah masyarakat
menyadari bahwa masalah kesehatan yang ditemukan serta dirumuskan oleh
mahasiswa adalah hal yang nyata dan dirasakan oleh masyarakat. Selain itu, faktor
pendukung lainnya yaitu adanya kerjasama yang baik dengan lintas program
(Puskesmas) dan lintas sektoral (Kecamatan dan
Kelurahan) yang selalu mendukung pelaksanaan kegiatan di masyarakat RT 01, RT
02, RT 03 RW 02 Kelurahan Maharani Kecamatan Rumbai Pekanbaru. Sedangkan
faktor penghambat yang ditemukan mahasiswa dalam pelaksanaan kegiatan yaitu
sulitnya mengumpulkan masyarakat dalam waktu yang bersamaan karena pekerjaan
dan kesibukan yang berbeda dari masing-masing keluarga. Rencana tindak lanjut
pada tahap intervensi ini yaitu akan dilakukan implementasi sesuai dengan rencana
keperawatan komunitas yang telah disepakati bersama masyarakat dengan melakukan
kerjasama lintas program dan lintas sektoral sesui dengan Plan Of Action (POA).
E. Tahap Implementasi
Setelah disusun perencanaan yang telah disepakati dengan masyarakat, maka
dilakukan implementasi dari rencana tersebut. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan
selama 3 minggu dengan dukungan penuh dari tokoh masyarakat dan tokoh agama
serta partisipasi aktif masyarakat. Menurut teori Mc.Farley & Anderson (2002),
dijelaskan bahwa dalam melakukan suatu tindakan perlu adanya perumusan strategi
untuk kegiatan agar tindakan yang dilakukan mencapai suatu tujuan yang telah
ditetapkan. Strategi yang digunakan oleh mahasiswa sesuai dengan teori yaitu
promosi kesehatan, layanan kesehatan, pemberdayaan masyarakat, dan kelompok
kerja.
Berikut ini akan diuraikan dan analisa kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan dalam
upaya menyelesaikan masalah yang ditemukan di masyarakat:
1. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan di RW 02 Kelurahan Maharani
Kecamatan Rumbai Implementasi :
a. Pendidikan kesehatan tentang cara cuci tangan yang baik dan benar
serta pentingnya penggunaan masker kepada anak SD 013 di RW 02
Keluarahan Maharani Kecamatan rumbai (Program UKS) Kegiatan
pendidikan kesehatan dengan mengajarkan anak anak cara mencuci tangan
yang baik dan benar serta membagikan masker kepada anak anak di SD 013.
Kegiatan ini dilaksanakan pada Selasa, 10 November 2020 di lingkungan
RW 02 Kelurahan Maharani, Kecamatan Rumbai. Tujuan pelaksanaan
kegiatan ini diharapkan kepada anak-anak dan guru agar dapat memahami
tentang cara mencuci tangan yang baik dan benar serta pentingnya
penggunaan masker untuk pencegahan penularan virus covid19 sehingga
meningkatkan pengetahuan anak-anak dan guru yang diberikan pendidikan
kesehatan. Rencana Tindak Lanjut :
Ketua dan anggota kelompok kerja kesehatan (POKJAKES), kesehatan
lingkungan dapat memotivasi masyarakat agar mampu dan mau mencegah
penularan virus covid19 dengan baik dan benar.

b. Pendidikan kesehatan tentang penggunaan APD pada pekerja perabot di


RW 02 Kelurahan Rumbai (Program UKK)
Kegiatan pendidikan kesehatan dengan memberikan leaflet yang berisikan
informasi tentang bahaya bekerja dibidang tersebut sehingga membutuhakn
APD yang lengkap untuk menghindari dampak negative dari pekerjaan
tersebut. Kegiatan ini dilaksanakan pada Selasa, 10 November 2020 di
lingkungan RW 02 Kelurahan Maharani, Kecamatan Rumbai. Tujuan
pelaksanaan kegiatan ini diharapkan kepada pekerja dapat selalu
menggunakan APD lengkap saat bekerja dan meningkatkan pengetahuan
pekerja.
Rencana Tindak Lanjut :
Ketua dan anggota kelompok kerja kesehatan (POKJAKES), kesehatan
lingkungan dapat memotivasi masyarakat agar mampu dan mau mencegah
penularan virus covid19 dengan baik dan benar.

c. Menganalisa Program Puskesmas yaitu Program Pemberantasan


Penyakit Menular (P2M) di Puskesmas Umban Sari Kecamatan
Rumbai (APP)
Dengan adanya virus covid19 yang merupakan penyakit menular nomor 1
saat ini didunia tentunya memberikan kekhawatiran yang sangat kepada
masyarakat. Sehingga penting untuk memberikan informasi terkait penularan
virus covid19 kepada masyarakat. Sehingga telah dilakukan tindakan
keperawatan yaitu peningkatan pengetahuan dan diskusi oleh kader
kesehatan di kelurahan maharani di puskesmas umban sari dengan pemegang
program pemberantasan penyakit menular (P2M), serta menganjurkan kader
melakukan pengawasan masalah kesehatan di wilayah RW 02 Kelurahan
Maharani Kecamatan Rumbai, Pekanbaru.
Rencana Tindak Lanjut :
Ketua dan anggota kelompok kerja kesehatan (POKJAKES), kesehatan
lingkungan dapat memotivasi masyarakat agar mampu dan mau mencegah
penularan virus covid19 dengan baik dan benar.

d. Pendidikan Kesehatan dengan menyebarkan brosur dan pembagian masker


Kepada Warga RW 02 Kelurahan Maharani tentang Covid19 Kegiatan
pendidikan kesehatan dengan menyebarkan brosur dan pembagian masker
dilaksanakan pada hari senin, 09 November 2020 di lingkungan RW 02
Kelurahan Maharani, Kecamatan Rumbai. Tujuan pelaksanaan kegiatan ini
diharapkan kepada masyarakat dan seluruh kader dapat memahami tentang
virus covid19 sehingga pengetahuan masyarakat meningkat dan dapat
memutus rantai penyebaran virus covid19. Dengan tujuan agar bersama sama
dapat menganalisa pelaksanaan program puskesmas yaitu program P2M.
Rencana Tindak Lanjut :
Ketua dan anggota kelompok kerja kesehatan (POKJAKES), kesehatan
lingkungan dapat memotivasi masyarakat agar mampu dan mau mencegah
penularan virus covid19 dengan baik dan benar.

e. Memasang spanduk tentang pencegahan covid19


Pemasangan spanduk dilakukan pada hari senin, 09 November 2020 dan
terpasang di area yang selalu dilewati oleh masyarakat yaitu di
persimpangan jalan maharani dan tidak jauh dari daerah pasar kager
sehingga mudah dilihat oleh semua masyarakat di lingkungan RW 02
Kelurahan Maharani Kecamatan Rumbai. Tujuan dari pemasangan spanduk
ini adalah agar masyarakat yang belum mendapat informasi terkait
pencegahan penuluran virus covid19 dapat mengetahui dan masyarakat yang
sudah mengetahui terkait hal tersebut dapat mengingat kembali sehingga
seluruh masyarakat dapat sama sama mencegah terjadinya penularan virus
covid19 di RW 02 Keluraha Maharani Kecamatan Rumbai, Pekanbaru.
Rencana Tindak Lanjut :
lingkungan dapat memotivasi masyarakat agar mampu dan mau mencegah
penularan virus covid19 dengan baik dan benar
Ketua dan anggota kelompok kerja kesehatan (POKJAKES), kesehatan
f. Bekerjasama dengan pihak puskesmas rumbai dan kelurahan Maharani dalam
pembagian masker gratis terhadap masyarakat Kelurahan Maharani
Kegiatan ini dilakukan oleh mahasiswa STIKes payung negeri pekanbaru
dan pihak puskesmas rumbai yang juga bekerjasama dengan pihak kelurahan
maharani kecamatan rumbai. Kegiatan ini dilaksanakan pada Rabu, 11
November 2020. Tujuan dari pembagian masker adalah untuk memutus
rantai pencegahan covid19 dan agar masyarakat lebih sadar lagi tentang
bahaya covid19 saat ini.
Rencana Tindak Lanjut :
Ketua dan anggota kelompok kerja kesehatan (POKJAKES), kesehatan
lingkungan dapat memotivasi masyarakat agar mampu dan mau mencegah
penularan virus covid19 dengan baik dan benar.

g. Menyediakan fasilitas mencuci tangan untuk masyarakat RW 02


Kelurahan Maharani
Kegiatan ini dilakukan oleh mahasiswa dalam rangka berkontribusi langsung
dalam pencegahan penularan virus covid19 dengan cara menyediakan
fasilitas cuci tangan dilengkapi dengan sabun cuci tangan. Kegiatan ini
dilaksanakan pada Kamis, 12 November 2020 di lingkungan RW 02
kelurahan maharani yang selalu di lewati oleh warga. Hal ini tentunya sudah
didukung oleh pihak perangkat desa terkait seperti RT dan RW. Hal ini
bertujuan agar masyarakat lebih memperhatikan protocol covid19 dan selalu
mencuci tangan dengan baik dan benar.
Rencana Tindak Lanjut :
lingkungan dapat memotivasi masyarakat agar mampu dan mau mencegah
penularan virus covid19 dengan baik dan benar.

h. Pembentukan Kader Posyandu Dan Pokjakes


Kegiatan pembentukan kader posyandu dan pokjakes dilaksanakan pada hari
Kamis, 13 November 2020 di aula Puskesmas umban sari yang dihadiri 15
orang ibu-ibu sebagai kader posyandu dan Pokjakes dan bekerja sama dengan
pihak puskesmas yang dihadiri oleh pemegang program gizi, promosi
kesehatan dan KIA/KB serta BKKBN. Tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah
diharapkan kepada masyarakat memiliki kemampuan sebagai kader kesehatan
Ketua dan anggota kelompok kerja kesehatan (POKJAKES), kesehatan
posyandu sehingga mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
optimal. Pada kegiatan ini tetap memperhatikan protocol covid19.

Rencana Tindak Lanjut


Kader posyandu lansia dan balita dapat meningkatkan kualitasnya sebagai
kader posyandu dan melaksanakan tugasnya sebagai kader dengan baik serta
dapat memotivasi masyarakat agar dpat meningkatkan derajat kesehatan
Ketua dan anggota kelompok kerja kesehatan (POKJAKES), kesehatan

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan khusus penulisan hasil dari laporan kegiatan Loka Karya Mini
Masyarakat (LKMM) di RT 01, RT 02 dan RT 03 RW 02 Kelurahan Maharani
Kecamatan Rumbai, maka dapat di simpulkan sebagai berikut :

1. Data Umum
a. Didapatkan data kepala keluarga di RW 02 berjumlah 164 KK dan jumlah jiwa
berjumlah 540 jiwa.
b. Distribusi frekuensi berdasarkan usia di RW 02 mayoritas berumur dewasa yaitu
sebanyak 47%.
c. Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin di RW 02 mayoritas lakilaki
sebanyak 51%.
d. Distibusi frekuensi berdasarkan pendidikan di RW 02 mayoritas berpendidikan
SMA sebanyak 36%.
e. Distribusi frekuensi berdasarkan pekerjaan di RW 02 mayoritas petani sebanyak
36,00%.
f. Distribusi frekuensi berdasarkan agama di RW 02 mayoritas beragama islam
sebanyak 93%.
g. Distribusi frekuensi berdasarkan suku atau bangsa di RW 02 mayoritas minang
sebanyak 72%.

2. Dari hasil pengumpulan data di dapatkan 3 diagnosa:


a. Ketidakefektifan manajemen Kesehatan di RW 02 Kelurahan Maharani
Kecamatan Rumbai
b. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan di RW 02 di RW Kelurahan
Maharani Kecamatan Rumbai
c. Perilaku kesehatan cenderung beresiko di rw 02 kelurahan maharani kecamatan
rumbai.

3. Implementasi yang sudah terlaksana:


Ketua dan anggota kelompok kerja kesehatan (POKJAKES), kesehatan

a. Pendidikan kesehatan tentang cara cuci tangan yang baik dan benar serta
pentingnya penggunaan masker kepada anak SD 013 di RW 02
Keluarahan Maharani Kecamatan rumbai (Program UKS)
b. Pendidikan kesehatan tentang penggunaan APD pada pekerja perabot di
RW 02 Kelurahan Rumbai (Program UKK)
c. Menganalisa Program Puskesmas yaitu Program Pemberantasan Penyakit
Menular (P2M) di Puskesmas Umban Sari Kecamatan Rumbai (APP)
d. Pendidikan Kesehatan dengan menyebarkan brosur dan pembagian masker Kepada
Warga RW 02 Kelurahan Maharani tentang Covid19
e. Memasang spanduk tentang pencegahan covid19
f. Bekerjasama dengan pihak puskesmas rumbai dan kelurahan Maharani dalam
pembagian masker gratis terhadap masyarakat Kelurahan
Maharani
g. Menyediakan fasilitas mencuci tangan untuk masyarakat RW 02
Kelurahan Maharani
h. Pembentukan Kader Posyandu Dan Pokjakes

B. Saran 1. Bagi dinas kesehatan


Dari laporan hasil kegiatan ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan untuk
dinas kesehatan dalam memberikan kebijakan untuk menigkatkan taraf kesehatan di
wilayah RW 02 Kelurahan Maharani Kecamatan Rumbai.

2. Bagi Pihak Puskesmas


Laporan hasil kegiatan ini dapat dijadikan sebagai bahan data dalam menentukan
rencana tindak lanjut dari pihak puskesmas untuk wilayah RW 02 Kelurahan Maharani
Kecamatan Rumbai.

3. Bagi Institusi Pendidikan


Laporan hasil kegiatan ini diharapkan dapat dijadikan referensi dan sebagai bahan
informasi bagi mahasiswa keperawatan khususnya pada mata ajar keperawatan
komunitas dan untuk mahasiswa profesi.

4. Bagi Masyarakat
Laporan hasil kegiatan ini dapat dijadikan pedoman dalam melanjutkan kegiatan
yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada di RW 02
Ketua dan anggota kelompok kerja kesehatan (POKJAKES), kesehatan

Kelurahan Maharani Kecamatan Rumbai.

Anda mungkin juga menyukai